You are on page 1of 4

gangguan psikologi post partum

.1 LATAR BELAKANG
Patologi kebidanan adalah salah satu masalah dalam pelayanan kesehatan dan harus dikenali
gejalanya sejak dini. Pada bab ini kita sebagai bidan harus bisa mengidentifikasi gangguan
psikologi post partum diantaranya depresi post parum, post partum blues, dan post partum
psikosa. Postpartum atau masa nifas adalah masa 2 jam setelah lahirnya placenta sampai enam
minggu berikutnya. Waktu yang tepat dalam rangka pengaeasan Postpartum adalah 2-6 jam,
2jam-6hari, 2jam-6minggu (atau boleh juga disebut 6 jam, 6 hari dan 6 minggu ). Kehamilan
merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis, perubahan psikologis dan adaptasi dari
seorang wanita yang pernah mengalaminya
1.2 RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah yang kami angkat yaitu Bagaimana Penanganan Gangguan Psikologi Post
Partum.
1.3 TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mengetahui bagaimana cara penanganan pada gangguan psikologi post partum.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui apa itu gangguan psikologi post partum.
b. Mengetahui apa saja gangguan psikologi post partum
c. Mengetahui penyebab gangguan psikologi post partum.
d. Mengetahui gejala pada gangguan psikologi post partum.
e. Mengetahui gambaran klinis gangguan psikologi post partum.
f. Mengetahui pencegahan gangguan psikologi post partum.
g. Mengetahui bagaimana penanganan gangguan psikologi post partum.
1.4 MANFAAT
1. Bagi Mahasiswa
Makalah ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan mahasiswa, sehingga
dapat mengaplikasikannya dalam memberikan asuhan kebidanan.
2. Bagi Petugas Kesehatan
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi petugas kesehatan khususnya bidan
dalam memberikan asuhan kebidanan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.DEPRESI PASCA KELAHIRAN (POST PARTUM BLUES)
2.1.1. Pengertian Post Partum Blues
Post Partum Blues (PBB) sering juga disebut sebagai maternity blues atau baby blues dimengerti
sebagai suatu sindroma gangguan efek ringan yang sering tampak dalam minggu pertama
setelahh persalinan.
2.1.2. Penyebab Post Partum Blues
Dikategorikan sebagai sindroma gangguan mental yang ringan, tetapi bila tidak ditatalaksanai
dengan baik dapat menimbulkan perasaan tidak nyaman bagi wanita yang mengalaminya, dan
bahkan gangguan ini dapat berkembang menjadi keadaan yang lebih berat yaitu depresi dan
psikosis salin yang mempunyai dampak lebih buruk terutama dalam hubungan perkawinan

dengan suami dan perkembangan anknya.


2.1.3. Gejala Post Partum Blues
Gejala-gejala yang terjadi: reaksi depresi/sedih/disforia, menagis, mudah tersinggun atau
iritabilitas, cemas, labil perasaan, cendrung menyalahkan diri sendiri,gangguan tidur dan
gangguan nafsu makan.
2.1.4. Gambaran Klinik, Pencegahan dan Penatalaksanaan
Banyak factor yang dianggap mendukung pada sindroma ini:
1. Faktor hormonal yang terlalu rendah
2. Faktor demografik yaitu umur dan parietas
3. Pengalaman dalam proses kehamilan dan persalinan
4. Latar belakan psikososial yang bersangkutan
Cara mengatasinya adalah dengan mempersiapkan persalinan dengan lebih baik, maksudnya
disini tidak hanya menekankan pada materi tapi yang lebih penting dari segi psikologi dan
mental ibu.
Pencegahannya dapat dilakukan dengan:
1. beristirahat ketika bayi tidur
2. erolah raga ringan, ikhlas dan tulus dengan peran baru sebagai ibu
3. tidak perfeksionis dalam hal mengurusi bayi
4. bicarakan rasa cemas dan komunikasikan
5. bersikap fleksibel dan bergabung dengan kelompok ibu-ibu baru
6. kempatan merawat bayi hanya dating satu kali
2.2.DEPRESI POST PARTUM
2.2.1. Pengertian Depresi Post Partum
Depresi post partum adalah depresi berat yang terjadi 7 hari setelah melahirkan dan berlangsung
selama 30 hari, dapat terjadi kapanpun bahkan sampai 1 tahun kedepan.
Pitt tahun 1988 dalam Pitt(regina dkk,2001) depresi post parum adalah depresi yang bervariasi
dari hari ke hari dengan menunjukkan kelelahan, mudah marah, gangguan nafsu makan dan
kehilangan libido(kehilangan selera untuk berhubungan intim dengan suami).
Llewelly-jones (1994) menyatakan wanita yang didiagnosa mengalami depresi 3 bulan pertama
setelah melahirkan. Wanita tersebut secara social dan emosional meras terasingkan atau mudah
tegang dalam setiap kejadian hidupnya.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa depresi post partum adalah gangguan
emosional pasca persalinan yang bervariasi, terjadi pada 10 hari pertama masa setelah
melahirkan dan berlangsung terus-menerus sampai 6 bulan atau bahkan sampai satu tahun.
2.2.2. Penyebab Depresi Post Partum
Disebabkan karena gangguan hormonal. Hormon yang terkait dengan terjadinya depresi post
partum adalah prolaktin, steroid dan progesterone.
Pitt(regina dkk,2001) mengemukakan 4 faktor penyebab depresi post partum:
1. factor konstitusional
2. factor fisik yang etrjadi karena ketidakseimbangan hormonal
3. factor psikologi
4. factor social dan karateristik ibu
2.2.3. Gejala Depresi Post Partum
Gejala yang menonjol dalam depresi post partum adalah trias depresi yaitu:
1. berkurangnya energi

2. penurunan efek
3. hilang minat (anhedonia)
Ling dan Duff(2001) mengatakan bahwa gejala depresi post partum yang dialami 60% wanita
mempunyai karateristik dan spesifik antara lain:
1. trauma terhadap intervensi medis yang terjadi
2. kelelahan dan perubahan mood
3. gangguan nafsu makan dan gangguan tidur
4. tidak mau berhubungan dengan orang lain
5. tidak mencintai bayinya dan ingin menyakiti bayinya atau dirinya sendiri.
2.2.4. Gambaran Klinik, Pencegahan dan Penatalaksanaan
Monks dkk (1988) mengatakan depresi post partum merupakan problem psikis sesudah
melahirkan seperti labilitas efek, kecemasan dan depresi pada ibu yang dapat berlangsung
berbulan-bulan.
Faktor resiko:
1. keadaan hormonal
2. dukungan sosial
3. emotional relationship
4. komunikasi dan kedekatan
5. struktur keluarga
6. antropologi
7. perkawinan
8. demografi
9. stressor psikososial dan lingkungan
Hormon yang terkait dengan terjadinya depresi post partum adalah prolaktin, steroid,
progesteron dan estrogen.
Untuk mencegah terjadinya depresi post partum sebagai anggota keluarga harus memberikan
dukungan emosional kepada ibu dan jangan mengabaikan ibu bila terlihat sedang sedih, dan
sarankan pada ibu untuk:
1. beristirahat dengan baik
2. berolahraga yang ringan
3. berbagi cerita dengan orang lain
4. bersikap fleksible
5. bergabung dengan orang-oarang baru
6. sarankan untuk berkonsultasi dengan tenaga medis
2.3.POST PARTUM PSIKOSA
2.3.1. Pengertian Post Partum Psikosa
Adalah depresi yang terjadi pada minggu pertama dalam 6 minggu setelah melahirkan.
2.3.2. Penyebab Post Partum Psikosa
Disebabkan karena wanita menderita bipolar disorder atau masalah psikiatrik lainnya yang
disebut schizoaffektif disorder. Wanita tersebut mempunyai resiko tinggi untuk terkena post
partum psikosa.
2.3.3. Gejala Post Partum Psikosa
Gejala yang sering terjadi adalah:
1. delusi
2. halusinasi

3. gangguan saat tidur


4. obsesi mengenai bayi
2.3.4. 4.3.4 Gambaran Klinik, Pencegahan dan Penatalaksanaan
Pada wanita yang menderita penyakit ini dapat terkena perubahan mood secara drastis, dari
depresi ke kegusaran dan berganti menjadi euforia dalam waktu singkat. Penderita kehilangan
semangat dan kenyamanan dalam beraktifitas,sering menjauhkan diri dari teman atau keluarga,
sering mengeluh sakit kepala dan nyeri dada, jantung berdebar-berdebar serta nafas terasa cepat.
Untuk mengurangi jumlah penderita ini sebagai anggota keluarga hendaknya harus lebih
memperhatikan kondisi dan keadaan ibu serta memberikan dukungan psikis agar tidak merasa
kehilangan perhatian.
Saran kepada penderita untuk:
1. beristirahat cukup
2. mengkonsumsi makanan dengan gizi yang seimbang
3. bergabung dengan orang-orang yang baru
4. bersikap fleksible
5. berbagi cerita dengan orang terdekat

You might also like