You are on page 1of 20

ANALISA JURNAL

PENGARUH LATIHAN GERAK KAKI (STRETCHING) TERHADAP


PENURUNAN NYERI SENDI EKSTREMITAS BAWAH PADA LANSIA DI
POSYANDU LANSIA SEJAHTERA GBI SETIA BAKTI KEDIRI

Disusun Oleh:

Arisyanudin Prastyo 3215002


Dita Trinuryati

3215006

Masriana Yuliani

3215012

Suci Ramadhani

3215016

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JENDERAL ACHMAD YANI
YOGYAKARTA
2015

LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH LATIHAN GERAK KAKI (STRETCHING) TERHADAP
PENURUNAN NYERI SENDI EKSTREMITAS BAWAH PADA LANSIA DI
POSYANDU LANSIA SEJAHTERA GBI SETIA BAKTI KEDIRI

Telah disetujui pada


Hari

Tanggal

Mahasiswa

(................................)

Pembimbing Akademik

()

Pembimbing Klinik

(.)

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan meningkatnya taraf kesehatan dan kesejahteraan, maka
jumlah manusia yang mencapai usia lanjut semakin bertambah. Demikian juga
yang terjadi di Indonesia, angka harapan hidup untuk penduduk laki-laki 67
tahun dan wanita 71 tahun. Pada tahun 2005 lansia di Indonesia berjumlah 17,7
juta jiwa atau 7,97%. Diperkirakan pada tahun 2010 akan meningkat menjadi
19,9 juta jiwa atau 8,48% dari total penduduk Indonesia. Sekitar 80% lansia
mengalami kondisi kronis yang dihubungkan dengan nyeri (Stanley, 2007), dan
hampir 8% orang-orang berusia 50 tahun ke atas mempunyai keluhan pada
sendinya. Nyeri sendi yang paling banyak adalah pada sendi sendi penahan
berat tubuh (panggul, lutut dan kaki) (Nugroho, 2000).
Menurut World Health Organisation (WHO) Lanjut usia adalah
seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun keatas (Nugroho, 2008 ). Lansia
(Lanjut Usia) adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik, yang di
mulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Sebagai mana
diketahui, ketika manusia mencapai usia dewasa, ia mempunyai kemampuan
reproduksi dan melahirkan anak. Ketika kondisi hidup berubah, seseorang akan
kehilangan tugas dan fungsi ini, dan memasuki selanjutnya, yaitu usia lanjut,
kemudian mati. Bagi manusia yang normal, siapa orangnya, tentu telah siap
menerima keadaan baru dalam setiap fase hidupnya dan mencoba
menyesuaikan diri dengan kondisi lingkunganya (Darmojo, 2004).
World Health Organization (WHO) menggolongkan lanjut usia
berdasarkan usia kronologis atau biologis menjadi empat kelompok yaitu usia
pertengahan (middle age) antara usia 45 59

tahun, lanjut usia (ederly)

berusia antara 60 dan 74 tahun, lanjut usia tua (old) usia antara 75 90 tahun,
dan usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun. Sedangkan menurut UU Nomor
4 tahun 1965 pasal 1 dapat dinyatakan sebagai lanjut usia setelah yang
bersangkutan mencapai umur 55 tahun, tidak mempunyai atau tidak berdaya

mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima


nafkah dari orang lain (Azizah, 2011).
Berbagai gangguan fisik atau penyakit muncul pada lansia. Gangguan
pada persendian merupakan penyakit yang sering dijumpai pada lansia, dan
termasuk empat penyakit yang sangat erat hubungannya dengan proses menua
dan respon yang sering terjadi adalah nyeri.
Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak
menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial
(Smeltzer & Bare, 2002). International Association for Study of Pain (IASP)
menyatakan nyeri adalah merupakan pengalaman sensoris subyektif dan
emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan
jaringan yang nyata, berpotensi rusak, atau menggambarkan kondisi terjadinya
kerusakan.
Nyeri sangat bersifat subjektif dan sangat bersifat individual.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa nyeri
merupakan kondisi yang tidak menyenangkan yang dialami oleh seseorang
sebagai akibat dari kerusakan jaringan aktual maupun potensial, yang bersifat
subjektif dan individual. Rasa nyeri merupakan mekanisme perlindungan. Rasa
nyeri timbul bila ada kerusakan jaringan, dan hal ini akan menyebabkan
individu bereaksi dengan cara memindahkan stimulus nyeri (Potter dan Perry,
2006).
Stretching adalah peregangan otot yang diperlukan dan digunakan baik
untuk orang sehat maupun sakit untuk menambah flexibilitas otot-otot dan
persendian menjadi fleksibel dan elastis, sehingga lebih mudah untuk
melakukan pergerakan, selain itu stretching juga berfugsi untuk menghindari
cidera pada saat beraktifitas (Anderson,2008).
Grojogan sewu merupakan wisma laki-laki tetapi ada 2 pasangan suami
istri yang tinggal di wisma tersebut. Grojogan sewu merupakan wisma yang
berada di PSTW unit Abiyoso.

Berdasarkan wawancara dengan klien

didapatkan 9 dari 12 lansia mengeluh nyeri, dan berdasarkan observasi 9 dari


12 lansia di wisma tersebut memiliki skor Katz Index

berkategori tinggi

(mandiri). Maka dari itu, kami tertarik untuk memilih jurnal Pengaruh Latihan
Gerak Kaki (Stretching) terhadap Nyeri Sendi Ekstremitas Bawah pada Lansia
di Posyandu Lansia Sejahtera GBI Setia Bakti Kediri untuk diaplikasikan
kepada lansia di wisma Grojogan Sewu agar nyeri klien berkurang atau dapat
terkontrol.
B. Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh latihan gerak kaki (stretching) terhadap
nyeri sendi ekstremitas bawah pada lansia di Posyandu Lansia Sejahtera GBI
Setia Bakti Kediri.

BAB II
RESUME JURNAL
A. Nama Peneliti
Penelitian ini dilakukan oleh Yohanita Pamungkas dan Dewi Ika Sari.
B. Tempat Dan Waktu Penelitian
Tempat

: Di Posyandu Lansia Sejahtera GBI Setia Bakti Kediri.

Waktu

: 7 September 2009 sampai 3 Oktober 2009.

C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh latihan gerak kaki (stretching) terhadap nyeri
sendi ekstremitas bawah pada lansia di Posyandu Lansia Sejahtera GBI
Setia Bakti Kediri.
D. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain pra-eksperimen dengan rancangan One
Group Pre Test-Post Test Design.
E. Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini adalah sebelum diberikan latihan gerak kaki
(stretching) terdapat 20% responden dengan nyeri ringan, 57,1 % dengan
nyeri sedang, dan 22,9% dengan nyeri parah; setelah diberikan latihan
gerak kaki (stretching) yang mengalami penurunan tingkat nyeri, yaitu
yang tidak mengalami nyeri sendi dari 0 menjadi 9 responden (25,71%),
nyeri ringan dari 20% menjadi 57,14%, nyeri sedang dari 57,14% menjadi
17,14% dan nyeri parah dari 22,86% menjadi 0%; berdasarkan uji statistik
Wilcoxon Match Pair Test didapatkan nilai p<0,000, maka Ho ditolak
berarti ada penurunan tingkat nyeri sendi ekstremitas bawah yang
signifikan.

BAB III
ANALISA JURNAL
A. Analisa Jurnal
1. Populasi
Populasi yang diteliti adalah lansia yang mengalami nyeri sendi di
posyandu lansia Sejahtera GBI Setia Bakti Kediri dengan jumlah
2.

responden pada penelitian ini adalah 35 orang.


Intervention
Intervensi latihan gerak kaki (stretching) pada penelitian ini dilakukan
pada semua responden yaitu 35 lansia, karena menggunakan desain one

3.

group pre test-post test.


Compare
Pada penelitian ini membandingkan tingkat nyeri sendi lansia sebelum dan
setelah diberikan latihan gerak kaki (stretching) pada lansia ada penurunan

4.

nyeri atau tidak.


Output
Berdasarkan uji statistik Wilcoxon Match Pair Test didapatkan nilai p <
0,000, maka Ho ditolak berarti ada penurunan tingkat nyeri sendi
ekstremitas bawah yang signifikan. Jadi berpengaruh latihan gerak kaki
(stretching) terhadap penurunan nyeri sendi ekstremitas bawah pada lansia

di Posyandu Lansia Sejahtera GBI Setia Bakti Kediri.


B. Critical Appraisal
Komponen yang Dinilai

Ya /

Penjelasan

Tdk
Judul dan abstrak :
Apakah judul sesuai dengan isi ?

Judul jurnal sesuai dengan isi yaitu


Ya

menganalisis pengaruh latihan gerak kaki


(stretching) terhadap penurunan nyeri
sendi ekstremitas bawah pada lansia di
Posyandu Lansia Sejahtera GBI Setia

Apakah tujuan penelitian


disebutkan? apa ?

Ya

Bakti Kediri..
Tujuan dalam

penelitian

ini

adalah

menganalisis pengaruh latihan gerak kaki


(stretching) terhadap penurunan nyeri
sendi ekstremitas bawah pada lansia di

Posyandu Lansia Sejahtera GBI Setia


Apakah abstrak memberikan

Bakti Kediri.
Abstrak dalam jurnal sudah menjelaskan

ya

informasi yang lengkap : latar

latar belakang masalah, tujuan penelitian,

belakang, tujuan, metode, hasil ?

metode penelitian yang digunakan, subjek


penelitian dan hasil dari penelitian.

Justifikasi, metodologi, desain :


Apakah dijelaskan alasan

Tidak Dalam penelitian ini tdak dijelaskan

melakukan penelitian (di latar


belakang dan tinjauan pustaka) ?
Apakah tinjauan pustakanya

alasan melakukan penelitian.


Ya

lengkap / cukup ?

Teorinya sudah mencakup masalah yang


diangkat, seperti tentang lansianya,
masalah kesehatan, dan latihan gerak kaki

Apakah menggunakan referensi

(stretching)
Tidak terdapat 21 referensi dan semuanya

terbaru ? (maksimal 5 tahun)


Apakah hipotesisnya disebutkan ?

menggunakan referensi di atas 5 tahun


terakhir. Referensi terlama tahun 1999.
Tidak Pada penelitian ini tidak dijelaskan
apakah menggunakan hipotesa atau

Jika eksperimen, apakah

Ya

pertanyaan penelitian.
Penelitian menggunakan pra eksperimen

kelompok intervensi dan kontrol

one group pretest posttest design, dalam

dijelaskan ?

jurnal

tidak

dijelaskan

mengenai

kelompok intervensi dan kontrol.


Apakah kelompok intervensi dan

Tidak Tidak dijelaskan kelompok intervensi dan

kontrol di-matching-kan atau


tidak ?
Apakah eksperimennya blind atau
double blind ?
Kalau blind, bagaimana cara

kontrol dimatchingkan atau tidak


Tidak

Eksperimennya tidak blind atau double

blind
-

Sampel dipilih secara purposive sampling

melakukan blindingnya ?
Sampling :
Bagaimana populasi dipilih?

Menggunakan probability

sampling atau non probability


sampling ?

dengan jumlah responden 35 lansia.


Menggunakan non probablility sampling:
purposive sampling, yaitu peneliti dengan
sengaja memilih individu yang dianggap
representatif atau kriterianya sesuai.

Apakah kriteria inklusi dan

Tidak Dalam penelitian tersebut tidak dijelaskan

eksklusi disebutkan ? apa ?

kriteria inklusi dan eksklusi dalam

Apakah ukuran sampel cukup ?

Ya

penelitian
Ukuran sampel dalam penelitian ini
cukup, yaitu 35 responden.

Pengumpulan data :
Bagaimana cara pengumpulan

Pada penelitian ini, instrumen yang

datanya (kuesioner atau ada yang

digunakan adalah wawancara (dengan

lain)

skala) untuk mengetahui data demografi


dan status kesehatan lansia (penyakit
nyeri sendi). Untuk pengukuran skala
nyeri, dilakukan pada responden sebelum
dan sesudah pemberian latihan gerak kaki
(stretching) dengan menggunakan lembar

Siapa yang mengumpulkan data ?


Apakah instrumen pengumpulan

Ya

data dijelaskan ?

observasi intensitas nyeri


Pengumpulan data oleh peneliti
Pengumpulan data menggunakan pada
penelitian ini, instrumen yang digunakan
adalah wawancara (dengan skala) untuk
mengetahui data demografi dan status
kesehatan lansia (penyakit nyeri sendi).
Untuk pengukuran skala nyeri, dilakukan
pada responden sebelum dan sesudah
pemberian latihan gerak kaki (stretching)
dengan menggunakan lembar observasi

Apakah instrumen diuji dulu ?

Ya

intensitas nyeri
Peneliti menggunakan instrumen yang
sudah ada dan yang sudah diuji atau

menggunakan instrumen yang sudah


Apakah confounding factors

baku.
Tidak Confounding factor dalam penelitian ini

diidentifikasi ?
Apakah ada penjelasan validitas

tidak teridentifikasi.
Tidak Tidak ada uji validitas dan reliabilitas

dan reliabilitas instrumen ?


Pertimbangan etik :
Apakah penelitian menggunakan

karena instrumen sudah baku.


tidak

ethical approval dari komite etik tidak


dijelaskan

ethical approval dari komite etik ?


Apakah ada informed consent
Tidak Dalam penelitian ini, Inform consent
dalam penelitian ?
Analisis data dan hasil :
Apakah hasil disampaikan dengan

tidak dijelaskan .
Ya

jelas ?

Hasil penelitian dituliskan dengan cukup


jelas. Hasil penelitian ini adalah sebelum
diberikan latihan gerak kaki (stretching)
terdapat 20% responden dengan nyeri
ringan, 57,1 % dengan nyeri sedang, dan
22,9% dengan nyeri parah; setelah
diberikan latihan gerak kaki (stretching)
yang mengalami penurunan tingkat nyeri,
yaitu yang tidak mengalami nyeri sendi
dari 0 menjadi 9 responden (25,71%),
nyeri ringan dari 20% menjadi 57,14%,
nyeri

sedang

dari

57,14%

menjadi

17,14% dan nyeri parah dari 22,86%


menjadi 0%; berdasarkan uji statistik
Wilcoxon Match Pair Test didapatkan
nilai p<0,000, maka Ho ditolak berarti
ada
Apakah p-value dan confidence
interval dilaporkan ?
Apakah hasilnya signifikan ?

Ya

penurunan

tingkat

nyeri

sendi

ekstremitas bawah yang signifikan.


p- value nya dicantumkan (p<0,000)
berdasarkan uji statistik Wilcoxon Match

Pair Test didapatkan nilai p<0,000, maka


Ho ditolak berarti ada penurunan tingkat
nyeri sendi ekstremitas bawah yang
Apakah kesimpulan penelitian

ini ?

signifikan.
Kesimpulannya adalah Berdasarkan uji
statistik

Wilcoxon

Match

Pair

Test

didapatkan nilai p < 0,000, maka Ho


ditolak berarti ada penurunan tingkat
nyeri sendi ekstremitas bawah yang
signifikan. Jadi berpengaruh latihan gerak
kaki (stretching) terhadap penurunan
nyeri sendi ekstremitas bawah pada lansia
di Posyandu Lansia Sejahtera GBI Setia
Bakti Kediri.
Hasil dan keterbatasan
penelitian :

Ya

Hasil penelitian ini dapat diterapkan pada

Apakah hasil bisa

lansia di wisma Grojogan Sewu PSTW

digeneralisasikan?

Yogyakarta Unit Abiyoso karena di


wisma tersebut terdapat 9 dari 12 lansia

Apakah keterbatasan penelitian

yang mengeluh nyeri.


Tidak Tidak dijelaskan keterbatasan

ini disebutkan ?
Apakah ada saran untuk

penelitian ini
Tidak Dalam penelitian ini tidak dijelaskan

dalam

penelitian selanjutnya ?
Apakah implikasi penelitian

saran untuk penelitian selanjutnya


Implikasi penelitiaan yaitu latihan gerak

tersebut? (yang disebutkan

kaki (stretching) termasuk dalam teknik

dalam jurnal)

relaksasi. Teknik relaksasi memberikan


individu kontrol diri terhadap rasa tidak
nyaman atau saat nyeri, stres fisik dan
emosi pada nyeri. Latihan ini juga dapat
bermanfaat secara optimal jika dilakukan
secara benar dan teratur.

C. Kelebihan dan Kekurangan Jurnal


1) Kelebihan Jurnal
a. Judul mencantumkan sasaran dan terapi.
b. Abstrak sudah jelas dan mengandung ringkasan dari hasil utama
meliputi latar belakang, tujuan, metode, sampel, instrument, hasil,
kesimpulan
c. Pendahuluan sudah jelas, pernyataan masalah tidak ambigu dan mudah
diidentifikasi. Konsep dan populasi dalam penelitian sudah jelas
dicantumkan,
d. Jumlah peserta dalam penelitian ini sudah mencukupi yaitu 35 orang,
e. Populasi dan sampel sudah diidentifikasikan dengan jelas yaitu jumlah,
teknik sampling
f. Instrument penelitian sudah jelas dicantumkan.
g. Hasil temuan diringkas secara detail secara adekuat diringkas
menggunaan tabel
2) Kekurangan Jurnal
Dalam jurnal ini peneliti memiliki berbagai kekurangan, antara lain:
a. Menggunakan referensi diatas 5 tahun terakhir semua.
b. Didalam jurnal ini tidak dijelaskan mengenai kriteria inklusi dan
kriteria ekslusi penelitian.
c. Saran untuk peneliti selanjutnya juga tidak dicantumkan
D. Perbandingan Isi Jurnal
1.

Aplikasi pada kasus presentasi


Jurnal ini dapat diaplikasikan pada lansia di wisma Grojogan Sewu
PSTW Yogyakarta unit Abiyoso karena di wisma tersebut terdapat 9 dari
12 lansia yang mengeluh nyeri, dan terdapat 9 dari 12 lansia yang
memiliki skor Katz Index berkategori tinggi (mandiri), sehingga latihan
gerak kaki (stretching) mampu dilakukan oleh sebagian besar lansia di
wisma tersebut.
Latihan gerak kaki (stretching) juga dapat dijadikan sebagai teknik
non-farmakologis karena berdasarkan hasil penelitian ini latihan gerak
kaki (stretching) mempunyai pengaruh yang signifikan untuk mengurangi
nyeri sendi.

2.

Perbandingan isi jurnal dengan penelitian lain (metode, tempat)


terkait Kasus

ANALISA
JURNAL PENELITIAN
Judul
Pengaruh Latihan Gerak Kaki
penelitian (Stretching) Terhadap Penurunan
Nyeri Sendi Ekstremitas Bawah
Pada Lansia Di Posyandu Lansia
Sejahtera GBI Setia Bakti Kediri
Nama
Yohanita Pamungkas dan Dewi
penelitian Ika Sari
Tempat
Posyandu Lansia Sejahtera GBI
penelitian Setia Bakti Kediri
Tujuan
Tujuan pada penelitian ini adalah
penelitian mengetahui pengaruh latihan
gerak kaki (stretching) terhadap
penurunan nyeri sendi ekstremitas
bawah pada lansia di Posyandu
Lansia Sejahtera GBI Setia Bakti
Kediri.
Metode
Metode penelitian menggunakan
penelitian pra eksperimen dengan one group
pretest-posttes design.
Populasi
penelitian

Hasil

JURNAL PEMBANDING
Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas
Dalam Terhadap Penurunan
Persepsi
Nyeri Pada Lansia Dengan Artritis
Reumatoid.
Dina Dewi, Setyoadi, Ni Made
Widastra
di Panti Wredha
Griya Asih Lawang
Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui pengaruh teknik
relaksasi napas dalam terhadap
penurunan tingkat persepsi nyeri
pada
lansia dengan artritis reumatoid

Metode penelitian menggunakan


quasy experiment dengan
rancangan rangkaian waktu (time
series design)
Populasi dalam penelitian ini
Populasi penelitian ini adalah laKilaki dan wanita umur 5590 tahun
adalah lansia yang mengalami
yang ada di Panti Wredha, Griya
nyeri sendi dengan jumlah
Asih Lawang, klien mengalami
responden 35 lansia
nyeri persendian karena artritis
reumatoid, klien kooperatif/
kesadaran baik, klien dapat
berkomunikasi verbal dengan baik
Hasil penelitian ini adalah
Hasil uji Wilcoxon Sign Rank Test
Ada perbedaan hasil pengukuran
sebelum diberikan latihan gerak
skala nyeri sebelum dan sesudah
kaki (stretching) terdapat 20%
pemberian teknik relaksasi napas
responden dengan nyeri ringan,
dalam pada lansia dengan artritis
57,1 % dengan nyeri sedang, dan
reumatoid. Ada pengaruh signifikan
22,9% dengan nyeri parah; setelah antara pemberian teknik relaksasi
diberikan latihan gerak kaki
napas dalam dengan penurunan
persepsi nyeri pada lansia dengan
(stretching) yang mengalami
artritis reumatoid
penurunan tingkat nyeri, yaitu
yang tidak mengalami nyeri sendi (p = 0,005).

dari 0 menjadi 9 responden


(25,71%), nyeri ringan dari 20%
menjadi 57,14%, nyeri sedang
dari 57,14% menjadi 17,14% dan
nyeri parah dari 22,86% menjadi
0%; berdasarkan uji statistik
Wilcoxon Match Pair Test
didapatkan nilai p<0,000, maka
Ho ditolak berarti ada penurunan
tingkat nyeri sendi ekstremitas
bawah yang signifikan.
3.

Hubungan Hasil Penelitian dengan Kondisi Riil di Klinis Atau di


Lapangan
Hasil penelitian dari jurnal adalah bahwa latihan gerak kaki
(stretching) dapat mengurangi nyeri ekstremitas bawah. Hal ini sesuai
dengan teori menurut Anderson, latihan gerak kaki (stetching) termasuk
dalam teknik relaksasi. Teknik relaksasi memberikan individu kontrol diri
terhadap rasa tidak nyaman atau saat nyeri, stres fisik dan emosi pada
nyeri. Stretching atau peregangan adalah penghubung penting antara
kehidupan statis dan kehidupan aktif, yang membuat otot tetap lentur,
membuat siap bergerak dan membantu tubuh beralih dari kehidupan
kurang gerak ke aktivitas banyak gerak tanpa menimbulkan ketegangan
(Anderson, 2008).
Di wisma grojogan sewu PSTW Yogyakarta Unit Abiyoso terdapat
9 dari 12 lansia yang mengeluh nyeri, dan terdapat 9 dari 12 lansia yang
memiliki skor Katz Index berkategori tinggi (mandiri), sehingga latihan
gerak kaki (stretching) mampu dilakukan oleh sebagian besar lansia di
wisma tersebut.
Maka dari itu mahasiswa mengaplikasikan teknik latihan gerak
kaki (stretching) tersebut kepada lansia di wisma grojogan sewu untuk
mengurangi nyeri pada lansia tersebut.

4.

Perbandingan dengan Teori yang Sudah Ada di Teksbook Terkait


Kasus

Lansia atau lanjut usia merupakan kelompok umur pada manusia


yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Pada
kelompok yang dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu proses yang
disebut Aging Process. Ilmu yang mempelajari fenomena bersamaan
dengan proses kemunduran (Nugroho, 2008 ).
World Health Organization (WHO) menggolongkan lanjut usia
berdasarkan usia kronologis atau biologis menjadi empat kelompok yaitu
usia pertengahan (middle age) antara usia 45 59 tahun, lanjut usia
(ederly) berusia antara 60 dan 74 tahun, lanjut usia tua (old) usia antara 75
90 tahun, dan usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun. Sedangkan
menurut UU Nomor 4 tahun 1965 pasal 1 dapat dinyatakan sebagai lanjut
usia setelah yang bersangkutan mencapai umur 55 tahun, tidak mempunyai
atau tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya
sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain (Azizah, 2011).
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan
bersifat sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang
dalam hal skala atau tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat
menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya (Hidayat,
2006). Intensitas nyeri dapat diketahui dengan melakukan observasi
kepada pasien melalui skala nyeri 0 4, yaitu 0 bila tidak merasakan nyeri,
1 bila nyeri ringan, 2 bila nyeri sedang, 3 bila nyeri parah, dan 4 bila nyeri
sangat parah.
Latihan gerak kaki (stetching) termasuk dalam teknik relaksasi.
Teknik relaksasi memberikan individu kontrol diri terhadap rasa tidak
nyaman atau saat nyeri, stres fisik dan emosi pada nyeri. Stretching atau
peregangan adalah penghubung penting antara kehidupan statis dan
kehidupan aktif, yang membuat otot tetap lentur, membuat siap bergerak
dan membantu tubuh beralih dari kehidupan kurang gerak ke aktivitas
banyak gerak tanpa menimbulkan ketegangan (Anderson, 2008). Latihan
gerak kaki ini merupakan segala upaya yang dilaksanakan untuk

meningkatkan kebugaran jasmani dan kondisi fisik pada lansia


(Pudjiastuti, 2003).
Latihan gerak kaki (stretching) dapat bermanfaat secara optimal
apabila dilakukan dengan benar dan teratur. Frekuensi latihan yang
dianjurkan adalah 3 atau 5 kali per minggu secara teratur dan terusmenerus. Selain itu, latihan gerak kaki (stretching) harus dilakukan selama
15 30 menit (Pudjiastuti, 2003). Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
melakukan latihan, yaitu memilih latihan yang bermanfaat, aman, sesuai
dengan kebutuhan, melakukan latihan tidak dilakukan 1 2 jam setelah
makan, tidak pada cuaca panas dan kelembaban tinggi, tidak duduk segera
setelah latihan dan jangan mandi air dingin.
5.

Implikasi Keperawatan
SOP
1. Langkah-Langkah Kegiatan
a. Persiapan
1) Membuat kontrak dengan klien yang sesuai dengan indikasi: nyeri
2) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. Orientasi
1) Salam terapeutik
a) Salam dari terapis kepada klien
b) Terapis dan klien memakai papan nama
2) Evaluasi/validasi
a) Menanyakan perasaan klien saat ini
3) Kontrak
a) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu latihan gerakan kaki
(stretching) dan menceritakan perasaan setelah melakukan
latihan gerakan kaki (stretching)
b) Terapis menjelaskan aturan main berikut:
Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus
minta izin kepada terapis
Lama kegiatan 30 menit
Setiap klien mengikuti dari awal sampai selesai.
c. Tahap Kerja

1) Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu latihan


gerakan kaki (stretching) dan menceritakan perasaan setelah
melakukan latihan gerakan kaki (stretching).
2) Terapis memutarkan musik relaksasi yang telah disiapkan
3) Terapis mendemonstrasikan gerakan kaki kaki (stretching).
4) Terapis mengobservasi klien selama melakukan latihan gerakan
kaki (stretching).
5) Setelah selesai melakukan latihan gerakan kaki (stretching),
masing-masing klien diberi kesempatan menceritakan perasaan
setelah melakukan latihan gerakan kaki (stretching).
6) Setelah selesai klien menceritakan perasaan setelah melakukan
latihan gerakan kaki (stretching), terapis mengajak klien lain tepuk
tangan dan memberikan pujian.
d. Tahap Terminasi
1) Evaluasi
a) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
b) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
2) Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien untuk mengisi waktu luang
dengan mendengarkan melakukan latihan gerakan kaki (stretching).
3) Kontrak yang akan datang
a) Menyepakati TAK yang akan datang sesuai dengan indikasi
klien
b) Menyepakati waktu dan tempat

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan uji statistik Wilcoxon Match Pair Test didapatkan nilai p <
0,000, maka Ho ditolak berarti ada penurunan tingkat nyeri sendi ekstremitas
bawah yang signifikan. Jadi berpengaruh latihan gerak kaki (stretching)
terhadap penurunan nyeri sendi ekstremitas bawah pada lansia di Posyandu
Lansia Sejahtera GBI Setia Bakti Kediri.
Latihan gerak kaki (stretching) mampu dilakukan oleh sebagian besar
lansia di wisma Grojogan Sewu PSTW Yogyakarta Unit Abiyoso, karena di
wisma tersebut terdapat 9 dari 12 lansia yang mengeluh nyeri, dan terdapat 9
dari 12 lansia yang memiliki skor Katz Index berkategori tinggi (mandiri).
B. SARAN
1.
Bagi responden/pasien
Diharapkan kepada semua responden atau lansia di wisma Grojogan Sewu
dapat melakukan latihan gerakan kaki (stretching) secara mandiri.
2.

Bagi perawat
Dapat menerapkan latihan gerak kaki (stretching) di seluruh wisma di

PSTW Yogyakarta unit Abiyoso untuk mengurangi nyeri pada lansia.


3.
Peneliti selanjutnya
Diharapkan jumlah sampel lebih besar agar hasilnya lebih valid dan
penelitian yang sudah ada tentang stretching dapat diperbaharui lagi menjadi
penelitian yang lebih baik lagi, lebih jelas, akurat dan valid.

DAFTAR PUSTAKA
Anderson, (2008). Stretching (Peregangan). Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta.
Azizah, L,M, (2011). Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Darmojo, (2004). Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut), Edisi 2.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Dewi I,S, (2010). Pengaruh Latihan Gerak Kaki (Stretching) Terhadap Penurunan
Nyeri Sendi Ekstermitas Bawah Pada Lansia Di Posyandu Lansia
Sejahtera GBI Setia Bakti Kediri. Jurnal STIKES R.S Baptis, Kediri.
Dina, D, dan Ni Made, W, (2009). Pengaruh Tehnik Relaksasi Nafas dalam
Terhdap Penurunan Persepsi Nyeri pada Lansia dengan Arthritis
Rheumatoid. Jurnal Keperawatan Sudirman, Malang.
Hidayat, (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep dan
Proses Keperawatan, Buku 1. Jakarta: Salemba Medika.
Nugroho, (2000). Keperawatan Gerontik, Edisi 2. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC.
Potter dan Perry, (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Konsep, Proses,
dan Praktik, Volume 2, Edisi 4. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Pudjiastuti, (2003). Fisioterapi pada Lansia. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Taslim, (2009). Gangguan Muskuloskeletal Pada Usia Lanjut, Bagian 1.
www//:binhasyim.wordpress.com Tanggal 23 Desember 2014 jam 19.00
WIB.
Smeltzer, Suzanne C., (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner &
Suddarth, Volume 1 Edisi 8. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Stanley, (2007). Buku Ajar Keperawatan Gerontik, Edisi 2. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.

You might also like