You are on page 1of 22

Pengerukan

(dredging)

Dosen: Wahyu Anhar

Politeknik Negeri Balikpapan


Tahun Akademik 2015/2016

Referensi (1)

Imam S., 1967, Rencana dan Pelaksanaan Konstruksi Jalan Raya dan
Landasan Terbang, Dir. Jend. Bina Marga dan Dir. Zeni AD., Jakarta
Susy F. R., 1999, Alat Berat untuk Proyek Konstruksi, edisi pertama, Rineka
Cipta, Jakarta
Rochmanhadi, 1989, Alat-Alat Berat dan Penggunaannya, cetakan ketiga,
YBPPU Pelita Kasih, Semarang

Grote, K.H., dan Antonsson, E.K., (Eds.), 2008, Springer handbook of


mechanical engineering, Springer, New York
John, S. (Eds.), 2007, Forest road operations in the tropics, Springer, Berlin

Referensi (2)

Gulich, J.F., 2008, Centrifugal pumps, Springer, Berlin

UT Training Centre Dept., 2000, Pengoperasian dan Perawatan PC 1100-6,


Jakarta

Tadano LTD., Manual Book of Hydraulic Crane Model TG-500E, Jepang

Materi (1)

Pengertian dasar (pengertian mengenai tanah, tahanan gelinding, penetrasi


ban, tahanan kelandaian, koefisien traksi, pengaruh ketinggian, drawbar pull,
rimpull, dan gradeability)
Pemilihan alat berat
Pengertian umum mengenai mesin penggerak
Pengertian umum mengenai alat penggerak
Peralatan pembersihan lapangan/lahan
Peralatan penggali, pengangkat, dan pemuat

Peralatan pengangkut dan penggali


Peralatan pembentuk permukaan dan alat pemadatan
Peralatan pengangkat
Peralatan pemancang tiang
Kompresor dan pompa air

Materi (2)

Peralatan pemecah batu


Peralatan pembetonan, pengolah aspal, dan perkerasan
Biaya kepemilikan dan pengoperasian alat

Kapal keruk

Pendahuluan (1)

Dalam pekerjaan perbaikan sungai terutama masalah pengerukan sedimen,


biasanya digunakan kapal keruk, disamping alat-alat lainnya

Pengerukan ini bertujuan membuat alur sungai dengan memperdalam atau


memperlebar alur sungai, selain itu juga pengerukan bertujuan untuk reklamasi

Sebelum dilakukan pekerjaan pengerukan, terlebih dahulu dilakukan survey dan


penelitian terhadap objek/lokasi yang akan dikeruk, meliputi survey
penampang, survey keadaan tanah, penelitian tempat pembuangan,
penelitian hidrologi dan hidrometri, termasuk rintangan serta kedalaman air

Survey penampang

Survey penampang dilakukan untuk mengetahui keadaan profil sungai saat


sebelum dilakukan pengerukan, dan mengetahui volume pengerukan
Dalam pekerjaan ini, ditempatkan patok-patok penampang sejarak 20 s/d 30 m

sepanjang sungai yang akan dikeruk, atau jika sungainya sangat berbelok-belok
jarak ini dapat lebih diperpendek
Pada penampang-penampang inilah kita mengukur kedalaman sungai, dengan
melintasi sungai secara tegak lurus arah aliran

Jika pengukuran menggunakan metode ini tidak memungkinkan maka dapat


menggunakan echo sounding yaitu cara pengukuran kedalaman menggunakan
alat dengan getaran suara

Survey keadaan tanah (1)

Metode penyelidikan tanah yang lazim dilakukan adalah:

(1) Pengeboran
Contoh-contoh yang diselidiki umumnya diambil pada kedalaman 2 meter dari
dasar, jika pada kedalaman ini jenisnya berubah-ubah maka harus diambil
contoh setiap lapisan

Contoh contoh ini diklasifikasikan dalam contoh kering dan contoh basah
Contoh basah harus diketahui berat jenis butiran tanah, koefisien
keseragaman, kurva pembagian butiran
Contoh kering harus diketahui berat jenis butir tanah, kadar lembab, koefisien

keseragaman, pembagian butiran, shearing test dan uji tiga sumbu

Survey keadaan tanah (2)

(2) Jet boring


Cara ini dipakai untuk memperkirakan tebal lapisan

Sebuah pipa yang ujungnya diberi nozzle, dijatuhkan ke dalam tanah/lumpur, ke


dalam pipa ini dialirkan air bertekanan tinggi

Cara ini menghasilkan kecepatan lebih kurang 10 tempat per hari

Kesimpulan dari percobaan ini:

(1) Tebal lumpur dapat diketahui dari masuknya pipa kedalam tanah
(2) Bila pipa diangkat setinggi kira-kira 1 meter dan kemudian dijatuhkan, jika
pipa masuk lebih dari 50 cm maka dianggap lumpur

Penelitian tempat pembuangan

Perlu diperhatikan daerah pembuangan yang ekonomis dengan memperhatikan


beberapa faktor, meliputi luas daerah pembuangan, kondisi topografi, dan
mengalirnya kembali air ke sungai

Jika lumpur ini akan digunakan untuk reklamasi, maka biayanya akan lebih
murah

Penelitian hidrologi dan hidrometri

Penelitian ini meliputi:


Tinggi air normal
Tinggi air maksimum
Tinggi air terendah
Kecepatan aliran air

Keadaan angin dan ombak


Pasang surut

Lain-lain

Rintangan-rintangan, contoh jembatan, cuaca

Kedalaman air untuk operasi dan pemindahan kapal keruk

Tipe kapal keruk

Grab dredger
Bucket dredger
Dipper dredger
Rock cutter
Suction dredger

Grab dredger

Grab bucket beroperasi memakai crane pristman, kurang baik untuk tanah
yang keras tetapi baik dioperasikan pada daerah-daerah yang sempit, dengan
kapasitas bucket 0,5 4 m3

Bucket dredger (1)

Tipe ini mempunyai bucket berbentuk lingkaran diputarkan oleh dumbler

Bucket dredger (2)

Untuk jenis yang berkapasitas kecil tidak mempunyai mesin penggerak sendiri
(unnavigable), selain itu ada juga yang mempunyai mesin penggerak sendiri

Hasil pengerukannya dimasukkan ke dalam suatu barge (tongkang), efisiensi


dredger ini rata-rata 70%, tapi biasanya tergantung pula pada keadaan tanah,
dan faktor lain

Tabel 1. Kapasitas bucket dredger


Kapasitas aktual (m3)

Kapasitas
nominal (m3)

Pasir padat

Pasir keras

Lumpur

Isi bucket
(m3)

600

250

130

0,8

300

180

40

180

0,5

Dipper dredger

Kapal keruk ini dilengkapi dengan 3 buah spud, dengan spud-spud ini kapal
keruk bergerak untuk beroperasi sehingga alat bantu seperti sauh dan kabel
baja tidak diperlukan

Suction dredger (1)

Dikatakan suction karena dredger ini dilengkapi dengan pompa isap tekan yang
dipasang dalam ruang mesin

Suction dredger (2)

Pengerukan dilakukan dengan cara menghisap sedimen yang dikeruk

Jenis-jenisnya ada yang mempunyai penggerak sendiri (navigable) ada pula


yang unnavigable

Untuk unnavigable ada tipe dengan cutter untuk menghancurkan material, tetapi
juga ada yang menggunakan jet water (semprotan air) untuk material-material
lunak

Alat penting suction dredger (1)

Pompa induk
Tipe pompa ini umumnya centrifugal single acting pump, dihubungkan pada
mesin dengan memakai kopling elastis

Cutter dan ujung pipa hisap

Di ujung pipa hisab terdapat pisau yang terbuat dari baja cor, demikian pula
bagian ujung dari pipa hisap
Tipe cutter ada yang terbuka dan tertutup
Tipe terbuka terdiri dari pisau-pisau biasa atau berbentuk sisir
Tipe tertutup mempunyai bentuk spiral sehingga mempunyai daya hisap yang
besar

Alat penting suction dredger (2)

Ladder
Ladder (tangga penopang) dipasang bersama-sama pipa hisap, pada
kedalaman maksimum pengerukan sudut ladder maksimum/kurang lebih 45
terhadap muka air

Pipa-pipa
Pipa hisap (suction pipe) dihubungkan dengan pipa-pipa lainnya yang ada
dalam kapal melalui ladder. Pipa untuk membuang dihubungkan dengan pipa
apung memakai pipa elastis (karet), pipa apung ini ditopang oleh ponton-ponton.

Pompa pasir
Pompa pasir juga pompa sentrifugal, debitnya dipengaruhi oleh putaran impeller
dan panjang pipa

You might also like