You are on page 1of 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Indonesia dewasa ini sedang dihadapkan pada terjadinya transisi
epidemiologi, transisi demografi dan transisi teknologi, yang mengakibatkan
terjadinya perubahan pola penyakit dari penyakit infeksi menjadi penyakit tidak
menular

(noncommunicable

diseases).

Terjadinya

transisi

disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan dalam

epidemiologi

hal: sosial ekonomi,

lingkungan dan perubahan struktur penduduk, yang mengakibatkan masyarakat


mengadopsi perilaku hidup yang tidak sehat, misalnya: kurang aktivitas fisik,
kebiasaan merokok, makan makanan berlemak dan kalori yang tinggi, serta
kebiasaan minum alkohol, yang diduga sebagai faktor risiko terjadinya penyakit
tidak menular (Rahajeng & Sulistyowati, 2011). Penyakit hipertensi sebagai salah
satu penyakit tidak menular dewasa ini menjadi masalah yang besar dan serius,
karena prevalensi penyakit hipertensi yang tinggi dan cenderung meningkat.
Hipertensi sering kali tidak menunjukkan gejala sehingga menjadi pembunuh
diam-diam (the silent killer of death) dan menjadi penyebab utama timbulnya
penyakit jantung, stroke dan ginjal (Sutanto, 2010; Suiraoka, 2012).
Diperkirakan terjadi peningkatan insidensi dan prevalensi PTM secara
cepat, World Health Organization (WHO) memperkirakan pada tahun 2020 PTM
akan menyebabkan 73% kematian dan 60% seluruh kesakitan di dunia. Diperkirakan
negara

yang

paling

merasakan

dampaknya adalah

negara berkembang

termasuk Indonesia. Salah satu PTM yang menjadi masalah kesehatan yang
sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer
(Rahajeng,

2009).

Prevalensi penyakit hipertensi rata-rata pada penduduk usia 18 tahun ke


atas sebesar 25,8%, namun cakupan kasus oleh tenaga kesehatan hanya sebesar
36,8% dari total penderita yang diperkirakan dan sisanya tidak terdiagnosis
dengan baik di masyarakat (Kemenkes RI., 2013). Persentase pria yang menderita
hipertensi lebih tinggi dibanding wanita hingga usia 45 tahun dan sejak usia 45-64
tahun persentasenya sama, kemudian mulai dari 64 tahun ke atas, persentase
wanita yang menderita hipertensi lebih tinggi dari pria (Go dkk., 2014). Angka
kematian akibat hipertensi meningkat sebanyak 17,1% (Go dkk., 2014) dengan
angka kematian akibat komplikasi hipertensi mencapai 9,4 juta per tahunnya (WHO,
2013).
Prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 26,5% pada tahun 2013, tetapi
yang terdiagnosis oleh tenaga kesehatan dan/ atau riwayat minum obat hanya sebesar
9,5%. Hal ini menandakan bahwa sebagian besar kasus hipertensi di masyarakat
belum terdiagnosis dan terjangkau pelayanan kesehatan (Kemenkes RI, 2013).
Profil data kesehatan Indonesia tahun 2011 menyebutkan bahwa hipertensi
merupakan salah satu dari 10 penyakit dengan kasus rawat inap terbanyak di rumah
sakit pada tahun 2010, dengan proporsi kasus 42,38% pria dan 57,62% wanita, serta
4,8% pasien meninggal dunia (Kemenkes RI, 2012).
Hipertensi dan penyakit kardiovaskular lainnya pada rumah sakit di Daerah
Istimewa Yogyakarta merupakan penyebab kematian tertinggi

(Dinkes DIY,

2013). Hasil riset kesehatan dasar tahun 2013 menempatkan D.I Yogyakarta sebagai
urutan ketiga jumlah kasus hipertensi di Indonesia berdasarkan diagnosis dan/ atau
riwayat minum obat. Hal ini mengalami kenaikan jika dibandingkan dari hasil riset
kesehatan dasar pada tahun 2007, dimana D.I Yogyakarta menempati urutan
kesepuluh dalam jumlah kasus hipertensi berdasarkan diagnosis dan/atau riwayat

minum obat (Kemenkes RI, 2013). Di Puskesmas Sedayu 2 tahun 2015 didapatkan
bahwa hipertensi menempati urutan kedua dari pasien rawat jalan.
Proporsi penduduk Indonesia usia 15 tahun ke atas yang mempunyai
kebiasaan merokok dan mengunyah tembakau cenderung meningkat menurut survei
Riskesdas tahun 2007, 2010 dan 2013, berturut-turut sebesar 34,2%, 34,7% dan
36,3% (Kemenkes RI, 2013).
Peran pemerintah sangat penting didukung juga oleh tingkat pengetahuan
keluarga maupun pasien dalam tindakan pencegahan komplikasi hipertensi
diharapkan dapat mengontrol tekanan darah yaitu mengurangi konsumsi garam,
membatasi lemak, olahraga teratur, tidak merokok dan tidak minum alkohol,
menghindari kegemukan atau obesitas. Perilaku seseorang adalah penyebab utama
menimbulkan masalah kesehatan, akan tetapi juga merupakan kunci utama
pemecahan. Perilaku merupakan faktor kedua terjadi perubahan derajat kesehatan di
masyarakat. Pengetahuan dalam pencegahan komplikasi hipertensi dilatarbelakangi
oleh tiga faktor yaitu faktor predisposisi meliputi pengetahuan, sikap, kepercayaan,
nilai, tradisi keluarga, faktor pendukung meliputi ketersediaan sumber fasilitas, faktor
pendorong meliputi sikap, perilaku, petugas kesehatan, anggota keluarga dan teman
dekat. Pengetahuan atau kognitif merupakan faktor dominan yang sangat penting
dalam membentuk tindakan seseorang (over behavior). Perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan (Notoatmodjo, 2007).

B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan tentang faktor resiko hipertensi
pada remaja dan dewasa muda di Puskesmas Sedayu 2?

C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
gambaran tingkat pengetahuan tentang faktor resiko hipertensi
pada remaja dan dewasa muda di Puskesmas Sedayu 2
2. Tujuan Khusus
- Mengidentifikasi karakteristik responden
- Mengidentifikasi gambaran tingkat pengetahuan responden terhadap faktor
resiko hipertensi
D. MANFAAT PENELITIAN
1.

Bagi Peneliti
Sebagai penerapan kuliah metodologi penelitian dan menambah pengalaman serta
pengetahuan dalam penelitian yang berkaitan dengan masalah pengetahuan

tentang faktor resiko hipertensi.


2. Bagi Masyarakat
Dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat terutama remaja dan dewasa muda
terhadap pengetahuan tentang faktor resiko hipertensi
3. Bagi Profesi Kesehatan
Sebagai masukan bagi tenaga kesehatan dalam meningkatkan pelayanan kesehatan
dan tambahan informasi sebagai upaya preventif dalam mengenali faktor resiko
hipertensi.
4. Bagi Puskesmas
Sebagai masukan atau informasi yang berguna bagi pelayanan kesehatan untuk
semakin meningkatkan promosi kesehatan mengenai faktor resiko hipertensi
E. KEASLIAN PENELITIAN
Tabel 1. Keaslian Penelitian

Judul
Penelitian

ebb

S
issaria

N
urhaya

P
enelitian

y
Chri
sty
Sina
ga.

n S. Y.

ti

Sekaran

(2011)

(2012)

(201
2)

amb

ubunga

ubunga

erbedaan

aran

Antara

Tingk

Pember

Antara

Ibu

at

ian

Tingkat

Hamil

Peng

Inisiasi

Kecem

Dengan

etah

Dini

asan

obese

uan

Dengan

Primigr

Dan Non

Tenta

Lama

avida

Obese

ng

Persalin

Hamil

Terhadap

Hiper

an Kala

Aterm

Lama

tensi

III

Dengan

Waktu

Pada

RB

Lama

Persalina

Masy

Mutiara

Persalin

arak

Bunda

an

at

Kota

Yang

Tasikm

Mero

alaya

kok

Pada

di

Tahun

RW

2011

Di

01
Kelur
ahan
Pond
ok
Cina
Beji
Depo
k

eto

eneli

enelitia

enelitia

enelitian

de

tian

ini

ini

ini

ini

merupa

bersifat

bersifat

meru

kan

observa

observasi

paka

peneliti

sional

onal

an

dengan

dengan

pene

observa

pendek

rancanga

litian

sional

atan

desk

dengan

cohort

Sectional

riptif

rancang

prospek

menggun

sede

an

tif

akan

rhan

Cohort

pendekat

Prospek

an

deng

tif

retrospek

Cross

an

tif

tekni

dengan

mengam

Pe

peng

bil

nel

ambi

sekunder

itia

lan

melalui

purp

rekam

osive

medis

data

samp
ling
deng
an
men
gam
bil
data
prim
er
deng
an
kuesi
oner

ari

ariab

ariable

ariabel

ariable

abl

le

bebas:

bebas:

bebas:

beba

Pember

Tingkat

ibu

Pe

ian

kecema

hamil

san

dengan

primigr

obese

avida

Variable

nel

masy

inisiasi

itia

arak

menyus

at

pero

ui dini

hamil
V

kok
V

aterm

ariable
Terikat:

ariable

le

Lama

Terikat:

terik

persalin

Lama

an Kala

persalin

III

an

tingk

Lama
V

ariab

at

terikat:
waktu
persalina
n

at
peng
etah
uan

nal

nivari

nivariat

isi

at

&

&

bivariat

bivariat

nivariat

nivariat

esi

idak

elaksan

da

besitas

mp

terdap

aan

hubung

sebelum

ula

at

inisiasi

an

hamil

hubun

menyus

antara

memiliki

gan

ui dini

kecema

pengaruh

yang

dapat

san

terhadap

signifi

mempe

pada

lama

kan

rcepat

primigr

persalina

antara

lama

avida

n kala I

usia,

persalin

dengan

pada ibu

jenis

an kala

lamany

hamil

kelami

III

multigra

n,

persalin

vida dan

tingka

an

kala

III

pada ibu

pendid

hamil

ikan,

baik

jenis

primigra

pekerj

vida

aan,

maupun

riwaya

multigra

vida

hipert
ensi,

sumbe
r
inform
asi
denga
n
tingka
t
penget
ahun
masya
rakat
yang
merok
ok
tentan
g
hipert
ensi

You might also like