Professional Documents
Culture Documents
Struktur tubuh
Badan dan umbai-umbai beruas-ruas.
Bilateral simetris.
Memiliki eksoskeleton dilapisi kitin.
Memiliki sistem pencernaan,
pernafasan, saraf, peredaran darah,
dan reproduksi.
Terjadi pergantian kulit pecahnya
eksoskelet karena pertumbuhan
tubuh artropoda.
Daur hidup
Metamorfosis:
Sempurna: telur larva pupa
dewasa; Morfologi dan biologi muda dan
dewasa berbeda
Tidak Sempurna: telur (larva) nimfa
dewasa; Morforlogi dan biologi muda
dan dewasa hampir sama
Serangga ~ Vektor
Penularan dapat dari beberapa cara:
Secara Mekanik: berperantara bagian luar
tubuh serangga, cth: telur cacing.
Secara Biologik: parasit/agen diisap serangga
dan mengalami proses biologik dalam tubuh
vektor.
Propagatif: parasit/agen hanya membelah diri
menjadi banyak, cth: Yersinia pestis dalam pinjal
tikus.
Siklo-propagatif: Parasit berubah bentuk dan
membelah diri menjadi banyak, cth: Plasmodium.
Siklo-developmental: Parasit hanya berubah bentuk,
cth: Wuchereria bancrofti dalam culex.
Serangga ~ Parasit
Berdasarkan habitat:
Endoparasit: hidup atau mengembara di
dalam jaringan tubuh.
Ektoparasit: hidup di permukaan hospes
Serangga ~ Toksin
Menularkan toksin dengan kontak
langsung (ulat), gigitan (laba-laba),
sengatan (kalajengking), tusukan
(triatoma).
Menyebabkan gejala setempat atau umum
gatal, urtikaria, gangguan saraf.
Dapat pula menyebabkan reaksi alergi.
Dapat menyebabkan entomofobia.
Pembagian
Filum ARTHROPODA dibagi menjadi:
Kelas INSECTA
Kelas ARACHNIDA
Kelas CRUSTACEA
Kelas CHILOPODA
Kelas DIPLOPODA
Nyamuk
Kelas INSECTA ordo DIPTERA
famili CULICIDAE
Famili dibagi menjadi 3:
ANOPHELINI (Anopheles)
CULICINI (Culex, Aedes, Mansonia)
TOXORHYNCHITINI (Toxorhynchites)
Morfologi nyamuk
Kepala: Kepala mempunyai probosis
halus panjang melebihi ukuran kepala
menghisap darah,
menghisap bahan-bahan cair.corak
probosis sbg petunjuk spesies
mata faset.
Antena sepasang ( 15 ruas) tertutup rambut.
Antena pada plumose (berambut lebat) pada
pilose (berambut jarang)
Palpus bersegmen ( 5 ruas) berambut. ukuran
sebagai petunjuk spesies.
Morfologi
Thorax: sayap transparan,panjang dan langsing,
mempunyai vena yang tertutup sisik. Bentuk vena
dan warna sisik menentukan spesies. Sebagian
besar toraks yg tampak (mesonotum) diliputi bulu
halus kuning/putih tgt spesies
Sepasang halter, 3 pasang kaki yang bersegmen.
Posterior dari mesonotum tdpt skutelum
Anophelini berbentuk melengkung (rounded),
Culicini membentuk 3 lengkungan (trilobus).
Morfologi larva
Kepala : sepasang antena berambut;
mata , rambut mulut, rambut kepala.
Thorax:segmen dg rambut atau bulu2
rusuk
Abdomen: 10 segmen
Pupa
kepala dan abdomen dg segmen yang
jelas.
Kepala disebut cephalothorax
Breathing tube bentuk lubang berbeda
tiap genus.
Abdomen bersegmen,terakhir disebut
paddle berduri (anophelini)
Pada culini berambut halus alat
gerak
Daur Hidup
Metamorfosis sempurna.
St telur,larva dan pupa hidup di dalam air;
sedangkan st dewasa beterbangan.
Telur yang baruputih1-2 jam hitam
Anopheles dan Aedes telur diletakkan
satu per satu terpisah, Culex dan
Mansonia telur dletakkan berlekatan
sehingga membentuk rakit.
Larva terdiri atas 4 substadium pupa.
Pupa tidak makan namun memerlukan
oksigen melalui breathing trumpet.
Perilaku nyamuk
Vektor Malaria
Diperankan Nyamuk Anophelini, genus Anopheles.
Telur diletakkan satu per satu di atas permukaan
air, bag bawah konveks bag atas konkaf dan
memiliki pelampung pada sebelah lateral.
Dewasa: palpus nyamuk jantan dan nyamuk
betina memiliki panjang yang sama dengan
panjang probosis.
Pada nyamuk jantan ruas palpus bagian apikal
berbentuk gada (club-form), pada betina ruas
tersebut mengecil.
Bagian ujung sisik sayap membentuk lengkung.
Tempat perindukkan umumnya di genangan air.
Pemberantasan malaria
Mengobati penderita malaria
Mengusahakan agar tidak terjadi kontak antara
nyamuk dan manusia memasang kawat kasa
atau menggunakan kelambu dan repellant.
Mengadakan penyuluhan tentang sanitasi
lingkungan dan pendidikan kesehatan kepada
rakyat untuk memusnahkan tempat-tempat
perindukkan nyamuk.
Morfologi Non-Anophelini/Culicini
Telur disusun membentuk rakit ataupun
satu per satu.
Telur Aedes berbentuk lonjong dengan
kedua ujung sedikit lancip dan berdinding
menggambarkan anyaman kain kasa.
Telur Culex menyerupai peluru senapan.
Telur mansonia mirip duri atau pin bola
bowling.
Larva tampak tergantung pada permukaan
air.
Morfologi Non-Anophelini/Culicini
Pada stadium dewasa Culicini betina
palpinya lebih pendek daripada
probosisnya, sedangkan pada jantan
palpinya lebih panjang daripada
probosisnya.
Sisik sayapnya ada yang lebar dan
asimetris (mansonia) dan ada pula
yang sempit dan panjang (aedes,
culex)
Morfologi
Warna dasar hitam dengan bintik-bintik
putih pada bagian badannya.
Telur bergaris-garis, membentuk bangunan
mirip kain kasa.
Telur dewasa 9 hari.
Tempat perindukkan adalah tempat-tempat
berisi air bersih yang dekat dengan rumah
penduduk..
Menghisap darah pada siang hari dengan
dua puncak waktu yaitu setelah matahari
terbit dan sebelum matahari tenggelam.
Pengendalian
Perlindungan diri perseorangan
Pembuangan benda-benda yang
dapat menampung air hujan.
Membersihkan tempat air secara
teratur
Pemberian abate
Melakukan fogging.
Penyuluhan.
Morfologi
Vektor termasuk ordo SIPHONAPTERA
X. cheopis, S. cognatus dan N. sondaica.
Hidup sebagai parasit tikus ladang dan
bersarang di antara bulu tikus.
Metamorfosis sempurna.
Telur di atas tanah 2-12 hari menetas
menjadi larva berbentuk mirip ulat bulu
1-2 minggu menjadi pulpa dewasa.
Pemberantasan
Karena merupakan penyakit tikus,
pemberantasannya adalah:
Menangkap dan membebaskan kembali
tikus pada alam liar setelah dibersihkan
pinjalnya jika pinjal kehilangan
hospesnya dia akan menyebar diantara
manusia.
Memberantas tikus dengan insektisida
DDT dan BHC.
Kepentingan medis
Gigitan : nyeri, gatal, papula , nausea,
demam, malaise
Vektor penyakit a.l phlebotomus
fever, bartonellosis,kala azar,
leismaniasis tropic, leismaniasis
tropica.
Vektor Mekanik
Musca (lalat) ordo Diptera, Kelas
INSECTA
Yang berperan adalah Musca domestica.
Tempat perindukkan pada timbunan
sampah sekitar rumah, tinja manusia dan
binatang.
Kepentingan medis
Vektor protozoa,telur cacing, bakteri,
virus,
Larva : myasis
Pengobatan
Lesi yang timbul jangan digaruk
menyebabkan penyebaran toksin.
Pengobatan lokal dapat diberikan
larutan yodium, kortikosteroid dan
anthistamin topikal.
Sengatan
Lebah Ordo Hymenoptera
Gejala yang timbul adalah akibat toksin yang
dikeluarkan waktu menyengat mengandung
antara lain histamin, asetilkolin bersifat
anafilaktogenik.
Ringan nyeri, gatal, merah dan edema pada
tempat yang diengat.
Berat mual, muntah, sesak nafas, kolaps.
Kematian dapat terjadi karena syok anafilaktik.
Pengobatan adalah dengan membuang sengat
lebah; daerah yang disengat tidak boleh ditekan.
Pemberian antihistamin lokal. Apabila syok diberikan
adrenalin, kortikosteroid dan antihistamin.
Sengatan
Kalajengking Ordo Scorpionida
Racun berupa toksalbumin neurotoksin
dan hemotoksin.
Menyebabkan kematian karena syok dan
paralisis pernafasan.
Hemotoksin akan menyebabkan
perdarahan dan nekrosis.
Penanganan adalah pemberian torniquet
pada proksimal tempat sengatan.
Pemberian anti-racun sangat bermanfaat.
Dapat diberikan barbiturat, kortikosteroid,
dan antihistamin.
Gigitan
Kelabang kelas Chilopoda.
Tubuh beruas-ruas, pada ruas pertama
terdapat sepasang kuku beracun.
Menyebabkan rasa nyeri dan eritema.
Toksin mengandung antikoagulan.
Gigitan
Cimex (Kutu busuk) Cimex hemipterus
Menyebabkan dermatitis pada orang yang
rentan terhadap gigitannya.
Gigitan
Sengkenit keras
Sengkenit hidup sebagai ektoparasit dan
menghisap darah berbagai binatang.
Sengkenit jantan mati setelah kopulasi sengkenit
betina bertelur di tanah kemudian mati. Telur
larva berkaki 3 pasang nimfa dewasa. Tiap
pergantian stadium perlu penghisapan darah
hospes setelah kenyang melepaskan diri.
Dapat menyebabkan paralisa berupa paralisis
motorik jika mengenai otot pernafasan
kematian.
Pada tempat gigitan terjadi luka yang mudah
meradang terutama jika kapitulum tertinggal
sewaktu sengkenit dilepaskan.
Skabies
Gejala klinis adalah gatal-gatal yang timbul
pada malam hari, didahului dengan
timbulnya bintik-bintik merah.
Tungau hidup di tempat terowongan, pada
jari tangan, pergelangan tangan bagian
ventral, siku bagian luar, lipatan ketiak
depan umbilikus, gluteus, ekstremitas,
genetalia eksterna, dan mammae.
Pada tempat predileksi ditemukan
terowongan berwarna putih abu abu,
berkelok-kelok atau lurus dengan panjang
bervariasi. Di ujungnya terdapat vesikula.
Demodisiosis
Oleh Demodex folliculorum
Tungau folikel rambut yang mirip cacing,
berkaki 4 pasang.
Hidup di folikel rambut dan kelenjar
keringat sebagai parasit permanen ;
terutama di sekitar hidung dan kelopak
mata.
Menyebabkan blefaritis, akne rosasea dan
impetigo kontagiosa disertai rasa gatal.
Pedikulosis
Infestasi tuma Pedikulus humanus var. capitis.
Bentuk lonjong, pipih dorsoventral, berukuran 11,5 mm, berwarna kelabu.
Ujung setiap kaki dilengkapi kuku.
Telur berwarna putih dilekatkan dengan perekat
kitin.
Waktu yang dibutuhkan untuk telur dewasa
adalah 18 hari. Masa hidupnya 27 hari.
Menyebabkan lesi pada kulit kepala.
Air liur tuma menimbulkan papula merah dan rasa
gatal.
Fitiriasis
Gangguan pada daerah pubis yang disebabkan
Phthirus pubis.
Bentuk pipih dorsoventral, bulat menyerupai ketam
dengan kuku pada ketiga pasang kakinya. Dewasa
berukuran 1,5-2 mm berwarna abu abu.
Disebut juga crab louse.
Hidup pada rambut kemaluan, dapat juga
ditemukan pada rambut ketiak, jenggot, kumis, alis
dan bulu mata menghisap darah
Telur menjadi dewasa memerlukan 3-4 minggu.
Rasa gatal terjadi pada tempat tusukan (biasa di
pubis) gangguan utama.
Telur pada bulu mata dapat mengganggu
penglihatan.
Miasis
Infestasi larva lalat ke dalam jaringan
atau organ tubuh manusia atau
binatang vertebra.
Menurut sifat larva lalat sebagai
parasit, miasis dibagi menjadi:
Miasis spesifik (obligat) larva hanya
hidup pada jaringan tubuh manusia dan
binatang. Telur diletakkan pada kulit
tubuh, luka, jaringan sakit atau rambut
hospes. Cth: larva Callitroga mecellaria
Miasis
Miasis semispesifik (fakultatif) larva
selain dapat hidup pada daging dan
sayuran busuk, dapat hidup pada
jaringan manusia. Cth: Wohlfahrtia
magnifica
Miasis aksidental telur tidak
diletakkan pada jaringan tubuh manusia
tetapi pada makanan dan minuman yang
secara kebetulan tertelan usus
tumbuh menjadi larva. Cth: larva Musca
domestica dan Piophia casei
Miasis
Secara klinis dibagi menjadi:
Miasis kulit/subkutis. Larva diletakkan pada
kulit utuh membuat terowonganberkelokkelok terbentuk ulkus luas.
Miasis nasofaring. Biasanya pada anak dan
bayi. Larva mampu menembus kulit lunak bayi
dan membuat ulkus.
Miasis intestinal. Kebetulan karena menelan
makanan yang terkontaminasi. Larva menetas
di abdomen menyebabkan rasa mual,
muntah, diare, dan spasme abdomen.
Miasis
Miasis urogenital. Menyebabkan piuria,
uretritis dan sistitis.
Miasis mata.
Miasis
Miasis pada mayat
Bau busuk mayat akan menarik
berbagai macam spesies serangga
terutama lalat berkembang biak pada
mayat.
Bila siklus hidup diketahui, infestasi
serangga pada mayat dapat digunakan
untuk memperkirakan saat kematian.
Terima Kasih