You are on page 1of 66

Arthropoda

Struktur tubuh
Badan dan umbai-umbai beruas-ruas.
Bilateral simetris.
Memiliki eksoskeleton dilapisi kitin.
Memiliki sistem pencernaan,
pernafasan, saraf, peredaran darah,
dan reproduksi.
Terjadi pergantian kulit pecahnya
eksoskelet karena pertumbuhan
tubuh artropoda.

Struktur tubuh serangga


3 segmen : kepala ( caput), dada
( thorax), perut ( abdomen)
Thorax terdiri 3 segmen terdapat
sepasang kaki tiap segmen.
Organ tubuh tersusun berpasangan
tiap segmen.
Hidup diatas tanah (terestrial) atau
diair (akuatik)

Kepala: alat indra : antena, palpa, mata


faset , mulut bentuk sesuai kebutuhan
(maxila dan mandibula/ alat
pengunyah/chelicera; alat pengisap cairan
makanan, alat penusuk dan pengisap
darah)
Thorax: prothorax, mesothorax
metathorax.
Abdomen : 11 segmen
Alat kelamin terpisah

Daur hidup
Metamorfosis:
Sempurna: telur larva pupa
dewasa; Morfologi dan biologi muda dan
dewasa berbeda
Tidak Sempurna: telur (larva) nimfa
dewasa; Morforlogi dan biologi muda
dan dewasa hampir sama

Serangga ~ Vektor
Penularan dapat dari beberapa cara:
Secara Mekanik: berperantara bagian luar
tubuh serangga, cth: telur cacing.
Secara Biologik: parasit/agen diisap serangga
dan mengalami proses biologik dalam tubuh
vektor.
Propagatif: parasit/agen hanya membelah diri
menjadi banyak, cth: Yersinia pestis dalam pinjal
tikus.
Siklo-propagatif: Parasit berubah bentuk dan
membelah diri menjadi banyak, cth: Plasmodium.
Siklo-developmental: Parasit hanya berubah bentuk,
cth: Wuchereria bancrofti dalam culex.

Serangga ~ Parasit
Berdasarkan habitat:
Endoparasit: hidup atau mengembara di
dalam jaringan tubuh.
Ektoparasit: hidup di permukaan hospes

Berdasarkan lama hidup:


Parasit permanen: seluruh atau sebagian
besar hidupnya ada pada satu hospes.
Parasit periodik: berpindah-pindah dari
satu hospes ke hospes lain.

Serangga ~ Toksin
Menularkan toksin dengan kontak
langsung (ulat), gigitan (laba-laba),
sengatan (kalajengking), tusukan
(triatoma).
Menyebabkan gejala setempat atau umum
gatal, urtikaria, gangguan saraf.
Dapat pula menyebabkan reaksi alergi.
Dapat menyebabkan entomofobia.

Pembagian
Filum ARTHROPODA dibagi menjadi:
Kelas INSECTA
Kelas ARACHNIDA
Kelas CRUSTACEA
Kelas CHILOPODA
Kelas DIPLOPODA

Nyamuk
Kelas INSECTA ordo DIPTERA
famili CULICIDAE
Famili dibagi menjadi 3:
ANOPHELINI (Anopheles)
CULICINI (Culex, Aedes, Mansonia)
TOXORHYNCHITINI (Toxorhynchites)

Menularkan antara lain:


DHF,Chikungunya,Demam Kuning

Morfologi nyamuk
Kepala: Kepala mempunyai probosis
halus panjang melebihi ukuran kepala
menghisap darah,
menghisap bahan-bahan cair.corak
probosis sbg petunjuk spesies
mata faset.
Antena sepasang ( 15 ruas) tertutup rambut.
Antena pada plumose (berambut lebat) pada
pilose (berambut jarang)
Palpus bersegmen ( 5 ruas) berambut. ukuran
sebagai petunjuk spesies.

Morfologi
Thorax: sayap transparan,panjang dan langsing,
mempunyai vena yang tertutup sisik. Bentuk vena
dan warna sisik menentukan spesies. Sebagian
besar toraks yg tampak (mesonotum) diliputi bulu
halus kuning/putih tgt spesies
Sepasang halter, 3 pasang kaki yang bersegmen.
Posterior dari mesonotum tdpt skutelum
Anophelini berbentuk melengkung (rounded),
Culicini membentuk 3 lengkungan (trilobus).

Abdomen: bentuk silinder 10 segmen.


Segmen terakhir adalah alat kelamin
luar. Betina cerci; jantan
hipopigium.

Morfologi larva
Kepala : sepasang antena berambut;
mata , rambut mulut, rambut kepala.
Thorax:segmen dg rambut atau bulu2
rusuk
Abdomen: 10 segmen

Pupa
kepala dan abdomen dg segmen yang
jelas.
Kepala disebut cephalothorax
Breathing tube bentuk lubang berbeda
tiap genus.
Abdomen bersegmen,terakhir disebut
paddle berduri (anophelini)
Pada culini berambut halus alat
gerak

Daur Hidup
Metamorfosis sempurna.
St telur,larva dan pupa hidup di dalam air;
sedangkan st dewasa beterbangan.
Telur yang baruputih1-2 jam hitam
Anopheles dan Aedes telur diletakkan
satu per satu terpisah, Culex dan
Mansonia telur dletakkan berlekatan
sehingga membentuk rakit.
Larva terdiri atas 4 substadium pupa.
Pupa tidak makan namun memerlukan
oksigen melalui breathing trumpet.

Perilaku nyamuk

Umur 2 minggu . Ada yang sampai 2 3 bulan.


Betina lebih lama.
Hospes berbeda: manusia disebut antropofilik.
binatang : zoofilik. Bila lebih suka darah manusia
dari pada binatang disebut antropozoofilik.
Tempat istirahat : indoor resting, out door resting.
Aktivitas : malam hari atau siang hari
Menggigit dalam rumah : endofagi
Diluar rumah eksofagi

Vektor Malaria
Diperankan Nyamuk Anophelini, genus Anopheles.
Telur diletakkan satu per satu di atas permukaan
air, bag bawah konveks bag atas konkaf dan
memiliki pelampung pada sebelah lateral.
Dewasa: palpus nyamuk jantan dan nyamuk
betina memiliki panjang yang sama dengan
panjang probosis.
Pada nyamuk jantan ruas palpus bagian apikal
berbentuk gada (club-form), pada betina ruas
tersebut mengecil.
Bagian ujung sisik sayap membentuk lengkung.
Tempat perindukkan umumnya di genangan air.

Daur hidup dan Perilaku


Metamorfosis sempurna.
Waktu yang diperlukan telur menjadi dewasa 2-5
minggu.
Umumnya aktif pada malam hari atau sejak senja
sampai dini hari. Dipengaruhi kelembaban dan
suhu udara
Jarak terbang 0,5-3km dapat dipengaruhi
kencangnya angin dan transportasi umum.
Umur di laboratorium 3-5 minggu.

Pemberantasan malaria
Mengobati penderita malaria
Mengusahakan agar tidak terjadi kontak antara
nyamuk dan manusia memasang kawat kasa
atau menggunakan kelambu dan repellant.
Mengadakan penyuluhan tentang sanitasi
lingkungan dan pendidikan kesehatan kepada
rakyat untuk memusnahkan tempat-tempat
perindukkan nyamuk.

Vektor filariasis limfatik


Dapat berupa nyamuk anophelini dan nonanophelini.
3 jenis parasit nematoda penyebab
filariasis limfatik W bancrofti, B malayi
dan B timori.
Sp Anopheles, Culex dan Aedes dilaporkan
mjd vektor filariasis bancrofti.
Vektor utama filariasis malayi adalah sp
Anopheles, Mansonia, Coquilettidia.
Vektor utama filariasis timori adalah An
barbirostris.

Morfologi Non-Anophelini/Culicini
Telur disusun membentuk rakit ataupun
satu per satu.
Telur Aedes berbentuk lonjong dengan
kedua ujung sedikit lancip dan berdinding
menggambarkan anyaman kain kasa.
Telur Culex menyerupai peluru senapan.
Telur mansonia mirip duri atau pin bola
bowling.
Larva tampak tergantung pada permukaan
air.

Morfologi Non-Anophelini/Culicini
Pada stadium dewasa Culicini betina
palpinya lebih pendek daripada
probosisnya, sedangkan pada jantan
palpinya lebih panjang daripada
probosisnya.
Sisik sayapnya ada yang lebar dan
asimetris (mansonia) dan ada pula
yang sempit dan panjang (aedes,
culex)

Daur hidup dan Perilaku


Metamorfosis sempurna
Waktu dari telur sampai dewasa 1-2
minggu.
Tempat perindukan pada air jernih ataupun
air keruh dan dapat ditumbuhi berbagai
macam tanaman air.
Culex menghisap darah hospes pada
malam hari saja. Mansonia pada malam
dan siang hari. Aedes hanya siang hari.
Jarak terbang berpuluh meter saja.
Umur kira-kira 2 minggu.

Vektor Virus ~ DHF


Penyakit virus meyebabkan
kematian dalam waktu yang pendek.
Demam tinggi berlangsung terus
menerus 2-7 hari dan manifestasi
perdarahan dimulai dengan
ptechiae.
Dapat terjadi sindrom syok.
Vektor utamanya adalah Aedes
aegypti.

Morfologi
Warna dasar hitam dengan bintik-bintik
putih pada bagian badannya.
Telur bergaris-garis, membentuk bangunan
mirip kain kasa.
Telur dewasa 9 hari.
Tempat perindukkan adalah tempat-tempat
berisi air bersih yang dekat dengan rumah
penduduk..
Menghisap darah pada siang hari dengan
dua puncak waktu yaitu setelah matahari
terbit dan sebelum matahari tenggelam.

Pengendalian
Perlindungan diri perseorangan
Pembuangan benda-benda yang
dapat menampung air hujan.
Membersihkan tempat air secara
teratur
Pemberian abate
Melakukan fogging.
Penyuluhan.

Tungau Vektor Riketsia


Leptospira merupakan vektor Rickettsia
tsutsugamushi
Penyakit Demam sesak
Ditemukan di sumatra, Jawa, Kalimantan,
Sulawesi dan Irian jaya.
Gejalanya kepala pusing, apati, malaise,
limfadenitis.
Vektornya adalah tungau Leptotrombidium
akamusi, L deliensis dan L fletscheri.

Morfologi, Daur hidup


Berukuran kecil 1 mm, berkaki 4 pasang,
badannya berbulu, hidup sebagai predator
antropoda lain dan biasanya pemakan tumbuhan.
Hanya stadium larva menghisap darah.
Telur (pada tanah atau tangkai daun tanaman
rendah) larva berkaki 3 pasang menghisap
darah menjatuhkan diri ke tanah nimfa
dewasa bertelur.
Biasanya hidup sebagai parasit tikus ladang.
Pencegahan dilakukan dengan menjaga agar tidak
terkontak dengan tungau dengan membedaki
kaos kaki dan sepatu dengan DDT 10%.

Vektor penyakit Pes


Disebabkan oleh bakteria Yersinia pestis.
Vektor adalah pinjal, menginfeksi melal ui gigitan
dan tinja yang mengandung Y pestis.
Menyebabkan peradangan dan pembesaran
kelenjar limfe dan membentuk benjolan atau bubo
diameter 2-10 cm biasanya dekat glandula
femoralis atau aksilaris.
Jika sudah masuk peredaran darah, baik berasal
dari bubo dan gigitan pinjal pes septikemia.
Meninggal setelah 2-3 hari setelah mendapatkan
infeksi.
Cara penularan adalah propagatif.

Morfologi
Vektor termasuk ordo SIPHONAPTERA
X. cheopis, S. cognatus dan N. sondaica.
Hidup sebagai parasit tikus ladang dan
bersarang di antara bulu tikus.
Metamorfosis sempurna.
Telur di atas tanah 2-12 hari menetas
menjadi larva berbentuk mirip ulat bulu
1-2 minggu menjadi pulpa dewasa.

Pemberantasan
Karena merupakan penyakit tikus,
pemberantasannya adalah:
Menangkap dan membebaskan kembali
tikus pada alam liar setelah dibersihkan
pinjalnya jika pinjal kehilangan
hospesnya dia akan menyebar diantara
manusia.
Memberantas tikus dengan insektisida
DDT dan BHC.

Lalat penghisap darah


1. famili psychodidae genus
Phlebotomus ( Sandfly= lalat pasir)
Ukuran 1,5 4 mm, kuning abu2
Betina menghisap darah
Aktif malam hari
Metamorfose sempurna
Telur ditanah lembab.

Kepentingan medis
Gigitan : nyeri, gatal, papula , nausea,
demam, malaise
Vektor penyakit a.l phlebotomus
fever, bartonellosis,kala azar,
leismaniasis tropic, leismaniasis
tropica.

Vektor Mekanik
Musca (lalat) ordo Diptera, Kelas
INSECTA
Yang berperan adalah Musca domestica.
Tempat perindukkan pada timbunan
sampah sekitar rumah, tinja manusia dan
binatang.

Kepentingan medis
Vektor protozoa,telur cacing, bakteri,
virus,
Larva : myasis

Artropoda penyebab alergi dan


reaksi toksik
Alergi yang disebabkan kupu-kupu
Kupu-kupu termasuk ordo LEPIDOPTERA.
Larva kupu adalah ulat bulu menyebabkan
erusisme
Gejala-gejala erusisme atau dermatitis ulat
adalah urtikaria, nyeri, gatal dan rasa panas.
Disebabkan oleh toksin.
Kupu-kupu dewasa menyebabkan
lepidopterisme gejalanya mirip giant
urticaria.

Pengobatan
Lesi yang timbul jangan digaruk
menyebabkan penyebaran toksin.
Pengobatan lokal dapat diberikan
larutan yodium, kortikosteroid dan
anthistamin topikal.

Alergi yang disebabkan oleh tungau


Dermatophagoides pteronyssinus
Tungau debu berukuran 0,2-1,2mm
badan berbulu dan berkaki 4 pasang
Metamorfosis tidak sempurna;
ditemukan pada debu rumah, karpet,
lantai dan luar rumah.
Makanannya adalah serpihan kulit
manusia dan binatang.
Menyebabkan asma atopik.

Alergi oleh Paederus sabaeus


kumbang lepuh (blister beetle).
Menyebabkan lepuh pada orang yang
kontak dengan serangga ini.

Sengatan
Lebah Ordo Hymenoptera
Gejala yang timbul adalah akibat toksin yang
dikeluarkan waktu menyengat mengandung
antara lain histamin, asetilkolin bersifat
anafilaktogenik.
Ringan nyeri, gatal, merah dan edema pada
tempat yang diengat.
Berat mual, muntah, sesak nafas, kolaps.
Kematian dapat terjadi karena syok anafilaktik.
Pengobatan adalah dengan membuang sengat
lebah; daerah yang disengat tidak boleh ditekan.
Pemberian antihistamin lokal. Apabila syok diberikan
adrenalin, kortikosteroid dan antihistamin.

Sengatan
Kalajengking Ordo Scorpionida
Racun berupa toksalbumin neurotoksin
dan hemotoksin.
Menyebabkan kematian karena syok dan
paralisis pernafasan.
Hemotoksin akan menyebabkan
perdarahan dan nekrosis.
Penanganan adalah pemberian torniquet
pada proksimal tempat sengatan.
Pemberian anti-racun sangat bermanfaat.
Dapat diberikan barbiturat, kortikosteroid,
dan antihistamin.

Gigitan
Kelabang kelas Chilopoda.
Tubuh beruas-ruas, pada ruas pertama
terdapat sepasang kuku beracun.
Menyebabkan rasa nyeri dan eritema.
Toksin mengandung antikoagulan.

Laba-laba Ordo Aranea


Gigitan menyebabkan kelainan yang
disebut araknidisme.
Di Indonesia belum pernah dilaporkan.

Gigitan
Cimex (Kutu busuk) Cimex hemipterus
Menyebabkan dermatitis pada orang yang
rentan terhadap gigitannya.

Sengkenit (ticks) ordo Acarina.


Dibagi menjadi dua famili: Ixodidae (sengkenit
keras) dan argasidae (sengkenit lunak)
Metamorfosis tidak sempurna
Stadium dewasa memiliki 4 pasang kaki,
stadium larva dan nimfa muda memiliki 3
pasang kaki.
Besar 1 cm.

Gigitan
Sengkenit keras
Sengkenit hidup sebagai ektoparasit dan
menghisap darah berbagai binatang.
Sengkenit jantan mati setelah kopulasi sengkenit
betina bertelur di tanah kemudian mati. Telur
larva berkaki 3 pasang nimfa dewasa. Tiap
pergantian stadium perlu penghisapan darah
hospes setelah kenyang melepaskan diri.
Dapat menyebabkan paralisa berupa paralisis
motorik jika mengenai otot pernafasan
kematian.
Pada tempat gigitan terjadi luka yang mudah
meradang terutama jika kapitulum tertinggal
sewaktu sengkenit dilepaskan.

Penyakit yang disebabkan


Artropoda - Skabies
Disebabkan oleh Sarcoptes scabiei
Badan oval dan gepeng, stadium
dewasa memiliki 4 pasang kaki
Sarcoptes jantan mati setelah
kopulasi, Sarcoptes betina gravid
mencari tempat meletakkan telur di
stratum korneum kulit membuat
terowongan sambil bertelur.

Skabies
Gejala klinis adalah gatal-gatal yang timbul
pada malam hari, didahului dengan
timbulnya bintik-bintik merah.
Tungau hidup di tempat terowongan, pada
jari tangan, pergelangan tangan bagian
ventral, siku bagian luar, lipatan ketiak
depan umbilikus, gluteus, ekstremitas,
genetalia eksterna, dan mammae.
Pada tempat predileksi ditemukan
terowongan berwarna putih abu abu,
berkelok-kelok atau lurus dengan panjang
bervariasi. Di ujungnya terdapat vesikula.

Demodisiosis
Oleh Demodex folliculorum
Tungau folikel rambut yang mirip cacing,
berkaki 4 pasang.
Hidup di folikel rambut dan kelenjar
keringat sebagai parasit permanen ;
terutama di sekitar hidung dan kelopak
mata.
Menyebabkan blefaritis, akne rosasea dan
impetigo kontagiosa disertai rasa gatal.

Pedikulosis
Infestasi tuma Pedikulus humanus var. capitis.
Bentuk lonjong, pipih dorsoventral, berukuran 11,5 mm, berwarna kelabu.
Ujung setiap kaki dilengkapi kuku.
Telur berwarna putih dilekatkan dengan perekat
kitin.
Waktu yang dibutuhkan untuk telur dewasa
adalah 18 hari. Masa hidupnya 27 hari.
Menyebabkan lesi pada kulit kepala.
Air liur tuma menimbulkan papula merah dan rasa
gatal.

Fitiriasis
Gangguan pada daerah pubis yang disebabkan
Phthirus pubis.
Bentuk pipih dorsoventral, bulat menyerupai ketam
dengan kuku pada ketiga pasang kakinya. Dewasa
berukuran 1,5-2 mm berwarna abu abu.
Disebut juga crab louse.
Hidup pada rambut kemaluan, dapat juga
ditemukan pada rambut ketiak, jenggot, kumis, alis
dan bulu mata menghisap darah
Telur menjadi dewasa memerlukan 3-4 minggu.
Rasa gatal terjadi pada tempat tusukan (biasa di
pubis) gangguan utama.
Telur pada bulu mata dapat mengganggu
penglihatan.

Miasis
Infestasi larva lalat ke dalam jaringan
atau organ tubuh manusia atau
binatang vertebra.
Menurut sifat larva lalat sebagai
parasit, miasis dibagi menjadi:
Miasis spesifik (obligat) larva hanya
hidup pada jaringan tubuh manusia dan
binatang. Telur diletakkan pada kulit
tubuh, luka, jaringan sakit atau rambut
hospes. Cth: larva Callitroga mecellaria

Miasis
Miasis semispesifik (fakultatif) larva
selain dapat hidup pada daging dan
sayuran busuk, dapat hidup pada
jaringan manusia. Cth: Wohlfahrtia
magnifica
Miasis aksidental telur tidak
diletakkan pada jaringan tubuh manusia
tetapi pada makanan dan minuman yang
secara kebetulan tertelan usus
tumbuh menjadi larva. Cth: larva Musca
domestica dan Piophia casei

Miasis
Secara klinis dibagi menjadi:
Miasis kulit/subkutis. Larva diletakkan pada
kulit utuh membuat terowonganberkelokkelok terbentuk ulkus luas.
Miasis nasofaring. Biasanya pada anak dan
bayi. Larva mampu menembus kulit lunak bayi
dan membuat ulkus.
Miasis intestinal. Kebetulan karena menelan
makanan yang terkontaminasi. Larva menetas
di abdomen menyebabkan rasa mual,
muntah, diare, dan spasme abdomen.

Miasis
Miasis urogenital. Menyebabkan piuria,
uretritis dan sistitis.
Miasis mata.

Miasis
Miasis pada mayat
Bau busuk mayat akan menarik
berbagai macam spesies serangga
terutama lalat berkembang biak pada
mayat.
Bila siklus hidup diketahui, infestasi
serangga pada mayat dapat digunakan
untuk memperkirakan saat kematian.

Terima Kasih

You might also like