You are on page 1of 48

Sekretariat :

ASWAJA NU CENTER KEPUNG


Jl. KH. Abdurahman Wahid Jatisari Krenceng
Kepung Kediri - Jatim
Tlp/ Hp. 08125902865

Penanggung Jawab :

ASWAJA CENTER NU
KEPUNG
Penasehat :
KH. A. Zainuri Faqih
KH. Abdul Hannan Mashuum

Alhamdulillahirabbil alamin kami ucapkan,


karena hanya dengan taufiq Allah taaalaa kami
berhasil menyelesaikan penulisan modul dan bahan
ajar Rahmatan Lil Alamin. Shalawat dan salam semoga
tetap terlimpah kepada sayyidina Muhammad,
sahabat, keluarga dan para pengikutnya sampai pada
hari kiamat.

Ketua :
Miftahul Ulum, S.H

Kehadiran modul dan bahan ajar Rahmatan Lil


Alamin ini bertujuan untuk membantu para peserta
didik dalam memahami pengetahuan agama Islam
(PAI) dengan pemahaman yang benar, bersih dan kuat.
Mengingat tujuan tersebut, dalam penyajiannya modul
ini sengaja memilih bahasa yang paling sederhana, dan
dari segi isi, modul ini menekankan pada pemahaman
satu madzhab saja, dalam bidang akidah mengikuti
Asyariyyah dan dalam bidang fiqih mengikuti madzhab
as Syafiiy.

Percetakan dan Distribusi :


Zainul Abidin, S.Ag, M.Sc

Penyajian modul dan buku ajar ini disesuaikan


dengan kurikulum yang didasarkan pada Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) semaksimal mungkin,
agar dapat membantu para peserta didik memahami
materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru.
Demi peningkatan kualitas modul ini, kami
mengharapkan sumbangan pemikiran, saran dan kritik
dari semua pihak. Sehingga dapat dijadikan sebagai
pedoman perbaikan pada penerbitannya selanjutnya.
Akhirnya, kami mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak khususnya para kyai dan ulama
yang telah meluangkan waktu untuk mentashhih
materi modul ini demi kemurnian materi pembelajaran
yang disajikan dalam modul ini. Terima kasih tiada
terhingga juga disampaikan kepada pihak penerbit
yang telah bersedia menerbitkan modul ini.

Sekretaris :
Mahmud, S.Pd.I

Tim penulis :
ASWAJA NU CENTER
Asyhari Masduki, MA
Miftahul Mushlihin, S.Pd.I
Sutaji, S.Pd.I
Ripai, S.Pd.I
Moh. Faqih, S.Ag
Fathan Zayyin
Ahmad Shodiq
Asyhar
Muhib Thohari
Tim Pentashih :
KH. Abu Musa al Asyari
K. Mashum
K. Abdul Khaliq
K. Hafidz Ghazali
Lilik Nur Lathifah, M.Pd.I
Zainul Abidin, S.Ag, M.Sc
Shobirin, S.Pd.I
Dafid Fuadi, S.Ag

Setting/ Lay Out :


Tim Penyusun
Aswaja 4 Madrasah Ibtidaiyah Semester Ganjil
M. Aris Muchlisin, S.Pd
[1]

Kata Pengantar
..
Daftar Isi .
BAB I KELAHIRAN NAHDLATUL ULAMA
A. Paham Keislaman di Indonesia...
B. Pondok Pesantren Sebagai Lembaga Pembelajaran Islam .
C. Kelahiran Jamiyyah Nahdlatul Ulama ..
D. Susunan Pengurus Nahdlatul Ulama Yang Pertama ..
BAB II K.H. HASYIM ASYARI
A. Riwayat Hidup K.H. Hasyim Asyari .
B. Kedudukan K.H. Hasyim Asyari Dikalangan Ulama Pesantren
dan Karya-karyanya
C. Peranan K.H. Hasyim Asyari Dalam Mendirikan NU ..
D. Perjuangan K.H. Hasyim Asyari Dalam Pergerakan Nasional ..
BAB III K.H. ABDUL WAHHAB HASBULLAH
E. Riwayat Hidup K.H. Abdul Wahhab Hasbullah
F. Kedudukan K.H. Abdul Wahhab Hasbullah dikalangan Ulama
Pesantren ..
G. Organisasi Yang Dirintis Oleh K.H. Abdul Wahhab Hasbullah
H. Peranan K.H. Abdul Wahhab Hasbullah Dalam Mendirikan
Nahdlatul Ulama ..
I. Perjuangan K.H. Abdul Wahhab Hasbullah Dalam Pergerakan
Nasional .
BAB IV K.H. BISRI SYANSURI
J. Riwayat Hidup K.H. Bisri Syansuri .
K. Kedudukan K.H. Bisri Syansuri Dikalangan Ulama Pesantren
L. Lembaga Pendidikan Yang Didirikan K.H. Bisri Syansuri ..
M. Peranan K.H. Bisri Syansuri Dalam Mendirikan Nahdlatul
34
Ulama ..
N. Perjuangan K.H. Bisri Syansuri Dalam Pergerakan Nasional
BAB V MENGHORMATI AL QURAN
O. Kewajiban Terhadap Al Quran ..
P. Fadhilah Membaca Al Quran .
Q. Sikap Menghormati Al Quran
R. Tata Cara Mensyiarkan Al Quran
S. Membiasakan Diri Membaca Al Quran
BAB VI MENGHORMATI NABI MUHAMMAD
T. Kewajiban Mencintai dan Mentaati Nabi Muhammad
U. Macam-macam Bacaan Shalawat Nabi
V. Adab Membaca Shalawat Nabi ..
W. Fadhilah Membaca Shalawat Nabi ..
Daftar Pustaka

Aswaja 4 Madrasah Ibtidaiyah Semester Ganjil


[2]

1
2
3
4
5
7
11
13
14
14
17
18
19
22
22
25
26
27
27
27
30
30
32
33
34
37
38
40
41
48

Kompetensi Dasar
Memahami Sejarah Kelahiran Nahdlatul Ulama
Hasil Belajar
Menjelaskan paham keislaman yang pertama berkembang di Indonesia
Menjelaskan peranan pesantrens ebagai lembaga pengajaran agama
Menjelaskan proses pembentukan jamiyyah Nahdlatul Ulama

A. Paham Keislaman Di Indonesia


Islam masuk Indonesia sejak abad pertama hijriyah atau abad 7 masehi.
Para penyebar Islam di Indonesia adalah para muballigh yang menganut paham
Ahlussunnah Wal Jamaah. Dalam bidang aqidah, mereka adalah Asyariyah
(pengikut imam Abul Hasan al Asyary), dan dalam bidang fiqih mereka adalah
Syafiiyyah (penganut madzhab Muhammad bin Idris as Syafiiy) dan dalam
bidang tashawwuf, mereka mengikuti al imam al Ghazali. Sehingga tidak ada
paham lain yang dianut oleh umat Islam Indonesia sejak dahulu kecuali hanya
Ahlussunnah wal Jamaah.
Dengan demikian amaliyah keaswajaan semisal shalat jumat dengan
dua adzan, shalat tarawih 20 rekaat, shalat id di Masjid, ziarah kubur, dibaan
dan lainnya telah dilakukan oleh umat Islam Indonesia generasi pertama.
Amaliyah keagamaan tersebut baru diungkit-ungkit eksistensinya
setelah merebaknya paham yang mengklaim sebagai paham modernis di
Indonesia, sebagai pengaruh dari ajaran Muhammad Abduh dan Rasyid Ridla
Aswaja 4 Madrasah Ibtidaiyah Semester Ganjil
[3]

dari Mesir di satu sisi dan Muhammad bin Abdul Wahhab (Wahhabi) di Saudi
Arabia.
B. Pondok Pesantren Sebagai Lembaga Pembelajaran Islam
Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia.
Pondok pesantren itu didirikan dengan tujuan menanamkan pemahaman,
penghayatan dan pengamalan ajaran Islam. Di pondok pesantren para santri
juga dididik untuk berakhlak mulia, seperti jujur, tawadlu (rendah hati),
zuhud, qanaah dan hidup sederhana.
Pondok pesantren memiliki 5 unsur utama:
1. Kyai yang mengajar dan mendidik
2. Santri yang belajar kepada kyai
3. Masjid atau mushalla sebagai tempat shalat berjamaah dan tempat belajar
mengajar
4. Pondok sebagai tempat tinggal santri
5. Pengajaran kitab-kitab kuning karya para ulama Ahlussunnah Wal Jamaah
Hubungan antara Kyai dan santri di pondok pesantren sangat kuat.
Sehingga meskipun mereka telah keluar dari pondok pesantren para santri
tetap melakukan kontak dengan para kyainya. Karena bagi mereka, kyai adalah
rujukan utama mereka dalam mengarungi kehidupan di dunia ini. Setiap kali
mereka menemukan sebuah permasalahan, maka mereka dapat berkonsultasi
dengan para kyainya.
Pembelajaran agama model pondok pesantren hanya ada di Indonesia.
Pondok pesantren pertama kali digagas oleh para wali penyebar agama Islam
di Indonesia yang menganut paham Ahlussunnah wal Jamaah. Sehingga sampai
sekarang pondok pesantren tetap konsisten mengajarkan kitab-kitab kuning
baik dalam bidang akidah, fiqih maupun akhlak yang dikarang oleh para ulama
Ahlussunnah Wal Jamaah.
Sistem pondok pesantren ala Ahlussunnah Wal Jamaah ini belakangan
diadopsi oleh kelompok lain yang menganut paham non Ahlussunnah. Hanya
Aswaja 4 Madrasah Ibtidaiyah Semester Ganjil
[4]

saja mereka menghilangkan kitab-kitab kuning Ahlussunnah wal Jamaah dan


menggantinya dengan kitab-kitab yang sesuai dengan paham mereka.
C. Kelahiran Jamiyyah Nahdlatul Ulama
Nahdlatul Ulama didirikan di Surabaya pada tanggal 16 Rajab 1344 H
bertepatan dengan tanggal 31 Januari 1926. Pendirinya adalah para ulama
pengasuh pondok pesantren. Sebagaimana telah dijelaskan di muka bahwa
seluruh pondok pesantren yang ada di Indonesia telah memiliki pengikat
persatuan yang sama yaitu ajaran Islam Ahlussunnah Wal Jamaah. Dan
hubungan mereka semakin dekat ketika diikat dengan ikatan guru dan santri
dan semakin dekat lagi ketika di antara mereka melakukan hubungan
pernikahan antar pondok pesantren.
Kedekatan tersebutlah yang ikut memperlancar proses rekonsiliasi
antar para ulama pondok pesantren untuk membentuk sebuah organisasi
sebagai wadah untuk mempertahankan dan mengembangkan ajaran Islam
Ahlussunnah Wal Jamaah, dan mewujudkan sebuah cita-cita izzul al Islam wa
al muslimin (kejayaan Islam dan umatnya).
Di antara para ulama pendiri Ahlussunnah Wal Jamaah adalah:
1. K.H. M Hasyim Asyari Tebu Ireng Jombang
2. K.H. Abdul Wahab Hasbullah Tambak Beras Jombang
3. K.H. Bisri Syansuri Denanyar Jombang
4. K.H. Raden Haji Asnawi Kudus
5. K.H. Maksum Lasem
6. K.H. Ridlwan Semarang
7. K.H. Nawawi Pasuruan
8. K.H. Nahrawi Malang
9. K.H. Ridlwan Surabaya
10. K.H. Alwi Abdul Aziz Surabaya
11. K.H. Abdullah Ubaid Surabaya
12. K.H. Abdul Halim Cirebon
Aswaja 4 Madrasah Ibtidaiyah Semester Ganjil
[5]

13. K.H. Ndoro Muntaha Bangkalan


14. K.H. Dahlan Kertosono
15. K.H. Abdullah Faqih Maskumambang Gresik
Sebab-sebab didirikannya NU adalah:
1. Penjajah belanda
Untuk menghadapi siasat licik penjajah belanda yang berusaha mengadu
domba umat Islam, para ulama sepakat untuk menjadikan pondok
pesantren sebagai benteng pertahanan untuk menjaga kemurnian Islam
dan kemulian akhlak umat Islam. Adapun langkah-langkah yang mereka
lakukan adalah:
a. Menanamkan semangat juang membela Negara dan bangsa Indonesia
b. Melarang bekerja sama dalam bentuk apapun dengan pemerintah
belanda
c. Melarang untuk meniru gaya hidup dan tingkah laku bangsa belanda
2. Berkembangnya paham wahhabi
Paham Wahhabi adalah paham yang diajarkan oleh Muhammad Abdul
Wahhab. Seorang yang tidak diakui oleh para ulama semasanya sebagai ahli
ilmu.
Paham Wahhabi sebenarnya adalah paham tajsim dan tasybih yang dahulu
pernah diajarkan oleh Ibnu Taimiyah. Mereka berkeyakinan bahwa Allah
itu berupa jisim yang besar dan memiliki anggota badan seperti muka,
tangan, kaki dan lainnya. Mereka berkeyakinan bahwa Allah bertempat dan
duduk di atas Arsy. Paham seperti ini jelas bertentangan dengan paham
Ahluussunnah yang meyakini bahwa Allah tidak serupa dengan makhlukNya.
Paham Wahhabi telah datang di Indonesia pada awal abad 19 dengan
dibawa oleh H Miskin dari Minangkabau Sumatra Barat. Paham ini semakin
berkembang setelah mendapat dukungan kaum modernis dan berdirinya
kerajaan Saudi Arabia sebagai hasil kudeta kaum Wahhabi terhadap Turki
Utsmani pada tahun 1925.
Aswaja 4 Madrasah Ibtidaiyah Semester Ganjil
[6]

Untuk menghalau perkembangan paham Wahhabi maka para ulama


melakukan langkah-langkah, diantaranya:
a. Membentuk komite Hijaz untuk menghadap raja Ibnu saud Saudi
b. Menunjuk K.H Abdul Wahhab Hasbullah sebagai utusan resmi
c. Menunjuk Syekh Ghanaim al Mishri dan Kyai Dahlan (Kertosono) yang
saat itu sedang belajar di Hijaz sebagai pendamping
d. Mendirikan Jamiyyah yang diberi nama Nahdlatul Ulama
D. Susunan Pengurus Nahdlatul Ulama Yang Pertama
1. Pengurus Syuriyah
Rais Akbar

: K.H. Hasyim Asyari

Wakil Rais

: K.H. A. Dachlan Achyat

Katib

: K.H. Abdul Wahhab Hasbullah

Naibul Katib

: K.H. Abdul Halim

Awan

: K.H. Mas Alwi Abdul Aziz


K.H. Ridlwan Abdullah
K.H. Amin Abdus Syukur
K.H. Amin
K.H. Said
K.H. Nahrawi Thahir
K.H. Hasbullah
K.H. Syarif
K.H. Yasin
K.H. Nawawi Amin
K.H. Bisri Syansuri
K.H. Abdul Hamid
K.H. Abdullah Ubaid
K.H. Dahlan Abdul Kahar
K.H. Abdul Majid
K.H. Masyhuri
Aswaja 4 Madrasah Ibtidaiyah Semester Ganjil
[7]

2. Musytasyar

: K.H. Moh. Zubair


K.H. Raden Muntaha
K.H. Mas Nawawi
K.H. Ridwan Mujahid
K.H. R Asnawi
K.H. Hambali
Syekh Ahmad Ghanaim

3. Pengurus Tanfidziyah
Ketua

: H. Hasan Gipo

Wakil

: H. Saleh Syamil

Sekretaris

: Moh. Sidiq Sugeng Yudowiro

Wakil Sekretaris

: H. Nawawi

Bendahara

: H. Mohammad Burhan
H. Jafar

Tadrib Awwal
A. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b,c atau d pada jawaban yang tepat!
1. Islam masuk Indonesia sejak abad pertama hijriyah atau abad.
a. 7 masehi
b. 8 masehi
c. 9 masehi
d. 10 masehi
2. Para penyebar Islam di Indonesia adalah para muballigh yang menganut
paham
a. Wahhabi
b. Syiah
c. Ahlussunnah Wal Jamaah d. Hizbu Tahrir
3. Dalam bidang aqidah para penyebar Islam di Inodensia adalah
a. Asyariyah
b. Maturidiyyah
c. Syafiiyyah
d. Imam Ghazali
4. Dalam bidang fiqih para penyebar Islam di Inodensia adalah.
a. Asyariyah
b. Maturidiyyah
c. Syafiiyyah
d. Imam Ghazali
5. Dalam bidang tashawwuf, para penyebar Islam di Inodensia mengikuti.
a. Asyariyah
b. Maturidiyyah
c. Syafiiyyah
d. Imam Ghazali
6. Lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia adalah.
a. Madrasah
b. pondok pesantren c. sekolah
d. TPQ
7. Pondok pesantren memiliki .
a. 5 unsur
b. 6 unsur
c. 7 unsur
d. 8 unsur
Aswaja 4 Madrasah Ibtidaiyah Semester Ganjil
[8]

8. Berikut ini adalah unsur Pondok Pesantren kecuali


a. Kyai yang mengajar dan mendidik c. Santri yang belajar kepada kyai
b. Masjid atau mushalla
d. Hotel
9. Berkut ini adalah ulama pendiri NU, kecuali
a. K.H M Hasyim Asyari
c. K.H Abdul Wahab Hasbullah
b. K.H Khalil
d. K.H Bisri Syansuri
10. Paham Wahhabi telah datang di Indonesia pada awal abad 19 dengan dibawa
oleh
a. H Miskin
b. Ahmad Dahlan
c. Ahmad Syurkati d. Imam Bonjol

Tadrib Tsani
B.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Isilah tutik-titik di bawah ini dengan benar!


Nahdlatul Ulama didirikan di .
Nahdlatul Ulama didirikan pada tanggal.
NU adalah wadah untuk mempertahankan dan mengembangkan ajaran Islam.
Izzul al Islam wa al muslimin artinya
Paham Wahhabi adalah paham yang diajarkan oleh.
Paham Wahhabi sebenarnya adalah paham tajsim dan tasybih yang dahulu
pernah diajarkan oleh.
7. Paham Wahhabi bertentangan dengan paham Ahluussunnah yang meyakini
bahwa Allah .
8. Paham Wahhabi semakin berkembang setelah mendapat dukungan dari
9. Pengurus Tanfidziyah NU yang pertama adalah.
10. Rais akbar Syuriyah NU adalah.

Tadrib Tsalits
C. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan benar!
1. Sebutkan 2 Sebab didirikannya NU?
Jawab:_________________________________________________________________________
2. Apakah fungsi pondok pesantren dalam menghadapai penjajah?
Jawab:_________________________________________________________________________
3. Sebutkan 3 langkah para ulama dalam menghadapi penjajah!
Jawab:_________________________________________________________________________
4. Sebutkan 2 langkah-langkah para ulama dalam menghadapi paham Wahhabi!
Jawab:_________________________________________________________________________
5. Apakah tujuan pembentukan komite Hijaz untuk?
Jawab:_________________________________________________________________________
6. Sejak kapan amaliyah Ahlussunnah mulai dilakukan?
Jawab:_________________________________________________________________________
7. Kapankah amaliyah ahlussunnah wal Jamaah mulai diganggu?
Aswaja 4 Madrasah Ibtidaiyah Semester Ganjil
[9]

Jawab:_________________________________________________________________________
8. Apakah pondok pesantrenitu?
Jawab:_________________________________________________________________________
9. Apakah tujuan pendirin pondok pesantren?
Jawab:_________________________________________________________________________
10. Sebutkan 2 pengurus syuriyah yang pertama!
Jawab:_________________________________________________________________________
Nama :
Nilai:

Kelas:
Catatan: _____________________

Tanda Tangan
Guru

____________________________
____________________________

Aswaja 4 Madrasah Ibtidaiyah Semester Ganjil


[10]

Orang Tua

Kompetensi Dasar
Mengenal Para Ulama Nahdlatul Ulama
Hasil Belajar
Meneladani nilai-nilai perjuangan K.H Hasyim Asyari

A. Riwayat Hidup K.H Hasyim Asyari


Dilahirkan pada 14 Februari l871, di Pesantren Gedang, Desa
Tambakrejo, Jombang. Ia merupakan anak ketiga dari 11 bersaudara pasangan
Kyai Asyari dan Nyai Halimah.
Setelah belajar kepada sang ayah, pada usia 15 tahun, Hasyim remaja
berkelana memperdalam ilmu pengetahuan. Mula-mula ia menjadi santri di
Pesantren Wonorejo Jombang, lalu Pesantren Wonokoyo Probolinggo,
kemudian Pesantren Langitan Tuban, dan Pesantren Trenggilis Surabaya.
Kemudian beliau melanjutkan menuntut ilmu ke Pesantren Kademangan
Bangkalan Madura, di bawah asuhan Kyai Kholil yang dikenal sangat alim.
Setelah lima tahun menuntut ilmu di Bangkalan, pada 1891 Hasyim
kembali ke tanah Jawa dan belajar di Pesantren Siwalan Panji Sidoarjo, di
bawah bimbingan Kyai Yaqub. Ia menimba ilmu di Pesantren Siwalan selama
lima tahun.
Semangatnya dalam menuntut ilmu membawa dirinya sampai ke
Makkah. Di sana beliau berguru kepada sejumlah ulama besar, di antaranya
Aswaja 4 Madrasah Ibtidaiyah Semester Ganjil
[11]

Syeikh Syuaib bin Abdurrahman, Syekh Mahfudzh at Tirmasi, Syekh Khatib al


Minangkabawi, Syekh Ahmad Amin al Athar, Syekh Said al Yamani, Syekh
Rahmatullah, dan Syekh Bafaddhal, Sayyid Abbas al Maliki, Sayyid Sulthan
Hasyim al Daghistani, Sayyid Abdullah az Zawawi, Sayyid Ahmad bin Hasan at
Atthas, Sayyid Alwi as Segaf, Sayyid Abu Bakar Syatha ad Dimyathi, dan Sayyid
Husain al Habsyi yang saat itu menjadi mufti di Makkah.
Pada saat tinggal di Makkah ini, Kyai Hasyim dipercaya untuk mengajar
di Masjidil Haram. Di antara murid beliau adalah Syekh Sadullah al Maimani
(Mufti Bombay, India), Syekh Umar Hamdan (Ahli hadits di Makkah), As Syihab
Ahmad ibn Abdullah (Syiria), K.H Abdul Wahab Hasbullah, K.H.R. Asnawi, K.H.
Dahlan, K.H. Bisri Syansuri, dan K.H. Shaleh.
Kyai Hasyim juga dikenal sebagai seorang pendidik

sejati. Hampir

sepanjang hidupnya, beliau mengabdikan diri pada pendidikan, terutama di


Pesantren Tebuireng, Jombang. Awalnya, pada 1899 beliau membeli sebidang
tanah yang terletak kira-kira 200 meter sebelah Barat Pabrik Gula Cukir. Di
sana beliau membangun sebuah bangunan yang terbuat dari bambu sebagai
tempat tinggal.
Bagian depan dari bangunan bambu ini digunakan oleh Kyai Hasyim
sebagai tempat mengajar dan shalat berjamaah. Sedangkan, bagian belakang
dijadikan tempat tinggal. Pada awal berdiri, jumlah santri yang belajar baru 8
orang, dan tiga bulan kemudian bertambah menjadi 28 orang.
Kegiatan mengajar beliau mulai selepas memimpin shalat subuh
berjamaah. Ia mengajarkan kitab kepada para santri hingga menjelang
matahari terbit. Di antara kitab yang diajarkan setelah Shubuh adalah a Tahrir
dan al Syifa fi Huquq al Musthafa karya al Qadhi Iyadh.
Kemudian setelah menunaikan shalat Dhuha, Kiai Hasyim kembali
memberikan pengajaran kitab secara khusus ditujukan bagi para santri senior.
Kitab yang diajarkannya, antara lain, Kitab al Muhaddzab dan al Muwatta`
karya Imam Malik.

Aswaja 4 Madrasah Ibtidaiyah Semester Ganjil


[12]

Selepas shalat Dzuhur, beliau mengajar lagi sampai menjelang waktu


Ashar. Kegiatan mengajar ini, beliau lanjutkan setelah shalat Ashar hingga
menjelang Maghrib. Kitab yang diajarkan adalah Fath al Qarib.
Kegiatan mengajar para santri, baru beliau mulai kembali setelah shalat
Isya. Materi yang biasa diajarkan adalah kitab tashawwuf Ihya Ulum al-Din dan
kitab tafsir Tafsir al Quran al Adzim karya Ibnu Katsir.
Kecintaan Kiai Hasyim pada dunia pendidikan terlihat dari pesan yang
selalu disampaikan kepada setiap santri yang telah selesai belajar di Tebuireng;
Pulanglah ke kampungmu, mengajarlah di sana, minimal mengajar
ngaji.
B. Kedudukan K.H Hasyim Asyari Di Kalangan Ulama Pesantren dan Karyakaryanya
K.H Hasyi Asyari adalah seorang ulama besar dan berpengaruh di
kalangan ulama pondok pesantren. Terbukti beliau diberi gelar oleh para
ulama dengan hadlratus Syaikh yang berarti Maha Guru.
Dalam sejarah NU, beliau juga dianggap sebagai Bapak Pendiri NU.
Sebab bersama K.H Wahab Hasbullah, K.H Bisri Syansuri, serta K.H Bisri
Musthofa, beliau mendirikan organisasi Nahdlatul Ulama (NU).
Pengaruh beliau juga terlihat dengan tetap dipelajarinya kitab-kitab
karya beliau, baik dalam masalah hadits, fikih maupun akidah. Di antara kitabkitab beliau adalah:
1. Mukaddimah al Qanun al Asasy Li Jamiyyah Nahdhatul Ulama
2. Risalah fi Takid al Akhdz bi Madzhab al Aimmah al Arbaah
3. Arbain Haditsan Tataallaq bi Mabadi Jamiyah Nahdhatul Ulama
4. Risalah Ahli Sunnah Wal Jamaah fi Hadits al Mauta wa Syarat as-Saah wa
Bayan Mafhum al-Sunnah wa al-Bidah
5. Dan lain-lain

Aswaja 4 Madrasah Ibtidaiyah Semester Ganjil


[13]

C. Peranan K.H Hasyim Asyari Dalam Mendirikan NU


K.H Hasyim Asyari adalah pendiri Nahdlatul Ulama, sebab tanpa izin
dari beliau, NU tidak akan didirikan. Ide pendirian NU sebenarnya telah muncul
sebelum tahun 1926, namun karena kehati-hatian kyai Hasyim, sehingga beliau
tidak kunjung merestuinya. Menurut beliau, sebelum mendirikan sebuah
organisasi

harus

diperhitungkan

untung

dan

ruginya,

manfaat

dan

madlarratnya, jangan sampai justru menguntungkan penjajah.


Akhirnya, setelah beliau melakukan shalat istikharah beliau menyetujui
pendirian NU, tanggal 31 Januari 1926. Dari sini diketahui betapa menentukan
restu Kyai Hasyim terhadap berdirinya NU, sehingga beliau di sebut sebagai
Bapak Pendiri NU. Kyai Hasyim juga merumuskan dasar-dasar perjuangan NU
yang dikenal dengan Qanun Asasi Li Jamiyyati Nahdlatul Ulama. Dan sampai
sekarang buku ini menjadi pedoman kelangsungan NU.
D. Perjuangan K.H Hasyim Asyari Dalam Pergerakan Nasional
Selain dikenal sebagai ulama yang sangat mendalam ilmunya, Kyai
Hasyim juga dikenal sebagai pejuang yang tangguh. Beliau banyak
mengeluarkan fatwa untuk menentang penjajah Belanda dan membangun
semangat kebangsaan. Misalnya larangan donor darah untuk membantu
tentara Belanda, larangan berperang dan wajib militer untuk membantu
pemerintah Belanda. Beliau juga pernah menolak tawaran penjajah Belanda
yang akan memberinya bintang penghormatan.
Pada masa pendudukan Jepang, Kyai Hasyim pernah dipenjara selama 5
bulan, karena menolak perintah Jepang melakukan Shikerei (penghormatan
kepada Kaisar Jepang). Pada masa perang kemerdekaan, beliau sangat berjasa
dalam upaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Beliau juga pernah
mengeluarkan resolusi Jihad yang berisi kewajiban umat Islam untuk
berperang membela kemerdekaan RI.
Atas jasa-jasanya tersebut, kemudian beliau ditetapkan sebagai
Pahlawan Nasional berdasarkan Keputusan Presiden RI no 294 tahun 1964.
Aswaja 4 Madrasah Ibtidaiyah Semester Ganjil
[14]

Tadrib Awwal
A. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b,c atau d pada jawaban yang tepat!
1. K.H Hasyim Asyari dilahirkan pada.
a. 14 Februari l871
c. 15 Februari l871
b. 16 Februari l871
d. 17 Februari l871
2. K.H Hasyim Asyari dilahirkan di Pesantren .
a. Tebu Ireng
b. Denanyar
c. Gedang
d. Cukir
3. K.H Hasyim Asyari adalah putra .
a. Kyai Asyari
b. kyai Hasbullah
c. kyai Utsman d. Kyai Sihah
4. K.H Hasyim Asyari berkelana memperdalam ilmu pengetahuan mulai usia.
a. 10 tahun
b. 12 tahun
c. 14 tahun
d. 15 tahun
5. Ayah K.H Hasyim Asyari dikenal sebagai pendiri pondok pesantren
a. Tebu Ireng
b. Denanyar
c. Gedang
d. Cukir
6. Kakek K.H Hasyim bernama
a. Kyai Asyari
b. kyai Hasbullah
c. kyai Utsman d. Kyai Sihah
7. K.H Hasyim Asyari pernah menuntut ilmu di pesantren Siwalan di kota
a. Sidoarjo
b. Jombang
c. Kediri
d. Surabaya
8. K.H Hasyim Asyaari pertama kali berangkat ke Makkah pada tahun
a. 1890
b. 1891
c. 1892
d. 1893
9. K.H Hasyim Asyari medirikan pondok pesantren Tebu Ireng pada
a. 26 Rabiul Awwal 1317
c. 26 Syaban 1317
b. 26 Rajab 1317
d. 26 Syawal 1317
10. Dikalangan pesantren K.H Hasyim Asyaridiberi gelar .
a. Hadlrah
b. hadlratus syaikh c. syaikh
d. Kyai Khash

Tadrib Tsani
B. Isilah tutik-titik di bawah ini dengan benar!
1. Pada masa perang kemerdekaan atas restu K.H Hasyim Asyari dikeluarkan
2. Buku karangan K.H Hasyim Asyari yang menjadi dasar perjuangan NU
adalah.
3. Tahun wafatnya K.H Hasyim Asyari adalah
4. Kitab ar Risalah al tauhidiyyah berisi tentang
5. K.H Hasyim Asyari dikenal sebagai pendiri NU karena
6. Isi Resolusi jihad adalah.
7. Pondok pesantren yang didirikan oleh K.H Hasyim Asyari adalah.
8. Gelar K.H Hasyim Asyari dikalangan pesantren adalah
9. K.H Hasyim Asyari pernah dipenjara pemerintah Jepang karena
10. Dalam sejarah NU K.H Hasyim Asyari diberi gelar

Aswaja 4 Madrasah Ibtidaiyah Semester Ganjil


[15]

Tadrib Tsalits
C. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan benar!
1. Jelaskan kisah perjalanan menuntut ilmu K.H Hasyim Asyari!
Jawab:_________________________________________________________________________
2. Apakah arti Hadlratus Syaikh?
Jawab:_________________________________________________________________________
3. Kapan K.H Hasyim Asyari mendirikan pondok pesantren Tebu Ireng?
Jawab:_________________________________________________________________________
4. Sebutkan 2 kitab K.H Hasyim Asyari!
Jawab:_________________________________________________________________________
5. Apakah bukti bahwa K.H Hasyim Asyari adalah ulama yang berpengaruh?
Jawab:_________________________________________________________________________
6. Sebutkan nama 2 guru K.H Hasyim Asyari!
Jawab:_________________________________________________________________________
7. Apakah nama kitab K.H Hasyim Asyari yang berisi tentang tauhid?
Jawab:_________________________________________________________________________
8. Kenapa K.H Hasyim Asyari dikatakan Bapak pendiri NU?
Jawab:_________________________________________________________________________
9. Kenapa K.H Hasyim Asyari pada bertindak hati-hati dalam mendirikan NU?
Jawab:_________________________________________________________________________
10. Kenapa K.H Hasyim Asyari ditetapkan sebagai pahlawan nasional?
Jawab:_________________________________________________________________________

Aswaja 4 Madrasah Ibtidaiyah Semester Ganjil


[16]

Kompetensi Dasar
Mengenal Para Ulama Nahdlatul Ulama
Hasil Belajar
Meneladani nilai-nilai perjuangan K.H Abdul Wahhab Hasbullah

A. Riwayat Hidup K.H Abdul Wahhab Hasbullah


K.H Wahab Hasbullah dilahirkan pada Maret 1888, di Tambakberas,
Jombang, Jawa Timur, dan wafat pada 29 Desember 1971. Ayahnya, Kyai Said,
adalah pengasuh Pesantren Tambakberas, Jombang, Jawa Timur, sedangkan
ibunya bernama Fatimah.
Semenjak kanak-kanak, Abdul Wahab dikenal kawan-kawannya sebagai
pemimpin dalam segala permainan. Beliau dididik ayahnya sendiri cara hidup
seorang santri. Ia diajak shalat berjamaah, dan sesekali dibangunkan malam
hari untuk shalat tahajud. Tidak hanya itu, sang ayah juga membimbingnya
untuk menghafalkan Juz Amma dan membaca al Quran dengan tartil dan fasih.
Lalu ia dididik mengenal kitab-kitab kuning, dari kitab yang paling kecil (tipis)
dan isinya diperlukan untuk amaliyah sehari-hari hingga yang tebal. Misalnya,
Kitab Safinah an Naja, Fath al Qorib, Fath al Muin, Fath al Wahab, Muhadzdzab
dan al Majmu. Ia juga belajar Ilmu Tauhid, Tafsir, Ulum al Qur`an, Hadits, dan
Ulum al-Hadits.
Kemauan yang keras untuk menimba ilmu sebanyak-banyaknya tampak
semenjak masa kecilnya yang tekun dan cerdas memahami berbagai ilmu yang
dipelajarinya. Sampai berusia 13 tahun Abdul Wahab berada dalam asuhan
langsung ayahnya.
Aswaja 4 Madrasah Ibtidaiyah Semester Ganjil
[17]

Kemudian, ia menghabiskan masa remajanya dengan menimba ilmu di


sejumlah pesantren. Ia pernah belajar di Pesantren Langitan Tuban, Pesantren
Mojosari Nganjuk, Pesantren Tawangsari Sepanjang. Ia juga pernah berguru
kepada Syekh R Muhammad Kholil dari Bangkalan Madura dan KH M Hasyim
Asyari, pengasuh Pesantren Tebuireng Jombang.
Tak puas hanya belajar di pesantren-pesantren tersebut, pada usia
sekitar 27 tahun, pemuda Abdul Wahab pergi ke Makkah untuk menuntut ilmu.
Di tanah suci itu, ia mukim selama lima tahun dan belajar pada Syekh Mahfudz
at Tirmasi (Termas, Pacitan) dan Syekh al Yamani. Setelah pulang ke Tanah Air,
ia langsung diterima oleh umat Islam dan para ulama dengan penuh
kebanggaan.
B. Kedudukan K.H Abdul Wahhab Hasbullah Di Kalangan Ulama Pesantren
Kyai Wahab merupakan salah seorang pendiri Nahdlatul Ulama (NU),
bersama dengan K.H Hasyim Asyari dan K.H Bisri Syansuri.
Ketokohan dan keilmuan yang dimilikinya, telah diakui sejumlah
kalangan, apalagi di lingkungan organisasi Nahdlatul Ulama (NU). Kyai Wahab
merupakan pencetus dasar-dasar kepemimpinan dalam organisasi NU dan
membaginya dalam dua badan, Syuriyah dan Tanfidziyah sebagai upaya
menyatukan dua generasi berbeda, yakni kalangan tua dan muda.
Tahun 1916, ia mendirikan organisasi Islam bernama Nahdlatul Wathan
(Kebangkitan Tanah Air). Kemudian pada 1926, ia ditunjuk sebagai ketua Tim
Komite Hijaz yang dikirim ke Makkah untuk bertemu dengan Raja Saud (Arab
Saudi) yang bermazhab Wahhabi. Ketika itu, gerakan Wahhabi di Makkah
berencana untuk menghancurkan berbagai situs Islam. Kyai Wahhab meminta
kebijakan Raja Saud untuk situs-situs Islam tidak dihancurkan. Tujuannya agar
umat bisa mengambil hikmah dan pelajaran dari situs-situs tersebut. Persoalan
ini pula yang melandasi pemikiran KH Hasyim Asyari untuk mendirikan
Nahdlatul Ulama tahun 1926.
Saat pendudukan Jepang di Indonesia, Kyai Wahhab pernah menjadi
Panglima Laskar Mujahidin (Hizbullah). Dan ketika melawan Jepang ini,
Aswaja 4 Madrasah Ibtidaiyah Semester Ganjil
[18]

bersama pasukannya, Kyai Wahab berhasil membebaskan K.H M. Hasyim


Asyari dari penjara. Dan setelah Indonesia merdeka, pengasuh pondok
pesantren Tambak Beras, Jombang, ini pernah pula menjadi anggota Dewan
Pertimbangan Agung (DPA), bersama dengan Ki Hajar Dewantara, pendiri
Taman Siswa.
C. Organisasi-Organisasi Yang Dirintis K.H Abdul Wahhab Hasbullah
Di kalangan pesantren, sosok K.H Abdul Wahab Hasbullah dikenal
sebagai seorang ulama yang berpandangan modern. Beliau mendirikan surat
kabar, yaitu harian umum Soeara Nahdlatul Oelama atau juga dikenal dengan
Soeara NO dan Berita Nahdlatul Ulama. Kyai Wahab juga membentuk kelompok
diskusi antar ulama, baik di lingkungan NU, Muhammadiyah, dan organisasi
Islam lainnya, pada 1914 di Surabaya. Kelompok diskusi bentukan Kyai Wahab
ini diberi nama Tashwirul Afkar (Pergolakan Pemikiran).
Mula-mula kelompok ini mengadakan kegiatan dengan peserta yang
terbatas. Tetapi, karena topik-topik yang dibicarakan mempunyai jangkauan
kemasyarakatan yang luas, dalam waktu singkat kelompok ini menjadi sangat
populer dan menarik perhatian di kalangan pemuda. Banyak tokoh Islam dari
berbagai kalangan bertemu dalam forum itu untuk memperdebatkan dan
memecahkan permasalahan pelik yang dianggap penting.
Tashwirul Afkar tidak hanya menghimpun kaum ulama pesantren. Ia
juga menjadi ajang komunikasi dan forum saling tukar informasi antar tokoh
nasional sekaligus jembatan bagi komunikasi antara generasi muda dan
generasi tua. Dari posnya di Surabaya, kelompok ini menjalar hampir ke
seluruh kota di Jawa Timur. Bahkan, gaungnya sampai ke daerah-daerah lain di
seluruh Jawa.
Tak hanya mendiskusikan masalah-masalah kemasyarakatan yang
muncul, kelompok ini juga menggalang kaum intelektual dari tokoh-tokoh
pergerakan di Indonesia. Karena sifat rekrutmennya yang lebih mementingkan
progresivitas berpikir dan bertindak, akhirnya kelompok diskusi ini menjadi

Aswaja 4 Madrasah Ibtidaiyah Semester Ganjil


[19]

forum pengkaderan bagi kaum muda yang gandrung pada pemikiran keilmuan
dan dunia politik.
Bersamaan dengan itu, dari rumahnya di Kertopaten, Surabaya, Kyai
Wahab bersama K.H Mas Manshur menghimpun sejumlah ulama dalam
organisasi Nahdlatul Wathan yang mendapatkan kedudukan badan hukumnya
pada 1916. Dari organisasi inilah K.H Wahab mendapat kepercayaan dan
dukungan penuh dari ulama pesantren yang sepaham dengan pemikirannya. Di
antara ulama yang berhimpun itu adalah Kyai Bisri Syansuri (dari Denanyar
Jombang), Kyai Abdul Halim (Leimunding Cirebon), KH Alwi Abdul Aziz, Kiai
Mashum (Lasem), dan Kyai Cholil (Kasingan Rembang). Sementara di kalangan
pemudanya disediakan wadah, Syubban al Wathan (Pemuda Tanah Air) yang
menjadi cikal bakal berdirinya GP Anshor.
Pada 1920, Kyai Wahab bersama dengan Dr Soetomo merintis
terbentuknya Islam Studie Club. Melalui Islam Studie Club, kedua tokoh
pergerakan ini merintis sebuah gerakan yang kelak menjadi cikal bakal
munculnya pemikiran yang memberikan arah bagi kerja sama antara kekuatan
Islam dan Nasionalis menuju terciptanya tatanan masyarakat maju dan modern
tanpa mengenyampingkan nilai-nilai keagamaan. Ini merupakan sumbangan
terbesar yang diberikan seorang ulama kepada bangsa.
Melalui Tashwirul Afkar, Nahdlatul Wathan dan Syubban al Wathan,
maupun Islam Studie Club solidaritas di kalangan kaum pergerakan dan tokoh
keagamaan kian memuncak. Hal ini menimbulkan dampak makin bergeloranya
semangat cinta Tanah Air di kalangan pemuda. Bersama tokoh NU lainnya, Kyai
Wahab pernah membeli sebuah percetakan beserta sebuah gedung sebagai
pusat aktivitas NU di Jalan Sasak 23 Surabaya. Dari sini kemudian ia merintis
tradisi jurnalistik modern dalam NU. Ini dilandasi oleh pemikirannya yang
sederhana, yaitu bagaimana menyebarkan gagasan NU secara lebih efektif dan
efisien yang selama ini dijalankan melalui dakwah panggung dan pengajaran di
pesantren.

Aswaja 4 Madrasah Ibtidaiyah Semester Ganjil


[20]

Dari percetakan ini kemudian diterbitkan majalah tengah bulanan


Soeara Nahdlatul Oelama. Selama tujuh tahun majalah ini dipimpin Kyai Wahab
sendiri. Teknis redaksional dari majalah tersebut lalu disempurnakan oleh Kiai
Machfudz Siddiq dan namanya diganti menjadi Berita Nahdlatul Ulama. Di
samping itu diterbitkan pula Suluh Nahdlatul Ulama, lalu Terompet Anshor,
dan majalah berbahasa Jawa Penggugah. Dari tradisi kepenulisan ini NU pernah
melahirkan jurnalis-jurnalis ternama, seperti Asa Bafaqih, Saifuddin Zuhri, dan
Mahbub Junaidi. Juga memiliki surat kabar prestisius seperti Duta Masyarakat.
K.H Wahhab adalah inspirator GP Ansor. Keberadaan Gerakan Pemuda
Anshor (GP Anshor) tidak terlepas dari peran K.H Abdul Wahab Hasbullah.
Kelahiran organisasi pemuda NU ini berawal dari perbedaan antara tokoh
tradisional dan tokoh modernis yang muncul di tubuh Nahdlatul Wathan,
organisasi keagamaan yang bergerak di bidang pendidikan Islam, pembinaan
mubaligh, dan pembinaan kader.
K.H Abdul Wahab Hasbullah, tokoh tradisional dan K.H Mas Mansyur
yang berhaluan modernis, akhirnya menempuh arus gerakan yang berbeda
justru di saat tengah tumbuhnya semangat untuk mendirikan organisasi
kepemudaan Islam.
Dua tahun setelah perpecahan itu, pada 1924, para pemuda yang
mendukung K.H Abdul Wahab Hasbullah membentuk wadah dengan nama
Syubbanul Wathan (Pemuda Tanah Air). Organisasi inilah yang menjadi cikal
bakal berdirinya GP Ansor setelah sebelumnya mengalami perubahan nama
seperti Persatuan Pemuda NU (PPNU), Pemuda NU (PNU), dan Anshoru
Nahdlatul Oelama (ANO).
Penggunaan nama Ansor ini merupakan saran K.H Wahab Hasbullah.
Nama ini diambil dari nama kehormatan yang diberikan Nabi Muhammad
kepada penduduk Madinah yang telah berjasa dalam perjuangan membela dan
menegakkan

agama

Allah.

Dengan

demikian,

keberadaan

GP

Ansor

dimaksudkan dapat mengambil hikmah serta teladan terhadap sikap, perilaku,


dan semangat perjuangan para sahabat Nabi yang mendapat predikat Ansor
Aswaja 4 Madrasah Ibtidaiyah Semester Ganjil
[21]

tersebut. Gerakan ANO harus senantiasa mengacu pada nilai-nilai dasar


sahabat Ansor, yakni sebagi penolong, pejuang, dan bahkan pelopor dalam
menyiarkan, menegakkan, dan membentengi ajaran Islam.
D. Peranan K.H Abdul Wahhab Hasbullah Dalam Mendirikan Nahdlatul
Ulama
Berdirinya NU tidak dapat dipisahkan dari sosok K.H Abdul Wahab
Hasbullah. Sebab beliaulah yang sesungguhnya pencetus ide pendirian NU, dan
beliau juga yang bergerilya mendatangi para ulama Ahlussunnah Wal Jamaah,
dalam rangka merintisnya berdirinya NU. Bahkan NU berdiri di rumah beliau
setelah beliau mengumpulkan para ulama untuk bermusyawarah mendirikan
NU.
Dengan demikian dalam NU K.H Abdul Wahab Hasbullah disebut
sebagai penggerak dan pemarkasa berdirinya NU.
E. Perjuangan K.H Abdul Wahhab Hasbullah Dalam Pergerakan Nasional
Pada masa kemerdekaan K.H Abdul Wahab Hasbullah membentuk
barisan Mujahidin dan Barisan Kyai sebagai wadah perlawanan terhadap
tentara sekutu dan belanda yang ingin menjajah Indonesia kembali. Dari sini
kemudian terbentuk lasykar Sabilillah yang dipimpin K.H Masykur.
Dalam sejarah nasional, Kyai Wahab banyak memiliki peran, di
antaranya beliau pernah mempelopori pembentukan Majlis

Islam Ala

Indonesia (MIAI) yang bertujuan menyatukan kekuatan untuk menentang


penjajahan Belanda.
Beliau juga pernah menjadi salah seorang pengurus GAPI (Gabungan
Partai-Partai Politik Indonesia) mewakili NU. Melalui wadah ini beliau
mengusulkan Indonesia berparlemen

Aswaja 4 Madrasah Ibtidaiyah Semester Ganjil


[22]

Tadrib Awwal
A. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b,c atau d pada jawaban yang tepat!
1. Desa kelahiran K.H Wahab Hasbullah adalah .
a. Tambakberas b. Tebu Ireng
c. Denanyar
d. Gedang
2. K.H Wahab Hasbullah dilahirkan pada .
a. Maret 1888
b. April 1888
c. Mei 1888
d. April 1888
3. K.H Wahab Hasbullah wafat pada.
a. 29 Desember 1971
c. 19 Desember 1971
b. 9 Desember 1971
d. 2 Desember 1971
4. Ayah K.H Wahab Hasbullah bernama
a. Kyai Utsman b. Kyai Asyari
c. Kiai Said d. Kyai Khalil
5. Ayah K.H Wahab Hasbullah adalah pengasuh Pesantren.
a. Bahrul Ulum b. Mambaul Maarif
c. Tebu Ireng
d. Gedang
6. Abdul Wahab semenjak kanak-kanak dikenal kawan-kawannya sebagai.
a. anak buah
b. pemimpin
c. direktur
d. kyai
7. Abdul Wahab berada dalam asuhan langsung ayahnya sampai berusia
a. 13 tahun
b. 14 tahun
c. 15 tahun
d. 16 tahun
8. Berikut ini yang bukan pesantren tempat K.H Wahab Hasbullah belajar
adalah
a. Langitan Tuban
b. Mojosari c. Tawangsari
d. Lirboyo
9. Berikut ini yang bukan guru K.H Wahab Hasbullah adalah.
a. Syekh Kholil b. K.H M Hasyim Asyari
c. Kyai Said d. Kyai Mahrus
10. Jabatan terakhir K.H Wahab adalah.
a. Ketua tanfidziayah
c. Ketua PBNU
b. Rais Syuriyah
d. Musytasyar

Tadrib Tsani
B.
1.
2.
3.

Isilah tutik-titik di bawah ini dengan benar!


Guru Kyai Wahhab di Makkah adalah.
Abdul Wahab menuntut ilmu di Makkah pada usia.
K.H Abdul Wahhab Hasbullah pernah menuntut ilmu di pesantren Mojosari di
kota.
4. Nahdlatut Tujjar didirikan pada tahun
5. K.H Abdul Wahhab Hasbullah belajar di Makkah selama
6. Pada tahun 1914 K.H Abdul Wahhab Hasbullah mendirikan
7. Nahdlatul Wathan berarti
8. Tashwirul Afkar artinya
9. Dalam bidang ekonomi K.H Abdul Wahhab Hasbullah mendirikan
10. Dalam bidang pendidikan K.H Abdul Wahhab Hasbullah mendirikan
Aswaja 4 Madrasah Ibtidaiyah Semester Ganjil
[23]

Tadrib Tsalits
C. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan benar!
1. Jelaskan peran K.H Abdul Wahhab Hasbullah dalam pendirian NU!
Jawab:_________________________________________________________________________
2. Sebutkan 3 organisasi yang didirikan oleh K.H Abdul Wahhab Hasbullah?
Jawab:_________________________________________________________________________
3. Siapakah guru K.H Abdul Wahhab Hasbullah ketika belajar di Makkah!
Jawab:_________________________________________________________________________
4. Sebutkan nama-nama pesantren tempat belajar K.H Abdul Wahhab Hasbullah
Jawab:_________________________________________________________________________
5. Apakah tujuan pembentukan MIAI?
Jawab:_________________________________________________________________________
6. Bagaimana kedudukan K.H Abdul Wahhab Hasbullah di kalangan para ulama?
Jawab:_________________________________________________________________________
7. Apakah arti dari Syubbanu al Wathan itu?
Jawab:_________________________________________________________________________
8. Apakah nama organisasi perkonomian yang didirikan K.H Abdul Wahhab
Hasbullah?
Jawab:_________________________________________________________________________
9. Jelaskan peran K.H Abdul Wahhab Hasbullah dalam sejarah Nasional!
Jawab:_________________________________________________________________________
10. Kenapa K.H Abdul Wahhab Hasbullah dikenal sebagai penggerak berdirinya
NU?
Jawab:_________________________________________________________________________

Nama :
Nilai:

Kelas:
Catatan: ____________________

Tanda Tangan
Guru

___________________________
___________________________

Aswaja 4 Madrasah Ibtidaiyah Semester Ganjil


[24]

Orang Tua

Kompetensi Dasar
Mengenal Para Ulama Nahdlatul Ulama
Hasil Belajar
Meneladani nilai-nilai perjuangan K.H. Bisri Syansuri

A. Riwayat Hidup K.H Bisri Syansuri


K.H Bisri Syansuri adalah seorang ulama dan tokoh Nahdlatul Ulama
(NU) serta pendiri Pondok Pesantren Mambaul Maarif Denanyar, Jombang.
Beliau terkenal atas penguasaannya di bidang fiqih. Kyai Bisri dilahirkan di
Desa Tayu, Pati, Jawa Tengah, tanggal 18 September 1886. Ayahnya bernama
Syansuri dan ibunya bernama Mariah. Ia adalah anak ketiga dari lima
bersaudara. Ia memperoleh pendidikan awal di beberapa pesantren lokal,
antara lain pada K.H Abdus Salam di Kajen, K.H Kholil di Bangkalan, dan KH
Hasyim Asy'arie di Tebu Ireng, Jombang. Saat belajar tersebut ia juga
berkenalan dengan rekan sesama santri, Abdul Wahab Hasbullah, yang kelak
juga menjadi tokoh NU.
Ia kemudian mendalami pendidikannya di Mekkah dan belajar kepada
sejumlah ulama terkemuka antara lain Syekh Muhammad Baqir, Syekh
Muhammad Sa'id Yamani, Syekh Ibrahim Madani, Syekh Jamal Maliki, Syekh
Ahmad Khatib Padang, Syekh Syu'aib Daghistani, dan Kiai Mahfudz Termas.
Ketika berada di Mekkah, Kyai Bisri menikahi adik perempuan Abdul Wahab
Aswaja 4 Madrasah Ibtidaiyah Semester Ganjil
[25]

Chasbullah yang bernama Nyai Hj. Noor Khodijah. Di kemudian hari, anak
perempuan Kyai Bisri yang bernama Nyai Hj. Sholihah Munawarah menikah
dengan K.H Wahid Hasyim dan menurunkan K.H Abdurrahman Wahid,
Presiden Republik Indonesia yang keempat.
Sepulangnya dari Mekkah, dia menetap di pesantren mertuanya di
Tambak Beras, Jombang, selama dua tahun. Kemudian pada 1917 mendirikan
Pondok Pesantren Mambaul Ma'arif di Denanyar, Jombang. Saat itu, Kyai Bisri
adalah kyai pertama yang mendirikan kelas khusus untuk santri-santri
perempuan di pesantren yang didirikannya.
Di sisi pergerakan, ia bersama-sama para kyai muda saat itu antara lain
K.H Abdul Wahab Chasbullah, K.H Mas Mansyur, K.H Dahlan Kebondalem, dan
K.H Ridwan, membentuk klub kajian yang diberi nama Taswirul Afkar
(konseptualisasi pemikiran) dan sekolah agama dengan nama yang sama,
yaitu Madrasah Taswirul Afkar. Beliau adalah peserta aktif dalam musyawarah
hukum agama, yang sering berlangsung di antara lingkungan para kyai
pesantren, sehingga pada akhirnya terbentuklah organisasi Nahdlatul Ulama
(NU). Keterlibatannya dalam upaya pengembangan organisasi NU antara lain
berupa pendirian rumah-rumah yatim piatu dan pelayanan kesehatan yang
dirintisnya di berbagai tempat.
Kyai Bisri meninggal dunia dalam usia lanjut tahun 1980 di Denanyar,
Jombang, Jawa Timur.
B. Kedudukan K.H Bisri Syansuri Di Kalangan Ulama Pesantren
K.H Bisri Syansuri dikenal sebagai ulama yang sangat mendalam dalam
memahami imu fiqih. Sehingga beliau menjadi rujukan para ulama lainnya
dalam disiplin ilmu ini. Terlebih setelah beliau mendapatkan ijazah mengajar
dari guru beliau K.H Hasyim Asyari.
Dalam dunia keilmuan Islam, mendapatkan ijazah dari seorang ulama
yang sangat alim seperti K.H Hasyim Asyari menjadikan seseorang dihormati
dan disegani. Sebab seorang ulama tidak akan memberikan ijazah kecuali

Aswaja 4 Madrasah Ibtidaiyah Semester Ganjil


[26]

kepada orang yang beliau percaya telah belajar dan memahami ilmu-ilmu
yang telah diberikan seorang guru kepada para muridnya.
C. Lembaga Pendidikan Yang Didirikan K.H Bisri Syansuri
Pada tahun 1917 K.H Bisri Syansuri mendirikan pondok pesantren di
Denanyar Jombang. Pendirian pondok pesantren atas restu mertua beliau dan
gurunya K.H Hasyim Asyari.
Pada awalnya pesantren ini hanya khusus untuk santri putra, namun
pada tahun 1919 beliau membuka pesantren untuk santri putri. Beliau adalah
orang pertama yang membuka pesantren khusus putri.
D. Peranan K.H Bisri Syansuri Dalam Mendirikan Nahdlatul Ulama
K.H Bisri Syansuri adalah salah satu ulama yang terlibat langsung dalam
pendirian Nahdlatul Ulama. Sebab beliau langsung hadir dalam musyawarah
para ulama dalam pendirian NU di Surabaya tanggal 31 Januari 1926.
K.H Bisri Syansuri selalu mendampingi K.H Wahab Hasbullah sekaligus
sebagai penghubung antara beliau dengan K.H Hasyim Asyari. Pada saat
musyawarah para ulama untuk mendirikan NU, Kyai Bisrilah yang diutus oleh
para Kyai untuk meyakinkan dan menjemput Hadlratus Syaikh Hasyim Asyari
yang tidak kunjung hadir dalam musyawarah alim ulama.
Dengan demikian peran Kyai Bisri sangat penting dalam proses
pendirian NU, sebab tanpa restu Kyai Hasyim atas lobi kyai Bisri, NU tidak
akan didirikan.
E. Perjuangan K.H Bisri Syansuri Dalam Pergerakan Nasional
K. H Bisri Syansuri selain mengurus pesantren, beliau juga aktif dalam
perjuangan kemerdekaan Indonesia. Di masa penjajahan Jepang, Kyai Bisri ini
terlibat dalam pertahanan negara, yakni menjadi Kepala Staf Markas Oelama
Djawa Timur (MODT), yang berkedudukan di Waru, dekat Surabaya. Semangat
juang Kyai Bisri semakin bergelora ketika gurunya K.H Hasyim Asyari
mengeluarkan resolosi Jihad antara tahun 1947 -1949, beliau ditunjuk sebagai
ketua Markas Pertahanan Hizbullah Sabilillah di Jawa Timur.

Aswaja 4 Madrasah Ibtidaiyah Semester Ganjil


[27]

Pada masa kemerdekaan ia pun terlibat dalam lembaga pemerintahan,


antara lain dalam Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP), mewakili unsur
Masyumi (tempat Nahdlatul Ulama tergabung secara politis). Ia juga menjadi
anggota Dewan Konstituante tahun 1956, hingga ke masa pemilihan umum
tahun 1971. Setelah wafatnya K.H Abdul Wahab Chasbullah, tahun 1972 ia
diangkat sebagai Rais Aam Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama. Ketika
NU bergabung ke Partai Persatuan Pembangunan, ia pernah menjadi Ketua
Majelis Syura partai ini. Ia terpilih menjadi anggota DPR sampai tahun 1980.

Tadrib Awwal
A. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b,c atau d pada jawaban yang tepat!
1. Tahun kelahiran K.H Bisri Syansuri adalah.
a. 1886
b. 1887
c. 1888
d. 1889
2. Tempat kelahiran K.H Bisri Syansuri adalah
a. Denanyar
b. Tayu
c. Keras
d. Gadang
3. Guru al Qur`an K.H Bisri Syansuri adalah
a. Kyai Khalil b. Kyai Shaleh c. Kyai Maksum
d. Kyai Abdul Salam
4. K.H Bisri Syansuri pernah belajar di pondok pesantren Kajen yang diasuh
oleh
a. Kyai Khalil b. Kyai Shaleh c. Kyai Mahfudz
d. Kyai Abdus Salam
5. Setelah belajar di pondok pesantren Demangan Bangkalan Kyai Bisri
melanjutkan belajarnya ke pondok pesantren
a. Tebu Ireng b. Tambak Beras
c. Sarang Lasem d. Kasingan Rembang
6. K.H Bisri Syansuri bersahabat dengan K.H abdul Wahhab Hasbullah sejak
a. di pesantren Demangan
c. di pesantren Tebu Ireng
b. di Kota Makkah
d. berdirinya NU
7. K.H Bisri Syansuri mulai belajar di Makkah pada usia
a. 20 tahun
b. 21 tahun
c. 22 tahun
d. 24 tahun
8. K.H Bisri Syansuri masih kelurga K.H Wahab Hasbullah dari
a. Ibunya Nyai Mariah
c. kakeknya K. Utsman
b. Istirinya Nyai Nur Khadijah
d. pamanya K. Shalih
9. Sebelum mendirikan pondok pesatren sendiri K.H Bisri Syansuri mengajar di
pesantren
a. Tambak Beras
b. Rejoso
c. Demangan
d. Kasingan
10. K.H Bisri Syansuri mulai mendirikan pondok pesantren pada tahun
a. 1917
b. 1918
c. 1919
d. 1920
Aswaja 4 Madrasah Ibtidaiyah Semester Ganjil
[28]

Tadrib Tsani
B.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Isilah tutik-titik di bawah ini dengan benar!


Dalam susunan PBNU pertama K.H Bisri Syansuri menjabat sebagai.
Pondok pesantren yang didirikan oleh K.H Bisri Syansuri adalah.
Pada usia 15 tahun K.H Bisri Syansuri menuntut ilmu di pesantren.
Dalam sejarah berdirinya NU K.H Bisri Syansuri dikenal sebagai.
K.H Bisri Syansuri menjabat rais am PBNU menggantikan.
K.H Bisri Syansuri membuka pesantren untuk santri putri sejak tahun.
Pada tahun 1917 K.H Bisri Syansuri mendirikan pondok pesantren
K.H Bisri Syansuri pernah emnjawab kepala staff MODT yang berkedudukan
di
9. K.H Bisri Syansuri pernah ditunjuk sebagai ketua markas pertahanan Hizbullah
Sabilillah Jawa Timur pada tahun
10. K.H Bisri Syansuri pertama kali bertemu K.H Wahab Hasbullah di pesantren

Tadrib Tsalits
C. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan benar!
1. Kapan K.H Bisri Syansuri wafat?
Jawab:_________________________________________________________________________
2. Kapankah K.H Bisri Syansuri menjadi Rais Am?
Jawab:_________________________________________________________________________
3. Apakah kepanjangan dari MODT?
Jawab:_________________________________________________________________________
4. Dimanakah makam K.H Bisri Syansuri?
Jawab:_________________________________________________________________________
5. Siapakah guru ngaji al Qur`an K.H Bisri Syansuri yang pertama?
Jawab:_________________________________________________________________________
6. Siapakah ulama yang dikenal sebagai perintis pesantren putri di Jawa Timur?
Jawab:_________________________________________________________________________
7. Sebutkan 2 guru K.H Bisri Syansuri di Makkah?
Jawab:_________________________________________________________________________
8. Sebutkan pesantren di Jawa Timur yang menjadi tempat belajar K.H Bisri
Syansuri?
Jawab:_________________________________________________________________________
9. Siapakah adik K.H Wahab Hasbullah yang menikah dengan K.H Bisri Syansuri?
Jawab:_________________________________________________________________________
10. Apakah jabatan terakhir K.H Bisri Syansuri dalam kepengurusan NU?
Jawab:_________________________________________________________________________

Aswaja 4 Madrasah Ibtidaiyah Semester Ganjil


[29]

Kompetensi Dasar
Memahami amaliyah Nahdlatul Ulama
Hasil Belajar
Bersikap dan berperilaku menghormati kitab suci al Qur`an

A. Kewajiban Terhadap al Qur`an


Al Qur`an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
melalui malaikat Jibril. Setiap muslim wajib mempercayai, menghormati dan
menjadikannya sebagai pedoman hidup sehari-hari.
Kewajiban seorang muslim terhadap al Qur`an adalah:
1. Mengimani atau meyakini kebenaran al Qur`an
2. Mempelajari dan mengamalkan ajaran al Qur`an
3. Menyampaikan ajaran al Qur`an dengan cara dan pemahaman yang benar
4. Berjuang untuk menegakkan ajaran al Qur`an dengan penuh kesabaran
B. Fadlilah Membaca al Qur`an
Salah satu wujud penghormatan terhadap kitab suci al Qur`an adalah
mempelajarinya dengan baik dan benar. Mempelajari al Qur`an itu sangat
dianjurkan oleh Rasulullah shallallahu alahi wasallam, beliau pernah bersabda:


Aswaja 4 Madrasah Ibtidaiyah Semester Ganjil
[30]

Maknanya: Sebaik-baik kamu adalah orang yang belajar Al Qur`an dan


mengamalkannya (HR. Bukhari)
Mempelajari al Qur`an adalah belajar mengenal huruf-huruf al Qur`an dan
membacanya secara benar sesuai dengan ilmu tajwid. Apabila sudah dapat
membaca al Qur`an dengan benar, maka kita harus membiasakan diri
membacanya.
Banyak keutamaan yang akan kita peroleh jika kita mau membaca al Qur`an,
diantaranya adalah:
1. Membaca al Qur`an adalah ibadah. Sebagai amal ibadah tentunya akan
memperoleh pahala dari Allah. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh
Imam Tirmudzi dari sahabat Abdullah bin Masud Rasulullah shallallahu
alayhi wassallam bersabda:

Maknanya: Barang siapa yang membaca satu huruf dari Kitab Allah (al
Qur`an), maka baginya satu kebaikan. Dan satu kebaikan adalah sama
dengan sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan bahwa alif laam miim
satu huruf, tetapi alif satu huruf, laam satu huruf dan miim satu huruf.

2. Orang yang mahir membaca al Qur`an akan dikumpulkan bersama para


Malaikat pencatat (amal) yang mulia. Dalam hadits yang diriwayatkan
Imam Bukhari dan Muslim, Rasulullah

shallallahu alayhi wassallam

bersabda:

Maknanya: Orang yang mahir membaca al Qur`an (akan dikumpulkan)


bersama Malaikat penulis yang mulia dan taat. Sedangkan orang yang
membaca Al Qur`an dengan bacaan yang gagap dan merasa berat dalam
bacaannya, baginya adalah dua pahala.

3. Orang yang tekun membaca al Qur`an tidak akan diliputi rasa takut ketika
menghadapi kedahsyatan hari kiamat. Dalam sebuah hadits yang
Aswaja 4 Madrasah Ibtidaiyah Semester Ganjil
[31]

diriwayatkan Imam Thabrani, dari sahabat Ibnu Umar, Rasulullah


shallallahu alayhi wassallam bersabda:




)
(






Maknanya: Tiga orang yang tidak akan diliputi rasa takut (dalam
menghadapi) kedahsyatan hari kiamat, tidak akan dihisab, dan mereka
berada diatas bukit pasir (yang berbau) minyak misik. Mereka itu adalah: (a).
Orang-orang yang tekun membaca al Qur`an untuk (semata-mata)
mengharapkan ridla Allah taaalaa dan mengimami satu kaum sedangkan
kaum itu menyukai dia, (b). tukang adzan yang memanggil (manusia) untuk
mengerjakan shalat semata-mata karena mengharapkan ridla Allah, (c).
hamba sahaya yang selalu berbuat baik dalam hubungannya dengan Allah
dan dalam hubungannya dengan tuan-tuannya.

C. Sikap Menghormati al Qur`an


Para ulama Ahlusunnah wal Jamaah mengajarkan beberapa sikap yang harus
kita lakukan terhadap Mushaf al Qur`an, di antaranya adalah:
1. Tidak menyentuh Mushaf al Qur`an kecuali dalam keadaan suci dari hadats.
Dasarnya adalah firman Allah dalam al Qur`an surat al Waqiah ayat 79:


Maknanya:Tidak memperbolehkan memegang (mushaf) Al Qur`an kecuali
bagi mereka yang suci.
Dalam hadits yang diriwayatkan Imam Abu Dawud dan Imam an NasaI,
beliau bersabda:

Maknanya:Tidak boleh menyentuh Al Qur`an kecuali orang yang suci.


2. Tidak menempatkan Mushhaf al Qur`an di tempat sembarangan. Para ulama
mengajarkan agar Mushhaf al Qur`an ditempatkan pada tempat khusus
Aswaja 4 Madrasah Ibtidaiyah Semester Ganjil
[32]

yang tidak bercampur dengan benda-benda lainnya. Jika terpaksa


ditempatkan bersama benda-benda lain, seperti buku pelajaran, maka
mushhaf harus ditempatkan yang paling atas atau ditempatkan secara
bersebelahan. Jangan sampai Mushaf

al Qur`an ditumpuki buku-buku

pelajaran, buku-buku bacaan, majalah, surat kabar dan lain-lain. Para ulama
Mahdzab Syafii berpendapat: Menempatkan sesuatu diatas Mushaf al
Qur`an hukumnya haram, karena yang demikian itu termasuk perbuatan
menghina dan merendahkan al Qur`an.
3. Tidak membawa al Qur`an tanpa berwudlu atau ke tempat sembarangan.
Membawa al Qur`an tanpa berwudlu sekalipun dengan alat gantungan, kain
pembungkus, atau alat penyangga dilarang oleh agama. Demikian juga
membawa al Qur`an ke tempat sembarangan, terutama ke tempat musuh.
Dalam sebuah hadits, riwayat Imam Muslim dari Ibnu Umar, Rasulullah
bersabda:





Maknanya: Janganlah kamu pergi dengan membawa al Qur`an ke negeri
musuh, karena khawatir tersentuh oleh tangan-tangan mereka.
D. Tata Cara Mensyiarkan al Qur`an
Kewajiban

lain

dari umat

Islam

terhadap

al

Qur`an

adalah

mensyiarkannya. Di kalangan warga NU mensyiarkan al Qur`an diyakini


sebagai perintah agama. Karena itu banyak kebiasaan atau tradisi mensyiarkan
al Qur`an di kalangan mereka.
Dalam mensyiarkan kitab suci al Qur`an warga NU melakukannya
melalui berbagai kegiatan, antara lain:
1. Tadarus al Qur`an, yaitu membaca al Qur`an secara bersama-sama dan
secara bergantian. Biasanya warga NU mengadakan tadarus al Qur`an
seminggu sekali setiap malam Jumat atau sebulan sekali. Khusus di bulan
Ramadhan,

tadarus

al

Qur`an

dilakukan

setiap

malam

Aswaja 4 Madrasah Ibtidaiyah Semester Ganjil


[33]

sesudah

melaksanakan shalat Tarawih. Karena bulan Ramadhan adalah bulan


diturunkannya al Qur`an.
Dasarnya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Abu
Daud dari sabahat Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu alayhi wassallam
bersabda:

Maknanya: Tidaklah berkumpul sekelompok orang dalam satu rumah dari


rumah-rumah Allah, mereka membaca kitab Allah (al Qur`an), saling
mengajarkannya sesama mereka, kecuali ketenangan turun kepada mereka,
rahmat menyirami mereka, para Malaikat mengerumuni mereka dan Allah
menyebut-nyebut mereka di kalangan Malaikat.

2. Takhtim al Qur`an, yaitu kegiatan membaca al Qur`an secara bersama-sama


dengan memberikan bagian kepada setiap yang hadir untuk membaca satu
juz dalam al Qur`an. Kegiatan ini dilakukan secara rutin atau pada saat-saat
tertentu ketika acara selamatan.
3. Semaan al Qur`an, yang diikuti oleh pada huffadz (penghafal al Qur`an).
Mereka secara bergantian membaca al Qur`an dengan hafalan (bil hifdzi)
dan para hadirin lainnya menyimaknya dengan membuka Mushaf Al
Qur`an.
4. Menyelenggarakan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ), di kalangan NU
pelaksanaan MTQ di selenggarakan oleh Jamiyatul Qurra wal Huffadz.
E. Membiasakan diri Membaca al Qur`an
Agar kita terbiasa membaca al Qur`an hendaknya melakukan hal-hal berikut:
1. Menjadikan al Qur`an sebagai wirid setiap hari meskipun hanya sedikit
2. Dalam setiap kegiatan yang diselenggarakan warga NU, seperti peringatan
hari besar Islam dan walimah selalu dimulai dengan membaca surat al
Aswaja 4 Madrasah Ibtidaiyah Semester Ganjil
[34]

Fatihah, dilanjutkan dengan pembacaan ayat-ayat suci al Qur`an dan di


tutup dengan doa dan bacaan surat al Fatihah.
3. Mengikuti kegiatan-kegiatan NU seperti tadarus al Qur`an, Khatmi al Qur`an
dan lainnya.

Tadrib Awwal
A. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b,c atau d pada jawaban yang tepat!
1. Yang pertama dalam mempelajari al Qur`an adalah.
a. mempelajari bahasanya
c. menerjemahkan kalimatnya
b. membacanya dengan benar
d. memahami tafsirnya
2. Salah satu bentuk penghormatan terhadap al Qur`an adalah
a. menyimpan mushahf al Qur`an
c. mempelajari al Qur`an
b. memperbanyak mushhaf al Qur`an d. melagukan al Qur`an
3. Menyentuh mushhaf al Qur`an harus
a. suci dari hadats
c. sesudah mandi
b. berpakaian bagus
d. segera membacanya
4. Orang yang membaca al Qur`an akan memperoleh pahala karena.
a. membacanya adalah hiburan
c. membacanya adalah menyenangkan
b. membacanya adalah menenangkand. membacanya adalah ibadah
5. Membaca al Qur`an secara bersama-sama dan bergantian disebut
a. semaan al Qur`an
c. tadarus al Qur`an
b. takhtim al Qur`an
d. musabaqah al Qur`an
6. Di kalangan NU MTQ diselenggarakan oleh
a. GP Anshor b. Fatayat NU c. jamiyyatul Qurra wa al Huffadz d. LDNU
7. Kegiatan membaca al Qur`an yang diikuti oleh para huffadz disebut
a. semaan al Qur`an
c. tadarus al Qur`an
b. takhtim al Qur`an
d. musabaqah al Qur`an
8. Setiap membuka acara dimulai dengan membaca surat
a. Al Ikhlas
b. al Falaq
d. al Nas
d. al Fatihah
9. Yang dimaksud dengan membaca al Qur`an bil hifdzi adalah
a. membacanya secara benar
c. membacanya secara berirama
b. membcanya secara rutin
d. membaca dengan hafalan
10. Membaca al Qur`an setiap huruf pahalanya dilipatkan sebanyak
a. 10
b. 20
c. 100
d. 1000

Aswaja 4 Madrasah Ibtidaiyah Semester Ganjil


[35]

Tadrib Tsani
B. Isilah tutik-titik di bawah ini dengan benar!
1. Membaca al Qur`an merupakan salah satu bentuk.
2. Hukum mempelajari al Qur`an dengan benar adalah.
3. Orang yang mahir membaca al Qur`an kelak dikumpulkan bersama.
4. Membawa al Qur`an harus suci dari.
5. Tidak boleh meletakkan al Qur`an di tempat
6. Salah satu tugas jamiyyatul Huffadz adalah
7. Membaca al Qur`an dengan bergantian disebut
8. Semaan al Qur`an biasanya diikuti oleh
9. Huffadz artinya adalah.
10. Sebaik-baik kalian adalah orang yang.

Tadrib Tsalits
C. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan benar!
1. Jelaskan pengertian al Qur`an!
Jawab:_________________________________________________________________________
2. Bagaimana cara mempelajari al Qur`an?
Jawab:_________________________________________________________________________
3. Tulislah ayat al Qur`an yang melarang menyentuh mushhaf al Qur`an jika tidak
suci dari hadats!
Jawab:_________________________________________________________________________
4. Apa yang harus kita lakukan sesudah dapat membaca al Qur`an?
Jawab:_________________________________________________________________________
5. Apakah yang kamu ketahui tentang takhtim al Qur`an itu?
Jawab:_________________________________________________________________________
6. Bagaimanakah cara mensyiarkan al Qur`an?
Jawab:_________________________________________________________________________
7. Tulislah hadits yang menjelaskan keutamaan belajar dan mengajar a al Qur`an!
Jawab:_________________________________________________________________________
8. Apakah ilmu yang membahas tentang tata cara membaca al Qur`an?
Jawab:_________________________________________________________________________
9. Apakah hukum menempatkan mushhaf di bawah sesuatu yang lain?
Jawab:_________________________________________________________________________
10. Bagaimana cara meletakkan mushhaf al Qur`an?
Jawab:_________________________________________________________________________

Aswaja 4 Madrasah Ibtidaiyah Semester Ganjil


[36]

Kompetensi Dasar
Memahami amaliyah Nahdlatul Ulama
Hasil Belajar
Bersikap dan berperilaku menghormati Nabi Muhammad

A. Kewajiban Mencintai Dan Mentaati Nabi Muhammad


Sebagai umat Islam kita wajib mentaati dan mencintai beliau. Mentaati
dan mencintai Nabi Muhammad itu dapat dilakukan dengan cara:
1. Beriman (yakin) bahwa Nabi Muhammad adalah nabi akhir zaman dan
tidak ada nabi sesudah beliau.
2. Tunduk dan patuh melaksanakan semua yang diperintahkan dan menjauhi
semua larangannya. Selain itu mengamalkan sunnah-sunnah beliau, seperti
gemar berfikir dan belajar, rajin membersihkan badan, pakaian, rumah dan
lingkungan.
3. Mencintai beliau melebihi cinta kita terhadap orang lain. Dalam sebuah
hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah shallallahu alayhi
wassallam bersabda:

Maknanya: Tidaklah salah seorang di antara kamu beriman sebelum aku


lebih dicintai dari pada dirinya sendiri, anaknya, orang tuanya dan seluruh
umat manusia.
Aswaja 4 Madrasah Ibtidaiyah Semester Ganjil
[37]

Untuk mewujudkan kecintaan kepada Nabi Muhammad, dikalangan NU


terdapat beberapa amaliyah, diantanya:
1. Memperingati maulid (hari kelahiran) Nabi Muhammad pada setiap tanggal
12 Rabiul Awwal. Acaranya bermacam-macam, seperti: membaca shalawat
Nabi di Masjid atau Mushalla, mengadakan pengajian umum dan lain-lain.
2. Kegiatan rutin membaca shalawat Nabi dengan membaca diba (dibaan)
berzanji (berzanjen) atau hadrah baik di Mushalla, Masjid atau di rumahrumah warga NU, apabila ada hajatan (selametan tertentu).
3. Setiap kali menyebut nama Nabi Muhammad selalu didahului kata
sayyidina

dan

apabila

mendengar

nama

beliau

disebut,

selalu

membacakan shalawat kepada beliau.


4. Membaca shalawat setelah adzan sebelum shalat dimulai.
Namun kegiatan-kegiatan yang baik di atas ternyata mendapatkan
kritikan dari kaum Wahhabi, mereka menuduh bahwa kegiatan tersebut
sebagai bidah yang sesat.
B. Macam-Macam Bacaan Shalawat Nabi
Para ulama NU mengajarkan kepada kita agar selalu membiasakan diri
membaca shalawat Nabi, karena membaca shalawat Nabi merupakan perintah
agama. Dalam al Qur`an surat al Ahzab ayat 56 Allah taaalaa berfirman:



Maknanya: Sesungguhnya Allah dan para Malaikat-Nya bershalawat atas Nabi.
Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkan
selamat penghormatan kepadanya.
Dari keterangan ayat tersebut, jelas bahwa membaca shalawat Nabi merupakan
perintah Allah dan termasuk ibadah. Akan tetapi tata cara membaca shalawat Nabi
itu termasuk jenis ibadah yang pelaksanaannya tidak jelas baik di dalam al Qur`an
maupun al Hadits. Karena itu kita diberi kebebasan menentukan cara
pelaksanaannya asal tidak bertentangan dengan ketentuan syariat Islam.
Aswaja 4 Madrasah Ibtidaiyah Semester Ganjil
[38]

Banyak macam bacaan shalawat Nabi yang diajarkan oleh para ulama NU
kepada kita. Jumlahnya mencapai kurang lebih 124.000 bacaan shalawat.
Banyaknya macam bacaan shalawat itu dimaksudkan agar kita senang
membacanya dan tidak merasa jenuh membaca shalawat kepada Nabi Muhammad.
Perhatikan contoh-contoh bacaan shalawat dibawah ini:
1. Bacaan shalawat Ibrahimiyyah





2. Bacaan shalawat Munjiat









3. Bacaan shalawat al Fatih








4. Bacaan shalawat Nariyyah atau Qurthubiyyah

Aswaja 4 Madrasah Ibtidaiyah Semester Ganjil


][39

C. Adab Membaca Shalawat Nabi


Karena membaca shalawat Nabi merupakan amal ibadah, para ulama
NU memberi tuntunan kepada kita mengenai adab atau tata cara membacanya.
Di antaranya adalah:
1. Membaca shalawat hendaknya dilakukan dengan khidmat, kerena membaca
shalawat Nabi itu mengandung makna memuliakan dan mengagungkan
beliau.
2. Membaca shalawat Nabi hendaknya dilakukan dengan sungguh-sungguh
dan tidak boleh dengan bergurau atau main-main. Karena membaca
shalawat Nabi berarti berdo`a memohon kepada Allah agar selalu
melimpahkan rahmat-Nya kepada beliau. Nabi Muhammad adalah insan
kamil (manusia sempurna) yang selalu mendapatkan limpahan rahmat dari
Allah. Limpahan rahmat yang kita mohonkan untuk beliau melalui bacaan
shalawat Nabi akan banyak bertumpah. Ibarat kolam yang sudah penuh
dengan air lalu kita isi, niscaya airnya akan tumpah ke luar. Demikian juga
dengan bacaan shalawat Nabi. Tumpahan rahmat dari bacaan shalawat itu
tentu akan jatuh kepada setiap orang yang membaca shalawat Nabi.
3. Membaca shalawat harus dilakukan dengan sepenuh hati, karena membaca
shalawat itu termasuk ibadah sehingga pelaksanannya harus disertai niat
dengan hati yang ikhlas.
4. Ketika membaca shalawat tertentu, seperti marhaban hendaknya
dilakukan dengan berdiri (mahallul qiyam). Tujuannya adalah menghormati
Rasulullah. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Muslim, dari
sahabat Abu Said Al Khudri, Rasulullah shallallahu alayhi wassallam
bersabda kepada para sahabat Anshar:



Maknanya: Berdirilah kalian untuk (menghormati) tuan kalian atau orang
yang paling baik di antara kalian.

Aswaja 4 Madrasah Ibtidaiyah Semester Ganjil


[40]

Berdasarkan hadits tersebut, berdiri untuk menyambut kedatangan orang


yang memiliki keutamaan itu dianjurkan. Nah, kalau kepada selain
Rasulullah kita dianjurkan untuk berdiri menghormati kedatangannya,
maka berdiri untuk menghormati Rasulullah lebih layak dilakukan.
5. Semua bacaan shalawat Nabi yang berbentuk syair boleh dibaca dengan
lagu. Memang tidak ada ketentuan membaca shalawat Nabi secara
mujawwad sebagaimana membaca ayat al Qur`an. Hanya saja sebaiknya
lagu yang dipilih untuk membaca shalawat Nabi tidak merusak bacaan
shalawat dengan baik dan benar.
6. Membaca shalawat dengan iringan alat-alat musik dan gerakan tari
diperbolehkan.
D. Fadlilah Membaca Shalawat Nabi
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Muslim dari sahabat Abdullah
bin Amr bin Ash, Rasulullah shallallahu alayhi wassallam bersabda:





Maknanya: Barang siapa yang membaca shalawat untukku satu kali, niscaya
Allah akan melimpahkan rahmad kepadanya sepuluh kali lipat.
Dari kandungan hadits tersebut di atas, jelas bahwa membaca shalawat Nabi
merupakan ibadah yang pahala maupun fadlilahnya sangat banyak. Diantaranya
adalah:
1. Mendapatkan ridla Allah
2. Menjalankan perintah Allah untuk bershalawat
3. Satu kali bacaan shalawat dapat menurunkan 10 rahmat dari Allah bagi
pembacanya
4. Satu kali bacaan shalawat dapat mengangkat derajat bagi pembacanya
5. Satu kali bacaan shalawat dicatat sebagai 10 kebajikan
6. Terkabulnya doa lebih banyak dapat diharapkan jika diawali dengan bacaan
shalawat
Aswaja 4 Madrasah Ibtidaiyah Semester Ganjil
[41]

7. Sebagai penyebab datangnya syafaat dari Rasulullah


8. Sebagai penyebab terhapusnya segala dosa
9. Sebagai penyebab dihindarkannya segala kesulitan
10. Sebagai penyebab dekatnya seseorang dengan Rasulullah kelak di hari
kiamat
11. Pahalanya sebanding dengan bershadaqah kepada orang yang mengalami
kesulitan
12. Sebagai penyebab terpenuhinya segala kebutuhan hidup duniawi dan
ukhrawi
Mengingat fadlilah yang begitu banyak, maka hendaknya kita memperbanyak
membaca shalawat. Dalam sebuah hadits Rasulullah shallallahu alayhi wassallam
bersabda:




Maknanya: Perbanyaklah membaca shalawat kepadaku, karena bacaan
shalawatmu kepadaku dapat menjadi pengampun atas dosa-dosamu.

Tadrib Awwal
A. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b,c atau d pada jawaban yang tepat!
1. Maulid Nabi terjadi pada tanggal
a. 12 Rabiul Awwal
b. 12 Jumadil Awwal c. 12 Syaban d. 12 Rajab
2. Kegiatan membaca shalawat dengan membaca maulid Dibaiy disebut
a. Berzanji
b. Diba`an
c. Shalawatan
d. Muludan
3. Sebelum menyebut nama Nabi Muhammad kita memulai dengan.
a. Maulana
b. murabbina
c. sayyidina
d. habibina
4. Membaca shalawat adalah perintah
a. Agama
c. orang tua
b. adat
d. kyai
5. Shalawat Nariyah disebut juga dengan shalawat
a. Ibrahimiyyah b. Munjiyat
c. al Fatih
d. Qurthubiyyah
6. Membaca shalawat termasuk perbuatan ibadah maka membacanya harus
a. disertai iringan rebana
c. dilakukan dengan rutin
b. atas izin orang tua
d. disertai niat yang ikhlas
Aswaja 4 Madrasah Ibtidaiyah Semester Ganjil
[42]

7. Membaca shalawat berarti menghormati Nabi karena itu membacanya harus


a. dilakukan secara bersama-sama c. dilakukan di tempat yang suci
b. di tempat ibadah
d. dilakukan dengan hikmat
8. Ketika membaca shalawat marhabanan, hendaknya dilakukan dengan
a. duduk
b. berdiri
c. bersuara keras
d. bersuara pelan
9. Orang yang membaca shalawat satu kali maka Allah bershalawat kepadanya
sebanyak
a. 10 kali
b. 100 kali
c. 1000 kali
d. 700 kali
10. Dalam kegiatan Dibaan biasanya yang dibaca adalah
a. Maulid Diba
c. Manaqib Syaikh Abdul Qadir Jilani
b. Ratib al Hadad
d.Tahlil

Tadrib Tsani
B.
1.
2.
3.
4.

Isilah tutik-titik di bawah ini dengan benar!


Mahallu la qiyam artinya
Barzanjen adalah
Kegitan membaca shalawat yang diiringi dengan terbang disebut
Rasulullah bersabda: Perbanyaklah membaca shalawat kepadaku, karena
bacaan shalawatmu kepadaku dapat menjadi.
5. Orang yang membaca shalawat 10 kali pahalanya.
6. Tujuan peringatan maulid Nabi adalah.
7. Orang yang yang tidak mau bershalawat kepada nabi ketika mendengar nama
beliau disebut adalah orang yang.
8. Aliran yang anti membaca shalwat Nabi adalah
9. Umat Islam sangat diantjurkan membaca shalawat pada hari
10. Jumlah redaksi shalawat adalah.

Tadrib Tsalits
C. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan benar!
1. Jelaskan perincian hukum membaca shalawat dengan diringi alat musik!
Jawab:_________________________________________________________________________
2. Apakah yang dimaksud mentaati Rasulullah itu?
Jawab:_________________________________________________________________________
3. Tulislah ayat yang memerintahkan membaca shalwat Nabi!
Jawab:_________________________________________________________________________
4. Mengapa membaca shalawat Nabi harus dilakukan dengan hikmat?
Jawab:_________________________________________________________________________
5. Kapankah seseorang wajib membaca shalawat?
Jawab:_________________________________________________________________________
6. Sebutkan 2 fadlilah membaca shalawat Nabi!
Jawab:_________________________________________________________________________
7. Tulislah hadits tentang pahala orang yang membaca shalawat!
Jawab:_________________________________________________________________________
Aswaja 4 Madrasah Ibtidaiyah Semester Ganjil
[43]

8. Sebutkan macam-macam bacaan shalawat nabi!


Jawab:_________________________________________________________________________
9. Bolehkan membaca al Qur`an dengan dilagukan?
Jawab:_________________________________________________________________________
10. Tulislah shalawat Munjiyat!
Jawab:_________________________________________________________________________

Ikhtibar Fashliy
A. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b,c atau d pada jawaban yang tepat!
1. Lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia adalah.
a. madrasah
b. pondok pesantren c. sekolah
d. TPQ
2. Islam masuk Indonesia sejak abad pertama hijriyah atau abad.
a. 7 masehi
b. 8 masehi
c. 9 masehi
d. 10 masehi
3. Pondok pesantren memiliki .
a. 5 unsur
b. 6 unsur
c. 7 unsur
d. 8 unsur
4. Berikut ini yang bukan unsur Pondok Pesantren adalah
a. Kyai yang mengajar dan mendidik
c. santri yang belajar kepada kyai
b. Masjid atau mushalla
d. Hotel
5. Berikut ini yang bukan ulama pendiri NU adalah.
a. K.H M Hasyim Asyari
c. K.H Abdul Wahab Hasbullah
b. K.H Hasyim Muzadi
d. K.H Bisri Syansuri
6. Paham Wahhabi telah datang di Indonesia pada awal abad 19 dengan dibawa
oleh
a. H. Miskin
b. Ahmad Dahlan
c. Ahmad Syurkati d. Imam Bonjol
7. K.H Hasyim Asyari berkelana memperdalam ilmu pengetahuan mulai usia.
a. 10 tahun
b. 12 tahun c. 14 tahun
d. 15 tahun
8. Ayah K.H Hasyim Asyari dikenal sebagai pendiri pondok pesantren
a. Tebu Ireng b. Denanyar
c. Gedang
d. Cukir
9. Kakek K.H Hasyim bernama
a.Kyai Asyari
b. kyai Hasbullah
c. kyai Utsman
d.
Kyai
Sihah
10. K.H Hasyim Asyari pertama kali berangkat ke Makkah pada tahun
a.1890
b. 1891
c. 1892
d. 1893
11. K.H Hasyim Asyari medirikan pondok pesantren Tebu Ireng pada
a. 26 Rabiul Awwal 1317
c. 26 Syaban 1317
b. 26 Rajab 1317
d. 26 Syawal 1317
12. Di kalangan pesantren K.H Hasyim Asyari diberi gelar .
a.Hadlrah
b. hadlratus Syaikh c. Syaikh
d. Kyai Khash
Aswaja 4 Madrasah Ibtidaiyah Semester Ganjil
[44]

13. Ayah K.H Wahab Hasbullah dilahirkan bernama


a. Kyai Utsman b. Kyai Asyari
c. Kiai Said
d.
Kyai
Khalil
14. Abdul Wahab berada dalam asuhan langsung ayahnya Sampai berusia
a. 13 tahun
b. 14 tahun
c. 15 tahun
d. 16 tahun
15. Berikut adalah Pesantren tempat K.H Wahab Hasbullah belajar, kecuali
a. Langitan Tuban
b. Mojosari
c. Tawangsari
d. Lirboyo
16. Guru K.H Wahab Hasbullah adalah kecuali
a. Syaikh Khalil b. K.H M Hasyim Asyari
c. Kyai Said d. Kyai Mahrus
17. Menjelang wafat K.H Wahab menjabat sebagai
a. Ketua tanfidziayah b. ketua PBNU c. Rais Syuriyah
d. Musytasyar
18. K.H Bisri Syansuri pernah belajar di pondok pesantren Kajen yang diasuh
oleh
a.Kyai Khalil
b. Kyai Shaleh c. Kyai Mahfudz d. Kyai Abdul Salam
19. Guru al Qur`an K.H Bisri Syansuri adalah
a.Kyai Khalil
b. Kyai Shaleh c. Kyai Maksum d. Kyai Abdul Salam
20. Setelah belajar di ponodk pesantren Demangan Bangkalan K.H Bisri Syansuri
melanjutkan belajarnya ke pondok pesantren
a.Tebu Ireng
b. Tambak Beras
c. Sarang Lasem d. Kasingan Rembang
21. K.H Bisri Syansuri mulai belajar di Makkah pada usia
a. 20 tahun
b. 21 tahun
c. 22 tahun
d. 24 tahun
22. K.H Bisri Syansuri bersahabat dengan K.H abdul Wahhab Hasbullah sejak
a. di pesantren Demangan
c. di pesantren Tebu Ireng
b. di Kota makkah
d. berdirinya NU
23. Sebelum mendirikan pondok pesatren sendiri K.H Bisri Syansuri mengajar di
pesantren
a.Tambak Beras b. Rejoso
c. Demangan
d. Kasingan
24. K.H Bisri Syansuri mulai mendirikan pondok pesantren pada tahun
a.1917
b. 1918
c. 1919
d. 1920
25. Membaca al Qur`an secara bersama-sama dan bergantian disebut
a. Semaan al Qur`an
c. tadarus al Qur`an
b. takhtim al Qur`an
d. musabaqah al Qur`an
26. Yang paling awal dalam mempelajari al Qur`an adalah.
a. mempelajari bahasanya
c. menerjemahkan kalimatnya
b. membacanya denganbenar
d. memahami tafsirnya
27. Menyentuh mushhaf al Qur`an harus
a. suci dari hadats
c. sesudah mandi
b. berpakaian bagus
d. Segera membcanya
28. Kegiatan membaca al Qur`an yang diikuti oleh para huffadz disebut
a. Semaan al Qur`an
c. tadarus al Qur`an
b. takhtim al Qur`an
d. musabaqah al Qur`an
29. Yang dimaksud dengan membaca al Qur`an bil hifdzi adalah
a. membacanya secara benar
c. membacanya secara berirama
b. membcanya secara rutin
d. membaca dengan hafalan
Aswaja 4 Madrasah Ibtidaiyah Semester Ganjil
[45]

30. Membaca al Qur`an setiap huruf pahalanya dilipatkan sebanyak


a. 10
b. 20
c. 100
d. 1000
31. Setiap membuka acara harus dimulai dengan membaca surat
a. Al Ikhlas
b. al Falaq
d. al Nas
d. al Fatihah
32. Setiap tahun hari lahir Nabi diperingati pada tanggal
a. 12 Rabiul Awwal
c. 12 Jumadil Awwal
b. 12 Syaban
d. 12 Rajab
33. Kegiatan membaca shalwat dengan membaca mauled Dibaiy disebut
a. berzanji
b. dibaan
c. shalawatan
d. Muludan
34. Setiap kali menyebut nama Nabi Muhammad hendaknya didahului
a. Maulana
b. murabbina
c. sayyidina
d. habibina
35. Kita selalu membaca shalawat kepada Nabi Muhammad karena membaca
shalawat adalah
a. perintah agama
c. kewajiban
b. pengisi waktu luang
d. kegiatan rutin di Masjid
36. Shalawat Nariyah disebut juga dengan shalawat
a. Ibrahimiyyah b. Munjiyat
c. al Fatih
d. Qurthubiyyah
37. Membaca shalawat berarti menghormati Nabi karena itu membacanya harus
a. dilakukan secara bersama-sama c. dilakukan di tempat yang suci
b. di tempat ibadah
d. dilakukan dengan hikmat
38. Ketika membaca shalawat marhabanan maka hendaknya dilakukan dengan
a. duduk
b. berdiri
c. bersuara keras
d. bersuara pelan
39. Barangsiapa yang membaca shalawat sekali maka Allah bershalawat
kepadanya sebanyak
a. 10 kali
b. 100 kali
c. 1000 kali
d. 700 kali
40. Dalam kegiatan Dibaan biasanya yang dibaca adalah
a. Maulid Diba
c. Manaqib Syaikh Abdul Qadir Jilani
b. Ratib al Hadad
d.Tahlil
B.
1.
2.
3.

Isilah tutik-titik di bawah ini dengan benar!


NU adalah wadah untuk mempertahankan dan mengembangkan ajaran Islam.
Rais akbar Syuriyah NU adalah.
Buku karangan K.H Hasyim Asyari yang menjadi dasar perjuangan NU
adalah.
4. Gelar K.H Hasyim Asyari dikalangan pesantren adalah
5. Resolusi jihad berisi seruan.
6. K.H Abdul Wahhab Hasbullah pernah belajar di Makkah selama
7. Dalam sejarah berdirinya NU K.H Bisri Syansuri dikenal sebagai
8. Membaca al Qur`an dengan bergantian disebut
9. Barzanjen adalah.
10. Meletakkan benda di atas al Qur`an adalah salah satu bentuk.terhadap al
Qur`an

Aswaja 4 Madrasah Ibtidaiyah Semester Ganjil


[46]

C. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan benar!


1. Sebutkan 2 Sebab didirikannya NU?
Jawab:_________________________________________________________________________
2. Sebutkan 2 langkah para ulama dalam menghadapi paham Wahhabi!
Jawab:_________________________________________________________________________
3. Apakah tujuan pendirian pondok pesantren?
Jawab:_________________________________________________________________________
4. Sebutkan 3 kitab K.H Hasyim Asyari!
Jawab:_________________________________________________________________________
5. Kenapa K.H Hasyim Asyari dikatakan Bapak pendiri NU?
Jawab:_________________________________________________________________________
6. Sebutkan nama-nama pesantren tempat belajar K.H Abdul Wahhab Hasbullah
Jawab:_________________________________________________________________________
7. Kenapa K.H Abdul Wahhab Hasbullah dikenal sebagai penggerak berdirinya
NU?
Jawab:_________________________________________________________________________
8. Sebutkan 3 ulama yang menjadi guru K.H Bisri Syansuri di Makkah?
Jawab:_________________________________________________________________________
9. Sebutkan macam-macam bacaan shalawat nabi!
Jawab:_________________________________________________________________________
10. Sebutkan 3 fadlilah membaca shalawat Nabi!
Jawab:_________________________________________________________________________

Aswaja 4 Madrasah Ibtidaiyah Semester Ganjil


[47]

1. K.H. Hasyim Asyari, Risalah Aqidah Ahlussunnah Wal Jamaah.


2. Abu Abdillah, Argumen Ahlussunnah Wal Jamaah.
3. Hasil Muktamar NU Makasar, Peraturan Dasar dan Peraturan
Rumah Tangga NU.
4. K.H. Sirojuddin Abas, Hujjah Ahlussunnah Wal jamaah.
5. K.H. Muhyiddin Abdussomad, Hujjah Ahlussunnah Wal jamaah.

Aswaja 4 Madrasah Ibtidaiyah Semester Ganjil


[48]

You might also like