You are on page 1of 1

Masalah buruknya pelayanan kesehatan untuk penerima kartu jamkesmas di

rumah sakit, marak terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Tidak sedikit rumah
sakit yang cenderung mengabaikan pasien penerima kartu jamkesmas dengan
menggunakan berbagai alasan, yang pada akhirnya berdampak buruk bagi
pasien yang mebutuhkan pelayanan darurat. Sehingga justru terkesan
masyarakat miskin terlantar tidak mendapatkan pelayanan kesehatan.
Terdapat kasus serupa di RSUD Majalaya, yang menimbulkan opini dari publik
terkait penolakan pasien penerima jamkesmas dengan alasan kamar rawat inap
penuh. Hal ini telah diungkapakan oleh Agud drajat, seorang tokoh masyarakat
Desa Tarumajaya kecamatan kertasari yang warganya kerap kali tidak menerima
pelayanan kesehatan sebagai penerima jamkesmas. sehingga menimbulkan
kesan bagi masyarakat bahwa Rumah Sakit tersebut melakukan diskriminasi
dengan pasien penerima jamkesmas. Hal ini juga mengundang Wakil ketua DPRD
Kabupaten Bandung, Eddy Hidayat yang mengungkapakan kekecewaannya
terhadap pelayanan kesehatan di Rumah sakit tersebut. Lalu ia menjelaskan
bahwa jamkesmas sebenarnya telah ditanggung oleh pemerintah kabupaten
bandung setiap tahunnya.
Lalu untuk mencegah kejadian tersebut tidah terulang kembali. Maka Wakil
Ketua DPRD kabupaten bandung berjanji meminta bupati Bandung untuk
mengevaluasi kinerja seluruh jajaran manajemen RSUD Majalaya.
Kondisi ini sudah kami rasakan sejak lama dan bukan fitnah tapi kenyataan.
Seperti yang dialami beberapa orang warga Tarumajaya. Saat berobat dengan
memakai Jamkesmas itu, seperti dianak tirikan, serta hanya diperiksa saja.
Mereka enggan melayani pasien jamkesmas, selalu beralasan kalau kamar rawat
inap penuh, ujar Agus Darajat, tokoh masyarakat Desa Tarumajaya Kecamatan
Kertasari saat acara reses Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bandung Eddy Hidayat
di Balai Desa Tarumajaya Kecamatan Kertasari, beberapa waktu lalu

You might also like