You are on page 1of 6

FILOSOFI KEGAWATAN ATAU KEKRITISAN

I.

Definisi Keperawatan Dawat Darurat:


Pelayanan profesional yg didasarkan pada ilmu keperawatan gawat
darurat & tehnik keperawatan gawat darurat berbentuk pelayanan bio-psikososio- spiritual yang komprehensif ditujukan pada semua kelompok usia yang
sedang mengalami masalah kesehatan yang bersifat urgen, akut dan kritis
akibat trauma, proses kehidupan ataupun bencana.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan pelayanan keperawatan gawat darurat
terdiri dari dua area besar yaitu keperawatan emergensi dan keperawatan kiritis
A. Emergency Nursing (Keperawatan Krisis)
Adalah seorang perawat professional terregistrasi / RN profesional
yang memiliki
komitmen untuk menyelamatkan dan melaksanakan praktek keperawatan secara
efektif.
a. Perawatan Emergensi
Meliputi Pengkajian, diagnosis & terapi keperawatan yang
dapat diterima baik aktual, potensial, yang terjadi tiba-tiba atau urgen,
masalah fisik atau psikososial dalam episodik primer atau akut yg
mungkin memerlukan perawatan minimal atau tindakan support hidup,
pendidikan untuk pasien atau orang terpenting lainnya, rujukan yg tepat
dan pengetahuan tentang implikasi legal.
b. Lingkungan Emergensi
Merupakan Setting dimana pasien memerlukan intervensi oleh
pemberi pelayanan keperawatan emergency.
1. Pasien Emergensi
Adalah Pasien dengan segala umur baik yang sudah diagnosa,
tidak

terdiagnosa

atau maldiagnosis problem dengan kompleksitas yg

bervariasi.
Pasien-pasien emergensi memerlukan intervensi nyata dimana dapat
terjadi perubahan status fisiologis atau psikologis secara cepat yg mungkin
mengancam kehidupannya.
2. Dimensi
Keperawatan

emergensi

memiliki

multidimensi

meliputi

Responsibilities (tanggung jawab) ,Function (peran sebagai perawat),


Roles (Panutan), Skills ( dengan pengetahuan khusus)

B. Critical Care Nursing ( Keperawatan Kritis)


1. Definisi keperawatan kritis
Adalah Kegiatan yang tidak hanya menangani keperawatan
pada lingkungan yang khusus atau peralatan khusus namun lebih pada
proses pengambilan keputusan dan kemauan untuk mengambil keputusan
oleh perawat
Definisi Kekritisan ( Webser 1990)
Adalah melakukan kesabaran atau melakukan pengambilan keputusan
secara hati-hati atau melakukan evaluasi secara hati-hati, mampu
membedakan dan berhati-hati Tidak adanya kepastian pemecahan yg
pasti atau teratasinya krisis oleh isu-isu yg masih membingungkan, di
jalani dengan resiko atau tanpa kepastian
2. Kemampuan Perawat kritis
Oleh karena pasien yang dirawat pada area keperawatan kritis
umumnya memiliki masalah lebih dan satu system tubuh bahkan
sistemik maka perawat dituntut untuk dapat memiliki:
a. Pengetahuan tentang Fisiologi & patofisiologi tubuh manusia
b. Proses keperawatan
c. Dasar pengetahuan untuk dapat menginterpretasikan & berespon
terhadap masalah
d. masalah klinis dng ketrampilan tinggi
i. Sedangkan Perhatian Seorang Perawat kritis meliputi antara lain : (T.E.
Oh, 1997)
e. Support hidup
f. Monitoring pasien kritis serta respon pasien terhadap tindakan yg
g.
h.
i.
j.

diberikan
Mencegah komplikasi
Penatalaksanaan inos
Perhatian pada kenyamanan pasien
Dapat mengerti, beker:jasama

dan

memberi

informasi

&

penyuluhan pada keluarga


II.

PPGD (Penanggulangan Penderita Gawat Darurat)


Suatu pertolongan yang cepat dan tepat untuk mencegah kematian maupun
kecatatan. Berasal dari istilah critical ill patient (pasien kritis/gawat) dan emergency
patient (pasien darurat).

III.

Tujuan PPGD

1. Mencegah kematian dan kecacatan (to save life and limb) pada penderita gawat
darurat, hingga dapat hidup dan berfungsi kembali dalam masyarakat
sebagaimana mestinya.
2. Merujuk penderita . gawat darurat melalui sistem rujukan untuk memperoleh
penanganan yang Iebih memadai.
3. Menanggulangi korban bencana.
IV.

Penderita Gawat Darurat


Kematian dapat terjadi bila seseorang mengalami kerusakan atau kegagalan dan
salah satu sistem/organ di bawah ini yaitu :
1. Susunan saraf pusat
2. Pernapasan
3. Kardiovaskuler
4. Hati
5. Ginjal
6. Pancreas

V.

Penyebab Kegagalan Organ


1. Trauma/cedera3
2. Lnfeksi
3. Keracunan (poisoning)
4. Degenerasi (failure)
5. Asfiksi
6. Kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah besar (excessive loss of wafer
and electrolit)
Kegagalan sistim susunan saraf pusat, kardiovskuler, pernapasan dan hipoglikemia
dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat (4-6 menit), sedangkan
kegagalan sistim/organ yang lain dapat menyebabkan kematian dalam waktu yang
lebih lama.

VI.

VII.

Mati
Mati Klinis :
Otak kekurangan Oksigen dlm 6-8 mnt
Terjadi gangguan fungsi
Sifat Reversible
Mati Biologis :
Otak kekurangan Oksigen dlm 8-10 mnt
Terjadi kerusakan sel
Sifat Ireversible
Kategori Kasus Penyebab Kematian
Immediately Life Threatening Case :

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Obstruksi Total jalan Napas


Asphixia
Keracunan CO
Tension Pneumothorax
Henti jantung
Tamponade Jantung

Potentially Life Threatening Case


1.
2.
3.
4.

Ruptura Tracheobronkial
Kontusio Jantung / Paru
Perdarahan
Koma

Kelompok kasus yang perlu penanganan segera karena adanya ancaman kecatatan

VIII.

1. Fraktur tulang disertai cedera pada persyarafan


2. Crush Injury
3. Sindroma Kompartemen
Faktor Penentu Keberhasilan PPGD
1. Kecepatan menemukan penderita gawat darurat
2. Kecepatan meminta pertolongan
3. Kecepatan dan kualitas pertolongan yang diberikan di tempat kejadian, dalam
perjalanan ke rumah sakit dan pertolongan selanjutnya di puskesmas atau
rumah sakit

IX.

X.

Filosofi Dasar PPGD


1. Universal
2. Penanganan oleh siapa saja
3. Penyelesaian berdasarkan masalah
Prinsip
1. Penanganan cepat dan tepat
2. Pertolongan segera diberikan oleh siapa saja yang menemukan pasien tersebut
( awam, perawat, dokter)
Meliputi tindakan :
1) Non medis : Cara meminta pertolongan, transportasi, menyiapkan alat-alat
2) Medis : Kemampuan medis berupa pengetahuan maupun ketrampilan :
BLS, ALS

XI.

Triage
Tindakan memilah-milah korban sesuai dengan tingkat kegawatannya untuk
memperoleh prioritas tindakan.
1. Gawat darurat merah
Kelompok pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat atau akan
menjadi gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya (akan menjadi
cacat) bila tidak mendapat pertolongan secepatnya.
2. Gawat tidak darurat putih
Kelompok pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan
tindakan darurat, misalnya kanker stadium lanjut.
3. Tidak gawat, darurat kuning
Kelompok pasien akibat musibah yang datag tiba-tiba, tetapi tidak
mngancam nyawa dan anggota badannya, misanya luka sayat dangkal.
4. Tidak gawat, tidak darurat hijau,
5. Meninggal hitam

XII.

Lingkup PPGD
1. Melakukan Primary Survey, tanpa dukungan alat bantu diagnostik kemudian
dilanjutkan dengan Secondary Survey
2. Menggunakan tahapan ABCDE
A : Airway management
B : Breathing management
C : Circulation management
D: Drug
Defibrilator
Disability
E : EKG
Exposure
3. Resusitasi pada kasus dengan henti napas dan henti jantung
Pada kasus-kasus tanpa henti napas dan henti jantung, maka upaya
penanganan harus dilakukan untuk mencegah keadaan tsb, misal pasien koma
dan pasien dengan trauma inhalasi atau luka bakar grade II-III pada daerah
muka dan leher.

XIII.

XIV.

Peran & Fungsi Perawat Gadar


1. Fungsi Independen
Fungsi mandiri berkaitan dengan pemberian asuhan (Care)
2. Fungsi Dependen
Fungsi yang didelegasikan sepenuhnya atau sebagian dari profesi lain
3. Fungsi Kolaboratif
Kerjasama saling membantu dlm program kes. (Perawat sebagai anggota
Tim Kes.)
Kemampuan Minimal Perawat UGD (Depkes, 1990)

1. Mengenal klasifikasi pasien


2. Mampu mengatasi pasien : syok, gawat nafas, gagal jantung paru otak, kejang,
koma, perdarahan, kolik, status asthmatikus, nyeri hebat daerah pinggul &
kasus ortopedi.
3. Mampu melaksanakan dokumentasi asuhan keperawatan gawat darurat
4. Mampu
melaksanakan
komunikasi
eksternal
dan
internal

You might also like