Professional Documents
Culture Documents
Berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masingmasing serta mempertahankan kebudayaan. (Salvicion G Bailon
dan Aracelis Maglaya. 1989 ).
Dari kedua defenisi diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa
keluarga adalah :
a. Unit terkecil masyarakat
b. Terdiri atas dua orang atau lebih
c. Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah
d. Hidup dalam suatu rumah tangga
e. Di bawah asuhan seorang kepala rumah tangga
f.
sedarah
dalam
beberapa
generasi,
dimana
sedarah
dalam
beberapa
generasi,
dimana
keluarga
yang
dominan
memegang
kekuasaan
dalam
juga
ibu
dapat
berperan
sebagai
pencari
nafkah
Anak
Sebagai
anak
melaksanakan
peranan
anak
sesuai
dengan
tingkat-tingkat
perkembangannya.
b. Ahli lain membagi fungsi keluarga sebagai berikut :
1) Fungsi Pendidikan
keluarga
mempersiapkan
anak
menjadi
sesama
pengertian
satu
anggota
sama
keluarga
lain
sehingga
daalam
saling
menumbuhkan
keluarga
memperkenalkan
dan
dalam
mengajak
fungsi
anak
ini
adalah
dan
anggota
tentang
pengalaman
masing-masing
dan
sebagainya.
8) Fungsi Biologis
Tugas keluarga yang utama dalam hal ini adalah untuk
meneruskan keturunan sebagai generasi penerus.
Dari berbagai fungsi diatas ada 3 fungsi pokok keluarga
terhadap anggota keluarganya, yaitu :
a. Asah,
adalah
memenuh
kebutuhan
pendidikan
anak,
kehangatan
kepada
anggota
keluarga
sehingga
adalah
perawatan
anak
menuju
kebutuhan
agar
kesehatannya
pemeliharaan
selalu
dan
terpelihara,
b.
c.
rawan
f.
g.
dalam
tahap
ini
anak
akan
memulai
i.
sumber-sumber
daya
yang
ada
dalam
keluarga.
c. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan
kedudukannya masing-masing.
d. Sosialisasi antar anggota keluarga.
e. Pengaturan jumlah anggota keluarga.
f.
dorongan
dan
semangat
para
keluarga.
10.Ciri Ciri Keluarga :
a. Diikat dalam suatu tali persaudaraan
b. Ada hubungan keluarga.
c. Ada ikatan batin
d. Ada tanggung jawab masing-masing anggotanya
e. Ada pengambil keputusan
f.
anggota
1) Tradisional.
2) Agraris
3) Tenang
4) Sederhana
5) Akrab
6) Menghormati orang tua
b. Daerah Perkotaan :
1) Dinamis
2) Rasional
3) Konsumtif
4) Demokratis
5) Individual
6) Terlibat dalam kehidupan politik
B.
Neonatus Kurang Bulan - Kecil untuk Masa Kehamilan (NKBKMK). Neonatus Cukup Bulan-Kecil Masa Kehamilan (NCBKMK), Neonatus Lebih Bulan-Kecil Masa Kehamilan (NLB- KMK
).
2.
ETIOLOGI
a. Faktor Ibu.
Penyakit
Penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan
misalnya:
perdarahan
antepartum,
trauma
fisik
dan
Usia ibu
Angka kejadian prematuritas tertinggi ialah pada usia
Angka kejadian prematuritas tertinggi ialah pada usia ibu
muda.
3.
PATOFISIOLOGI
Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia
kehamilan yang belum cukup bulan (prematur) disamping itu
juga disebabkan dismaturitas. Artinya bayi lahir cukup bulan
(usia kehamilan 38 minggu), tapi berat badan (BB) lahirnya lebih
kecil ketimbang masa kehamilannya, yaitu tidak mencapai 2.500
gram.
Biasanya
hal
ini
terjadi
karena
adanya
gangguan
yang
baik
diperlukan
seorang
ibu
hamil
agar
satu
kehamilan.
gangguan
Ibu
hamil
yang
paling
umumnya
sering
terjadi
mengalami
selama
deplesi
besi
mengakibatkan
kematian
janin
didalam
kandungan,
MANIFESTASI KLINIS
Fisik.
bayi kecil
pergerakan kurang dan masih lemah
kepala lebih besar dari pada badan
berat badan
5.
KOMPLIKASI
a. Sindroma distress respiratori idiopatik
Terjadi pada 10% bayi kurang bulan. Nampak konsolidasi
paru progresif akibat kurangnya surfaktan yang menurunkan
tegangan permukaan di alveoli dan mencegah kolaps.
Pada waktu atau segera setelah lahir bayi akan mengalami :
intravena.
Mungkin
takipnea.
Keadaan
ini
tidak
berbahaya,
nampaknya
sindroma
distress
berhubungan
respirasi
dengan
idiopatik.
hipoksia
Bayi
lemas
pada
dan
pernapasan
atau
ada
hubungannya
dengan
meskipun
apnea
ini
mungkin
berlanjut
selama
oral.
pemberian
Hentikan
makanan
minuman
intravena.
oral
dan
Mungkin
berikan
diperlukan
pembedahan.
6.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a.
Jumlah
sel
darah
putih
b.
(peningkatan
sampai
65
atau
(Ht)
43%
lebih
61%
menandakan
Hemoglobin
(Hb)
15-20
gr/dl
e.
f.
7.
PENATALAKSANAAN
Mengingat belum sempurnanya kerja alat-alat tubuh yang perlu
untuk pertumbuhan dan perkembangan serta penyesuaian diri
dengan lingkungan hidup di luar uterus maka perlu diperhatikan
pengaturan suhu lingkungan, pemberian makanan dan bila perlu
oksigen, mencegah infeksi serta mencegah kekurangan vitamin
dan zat besi.
a. Pengaturan suhu badan bayi prematuritas/ BBLR
Bayi prematuritas dengan cepat akan kehilangan panas
badan dan menjadi hipotermia, karena pusat pengaturan
panas badan belum berfungsi dengan baik, metabolismenya
rendah dan permukaan badan relatif luas oleh karena itu bayi
prematuritas harus dirawat di dalam inkubator sehingga
panas badannya mendekati dalam rahim. Bila bayi dirawat
dalam inkubator maka suhu bayi dengan berat badan 2 kg
adalah 35 derajat celcius dan untuk bayi dengan berat badan
2-2,5 kg adalah 33-34 derajat celcius. Bila inkubator tidak
ada bayi dapat dibungkus dengan kain dan disampingnya
ditaruh botol yang berisi air panas, sehingga panas badannya
dapat dipertahankan.
b. Nutrisi
Alat pencernaan bayi prematur masih belum sempurna,
lambung kecil, enzim pencernaan belum matang, sedangkan
kebutuhan protein 3-5 gr/kg BB dan kalori 110 kal/kg BB
sehingga
pertumbuhannya
dapat
meningkat.
Pemberian
cairan
lambung.
Refleks
menghisap
masih
itu,
upaya
preventif
sudah
dilakukan
sejak
(BBLR).
Dengan
demikian
perawatan
dan
Riwayat kesehatan
Riwayat pra,intra,postnatal seperti persalinan saat usia
fisik).
Riwayat kesehatan keluarga (ada anggota keluarga lainnya
yang melahirkan dengan BBLR)
b.
Pengkajian Fisik
1)
Sirkulasi
Nadi apikal mungkin cepat dan / atau tidak teratur dalam
batas normal (120-160 dpm). Murmur jantung yang dapat
didengar dapat menandakan duktus arteriosus paten
(PDA).
Pengkajian tambahan :
2)
Makanan / Cairan
selang
NGT
terpasang,
gambarkan
tipe
penghisapan, drainase.
3)
Neurosensori
Periksa BB
Dapat
mendemonstrasikan
berputar.
kedutan
atau
mata
lateral
dari
ekstremitas
atas
dengan
Pernapasan
5)
Keamanan
6)
Genitourinaria
c. Penyuluhan /Pembelajaran
Riwayat ibu dapat menunjukkan faktor-faktor yang
memperberat persalinan praterm, seperti :
1)
Usia muda
2)
3)
4)
Gestasi multipel
5)
Nutrisi buruk
6)
7)
8)
9)
2. INTERVENSI KEPERAWATAN
Intervensi
Rasional
Membantu
dalam
membedakan
periode
perputaran
pernapasan
normal
dari
serangan
apneik
sejati,
yang
terutama sering terjadi
sebelum gestasi minggu
ke 30
o
1
Isap jalan
kebutuhan
napas
sesuai
Menghilangkan
mukus
yang menyumbat jalan
napas
Posisikan
bayi
pada
abdomen
atau
posisi
terlentang
dengan
gulungan popok dibawah
bahu untuk m6enghasilkan
sedikit hiperekstensi
Posisi
ini
dapat
memudahkan pernapasan
dan menurunkan episode
apneik khususnya pada
adanya hipoksia, asidosis
metabolik
atau
hiperkapnia
Berikan
rangsang
taktil
yang segera ( mis :
gosokkan punggung bayi )
bila
terjadi
Apnea.
Perhatikan adanya sianosis,
bradikardia atau hipotonia.
Tempatkan
bayi
pada Gerakan
memberikan
matras yang bergolombang rangsangan, yang dapat
menurunkan
kejadian
apneik.
Pantau
pemeriksaan
laboratorium
(
GDA,
glukosa serum, elektrorit,
kultur, dan kadar obat )
sesuai indikasi
Beri
oksigen
indikasi.
Hipoksia,
asidosis
metabolik,
hiperkapnia,
hipoglikemia,
hipokalsemia, dan sepsis
dapat
meperberat
serangan apneik.
10
Tempatkan
pada
posisi Untuk mencegah adanya
terlentang dengan leher penyempitan jalan nafas
sedikit ekstensi dan hidung
menghadap keatap dalam
posisi mengedus
11
12
Observasi
adanya
penyimpangan dari fungsi
yang
diinginkan,
kenali
tanda-tanda dari distres,
mis ; mengorok, sianosis,
pernapasan cuping hidung,
apnea.
Dan
lakukan
penghisapan
Untuk
menghilangkan
mukus yang terakumulasi
dari nasofaring, trakea,
dan selang endotrakheal.
13
Lakukan
penghisapan
seperlunya
berdasarkan
pengkajian (mis ; auskultasi
dada,
bukti
penurunan
oksigenasi,
peninfkatan
kepekaan
bayi ) serta
hindari penghisapan secara
rutin
14
15
Gunakan
tehnik Asisten
dapat
penghisapan dua orang
memberikan
hiperoksigenasi
dengan
cepat
sebelum
dan
setelah insersi kateter.
16
Untuk
memudahkan
drainasi secret
17
18
Gunakan
posisi
semi- Utk mencegah aspirasi
telungkup atau miring
pada bayi dgn mukus
berlebihan
atau
yg
sedang diberi makan
19
.
Pertahankan
suhu Untuk menghemat
lingkungan yang netral
pernggunaan O2
Intervensi
Rasional
Tempatkan
bayi
dalam
inkubator, penghangat radian
atau pakaian hangat dalam
keranjang terbuka
Untuk mempertahankan
suhu tubuh stabil
o
1.
2.
3.
Untuk mempertahankan
suhu
kulit
dalam
rentang termal yang
dapat diterima
4.
Gunakan pelindung
pelastik bila tepat
panas
Untuk
menurunkan
kehilangan panas
5.
6.
7.
Keringkan
setiap
bagian
untuk mengurangi evaporasi
Kurangi
dan
hindarkan
sumber sumber kehilangan
panas pada bayi seperti
angin
)
yang
langsung mengenai
bayi.
c. Konduksi
Hangatkan seluruh
barang barang dan
bahan
bahan
untuk
perawatan
( baju, sprei, dll ).
Kurangi
benda
benda
diruangan
yang
menyerap
panas ( logam ).
d. Radiasi
Pertahankan
ruangan.
suhu
nosokomial
Hasil yang diharapkan : bayi tidak menunjukan tanda infeksi
nosokomial
N
Intervensi
Rasional
o
1.
Untuk
menentukan
intervensi
yang
akan
diberikan pada bayi.
minum
2.
3.
Pertahankan
tindakan
tekhnik
Meminimalkan
dan
4.
Pisah
bayi
bayi
yang
mengalami penyakit infeksi.
5.
6.
Instruksikan
pengunjung
untuk cuci tangan sebelum
mendekati bayi.
Batasi
pengunjung
bila
memungkinkan.
Batasi alat alat infasif ( IV,
NGT, specimen Lab dll )
untuk yang benar benar
perlu saja.
7.
Kurangi
kerentanan
individu
terhadap
infeksi
seperti
:
pertahankan masukan nutrisi ASI
dan PASI
masukan
kalori
untuk
mempertahankan
Intervensi
Rasional
o
1.
Kaji
pola
minum
bayi
kebutuhan-kebutuhan nutrisi
dan
Untuk
menentukan
berapa
kebutuhan nutrisi bayi perhari
atau kebutuhan minum (cc/
Kaji volume, durasi dan KgBb
)
sehingga
dapat
upaya selama pemberian
diberikan nutrisi sesuai dengan
minum, kaji respon bayi.
Kaji masukan kalori / nutrisi kebutuhannya dengan tidak
yang
lalu,
kenaikan
/ terlepas dari intervensi yang
penurunan BB selalu dicatat lain yang dapat meningkatkan
kenaikan berat badan bayi.
2.
3.
4.
Untuk
megetahui
seberapa
banyak asupan nutrisi yang
masuk
5.
6.
Pantau
adanya
tanda-tanda Mengetahui
intake
caairan
intoleransi
terhadap
terapi cairan yang dapat di toleran
parenteral total terutama protein oleh bayi
dan glukosa
7.
8.
Untuk memenimalkan
aspirasi
9.
Ikuti
protokol
unit
untuk Untuk menghindari intoleransi
meningkatkan volume dan kontrasi pemberian makan
formula
10
Gunakan
pemberian
makan Karena makan dengan ASI
orogastrik bila bayi mudah lelah dapat
mengakibatkan
atau
mengalami
penghisapan, penurunan berat badan
refleks muntah atau menelan yang
lemah
11
Memenuhi
bayi
kenutuhan
nutsrisi
resiko
Untuk
menciptakan
dan
mempertahankan
laktasi
sampai bayi dapat menyusui
ASI
Intervensi
Rasional
1.
2.
3.
Pastikan
masukan
oral/parenteral adekuat
4.
5.
Atur cairan
ketat
dengan
6.
Hindari
pemberian
cairan
hipertonik ( mis ; obat tidak
diencerkan,
infus
glukosa
terkonsentrasi )
Untuk
mencegah
beban
berlebihan pada ginjal imatur
dan vena yang rapuh
7.
parenteral
cairan
intervensi
intervensi
kecuali
jika
terdapat
kodisi
sebelumnya )
Hasil yang diharapkan : bayi tidak menunjukan tanda-tanda
peningkatan
TIK
dan
hemoragik
intraventrikuler
N
Intervensi
Rasional
1.
Karena
respon
strees
khususnya
peningkatan
tekanan darah meningkatan
resiko peningkatan TIK
2.
Untuk
menghilangkan
meminimalkan strees
3.
4.
5.
Meminimalkan
rangsangan
suara yang dapat mengganggu
istirahat bayi
6.
7.
Meminimalkan
rangsangan
suara yang dapat mengganggu
istirahat bayi
atau
radio, TV dll
8.
Untuk
9.
Karena meningkatkan
darah serebral
10
11
Pertahankan
adekuat
12
oksigenasi
melakukan
intervensi
yang Karena
hipoksia
meningkatkan
aliran
serebral dan TIK
aliran
akan
darah
tidak ada
N
Intervensi
Rasional
o
1
Kaji efektifitas
nonfermakologis
Kenali
bahwa
memperhatikan
merasakan nyeri
tindakan
nyeri
Beberapa
tindakan
mis.
Mengayun dapat meningkatan
distres pada bayi
tampak
gestasi,
Gunakan
tindakan
nyeri
nonfarmakologis seperti : ubah
posisi, membendong, melindungi,
menimang, mengayun, memaikan
musik dll
bayi
usia
Diskusikan
kepada
tentang
kekhawatiran
terhadap nyeri bayi
keluarga
mereka
relaksasi
pada
Meningkatkan
pemahaman
terhadap keluarga
Intervensi
Rasional
Kenali
adanya
tanda-tanda Membiarkan pada bayi untuk
stimulasi berlebihan (flaksiditas, istrahat
menguap,
membelalak,
memalingkan wajah dengan aktif,
peka rangsang, menangis)
yang
Untuk
menurunkan
penggunakan kalori dan O2
yang tidak perlu
kemajuan bayi
Hasil yang diharapkan : bayi menunjukan penambahan BB
mengenai
bayi
pemehamana
dan
dan
prognosis,
keterlibatan
serta
dalam
perawatan.
N
Intervensi
Rasional
Prioritas informasi
Dorong
orang
tua
untuk Untuk
mengajukan pertanyaan mengenai percaya
status
bayi
serta
menjawab
pertanyaan dengan benar
Dorong
ibu
dan
ayah
utk
berkunjung unit kesehatan dengan
sering
Untuk
mendorong
pengharapan.
menciptakan
rasa
rasa
3. ANALISA DATA
Data
Etiologi
Masalah Keperawatan
Do :
Merawat
Merawat
1.
NO
Perhitungan skor
Pembenaran
sifat masalah
Aktual
kemungkinan
masalah dapat
diubah
Sebagian
kemungkinan
masalah dapat
dicegah
3/3x1
1/2x2
ke pelayanan kesehatan
1/3x1
Rendah
4
menonjolnya
masalah
dengan baik
2/2x1
Segera
2.
NO
1
Kriteria
sifat masalah
Perhitungan
skor
3/3x1
Aktual
2
kemungkinan masalah
dapat diubah
1/2x2
Sebagian
3
kemungkinan masalah
dapat dicegah
1/3x1
menonjolnya masalah
Segera
2/2x1
ke pelayanan kesehatan
karena bayi lahir belum cukup
01-Mar bulan
Rendah
4
Pembenaran
(prematur)
masalah harus segera ditangani
karena
dapat mengakibatkan kematian
emosional, sosial,
dan spritual
1. Pengertian
Penyusunan tujuan,
Proses perawatan
Mengidentifikasi
adalah metode
sumber-sumber,
ilmiah yang digunakan
Mendefenisikan
pendekatan
secara sistematis
untuk mengkaji
danalternatif,
menentukan masalah
Memilih intervensi
perawatan,
kesehatan dan keperawatan
keluarga,
merencanakan asuhan
keperawatan
Penyusunan prioritas
dan dan
melaksanakan
intervensi
keperawatan
Intervensi :
Evaluasi
b.
Keadaan
rumah
dan
lingkungan
Sifat
keluarga,
dinamika
dan
b)
c)
d)
e)
f)
b) Pengelolaan sampah
c) Sumber air bersih
d) Jamban keluarga
e) Denah rumah
f) Fasilitas sosial dan kesehatan :
a)
Sekolah
b)
Masjid
c)
Puskesmas
d)
Puskesmas pembantu
e)
e. Psikologis
f.
a)
Status emosi
b)
Konsep diri
c)
Pola interaksi
d)
Pola komunikasi
e)
Pola pertahanan
Derajat kesehatan
a) Kejadian kesakitan keluarga
b) Perilaku keluarga dalam penanggulangan sakit
c) Kejadian cacat
d)
Keluarga berencana
b)
c)
Usia lanjut
h. Analisa Data
Untuk melihat perkembangan kesehatan keluarga, maka
menggunakan tiga norma sebagai berikut :
1)
Keadaan
dari setiap
Keadaan kesehatan
fisik, mental, sosial anggota keluarga
b)
Keadaan
anggota keluarga
gizi
c)
Keadaan
pertumbuhan dan perkembangan anggota keluarga
d)
Kehamilan
dan
keluarga berencana.
2)
Rumah : ventilasi,
penerangan, kebersihan, konstruksi, luas rumah.
b)
c)
Jamban keluarga
d)
Tempat
pembuangan air limbah
e)
Pemanfaatan
pekarangan
3)
Karakteristik Keluarga
a)
Sifat keluarga
b)
Dinamika
dalam
Interaksi
antar
keluarga
c)
anggota keluarga
d)
Kesanggupan
keluarga dalam membawa perkembangan anggota
keluarga. Adapun ketidakmampuan keluarga dalam
melaksanakan tugas kesehatan dan perawatan
adalah :
(1)
Ketidakma
mpuan mengenal masalah kesehatan keluarga
berhubungan dengan :
(a)
Kurang pengetahuan
(b)
Rasa
takut
terhadap
(2) Ketidakmampuan
keluarga
mengambil
(a)
Tidak
memahami
Keluarga
tidak
Ketidakmampuan
untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan
(d)
Takut
terhadap
Ketidakma
mpuan
merawat
yang
sakit
berhubungan
dengan :
(a)
Kurang
pengetahuan mengenai keadaan penyakit
(b)
Kurang
pengetahuan
tentang
perawatan
dan
pengobatan
(c)
Kurang
pengetahuan fasilitas untuk pengobatan.
dapat
mempengaruhi
perkembangan
pribadi
kesehatan
anggota
dan
keluarga
berhubungan dengan :
(a) Kurang
pengetahuan
mengenai
sanitasi
lingkungan.
(b) Kurang
pengetahuan
mengenai
cara
pencegahan penyakit.
(c) Kurang
pengetahuan
dalam
memanfaatkan
pemeliharaan lingkungan.
(5) Ketidakmampuan
masyarakat
guna
menggunakan
memelihara
sumber
di
kesehatan
disebabkan oleh :
(a) Tidak tahu bahwa fasilitas kesehatan itu ada
(b) Tidak memahami keuntungan yang diperoleh
(c) Pengalaman yang kurang baik dari petugas
kesehatan
Prioritas masalah
Prioritas masalah kesehatan keluarga merupakan
gambaran dari keadaan dan status kesehatan keluarga
berdasarkkan
hasil
pemikiran
dan
pertimbangan
Sifat masalah
Dengan
melihat
kriteria
yang
pertama
yaitu
dapat
diubah,
perawat
perlu
daya
perawat
dalam
bentuk
3)
Potensi
masalah
untuk
dicegah
Untuk kriteria ketiga , faktor-faktor yang perlu
diperhatkan adalah :
Lamanya
masalah,
yang
Tindakan
yang
sedanng
4)
dahulu
dilakukan
intervensi
keperawatan
keluarga.
Untuk menentukan prioritas masalah kesehatan
dan keperawatan keluarga, perlu disusun skala
prioritas seperti berikut :
Tabel
1.
Skala
Penyusunan
Prioritas
Masalah
Kesehatan Keluarga
NO
1.
KRITERIA MASALAH
NILAI
Sifat masalah :
a. Ancaman kesehatan
b.
2
Tidak
c.
BOBO
T
3
1
Krisis
2
2
3.
4.
a.
Dengan mudah
b.
Hanya sebagian
c.
Tidak dapat
a.
Tinggi
b.
Cukup
c.
Rendah
Menonjolnya masalah
a.
Masalah berat harus ditangani
b.
Masalah
ditangani
c.
Masalah yang tidak dirasakan
(Bailon
dan
Maglaya,1978)
Scoring :
1) Tentukan skor untuk setiap kriteria.
Tahap Perencanaan
Perencanaan
keperawatan
keluarga
teridiri
setiap
tindakan
keperawatan
berdasarkan
Melalui
proses pengkajian akan didapatkan
b)
Masalah
-masalah
kesehatan
dan
keperawatan
keluarga
c)
Kebuttu
han-kebutuhaan kesehatan dan keperawatan
keluarga
2)
Sasaran
dan
tujuan perawatan
Sasaran adalah tujuan dimana segala usaha
diarahkan untuk mencapai tujuan ini melalui
pelaksanaan tindakan perawatan kesehatann
keluarga yang ditentukan oleh perawat bersama
keluarga dengan alasan yang dapat diterima
oleh mereka dan keluarga yang mau menyadari
dalam
mengambil
tindakan
pemecahan
masalah.
3)
Rencana
Tindakan
Dalam
perlu
yang
merencanakan
tindakan
mempertimbang-
kan
tersedia
memecahkan
untuk
masalah
keperawatan
sumber-sumber
mengenal
keluarga,
dan
perawat
a)
Memper
luas
pengetahuan
keluarga
melalui
penyuluhan kesehatan
b)
Memba
ntu keluarga untuk mengenal situasi dan
akibat dari situasi tersebut.
c)
Mengait
kan kebutuhan kesehatan dengan sasaran
lingkungan.
d)
Menge
mbangkan sikap positif dalam keluarga.
e)
Menolo
ng keluarga dalam menentukan tindakan
keperawatan.
f)
Menum
buhkan
kepercayaan
perawat
dalam
keluarga
terhadap
memberikan
asuhan
keperawatan.
4)
Rencana
untuk
mengevaluasi keperawatan.
Evaluasi adalah tahap yang menentukan apakah
tujuan
telah
tercapai
sesuai
kriteria
keberhasilan.
5)
Tahapan
tindakan keperawatan keluarga
Tindakan
keperawatan
terhadap
keluarga
Mensti
mulasi kesadaran atau penerimaan keluarga
mengenai masalah dan kebutuhan kesehatan
dengan cara.
b)
Member
ikan informasi
c)
Mengid
entifikasi kebutuhan
d)
Mendor
ong
sikap
emosi
yang
sehat
terhadap
masalah
e)
Mensti
mulasi kleuarga untuk memutuskan cara
perawatan yang tepat dengan cara :
(1)
Mengidentifikasi
konsikuensi
tidak
melakukan tindakan
(2) Mengidentifikasi
sumber-sumber
yang
dimiliki keluarga
(3)
Mendiskusikan
tentang
konsekuensi tindakan.
(4)
Memberikan
kepercayaan
keluarga
melakukan
perawatan
(5) Membantu keluarga untuk menemukan
cara
bagaimana
membuat
lingkungan
menjadi sehat.
(6) Menemukan sumber-sumber yang dapat
digunakan keluarga
(7) Melakukan
perubahan
lingkungan
keluarga
untuk
Mengenakan
fasilitas
kesehatn
lingkungan
yang
ada
di
(b)
Membantu
keluarga
menggunakan
fasilitas
Tahap
Evaluasi
Sesuai dengan rencana tindakan yang telah
diberikan dilakukan penilaian untuk melihat
keberhasilannya. Bila tidak / belum berhasil,
perlu disusun rencana baru yang sesuai. Semua
tindakan
keperawatan
mungkin
tidak
dapat
mengacu
pada
tujuan
yang
dilakukan
keperawatan,
selama
sedangkan
proses
asuhan
evaluasi
sumatif
dalam
disebabkan oleh :
evaluasi
kemungkinan
a)
Tujuan
tidak realistis
b)
Tindaka
n keperawatan yang tidak tepat
c)
Ada
faktor lingkungan yang tidak dapat diatasi
Untuk
mencegah
tindakan
Untuk
menambah