Professional Documents
Culture Documents
3) Multipel Exotosis
2) Torus mandibula
Torus mandibularis adalah exostosis yang
etiologinya tidak diketahui. TM ini
terlokalisasi pada aspek lingual dari
mandibula, baik di satu sisi atau lebih
umum di kedua sisi, dan biasanya
terdapat pada derah kanisus dan premolar
(Gambar. 10,49). Secara klinis, TM adalah
tonjolan tulang yang asimtomatik dan
ditutupi oleh mucosa.Gambaran radiograf,
memperlihat radiopak di daerah lokalisasi.
Torus mandibularis tidak memerlukan
terapi apapun, kecuali dalam kasus-kasus
di mana pasien ingin membuat gigi tiruan
penuh.
3) Tuberositas maksilaris
Tuberositas maksilaris, biasanya diamati
dalam daerah edentulous retromolar
rahang atas dan merupakan hasil iritasi
konstan selama pengunyahan. Secara
klinis, lesi simetris bilateral asimtomatik
dengan permukaan halus yang elastis
dan agak kaku ketika palpasi. Ukuran
bervariasi dan kadang-kadang lesi
mungkin tumbuh menjadi begitu besar
yang menempati semua ruang antar
rahang selama oklusi, menciptakan
masalah serius untuk pembuatan gigi
tiruan sebagian atau lengkap (Gambar.
10,107).
5) Gingival Fibromatosis
Ini adalah kondisi jinak, yang ditandai
dengan pembengkakan progresif lambat
dari gingiva dan mukosa. Lesi dapat
umum atau lokal dan karena penyebab
herediter atau diperoleh. Secara klinis,
hiperplasia gingiva diamati, yang mungkin
sebagian atau seluruhnya menutupi
mahkota gigi, tergantung pada kasusnya.
Permukaan gingiva adalah lobular,
kemerahan, dan kaku ketika palpasi,
sedangkan peradangan dan resorpsi
tulang bervariasi.
- Tehnik Z Plasty
Frenektomi pada frenulumlabialis inferior
labialis superior
b. Frenulum lingualis yang terlalu pendek.
Pada pemeriksaan klinis akan terlihat :
Gerakan lidah terbatas, Gangguanbicara ,
gangguan penelanan dan pengunyahan.
Frenektomi frenulum lingualis pada anakanak dianjurkan sedini mungkin karena
akan membantu proses bicara,
perkembangan rahang dan
menghilangkan gangguan fungsi yang
mungkin terjadi. Sedangkan pada orang
dewasa dilakukan karena adanya oral
hygiene yang buruk. Cara pembedahan
dilakukan dengan insisi vertikal dan
tindakannya lebih dikenal sebagai
ankilotomi.
4. Alveolplasty
Alveoloplasty adalah prosedur bedah yang
biasanya dilakukan untuk mempersiapkan
linggir alveolar karena adanya bentuk
yang irreguler pada tulang alveolar
berkisar dari satu gigi sampai seluruh gigi
dalam rahang, dapat dilakukan segera
sesudah pencabutan atau dilakukan
tersendiri sebagai prosedur korektif yang
dilakukan kemudian.
a. Simple alveolplasty/ Primary
alveolplasty
Tindakan ini dilakukan bersamaan dengan
pencabutan gigi , setelah pencabutan gigi
sebaiknya dilakukan penekanan pada
tulang alveolar soket gigi yang dicabut .
Apabila setelah penekanan masih
terdapat bentuk yang irreguler pada
tulang alveolar maka dipertimbangkan
untuk melakukan alveolplasty. Petama
dibuat flap mukoperiosteal kemudian
bentuk yang irreguler diratakan dengan
bor , bone cutting forcep atau keduanya
setelah itu dihaluskan dengan bone file.
Setelah bentuk tulang alveolar baik
dilakukan penutupan luka dengan
penjahitan. Selain dengan cara
recontouring tadi apabila diperlukan dapat
disertai dengan tindakan interseptal
alveolplasty yaitu pembuangan tulang
interseptal, hal ini dilakukan biasanya
pada multipel ekstraksi.
b. Secondary alveolplasty.
a. Torus mandibularis
Biasanya terdapat pada lingual rahang
bawah didaerah kaninus ataupremolar kiri
dan kanan, bisa single atau mulriple. Bila
diperlukan dapatdilakukan eksisi .12
b. Torus palatinus.
Torus palatinus terdapat pada palatum
sepanjang sutura palatinus media dan
dapat meluas ke lateral kiri dan kanan.
Ukurannya bervariasipada torus palatinus
berukuran besar dapat mengganggu
fungsi bicaradan pengunyahan.
Pembedahan dilakukan apabila terdapat
gangguan fungsi bicara dan
pengunyahan.
Sumber:
1. Matthew et al., Surgical aids to
Prosthodontics,Including Osseintegrated
Implant in Pedlar J., et al 2001, Oral and
Maxillofacial Surgery. Edinberg.
Churchill Livingstone
2. Panchal et al. Minor Preprosthetic
Surgery in Dym, Harry et al. 2001. Atlas of
Minor Surgery, Philadelphia : W.B.
Saunders Co.
3. Stephens W., Preprosthetic Oral and
Maxillofacial Surgery in Donoff B., 1997
Manual of Oral and Maxillofacial Surgery.
St. Louis Mosby
4. Tucker. Basic Preprosthetic Surgery in
Peterson et al., 1998, Contemporary Oral
and Maxillofacial Surgery. Philadelphia
W.B. Saunders Co.
Pertimbangan Medis
(Tucker, 1998; Matthew et al,2001)
Riwayat pasien akan mengindikasikan
harapan dan perhatian pasien pada
perawatan. Umur dan kesehatan pasien
akan mempengaruhi rencana perawatan,
seperti pasien usia muda dengan resorbsi
tulang alveolar yang berat dapat sabar
terhadap perawatan bedah yang kompleks
Gastritis
Definisi
Gejala penyakit ini yang menyerang
lambung di karenakan terjadi luka atau
peradangan lambung yang menyebabkan
sakit,perih pada perut.
Etiologi
eksterna
Yang
dipengaruhi
oleh
obatobatan,alcohol<infeksi bakteri dan virus.
interna
Yang dipengaruhi oleh adanya penyebab
yang meningkatnya asam lambung yang
berlebihan. Sering makan yang asam,
makan yang tidak teratur, dan kondisi
psikologis stress mental dan frustasi.
Pembagian gastritis
Gastristis akut
Gastritis eksogen akut : bahan kimia
termis,mekanis iritasi,bacterial trauma
yang luas,gagal ginjal,operasi yang
besar,luka besar yang meluas.Gastritis
endogen akut : karena kelainan pada
tubuh
Gastritis kronis
Pembahasan Kasus
Nama : ibu
Usia
: 49 tahun
Torus palatinus
Perawatan prosto
Di lakukan Torektomi palatinus
Perawatan prostodontic
Nama : Anak
Usia : 19 tahun
Rencana perawatan : badah preprostetik
Gigi 13 yang tidak erupsi
Di lakukan Windowing
Frenulum labialis rendah
Di lakukan Frenektomi labialis
Perawatan Orthodonti
Klasifikasi Impaksi
Klasifikasi Menurut Pell Dan Gregory
Berdasarkan kedalaman
1)Vertical
2)Horizontal
3)Inverted
4)Mesioangular (miring ke mesial)
Sistem Rujukan
memfasilitasi
Laporan
kemajuan
bila
perawatan
diperpanjang