You are on page 1of 13

Masalah Kebidanan Komunitas AKI dan AKB

Disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah Askeb Komunitas


Dosen Pembimbing : Ira Titisari, SSiT, M.Kes

Semester VI
Disusun oleh :

1. Rizki Adila P.
2. Erna Setyawati
3. Fina Azaima R.A.
4. Eka Lita A.S.
5. Lucky Amalia H.P.
6. Aisyah Rositawati
7. Fitria Devi M.
8. Khannit Rahma P.

(1302460033)
(1302460034)
(1302460035)
(1302460036)
(1302460037)
(1302460038)
(1302460039)
(1302460040)

9. Elfian Mega P.
10. Dea Rizki
11. Maharani S.P.
12. Merly Dyahika P.
13. Chaffa Hasna T.
14. Ayu Cahyani
15. Tinta Julianawati

(1302460041)
(1302460042)
(1302460043)
(1302460044)
(1302460045)
(1302460046)
(1302460047)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI D-IV KEBIDANAN KEDIRI
2015/2016

TINJAUAN TEORI
ANGKA KEMATIAN IBU DAN BAYI
I.

Angka Kematian Ibu


a. Pengertian
Kematian adalah akhir dari kehidupan ketiadaan nyawa dalam
organisme biologis. Semua makhluk hidup pada akhirnya akan mati secara
permanen, baik karena penyebab alami seperti penyakit atau karena
penyebab tidak alami seperti kecelakaan (Wikipedia bahasa Indonesia,
ensiklopedia bebas).
Kematian maternal adalah kematian wanita sewaktu hamil,
melahirkan, atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan, tidak
bergantung dari lama lokasi kehamilan, disebabkan apapun yang
berhubungan dengan kehamilan atau penangananya, tetapi tidak secara
kebetulan atau oleh penyebab tambahan lainya (Prawirohardjo S, 2002;
22).
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk
melihat derajat kesehatan perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan
salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan
millenium yaitu tujuan ke 5 yaitu meningkatkan kesehatan ibu dimana
target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi sampai
resiko jumlah kematian ibu. Dari hasil survei yang dilakukan AKI telah
menunjukkan penurunan dari waktu ke waktu, namun demikian upaya
untuk

mewujudkan

target

tujuan

pembangunan

millenium

masihmembutuhkan komitmen dan usaha keras yang terus menerus.


Indonesia, upaya Safe Motherhood diterjemahkan sebagai Upaya
Kesejahteraan/Keselamatan Ibu. Istilah Kesejahteraan Ibu menunjukkan
ruang lingkup yang lebih luas, meliputi hal-hal diluar kesehatan, sedangan
Keselamatan

Ibu

mempunyai

konotasi

yang

terkait

langsung

denganaspek kesehatan. Dibandingkan dengan angka kematian bayi


(selanjutnya disingkat AKB), perbedaan AKI ternyata jauh lebih besar.
Hasil penelitian WHO dan UNFPA menunjukkan tingginya AKI di
berbagai negara berkembang, serta lebarnya jurang antara keadaan di
negara berkembang dan keadaan di negara maju. (AKI ) Angka kematian

ibu sebagai akibat langsung / tidak langsung dalam 100.000 kelahiran


hidup.
Namun berdasarkan SDKI 2012 angka AKI 359/100.00 kelahiran
hidup. AKI menyimpang terhadap tren yang diharapkan terjadi. Tren aki
semenjak tahun 1992 sampai 2007 cenderung turun. Tetapi tahun 2012
cenderung meningkat.
Berdasarkan data dari dinas kesehatan kota padang (DKK) terdapat
15 kematian maternal pada masa hamil,bersalin dan nifas. Terdapat 4
orang ibu hamil yang meninggal di daerah sekitar puskesmas ulak
karang,lubuk kilangan,air dingin,dan lubuk buaya.Pada saat bersalin
terdapat 9 orang yang meninggal di sekitar puskesmas andalas,ulak
karang, alai, bungus, belimbing, kuranji, air dingin, lubuk buaya, anak air.
Pada masa nifas terdapat 2 orang ibu yang meninggal yaitu: di
penggmbiran dan air dingin.
b. Klasifikasi
1. Direct obstetric deaths, yaitu kematian ibu yang langsung disebabkan
oleh komplikasi obstetri pada masa hamil, bersalin dan nifas, atau
kematian yang disebabkan oleh suatu tindakan, atau berbagai hal yang
terjadi akibat tindakan-tindakan tersebut yang dilakukan selama hamil,
bersalin atau nifas. Di negara berkembang, sekitar 95% kematian ibu
termasuk dalam kelompok ini.
2. Indirect obstetric deaths, yaitu kematian ibu yang disebabkan oleh
suatu penyakit, yang bukan komplikasi obstetri, yang berkembang atau
bertambah berat akibat kehamilan atau persalinan.

c. Ruang lingkup
Dunia
180-200 juta kehamilan pertahun
75 juta unwanted pregnancy

Indonesia
5 juta kehamilan per tahun
20.000 kehamilan berakhir

dengan

kematian ibu
50 juta kasus induced abortion

AKI tertinggi di ASEAN 373/100.000


kelahiran hidup

20 juta kasus aborsi yang tidak aman


600.000 kematian ibu (1 orang per menit)
1 kematian ibu = 30 kesakitan ibu
Sumber : (SKRT, 1997)
II. Angka Kematian Bayi
a. Pengertian
Angka kematian bayi ( Infrant Mortality Rate) merupakan salah satu
indikator penting dalam menentukan tingkat kesehatan masyarakat karena
dapat menggambarkan kesehatan penduduk secara umum. Angka ini
sangat sensitif terhadap perubahan tingkat kesehatan dan kesejahteraan.
Angka kematian bayi tersebut dapat didefenisikan sebagai kematian yang
terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu
tahun (BPS). Sedangkan untuk menghitung angka kematian bayi dapat
dihitung dengan cara :

b. Konsep mati
Konsep mati perlu diketahui guna untuk mendapatkan data kematian
yang benar. Dengan kemajuan ilmu kedokteran, kadang kadang sulit
untuk memberikan keadaan mati dan keadaan hidup secara klinik.
Menurut konsepnya, terdapat 3 keadaan vital yang masing masing
bersifat mutually exclusive, artinya keadaanyang satu tidak mungkin
terjadi bersamaan dengan salah satu keadaan lainnya. Tiga keadaan vital
tersebut ialah :
1. Lahir hidup ( live birth)
Lahir hidup yaitu, peristiwa keluarnya hasil konsepsi dari rahim
seorang ibu secara lengkap tanpa memandang lamanya kehamilan dan
setelah perpisahan tersebut terjadi, hasil konsepsi bernafas dam
mempunyai tanda tanda kehidupan lainnya, seperti denyut jantung,

denyut tali pusat, atau gerakan gerakan otot, tanpa memandang tali
pusat sudah dipotong atau belum (Utomo,Budi. 2007 : 84)
2. Mati (death)
Mati adalah hilangnya semua tanda tanda kehidupan secara permanen,
yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup
(Utomo,Budi. 2007 : 84).
3. Mati (fetal death)
Lahir mati yaitu menghilangnya tanda tanda kehidupan dari hasil
konsepsi sebelum hasil konsepsi tersebut dikeluarkan dari rahim ibunya
(Utomo, Budi. 2007 : 84).
Secara garis besar , dari sisi penyebabnya, kematian bayi ada dua
macam yaitu endogen dan eksogen. Kematian bayi endogen atau yang
dikenal atau yang umum disebut dengan kematian neonatal adalah kematian
bayi yang terjadi pada bulan pertama setelah dilahirkan, dan umumnya
disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa anak sejak lahir, yang duperoleh
dari orang tuanya selama dalam kandungan (Badan Pusat Statistik).
Sedangkan kematian bayi eksogen atau kematian post neo-natal, adalah
kematian bayi yang terjadi setelah satu bulan sampai menjelang usia satu
tahun yang disebabkan oleh faktor-faktor yang berhubungan dengan
pengaruh lingkungan sekitar (Badan Pusat Statistik).
Berdasarkan data dari dinas kesehatan kota padang (DKK) terdapat 7
kematian balita yang didapat dari berbagai puskesmas,seperti:puskesmas
ambacang terdapat 2 kematian yang disebabkan oleh diare dan DBD, 1
orang di puskemas andalas disebabkan diare, 2 orang di puskemas anak air,
serta 1 orang di lubuk begalung, dan 1 orang di seberang padang.
c.

Faktor faktor yang mempengaruhi kematian bayi


1. Sarana pelayanan kesehatan
Ketersediaan sarana kesehatan berupa rumah sakit merupakan faktor
utama dalam menunjang kualitas hidup.
2. Tenaga medis

Semakin banyaknya tenaga medis maka tentunya dapat membantu


peningkatan kualitas kesehatan
3. Asupan gizi
Untuk memeiliki tubuh yang sehat maka seharusnya asupan gizi dalam
tubuh harus memadai. Mulai anak dalam kandungan sampai dengan
terlahir kedunia asupan gizinya haruslah diperhatikan,karena salah satu
faktor yang dapat mengakibatkan kematian bayi adalah gizi buruk.
4. Lingkungan
pencemaran adalah suatu proses yang terjadi dalam lingkungan yang
sifatnya membahayakan kehidupan manusia, hewan dan tumbuhtumbuhan dan hal-hal yang berhubungan dengan ini, yang dihasilkan oleh
tingkah laku manusia (Sukarni,Mariyati.1989:71).
Pencemaran dibedakan atas 3 macam pencemaran :
Pencemaran udara ( air pollution)
Pencemaran air (water pollution)
Pencemaran tanah (soil pollution)

d. Angka Kematian Bayi per 1000 kelahiran hidup


Lingkup Masalah
Dunia
3 juta kematian bayi baru lahir

Indonesia
AKB di Indonesia 45,7 per 1000

3 juta kelahiran kelahiran mati

kelahiran hidup
Kematian
Bayi

Baru

Lahir

memberikan kontribusi 47% terhadap


AKB
Hampir

90%

berkembang

terjadi

di

negara 50% dari kematian bayi baru lahir


terjadi
hidupnya

pada

minggu

pertama

PENYEBAB MASALAH KEBIDANAN KOMUNITAS


AKI DAN AKB
Sejak kehamilan pertama manusia, mereka mengarahkan diri pada
ketrampilan menolong persalinan. Pada zaman dahulu di Indonesia dikenal
penolong persalinan paraji atau dukun beranak. Salah satu bentuk
kepedulian dunia tentang tingginya angka kematian ibu diseluruh dunia
melalui WHO dan UNICEF melaksankan pertemuan dan mencanangkan
primary health care dan health for all by the years 2000. Diperkirakan
terjadi kematian sekitar 560.000-585.000 orang setiap tahunnya dengan
tekanan terbesar di negara berkembang. Sebagian besar kematian maternal
masih bisa dihindari jika pertolongan pertama dapat dilakukan dengan
memuaskan. Kematian maternal merupakan masalah kompleks karena
berkaitan dengan penyebab antara penyebab langsung dan penyebab tidak
langsung. Penyebab kematian langsung antara lain sebagai berikut :
1. Kesanggupan memberi pelayanan kegawat daruratan

2. Keadaan gizi ibu hamil laktasi yang berkaitan dengan status sosial
ekonomi.
3. Kebodohan dan kemiskinan sehingga masih tetap berorientasi
pada pelayanan tradisional
4. Penerimaan gerakan keluarga

berencana

kurang

nyata

menurunkan angka kematian ibu (AKI) atau angka kematian


perinatal (AKB).
5. Masalah perilaku seksual sehingga terjadi kehamilan yang tidak
dikehendaki dan melakukan terminasi yang tidak adekuat.
Penyebab kematian tidak langsung, yaitu sebagai berikut :
1. Rendahnya status perempuan Indonesia
2. Wanita melaksanakan pekerjaan yang berat sekalipun sudah
hamil tua karena dengan alasan ikut menunjang kebutuhan
sosial ekonomi keluarga.
3. Budaya komunal,yaitu suatu budaya ketika dalam kondisi
kritis masih diperlukan persetujuan kepala keluarga, kepala
desa, orang yang disegani sehingga terlambat untuk
mengambil keputusan.
Obstetri sosial menetapkan arahnya pada upaya promotif dan preventif
dalam bidang obstetri, sehingga lebih mengkhususkan pada upaya
meniadakan sebanyak mungkin penyebab kematian langsung dan tidak
langsung.
Penyebab kematian perinatal sebagian besar berkaitan dengan penyebab
kematian maternal, diantaranya trias kematian perinatal, yaitu trauma
persalinan, infeksi dan perdarahan, asfiksi saat persalinan, persalinan
prematur. Tingginya angka kematian perinatal dianggap tolak ukur
kemampuan

melakukan

pelayanan

kesehatan

yang

bermutu

menyeluruh.
Upaya menurunkan AKI dan AKB
1. Mendekatkan pelayanan di tengah masyarakat dengan
menempatkan bidan di desa.

dan

2. Meningkatkan penerimaan KB sehingga ibu hamil makin


berkurang dan komplikasi makin menurun.
3. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
4. Menyebarkan keberadaan ahli obstetri ginekologi yang
berorientasi pada aspek sosialnya.
5. Meningkatkan upaya rujukan, sehingga diterima di pusat
pelayanan kesehatan dalam keadaan masih optimal.
Sumber:

Safrudin

dan

Hamida.2009

Kebidanan

Komunitas.Jakarta:Buku

Kedokteran EGC

SOLUSI MASALAH KEBIDANAN KOMUNITAS


AKI DAN AKB
Menurut Prawirohardjo hal-hal dibawah ini sangat perlu menjadi perhatian
untuk dikembangkan seluas-luasnya dalam membina pelayanan kebidanan yang
baik dan bermutu:
1.

Semua ibu hamil harus mendapat kesempatan danmenggunakan


kesempatan untuk menerima pengawasan serta pertolongan dalam

2.
3.

kehamilan, persalinan dan nifas.


Pelayanan yang diberikan harus bermutu
Walaupun tidak semua persalinan berlangsung dirumah sakit namun, bila

ada komplikasi harus mendapat perawatan segera di rumah sakit.


4. Diberikan prioritas bersalin di rumah sakit kepada:
a. Wanita dengan komplikasi obstetrik, seperti panggul sempit, preeklamsi dan eklamsi, kelainan letak, kehamilan ganda dan
b.

sebagainya.
Wanita dengan riwayat obstetrik yang jelek, seperti perdarahan
postpartum, kematian janin sebelum lahir, dan sebagainya pada

c.

kehamilan sebelumnya.
Wanita hamil dengan penyakit umum, seperti penyakit jantung,

d.

diabetes dan sebagainya.


Wanita dengan kehamilan ke 5 atau lebih

e.
f.

Wanita dengan umur 35 tahun ke atas


Wanita dengan keadaan di rumah yang tidak memungkinkan
persalinan dengan aman.

Adanya statistik yang baik mengenai penduduk, mengenai kelahiran serta


kematian maternal menurut umur dan paritas, mengenai kematian perinatal dan
mengenai sebab-sebab kematian maternal dan perinatal. Semuanya ini diperlukan
untuk terus membina dan menyempurnakan pelayanan kebidanan pada masa yang
akan datang.
Selain hal-hal tersebut di atas, keadaan kesehatan baik fisik maupun mental
wanita hamil diperbaiki dan ditingkatkan. Ditambah pula dengan kemajuan terus
menerus dalam ilmu dan praktek kebidanan, pembatasan jumlah anak sampai 2
atau 3 dan peningkatan taraf kehidupan rakyat pada umumnya
Upaya untuk mencegah kematian Maternal dan Perinatal
I.

Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah kematian maternal


Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah kematian maternal yaitu:
Pendekatan yang dikembangkan untuk menurunkan angka kematian ibu
disebut Making Pregnancy Safer (MPS), yang mengandung 3 pesan kunci,
yaitu:
a. Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih.
b. Setiap komplikasi obstetrik dan neonatal mendapat pelayanan yang
adekuat (memadai).
c. Setiap wanita usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan
kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran.
Kegiatan yang dilakukan dalam menurunkan AKI, yaitu;
a. Peningkatan kualitas dan cakupan pelayanan, meliputi:
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan.
Penyediaan pelayanan kegawatdaruratan yang berkualitas dan sesuai
standar.
Mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan dan
penanganan komplikasi keguguran.
Pemantapan kerjasama lintas program dan sektor.
b. Peningkatan kapasitas manajemen pengelola program.
c. Sosialisasi dan advokasi.

II. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah kematian perinatal


Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah kematian perinatal yaitu:

a. Peningkatan kegiatan imunisasi pada bayi.


b. Peningkatan ASI Eksklusif, status gizi, deteksi dini dan pemantauan
tumbuh kembang.
c. Pencegahan dan pengobatan penyakit infeksi.
d. Program Manajemen Tumbuh Kembang Balita Sakit dan Manajemen
Tumbuh Kembang Balita Muda.
e. Pertolongan persalinan dan penatalaksanaan bayi baru lahir dengan tepat.
f. Diharapkan keluarga memiliki pengetahuan, pemahaman dan perawatan
pasca persalinan sesuai standar kesehatan.
g. Keberadaan bidan desa.
h. Perawatan neonatal dasar.
(Sumber : Yulifah, Rita dan Tri Johan Agus Suswanto. 2009. Asuhan Kebidanan
Komunitas. Jakarta: Salemba Medika)
III. Upaya penurunan AKI dan AKB di wilayah kabupaten kediri
Di Masyarakat
1. Desa P4K (Program Perencanaan Penanganan Persalinan dan Komplikasi)
merupakan suatu kegiatan yang difasilitasi oleh bidan di desa khususnya,
dalam rangka peran aktif suami, keluarga dan masyarakat dalam
merencanakan persalinan yang aman dan persiapan menhadapi komplikasi
bagi ibu hamil, termasuk perencanaan penggunaan KB pasca persalinan
dengan menggunakan stiker sebagai media notifikasi sasaran dalam rangka
meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi
baru lahir.Sesuai dengan komponen desa P4K yaitu Penandaan, Tabulin
dan Dasolin, Ambulan Desa dan Donor Darah. Kegiatan tersebut hampir
ada disemua desa walaupun ada beberapa yang jalannya tidak begitu
bagus.
2. Kelas Ibu Hamil merupakan sarana untuk belajar bersama tentang
kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan ibu ibu
mengenai kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas,
perawatan bayi baru lahir, mitos, penyakit menular
3. Gebrak (Gerakan Amankan Persalinan dan Kehamilan) merupakan
Pendampingan Ibu Hamil Resiko Tinggi oleh Mahasiswa Kebidanan.
Tugas mahasiswa adalah melakukan konseling, mengingatkan ibu untuk
periksa ke Nakes, mengingatkan ibu untuk minum tablet tambah darah,

mengenal tanda bahaya ibu hamil sampai nifas dan melakukan konsultasi
dengan bidan didesa apabila terjadi resiko tinggi.
4. Refresing Deteksi Resiko Tinggi Ibu Hamil Oleh Kader.
5. Edaran Bulan Timbang dan Peduli Keluarga
6. Suatu edaran tersebut untuk percepatan penurunan AKI dan AKB yang
melibatkan semua lintas sektor. Kegiatannya diantaranya pemeriksaan
seluruh ibu hamil dan pemberian vit A. Didalam Edaran tersebut
menyebutkan peran dari seluruh eleman masyarakat dan lintas sektor.
7. Akan ada lomba Desa Peduli keluarga
(Sumber : http://dinkes.kedirikab.go.id/?hal=dbet&id=72 diakses pada tanggal 4
Maret 2016 pukul 11.13 wib)

DAFTAR PUSTAKA
Manuaba,Ida Bagus.2001.Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri
Ginekologi dan KB.Jakarta:EGC
Prawirohardjo, S. 2014. Ilmu Kebidanan. Edisi 4. Cetakan I. Jakarta : PT. Bina
Pustaka.
Syafrudin. 2009. Kebidanan Komunitas. Jakarta: EGC
Yulifah, Rita. 2009. Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika.
Varney H. 1997. Varney Midwifery. London: Jones&Barlet Publisher.
http://dinkes.kedirikab.go.id/?hal=dbet&id=72 diakses pada tanggal 4 Maret 2016
pukul 11.13 wib

You might also like