You are on page 1of 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Gastroenteritis yang biasanya dikenal masyarakat dengan diare,
merupakan penyakit yang sering dijumpai dan telah ada sejak lama.
Penyakit diare ini masih merupakan masalah kesehatan di negara
berkembang seperti di Indonesia dengan morbiditas dan mortalitas yang
masih tinggi. Berdasarkan data dan informasi profil kesehatan Indonesia
tahun 2014 angka kejadian diare di indonesia sebanyak 8.713.537 dan 2.55
% atau sekitar 222.561 kasus tidak dapat ditangani. Di jawa tengah angka
kejadian diare sebanyak 701.488 kasus. Angka ini lebih tinggi
dibandingkan dengan kasus malaria yaitu sebanyak 44. 798 dan TB Paru
sebanyak 27.183 kasus. Berdasarkan data yang diperoleh dari RSUD
Kraton Pekalongan selama tahun 2015 angka kesakitan Gastroenteritis
sebanyak 560 kasus dan 21 diantaranya meninggal.
Gastroenteritis ini dapat membawa penderita dalam keadaan
kekurangan cairan atau dehidrasi sehingga mengakibatkan kurang volume
cairan dan elektrolit, seperti yang kita ketahui 2/3 tubuh manusia terdiri
dari air, dan apabila seorang mengalami dehidrasi sudah pasti berpengaruh
terhadap tubuh, mulai dari yang paling ringan seperti, lemah, lesu
peningkatan suhu tubuh, penurunan kesadaran dan yang paling berat dapat
berujung kematian. Dikutip dari Alodokter.com proporsi kematian akibat
diare di Indonesia adalah 3,5%, ini membuat diare menduduki peringkat ke
13 dalam penyebab kematian semua umur. Oleh karena itu melihat
dampak yang dapat timbul dari gastroenteritis ini maka diperlukan
penanganan yang tepat pada pasien gastroenteritis dengan kurang volume
cairan dan elektrolit agar resiko kematian dapat dihindari.

Asuhan keperawatan pasien gastroenteritis dengan kurang volume


cairan yang paling utama yaitu pemulihan pemenuhan cairan. Menurut
juffrie, dkk (2011) penanganan pasien dengan kurang volume cairan
dimulai dari pemberian cairan secara langsung lewat mulut atau TRO
( Terapi rehidrasi oral ) dan pemberian cairan lewat infus atau TRP ( Terapi
rehidrasi Parental ) selanjutnya dilakukan pemantauan pemberian cairan
agar sesuai dengan hasil yang diharapkan.
Berdasarkan strategi terapi cairan pada dehidrasi menurut Eri
Leksana (2015). Defisist cairan harus dikoreksi dalam 4 jam dan TRO
harus diberikan dalam jumlah sedikit tetapi sering.
Berdasarkan latar belakang diatas , maka penulis tertarik membuat
laporan kasus Asuhan Keperawatan Kurang Volume Cairan dan
Elektrolit pada Pasien X dengan Gastroenteritis di RSUD Kraton
Pekalongan .

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Menggambarkan asuhan keperawatan kurang volume cairan pada
pasien x dengan gastroenteritis di RSUD Kraton Pekalongan
2. Tujuan Khusus
a. Menggambarkan
pengkajian,
diagnosis
keperawatan,
perencanaan, dan tindakan yang dilakukan untuk mengatasi
kurang volume cairan dan elektrolit pada pasien x dengan
gastroenteritis,
b. Menganalisis atau

membahas

hasil

pengkajian,

masalah

keperawatan, perencanan, tindakan yang ditekankan pada


prosedur prosedur keperawatan sampai SOP, dan evaluasi dari
tindakan yang dilakukan untuk mengatasi kurang volume cairan
dan elektolit pada pasien x dengan gastroenteritis.
C. Manfaat Penelitian

1. Bagi Institusi Pendidikan


Sebagai pengembangan ilmu pengetahuan terutama yang berkaitan
dengan asuhan keperawatan gangguan pemenuhan cairan dan elektrolit
elektrolit pada pasien dengan gastroenteritis.
2. Bagi Perawat
Sebagai sumber informasi bimbingan atau referensi untuk menambah
pengetahuan tentang pemberian asuhan keperawatan gangguan
pemenuhan cairan dan elektrolit pada pasien dengan gastroenteritis.
3. Bagi Penulis
Laporan kasus ini merupakan sarana penulis untuk memperoleh
pengalaman dalam memberikan asuhan keperawatan gangguan
pemenuhan cairan dan elektrolit pada pasien dengan gastroenteritis.

You might also like