You are on page 1of 26

1 Oktober sebagai hari International

Usia Lanjut
Abad 21 >> dijuluki Era penduduk
Lansia :
Peningkatan jumlah lansia
Penduduk usia 65 th / lebih berjumlah

426bjuta
Tahun 2028 berjumlah 828 juta

Kawasan Asia pasifik :


Tahun 2000 >>> 59 %
Tahun 2025 >>> 69 %
Di Indonesia jumlah usia 55 tahun meningkat
Tahun 1990
11.551.693 jiwa
Tahun 2000 s/d 2010
= 19.000.000
jiwa (8,5%)
Usia harapan hidup di Indonesiameningkat
Tahun 1990 = 63 tahun, tahun 2000 = 70
tahun

Teori Menua
Teori Biologik :
a.
Teori biologik Instrinsik
- Teori jam biologik ( biological clock theory)
- Teori menua terprogram ( program med
aging ) umur telah diprogram, sel tubuh
manusia hanya membagi diri 50 X
b. Teori biologik Extrinsic non genetik
- teori radikal bebas ( perubahan pada
kromosom,pigmen,jaringan kalogen)
c.
Campuran teori-teori diatas ( T. Fisiologik )
T. Stress-adaptasi > terjadi penumpukan
kerusakan karena stres dari stressor
instrinsik / extrinsik
I.

Teori kesinambungan ( continuity Theori), usila


tetap berhasil bila tetap dapat mempertahankan
interaksi dengan masyarakat.
Teori Aktivitas ( activity theory ), berhasil bila
dapat mempertahankan terhadap kegiatan
dalam masyarakat
Teori pelepasan ( Disengergment)
sebagai usila mengurangi partisipasinya
dimasyarakat.
derajat pelepasan tergantung dari kepribadian,
pola hidup, tingkat keterlibatan dimasyarakat,
kesehatan, penghasilan dan peran.

3. Teori Psikodinamika

Penurunan bertahap dari puncak kedewasaan


seseorang hingga mati

Proses menua primer, sesuai


dengan umur kronologik
2. Proses menua sekunder terjadi
karena msalah fisik, psikologis dan
sosial.
Secara legal saat pensiun :
TNI 55 tahun
PNS 55-60 tahun
Guru / peneliti 65 tahun
1.

UU No. 4 / 1965
65
tahun
WHO :
Umur lanjut ( Elderly ) 60 70 tahun
Umur Tua ( Old ) 75 90 tahun
Sangat Tua ( Very Old ) > 90 tahun

Pengkajian
Menentukan diagnosa
Perencanaan
Tindakan keperawatan
evaluasi

Data yang diperoleh :


- wawancara
- Observasi
- pemeriksaan
- catatan kesehatan

Wawancara perlu pendekatan khusus


Tehnik :
BHSP ( sopan,ramah,sabar,
mengerti )
Pakai panggilan yang sopan
Jelaskan dan yakinkan tujuan
wawancara
Pertanyaan tentang masalah harus
bijaksana
Amati rspon klien dengan cermat

Membantu keluarga mengatasi


perasaan depresi, berkabung akibat
kehilangan
Memberikan kesempatan untuk
mrngungkapkan perasaannya
Membantu klien agar berfungsi
sesuai dengan kemampuannya.

Identitas klien
Tanda-tanda fisik
Kemampuan fungsional ( fungsi fisik
dipengaruhi oleh kemampuan kognitif
dan emosional )
Mobilitas ,
kebut. Nutrisi, hidrasi, ADL, dorongan
sexual.
Dukungan sosial

Pemeriksaan status mental :


Proses pikir
Penarikan diri dan isolasi sosial
Kebingungan
Paranoid
Perubahan alam perasaan
Gangguan fungsi akibat dr berkabung
Perilaku bunuh diri

Reaksi Somatik
Gangguan pola tidur

Kesimpulan dari analisa data


Contoh :
1. Gangguan pemenuhan kebutuhan
nutrisi dan cairan b.d :
- Kebingunan
-

Kesedihan
Keinginan Bunuh diri
Curiga
Tidak mampu menolong diri sendiri

2. Isolasi diri b.d :


- Kehilangan orang yang dicintai
- takut kehilangan
- perasaan tak berguna

3. Klien Curiga b.d :

- tidak ada teman


- Kehilangan pasangan hidup/daya
pendengaran
- perasaan asing

Ciptakan lingkungan yang aman


Perawatan fisik :
- pemenuhan kebut. Nutrisi dan
hidrasi
- kebut. Perawatan diri
- kebut. Eliminasi
- kebut. Istirahat dan tidur
- kebut. Olahraga dan relaksasi

Perawatan Mental sosial :


-

Pengenalan / penguatan Realita


Latihan Kognitif
pemakaian humoritas
tingkatkan hub. Interpersonal, cegah
penarikan diri
- Bantu mengatsi perasaan kehilangan dan
menghadapi akhir kehidupannya.

Pendidikan bagi klien dan keluarga :


- beri penjelasan tentang proses usila
- cara pendekatan pada usila

Ciptakan lingkungan yang aman :


- Tidak ada tangga/ tidak licin
- Kamar mandi, wc, Luas dan ada
pegangan
- Ada Wc duduk
- tempat tidur tidak terlalu tinggi/rendah
- lingk. Sperti dalam keluarga ( halaman
rapi, ada bangku, kolam kecil, dgn ikan
dsb )

Pemenuhan kebut. Nutris dan hidrasi :


Tentukan derajad ketergantungan klien
Beri kesempatan untuk menolong diri/orla
Makanan sederhana,lembek,bergizi
tinggi,mudah dicerna
Beri susu,buah dan sayur yang cukup
Amati dengan teliti pola/nafsu makan
klien
Tidak dianjurkan makan daging berlebihan

Kemampuan motorik, kemampuan melihat


menurun, kebersihan diri berkurang :
Beri bantuan seperlunya sambil
mengembangkan potensi yang masih
ada
Libatkan klg dalam pelaksanaan
kebersihan diri/lingkungan
Bantu menjaga kehangatan tubuhnya
Amati lipatan tubuh
jangan
lecet/iriatasi

Amati pola eliminasi dan pengaruh


makanan klien
Orientasikan dan bimbing untuk
BAB/BAK ditempatnya

Amati pola tidur dan tanda-tanda


kurang tidur
Hindarkan posisi yang tetap dalam
waktu lama

Untuk meningkatkan perhatian,


perasaan segar, mengurangi stress :

Bantu klien mengikuti relaksasi sederhana yang


dikombinasikan dengan latihan nafas untuk
meningkatkan energi dan mobilitasi
Sebelum latihan bimbing klien melakukan
pemanasan 5 menit
Jangan merubah /memperbaiki sendi yang kaku
Ruangan latihan terpisah, tenang, tidak licin, cukup
sinar dan udara bersih
Latihan sebaiknya diberikan oleh fisiotherapist atau
guru senam terlatih

Lingkungan :
harus mengerti
Menerima
Perawat ramah
Sabar
menghargai

Keberhasilan mencapai tujuan


tergantung pada :
Kemampuan perawat dan staf
mengidentifikasi masalah lansia/klien
Aktifitas interpersonal memberi jalan
dalam mengatasi masalah lansia
Faktor pendukung dari lingkungan
Potensi klien sendiri

You might also like