Professional Documents
Culture Documents
14
ABORTUS IMMINENS
A.
Abortus
2.
Pengertian
Add caption
b. Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu)
pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan
belum mampu hidup di luar kandungan (Saifuddin, 2002).
c. Abortus adalah berakhirnya kehamilan melalui cara apapun sebelum janin
mampu bertahan hidup (Cunningham, 2005).
d. Abortus adalah kegagalan kehamilan sebelum umur 28 minggu atau berat
janin kurang dan 1000 gram (Manuaba, 2008).
3.
Macam-macam abortus
Berdasarkan kejadiannya
1)
Abortus spontan
Adalah abortus yang terjadi secara alamiah tanpa intervensi luar (buatan) untuk
mengakhiri kehamilan tersebut (Saifuddin, 2002). Abortus spontan dibagi atas:
a)
Abortus imminens
Abortus insipiens
Adalah terjadinya perdarahan ringan atau sedang pada kehamilan muda dimana
hasil konsepsi masih berada dalam kavum uteri (Saifuddin, 2002).
c)
Abortus inkomplit
Adalah abortus yang terjadi sebelum usiagestasi 10 minggu, janin dan plasenta
biasanya keluar, tetapi dalam waktu yang terpisah (Cunningham, 2005).
d)
Abortus komplit
Abortus habitualis
Adalah abortus spontan yang terjadi tiga kali berturut-turut atau lebih
(Kusmiyati, 2009).
f)
Abortus infeksiosa
Abortus septik
Adalah abortus yang disertai infeksi berat dengan penyebaran kuman atau
toksinnya ke dalam peredaran darah atau peritoneum (Saifuddin, 2002).
h)
Missed abortion
Abortus buatan
Adalah abortus yang terjadi akibat intervensi tertentu yang bertujuan untuk
mengakhiri proses kehamilan (Kusmiyati, 2009). b.
b.
1)
Berdasarkan pelaksanaannya
Abortus medisinalis (abortus therapeutik)
Abortus yang dilakukan atas dasar indikasi vital ibu hamil, jika diteruskan
kehamilannya , akan lebih membahayakan jiwa ibu sehingga terpaksa dilakukan
abortus spontan (Manuaba, 2007).
2)
Abortus kriminalis
B.
Abortus Imminens
1.
Pengertian
Etiologi
Faktor fetal
Temuan morfologis yang paling sering terjadi dalam abortus dini spontan adalah
kelainan perkembangan zigot, embrio fase awal janin, atau kadang-kadang
plasenta.Perkembangan janin yang abnormal, khususnya dalam trimester
pertama kehamilan, dapat diklasifikasikan menjadi perkembangan janin dengan
kromosom yang jumlahnya abnormal (aneuploidi) atau perkembangan janin
dengan komponen kromosom yang normal (euploidi).
Laporan menyatakan bahwa abortus aneuploidi terjadi pada atau sebelum
kehamilan 8 minggu, sedangkan abortus euploidi mencapai puncaknya sekitar
13 minggu. Insiden abortus euploidi akan meningkat secara dramatis setelah
usia maternal 35 tahun. Namun sebab-sebab terjadinya peristiwa tersebut belum
diketahui secara pasti. Penyebab abortus euploidi umumnya tidak
diketahui,tetapi mungkin bisa disebabkan oleh; kelainan genetik, berbagai faktor
ibu, mungkin beberapa faktor ayah.
b.
1)
Faktor Maternal
Infeksi
Beberapa infeksi kronis pernah terlibat atau sangat dicurigai sebagai penyebab
abortus, diantaranya Listeria monocytogenes dan Toxoplasma.
2)
Penyakit kronik
Kelainan endokrin
Nutrisi
Tidak ada bukti yang meyakinkan bahwa defisiensi salah satu zat gizi merupakan
penyebab abortus.Mual dan muntah yang timbul agak sering pada awal
kehamilan, dan semua penyakit yang dipicunya, jarang diikuti oleh abortus
spontan.
5)
Faktor imunologis
Baik umur sperma atau ovum dapat mempengaruhi angka insiden abortus
spontan.Garnet yang bertambah tua dalam traktus genitalis wanita sebelum
fertilisasi, dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya abortus.
8)
Trauma fisik
Faktor Paternal
Hanya sedikit yang diketahui tentang peranan faktor paternal dalam proses
timbulnya abortus spontan. Translokasi kromosom dalam sperma dapat
menimbulkan zigot yang mendapat bahan kromosom terlalu sedikit atau terlalu
banyak, sehingga terjadi abortus.
3.
Patofisiologi
Pada awal abortus terjadi perdarahan desidua basalis diikuti nekrosis jaringan
sekitar yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing
dalam uterus. Kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing
tersebut.
Pada kehamilan kurang dari 8 minggu, viii korialis belum menembus desidua
secara dalam, jadi hasil konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya. Pada kehamilan
8 sampai 14 minggu, penembusan sudah Iebih dalam hingga plasenta tidak
dilepaskan sempurna dan menimbulkan banyak perdarahan. Pada kehamilan
lebih dari 14 minggu janin dikeluarkan lebih dahulu daripada plasenta. Hasil
konsepsi keluar dalam berbagai bentuk seperti kantong kosong amnion atau
benda kecil yang tak jelas bentuknya (blighted ovum), janin lahir mati, janin
masih hidup, mola kruenta, fetus kompresus (Masjoer, 2001).
4.
a. Perdarahan vagina: merah terang (segar), atau coklat gelap dan dapat
terjadi terus menerus untuk beberapa hari sampai 2 minggu (Varney, 2002).
b. Nyeri kram ringan yang mirip dengan menstruasi atau nyeri pinggang bawah
(Kusmiyati, 2009).
c. Pemeriksaan ultrasuara yang menunjukkan cincin gestasi terbentuk baik
dengan gema dari embrio yang menunjukkan bahwa kehamilan paling mungkin
dianggap sehat (Cunningham, 2005).
d. Pemeriksaan tes kehamilan positif (Saifuddin, 2002).
e. Pada pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum lemah, wajah pucat,
berkeringat banyak, tekanan darah menurun (Saifuddin, 2002).
f. Pada Pemeriksaan dalam ditemukan flukus ada (sedikit), ostium uteri
tertutup (Kusmiyati, 2009).
5.
Diagnosa
a.
Anamnesis
1)
2)
b.
Pemeriksaan
1)
2)
3)
4)
Uterus lunak
c.
Pemeriksaan penunjang
1)
2)
Meragukan
3)
6.
Penatalaksanaan
1)
Tirah baring untuk meningkatkan aliran darah ke rahim dan mengurangi
rangsangan mekanis, terutama bagi yang pernah abortus sampai perdarahan
benar-benar berhenti.
2)
Istirahatkan panggul (tidak berhubungan seksual, tidak melakukan irigasi
atau memasukkan sesuatu ke dalam vagina).
3)
4)
a)
Perdarahan meningkat
b)
c)
d)
b.
1)
2)
Pemeriksaan selanjutnya dengan spekulum: merupakan skrining vaginitis
dan servisitis; observasi pembukaan serviks, tonjolan kantong ketuban, bekuan
darah atau bagian-bagian janin.
3)
Pemeriksaan bimanual: ukuran uterus, dilatasi, nyeri tekan, effacement,
serta kondisi ketuban.
c.
Jika pemeriksaan negatif, dapat dilakukan pemeriksaan ultrasonografi
untuk menentukan kelangsungan hidup janin, tanggal kelahiran, dan jika
mungkin untuk menenangkan wanita.
d.
Jika pemeriksaan fisik dan ultrasonografi negatif, tenangkan ibu, kaji ulang
gejala bahaya dan pertahankan nilai normal.
e.
Konsultasikan ke dokter jika terjadi perdarahan hebat, kram meningkat,
atau hasil pemeriksaan fisik dan ultrasonografi menunjukkan hasil abnormal.
Terapi yang di berikan menurut Masjoer (2001) adalah sedativa ringan seperti
Phenobarbital 3x30 mg dan menurut Manuaba (2007) diberikan terapi hormonal
yaitu progesteron, misalnya Premaston hingga perdarahan berhenti.
7.
Komplikasi
Perdarahan (hemorrhage)
b.
Perforasi: sering terjadi sewaktu dilatasi dan kuretase yang dilakukan oleh
tenaga yang tidak ahli seperti bidan dan dukun
c.
d.
Syok, pada abortus dapat disebabkan oleh: perdarahan yang banyak dan
infeksi atau sepsis.
Pengeluaran tersebut dapat terjadi spontan seluruhnya sebagian masih tertinggal, yang
menyebabkan berbagai penyulit.
Oleh karena itu keguguran memberikan gejala umum sakit perut, karena kontraksi rahim,
terjadi perdarahan dan disertai pengeluaran seluruh atau sebagian hasil konsepsi.
Bentuk perdarahan bervariasi di antaranya :
1. Sedikit-sedikit dan berlangsung lama.
2. Sekaligus dalam jumlah yang besar dapat disertai gumpalan.
3. Akibat perdarahan tidak menimbulkan gangguan apapun, dapat menimbulkan syok, nadi
meningkat, tekanan darah turun, tampak anemis dan daerah akral dingin.
Bentuk pengeluaran hasil konsepsi bervariasi :
1. Umur hamil di bawah 14 minggu, di mana placenta belum terbentuk sempurna,
dikeluarkan seluruh atau sebagian hasil konsepsi.
2. Di atas 10 minggu, dengan pembentukan placenta sempurna dapat didahului dengan
ketuban pecah diikuti pengeluaran hasil konsepsi dan dilanjutkan dengan pengeluaran
placenta, berdasarkan proses persalinannya dahulu disebut persalinan imaturus.
3. Hasil konsepsi tidak dikeluarkan lebih dari minggu sehingga terjadi ancaman baru dalam
bentuk gangguan pembekuan darah.
Berbagai bentuk perubahan hasil konsepsi yang tidak dikeluarkan dapat terjadi
1. Mola karnosa: hasil konsepsi menyerap darah, terjadi gumpalan mirip daging.
2. Mola tuberosa: amnion berbenjol-benjol, karena terjadi hematoma antara amnion dan
korion.
3. Fetus kompresus: janin mengalami mumifikasi, terjadi penyerapan kalsium dan tertekan
sampai gepeng.
4. Fetus papiraseus: kompresi fetus berlangsung terus, terjadi penipisan laksana kertas.
5. Blighted ovum: hasil konsepsi yang dikeluarkan tidak mengandung janin, hanya benda
kecil yang tidak berbentuk.
6. Missed abortion: hasil konsepsi yang tidak dikeluarkan lebih dari 6 minggu. Bila
keguguran pada umur lebih tua dan tidak segera dikeluarkan dapat terjadi maserasi dengan
ciri kulit mengelupas, tulang belakang kepala berimpitan dan perut membesar karena
asites/pembentukan gas. (Manuaba, 1998:216-217)
D. KOMPLIKASI
Keguguran mempunyai penyulit sebagai berikut :
1. Perdarahan
Dapat terjadi sedikit dalam waktu panjang.
Dapat terjadi mendadak banyak, sehingga menimbulkan syok.
2. Infeksi
3. Degenerasi ganas
Keguguran dapat menjadi korio karsinoma sekitar 15%-20%.
Gejala korio karsinoma adalah terdapat perdarahan berlangsung lama, terjadi
pembesaran/perlunakan rahim, terdapat metastase ke vagina atau lainnya.
4. Penyulit saat melakukan kuretage
Dapat terjadi perforasi dengan gejala
Kiret terasa tembus.
Penderita kesakitan, syok.
Dapat terjadi perdarahan dalam perut dan infeksi dalam abdomen. (Manuaba, 1998:219-220
E. PENANGANAN
1. Penanganan awal
Untuk penanganan awal yang memadai segera lakukan penilaian dari:
Keadaan umum pasien.
Tanda-tanda syok (pucat, berkeringat banyak, pingsan, tekanan sistolik < 900 mmHg >
112/menit).
Bila syok disertai masa lunak di adneksa, nyeri perut bawah adanya cairan bebas dalam
cavum pelvis, pikirkan kemungkinan kehamilan ectopik yang terganggu.
Tanda-tanda infeksi/sepsis (demam tinggi, secret berbau pervaginam, nyeri perut tegang,
nyeri goyang portio, dehidrasi, gelisah atau pingsan).
Tentukan evaluasi medis apakah pasien dapat ditatalaksana pada fasilitas kesehatan
setempat atau dirujuk (setelah dilakukan stabilisasi).
2. Penanganan spesifik
ABORTUS IMMINENS
Tidak diperlukan pengobatan medis yang khusus atau tirah baring secara total.
Anjurkan untuk tidak melakukan aktivitas secara berlebihan atau melakukan hubungan
seksual.
Bila perdarahan :
Berhenti: lakukan asuhan antenatal terjadwal dan penilaian ulang bila terjadi perdarahan
lagi.
Terus berlangsung: nilai kondisi janin (uji kehamilan/USG), lakukan konfirmasi
kemungkinan adanya penyebab lain (hamil ektopik/mola).
Pada fasilitas kesehatan dengan sarana terbatas, pemantauan hanya dilakukan melalui
gejala klinik dan hasil pemeriksaan ginekologik. (Acuan Nasional, 2000:140-151)
I. PENGKAJIAN DATA
A. Data subyektif
1. Biodata
Umur:
Dalam kurun waktu reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk hamil dan persalinan
adalah 20-30 tahun. (Hanifa, 1994:23)
Frekuensi abortus yang dikenal secara klinis bertambah dari 12% pada wanita yang berusia
kurang dari 20 tahun menjadi 26% pada wanita berumur di atas 40 tahun. (Williams,
1995:1573)
Paritas:
Resiko abortus spontan kelihatannya semakin meningkat dengan bertambahnya paritas, di
samping dengan semakin lanjutnya usia ibu serta ayah (Warburton dan Fraser, 1964, Wilsod
dkk, 1986). (Williams, 1995:1573)
Pekerjaan:
Sering dijumpai pada wanita yang bekerja berat karena ovum terlepas sebagian menimbulkan
kontraksi yang berakibat perdarahan. (Unpad, 1997:8-9)
2. Keluhan utama
a. Abortus harus diduga bila seorang wanita dalam masa reproduksi mengeluh tentang
perdarahan pervaginam setelah mengalami terlambat haid, sering terdapat pula rasa mules,
kecurigaan tersebut diperkuat dengan ditentukannya kehamilan muda. (Hanifa, 1999:304)
b. Dengan keguguran diperlukan beberapa kriteria sebagai berikut: sakit perut, dapat diikuti
oleh pengeluaran hasil konsepsi, pemeriksaan hasil tes hamil masih positif atau sudah negatif.
(Manuaba, 1998:217)
c. Abortus imminens
Terdapat keterlambatan datang bulan.
Terdapat perdarahan, disertai perut sakit (mules). (Manuaba, 1998:218-219)
3. Riwayat kesehatan yang lalu
Insiden abortus bisa disebabkan oleh hipertiroidisme, DM dan defisiensi progesterone.
(Williams, 1995:576)
Kelainan hormonal, gangguan nutrisi menyebabkan keguguran kehamilan. (Hanifa,
2000:248)
Anomali congenital (hipoplasi uterus, uterus bikornis dll), kelainan letak dari uterus seperti
retroflexi uterus fixota, dapat menyebabkan abortus. (Rustam Mochtar, 1998:210)
4. Riwayat kesehatan sekarang
Jika herpes genitalis terjadi dalam kehamilan 20 minggu maka angka abortus akan
meningkat. (Williams, 1995:576)
Penyakit ibu yang mendadak seperti pneumone, tifus abdominalis, pielonepritis, malaria dll
dapat menyebabkan abortus,
toxin, bakteri, virus atau plasmodium dapat melalui placenta masuk ke janin, sehingga
menyebabkan kematian janin, kemudian terjadilah abortus.
Anemia berat, keracunan, laparatomi, peritonitis umum dan penyakit menahun seperti
brusellosis, monomikleosis, toxoplasmosis juga dapat menyebabkan abortus walaupun lebih
jarang. (Hanifa, 1999:303)
5. Riwayat kesehatan keluarga
Peranan faktor paternal dalam proses timbulnya abortus spontan yang pasti translokasi
kromosom dalam sperma dapat menimbulkan zigot yang mendapat bahan kromosom terlalu
sedikit atau terlalu banyak, sehingga terjadi abortus. (Williams, 1995:560)
Penyakit bapak: umur lanjut, penyakit kronis seperti TBC, anemia, decompensasi cordis,
malnutrisi, nefititis, keracunan (alcohol, nikotin, Pb dll), sinar rontgen, avitaminosis dapat
menyebabkan abortus. (Rustam Mochtar, 1990:233)
6. Riwayat kebidanan
a. Riwayat haid
Abortus terjadi pada usia kehamilan < 22 minggu.
Terjadi perdarahan bercak hingga derajat sedang pada kehamilan muda.
Perdarahan masif/hebat pada kehamilan muda. (Saifudin, 2001:146)
b. Riwayat KB
Kontrasepsi pada waktu lampau pernah berkaitan dengan peningkatan insiden abortus, namun
kaitan tersebut sekarang sudah tidak ditemukan lagi. Hal tersebut benar untuk kontrasepsi
oral dan obat spermissid yang digunakan dalam krem dan jeli kontrasepsi.
Kendai demikian alkon dalam rahim (IUD) berkaitan dengan kenaikan insiden septic setelah
kegagalan kontrasepsi.
c. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Bila seseorang pernah mengalami abortus maka cenderung mengalami abortus lagi pada
kehamilan selanjutnya. (Rustam Mochtar, 1994:236)
d. Riwayat kehamilan sekarang
Ibu mengatakan hamil <5 bulan, mengalami mual, muntah.
Pagi hari terutama trimester I, tetapi menghilang setelah trimester II, sudah dapat TT 2,
tablet Fe maksimal 2 bungkus, kapsul yodium 1. (Manuaba, 1998:217)
7. Kebiasaan sehari-hari
a. Nutrisi
Pada saat ini hanya malnutrisi umum sangat berat yang paling besar kemungkinannya
menjadi predisposisi meningkatkan kemungkinan abortus. (Williams, 1995:576)
Malnutrisi, avitaminosis A, C, E, gangguan metabolisme (DM) cenderung menimbulkan
abortus incomplete. (Rustam Mochtar, 1994:233)
b. Aktifitas
Trauma, misalnya: kecelakaan dapat menimbulkan abortus. (Unpad, 1981:9)
Sering dijumpai pada wanita yang bekerja berat karena ovum terlepas sebagian sehingga
menimbulkan kontraksi yang berakibat perdarahan. (Unpad, 1981:8-9)
c. Riwayat ketergantungan
Tembakau diidentifikasikan sebagai zat yang berkaitan dengan peningkatan insiden abortus,
(Manuaba, 1998:217)
Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan air kencing terhadap tes kehamilan masih positif atau sudah negatif.
(Manuaba, 1998:217)
2. Darah
Kadar Hb bervariasi tergantung dari jumlah perdarahan.
Hb 11 gr% tidak anemi
Hb 9-10 gr% anemi ringan
Hb 7-8 gr% anemi sedang
Hb < 7 gr% anemi berat
II. DIAGNOSA MASALAH KEBIDANAN
GIP00000 umur kehamilan 8 minggu dengan abortus imminens dengan masalah:
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri perut) sehubungan dengan adanya kontraksi.
2. Cemas sehubungan dengan adanya perdarahan pada kehamilan muda. (Marlyn E.D,
2001:410)
Prognosa : baik bila tidak terjadi komplikasi.
Diagnosa 1
GIP00000 umur kehamilan 8 minggu dengan abortus imminens.
Tujuan : Perdarahan tidak terjadi
Kriteria hasil : Perdarahan berhenti
Keadaan umum pasien baik
Tanda vital dalam batas normal
T : 110/80 - 140/90 mmHg R : 20-24/menit
N : 60-100/menit S : 36-37C
Intervensi :
1. Berikan pengertian pada ibu tentang perdarahan yang dialami.
R/ Ibu tahu tentang kondisinya saat ini dan lebih kooperatif terhadap tindakan yang akan
dilakukan.
2. Anjurkan untuk tidak melakukan aktifitas secara berlebihan atau melakukan hubungan
seksual.
R/ Dengan istirahat kontraksi uterus akan berkurang dan prostaglandin yang ada dalam
sperma akan merangsang kontraksi uterus.
3. Tidak diperlukan pengobatan medis yang khusus atau tirah baring secara total.
R/ Prognosis baik bila perdarahan berhenti dan kontraksi hilang.
4. Bila perdarahan
Berhenti: lakukan asuhan antenatal terjadwal dan penilaian ulang bila terjadi perdarahan
lagi.
Terus berlangsung: nilai kondisi janin (uji kehamilan/USG, lakukan konfirmasi
kemungkinan adanya penyebab lain (hamil ektopik/mola).
Pada fasilitas kesehatan dengan sarana terbatas, pemantauan hanya dilakukan melalui
R/ Untuk melakukan deteksi dini dan apabila ada kelainan akan dapat segera ditangani.
5. Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital.
R/ Untuk mengetahui keadaan pasien.
6. Observasi kontraksi uterus dan perdarahan.
R/ Untuk mengetahui keadaan kehamilan.
7. Anjurkan pada ibu untuk makan/minum dengan gizi seimbang.
R/ Memenuhi kebutuhan nutrisi.
Ibu mengatakan ini hamil yang pertama 2 bulan mengeluarkan darah sedikit-sedikit sejak
tanggal 4-1-2010 jam 21.00 WIB disertai perut terasa nyeri dan ibu mengatakan merasa takut
kehamilan tidak bisa dipertahankan.
c. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan dahulu
Klien tidak pernah menderita suatu penyakit seperti batuk lama, jantung berdebar-debar,
sesak nafas, kencing manis, dan tidak mengalami kelainan alat kandungan.
2) Riwayat kesehatan sekarang
Pada tgl 4-1-2010 jam 21.00 WIB ibu mengatakan perdarahan sedikit-sedikit disertai nyeri
perut. Tanggal 5-1-2010 jam 09.00 WIB ibu datang ke puskesmas untuk periksa.
Pada saat ini ibu tidak menderita penyakit yang dapat menyebabkan abortus seperti herpes
genetalis, pnemoni, tifus abdominalis, pielonefritis dan tidak memelihara binatang piarang
(penyebab toxoplasmosis).
3) Riwayat kesehatan keluarga
Dalam keluarga klien tidak ada yang mengalami sesak nafas, kencing manis, penyakit
jantung, penyakit menular seperti typhus, batuk lama yang tidak sembuh-sembuh maupun
penyakit jantung.
d. Riwayat kebidanan
1) Haid
Menarche umur 15 tahun, haid teratur, siklus 28 hari, lama 5-7 hari, jumlah sedang, ganti
pembalut 2-3/hari, tidak ada gumpalan pada saat haid kadang disertai nyeri perut bagian
bawah tapi tidak mengganggu, keputihan sebelum haid, warna jernih, tidak gatal dan tidak
berbau.
2) Riwayat KB
Klien mengatakan selama ini belum pernah menggunakan KB apapun, karena keinginan ibu
setelah menikah ingin punya anak.
3) Riwayat kehamilan sekarang
Ibu mengatakan hamil yang pertama, terlambat haid 2 bulan, tes kehamilan positif pada
tanggal 15-12-2010 kemudian pada tanggal 4-1-2011 mengalami perdarahan, jumlah sedikit
disertai nyeri perut. Kemudian tanggal 5-1-2011 ibu periksa ke puskesmas .
e. Pola kebiasaan sehari-hari
1) Nutrisi
Makan 3/hari, porsi 1 piring habis dengan komposisi nasi, sayur, lauk pauk (tempe, tahu,
telur, ikan, daging), buah (pisang, pepaya), minum air putih 6-7 gelas/hari.
2) Aktifitas
Klien tidak bekerja hanya sebagai ibu rumah tangga bekerja di rumah seperti menyapu,
mengepel, mencuci dan memasak.
3) Istirahat
Tidur malam 6-7 jam/hari, mulai jam 21.00-04.30 WIB, tidur siang kadang - 1jam/hari.
Tidak mengalami gangguan dalam pola tidur siang maupun tidur malam.
4) Eliminasi
BAB 1/hari, konsistensi lembek, warna kuning tengguli, BAK 3-4/hari, warna kuning
jernih, tidak mengalami gangguan/keluhan dalam BAB/BAK baik rasa panas ataupun nyeri
saat BAK.
5) Personal hygiene
Klien mandi 2/hari, termasuk gosok gigi, ganti celana dalam, keramas 2/minggu, cebok
dengan air dan sabun tiap kali selesai BAB.
6) Riwayat ketergantungan
Ibu mengatakan tidak pernah minum jamu dan ramuan-ramuan tradisional, tidak pernah
merokok dan minum alkohol.
HPHT: 4-11-2010
DO: K/U baik
- T : 120/80 mmHg S : 36C
N : 88/menit R : 20/menit
VT : V/V taa, tidak terdapat kondiloma talata/akuminata, terdapat perdarahan , kanalis
servikalis masih tertutup, dapat dirasakan kontraksi otot rahim, tidak ada.
- TFU belum teraba
- HPL : 11-8-2011
2. Gangguan rasa nyaman (nyeri perut) sehubungan dengan adanya kontraksi DS : Ibu
mengatakan nyeri perut bagian bawah.
DO: - T : 120/80 mmHg S : 36C
N : 88/menit R : 20/menit
- Ekspresi wajah tegang dan menyeringai menahan sakit.
3. cen Cemas sehubungan dengan adanya perdarahan pada kehamilan muda DS : Ibu
mengatakan takut kalau kehamilannya tidak dapat dipertahankan.
DO: K/U baik
- T : 120/80 mmHg S : 36C
N : 88/menit R : 20/menit
- Ekspresi wajah tegang dan tampak takut
- Ekspresi wajah tegang dan menyeringai menahan sakit
DIAGNOSA MASALAH KEBIDANAN
GIP00000, umur kehamilan 8 minggu, mengalami perdarahan, K/U baik, abortus iminens,
dengan masalah :
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri perut) sehubungan dengan adanya kontraksi.
2. Cemas sehubungan dengan adanya perdarahan pada kehamilan muda.
Prognosa baik dan kehamilan dapat dipertahankan jika perdarahan berhenti dan nyeri perut
hilang.
C. PERENCANAAN tgl 5-1-2011 jam 10.00 WIB
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan kebidanan diharapkan kondisi ibu baik dan kehamilan
dapat dipertahankan.
Kriteria hasil : Tanda vital dalam batas normal
T : 110/80 - 140/90 mmHg R : 20-24/menit
N : 60-100/menit S : 36-37C
Perdarahan berhenti
Kontraksi hilang
Hasil tes urine positip
Nyeri perut hilang
Ekspresi wajah rileks dan tidak kesakitan
Ibu mengerti tentang kondisinya dan ibu lebih tenang
Ekspresi wajah tenang dan tidak gelisah
Intervensi :
Tanggal 5-1-2011 jam 10.00 WIB
1. Berikan pengertian pada ibu tentang perdarahan yang dialami.
R/ Ibu tahu tentang kondisinya saat ini dan lebih kooperatif terhadap tindakan yang akan
dilakukan.
2. Anjurkan untuk tidak melakukan aktifitas secara berlebihan atau melakukan hubungan
seksual.
R/ Dengan istirahat kontraksi uterus akan berkurang dan prostaglandin yang ada dalam
Vit C 11 tablet
Amoxilin 31 tablet
Asam Mefenamat 3x1 tablet
8. Melakukan tes urine hasil positif.
9. Mengajak keluarga untuk menemani klien.
10. Memperhatikan keluhan yang dialami klien, berusaha menjadi pendengar yang baik dan
berusaha memberi tanggapan terhadap keluhan klien.
11. Mengajarkan teknik distraksi dengan mengalihkan perhatian dan nafas panjang pada saat
nyeri.
12. Menjelaskan pada ibu bahwa kehamilannya mungkin bisa dipertahankan apabila
perdarahan berhenti dan nyeri perut hilang sehingga ibu harus mengikuti anjuran dari petugas
seperti yang dijelaskan tadi.
13. Memberikan pengertian pada ibu bahwa semua ini kehendak Tuhan dan menganjurkan
pada ibu agar tetap tabah.
14. Menganjurkan pada ibu untuk selalu berdoa agar kehamilannya dapat dipertahankan dan
kondisi janinnya baik.
E. EVALUASI
Tanggal 5-1-2011 jam 11.00 WIB
S : - Ibu mengatakan mengerti penjelasan dari petugas dan tahu kondisinya saat ini.
- Ibu mengatakan mau melakukan anjuran dari petugas seperti :
Istirahat, tidak melakukan aktifitas berlebihan, hubungan sex.
Makan minum dengan gizi seimbang.
Segera datang ke petugas apabila perdarahan berlanjut.
- Ibu mengatakan nyeri sedikit berkurang.
- Ibu mengatakan akan tabah menghadapi kondisinya dan menyerahkan semuanya kepada
Tuhan.
- Ibu mengatakan lebih tenang setelah mendapatkan penjelasan dari petugas mungkin
kehamilannya dapat dipertahankan.
O : - K/U ibu baik.
T : 120/80 mmHg R : 20/menit
N : 80/menit S : 36C
- Ekspresi wajah tidak menyeringai menahan sakit.
- Klien tampak lebih tenang, muka tidak tegang.
A : GIP00000, umur kehamilan 8 minggu mengalami perdarahan, abortus imminens dengan
gangguan rasa nyaman nyeri dan cemas.
P : - Anjurkan pada ibu untuk kontrol apabila perdarahan berlanjut atau sewaktu-waktu ada
keluhan.
- Anjurkan minum obat sesuai dosis.
- Beri motivasi pada ibu untuk mematuhi anjuran petugas seperti :
Istirahat, tidak melakukan aktifitas berlebihan, hubungan sex.
Makan minum dengan gizi seimbang.
Segera datang ke petugas apabila perdarahan berlanjut.
DAFTAR PUSAKA
Hamilto Persis Mary, Dasar-Dasar Keprawatan Maternitas, Edisi 6, Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta 1995.
Ida Bagus Gde Manuaba, Ilmu Kebidabnan Kandungan dan Keluarga
Berencana, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 1998.
http://bidanbermutu.blogspot.com/2012/04/askeb-abortus-imminens.htmlke