Professional Documents
Culture Documents
TENTANG HUKUM
MENDEL 1 DAN 2
Jumat, 05 Desember 2014
http/inongbloghukummendel.blogger.com
Modul Lengkap tentang hukum mendel 1 dn 2
PRINSIP HUKUM MENDEL 1 & 2
BY: RYSKINA FATIMAH SIREGAR
DOSEN PEMBIMBING : SARTINI BANGUN SPd,M.Kes
D-IV KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES MEDAN 2014/2015
Daftar Isi
Pendahuluan
Deskripsi Singkat
Relevansi
Tujuan Pembelajaran
Petunjuk
Kegiatan Pembelajaran
Kata Pengantar
Indikator Pembelajaran
PENDAHULUAN
Deskripsi Singkat, Relevansi, Tujuan Dan Petunjuk
Belajar
Deskripsi Singkat
HUKUM PEWARISAN MENDEL
Hukum Pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat pada
organisme yang dijabarkan oleh Gregor Johann Mendel dalam karyanya
'Percobaan mengenai Persilangan Tanaman'. Hukum ini terdiri dari dua bagian:
Hukum pemisahan (segregation) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum
Pertama Mendel, dan Hukum berpasangan secara bebas (independent
assortment) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Kedua Mendel.
Hukum Pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat pada
organisme, yang kita kenal dengan hukum segregasi dan hukum asortasi bebas,
yang telah di jabarkan oleh Gregor Johann Mendel . Mendel mengatakan
bahwa pada pembentukan gamet (sel kelamin), kedua gen induk (Parent) yang
merupakan pasangan alel akan memisah sehingga tiap-tiap gamet menerima
satu gen dari induknya sebagaimana bunyi hukum mendel I, dan bunyi hukum
mendel II, menyatakan bahwa bila dua individu mempunyai dua pasang atau
lebih sifat, maka diturunkannya sepasang sifat secara bebas, tidak bergantung
pada pasangan sifat yang lain.
Relevansi
Anda akan mempelajari teori pewarisan sifat dari Gregor Johann
mendel (1822-1884) dalam karyanya percobaan mengenai persilangan
tanaman. Selain itu, anda juga dapat mengetahui apa saja percobaan
mendel.
Modul ini terdiri atas 2 kegiatan belajar. Dalam kegiatan belajar 1
membahas tentang prinsip hukum mendel pertama. Sedangkan kegiatan
belajar 2 membahas tentang prinsip mendel yang kedua.
Tujuan Pembelajaran
1.
2.
3.
4.
5.
mendel.
Petunjuk Belajar
1. Bacalah uraian dan contoh pada kegiatan belajar secara detail. Tujuan untuk mengetahui
pokok-pokok pikiran yang diuraikan dalam kegiatan belajar ini.
2. Setelah anda mengetahui garis besar pokok-pokok pikiran dalam materi uraian ini,baca sekali
lagi secara lebih cermat.Membaca secara cermat bertujuan untuk mengetahui pokok-pokok
pikiran dari setiap sub pokok bahasan
3. Untuk memudahkan anda mencari kembali hal-hal penting seperti prinsip dan konsep
essensial, beri tanda pada konsep dan prinsip penting. Kemudian anda cari hubungan antara
konsep tersebut,sehingga anda memiliki konsep
4. Bila anda merasa belom yakin dalam membaca uraian pada kegiatan belajar ini,ulangi lagi
membaca materi kegiatan belajar sekali lagi
5. Pelajari cara menyelesaikan soal pada contoh-contoh soal yang diberikan pada kegiatan
belajar ini,caranya adlah sebagiai berikut ini :
a. Baca soal yang anda kerjakan
b. Analisis materi dalam soal ini dengan menuliskan apa-apa saja yang diketahui dalam soal ini
c. Cari permasalahan atau pertanyaan dari soal tersebut
d. Buat kerangka rencan penyelesaian soal tersebut dengan menukiskan konsep yang
diperlukan dan cari hubungan antarkonsep tersebut
e. Tuliskan hasil jawaban anda pada akhir penyelesaian soal
6. Setelah anda membaca , mempelajari dan berlatih materi uraian pada kegiatan belajar pada
modul ini, coba selesaikan soal-soal pada tes formatif yang tertulis pada bagian akhir modul
ini tanpa melihat kunci jawaban.
Kata Pengantar
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat
serta Hidayah-Nya, sehingga modul Biologi Reproduksi dapat terselesaikan.
Mengenai Prinsip Hukum Mendel 1 dan 2. Selain itu juga diharapkan bisa
memberikan wawasan kepada rekan-rekan mahasiswa khususnya mahasiswaDIV Kebidanan Poltekkes Medan.
Desember 2014
Penulis
Indikator Pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini mahasiswa mampu :
1.
2.
3.
4.
5.
Mendel.
Uraian Materi
Latar Belakang Teori Mendel
Genetika
adalah
ilmu
yang
mempelajari
pewarisan
sifat
dari
induk
kepada
b.
c.
d.
e.
#Setiap sifat pada organisme dikendalikan oleh satu pasang faktor keturunan, satu dari
induk jantan dan satu induk betina.
b.
c.
#Bila pasangan faktor itu terdapat bersama-sama dalam satu tanaman, faktor dominasi akan
menutup faktor resesif.
#Pada waktu pembentukan gamet, pasangan faktor atau masing-masing alel akan memisah
secara bebas.
e.
#Individu murni mempunyai alel sama, yaitu dominan saja atau resesif saja.
.
Hukum Mendel I
Hukum Mendel I dikenal juga dengan Hukum Segregasi menyatakan: pada
pembentukan gamet kedua gen yang merupakan pasangan akan dipisahkan dalam
dua sel anak. Hukum ini berlaku untuk persilangan monohibrid (persilangan
dengan satu sifat beda).
Hukum Mendel II
Hukum Mendel 2 dikenal juga sebagai Hukum Asortasi atau Hukum Berpasangan Secara
Bebas. Menurut hukum ini, setiap gen/sifat dapat berpasangan secara bebas dengan gen/sifat
lain. Meskipun demikian, gen untuk satu sifat tidak berpengaruh pada gen untuk sifat yang
lain yang bukan termasuk alelnya.
Hukum Mendel 2 ini dapat dijelaskan melalui persilangan dihibrida, yaitu persilangan dengan
dua sifat beda, dengan dua alel berbeda. Misalnya, bentuk biji (bulat+keriput) dan warna biji
(kuning+hijau). Pada persilangan antara tanaman biji bulat warna kuning dengan biji keriput
warna hijau diperoleh keturunan biji bulat warna kuning. Karena setiap gen dapat
berpasangan secara bebas maka hasil persilangan antara F1 diperoleh tanaman bulat kuning,
keriput kuning, bulat hijau dan keriput hijau.
Hukum Memdel 2 ini hanya berlaku untuk gen yang letaknya berjauhan. Jika kedua gen itu
letaknya berdekatan hukum ini tidak berlaku. Hukum Mendel 2 ini juga tidak berlaku untuk
persilangan monohibrid.
Perhatikan analisis papan catur di bawah ini tentang persilangan buncis dengan dua sifat beda
(dihibrida).
Buncis biji bulat warna kuning disilangkan dengan biji keriput warna hijau. Keturunan
pertama semuanya berbiji bulat warna kuning.
Artinya, sifat bulat dominan terhadap sifat keriput dan kuning dominan terhadap warna hijau.
Persilangan antar F1 mengasilkan keturunan kedua (F2) sebagai berikut: 315 tanaman bulat
kuning, 101 tanaman keriput kuning, 108 tanaman bulat hijau dan 32 keriput hijau. Jika
diperhatikan, perbandingan antara tanaman bulat kuning : keriput kuning : bulat hijau :
keriput hijau adalah mendekati 9:3:3:1.
P : BBKK (bulat, kuning) X bbkk (keriput, hijau)
F1 : BbKk (bulat, kuning)
F1XF1 : BbKk (bulat, kuning) X BbKk (bulat, kuning)
Gamet : BK, Bk, bK, bk BK, Bk, bK, bk
Gamet-gamet ini dapat berpasangan secara bebas (Hukum Mendel 2) sehingga F2 dapat
digambarkan sebagai berikut:
Gamet
BK
Bk
bK
bk
BK
BBKK
1
BBKk
2
BbKK
3
BbKk
4
Bk
BBKk
5
BBkk
6
BbKk
7
Bbkk
8
bK
BbKK
9
BbKk
10
bbKK
11
bbKk
12
bk
BbKk
13
Bbkk
14
bbKk
15
bbkk
16
Keterangan:
bulat kuning 1,2,3,4,5,7,9,10,13
keriput kuning 11,12,15
bulat hijau 6,8,14
keriput hijau 16
Tanaman bulat kuning jumlah 9.
Tanaman bulat hijau jumlah 3.
Tanaman keriput kuning jumlah 3.
Tanaman keriput hijau pada jumlah 1.
Jadi, perbandingan homozigot terdapat pada kotak nomor 1,6,11 dan 16 sedangkan lainnya
heterozigot.
Bastar konstan atau individu baru terdapat pada kotak nomor 6 dan 11. Bastar konstan adalah
keturunan homozigot yang memiliki sifat baru (berbeda dengan kedua induknya), sehingga
dalam persilangan antar sesamanya tidak memisah, konstan
5. Teori Pengenesis
Teori ini dikemukakan oleh C. R. Darwin, yang menyatakan bahwa setiap bagian
tubuh dewasa menghasilkan benih-benih kecil yang disebut gemuia.
6. Teori Telegani
Teori ini dikemukakan oleh Ernest Haeckel, menyatakan bahwa spermatozoa sebagian
besar tersusun atas inti dan inti bertanggung jawab sebagai penurunan sifat.
Percobaan Mendel
1.
a.
Persilangan dua individu dengan satu sifat beda menurunkan sifat dominan apabila
sifat keturunannya sama dengan salah satu sifat induknya.
Perhatikan contoh persilangan berikut. Contoh: Tanaman kacang ercis berbatang tinggi
disilangkan dengan kacang ercis berbatang pendek. F1 semuanya berbatang tinggi. Kemudian
F1 dibiarkan melakukan penyerbukan sendiri . Hasil yang diperoleh yaitu F2 yang berbatang
tinggi dan berbatang pendek dengan perbandingan 3 : 1. Persilangan ini dapat dilihat dalam
bagan berikut :
Parental 1
(P1)
Kacang ercis
Batang Tinggi
><
Genotipe
TT
><
tt
Fenotipe
Tinggi
Pendek
Gamet
T dan T
t dan t
Filial (F1)
Fenotipe : Batang
Tinggi
Kacang ercis Batang
Tinggi
Tt
Parental 2
(P2)
Kacang ercis
Batang Tinggi
Genotipe
T t
Gamet
T dan t
><
T t
><
T dan t
TT
(Tinggi) .1
Tt (Tinggi) .2
Tt (Tinggi) .
3
Tt (pendek) .4
Pada persilangan ini , gen untuk faktor Tinggi (T) dominan terhadap gen untuk faktor
pendek (t). Maka Individu bergenotipe Tt (no. 2 dan 3) akan memiliki fenotipe tinggi.
Perbandingan fenotipe F2 pada persilangan monohibrid dominan penuh adalah :
Tinggi : Pendek = 3 : 1 . Perbandingan Genotipe nya adalah : TT : Tt : tt = 1 : 2 : 1
b.
Persilangan ini tidak seperti salah satu fenotip galur murni, tetapi mempunyai fenotipe
diantara kedua induknya.
Perhatikan contoh : Tanaman Antihinum majus galur Murni merah (MM) disilangkan dengan
galur murni putih (mm). Dari persilangan itu diperoleh hasil F1 yang semuanya
berbunga merah muda . Jika F1 ini ditanam dan diadakan penyerbukan dengan sesamanya,
maka F2 menghasilkan tanaman berbunga merah, merah muda, dan putih dengan
perbandingan : 1 : 2 : 1.
Persilangannya dapat dilihat sebagai berikut :
P1
Genotipe
Gamet
F1
P2
Gamet
Tanaman
><
berbunga merah
MM
><
M dan M
Mm
Mm (merah
><
muda)
M dan m
><
Tanaman
berbunga
putih
Mm
m dan m
Fenotipe : berbunga merah muda
Mm (merah muda)
M dan m
Game
t
Gamet
MM (Merah)
1
Mm (merah muda)
2
Mm (merah
muda)
3
Mm (putih)
4
P1
Genotipe
Gamet
><
><
><
F1
BbKk
P2
Gamet
BbKk
BK,B k,bK,bk
><
><
Gamet
Gamet
BK
Bk
bK
Bk
BK
BBKK
BBKk
BbKK
BbKk
Bk
BBKk
BBkk
BbKk
Bbkk
bK
BbKK
BbKk
10
bbKK
11
bbKk
Bk
BbKk
13
Bbkk
14
bbKk
15
Bbkk
Individu yang mengandung B memiliki biji bulat dan individu yang mengandung K memiliki
biji warna kuning, Fenotipe pada F2 adalah :
1.
bulat kuning = nomor : 1 , 2, 3, 4, 5, 7, 9, 10, 13
2.
bulat hijau
= nomor : 6, 18, 14
3.
keripit kuing = nomor : 11, 12, 15
4.
keriput hijau = nomor : 16
Perbandingan Fenotipe F2 adalah :
bulat kuning : bulat hijau : keriput kuning : keriput hijau = 9 : 3 : 3 : 1
Kemungkinan macam genotipe dan fenotipe pada dihibrid F2 :
Kemungkinan
ke-
Kotak nomor
Genotipe
Fenotipe
BBKK
Bulat kuning
2, 5
BBKk
Bulat kuning
3, 9
BbKK
Bulat kuning
4,7, 10, 13
BbKk
Bulat kuning
BBkk
Bulat hijau
8, 14
Bbkk
Bulat hijau
11
bbKK
Keriput kuning
12, 15
bbKk
Keriput kuning
16
bbkk
Keriput hijau
P1
TTKKBB
Fenotipe Tinggi,kuning,bulat
Genotipe TKB
F1
TtKkBb
><
><
><
Ttkkbb
Pendek,keriput,hijau
Tkb
Fenotipe :
Tinggi,kuning,bulat
P2
TtKkBb
><
TtKkBb
Gamet
TKB,TKb,TkB,Tkb,tKB,tKb,
tkB,tkb
Hubungan sifat beda dan jumlah kemungkinan fenotipe dan genotipe pada F2
Jumlah
Jumlah Sifat
Macam
Beda
Gamet
Jumlah
Macam
Genotipe F2
Jumlah
Macam
Fenotipe F2
Perbandingan
Fenotipe F2
Jumlah
Individu F2
21 = 2
3:1
22 = 4
9:3:3:1
16
23 = 8
27
27:9:9:9:3:3:3:1
64
2n
3n
2n
4n
2. Hukum Mendel I dikenal juga dengan Hukum Segregasi menyatakan: pada pembentukan
gamet kedua gen yang merupakan pasangan akan dipisahkan dalam dua sel anak. Hukum
ini berlaku untuk persilangan
a. Monohibrid
b. Dihibrid
c. Trihibrid
d. Semua benar
e. (a dan c ) benar
3. Teori ini dikemukanan oleh William Harvey, 1578-1657 yang menyatakan, bahwa semua
hewan berasal dari telur . Teori tersebut adalah
a. Teori Epigenesis Embriologi
b. Teori Plasma Nutfah
c. Teori Telegani
d. Teori Embryo
e. Teori Preformasi
4. Apa yang dimaksud dengan persilangan Monohibrid Dominan penuh?
a. Persilangan satu individu dengan dua sifat beda menurunkan sifat dominan apabila sifat
b.
c.
d.
e.
a). 0 %
b. 12,5 %
c. 37,5 %
d. 25 %
e. 50 %
10. Gen letal adalah yang dalam keadaan homozigot menyebabkan kematian. Pernyataan
yang tepat berhubungan dengan gen letal dominan
a. Terpaut padakromosom kelamin
b. Menyebabkan kematian postnatal
c. Hanya diperoleh dari ayahnya
d. Genotipe geterozigot berfenotip cacat
e. Genotipe homozigot berfenotip normal
Kunci Jawaban
1.E
2.A
3.D
4.B
5.D
6.B
7.E
8.A
9.A
10.E
Rangkuman
Hukum pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat pada organisme yang
dijabarkan oleh Gregor Johann Mendel dalam karyanya 'Percobaan mengenai Persilangan
Tanaman'. Hukum ini terdiri dari dua bagian:
1.
Hukum pemisahan (segregation) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Pertama
Mendel, Hukum segregasi bebas menyatakan bahwa pada pembentukangamet (sel kelamin),
kedua gen induk (Parent) yang merupakan pasangan alel akan memisah sehingga tiap-tiap
gamet menerima satu gen dari induknya.
2.
Hukum berpasangan secara bebas (independent assortment) dari Mendel, juga dikenal
sebagai Hukum Kedua Mendel. Menurut hukum ini, setiap gen/sifat dapat berpasangan
secara bebas dengan gen/sifat lain. Meskipun demikian, gen untuk satu sifat tidak
berpengaruh pada gen untuk sifat yang lain yang bukan termasuk alelnya.
Gregor Johann Mendel, inilah tokoh yang lahir di Hyncice, Austria, yang berperan
penting dalam ilmu Biologi, khususnya tentang hereditas dan telah dikenal diseluruh dunia
dengan Hukum Mendel nya.
Hukum Mendel merupakan hukum hereditas yang menjelaskan tentang prinsip-prinsip
penurunan sifat pada organisme. Sebelum menjadi suatu hukum, banyak ahli biologi yang
belum mengakui pendapat atau teori mendel tentang hereditas.
Daftar Pustaka
http://biologimediacentre.com/genetika-hukummendel/#sthash.C7PN7wAX.dpuf
http://www.scribd.com/doc/84672312/Pewarisan-Sifat-Sifat-Keturunan
http://endick.wordpress.com/2008/01/30/percobaan-mendel-2/
http://smointi.blogspot.com/2010/12/makalah-hukum-mendel.html
modullengkaptentanghukummendel1dan2
Diposkan oleh Ryskina Fatimah di 03.30 1 komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Beranda
Langganan: Entri (Atom)
Mengenai Saya
Ryskina Fatimah
Lihat profil lengkapku
Arsip Blog
2014 (1)
Desember (1)
MODUL LENGKAP TENTANG HUKUM MENDEL 1 DAN 2
Template Watermark. Diberdayakan oleh Blogger.