You are on page 1of 15

MODUL LENGKAP

TENTANG HUKUM
MENDEL 1 DAN 2
Jumat, 05 Desember 2014

MODUL LENGKAP TENTANG HUKUM


MENDEL 1 DAN 2
inongdrewryskinafatimah.blogspot.com

http/inongbloghukummendel.blogger.com
Modul Lengkap tentang hukum mendel 1 dn 2
PRINSIP HUKUM MENDEL 1 & 2
BY: RYSKINA FATIMAH SIREGAR
DOSEN PEMBIMBING : SARTINI BANGUN SPd,M.Kes
D-IV KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES MEDAN 2014/2015

Daftar Isi
Pendahuluan
Deskripsi Singkat
Relevansi
Tujuan Pembelajaran
Petunjuk
Kegiatan Pembelajaran
Kata Pengantar
Indikator Pembelajaran

Latihan Dan Kunci Soal


Rangkuman
Daftar Pustaka

PENDAHULUAN
Deskripsi Singkat, Relevansi, Tujuan Dan Petunjuk
Belajar

Deskripsi Singkat
HUKUM PEWARISAN MENDEL
Hukum Pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat pada
organisme yang dijabarkan oleh Gregor Johann Mendel dalam karyanya
'Percobaan mengenai Persilangan Tanaman'. Hukum ini terdiri dari dua bagian:
Hukum pemisahan (segregation) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum
Pertama Mendel, dan Hukum berpasangan secara bebas (independent
assortment) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Kedua Mendel.
Hukum Pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat pada
organisme, yang kita kenal dengan hukum segregasi dan hukum asortasi bebas,
yang telah di jabarkan oleh Gregor Johann Mendel . Mendel mengatakan
bahwa pada pembentukan gamet (sel kelamin), kedua gen induk (Parent) yang
merupakan pasangan alel akan memisah sehingga tiap-tiap gamet menerima
satu gen dari induknya sebagaimana bunyi hukum mendel I, dan bunyi hukum
mendel II, menyatakan bahwa bila dua individu mempunyai dua pasang atau
lebih sifat, maka diturunkannya sepasang sifat secara bebas, tidak bergantung
pada pasangan sifat yang lain.

Relevansi
Anda akan mempelajari teori pewarisan sifat dari Gregor Johann
mendel (1822-1884) dalam karyanya percobaan mengenai persilangan
tanaman. Selain itu, anda juga dapat mengetahui apa saja percobaan
mendel.
Modul ini terdiri atas 2 kegiatan belajar. Dalam kegiatan belajar 1
membahas tentang prinsip hukum mendel pertama. Sedangkan kegiatan
belajar 2 membahas tentang prinsip mendel yang kedua.

Tujuan Pembelajaran

Setelah Melaksanakan Proses Pembelajaran , Siswa Mampu :

1.

Agar mahasiswa mengetahui latar belakang teori

2.
3.
4.
5.

Agar mahasiswa mengetahui hukum mendel I.


Agar mahasiswa mengetahui hukum mendel II.
Agar mahasiswa mengetahui teori pewarisan sifat.
Agar mahasiswa mengetahui percobaan mendel.

mendel.

Petunjuk Belajar
1. Bacalah uraian dan contoh pada kegiatan belajar secara detail. Tujuan untuk mengetahui
pokok-pokok pikiran yang diuraikan dalam kegiatan belajar ini.
2. Setelah anda mengetahui garis besar pokok-pokok pikiran dalam materi uraian ini,baca sekali
lagi secara lebih cermat.Membaca secara cermat bertujuan untuk mengetahui pokok-pokok
pikiran dari setiap sub pokok bahasan
3. Untuk memudahkan anda mencari kembali hal-hal penting seperti prinsip dan konsep
essensial, beri tanda pada konsep dan prinsip penting. Kemudian anda cari hubungan antara
konsep tersebut,sehingga anda memiliki konsep
4. Bila anda merasa belom yakin dalam membaca uraian pada kegiatan belajar ini,ulangi lagi
membaca materi kegiatan belajar sekali lagi
5. Pelajari cara menyelesaikan soal pada contoh-contoh soal yang diberikan pada kegiatan
belajar ini,caranya adlah sebagiai berikut ini :
a. Baca soal yang anda kerjakan
b. Analisis materi dalam soal ini dengan menuliskan apa-apa saja yang diketahui dalam soal ini
c. Cari permasalahan atau pertanyaan dari soal tersebut
d. Buat kerangka rencan penyelesaian soal tersebut dengan menukiskan konsep yang
diperlukan dan cari hubungan antarkonsep tersebut
e. Tuliskan hasil jawaban anda pada akhir penyelesaian soal
6. Setelah anda membaca , mempelajari dan berlatih materi uraian pada kegiatan belajar pada
modul ini, coba selesaikan soal-soal pada tes formatif yang tertulis pada bagian akhir modul
ini tanpa melihat kunci jawaban.

Kata Pengantar
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat
serta Hidayah-Nya, sehingga modul Biologi Reproduksi dapat terselesaikan.
Mengenai Prinsip Hukum Mendel 1 dan 2. Selain itu juga diharapkan bisa
memberikan wawasan kepada rekan-rekan mahasiswa khususnya mahasiswaDIV Kebidanan Poltekkes Medan.

Dalam kesempatan ini saya selaku penulis mengucapkan terima kasih


kepada Ibu Dosen Sartini Bangun SPd,M.Kes dan saya menyadari sepenuhnya
bahwa isi maupun penyajian modul ini jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
modul ini.
Semoga modul ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Medan, 05

Desember 2014
Penulis

Ryskina Fatimah Siregar

Indikator Pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini mahasiswa mampu :
1.

Mengetahui Latar Belakang Teori

2.
3.
4.
5.

Mengetahui Hukum Mendel I.


Mengetahui Hukum Mendel II
Mengetahui Teori Pewarisan Sifat.
Mengetahui Percobaan Mendel.

Mendel.

Uraian Materi
Latar Belakang Teori Mendel
Genetika

adalah

ilmu

yang

mempelajari

pewarisan

sifat

dari

induk

kepada

keturunannya. Gregor Johann mendel (1822-1884), seorang biarawan disebuah biara di


Brunn, Austria menyilangkan kacang ercis (Pisum sativum), kemudian hasil persilangan
ditanam dan di amati, mendel melakukannya selama 12 tahun.
Alasan Mendel memilih kacang ercis sebagai bahan percobaan adalah :
a.

1. Memiliki pasangan sifat beda yang mencolok

b.

2. Melakukan penyerbukan sendiri

c.

3. Mudah dilakukan penyerbukan silang

d.

4. Waktu yang diperlukan untuk menghasilkan keturunan cepat

e.

5. Mempunyai keturunan banyak

Dalam percobaannya Mendel melakukan perkawinan silang dengan menyerbukkan sendiri


antara dua varietas ercis yang berbeda sebagai induk-induknya. Turunan hasil perkawinan
silang ini disebut hybrid, sedangkan prosesnya hibridisasi.
Dari hasil percobaan yang diperolehnya, Mendel menyusun beberapa hipotesis, yaitu :
a.

#Setiap sifat pada organisme dikendalikan oleh satu pasang faktor keturunan, satu dari
induk jantan dan satu induk betina.

b.

#Setiap pasang faktor keturunan menunjukkan bentuk alternative sesamanya, misalnya


tinggi atau rendah, bulat atau keriput, kuning atau hijau. Kedua bentuk alternative ini disebut
alel.

c.

#Bila pasangan faktor itu terdapat bersama-sama dalam satu tanaman, faktor dominasi akan
menutup faktor resesif.

#Pada waktu pembentukan gamet, pasangan faktor atau masing-masing alel akan memisah
secara bebas.

e.

#Individu murni mempunyai alel sama, yaitu dominan saja atau resesif saja.

.
Hukum Mendel I
Hukum Mendel I dikenal juga dengan Hukum Segregasi menyatakan: pada
pembentukan gamet kedua gen yang merupakan pasangan akan dipisahkan dalam
dua sel anak. Hukum ini berlaku untuk persilangan monohibrid (persilangan
dengan satu sifat beda).

Secara garis besar, hukum ini mencakup tiga pokok:


a. Gen memiliki bentuk-bentuk alternatif yang mengatur variasi pada karakter turunannya. Ini
adalah konsep mengenai dua macam alel; alel resisif (tidak selalu nampak dari luar,
dinyatakan dengan huruf kecil, misalnya w dalam gambar di sebelah), dan alel dominan
(nampak dari luar, dinyatakan dengan huruf besar, misalnya R).
b. Setiap individu membawa sepasang gen, satu dari tetua jantan (misalnya ww dalam
gambar di sebelah) dan satu dari tetua betina (misalnya RR dalam gambar di bawah ini).
c.
Jika sepasang gen ini merupakan dua alel yang berbeda, alel dominan akan selalu
terekspresikan (nampak secara visual dari luar). Alel resesif yang tidak selalu terekspresikan,
tetap akan diwariskan pada gamet yang dibentuk pada turunannya.

Hukum Mendel II
Hukum Mendel 2 dikenal juga sebagai Hukum Asortasi atau Hukum Berpasangan Secara
Bebas. Menurut hukum ini, setiap gen/sifat dapat berpasangan secara bebas dengan gen/sifat

lain. Meskipun demikian, gen untuk satu sifat tidak berpengaruh pada gen untuk sifat yang
lain yang bukan termasuk alelnya.
Hukum Mendel 2 ini dapat dijelaskan melalui persilangan dihibrida, yaitu persilangan dengan
dua sifat beda, dengan dua alel berbeda. Misalnya, bentuk biji (bulat+keriput) dan warna biji
(kuning+hijau). Pada persilangan antara tanaman biji bulat warna kuning dengan biji keriput
warna hijau diperoleh keturunan biji bulat warna kuning. Karena setiap gen dapat
berpasangan secara bebas maka hasil persilangan antara F1 diperoleh tanaman bulat kuning,
keriput kuning, bulat hijau dan keriput hijau.
Hukum Memdel 2 ini hanya berlaku untuk gen yang letaknya berjauhan. Jika kedua gen itu
letaknya berdekatan hukum ini tidak berlaku. Hukum Mendel 2 ini juga tidak berlaku untuk
persilangan monohibrid.
Perhatikan analisis papan catur di bawah ini tentang persilangan buncis dengan dua sifat beda
(dihibrida).
Buncis biji bulat warna kuning disilangkan dengan biji keriput warna hijau. Keturunan
pertama semuanya berbiji bulat warna kuning.
Artinya, sifat bulat dominan terhadap sifat keriput dan kuning dominan terhadap warna hijau.
Persilangan antar F1 mengasilkan keturunan kedua (F2) sebagai berikut: 315 tanaman bulat
kuning, 101 tanaman keriput kuning, 108 tanaman bulat hijau dan 32 keriput hijau. Jika
diperhatikan, perbandingan antara tanaman bulat kuning : keriput kuning : bulat hijau :
keriput hijau adalah mendekati 9:3:3:1.
P : BBKK (bulat, kuning) X bbkk (keriput, hijau)
F1 : BbKk (bulat, kuning)
F1XF1 : BbKk (bulat, kuning) X BbKk (bulat, kuning)
Gamet : BK, Bk, bK, bk BK, Bk, bK, bk
Gamet-gamet ini dapat berpasangan secara bebas (Hukum Mendel 2) sehingga F2 dapat
digambarkan sebagai berikut:

Gamet

BK

Bk

bK

bk

BK

BBKK
1

BBKk
2

BbKK
3

BbKk
4

Bk

BBKk
5

BBkk
6

BbKk
7

Bbkk
8

bK

BbKK
9

BbKk
10

bbKK
11

bbKk
12

bk

BbKk
13

Bbkk
14

bbKk
15

bbkk
16

Keterangan:
bulat kuning 1,2,3,4,5,7,9,10,13
keriput kuning 11,12,15
bulat hijau 6,8,14
keriput hijau 16
Tanaman bulat kuning jumlah 9.
Tanaman bulat hijau jumlah 3.
Tanaman keriput kuning jumlah 3.
Tanaman keriput hijau pada jumlah 1.
Jadi, perbandingan homozigot terdapat pada kotak nomor 1,6,11 dan 16 sedangkan lainnya
heterozigot.
Bastar konstan atau individu baru terdapat pada kotak nomor 6 dan 11. Bastar konstan adalah
keturunan homozigot yang memiliki sifat baru (berbeda dengan kedua induknya), sehingga
dalam persilangan antar sesamanya tidak memisah, konstan

Teori Pewarisan Sifat


Pewarisan sifat atau yang dikenal dengan Hereditas merupakan suatu pewarisan sifat dari
induk kepada keturunannya. Ilmu yang mempelajari tentang pewarisan sifat disebut dengan
genetika. Pewarisan sifat itu dapat ditentukan oleh kromosom dan gen. Teori-teori tentang
pewarisan sifat adalah sebagai berikut :
1. Teori Embryo
Teori ini dikemukanan oleh William Harvey, 1578-1657 yang menyatakan, bahwa
semua hewan berasal dari telur. Pernyataan ini diperkuat oleh Reiner de Graaf (1641-1673)
peneliti pertama yang mengenal bersatunya sel sperma dengan sel telur yang akan
membentuk embrio. Reiner de Graaf menyatakan bahwa ovarium pada burung sama dengan
ovarium pada kelinci.
2. Teori Preformasi
Teori ini dikemukakan oleh Jan Swammerdan, 1637-1689 yang menyatakan bahwa
telur mengandung semua generasi yang akan dating sebagai miniature yang telah terbentuk
sebelumnnya.
3. Teori Epigenesis Embriologi
Teori ini dikemukakan oleh C.F. Wolf, 1738-1794, yang menyatakan bahwa ada
kekuatan vital dalam benih organiseme dengan kekuatan ini menyebabkan pertumbuhan
embrio menurut pola perkembangan sebelumnya.
4. Teori Plasma Nutfah
Teori ini dikemukakan oleh J. B. Lamarck, 1744-1829 yang menyatakan bahwa sifat
yang terjadi karena rangsangan dari luar (lingkungan) terhadap struktur fungsi organ yang
diturunkan pada generasi berikutnya.

5. Teori Pengenesis
Teori ini dikemukakan oleh C. R. Darwin, yang menyatakan bahwa setiap bagian
tubuh dewasa menghasilkan benih-benih kecil yang disebut gemuia.
6. Teori Telegani
Teori ini dikemukakan oleh Ernest Haeckel, menyatakan bahwa spermatozoa sebagian
besar tersusun atas inti dan inti bertanggung jawab sebagai penurunan sifat.

Percobaan Mendel
1.
a.

Persilangan Dua Individu dengan Satu Sifat Beda


Persilangan Monohibrid Dominan Penuh

Persilangan dua individu dengan satu sifat beda menurunkan sifat dominan apabila
sifat keturunannya sama dengan salah satu sifat induknya.
Perhatikan contoh persilangan berikut. Contoh: Tanaman kacang ercis berbatang tinggi
disilangkan dengan kacang ercis berbatang pendek. F1 semuanya berbatang tinggi. Kemudian
F1 dibiarkan melakukan penyerbukan sendiri . Hasil yang diperoleh yaitu F2 yang berbatang
tinggi dan berbatang pendek dengan perbandingan 3 : 1. Persilangan ini dapat dilihat dalam
bagan berikut :

Parental 1
(P1)

Kacang ercis
Batang Tinggi

><

Kacang ercis Batang


Pendek

Genotipe

TT

><

tt

Fenotipe

Tinggi

Pendek

Gamet

T dan T

t dan t

Filial (F1)

Fenotipe : Batang
Tinggi
Kacang ercis Batang
Tinggi

Tt

Parental 2
(P2)

Kacang ercis
Batang Tinggi

Genotipe

T t

Gamet

T dan t

><

T t
><

T dan t

Kemungkinan kombinasi pada F2 adalah sebagai berikut :


Game
t
Gamet
T

TT
(Tinggi) .1

Tt (Tinggi) .2

Tt (Tinggi) .
3

Tt (pendek) .4

Pada persilangan ini , gen untuk faktor Tinggi (T) dominan terhadap gen untuk faktor
pendek (t). Maka Individu bergenotipe Tt (no. 2 dan 3) akan memiliki fenotipe tinggi.
Perbandingan fenotipe F2 pada persilangan monohibrid dominan penuh adalah :
Tinggi : Pendek = 3 : 1 . Perbandingan Genotipe nya adalah : TT : Tt : tt = 1 : 2 : 1

b.

Persilangan Monohibrid Intermediet

Persilangan ini tidak seperti salah satu fenotip galur murni, tetapi mempunyai fenotipe
diantara kedua induknya.
Perhatikan contoh : Tanaman Antihinum majus galur Murni merah (MM) disilangkan dengan
galur murni putih (mm). Dari persilangan itu diperoleh hasil F1 yang semuanya
berbunga merah muda . Jika F1 ini ditanam dan diadakan penyerbukan dengan sesamanya,
maka F2 menghasilkan tanaman berbunga merah, merah muda, dan putih dengan
perbandingan : 1 : 2 : 1.
Persilangannya dapat dilihat sebagai berikut :

P1
Genotipe
Gamet
F1
P2
Gamet

Tanaman
><
berbunga merah
MM
><
M dan M
Mm
Mm (merah
><
muda)
M dan m
><

Tanaman
berbunga
putih
Mm
m dan m
Fenotipe : berbunga merah muda
Mm (merah muda)
M dan m

Kemungkinan terjadinya kombinasi pada F2 adalah :

Game
t
Gamet

MM (Merah)
1

Mm (merah muda)
2

Mm (merah
muda)
3

Mm (putih)
4

Perbandingan Fenotipe F2 pada persilangan monohibrid intermediet adalah :

merah : merah muda : putih = 1 : 2 : 1. Perbandingan Genotipenya : MM : Mm : mm = 1 : 2 :


1

2. Persilangan Dua Individu dengan Dua Sifat Beda


(Dihibrid)
Persilangan dua individu dengan dua sifat beda atau lebih menghasilkan keturunan
dengan perbandingan fenotipe dan genotipe tertentu. Mendel dalam percobaannya
menggunakan kacang ercis galur murni yang mempunyai biji bulat warna kuning dengan
galur murni yang mempunyai biji keriput warna hijau. Karena bulat dan kuning dominan
terhadap keriput dan hijau, maka F1 seluruhnya berupa kacang ercis berbiji bulat dan warna
biji kuning. Biji-biji F1 ini kemudian ditanam kembali dan dilakukan penyerbukan
sesamanya untuk memperoleh F2. Keturunan kedua F2 yang diperoleh adalah sebagai
berikut. Persilangan tersebut adalah persilangan dua individu dengan dua sifat beda yaitu
bentuk biji dan warna biji.
B=bulat, dominan terhadap keriput b=keriput,
K=kuning, dominan terhadap hijau k= hijau
Perhatikan bagan persilangan dua individu dengan dua sifat beda (dihibrid) di bawah

Kacang ercis berbiji bulat


warna kuning
BBKK
BK dan BK

P1
Genotipe
Gamet

><
><
><

F1

BbKk

P2
Gamet

BbKk
BK,B k,bK,bk

><
><

Kacang ercis berbiji keriput


warna hijau
Bbkk
bk dan bk
Fenotipe : berbiji bulat warna
kuning
BbKk
BK,Bk,bK,bk

Kemungkinan terjadinya kombinasi pada F2 adalah Sbb :


F2 :

Gamet
Gamet

BK

Bk

bK

Bk

BK

BBKK

BBKk

BbKK

BbKk

Bk

BBKk

BBkk

BbKk

Bbkk

bK

BbKK

BbKk

10

bbKK

11

bbKk

Bk

BbKk

13

Bbkk

14

bbKk

15

Bbkk

Individu yang mengandung B memiliki biji bulat dan individu yang mengandung K memiliki
biji warna kuning, Fenotipe pada F2 adalah :
1.
bulat kuning = nomor : 1 , 2, 3, 4, 5, 7, 9, 10, 13
2.
bulat hijau
= nomor : 6, 18, 14
3.
keripit kuing = nomor : 11, 12, 15
4.
keriput hijau = nomor : 16
Perbandingan Fenotipe F2 adalah :
bulat kuning : bulat hijau : keriput kuning : keriput hijau = 9 : 3 : 3 : 1
Kemungkinan macam genotipe dan fenotipe pada dihibrid F2 :

Kemungkinan
ke-

Kotak nomor

Genotipe

Fenotipe

BBKK

Bulat kuning

2, 5

BBKk

Bulat kuning

3, 9

BbKK

Bulat kuning

4,7, 10, 13

BbKk

Bulat kuning

BBkk

Bulat hijau

8, 14

Bbkk

Bulat hijau

11

bbKK

Keriput kuning

12, 15

bbKk

Keriput kuning

16

bbkk

Keriput hijau

Perbandingan Genotipe nya :


BBKK : BBKk : BbKK : BbKk : BBkk : Bbkk : bbKK : bbKk : bbkk
1 : 2 : 2 : 4 : 1 : 2 : 1 : 2 :1

3. Persilangan dua Individu dengan Tiga Sifat Beda


(Trihibrid)
Misalnya persilangan kacang ercis dengan tiga sifat beda yaitu :Batang tinggi, biji bulat
dan biji warna kuning, dengan batang pendek, biji keriput, warna biji hijau. Keturunan F1
yang dihasilkan adalah : Bagan persilangan Trihibrid

P1
TTKKBB
Fenotipe Tinggi,kuning,bulat
Genotipe TKB
F1
TtKkBb

><
><
><

Ttkkbb
Pendek,keriput,hijau
Tkb

Fenotipe :
Tinggi,kuning,bulat
P2
TtKkBb
><
TtKkBb
Gamet
TKB,TKb,TkB,Tkb,tKB,tKb,
tkB,tkb
Hubungan sifat beda dan jumlah kemungkinan fenotipe dan genotipe pada F2
Jumlah
Jumlah Sifat
Macam
Beda
Gamet

Jumlah
Macam
Genotipe F2

Jumlah
Macam
Fenotipe F2

Perbandingan
Fenotipe F2

Jumlah
Individu F2

21 = 2

3:1

22 = 4

9:3:3:1

16

23 = 8

27

27:9:9:9:3:3:3:1

64

2n

3n

2n

4n

Soal Dan Kunci Jawaban


1. Alasan Mendel memilih kacang ercis sebagai bahan percobaan berikut ini, kecuali?
a.
b.
c.
d.
e.

Memiliki pasangan sifat beda yang mencolok


Melakukan penyerbukan sendiri
Mudah dilakukan penyerbukan silang
Waktu yang diperlukan untuk menghasilkan keturunan cepat
Mempunyai keturunan lebih sedikit

2. Hukum Mendel I dikenal juga dengan Hukum Segregasi menyatakan: pada pembentukan
gamet kedua gen yang merupakan pasangan akan dipisahkan dalam dua sel anak. Hukum
ini berlaku untuk persilangan
a. Monohibrid
b. Dihibrid
c. Trihibrid
d. Semua benar
e. (a dan c ) benar
3. Teori ini dikemukanan oleh William Harvey, 1578-1657 yang menyatakan, bahwa semua
hewan berasal dari telur . Teori tersebut adalah
a. Teori Epigenesis Embriologi
b. Teori Plasma Nutfah
c. Teori Telegani
d. Teori Embryo
e. Teori Preformasi
4. Apa yang dimaksud dengan persilangan Monohibrid Dominan penuh?

a. Persilangan satu individu dengan dua sifat beda menurunkan sifat dominan apabila sifat
b.
c.
d.
e.

keturunannya sama dengan salah satu sifat induknya.


Persilangan dua individu dengan satu sifat beda menurunkan sifat dominan apabila sifat
keturunannya sama dengan salah satu sifat induknya.
Persilangan ini tidak seperti salah satu fenotip galur murni, tetapi mempunyai fenotipe
diantara kedua induknya.
Persilangan dua individu dengan dua sifat beda atau lebih menghasilkan keturunan dengan
perbandingan fenotipe dan genotipe tertentu.
Persilangan tiga individu dengan dua sifat beda atau lebih menghasilkan keturunan dengan
perbandingan fenotipe dan genotipe tertentu.
5. Pernikahan antra wanita dan laki laki yang keduanya normal menghasilkan seorand
anak laki laki yang kretinisme dan albino. Dari kasus tersebut dapat disimpulkan bahwa :
a. Gen kretinisme dan albino berasal dari ibu
b. Gen kretinisme berasal dari ayah dan ibunya, gen albino berasal dari ibu
c. Gen kretinisme berasal dari ayah dan ibunya, sedangkan gen albino berasal dari
ayahnya
d. Gen kretinisme dan albino berasal dari kedua orang tuanya yang bertindak sebagai
carier
e. Gen kretinisme dan albino berasal dari ayah
6. Gen-gen yang terapaut kromosom seks X dan baersifat resesif antara lain
a. Buta warna
b. Buta warna dan Haemofilia
c. Muscular distropy dan haemofilia
d. Ichtyosis dan Buta warna
e. Muscular distropy dan Ichtyosis
7. Gen letal adalah yang dalam keadaan homozigot menyebabkan kematian. Pernyataan
yang tepat berhubungan dengan gen letal dominan
a. Terpaut padakromosom kelamin
b. Menyebabkan kematian postnatal
c. Hanya diperoleh dari ayahnya
d. Genotipe geterozigot berfenotip cacat
e. Genotipe homozigot berfenotip normal
8. Dalam tubuh dan sel kelamin terdapatautosom dan kromosom seks. Pada ovum
manusia terdapat
a. 22 autosom + X
b. 22 autosom + Y
c. 22 autosom + XX
d. 22 autosom + YY
e. 44 autosom + XX
9. Disilangkan gandum hitam (HhKk) dengan gandum kuning (hhKk). Berapa kemungkinan
dihasilkan gandum berfenotif putih?

a). 0 %
b. 12,5 %
c. 37,5 %
d. 25 %
e. 50 %
10. Gen letal adalah yang dalam keadaan homozigot menyebabkan kematian. Pernyataan
yang tepat berhubungan dengan gen letal dominan
a. Terpaut padakromosom kelamin
b. Menyebabkan kematian postnatal
c. Hanya diperoleh dari ayahnya
d. Genotipe geterozigot berfenotip cacat
e. Genotipe homozigot berfenotip normal

Kunci Jawaban
1.E
2.A
3.D
4.B
5.D
6.B
7.E
8.A
9.A
10.E

Rangkuman
Hukum pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat pada organisme yang
dijabarkan oleh Gregor Johann Mendel dalam karyanya 'Percobaan mengenai Persilangan
Tanaman'. Hukum ini terdiri dari dua bagian:
1.
Hukum pemisahan (segregation) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Pertama
Mendel, Hukum segregasi bebas menyatakan bahwa pada pembentukangamet (sel kelamin),
kedua gen induk (Parent) yang merupakan pasangan alel akan memisah sehingga tiap-tiap
gamet menerima satu gen dari induknya.
2.
Hukum berpasangan secara bebas (independent assortment) dari Mendel, juga dikenal
sebagai Hukum Kedua Mendel. Menurut hukum ini, setiap gen/sifat dapat berpasangan
secara bebas dengan gen/sifat lain. Meskipun demikian, gen untuk satu sifat tidak
berpengaruh pada gen untuk sifat yang lain yang bukan termasuk alelnya.
Gregor Johann Mendel, inilah tokoh yang lahir di Hyncice, Austria, yang berperan
penting dalam ilmu Biologi, khususnya tentang hereditas dan telah dikenal diseluruh dunia
dengan Hukum Mendel nya.
Hukum Mendel merupakan hukum hereditas yang menjelaskan tentang prinsip-prinsip
penurunan sifat pada organisme. Sebelum menjadi suatu hukum, banyak ahli biologi yang
belum mengakui pendapat atau teori mendel tentang hereditas.

Daftar Pustaka
http://biologimediacentre.com/genetika-hukummendel/#sthash.C7PN7wAX.dpuf
http://www.scribd.com/doc/84672312/Pewarisan-Sifat-Sifat-Keturunan
http://endick.wordpress.com/2008/01/30/percobaan-mendel-2/
http://smointi.blogspot.com/2010/12/makalah-hukum-mendel.html
modullengkaptentanghukummendel1dan2
Diposkan oleh Ryskina Fatimah di 03.30 1 komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Beranda
Langganan: Entri (Atom)

Mengenai Saya

Ryskina Fatimah
Lihat profil lengkapku

Arsip Blog

2014 (1)
Desember (1)
MODUL LENGKAP TENTANG HUKUM MENDEL 1 DAN 2
Template Watermark. Diberdayakan oleh Blogger.

You might also like