You are on page 1of 11

Investigasi Awal

Wawancara Awal
Riwayat kesehatan yang komprehensif dari kedua pasangan. Banyak klinik
infertilitas menemukan bahwa sarana pengkajian-diri membantu dalam
memperoleh informasi yang berhubungan dengan riwayat kehamilan dan
kelahiran.
Data rinci mengenai riwayat menstruasi, kehamilan sebelumnya, penyakit
genikologis atau medis dimasa lal, prosedur bedah, dan penggunaan
kontrasepsi
Informasi yang berhubungan dengan kebiasaan pribadi(diet, pola tidur,
merokok, mengkonsumsi alcohol, atau menggunakan obat-obatan)
Data mengenai kebiasaan seksual pasangan, termasuk waktu, frekuensi, dan
posisi saat melakukan hubungan seksual (Hawkins et al., 1993)

Ringkasan Faktor Fisiologi Infertilitas dan Metode Pemeriksaan


Faktor

Pemeriksaan

Waktu Pemeriksaan

Faktor pria

Sperma

Analisis Semen

Setiap waktu; dianjurkan sebagai studi

Faktor pria- wanita

awal

Kecocokan lender-sperma

Pemeriksaan pascakoitus

Pada saat ovulasi, dilakukan 2-12 jam


setelah berhubungan seksual

Faktor wanita

Ovulasi

Serum progesterone

Fase luteal,

menstruasi 28 hari

Kondisi uterus

Biopsi endometrium

Fase luteal,

menstruasi 28 hari

Fungsi tuba

Histerosalpingogram

Dalam waktu 2-3 hari diakhir menstruasi

hari ke 21-24 dari siklus


hari ke 21-24 dari siklus

Laparoskopi

diagnostic

studi perawatan tuba

dengan Sebelum ovulasi

Pengkajian Faktor Fertilitas pada Pria


Masalah yang berhubungan dengan prosuksi dan mortilitas sperma menyebabkan
35% sampai 40% kasus infertilitas. Evalusai pria umumnya sederhana dan langsung
harus menjadi salah satu langkah di dalam proses evaluasi.
Pemeriksaan Fisik
Abnormalitas fisik pada genital pria dapat segera mengungkapkan kemungkinan
penyebab penurunan jumlah atau mortilitas sperma sebagai suatu penyebab
infertilitas. Abnormalitas fisik dapat mencakup

Kriptorkidisme (testis tidak turun)


Testis hipoplastik (akibat gangguan genetic XXY)
Atrifi testis (akibat gondongan pada pascapubertas)
Varikokel (varises vena skrotum)
Riwayat herniorafi (dan menghasilkan jaringan parut)
Anomaly struktur lain

Pengkajian Faktor Fertilisasi Wanita


Peran wanita dalam fertilitas jauh lebih kompleks dibandingkan pria. Selain
ovulasi peristiwa khusus harus terjadi sesuai jadwal agar kehamilan dapat
berimplantasi dan berlanjut. Factor tersebut harus dievaluasi secara
sistematik dan berdasarkan waktu tertentu untuk menentukan penyebab
infertilitas
Pemeriksaan fisik yang komprehensif harus menjadi titik awal dimulainya
evaluasi infertilitas. Berbagai factor yang mempengaruhi fertilisasi meliputi:
Proses penyakit (gangguan tiroid, diabetes, hipertensi, penyakit
kardiovaskular, gangguan ginjal, infeksi)
Status nutrisi dan rasio perbandingan lemak tubuh. Rasio perbandingan
lemak tubuh yang kurang dari 10% dapat mengindikasikan status malnutrisi
atau olahraga berlebihan dan mungkin menyebabkan anovulasi

Pemeriksaan panggul dapat menambah bukti adanya masalah pada system


reproduksi:
Terdapat massa ovarium, seperti kista, yang dapat mempengaruhi ovulasi
Penebalan pada daerah adneksa dapat mengindikasikan adanya infeksi di masa lalu dan
telah menghasilkan jaringan parut. Nyeri tekan panggul dapat terjadi tanda infeksi subakut
kronis. Skrinning Chlamydia dan gonorea harus dilakukan selama pemeriksaan fisik
Terdapatnya nodulasi di sepanjang ligament uterosakralis atau uterus yang mengalami
retrofleksi terfiksasi seringkali dikaitkan dengan endometriosis
Anomaly serviks mungkin terjadi akibat terpaparnya uterus oleh zat diethylstilbestrol, suatu
sintetis estrogen nonsteroid yang secara luas digunakan untuk mencegah keguguran dan
persalinan premature
Peradangan kronis pada serviks (servisitis) atau dysplasia serviks dapat mengurangi jumlah
kualitas lendir serviks
Pap smear dilakukan, dan setiap hasil yang tidak normal diselidiki. Perbaikan masalah
serviks minor dapat menghasilkan kesuksesan konsepsi.

Faktor Nonmedis yang


menghambat Fertilisasi
Penggunaan pelumas ( jelli minyak atau pelumas yang larut dalam air) dapat
menghambat motilitas sperma atau sebenarnya dapat menjadi sebuah
spermisida (Hatcher et al., 1994).
Penggunaan cairan pencuci vagina pascakoitus atau wanita yang segera
bangun dari tempat tidur setelah melakukan hubungan seksual dapat
mengeluarkan genangan semen dari vagina.
Ejakulsi premature dapat mencegah semen untuk mencapai serviks.
Sementara membuat malu dan frustasi para pria, masalah ini dapat diatasi
dengan olahraga khusus dan melakuakn posisi alternative untuk koitus
Factor psikologis seperti stress akibat pekerjaan atau keuangan, penyakit
keluarga, depresi, dan ketihan, dapat mempengaruhi fertilitas. Kondisi stress
dan frustasi akibat tidak mampu menghasilkan kehamilan dapat
memperburuk peluang pasangan untuk memperoleh kehamilan.

Kurang pengetahuan mengenai seksualitas atau


anatomi dan fisiologi system reproduksi juga dapat
menghambat fertilitas
Masalah fisik dapat mencegah hubungan seksual (cincin
hymen yang terlalu rapat, perineum yang kaku, atau
vaginismus). Masalah tersebut sering kali dapat
diperbaiki

Kemungkinan Diagnosa Keperawatan


Defisit pengetahuan yang berhubungan dengan anatomi dn fisiologi
seksual
Defisit pengetahuan yang berhubungan dengan foreplay aau teknik koitus
Ketidakefektifan koping
Defisit pngetahuan yang berhubungan dengan dampak gaya hidup pada
infertilitas
Harga diri rendah situasional yang berhubungan dengan ketidakmampuan
untuk hamil
Ansietas atau ketakutan yang berhubungan dengan pemeriksaan, terapi,
prosedur, dan hasil

Rencana Asuhan Keperawatan


Pasangan Infertil
Tujuan Keperawatan
1. Mendapatkan

pengkajian

lengkap

melalui

pengkajian

riwayat,

catatan

kesehatan

dan

observasi tingkah laku


2. Memberikan penjelasan menyeluruh sesuai kebutuhan mengenai kondisi infertilitas dan
pilihan untuk mendapat bantuan pengobatan
3. Menurunkan ansietas dengan pemberian informasi dan dukungan emosional
Pengkajian
Diagnosa Keperawatan
Intervensi / Rasional
Tingkat

Defisit

pengetahuan

Kaji

pengetahuan

yang

berhubungan

dalam area ini untuk data dasar bahwa

pasangan

dengan

mengenal

proses fisiologi seksual

reproduksi

anatomi

dan

riwayat

secara

Berikan

informasi

dengan

kebutuhan

meningkatkan

lengkap Pasangan

untuk

pemahaman

Berikan waktu untuk umpan


balik

dan

mengajukan

pertanyaan guna meningkatkan


pengetahuan klien

menunjukan

mereka

memiliki

sesuai informasi yang akurat

klien

Evaluasi

Tingkat

Deficit

pengetahuan Sama seperti di atas

pengetahuan

yang

berhubungan

pasangan
teknik

dan dengan foreplay aau


mengenal teknik koitus

perilaku seksual

Gaya
koping Ketidakefektifan koping
keluaga
(

Sama seperti di atas

pasangan

Kaji riwayat secara lengkap dalam Pasangan


area ini untuk data dasar

mis., kedekatan,

pengharapan yang realistis

Pantau interaksi keluarga untuk terhadap situasi

sikap menyalahkan,

mengkaji

pembagian

anggota

tanggung jawab).

menguntungkan

menunjukan

dukungan
keluarga

Klarifikasi

antar

yang

pemantauan

saling
untuk

meningkatkan pemahaman klien

Berikan

umpan

balik

terhadap

koping untuk meningkatkan daya


Gaya hidup umum Defisit pngetahuan yang

tilik diri klien


Kaji riwayat

pasangan termasuk berhubungan

(gunakan format pengkajian diri mengutarakan

penggunaan
nutrisi

zat, dampak

gaya

dengan
hidup

sesuai

pada infertilitas

secara

kebutuhan)

lengkap Pasangan

Klarifikasi

kesalahan

informasi

untuk yang akura dan membuat

melengkapi data dasar

dapat

prubahan
informasi kebutuhan

untuk meningkatkan pemahaman

posotif

sesuai

Perasaan

tentang Harga

harga diri

diri

situasional
berhubungan
ketidakmampuan

rendah
yang

atau
mengeai

kecemasan Ansietas

dengan

rasa
kondisi

untuk

pilihan terapi

ketakutan

takut yang berhubungan dengan


dan pemeriksaan,
prosedur, dan hasil

informasi Pasangan

menunjukan

klien
Berikan penguatan pada perasaan
dan

atau

kesalahan

untuk meningkatkan pemahaman perilaku yang lebih positif

hamil
Tingkat

Klarifikasi

sikap

yang

untuk

memperkuat harga diri klien


Beri waktu yang adekuat untuk klien Pasangan
mengajukan

terapi,

positif

pertanyaan

Beri

informasi

klarifikasi

yang

prosedur

indikasi

akurat
terapi

untuk

telah berkurang
dan Pasangan melaksanakan regimen
sesuai terapi secara menyeluruh

meningkatkan

pengetahuan klien

Beri

kesempatan

kekhawatiran

mengutarakan

untuk

memberikan

dukungan

Beri rujukan sesuai kebutuhan untuk


memberikan

asuhan

yang

komperhensif

Jadwalkan pemeriksaan dan prosedur


secara

cermat

dengan

memikirkan

kepentingan klien untuk meningkatkan


kenyamanan klien

bahwa

untuk rasa takut dan kecemasannya

meningkatkan pemahaman klien

menunjukan

You might also like