Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN MATERI
1.1 Tinjauan Medis
1.1.1
Pengertian
Mobilisasi adaah salah satu aspek yang terpenting pada fungsi fisiologis
karena hal itu essensial untuk mempertahankan kemandirin (miller, 1995). Mobilisasi
adalah hal bergeraknya sesuatu, missal zat penderita (cristine, 2001). Mobilis atau
mobilisatio adalah usaha bergerak atau menggerakkan (cristine, 2001). Mobilitation
adalah perbuatan bagian yang dapat digerakkan yang terfiksasi (dorland, 1998; 680)
Mobilitas fisik adalah kemampuan untuk bergerak atau bepindah tempat oleh
seorang individu (kamus modern bahasa indonesia, 1994;408)
Gangguan mobilitas fisik adalah suatu keadaan dimana individu mengalami atau
beresiko mengalami keterbatasan gerak fisik, tetapi tidak ada pada keadaan mobilitas
(doengoes, 1999)
Kerusakan mbilitas fisik adalah keadaan dimana seorang individu mengalami
atau beresiko mengalami keterbatasan gerak fisik, tetapi bukan imobil (carpenito,
2000)
1.1.2
Etiologi
Alkoholisme
Amputasi
Apendoktomi
Bedah jantung
Koreskosistektomi
Bedah discus
Histerektomi
Obesitas
Mastektomi
Pneumonia
Prostatektomi
Laringektomi
Sepsis
Crasterektomi subtotal
Tromboflebitis
Tiroidektomi
Penggantian sendi total
Aspek-aspek psikososial
Perawatan akut
1.1.3 Fisiologi
1.1.3.1 Briotme manusia : siklus fungsi tubuh alami yang tidak diaktifkan oleh
perubahan lingkungan, tetapi bersifat enogen (timbul dari dalam tubuh
sendiri)
1.ADL (Aktivitas Of Dailling Living) unuk tiap individu mempengaruhi
siklus suhu tubuh, denyut jantung, tekanan darah, sekresi hormone dan
elektrolit, metabolisme, ketajaman sensorik pembentukan urine, pmbelahan
sel aktivitas bangun tidur dan bekerja secara keseluruhan (irama sirkandian)
2.Imobilitas merupakan gangguan pola atau irama kerja, rekreasi, istirahat dan
sebagainya karena irama sirkadian tidak sesuai lagi yang menyebabkan
gangguan fungsi secara keseluruhan (aspek fisik atau social)
Mg++
Glukos-6 fosfat
Fosfoheksokinase
Fruktosa-6 fosfat
Atp
Fosfoheksokinase
adp
Fruktosa-1 dipospat
Aldolase
Mg++
Dihidroksiaseton-fosfat
dfosfotriosaisomerase
3-fosfogliseral
Fosfat
1.3-disfosfogliseraldehida
Dpn
Dehidrogenase
Dpn.h2 + o2
Asam-1.3-difosfogliserat
Mg++
Adp
Tranforforilase
fosfogliserat
Atp
Asam-3 fosfogliserat
Fosfogliseromutase
Asam-2 fosfogliserat
Mg++
Enolase
H2o
Asam-2-2fosfoenolpiruvat
Mg++
Adp
Tranforfirilase fosfopiruvat
Atp
K+
Asam piruvat
Heksosa
respoirasi aerop
asam
Susu energi (intra
melekul)
Asam peruvirat (glikolisis)
Respirasi anaerop
Ragi
aseteldehida
Dehidragenase
Alkohol + energi
Alkohol + energi bakteri Ragi
Respirasi aerob
C6H12O6
Respirasi anaerop
C6H12O6
1.1.4 Patofisiologi
Gangguan mobilitas fisik
paru-paru
Ginjal Gastrointestinal
Gangguan
vasokontriksi
katabolisme
Penurunan
otot (atrofi)
sekret
integumen
bladder
Anoreksia
Suplai aliran
Perubahan
Sulit batuk
Kontriksi
sistem
pembuluh
muskuluskeletal
darah
terganggu
Retensi
Gangguan jalan
nafas
Sel kulit
mati
Dekubitus
1.1.4
Klasifikasi
Manifestasi Klinis
1) Penurunan kemampuan untuk bergerak dengan sengaja dalam lingkungan
(Misal : mobilitas di tempat tidur, berpindah)
2) Keterbatasan rentang gerak
3) Pembatasan gerakan yang di paksakan
4) Enggan untuk bergerak
5) Adanya ke terbatasan
6) Adanya riwayat gangguan sistemik seperti :
(1)
(2)
(3)
(4)
1.1.6
Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan roentgen menentukan lokasi atau luasnya fraktur atau trama
2) Skan tulang, tomogram, skan CT / MRI : memperlihatkan fraktur juga
dapat digunakan untuk mengidentifikasi kerusakan jaringan lunak
3) Alteriogram : dilakukan bila kerusakan vaskuler di curigai
4) Hitung darah lengkap : Hipertensi mungkin meningkat (hemokonsentrasi)
atau menurun (pendarahan bermakna pada sisi fraktur atau organ jauh
pada trauma multiplel)
5) Peningkatan jumlah SDP adalah respo stress normal setelah trauma
6) Kreatinin : Trauma otot meningkatkan beban kreatinn untuk klirens ginjal
7) Profil koagulasi : Perubahan dapat terjadi pada kehilangan darah, transfuse
multiple atau cidera hati
(Marilynn E. Doengoes, 2000)
1.1.7
Penatalaksanaan
1) Melakuakn latihan rentang gerak aktif pada anggota gerak yang sehat
2) Memposisikan dalam kesejajaran tubuh untuk mencegah komplikasi
3) Memberikan mobilisasi progesif
4) Menggunakan alat Bantu bila perlu (alker, kruk, kursi roda, sling dan lainlain)
5) Mengajarkan untuk tindakan kewaspadaan keamanan
6) Melakukanlatihan rentang gerak pada anggota gerak yang sakit jika
memungkinkan
(Lynda juall Carpenito, 2000edisi 8)
Pengkajian
1.2.1.1 Anamnesa
1)
Keluluhan Utama
(1)
Nyeri
(2)
Kelemahan otot
(3)
Kelelahan :
Disertai dengan ? Jumlah waktu istirahat
Diakibatkan oleh? Jumlah waktu tidur / istirahat
2)
Neurologis
Trauma
kepala,
peningkatan
tekanan
intracranial,sclerosis
Kardiovaskuler
Infak miokard, gagal ginjal kongestif, penyakit jantung
congenital
(3)
Muskuloskeletal
Osteoporosit , arthritis, pneumonia
(4)
Pernafasan
PPOM, dispnea, ortopnea, pneumoni.
3)
Lokasi
Gambarannya
Frekuensi
4)
5)
Pemakaian obat
Sedatif, hipnotik, depresan, SSP, laksantif dan lain-lain
kuat
lemah
tidak ada
spastis
Tanagn kiri
kuat
lemah
tidak ada
spastis
Kaki kanan
kuat
lemah
tidak ada
spastis
Kaki kiri
kuat
lemah
tidak ada
spastis
Ya
Tidak
Perlu
Ya
Tidak
Perlu
Ya
Tidak
Perlu
Ya
Tidak
Perlu
Ya
Tidak
Perlu
Ya
Tidak
Perlu
(3) Mobilitas
Mampu untuk miring sendiri
bantuan
Mampu untuk duduk sendiri
bantuan
Mamp[u untuk berdiri sendiri
bantuan
Mampu untuk bangun sendiri
bantuan
Mampu untuk berpindah sendiri
bantuan
Mampu untuk berjalan sendiri
bantuan
(4) Beban berat badan (kaji pada kedua sisi kiri da kanan)
Punuh
Dpat ditoleransi
Sebagian
Tidak stabil
Walker
Tongkat
Kursi roda
Ventilator
IV
Traksi
Drain
Pemantau
Braces
Foley
Dialisis
2) Pengukuran ROM
Rentang gerak (bahu, siku, lengan, panggul, kaki)
Penuh
Terbatas
Tidak ada
3) Ketahanan
Nadi, tekanan darah dan pernafasan saat irtirahat
Tekanan darah, pernafasan, nadi segera setelah aktifitas
Nadi tiap 2 menit, sampai denyutan kembali kedenyut nadi istirahat
Setelah aktifitas kaji adanay indikasi hipoksia (hal-hal tersebut menunjukan
bahwa intensitas, frekuensi atau lamanya aktifitas yang harus diturunkan atau
dilanjutkan) seperti :
Tekanan darah
Denyut sitolik tidak bias naik
Dispnea
Pernafasan
Kelemahan
Perubahan keseimbangan
Sionosis
1.2.2
10
Evaluasi
11
BAB II
TINJAUAN KASUS
2.1 Pengkajian
2.1.1.Biodata
Nama : Ny. R
Umur : 59 tahun
Jenis Kelamin : perempuan
Agama : islam
Alamat : kediri
Pendidikan : Tamat SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Diagnosa Medis : CVA infark
Tanggal MRS : 12 Oktober 2009
2.1.2 Keluhan Utama :
Pasien mengatakan badan lemah terutama anggota gerak bagian kanan, pusing,
jika melakukan aktivitas.
2.1.3 Riwayat penyakit sekarang
Kiriman DKT Mojokerto dengan stroke berulang badan lemah terutama
ekstermitas kanan 10 hari pusing, kadang-kadang mual lalu dibawa ke UGD
RS. Baptis kediri dianjurkan untuk opname.
2.1.4 Pola Aktivitas Sehari-hari
Pola
Nutrisi
Di rumah
Di rumah sakit
Makan 3x sehari dengan Makan 3x dengan diet
nasi , sayur, lauk, 5-6 lunak habis setengah
Eliminasi
Personal hygiene
gelas/ hari
BAB 1x/hari
5-6 gelas/hari
BAB 1x/ hari
cc)
Gosok gigi 2x/hari
Mandi
Istirahat
Aktivitas
2x/hari
mandiri
dilap dengan air hangat.
Tidur 5-6 jam /hari
Tidur 7-8 jam/hari
Melakukan aktivitasnya Hanya berbaring di
sebagai ibu rumah tangga
12
tempat tidur
5 2
5 2
13
21.1 %L
MID
0.7
7.1 %M
GRAN 7.5
71.8%G
RBC
4.79 M/uL
HGB
12.29/dl
HCT
38.8%
MCV 81.1FL
MCH
27.6 Pg
275 K/uL
BUN
12
HDL
46
LDL
213
Na+
134
K+
13.3.26
14
Masalah
Kemungkinan
Data obyektif
Penyebab
Data subyektif
DS : pasien mengatakan Kerusakan Mobilitas
Kelemahan
neuromuskular
bagian kanan
CVA
DO:
ekstermitas
kanan
sulit
untuk
digerakkan
pasien
hanya
berbaring
ditempat tidur
pasien
tampak
lemas
ADL
dibantu
TTV 160/110
15
akibat
Tanggal muncul
17 Oktober 2009
Diagnosa Keperawatan
Kerusakan mobilitas
fisik berhubungan
dengan kelemahan
neuromuscular ditandai
dengan ; pasien
mengatakan badan
lemas terutama bagian
kanan, ekstermitas
kanan sulit untuk
digerakkan, Px hanya
berbaring di tempat
tidur, Px tampak lemas,
ADL dibantu oleh
perawat dan keluarga
TTV: 160/110 mmHg
16
Tanngal
Tanda
teratasi
tangan
Tujuan
Intervensi
Rasional
TTD
keperawatan
Kerusakan mobilitas
Pasien
fisik berhubungan
melakukan
kelemahan
dengan kelemahan
mobilisasi secara
neuromuscular
bertahap
ditandai dengan ;
bantuan minimal
pasien mengatakan
extermitas
badan lemas
seminggu dengan
terutama bagian
criteria hasil:
kanan, ekstermitas
Pasien
dapat
1. Mengidentifikasi
kekuatan/
dapat
memberikan
sendi/posisi
dapat
normal
menurunkan
mengetahui
kemajuan
menggerakkan
digerakkan, Px
ekstermitas
hanya berbaring di
yang lemah
menonjol
beresiko
untuk
terjadinya
penurunan
perfusi
tempat tidur, Px
Pasien
dapat
beraktivitas
secara bertahap
jaringan
5. Kebutuhan pasien terpenuhi
6. Program
17
yang
khusus
dapat
160/110 mmHg
dengan
bantuan
minimal
kekurangan
Kekuatan otot
keseimbangan
kekuatan
meningkat
ADL
dapat
dilakukan
secara mandiri
18
tersebut
koordinasi
dalam
dan
No.Dx
TGL/JAM
1.
1.
17 Oktober 2009
TINDAKAN
TANDA
KEPERAWATAN
TANGAN
8 am
1. Mengukur TTV
S: 36,5 0 c
N: 80x/menit
P: 20x/menit
TD:
160/110
mmHg
2. pemberian obat
paracetamol
9 am
dan
ciprofloxacin
12 am
3.latihan
mobilisasi
4. mengukur TTV
S: 36,5 0 c
N: 62x/menit
P: 20x/menit
TD:130/90
mmHg
19
No. Diagnosa
Tanggal Jam
Evaluasi
1.
1.
S: Pasien
Tanda
tangan
2 am
mengatakan
masih sedikit
lemas
O: pasien masih
tampak lemah
A: Tujuan tercapai
sebagian
P: intervensi tetap
dilanjutkan
DAFTARPUSTAKA
20
21