You are on page 1of 18

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN DENGAN SKABIES

Disusun Oleh :
Habibullah qushay
Syaeful Islam
Adiyanto
Ninis rohmyatin
Deviana
M indra arif

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2012

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
askep ini dengan judul ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN SCABIES
dan selesai tepat pada waktunya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :
1.

Dosen pembimbing Sistem Integument I Yunan Yusuf H S.Kep Ns yang telah

membimbing dalam penulisan askep ini.


2.

Teman teman yang telah membantu dalam pembuatan Askep

Penulis menyadari dalam pembuatan askep ini masih terdapat kekurangan, dalam bahasa
maupun materi. Namun demikian, penulis berharap semoga askep ini dapat berguna bagi para
pembaca khususnya penulis.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya
membangun dalam rangka penyempurnaan makalah ini.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Jombang, 11 Desember 2012

Penulis,

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestisasi dan sensitisasi terhadap
sarcoptes scabiei varian hominis dan produknya. Sinnim dari penyakit ini adalah kudis, the
itch, gudig, budukan, dan gatal agogo.
Penyakit scabies ini merupakan penyakit menular oleh kutu tuma gatal sarcoptes
scabei tersebut, kutu tersebut memasuki kulit stratum korneum, membentuk kanalikuli atau
terowongan lurus atau berkelok sepanjang 0,6 sampai 1,2 centimeter.
Akibatnya penyakit ini menimbulkan rasa gatal yang panas dan edema yang
disebabkan oleh garukan. Kutu betina dan jantan berbeda. Kutu betina panjangnya 0,3 sampai
0,4 milimeter dengan empat pasang kaki, dua pasang di depan dengan ujung alat penghisap
dan sisanya di belakang berupa alat tajam. Sedangkan, untuk kutu jantan, memiliki ukuran
setengah dari betinanya. Dia akan mati setelah kawin. Bila kutu itu membuat terowongan
dalam kulit, tak pernah membuat jalur yang bercabang.

Syarat obat yang ideal adalah efektif terhadap semua stadium tungau, tidak
menimbulkan iritasi dan toksik, tidak berbau atau kotor, tidak merusak atau mewarnai
pakaian, mudah diperoleh dan harganya murah.
2. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini asuhan keperawatan ini adalah untuk membahas
mengenai cara mendiagnosis dini dan mekanisme terjadinya PENYAKIT SKABIES pada
anak.
3. Manfaat
Manfaat dari asuhan keperawatan anak dengan PENYAKIT SKABIES ini bermanfaat untuk
melakukuan askep yang valid mulai dari pengkajian, diagnose keperawatan, proses
kaperawatan, implementasi, evaluasi.

BAB II
TINJAUAN TEORI
A. KONSEP DASAR

I.

Definisi
Skabies adalah suatu penyakit kulit disebabkan oleh tungau sancoptes scabiei varian
huminis, yang penularannya terjadi secara kontak langsung
maupun tidak langsung.

II.

Etiologi
Skabies disebabkan infestasi fungau yang dinamakan Acoros Scabiri atau sancoptes
scabiei varian huminis

III.

Cara Penularan (transmisi)


1. Kontak langsung (kontak kulit dengan kulit)
Misalnya : berjabat tangan, tidur bersama dan hubungan seksual
2. Kontak tak langsung (melalui benda)
Misalnya : pakaian, handuk, sprei, bantal dan lain-lain

IV.

Siklus Hidup
Kutu C + E kopulasi E+ (mati) C yang dibuahi menggali terowongan dalam
stratum kurneum bertelur 3-5 hari larva 2-3 hari
limpa dewasa
Kutu dapat hidup di luar kulit hanya 2-3 hari daripada suhu kamar 21 oC dengan
kelembaban relatif 40-80%.

V.

Patofisiologi
Infestasi Scabies
(kutu sancoptes scabiei varian huminis menginfeksi kulit)
Kukut tersensitasi oleh sekreta dan exkreta tungau
Dermatitis dan gatal-gatal
Terjadi garukan
Infeksi sekunder (ruam pada kulit)
Krusta
Erosi
Ekskorasi
Kerusakan pada kulit

VI. Klasifikasi
1. Skabies pada orang bersih
Skabies yang terdapat pada orang yang tingkat kebersihannya cukup bisa salah
diagnosis. Biasanya sangat sukar ditemukan terowongan, kutu biasanya hilang
akibat mandi secara teratur.
2. Skabies pada bayi dan anak
Lesi skebies pada anak dapat mengenal seluruh tubuh, termasuk seluruh kepala,
leher, telapak tangan, telapak kaki, dan sering terjadi infeksi sekunder berupa
impletigo, eklima sehingga terowongan jarang ditemukan pada bayi, lesi
terdapat di muka.
3. Skabies yang ditularkan oleh hewan
Sarcoples scabiel varian canis dapat menyerang manusia yang pekerjaannya
berhubungan erat dengan hewan tersebut. Misalnya peternak dan gembala.
Gejalanya ringan, rasa gatal kurang, tidak timbul terowongan, lesi terutama
terdapat pada tempat-tempat kontak. Dan akan sembuh sendiri bila menjauhi
hewan tersebut dan mandi bersih-bersih.

4. Skabies noduler
Nodul terjadi akibat reaksi hipersensitivitas, tempat yang sering dikenal adalah
genitalia pria, lipat paha dan aksilia lesi ini dapat menetap beberapa minggu
hingga beberapa bulan, bahkan hingga satu tahun walaupun telah mendapat
pengobatan anti skabies.
5. Skabies inkognito
Obat steroid topikal atau sistematik dapat menyamarkan gejala dan tanda
skabies, sementara infestasi tetap ada. Sebaliknya pengobatan dengan steroid
topikal yang lama dapat pula menyebakan lesi bertambah hebat. Hal ini
mungkin disebabkan oleh karena penurunan respons imun seluler.
6. Skabies terbaring di tempat tidur (bed-ridden)
Penderita penyakit kronisdan orang tua yang terpaksa harus tinggal di tempat
tidur dapat menderita skabies yang lesinya terbatas.
7. Skabies krugtosa (norwegian scabies)
Lesinya berupa gambaran eritrodermi, yang disertai skuama generalisata,
eritema, dan distrofi kuku, krusta terdapat banyak sekali. Kusta ini melindungi
sarcoptes scabiei dibawahnya. Bentuk ini mudah menular karena populasi
sarcoptes scabiei sangat tinggi dan gatal tidak menonjol. Bentuk ini sering salah
didiagnosis, malahan kadang didiagnosisnya baru dapat ditegakkan setelah
penderita menularkan penyakitnya ke orang banyak. Sering terdapat pada orang
tua dan orang yang menderita redartasi mental (downs syndrome), sensasi kulit
yang rendah (lepia, syringomella dan tabes dorsalis) penderita penyakit sistemik
yang berat (leukemia dan diabetes) dan penderita imunosupresif (misalnya pada
penderita AIDS atau setelah pengobatan glukokortikoid atau sitoksik jangka
panjang).

VII. Manifestasi Klinis


Ada 4 tanda kardinal :
1. Prutitus nokturna
Artinya gatal pada malam hari yang disebabkan karena aktivitas fungau ini
lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab dan panas.
2. Penyakit ini menyerang manusia secara kelompok manusia, misalnya dalam
sebuah keluarga biasanya seluruh anggota keluarga terkena infeksi, begitu
pula dalam sebuah perkampungan yang padat penduduknya, sebagian besar
tetangga yang berdekatan akan diserang oleh fungau tersebut. Dikenal keadaan
hiposensitisasi, yang seluruh anggota keluarganya terkena. Walaupun
mengalami infestasi fungau, tetapi tidak memberikan gejala. Penderita ini
bersifat sebagai pembawa (carier).
3. Adanya terowongan (kunifulus) pada tempat-tempat predileksi yang berwarna
putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok-kelok, rata-rata
panjang 1 cm, pada ujung terowongan itu ditemukan papul atau vesikel. Jika
timbul infeksi sekunder ruam kulitnya menjadi polimorf (pustul, ekskoriasi,
dll). Tempat predileksinya biasanya merupakan tempat dengan stratum
korneum yang tipis yaitu : sela-sela jari tangan, pergelangan tangan bagian
volar, siku bagian luar, lipat ketiak bagian depan, areola mame (wanita),
umbilikus, bokong, genetalia eksterna (pria), dan perut bagian bawah.
Pada bayi dapat menyerang telapak tangan dan telapak kaki
Pada remaja dan orang dewasa dapat timbul pada kulit kepala dan wajah
4. Menemukan fungau, merupakan hal yang paling diagnostik. Dapat ditemukan
satu atau lebih stadium hidup fungau ini.

VIII. Diagnosis Banding


a. Dermatitis

d. Impetigo

b. Urtika

e. Papel populo - vesikel

c. Ektima

f. Kolikulitis

IX. Penatalaksanaan
1. Supartif
Meningkatkan kebersihan lingkungan maupun perseorangan.
2. Medika Mentosa
Syarat obat yang ideal ialah :

Harus efektif terhadap semua stadium fungau

Harus tidak menimbulkan iritasi dan tidak toksik

Tidak berbau atau kotor serta tidak merusak atau mewarnai pakaian

Mudah diperoleh dan harganya murah

Cara pengobatannya ialah seluruh anggota keluarga harus diobati (termasuk


penderita yang hiposensitisasi)
Jenis obat topikal :
1.

Belerang endap (sulfur presipitotum) dengan kadar 4-20%


dalam bentuk salep atau krim. Preparat ini karena tidak efektif terhadap
stadium telur, maka penggunaannya tidak boleh kurang dari 3 hari.

2.

Emulsi Benzil-Benzoos (20-25%)


Efektif terhadap semua stadium, diberikan setiap malam selama 3 kali, obat
ini sering memberi iritasi dan kadang-kadang makin gatal setelah dipakai.

3.

Gama Benzena Heksa Klorida (gamekson = gammexone)


kadarnya 1% dalam krim atau losia. Efektif terhadap semua stadium, mudah
digunakan dan jarang memberi iritasi.

4.

Krotumiton 10% dalam krim atau losio juga mempunyai dua


efek sebagai antiskabies dan anti gatal

5.

Permetrin dengan kadar 5% dalam krim, kurang toksik


dibandingkan gamekson.

X.

Komplikasi
Dermatitis
Dematitis iritan
Iritasi
Glomerulonefritis

BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
I.

Pengkajian
a. Biodata
Nama, umur (terjadi pada semua umur), jenis kelamin (dapat terjadi pada wanita
maupun laki-laki), alamat, agama, dan lain-lain.
b. Keluhan Utama
Pada pasien dengan skabies biasanya datang dengan keluhan utama rasa gatal
(pruritus).
c. Riwayat Penyakit Sekarang
P : Provokativ (sebab masalah)
Tanyakan penyebab sakit yang diderita (biasanya terjadi karena terinfeksi
kutu sarcoptes scabiei yang menyebabkan dermatitis dan pruritus)
Q : Quality (kualitas dan kuantitas masalah)
Tanyakan bagaimana rasa sakit yang dideritanya ?
(biasanya px merasakan gatal-gatal pada daerah yang terinfeksi)
R : Reagent (lempal, area nyeri)
Tanyakan dimana saja area kulit yang gatal ?
(biasanya terdapat pada daerah dengan stratum kornsum tipis seperti selasela jari tangan, pergelangan tangan, siku bagian luar, lipatan glutea, dsb)
S : Skill (usaha yang dilakukan)
Tanyakan seberapa rasa sakit / gatal yang dialami serta obat-obat apa yang
telah diberikan
T : Time (waktu)
Tanyakan kapan rasa gatal / sakit itu muncul ?
( biasanya rasa gatal muncul pada malam hari )
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Tanyakan kepada klien, apakah ada penyakit menular atau gangguan pada
sistem pada integumen sebelumnya ?

e. Riwayat Penyakit Keluarga


Tanyakan pada pasien apakah keluarga pasien sedang atau pernah mengalami
penyakit serupa dengan dan tanyakan apakah ada anggota keluarga pasien yang
mempunyai penyakit berat lainnya (hereditas) seperti DM, hipertensi, asam dan
lain-lain.
f. Riwayat Psiko sosial Spiritual

Psikologis : Apakah pasien menerima penyakit yang dideritanya


atau menarik diri

Sosial

: Bagaimana interaksi pasien terhadap lingkungan

sekitar sebelum sakit dan apakah pasien dapat beradaptasi dengan


lingkungan baru (rumah sakit)

Spiritual

: Apakah dan bagaimana pasien mengerjakan ibadahnya

saat sakit
g. Riwayat Kesehatan Lingkungan
Kaji bagaimana penatalaksanaan dan pemeliharaan kesehatan diri sendiri serta
kebersihan sekitar tempat tinggal.
II.

PEMENUHAN KEBUTUHAN SEHARI-HARI


a. Kebutuhan makan dan minum
Kaji intake dan output cairan dan makanan

Kaji jenis makan, frekwensi makan dan minuman

Kaji apakah ada pantangan atau tidak

Kaji apakah ada alergi terhadap makanan atau tidak

b. Kebutuhan eliminasi BAK dan BAB

Frekwensi, warna, bau, konsistensi

Biasanya tidak terdapat perubahan BAB / BAK

c. Kebutuhan aktifitas

Biasanya aktifitas pasien akan terganggu karena adanya lesi / pruritus

di kulit yang tersensitisasi


d. Kebutuhan istirahat tidur

Biasanya pasien akan terganggu karena adanya pruritus terutama pada

malam (pruritus nokturna)


e. Kebutuhan personal hygiene

Kaji kebiasaan mandi, menggosok gigi, ganti pakaian, mencuci rambut

dan lain-lain (biasanya hygiene buruk / kurang bersih)


III. PEMERIKSAAN FISIK
a. Tanda tanda vital :
o

TD : 120/80 MmHg

Nadi : > 100 x/menit

Suhu : 38oC

RR : > 24 x/menit

b. Keadaan Umum
Pada pasien scabies derajat kesadarannya dari komposmentis,apatis,somnolen,delirium,spoor
sampai koma
c. Kulit,Rambut,Kuku
Inspeksi : warna kulit pasien sawo mateng,rambut pasien berwarna hitam

dengan

persebaran tidak merata ,kuku normal


Palpasi : turgor kulit jelek,kulit teraba hangat terdapat nyeri tekan pada kulit,terdapat
kemerahan pada kulit,ada rupture kulit,pada pasien scabies keluar pus pada kulit .
d. Kepala
Bentuk wajah simetris ,bentuk tengkorak bulat ,rambut hitam serta tidak terdapat nyeri tekan
adanya lesi pada kulit kepala .
e. Mata
Bola mata berbentuk bulat,konjungtiva pucat,sclera putih serta pergerakan bola mata normal
pupil normal
f. Telinga
Inspeksi : daun telinga normal,liang telinga terdapat serumen.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada prosesus mastoideus.
g. Hidung
Bentuk hidung normal ,tidak terdapat nyeri tekan dan tidak terdapat benjolan .

h. Mulut
Bentuk bibir normal ,gigi lengkap dan bersih,mukosa bibir kering,lidah bersih
i. Leher
Bentuk leher normal tidak terdapat bendungan vena jogularis,tidak terdapat pembesaran
kelenjar tiroid serta nyeri tekan tidak ada.
j. Dada
Bentuk dada normal,pergerakan otot dada simetris,tidak terdapat nyeri tekan
k. Abdomen
Pada pasien CKB bentuk abdomen simetris,tidak terdapat nyeri tekan,tidak terdapat benjolan
atau massa,terdapat kemerahan pada bagian perut bagian bawah dan umbilicus
l. Anus dan Rektum
Pada daerah anus dan rectum tidak terdapat hemoroid baik interna maupun eksternal.
m .Alat Kelamin
Pada pasien scabies terdapat kemerahan pada genetalia
n. Ekstremitas
Atas

: terkoordinasi dengan baik

Bawah : terkoordinasi dengan baik


IV.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Cara menemukan tungau :


a. Carilah mula-mula terowongan ,kemudian pada ujung dapat terlihat papul atau
vesikel.Congkel dengan jarum dan letakkan diatas kaca objek ,lalu tutup dengan kaca
penutup dan lihat dengan mikroskop cahaya .
b. Dengan cara menyikat dengan sikat dan ditampung di atas selembar kertas putih dan
dilihat dengan kaca pembesar .
c. Dengan membuat biopsy irisan .Caranya :jepit lesi dengan 2 jari kemudian buat irisan tipis
dengan pisau dan periksa dengan mikroskop cahaya .
d. Dengan biopsy eksisional dan diperiksa dengan pewarnaan HE .

V.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biolgi


2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan dalam penampian sekunder
VI. INTERVENSI
1.

Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biolgi

kaji TTV
kaji intensitas nyeri, karakteristik dan catat lokasi
berikan perawatan kulit dengan sering, hilangkan rangsangan lingungan yang kurang
menyenangkan
kolaborasi dengan dokter pemberi analgesic
koaborasi pemberian antibiotika
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri
kaji tidur klien
berikan kenyamanan pada klien (kebersihan tempat tidur klien)
kolaborasi dengan dokter pemberia analgeti
catat banyaknya klien terbangun dimalam hari
berika lingkungan yang nyamandan kurangi kebisingan
berikan minum hangat (susu) jika perlu
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan dalam penampian sekunder
- Dorong individu untuk mengekspresian perasaan khususnya mengenai pikiran,
pandangan dirinya

- Dorong individu untuk bertanya mengenai masalah penanganan, perkembangan


kesehatan

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Skabies adalah penyakit kulit menular yang disebabkan oleh Sarcoptes Skabei varian
hominis (sejenis kutu, tungau), ditandai dengan keluhan gatal, terutama pada malam hari dan
ditularkan melalui kontak languung atau tidak langsung (melalui alas tempat tidur dan
pakaian).
Penyakit skabies ini dapat diatasi dengan pemberian antbiotika jika terjadi infeksi
sekunderdan pemberian obat seperti krim permetrin, sulfur presipiatum, krokamiton, gama
benzena heksa klorida, malaizon, emulsi benzil-benzoas. Sehingga dapat dilakukan askep
dengan diagnosa :
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biolgi
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan dalam penampian sekunder
B. Saran
Sungguh saya menyadari bahwa makalah ini masih kurang dari sempurna, bak pepatah
Tak ada gading yang tak retak saya akan sangat berlapang dada jika ada pembaca yang
membei kritik dan saran yang membangun, saya ucapkan terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA / RUJUKAN

Arief, M, Suproharta, Wahyu J.K. Wlewik S. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, ED :


3 jilid : 1. Jakarta : Media Aesculapius FKUI.
Santosa, Budi. 2005-2006. Diagnosa Keperawatan NANDA. Jakarta : Prima Medikal.
Closkey, Mc, et all. 2007. Diagnosa Keperawatan NOC-NIC. St-Louis.
Anonim. 2007. Skabies
( kulit gatal bikin sebel ). http://www.cakmoki86.wordpress.com
Anonim. 2008. Skabies. http://www.medlinuk.blogspot.com
Carpenito, Linda Juall. 2001. Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC.
Mansjoer,Arif,Supihalta.2005.Kapita Selekta Kedokteran
Jilid 2.media Aesculapis.FKUI
Muda,Ahmad.2003.kamus lengkap kedokteran.Surabaya.Gitamedia Press
Subagyo Waskito Satrio,2007.Scabies.www.Cermin Dunia Kedokteran.com
Johnson, Marion dan Maridean mass.2004.NOC.USA.Mosby year book
Mc Loskey,Joanne Cdan Gloria M.Bulechec.2004.NIC.USA.Mosby year b

You might also like