Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
Habibullah qushay
Syaeful Islam
Adiyanto
Ninis rohmyatin
Deviana
M indra arif
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
askep ini dengan judul ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN SCABIES
dan selesai tepat pada waktunya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :
1.
Penulis menyadari dalam pembuatan askep ini masih terdapat kekurangan, dalam bahasa
maupun materi. Namun demikian, penulis berharap semoga askep ini dapat berguna bagi para
pembaca khususnya penulis.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya
membangun dalam rangka penyempurnaan makalah ini.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestisasi dan sensitisasi terhadap
sarcoptes scabiei varian hominis dan produknya. Sinnim dari penyakit ini adalah kudis, the
itch, gudig, budukan, dan gatal agogo.
Penyakit scabies ini merupakan penyakit menular oleh kutu tuma gatal sarcoptes
scabei tersebut, kutu tersebut memasuki kulit stratum korneum, membentuk kanalikuli atau
terowongan lurus atau berkelok sepanjang 0,6 sampai 1,2 centimeter.
Akibatnya penyakit ini menimbulkan rasa gatal yang panas dan edema yang
disebabkan oleh garukan. Kutu betina dan jantan berbeda. Kutu betina panjangnya 0,3 sampai
0,4 milimeter dengan empat pasang kaki, dua pasang di depan dengan ujung alat penghisap
dan sisanya di belakang berupa alat tajam. Sedangkan, untuk kutu jantan, memiliki ukuran
setengah dari betinanya. Dia akan mati setelah kawin. Bila kutu itu membuat terowongan
dalam kulit, tak pernah membuat jalur yang bercabang.
Syarat obat yang ideal adalah efektif terhadap semua stadium tungau, tidak
menimbulkan iritasi dan toksik, tidak berbau atau kotor, tidak merusak atau mewarnai
pakaian, mudah diperoleh dan harganya murah.
2. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini asuhan keperawatan ini adalah untuk membahas
mengenai cara mendiagnosis dini dan mekanisme terjadinya PENYAKIT SKABIES pada
anak.
3. Manfaat
Manfaat dari asuhan keperawatan anak dengan PENYAKIT SKABIES ini bermanfaat untuk
melakukuan askep yang valid mulai dari pengkajian, diagnose keperawatan, proses
kaperawatan, implementasi, evaluasi.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. KONSEP DASAR
I.
Definisi
Skabies adalah suatu penyakit kulit disebabkan oleh tungau sancoptes scabiei varian
huminis, yang penularannya terjadi secara kontak langsung
maupun tidak langsung.
II.
Etiologi
Skabies disebabkan infestasi fungau yang dinamakan Acoros Scabiri atau sancoptes
scabiei varian huminis
III.
IV.
Siklus Hidup
Kutu C + E kopulasi E+ (mati) C yang dibuahi menggali terowongan dalam
stratum kurneum bertelur 3-5 hari larva 2-3 hari
limpa dewasa
Kutu dapat hidup di luar kulit hanya 2-3 hari daripada suhu kamar 21 oC dengan
kelembaban relatif 40-80%.
V.
Patofisiologi
Infestasi Scabies
(kutu sancoptes scabiei varian huminis menginfeksi kulit)
Kukut tersensitasi oleh sekreta dan exkreta tungau
Dermatitis dan gatal-gatal
Terjadi garukan
Infeksi sekunder (ruam pada kulit)
Krusta
Erosi
Ekskorasi
Kerusakan pada kulit
VI. Klasifikasi
1. Skabies pada orang bersih
Skabies yang terdapat pada orang yang tingkat kebersihannya cukup bisa salah
diagnosis. Biasanya sangat sukar ditemukan terowongan, kutu biasanya hilang
akibat mandi secara teratur.
2. Skabies pada bayi dan anak
Lesi skebies pada anak dapat mengenal seluruh tubuh, termasuk seluruh kepala,
leher, telapak tangan, telapak kaki, dan sering terjadi infeksi sekunder berupa
impletigo, eklima sehingga terowongan jarang ditemukan pada bayi, lesi
terdapat di muka.
3. Skabies yang ditularkan oleh hewan
Sarcoples scabiel varian canis dapat menyerang manusia yang pekerjaannya
berhubungan erat dengan hewan tersebut. Misalnya peternak dan gembala.
Gejalanya ringan, rasa gatal kurang, tidak timbul terowongan, lesi terutama
terdapat pada tempat-tempat kontak. Dan akan sembuh sendiri bila menjauhi
hewan tersebut dan mandi bersih-bersih.
4. Skabies noduler
Nodul terjadi akibat reaksi hipersensitivitas, tempat yang sering dikenal adalah
genitalia pria, lipat paha dan aksilia lesi ini dapat menetap beberapa minggu
hingga beberapa bulan, bahkan hingga satu tahun walaupun telah mendapat
pengobatan anti skabies.
5. Skabies inkognito
Obat steroid topikal atau sistematik dapat menyamarkan gejala dan tanda
skabies, sementara infestasi tetap ada. Sebaliknya pengobatan dengan steroid
topikal yang lama dapat pula menyebakan lesi bertambah hebat. Hal ini
mungkin disebabkan oleh karena penurunan respons imun seluler.
6. Skabies terbaring di tempat tidur (bed-ridden)
Penderita penyakit kronisdan orang tua yang terpaksa harus tinggal di tempat
tidur dapat menderita skabies yang lesinya terbatas.
7. Skabies krugtosa (norwegian scabies)
Lesinya berupa gambaran eritrodermi, yang disertai skuama generalisata,
eritema, dan distrofi kuku, krusta terdapat banyak sekali. Kusta ini melindungi
sarcoptes scabiei dibawahnya. Bentuk ini mudah menular karena populasi
sarcoptes scabiei sangat tinggi dan gatal tidak menonjol. Bentuk ini sering salah
didiagnosis, malahan kadang didiagnosisnya baru dapat ditegakkan setelah
penderita menularkan penyakitnya ke orang banyak. Sering terdapat pada orang
tua dan orang yang menderita redartasi mental (downs syndrome), sensasi kulit
yang rendah (lepia, syringomella dan tabes dorsalis) penderita penyakit sistemik
yang berat (leukemia dan diabetes) dan penderita imunosupresif (misalnya pada
penderita AIDS atau setelah pengobatan glukokortikoid atau sitoksik jangka
panjang).
d. Impetigo
b. Urtika
c. Ektima
f. Kolikulitis
IX. Penatalaksanaan
1. Supartif
Meningkatkan kebersihan lingkungan maupun perseorangan.
2. Medika Mentosa
Syarat obat yang ideal ialah :
Tidak berbau atau kotor serta tidak merusak atau mewarnai pakaian
2.
3.
4.
5.
X.
Komplikasi
Dermatitis
Dematitis iritan
Iritasi
Glomerulonefritis
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
I.
Pengkajian
a. Biodata
Nama, umur (terjadi pada semua umur), jenis kelamin (dapat terjadi pada wanita
maupun laki-laki), alamat, agama, dan lain-lain.
b. Keluhan Utama
Pada pasien dengan skabies biasanya datang dengan keluhan utama rasa gatal
(pruritus).
c. Riwayat Penyakit Sekarang
P : Provokativ (sebab masalah)
Tanyakan penyebab sakit yang diderita (biasanya terjadi karena terinfeksi
kutu sarcoptes scabiei yang menyebabkan dermatitis dan pruritus)
Q : Quality (kualitas dan kuantitas masalah)
Tanyakan bagaimana rasa sakit yang dideritanya ?
(biasanya px merasakan gatal-gatal pada daerah yang terinfeksi)
R : Reagent (lempal, area nyeri)
Tanyakan dimana saja area kulit yang gatal ?
(biasanya terdapat pada daerah dengan stratum kornsum tipis seperti selasela jari tangan, pergelangan tangan, siku bagian luar, lipatan glutea, dsb)
S : Skill (usaha yang dilakukan)
Tanyakan seberapa rasa sakit / gatal yang dialami serta obat-obat apa yang
telah diberikan
T : Time (waktu)
Tanyakan kapan rasa gatal / sakit itu muncul ?
( biasanya rasa gatal muncul pada malam hari )
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Tanyakan kepada klien, apakah ada penyakit menular atau gangguan pada
sistem pada integumen sebelumnya ?
Sosial
Spiritual
saat sakit
g. Riwayat Kesehatan Lingkungan
Kaji bagaimana penatalaksanaan dan pemeliharaan kesehatan diri sendiri serta
kebersihan sekitar tempat tinggal.
II.
c. Kebutuhan aktifitas
TD : 120/80 MmHg
Suhu : 38oC
RR : > 24 x/menit
b. Keadaan Umum
Pada pasien scabies derajat kesadarannya dari komposmentis,apatis,somnolen,delirium,spoor
sampai koma
c. Kulit,Rambut,Kuku
Inspeksi : warna kulit pasien sawo mateng,rambut pasien berwarna hitam
dengan
h. Mulut
Bentuk bibir normal ,gigi lengkap dan bersih,mukosa bibir kering,lidah bersih
i. Leher
Bentuk leher normal tidak terdapat bendungan vena jogularis,tidak terdapat pembesaran
kelenjar tiroid serta nyeri tekan tidak ada.
j. Dada
Bentuk dada normal,pergerakan otot dada simetris,tidak terdapat nyeri tekan
k. Abdomen
Pada pasien CKB bentuk abdomen simetris,tidak terdapat nyeri tekan,tidak terdapat benjolan
atau massa,terdapat kemerahan pada bagian perut bagian bawah dan umbilicus
l. Anus dan Rektum
Pada daerah anus dan rectum tidak terdapat hemoroid baik interna maupun eksternal.
m .Alat Kelamin
Pada pasien scabies terdapat kemerahan pada genetalia
n. Ekstremitas
Atas
PEMERIKSAAN PENUNJANG
V.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
kaji TTV
kaji intensitas nyeri, karakteristik dan catat lokasi
berikan perawatan kulit dengan sering, hilangkan rangsangan lingungan yang kurang
menyenangkan
kolaborasi dengan dokter pemberi analgesic
koaborasi pemberian antibiotika
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri
kaji tidur klien
berikan kenyamanan pada klien (kebersihan tempat tidur klien)
kolaborasi dengan dokter pemberia analgeti
catat banyaknya klien terbangun dimalam hari
berika lingkungan yang nyamandan kurangi kebisingan
berikan minum hangat (susu) jika perlu
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan dalam penampian sekunder
- Dorong individu untuk mengekspresian perasaan khususnya mengenai pikiran,
pandangan dirinya
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Skabies adalah penyakit kulit menular yang disebabkan oleh Sarcoptes Skabei varian
hominis (sejenis kutu, tungau), ditandai dengan keluhan gatal, terutama pada malam hari dan
ditularkan melalui kontak languung atau tidak langsung (melalui alas tempat tidur dan
pakaian).
Penyakit skabies ini dapat diatasi dengan pemberian antbiotika jika terjadi infeksi
sekunderdan pemberian obat seperti krim permetrin, sulfur presipiatum, krokamiton, gama
benzena heksa klorida, malaizon, emulsi benzil-benzoas. Sehingga dapat dilakukan askep
dengan diagnosa :
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biolgi
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan dalam penampian sekunder
B. Saran
Sungguh saya menyadari bahwa makalah ini masih kurang dari sempurna, bak pepatah
Tak ada gading yang tak retak saya akan sangat berlapang dada jika ada pembaca yang
membei kritik dan saran yang membangun, saya ucapkan terima kasih.