You are on page 1of 13

No. ID dan Nama Peserta : dr.

Diyya Rianti
No. ID dan Nama Wahana : RSUD Arifin Numang
Topik: Abortus
Tanggal (kasus) : 25 Agustus 2015
Nama Pasien : Ny. N
Tanggal presentasi :

Pendamping: dr. Kasmawati Amin

Tempat presentasi: RSUD Arifin Numang


Obyek presentasi :
Keilmuan
Keterampilan
Penyegaran
Tinjauan pustaka
Diagnostik
Manajemen
Masalah
Istimewa
Neonatus
Bayi
Anak
Remaja
Dewasa
Lansia
Bumil
Deskripsi: Wanita berumur 54 tahun masuk ke KIA RS Arifin Numang dengan keluhan
perdarahan dari jalan lahir sejak 3 hari lalu. Perdarahan dirasakan sedikit-sedikit dan bertambah
banyak sejak 1 hari ini. Riwayat pengeluaran darah menggumpal (+), Nyeri perut bagian bawah
(-). Riwayat nyeri perut bagian bawah (+) 2 hari yang lalu. . Riwayat haid terakhir 3 bulan
yang lalu, haid dirasakan tidak selama 2 tahun terakhir. Riwayat KB suntik 3 bulan selama 1
tahun yang lalu kemudian berhenti. Riwayat persalinan sebelumnya normal 2 tahun yang lalu.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan abdomen (-), Ballotemen (-), ostium uretra
terbuka dan terdapat jaringan.
Tujuan: : Mengetahui penanganan pada kasus abortus
Bahan
Tinjauan
Riset
Kasus

Audit

bahasan:
Cara

Pos

pustaka
Diskusi

Presentasi

dan E-mail

membahas:
diskusi
Data Pasien: Nama: Ny. N
Nama klinik
RSUD Arifin Numang
Data utama untuk bahan diskusi:
1 Diagnosis/gambaran klinis: Wanita berumur 54 tahun masuk ke KIA RS Arifin Numang
dengan keluhan perdarahan dari jalan lahir sejak 3 hari lalu. Perdarahan dirasakan
sedikit-sedikit dan bertambah banyak sejak 1 hari ini. Riwayat pengeluaran darah
menggumpal (+), Nyeri perut bagian bawah (-). Riwayat nyeri perut bagian bawah (+) 2
hari yang lalu. Riwayat haid tidak teratur dirasakan selama 2 tahun terakhir. Riwayat KB
suntik 3 bulan selama 1 tahun yang lalu kemudian berhenti. Riwayat persalinan
sebelumnya normal 2 tahun yang lalu.
2

Dari pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan abdomen (-), Ballotemen (-), ostium uretra

3
4
5

terbuka dan terdapt jaringan.


Riwayat pengobatan: Belum mendapatkan pengobatan
Riwayat kesehatan/penyakit: Tidak ada
Riwayat keluarga: Tidak ada
1

6 Riwayat pekerjaan& kebiasaan: Ibu Rumah Tangga


7 Lain-lain: Tidak ada
Daftar Pustaka:
1.
Wiknjisastro H, Safiudin AB, Rachimahadhi T, editor. Ilmu Kebidanan. Bina Pustaka
Sarwono Prawihardjo, Jakarta, 2000.
2.

Mansjoer A, TORCH. Editor Mansjoer A, Triyanti K, Savitri R, Wardhani WI,


Setiowulan W, dalam Kapita Selekta Kedokteran edisi ketiga, Jilid pertama, Media
Auesculapius FKUI, Jakarta, 2001.

3.

Cunningham FG, Gant FN, Leveno KJ, dkk. Obstetri Williams. Edisi 21. Jakarta:
EGC, 2005.

4.

Winkjosastro H. Ilmu Kebidanan. Edisi Ketiga. Jakarta: YBP-SP, 2007.

5.

Bagian Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

Bandung. Obstetri Fisiologi. Bandung: Elemen, 1983.


Hasil Pembelajaran :
1. Menegakkkan Diagnosis Abortus
2. Mengetahui Penatalaksanaan Abortus
Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio
1. Subyektif
Wanita berumur 54 tahun masuk ke KIA RS Arifin Numang dengan keluhan perdarahan
dari jalan lahir sejak 3 hari lalu. Perdarahan dirasakan sedikit-sedikit dan bertambah
banyak sejak 1 hari ini. Riwayat pengeluaran darah menggumpal (+), Nyeri perut bagian
bawah (-). Riwayat nyeri perut bagian bawah (+) 2 hari yang lalu. Riwayat haid terakhir
3 bulan yang lalu, haid dirasakan tidak selama 2 tahun terakhir. Riwayat KB suntik 3
bulan selama 1 tahun yang lalu kemudian berhenti. Riwayat persalinan sebelumnya
normal 2 tahun yang lalu.
2. Obyektif
a) Dari hasil pemeriksaan fisik diperolah
Status Present : Sakit Sedang/ Gizi Cukup/ Compos Mentis
Tanda Vital : TD = 110/70 mmHg
N = 100x/menit

P = 24x/menit
S 36,7 o C

Keadaan Umum : Pasien Baik


Mata (-), Konjungtiva Anemis (-), Sklera ikterus (-)
Mulut : sianosis (-), kering (-)
Thorax : Bronkhovesikuler, Rh -/-, Wh -/2

Jantung : dalam batas normal


b) Status Ginekologi
G2P1A0
Pemeriksaan Luar
TFU : 2 jari atas suprapubik
Kepala : (tidak dapat ditentukan
His : (+) hilang timbul
DJJ : (-)
Pemeriksaan Dalam Vagina
Vulva/vagina:

Massa/tumor: (-/-)

Fluksus/flour: (+/-)

Portio

Permukaan : licin
Konsistensi : kenyal
Pembukaan : terbuka,teraba jaringan
Korpus uteri: membesar sesuai uk.9 mgg
Massa/nyeri (+/+)

: 2cm, teraba massa jaringan diantara ostium uteri

c) Pemeriksaan Penunjang
Plano Test (+) samar
Darah rutin
-

Leukosit : 10,600 rb/mm3

Eritrosit : 5,89 x106 mm3

Hb :12,3 gr/dl

Ht : 35,5%

Trombosit : 210.000 mm3

USG
Kesan : terdapat hasil sisa konsepsi pada kanalis servikalis
3. Assesment
A. Definisi

Dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang di temukan maka
pada pasien ini di diagnosis abortus.
Anamnesis didapatkan wanita berumur 54 tahun dengan keluhan perdarahan dari jalan
lahir sejak 3 hari lalu. Perdarahan dirasakan sedikit-sedikit dan bertambah banyak sejak 1
hari ini. Riwayat pengeluaran darah menggumpal (+). Riwayat nyeri perut bagian bawah
2 hari yang lalu.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan terdapat pembukaan 2cm, dengan teraba massa
jaringan diantara ostium uteri. Pada meriksaan plano (+), dan pada pemeriksaan USG
didapatkan massa jaringan pada ostium uteri.
Abortus adalah suatu proses berakhirnya suatu kehamilan, dimana janin belum mampu
hidup di luar rahim ( belum viable ) dengan criteria usia kehamilan kurang 20 minggu
atau berat janin kurang dari 500 gram.
Di bawah ini dikemukakan beberapa definisi para ahli tentang abortus, antara lain :
EASTMAN : Abortus adalah keadaan terputusnya suatu kehamilan dimana fetus belum
sanggup hidup sendiri di luar uterus. Belum sanggup diartikan apabila fetus itu beratnya
terletak antara 400-1000 gr, atau usia kehamilan kurang dari 28 minggu.
JEFFCOAT : Abortus adalah pengeluaran dari hasil konsepsi sebelum usia kehamilan 28
minggu, yaitu fetus belum viable by law.
HOLMER : Abortus adalah terputusnya kehamilan sebelum minggu ke 16, dimana
proses plasentasi belum selesai.
B. Etiologi
Factor-faktor yang menyebabkan kematian fetus adalah factor ovum sendiri, factor ibu,
dan factor bapak, antara lain :
1. Kelainan Ovum
Menurut HERTIG dkk pertumbuhan abnormal dari fetus sering menyebabkan abortus
spontan . Pada ovum abnormal 6% diantaranya terdapat degenerasi hidatid vili. Abortus
spontan yang disebabkan oleh karena kelainan dari ovum berkurang kemungkinan kalau
kehamilan sudah lebih dari satu bulan, artinya makin muda kehamilan saat terjadinya
abortus makin besar kemungkinan disebabkan oleh kelainan ovum (50-80%).
2.

Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi :


4

a.

Kelainan kromosom, trisomi, ,monosomi X, triploidi, polisomi, kromosom sex.

b.

Lingkungan kurang sempurna.

c.

Pengaruh dari luar : radiasi, virus, obat obatan.

3. Kelainan Sirkulasi plasenta :


Dijumpai pada ibu yang menderita penyakit nefritis, hipertensi, toksemia gravidarum,
anomali plasenta, dan end ateritis villi korialis karena hipertensi menahun.
4.

Penyakit pada ibu :


o Penyakit infeksi yang menyebabkan demam tinggi seperti pneumonia, tifoid, rubeola,
demam malta, dan sebagainya. Kematian fetus dapat disebabkan karena toksin dari ibu
atau invasi kuman atau virus pada fetus disebabkan karena toksin dari ibu atau invasi
kuman atau virus pada fetus.
o Keracunan Pb, nikotin, gas racun, alkohol, dan lain-lain
o Ibu yang asfiksia seperti pada dekompensasio kordis, penyakit paru berat, anemi gravis.
o Malnutrisi, avitaminosis dan gangguan metabolisme, hipotiroid, kekurangan vitamin A,
C atau E, diabetes melitus
o Perangsangan pada ibu yang menyebabkan uterus berkontraksi
-

Sangat terkejut karena obat-obat uterotonika, ketakutan, dsb

Bisa karena operasi laparotomy. Contohnya terkena appendicitis, lalu dioperasi


bahayanya bisa terjadi abortus. Operasi apapun di daerah abdominal bisa
risiko abortus

Trauma langsung terhadap fetus, antara lain: selaput janin rusak langsung
karena instrument, benda, dan obat-obatan.

5.

Kelainan pada traktus genitalia :


a.

Anomali kongenital (hipoplasia uteri, uterus bikornis, dll)

b.

Retroversia utei gravidi inkarserato

c.

Perlengketan intra uteri ASAERMAN SYNDROME

d.

Mioma uteri sub mukosa

e.

Uterus terlalu cepat teregang (kehamilan ganda, mola)

f.

Distorsia uterus, misalnya karena terdorong oleh tumor pelvis

g.

Tidak sempurnanya persiapan uterus dalam menanti nidasi dari ovum yang sudah
dibuahi, seperti kurangnya progesteron atau estrogen, dan endometriris.

6. Inkompetensi cervix
5

Cervix longgar (tidak sempit lagi) sehingga mudah janin jatuh/ tidak tertahan di dalam.
Penyebabnyan curettage (krn perlukaan, infeksi) dan operasi konisasi (cervix diangkat)
7. Antagonis Rhesus
Pada antagonis rhesus, darah ibu yang melalui plasenta merusak darah fetus, sehingga
terjadi anemia pada fetus yang berakibat meninggalnya fetus.
8. Penyakit bapak : Umur lanjut, penyakit kronis seperti TBC, anemi, dekompensasi
cordis, malnutrisi, nefritis, sifilis, keracunan (alkohol, nikotin, Pb, dll) sinar rontgen,
avitaminosis.
C. Epidemiologi
Diperkirakan frekuensi keguguran spontan berkisar antara 10-15%. Namun demikian,
frekuensi seluruh keguguran sukar ditentukan karena abortus buatan buatan banyak yang
tidak dilaporkan, kecuali jika terjadi komplikasi. Juga karena sebagian keguguran
spontan hanya disertai gejala dan tanda ringan, sehingga wanita tidak datang ke dokter
atau Rumah Sakit.

Makin tua umur, abortus makin sering terjadi. Demikian juga dengan semakin banyak
anak, abortus juga akan semakin sering terjadi. Semakin tua umur kehamilan,
kemungkinan abortus makin kecil

Wanita < 20 tahun abortus 12%


Wanita > 40 tahun abortus 26%
D. Patologi
Pada permulaan, terjadi perdarahan dalam desidua basalis, diikuti oleh nekrosis
jaringan sekitar, kemudian sebagian atau seluruh hasik konsepsi terlepas. Karena
dianggap benda asing maka uterus berkontraksi untuk mengeluarkannya. Pada kehamilan
dibawah 8 minggu hasil konsepsi dikeluarkan seluruhnya, karena vili korealis belum
menembus desidua terlalu dalam sedangkan pada kehamilan 8-14 minngu telah masuk
agak dalam sehingga sebagian keluar dan sebagian lagi akan tertingga karena itu akan
terjadi banyak perdarahan.
E. Klasifikasi dan Penatalaksanaan
Abortus dapat dibagi atas dua golongan :
6

1.

Abortus Spontan
Adalah abortus yang terjadi dengan tidak didahului factor-faktor mekanis ataupun
medisinalis, semata-mata disebabkan oleh factor-faktor alamiah.

2.

Abortus Provakatus (induced abortion)


Adalah abortus yang disengaja, baik dengan mengunakan obat-obatan ataupun alatalat. Abortus ini terbagi lagi menjadi :
a) Abortus Medisinalis
Adalah abortus karena tindakan kita sendiri, dengan alasan bila kehamilan
dilanjutkan dapat membahayakan jiwa ibu (berdasarkan indikasi medis).
b) Abortus Kriminalis atau tidak aman
Adalah abortus yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang tidak legal atau
tidak berdasarkan indikasi medis.
Klinis abortus spontan
Dapat di bagi atas :
1. Abortus Imminens ( Threatened abortion, Abortus mengancam )
Adalah ialah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20
minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa adanya dilatasi serviks.
Proses awal dari suatu keguguran, yang ditandai dengan :
a) Perdarahan pervaginam, sementara ostium uteri eksternum masih tertutup dan
janin masih dalam intrauterine timbul pada pertengahan trimester pertama
b) Perdarahan biasanya sedikit, hal ini dapat terjadi beberapa hari.
c) Kadang nyeri, terasa nyeri tumpul pada perut bagian bawah menyertai
perdarahan.
d) Tidak ditemukan kelainan pada serviks dan serviks tertutup
Penatalaksanaan
a) Tirah baring
b) Kadang perlu diberikan terapi hormonal (estrogen atau progestin) atau tokolitik
(salbutamol atau indometasin) untuk mencegah abortus.
c) Anjurkan untuk tidak melakukan aktifitas fisik secara berlebihan atau melakukan
hubungan seksual
d) Bila reaksi kehamilan 2x berturut-turut negative, maka sebaiknya uterus dikosongkan
7

(kuret)
2. Abortus Incipien (Inevitable abortion, Abortus sedang berlangsung)
Ialah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu
dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat, tetapi hasil konsepsi masih
dalam uterus.
Ditandai dengan adanya :
a) Robeknya selaput amnion dan adanya pembukaan serviks
b) Terjadi kontraksi uterus untuk mengeluarkan hasil konsepsi
c) Perdarahan pervaginam masif, kadang kadang keluar gumpalan darah.
d) Nyeri perut bagian bawah seperti kejang karena kontraksi rahim kuat.
Penatalaksanaan
Bila kehamilan < 16 minggu dapat dilakukan evakuasi uterus dengan Aspirasi Vakum
Manual (AVM).
Jika evakuasi tidak dapat dilakukan segera lakukan :
-

Berikan ergometrin 0,2 mg I.M yang diulangi 15 menit kemudian jika perlu ATAU
Misoprostol 400 mg per oral dan bila masih diperlukan dapat diulang setelah 4 jam
jika perlu

Segera lakukan persiapan untuk pengeluaran hasil konsepsi dari uterus.


Bila kehamilan > 16 minggu tunggu ekspulsi spontan kemudian dilakukan evakuasi
uterus dengan Aspirasi Vakum Manual (AVM).

Jika evakuasi tidak dapat dilakukan segera lakukan :


-

Induksi oksitosin 20 unit dalam 500 ml NS atau RL mulai 8 tetes sampai 40 tetes/
menit, sesuai kondisi kontraksi uterus sampai terjadi pengeluaran hasil konsepsi

Segera lakukan persiapan untuk pengeluaran hasil konsepsi dari uterus.


Lakukan Pemantauan Pasca Abortus

3. Abortus Kompletus
Ialah proses abortus dimana keseluruhan hasil konsepsi (desidua dan fetus) telah keluar
melalui jalan lahir sehingga rongga rahim kosong.
Tanda dan Gejala
a) Serviks menutup.
8

b) Rahim lebih kecil dari periode yang ditunjukkan amenorea.


c) Gejala kehamilan tidak ada.
d) Uji kehamilan negatif.
Penatalaksanaan
Tidak perlu evakuasi lagi
Observasi untuk melihat perdarahan banyak/tidak.
Lakukan Pemantauan Pasca Abortus
Apabila terdapat anemia sedang, berikan tablet sulfas ferrosus 600mg/hari selama 2
minggu, jika anemia berat berikan tranfusi darah.
4. Abortus Inkompletus
Ialah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu
dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus.
Gejala Klinis :

Didapati amenorea, sakit perut, dan mulas-mulas

Perdarahan bisa sedikit atau banyak dan biasanya berupa stolsel (darah beku).

Sudah ada keluar fetus atau jaringan

Pada pemeriksaan dalam (V.T.) untuk abortus yang baru terjadi didapati serviks
terbuka, kadang-kadang dapat diraba sisa jaringan pada kanalis servikalis atau kavum
uteri, serta uterus yang berukuran lebih kecil dari seharusnya.
Penatalaksanaan
Hasil konsepsi yang terperangkap pada serviks yg disertai perdarahan, dapat dikeluarkan
secara digital, atau cunam ovum kemudian dievakuasi
a.

Bila perdarahan berhenti diberi ergometrine 0,2 mg I.M atau


misoprostol 400 mg per oral

b.

Bila perdarahan terus berlangsung, evakuasi sisa konsepsi dengan


kuret vakum (KV)

Bila tidak ada tanda-tanda infeksi, antibiotika prophilaksis

Bila terjadi infeksi beri Ampicillin 1 gr dan Metronidazol 500 mg setiap 8 jam

Bila anemia terapi dengan Fe kalau perlu transfusi darah.

5. Missed Abortion
Ialah berakhirnya suatu kehamilan sebelum 20 minggu, namun keseluruhan hasil
konsepsi tertahan dalam uterus 8 minggu atau lebih
Gejala Klinis
-

Ditandai dengan kehamilan yang normal dengan amenorrhea, dapat disertai mual
dan muntah

Pertumbuhan uterus mengecil dengan fundus yang tidak bertambah tinggi.

Mamae menjadi mengecil


-

Gejala-gejala kehamilan menghilang diiringi reaksi kehamilan menjadi negative


pada 2-3 minggu setelah fetus mati.

Pada pemeriksaan dalam serviks tertutup dan ada darah sedikit

Pasien merasa perutnya dingin dan kosong.

6. Abortus Habitualis
Ialah abortus yang terjadi 3 kali berturut turut atau lebih oleh sebab apapun.
Pemeriksaan :
a. Histerosalfingografi, untuk mengetahui adanya mioma uterus submukosa atau
anomali congenital.
b. BMR dan kadar jodium darah diukur untuk mengetahui apakah ada atau tidak
gangguan glandula thyroidea
c. Psiko analisis
Penatalaksanaan :
-

Pada serviks inkompeten terapinya operatif SHIRODKAR atau MC DONALD


(cervical cerlage).

Merokok dan minum alcohol sebaiknya dikurangi atau dihentikan.

Pengobatan pada kelainan endometrium pada abortus habitualis lebih besar


hasilnya jika dilakukan sebelum ada konsepsi daripada sesudahnya.

7. Abortus Infeksious
Ialah suatu abortus yang telah disertai komplikasi berupa infeksi genital
Diagnosis :
-

Adanya abortus : amenore, perdarahan, keluar jaringan yang telah ditolong di luar
10

rumah sakit.
-

Pemeriksaan : Kanalis servikalis terbuka, teraba jaringan, perdarahan, dan


sebagainya.

tanda tanda infeksi yakni kenaikan suhu tubuh lebih dari 38,5 derajat Celcius,
kenaikan leukosit dan discharge berbau pervaginam, uterus besar dan lembek
disertai nyeri tekan.

Penatalaksanaan
-

Bila perdarahan banyak, berikan transfusi darah dan cairan yang cukup

Berikan antibiotika yang cukup dan tepat (buat pemeriksaan pembiakan da uji
kepekaan obat)

Berikan suntikan penisilin 1 juta satuan tiap 6 jam

Berikan suntikan streptomisin 500mg setiap 12 jam

Atau antibiotika spektrum luas lainnya.

Bila tetap terjadi perdarahan banyak setelah 1-2 hari lakukan dilatasi dan kuretase untuk
mengeluarkan hasil konsepsi

8. Septic Abortion
ialah abortus infeksiosus berat disertai penyebaran kuman atau toksin ke dalam peredaran
darah atau peritoneum.
Diagnosis septic abortion ditegakan jika didapatkan tanda tanda sepsis, seperti nadi
cepat dan lemah, syok dan penurunan kesadaran.
Penatalaksanaan sama dengan abortus infeksious, hanya dosis dan jenis antibiotika
ditinggikan dan dipilih jenis yang tepat sesuai dengan hasil pembiakan dan uji kepekaan
kuman. Perlu di observasi apakah ada tanda perforasi atau akut abdomen.

F. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang ini diperlukan dalam keadaan abortus imminens, abortus
habitualis dan missed abortion :
1. Pemeriksaan ultrasonographi atau Doppler untuk menentukan apakah janin masih
11

hidup atau tidak, serta menentukan prognosis.


2. Pemeriksaan kadar fibrinogen pada missed abortion.
3. Tes kehamilan.
4. Pemeriksaan lain sesuai dengan keadaan dan diagnosis pasien.
G. Diagnosis banding
1. KET : nyeri lebih hebat dibandingkan abortus.
2. Mola Hidantidosa : uterus biasanya lebih besar daripada lamanya anmenore dan
muntah lebih sering.
3. Kehamilan dengan kelainan serviks seperti karsinoma servisi uteri, polipus uteri,
dsb.
H. Komplikasi abortus
1. Perdarahan (hemorrhage)
2. Perforasi : sering terjadi sewaktu dilatasi dan kuretase yang dilakukan oleh tenaga
yang tidak ahli seperti bidan dan dukun.
3. Infeksi dan tetanus
4. Gagal ginjal akut
5. Syok, pada abortus dapat disebabkan oleh:
-

Perdarahan yang banyak disebut syok hemoragik

Infeksi berat atau sepsis disebut syok septik atau endoseptik

4. Plan
o Diagnosis : Abortus
o Pengobatan : Pada pasien ini terapi yang diberikan adalah:
R/ IVFD RL 20 tpm
Inj Ceftriaxone 1 gr/ 12j/IV skin test
Paracetamol 500mg 3x1 (KP)
o Pendidikan
Diberikan kepada pasien untuk membantu menjelaskan terapi, proses
penyembuhan, pemulihan, prognosis dan komplikasi yang kemungkinan terjadi
terkait dengan kondisi pasien
o Konsultasi
Dijelaskan adanya indikasi rawat inap dan konsultasi dengan dokter spesialis
12

obgyn dan ginekologi untuk penangan lebih lanjut


o Rujukan
Diperlukan untuk dirujuk yang harus ditangani di rumah sakit dengan sarana dan
prasarana yang lebih memadai.
Rappang, 07 Desember 2015
Peserta

Pendamping

( dr. Diyya Rianti )

( dr. Kasmawati Amin )

13

You might also like