Professional Documents
Culture Documents
GANGGUAN SISTEM
PENGLIHATAN
KELOMPOK III
Ridhayanti
Wahyuni Harsul
Suci Ramadhina
PENDAHULUAN
PENGERTIAN
GANGGUAN PENGLIHATAN
1. Perubahan struktur kelopak mata
4. Aspek Klinik
a. Katarak
Katarak adalah kekeruhan pada lensa atau kapsul
lensa mata, penyebab umum kehilangan penglihatan
yang bertahap.
b. Glaukoma
Glaukoma adalah penyakit mata dengan tanda:
tekanan intra-okuler meninggi, penyempitan lapangan
pandang dan atropi pupil syaraf Opticus umumnya
terjadi pada usia di atas 40 tahun.
A.
.
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
Aktivitas/Istirahat
Perubahan aktivitas biasanya/hobi sehubungan dengan gangguan penglihatan.
Makanan/Cairan
Mual, muntah
Neurosensori
Gangguan penglihatan (kabur/tidak jelas), sinar terang menyebabkan silau dengan
kehilangan bertahap penglihatan perifer, kesulitan memfokuskan kerja dengan
dekat/merasa di ruang gelap (katarak). Penglihatan berawan/kabur, tampak lingkaran
cahaya/pelangi sekitar sinar, kehilangan penglihatan perifer, fotofobia(glaukoma akut).
Perubahan kacamata/pengobatan tidak memperbaiki penglihatan.
Tanda: Pupil menyempit dan merah/mata
Peningkatan penyebab katarak mata.
keras
dengan
kornea
berawan.
Nyeri/Kenyamanan
Ketidaknyamanan ringan/mata berair, nyeri tiba-tiba/berat menetap atau tekanan pada
dan sekitar mata, sakit kepala.
Penyuluhan/Pembelajaran
Riwayat
keluarga
glaukoma,
DM,
gangguan
sistem
vaskuler.
Riwayat stres, alergi, gangguan vasomotor (contoh: peningkatan tekanan vena),
ketidakseimbangan endokrin. Terpajan pada radiasi, steroid/toksisitas fenotiazin.
B. Diagnosa
C. Intervensi
DX 1:
1. Pastikan derajat/tipe kehilangan penglihatan
2. Dorong klien mengekspresikan perasaan tentang
kehilangan/ kemungkinan kehilangan penglihatan
3. Tunjukkan pemberian tetes mata, contoh menghitung
tetesan, mengikuti jadwal, tidak salah dosis
4. Lakukan tindakan untuk membantu pasien
menangani keterbatasan penglihatan, contoh kurangi
kekacauan,atur perabot, perbaiki sinar suram dan
masalah penglihatan malam.
DX 2:
1. Kaji tingkat ansietas, derajat pengalaman
nyeri/timbul nya gejala tiba-tiba dan pengetahuan
kondisi saat ini.
2. Berikan informasi yang akurat dan jujur. Diskusikan
kemungkinan bahwa pengawasan dan pengobatan
mencegah kehilangan penglihatan tambahan.
3. Dorong pasien untuk mengakui masalah dan
mengekspresikan perasaan.
DX 3:
1.Diskusikan perlunya mengidentifikasi gelaja/tanda.
2. Tunjukkan tehnik yang benar pemberian tetes mata.
3. Izinkan pasien mengulang tindakan.
4. Kaji pentingnya mempertahankan jadwal obat, contoh
tetes mata.
5. Identifikasi efek samping/reaksi merugikan dari
pengobatan (penurunan nafsu makan, mual/muntah,
kelemahan, jantung tak teratur dll).
6. Dorong klien membuat perubahan yang perlu untuk
pola hidup
TERIMA KASIH