Professional Documents
Culture Documents
AUDIT FORENSIK
Disusun oleh:
Kelompok 2
Fendy Wahyu W.
Kuncoro Aji K.
F0313033
F0313045
Salah saji laporan keuangan atau pengolahan pembukuan cooking the books
Pemberian pinjaman secara tidak tepat kepada para eksekutif dan corporate
looting
Kejadian kecurangan dalam laporan keuangan semakin sering terjadi akhir akhir
ini. Seperti contoh yang telah disebutkan, kecurangan dapat berbentuk bermacam
macam dan dapat dilakukan oleh berbagai pihak dari tingkatan rendah sampai tingkatan
tertinggi. Kejadian kecurangan laporan keuangan tersebut juga dipengaruhi oleh beberapa
hal. Terdapat 3 hal yang mendorong terjadinya kecurangan, yaitu:
(1) Tekanan yang dirasakan
(2) Peluang/kesempatan
(3) Kemampuan untuk merasionalisasikan kecurangan sebagai sesuatu yang dapat
diterima
Pressure
Pressure adalah dorongan yang menyebabkan seseorang melakukan fraud,
contohnya hutang atau tagihan yang menumpuk, gaya hidup mewah, ketergantungan
narkoba, dll. Pada umumnya yang mendorong terjadinya fraud adalah kebutuhan atau
masalah finansial. Tapi banyak juga yang hanya terdorong oleh keserakahan.
Opportunity
Opportunity adalah peluang yang memungkinkan fraud terjadi. Biasanya
disebabkan karena internal control suatu organisasi yang lemah, kurangnya pengawasan,
dan/atau penyalahgunaan wewenang. Di antara 3 elemen fraud triangle, opportunity
merupakan elemen yang paling memungkinkan untuk diminimalisir melalui penerapan
proses, prosedur, dan control dan upaya deteksi dini terhadap fraud.
Rationalization
Rasionalisasi menjadi elemen penting dalam terjadinya fraud, dimana pelaku
mencari pembenaran atas tindakannya, misalnya:
1. Bahwasanya tindakannya untuk membahagiakan keluarga dan orang-orang yang
dicintainya.
2. Masa kerja pelaku cukup lama dan dia merasa seharusnya berhak mendapatkan
lebih dari yang telah dia dapatkan sekarang (posisi, gaji, promosi, dll.)
3. Perusahaan telah mendapatkan keuntungan yang sangat besar dan tidak mengapa
jika pelaku mengambil bagian sedikit dari keuntungan tersebut.
Ketiga faktor tersebut selalu menjadi pendorong seseorang melakukan
kecurangan. Para pelaku kecurangan selalu dihadapi dengan tekanan dimana tekanan itu
bersifat mendorong untuk melakukan kecurangan. Para pelaku harus mempunyai akal
dan kepintaran untuk mencari peluang peluang untuk melakukan kecurangan meskiun
kuatnya tekanan (hukuman) yang nantinya mungkin saja bisa dirasakan. Hal seperti ini
sering terjadi pada perusahaan perusahaan besar yang memungkinkan mereka harus
melakukan berbagai cara untuk mempertahankan perusahaannya. Pada akhirnya, mereka
harus merubah sudut pandang dan cara berfikir mereka mengenai tindakan yang mereka
lakukan bahwa semua ini dapat diterima dan rasional. Kekhawatiran yang tinggi akan
para pemegang saham yang pergi apabila perusahaan mengalami penurunan finansial
selalu menghantui para petinggi perusahaan. Namun, hal tersebut juga bisa saja terjadi
pada perusahaan kecil maupun perushaan yang lingkupnya tidak begitu luas.
Menurunnya etis dan nilai nilai moral merupakan dampak buruk terjadinya
Fraud Triangle. Perilaku tersebut, pada akhirnya akan berkembang menjadi sikap yang
lebih buruk apabila terjadi secara terus menerus tanpa adanya penanganan yang
dibutuhkan. Perfect Fraud Storm merupakan istilah yang digunakan untuk menjelasan
fenomena ini. Terdapat 9 faktor yang muncul secara bersamaan yang membentuk perfect
Fraud Storm, antara lain:
1. Ledakan Ekonomi
Salah satu faktor yang digunakan pelaku kecurangan dengan cara
menyembunyikan aktivitas ataupun masalah yang muncul untuk tetap
meningkatkan jumlah investor dan tetap menjadi perusahaan yang
menguntungkan. Ledakan ekonomi terjadi pada tahun 1990 2000. Pada
tahun tersebut banyak CEO yang mendapat tekanan yang kemudian
melakukan kecurangan untuk melindungi perusahaannya.
2. Kemerosotan Nilai nilai Moral
Nilai nilai moral semakin menurun pada semua golongan seperti kejujuran.
Di dalam masyarakat, nilai kejujuran telah menurun drastis. Kebohongan
semakin meningkat pada jati diri masyarakat. Hal tersebut ditunjukkan seperti
menyontek di sekolah. Meski hal tersebut tidak berhubungan dengan
manajemen, namun secara tidak langsung hal itu menunjukan bahwa nilai
moral masyarakat telah menurun.
3. Kesalahan Alokasi Insentif
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Dalam masalah insentif banyak terjadi kasus seperti pemberian ratusan juta
dolar dalam bentuk opsi saham dana atau saham terbatas yang memberi
tekanan yang tinggi pada pihak manajemen untuk tetap menjaga kenaikan
harga saham, bahkan dengan membebankan pada pelaporan hasil kinerja
keuangan yang akurat.
Tingginya ekspektasi analisis
Pada umumnya perusahaan perusahaan selalu di analisis mengenai keadaan
finansial oleh para analis. Para analis sering diberi arahan oleh perusahaan
yang akan dianalisis sehingga memunculkan ekspektasi yang tinggi. Hal ini
ditujukan untuk membangun citra kedepannya. Namun, seringkali analisis
yang dilakukan tidak sesuai dengan hasil yang diterima, dan bahkan apabila
analisis dan hasil berbeda jauh akan mengakibatkan penurunan harga saham
dengan nilai yang cukup besar. Alasan tersebut yang menjadikan perusahaan
akhirnya bertindak curang.
Tingginya Tingkat Utang
Persyaratan pemberian pinjaman utang, pinjaman lain dan tuntutan laba yang
tinggi menjadi faktor yang mengakibatkan tindakan kecurangan oleh
perusahaan. Hal tersebut merupakan tekanan tinggi yang harus dihadapi oleh
perudahaan.
Fokus Pada Aturan Daripada Prinsip Akuntansi
Menurunnya prinsip akuntansi yang diterapkan pada jiwa akuntan menjadi
faktor terjadinya kecurangan. Banyak akuntan yang lebih memilih membantu
para klien dan melakukan pencatatan yang bertentangan pada prinsip
akuntansi.
Kurangnya Independensi Auditor
Dalam beberapa kasus KAP menggunakan audit sebagai upaya untuk
menggani kerugian demi membangun hubungan dengan perusahaanperusahaan agar dapat menawarkan pengadaan jasa konsultasi yang lebih
menguntungkan. Fee audit jauh lebih rendah daripada fee jasa konsutasi,
sehingga membuat auditor kehilangan focus dan lebih memilih menjadi
penasihat.
Keserakahan
Kelompok seperti para eksekutif, bank investasi, bank komersial, dan investor
masing-masing kelompok ii mengambil keuntungan dari sistem perekonomian
yang kuat, idak satupun dari mereka menginginkan berita burk sehingga
mengabaikan berita-berita negative dan terlibat transaksi yang tidak baik.
Kegagalan Pendidik
Pertama, pendidik tidak memberikan pendidikan etika yang cukup memadai
terhadap mahasiswa, membuat para lulusan bekal yang cukup untuk
menghadapi dilema etika secara riil di dunia bisnis.
Kedua, dengan tidak mengajarkan pada para mahasiswanya mengenai
kecurangan. Sebagian besar mahasiswa tidak memahami faktor-faktor
penyebab kecurangan.
Ketiga, para pendidik mengajar para mahasisa akuntansi pada masa lampau.
Pendidikan akuntansi yang efektif tidak boleh terlalu berfokus pada konten
pembeajaran sebagai tujuan akhir, tetapi menggunakan konten sebagai
konteks untuk membantu mahasiswa mengembangkan kemampuan analitis.
5. Rata-rata nilai asset dari perusahaan yang melakukan kecurangan adalah $532juta
dan rata-rat pendapatan $232juta.
6. Perusahaan yang melakukan kecurangan laporan keuangan biasanya menanggung
konsekuensi berat.
7. Kebanyakan perusahaan ini tidak memiliki komite audit atau hanya bertemu satu
kali dalam satu tahun dengan komite audit mereka.
8. Dewan direksi yang didominasi oleh orang dalam dan direksi dari pihak luar yang
memiliki hubungan khusu dengan pihak manajemen atau perusahaan dengan
kepemilikan ekuitas yang besar dan terlihat memiliki sedikit pegalaman sebagai
direksi pada perusahaan lain. Hubungan tesebut merupakan hubungan keluarga
sering terjadi, sehingga dapat menimbulkan suatu polusi atas hubungan tersebut.
9. Beberapa perusahaan yang melakukan kecuragan laporan keuangan menderita
kerugian bersih atau mendekati titik impas pada periode sebelm tejadi
kecurangan.
10. Hanya lebih dari 25% dari perusahaan mengganti audito mereka selama periode
terjadi kecurangan tersebut.
Setelah studi COSO tahun 1999, SEC melakukan studi lagi yang didsarkan pada
section 704 serbanes-oxleyact. Dengan ketentuan yaitu SEC melakukan studi terhadap
semua tindakan hukum yang diajukan selama periode 31 Juli 1997 hingga 30 Juli 2002
yang didasarkan pada pelaporan keuangan yang tidak sesuai, kecurangan, kegagalan
audit, atau pelanggaran terhadap endependency auditor. SEC mengajukan 515 tindakan
hukum atas pelanggaran pengungkapan dan pelaporan keuangan yang melibatkan 164
entitas yang berbeda. Jumlah studi dalam 5 tahun yaitu
Studi ini menemukan bahwa SEC paling banyak melakukan tindakan pengecekan
seperti pengakuan pendapatan yang tidak sesuai, termasuk didalamnya pelaporan yang
mengandung unsur kecurangan atas penjualan yang fiktif, pencatatan waktu pengauan
pendapatan yang tidak sesuai, penilaian pendapatan yang tidak tepat, serta pengakuan
biaya yang tidak sesuai. Studi ini juga menemukan bahwa CEO, Presiden Direktur, dan
CFO merupakan jajaran manajemen yang sering terlibat dalam tindak kecurangan, yang
diikuti oleh pimpinan dewan, pejabat bagian operasional,pejabat bagian akuntansi, dan
wakil presiden bagian keuangan. Temuan ini sama dengan studi yang dilakukan oleh
auditing practices board di Inggris, studi ini menemukan bahwa mayoritas kecurangan
laporan keuangan dilakukan oleh manajemen perusahaan dan kecurangan laporan
keuangan tersebut bukanlah pencurian secara langsung dan kemungkinan tidak akan
terdeksi oleh auditor eksternal. 65% dari kasus tersebut disertai adanya salah saji
terhadap data keuangan yang hanya untuk menaikkan harga saham atau
menyembunyikan kerugian.
Studi kecurangan laporan keuangan AAERs tanggal 10 Mei 2010 oleh COSO
telah memperbarui studi COSO yang sebelumnya. Studi ini mencakup periode tahun
1998 2007. Temuan yang dilaporkan dalam studi ini sebagai berikut.
1. SEC yang melakukan investigasi tentang kecurangan selama 10 tahun ini
sekitar 18% lebih banyak dibandingkan 10 tahun sebelumnya. Dengan
kecurangan meningkat drastis dari $25 juta menjadi sekitar $400 juta.
2. Median asset perusahaan perusahaan yang ada dalam studi ini meningkat
dari $ 16 juta menjadi $100 juta.
3. Lebih dari 89% CEO/CFO yang didakwa oleh SEC selama proses investigasi.
4. 60% kasus yang ada berkaitan dengan pengakuan pendapatan yang tidak
tepat.
5. Karakteristik dewandireksi perusahaan perusahaan ini tidak jauh berbeda
dengan karakteristik dewan direksi perusahaan yang tidak didakwa.
6. 60% perusahaan mengganti auditornya selama waktu terjadinya kecurangan
7. Liputan pers pada perusahaan yang melakukan kecurangan mengakibatkan
penurunan harga saham secara abnormal sebesar 16,7% dan berita mengenai
investigasi pada perusahaan mendorong penurunan sebesar 7,3%.
mencatat pendapatan yang tidak sesuai pada waktunya merupakan jenis kecurangan
pendapatan kedua yang paling umum sering terjadi.
Alternatif-alternatif yang diterima
. Sejumlah perbedaan dalam pengakuan pendapatan dan kriteria kinerja antar-organisasi
mempersulit pengembangan standar pengakuan pendapatan untuk berbagai macam model
bisnis dalam perekonomian saat ini,. Bahkan, dalam banyak hal, harus dibuat
pertimbangan yang signifikan untuk menentukan kapan dan berapa banyak pendapatan
yang akan diakui. Hal ini memberikan peluang bagi para manajer yang ingin melakukan
laporang keuangan.
Kemudahan memanipulasi pendapatan bersih mengguanakan pendapatan dan
piutang
Alasan kedua mengapa kecurangan pendapatan menjadi sangat umum adalah karena
begitu muendahnya melakukan manipulasi terhadap pendapatan bersih dengan
menggunakan akun pendapatan dan piutang. Cara yang paling mudah untuk
menggelembungkan laba bersih adalah dengan menciptakan pendapatan dan piutang
yang terkait dengan pendapatan tersebut. Selanjutnya, pendapatan dan piutang dapat
dimanipulasi dengan berbagai cara lainnya. Contohnya, suatu organisasi dapat
menggelembungkan nilai pendapatannya dengan cara memasukkan pendapatan yang
seharusnya diakui pada periode mendatang ke dalam periode saat ini. Skema ini sering
disebut pengakuan pendapatan lebih awal atau sebelum waktunya atau penyalahgunaan
pisah batas.
Pendapatan juag dapat diakui lebih awal dengan cara memanipulasi pekerjaan yang
terselesasikan di suatu perusahaan dengan kontrak-kontrak konstruksi jangka panjang
dengan nilai pendapatan tegantung pada presentase penyelesaian proyek. Perusahaan juga
dapat membuat dokumen, penjualan, atau pelanggan fiktif untuk menunjukkan adanya
penjualan yang lebih tinggi daripada penjualan yang sebenarnya pada periode yang
bersangkutan. Alternatif lainnya, kontrak yang mendasari pencatatan pendapatan dapat
diubah atau dipalsukan. Atau dalam kasus yang paling serius dapat dibuat ayat jurnal
topside yang menciptakan pendapatan dan piutang dapat dokumen yang mendasarinya.
Salah satu kecurangan yang paling serius akhir-akhir ini adalah kecurangan yang
dilakukan Qwest international. Skema-skema kecurangan pendapatan pada Qwest antara
lain sebagai berikut.
2. Membuat
estimasi Beban Piutang Tak
piutang tak tertagih
Tertagih
Dan
Cadangan
Keurgian
Piutang Tak Tertagih
3. Menerima
Retur Penjualan dan
pengembalian barang Piutang Dagang
dari pelanggan.
4. Menghapuskan
piutang tak tertagih
Cadangan Kerugian
Piutang Tak Tertagih
dan Piutang Dagang
Piutang
dengan
kesepakatan
sepihak,
penjualan konsinyasi, rountripping
dsb
2. Mengakui pendapatan terlalu awal
3. Memperbesar nilai penjualan dari
nilai yang seharusnya.
4. Memperkecil cadangan kerugian
piutang tak tertagih, sehingga
piutang menjadi lebih saji
5. Tidak
mencatat
pengembalian
barang dari pelanggan
6. Mencatat pengembalian barang
setelah
akhir
peridoe
yang
bersangkutan.
7. Tidak menghapuskan piutang tak
tertagih
8. Menghapuskan piutang tak tertagih
pada periode berikutnya.
9. Mencatat transfer bank sebagai
penerimaan kas dari pelanggan
10. Memanipulasi kas yang diterima
dari pihak terkait (misalnya lapping)
11. Mencatat ayat jurnal fiktif terkati
kas seperti mendebit kas dan
menkredit piutang dagang.
12. Tidak mencatat potongan yang
diberikan pelanggan.
4. Indikator pengendalian
5. Indikator perilaku dan indicator verrbal
6. Informasi dan pengaduan
Perlu diingat bahwa dalam mendeteksi indikator seharusny hanya dilihat berdasarkan
konteks.
Pencarian secara aktif Indikator kecurangan Pendapatan
Supaya kecurangan laporan kuangan dapat terdeteksi, indicator kecurangan harus diamati
dan diketahui. Dalam beberapa kasus kecurangan yang paling tekenal, indicator
eharusnya sudah dapat diamati, tetapi tidak disadari oelh auditor dan pihak lainnya.
Dalam beberapa kasus, sudah teramati dan dilakukan pencarian informasi ,tetapi
sejumlah alternative penjelasan dari manajemen dapat diterima.
Pihak-pihak yang berkepentingan seperti auditor dapat mencari idnikator kecurangan
dengan du acara : menuunggu sampai mereka mungkin menemukan indicator secara
kebetulan, atau mereka melakuan pencarian secara proaktif tehadap kemungkinan
adanya indicator tersebut.
Pencarian secara aktif Indikator Analisis terkait Pendapatan
Teknologi dapat digunakan untuk melakukan percarian secara proaktif adanya
kecurangan laporan keuangan. Indikator analitis yang berhubungan dengan akun tersebut
menjadi terlalu tinggi atau terlalu rendah, meningkat terlalu cepat atau lambat ayau
hubngan abnormal lainnya. Cara praktis untuk melakukan indicator analisis adalah
dengan berofokus pada perubahan dan perbandingan pada laporan keuangan.
Analisis secara khusus yang biasa dilakukan adalah :
1. Melakukan analisis terhadap saldo keuangan hubungaannya dengan laporan
keuangan.
2. Membandingkan jumlah atau hubungan laporan keuangan dengan informasi
diluar laporan keuangan.
Dua acara paling umum digunakan dalam analisis laporan keuangan aadalah dengan
mencari perubahan tidak wajar dalam (1) saldo akun dari periode ke peridoe (melihat
trend) dan (2)hungungan terkait pendapatan periodo ke periode. Dua analisis juga dapat
dihubungkan ketika jumlah dan hubungan dalam laporan keuangan dibandingkan dengan
informasi lain.
1. Membandingkan hasil keuangan dan trend pada perusahaan dengan trend
perusahaan lain sejenis dalam industry yang sama.
2. Membandingkan jumlah pendapatan yang tercatat dalam laporan keuangan
dengan aset atau informasi financial atau informasi lainnya.
Berfokus pada perubahan Saldo (Jumlah) Akun yang tercaata dari period eke
periode
Ada tiga cara untuk membandingkan jumlah yang tercatat dari satu peridoe ke periode
laiinnya. Cara pertama adalah berfokus pada dan menghitung perubahan angka yang
sebenarnya terdapat dalam laporan keuangan itu sendri. Cara kedua, dengan
menggunakan proses yang disebut analisis horizontal. Cara ketiga adalah dengan
mempelajari laporan arus kas.
Befokus pada Perubahan hubungan terkait pendapatan
Ada dua cara untuk mengetahui perubahan hubungan dalam laporan keuangan dari satu
periode ke periode lainnya. Cara pertama, berfokus pada perubahan rasio yang terkait
dengan pendapatan dari satu peridoe ke peridoe lainnya. Rasio yang paling umum
digunakan untuk menemukan indicator analisis kecurangan laporan keuangan adalah :
-
Rasio Margin, dihitung dengan membagi laba kotor dengan laba bersih.
Rasio Persentase retur penjualan, merupakan ukuran persentase penjualan yang
dikembalikan pelanggan
Rasio persentase potongan penjualan sama dengan rasio persentase penjualan
dan dihitung dengan membagi potongan penjualan dengan penjualan kotor.
Persentase Piutang Dagang, rasio ini dihitung dengan membagi jumlah
penjualan dengan piutang dagang.
Rasio jumlah hari dalam piutang. Rasio ini dihitung dengan membagi 365 hari
dengan perputaran piutang dagang.
Cadangan piutang tak tertagih sebagai persentase piutang dagang, dihitung
dengan membagi cadangan piutang tak tertagih dengan piutang dagang.
Rasio perputaran aset, dihitung dengan membagi total penjualan dengan ratarata total aset. Rasio ini merupakan ukuran seberapa sering perusahaan
memutar asetnya.
Mereka tidak mengetahui siapa yang harus diberi tahu atau bagaimana cara
memberi tahu
Mereka tidak ingin salah menuduh orang
Mereka takut akan kosnekuensi menjadi whistle blower
Mereka hanya memiliki kecurigaan tanpa adanya bukti.
PERIODE 1 PERSEDIAAN
AKHIR LEBIH SAJI
Tidak terpengaruh
Tidak terpengaruh
Tidak terpengaruh
PERIODE 2
Tidak terpengaruh
Tidak terpengaruh
Tidak terpengaruh
Lebih Saji
Lebih saji
Kurang saji
Tidak terpengaruh
Lebih saji
Tidak terpengaruh
Tidak terpengaruh
Tidak terpengaruh
Pencatatan Ganda, terjadi ketika akun persediaan tertentu dihitung dua kali.
Kapitalisasi biaya yang seharusnya dibebankan, terjadi ketika perusahaan
menggelembungkan nilai persediaanya.
Permasalahan Pisah Batas, terjadi ketka perusahaan menunda penurunan
persediaan using, dan mencatat retur dari periode yang lebih awal, mencatat
pembelian pada peridoe berikutnya, dan melakukan praktik sejenis lainnya.
Estimasi berlebihan terhadap persediaan dapat terjadi ketika menerapkan
metode pengambila sampel yang tidak tepat.
Faktur diterbitkan tetapi brang ditahan
Persediaan Konsinyasi adalah barang yang ditahan dan dijual oleh perusahaan
untuk perusahaan lain.
Transaksi
Pembelian persediaan.
Pengembalian
dagangan
pemasok.
barang
kepada
Skema Kecurangan
- Nilai pembelian yang kurang saji.
- Keterlambatan dalam mencatat
penjualan
- Penjualan yang tidak dicatat
Utang Dagang, Persediaan - Retur penjualan lebih saji
- Pencatatan retur pada periode
lebih awal (permasalahan pisah
batas)
Utang Dagang, Persediaan, - Potonagn pembelian lebih saji
- Tidak
mengurangi
biaya
Kas
persediaan
Utang Dagang, Kas
Di Bahasa bab 4
Pembayaran
kepada
pemasok dalam periode
pemotongan.
Pembayaran
keapda
pemasok
tanpa
potongan pembelian
Persediaan
dijual, Harga Pokok Penjualan, Harga Pokok Penjualan Persediaan
diakui.
Persediaan
menjadi
using,
seharusnya
dicatat dengan nilai
yang lebih rendah
Estiamsi
jumlah
persediaan
Penghitunagn Jumlah
persediaan
Persdiaan, Persdiaan, -
Penentuan
Persediaan
Indikator Analisis
Indikator Akuntansi atau Indikator Dokumentasi
Indikator Pengendalian
Indikator Perlaku atau Indikator verbal
Indikator gaya hidup
Informasi dan pengaduan
2. Pengakuan atas
gaji dan upah dan
liabilitas
yang
masih
harus
dibauyar lainnya.
3. Penjualan produk
4. Penjualan
jasa,
pembayaran
kembali deposit,
atau
pembelian
kembali sesuatu
pada masa yang
akan dating.
5. Peminjaman
Uang
6. Pengakuan
liabilitas
bersyarat.
Jenis-jenis
Aset yang
lebih Saji
Piutang dan
Persediaan Lebih saji
Piutang Dagang yang lebih saji (tidak terkait dengan pengakuan pendapatan) atau
Persediaan (tidak terkait dengan harga pokok pejualan)
Transaksi yang terkait dengan asset tidak dicatat secara lengkap, tepat waktu, atau
tidak dicatat secara tepat dari segi jumlah, periode akuntansi, klasifikassi atau
kebijakan entitas
Saldo saldo yang terkait dengan aset tidak didukung atau diotorisasi
Penyesuaian aset pada menit menit terakhir dapat secara signifikan
meningkatkan hasil hasil keuangan
Hilangnya dokumen dokumen yang terkait dengan aset
Tidak tersedianya salinan dokumen dokumen yang terkait dengan aset, ketika
dokumen yang asl yang seharusnya ada
Saldo buku besar yang terkait aset tidak seimbang
Ketidaksesuaian yang tidak biasa di antara catatan yang terkaitkan dengan aset
dari suatu entitas dengan bukti atau penjelasan manajemen yang menguatkan
1. Nilai aset yang dicatat digelembungkan pada transaksi pembelian yang tidak
wajar
2. Nilai aset tidak diturunkan pada nilai yang sesuai karena depresiasi dicatat secara
tidak memadai, adanya aset yang usang atau adanya aset yang mengalami
penurunan nilai
3. Aset fiktif dicatat dalam akun akun laporan keuangan
Indikator Analitis
Terdapat 4 jenis analisi yang dapat digunakan untuk menentukan apakah aset tetap telah
dibuat lebih saji, antara lain: analisis horizontal, analisis laporan arus kas, perbandingan
saldo dan akun dari periode ke periode dapat digunakan untuk menentukan seberapa
besar perubahan nilai aset tetap. Hubungan hubungan aset tetap juga dapat diperiksa
dengan menghitung rasio sebagai berikut:
-
Dua rasio pertama memberikan bukti mengenai apakah saldo aset tetap wajar secara
relatif terhadap saldo saldo aset lainnya. Rasio ketiga mengidentifikasi hubungan antara
utang dan aset tetap, memberikan ukuran tentang keanggupan perusahaan untuk
membayar seuruh utangnya dalam jangka panjang. Dua rasio terakhir memeriksa apakah
aset tetap telah didepresiassi secara memadai.
Analisis Vertikal dapat juga digunakan untuk menentukan besarnya perubahan
saldo saldo laporan keuangan dan hubungan dari waktu ke waktu. Sebagai contoh,
apabila aset tetap meningkat dari 50% dari total aset menjadi 70% dari total aset, pada
saat pendapatan perusahaan relatif stabil. Karena aset tetap memiliki wujud fisik, kita
dapat membandingkan saldo saldo yang ada dalam laporan keuangan dengan aset aset
yang sebenarnya.
Indikator Akuntansi ata indikator dokumentasi
Aset tetap yang lebih saji diperoleh dengan mencatat aset pada jumlah yang sudah
digelembungkan yang biasanya terjadi transaksi di antara pihak pihak yang terkait.
Oleh karena itu, menentukan apakah pembelian aset tetap dalam jumlah besar merupakan
transaksi yang wajar atau apakah pembelian dari pihak pihak yang terkait merupakan
hal penting.
Kas dan Investasi Jangka Pendek yang Lebih Saji (termasuk sekuritas
berharga)
Pada umumnya, jarang sekali perusahaan yang secara signifikan membuat nilai kas yang
lebih saji yang kemudian pada akhirnya membuat laporan keuangan yang dihasilkan
menjadi salah saji secara material. Ada 2 alasan untuk hal ini, pertama memverifikasi
saldo kas tercatat biasanya dapat dilakukan dengan mudah melalui konfirmasi dari
lembaga keuangan. Jika kecurangan kas disembunyikan dari laporan konfirmasi bank,
maka biasanya akan diperlukan upaya kolusi dengan pihak di luar perusahaan, dimana
hal ini cukup jarang terjadi.
Indikator Analitis
Baik untuk kas maupun sekuritas berharga, indicator analitis biasnya membantu
melakukan empat jenis analisis. Jumlah tercatat dari masing masing kategori kas dan
sekuritas berharga dapat diperiksa dari waktu ke waktu untuk mendeteksi perubahan
perubahan yang tidak realistis. Rasio rasio ini dapat membantu kita memahami apakah
hubungan antara kas dan sekuritas berharga wajar dalam kaitannya dengan asset lancar
atau total asset.
-
Piutang Dagang dan/ atau Persediaan yang Lebih Saji (tidak terkait
pendapatan atau harga pokok penjualan)
Ketika piutang dagang yang lebih saji, hampir selalu dipastikan pendapatan juga
akan menjadi lebih saji. Demikian pula, ketika persediaan yang lebih saji, harga pokok
penjualan biasanya akan menjadi kurang saji nilainya. Namun, sesekali persediaan atau
piutang dagang dibuat menjadi lebih saji dalam upaya untuk menyembunyikan pencurian
kas atau aset lainnya dalam jumlah besar.
Kecurangan Pengungkapan yang tidak memadai
Laporan keuangan terdiri atas berbagai akun yang menjadi karakteristik dari
laporan keuangan itu sendiri dan pengungkapan pada catatan kaki atau dokumen
dokumen yang terkait dengan laporan keuangan. Kecurangan pengungkapan yang tidak
memadai termasuk penerbitan laporan keuangan yang mengandung kecurangan atau
pernyataan yang menyesatkan dalam pengungkapannya, yaitu pada suatu di tempat
laporan tahunan atau melalui siaran pers atau media lainnya, manajemen membuat
pernyataan yang salah namun tidak berpengaruh pada angka angka atau akun akun
yang ada di dalam laporan keuangan. DAlam hal ini kecurangan pengungapan yang tidak
memadai tidak berdampak pada laporan keuangan maka indikator anaistis tidak akan
muncul, namun indikator dokumentasi mungkin akan ada, tergantung jenis sajinya.
Representasi yang salah dalam MD&A dan Informasi Lain yang bersifat
nonkeuangan dalam laporan keuangan
Pada akhir akhir ini, laporan tahunan perusahaan telah menjadi sejenis dokumen
hubungan publik yang melaporkan kondisi keuangan dan kegiatan operasional.
Sebagian besar laporan tahunan termasuk berbagai pernyataan dari manajemen,
diantaranya MD&A, grafik kinerja historis, pengumuman produk baru dan arah
kebijakan strategi serta rencana dan tujuan untuk yang akan datang.
akan berbeda dalam hal ini, tergantung dari jenis kecurangan pengungkapan yang sedang
dihadapi. Penting untuk mencari indikator yang terkait dengan sifat dasar perusahaan, ase
dan organisasi manajemennya, dan karakteristik operasionalnya.
Kesimpulan
Kita dapat menyadari bahwa terdapat banyak cara untuk melakuakn kecurangan
pada laporan keuangan. Bisnis yang terus berevolusi dan pengeluaran standar akuntansi
yang tidak bisa mengimbanginya dapat mengakibatkan pelaku kecurangan
mengembangkan skema kecurangan baru untuk melakukan penipuan terhadap investor
dan kreditur. Hal tersebut berdampa pada pendektesian kecurangan laporan keuangan
yang semakin sulit ditemukan. Pelaku yang pintar akan mencari segala cara untuk
membuat strategi kecurangan juga dalam mengatasi audit oleh auditor.
Untuk menemukan kecurnagan yang disembunyikan, kita harus mencari indikator
analitis, indikator akuntansi atau indikator dokumentasi, indikator perilaku dan gaya hidu,
indikator pengendalian, serta informasi dan pengaduan. Dengan adanya indikator
kecurangan tersebut ataupun adanya informasi dan dengan menggunakan penalaran
strategis untuk merancang prosedur proseduur audit yang tidak terduga, auditor dan
pihak pihak lainnya dapat menemukan banyak dari kecurangan kecurangan yang telah
disembunyikan dengan rapi oleh pelaku kecurangan.