You are on page 1of 33

KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN

AUDIT FORENSIK

Disusun oleh:
Kelompok 2
Fendy Wahyu W.
Kuncoro Aji K.

F0313033
F0313045

SEMESTER GENAP 2015/2016


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2016

Masalah laporan Keuangan

Laporan Keuangan memainkan peranan penting dalam menjaga efisiensi pasar


modal. Pengungkapan dala laporan keuangan memiliki arti penting bagi investor, kerditor
atau pemberi kebijiakan.
Sayangnya laporan keuangan sering disalahsajikan secara sengaja oleh suatu
organisasi bisnis. Salah saji dalam laporan keuangan bisa jadi karena adanya tindakan
manipulasi, pemalsuan dan melakukan perubahan laporan akuntansi.
Laporan keuangan yang seperti itu dapat juga menimbulkan kerugian bagi para
investor, kurangnya kepercayaan pada pasar dan sitem akuntansi yang ada serta proses
peradilan dan juga rasa malu yang ditanggung oleh individu maupun organisasi yang
tetlibat dalam kecurngan laporan keuangan teersebut.

Contoh contoh kecurangan laporan keuangan akhir-akhir ini :

Salah saji laporan keuangan atau pengolahan pembukuan cooking the books

Pemberian pinjaman secara tidak tepat kepada para eksekutif dan corporate
looting

Skandal perdagangan yang melibatkan orang dalam perusahaan

Mengistimewakan penawaran saham perdana

Tunjangan pensiun yang berlebihan kepada CEO

Kompensasi yang berlebihan kepada eksekutif

Kecurangan dalam skala besar yang dilakukan oleh pegawai

Kejadian kecurangan dalam laporan keuangan semakin sering terjadi akhir akhir
ini. Seperti contoh yang telah disebutkan, kecurangan dapat berbentuk bermacam
macam dan dapat dilakukan oleh berbagai pihak dari tingkatan rendah sampai tingkatan
tertinggi. Kejadian kecurangan laporan keuangan tersebut juga dipengaruhi oleh beberapa
hal. Terdapat 3 hal yang mendorong terjadinya kecurangan, yaitu:
(1) Tekanan yang dirasakan
(2) Peluang/kesempatan
(3) Kemampuan untuk merasionalisasikan kecurangan sebagai sesuatu yang dapat
diterima

Pressure
Pressure adalah dorongan yang menyebabkan seseorang melakukan fraud,
contohnya hutang atau tagihan yang menumpuk, gaya hidup mewah, ketergantungan
narkoba, dll. Pada umumnya yang mendorong terjadinya fraud adalah kebutuhan atau
masalah finansial. Tapi banyak juga yang hanya terdorong oleh keserakahan.
Opportunity
Opportunity adalah peluang yang memungkinkan fraud terjadi. Biasanya
disebabkan karena internal control suatu organisasi yang lemah, kurangnya pengawasan,
dan/atau penyalahgunaan wewenang. Di antara 3 elemen fraud triangle, opportunity
merupakan elemen yang paling memungkinkan untuk diminimalisir melalui penerapan
proses, prosedur, dan control dan upaya deteksi dini terhadap fraud.
Rationalization
Rasionalisasi menjadi elemen penting dalam terjadinya fraud, dimana pelaku
mencari pembenaran atas tindakannya, misalnya:
1. Bahwasanya tindakannya untuk membahagiakan keluarga dan orang-orang yang
dicintainya.

2. Masa kerja pelaku cukup lama dan dia merasa seharusnya berhak mendapatkan
lebih dari yang telah dia dapatkan sekarang (posisi, gaji, promosi, dll.)
3. Perusahaan telah mendapatkan keuntungan yang sangat besar dan tidak mengapa
jika pelaku mengambil bagian sedikit dari keuntungan tersebut.
Ketiga faktor tersebut selalu menjadi pendorong seseorang melakukan
kecurangan. Para pelaku kecurangan selalu dihadapi dengan tekanan dimana tekanan itu
bersifat mendorong untuk melakukan kecurangan. Para pelaku harus mempunyai akal
dan kepintaran untuk mencari peluang peluang untuk melakukan kecurangan meskiun
kuatnya tekanan (hukuman) yang nantinya mungkin saja bisa dirasakan. Hal seperti ini
sering terjadi pada perusahaan perusahaan besar yang memungkinkan mereka harus
melakukan berbagai cara untuk mempertahankan perusahaannya. Pada akhirnya, mereka
harus merubah sudut pandang dan cara berfikir mereka mengenai tindakan yang mereka
lakukan bahwa semua ini dapat diterima dan rasional. Kekhawatiran yang tinggi akan
para pemegang saham yang pergi apabila perusahaan mengalami penurunan finansial
selalu menghantui para petinggi perusahaan. Namun, hal tersebut juga bisa saja terjadi
pada perusahaan kecil maupun perushaan yang lingkupnya tidak begitu luas.
Menurunnya etis dan nilai nilai moral merupakan dampak buruk terjadinya
Fraud Triangle. Perilaku tersebut, pada akhirnya akan berkembang menjadi sikap yang
lebih buruk apabila terjadi secara terus menerus tanpa adanya penanganan yang
dibutuhkan. Perfect Fraud Storm merupakan istilah yang digunakan untuk menjelasan
fenomena ini. Terdapat 9 faktor yang muncul secara bersamaan yang membentuk perfect
Fraud Storm, antara lain:

1. Ledakan Ekonomi
Salah satu faktor yang digunakan pelaku kecurangan dengan cara
menyembunyikan aktivitas ataupun masalah yang muncul untuk tetap
meningkatkan jumlah investor dan tetap menjadi perusahaan yang
menguntungkan. Ledakan ekonomi terjadi pada tahun 1990 2000. Pada
tahun tersebut banyak CEO yang mendapat tekanan yang kemudian
melakukan kecurangan untuk melindungi perusahaannya.
2. Kemerosotan Nilai nilai Moral
Nilai nilai moral semakin menurun pada semua golongan seperti kejujuran.
Di dalam masyarakat, nilai kejujuran telah menurun drastis. Kebohongan
semakin meningkat pada jati diri masyarakat. Hal tersebut ditunjukkan seperti
menyontek di sekolah. Meski hal tersebut tidak berhubungan dengan
manajemen, namun secara tidak langsung hal itu menunjukan bahwa nilai
moral masyarakat telah menurun.
3. Kesalahan Alokasi Insentif

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Dalam masalah insentif banyak terjadi kasus seperti pemberian ratusan juta
dolar dalam bentuk opsi saham dana atau saham terbatas yang memberi
tekanan yang tinggi pada pihak manajemen untuk tetap menjaga kenaikan
harga saham, bahkan dengan membebankan pada pelaporan hasil kinerja
keuangan yang akurat.
Tingginya ekspektasi analisis
Pada umumnya perusahaan perusahaan selalu di analisis mengenai keadaan
finansial oleh para analis. Para analis sering diberi arahan oleh perusahaan
yang akan dianalisis sehingga memunculkan ekspektasi yang tinggi. Hal ini
ditujukan untuk membangun citra kedepannya. Namun, seringkali analisis
yang dilakukan tidak sesuai dengan hasil yang diterima, dan bahkan apabila
analisis dan hasil berbeda jauh akan mengakibatkan penurunan harga saham
dengan nilai yang cukup besar. Alasan tersebut yang menjadikan perusahaan
akhirnya bertindak curang.
Tingginya Tingkat Utang
Persyaratan pemberian pinjaman utang, pinjaman lain dan tuntutan laba yang
tinggi menjadi faktor yang mengakibatkan tindakan kecurangan oleh
perusahaan. Hal tersebut merupakan tekanan tinggi yang harus dihadapi oleh
perudahaan.
Fokus Pada Aturan Daripada Prinsip Akuntansi
Menurunnya prinsip akuntansi yang diterapkan pada jiwa akuntan menjadi
faktor terjadinya kecurangan. Banyak akuntan yang lebih memilih membantu
para klien dan melakukan pencatatan yang bertentangan pada prinsip
akuntansi.
Kurangnya Independensi Auditor
Dalam beberapa kasus KAP menggunakan audit sebagai upaya untuk
menggani kerugian demi membangun hubungan dengan perusahaanperusahaan agar dapat menawarkan pengadaan jasa konsultasi yang lebih
menguntungkan. Fee audit jauh lebih rendah daripada fee jasa konsutasi,
sehingga membuat auditor kehilangan focus dan lebih memilih menjadi
penasihat.
Keserakahan
Kelompok seperti para eksekutif, bank investasi, bank komersial, dan investor
masing-masing kelompok ii mengambil keuntungan dari sistem perekonomian
yang kuat, idak satupun dari mereka menginginkan berita burk sehingga
mengabaikan berita-berita negative dan terlibat transaksi yang tidak baik.
Kegagalan Pendidik
Pertama, pendidik tidak memberikan pendidikan etika yang cukup memadai
terhadap mahasiswa, membuat para lulusan bekal yang cukup untuk
menghadapi dilema etika secara riil di dunia bisnis.
Kedua, dengan tidak mengajarkan pada para mahasiswanya mengenai
kecurangan. Sebagian besar mahasiswa tidak memahami faktor-faktor
penyebab kecurangan.

Ketiga, para pendidik mengajar para mahasisa akuntansi pada masa lampau.
Pendidikan akuntansi yang efektif tidak boleh terlalu berfokus pada konten
pembeajaran sebagai tujuan akhir, tetapi menggunakan konten sebagai
konteks untuk membantu mahasiswa mengembangkan kemampuan analitis.

Sifat Dasar Kecurangan Laporan Keungan


Kecurangan laporan keuangan mengandung unsur penipuan dan upaya
penyembunyian secara disengaja oleh pelaku. Hal tersebut dapat berupa melalui
dokumentasi fiktif atau pemalsuan dokumen. Kecurangan laporan keuangan dapat
disembunyikan dengan cara kolusi yang dilakukan oleh manajemen, pegawai, atau pihak
ketiga. Setiap kecurangan memiliki indikator indikator tersendiri. Namun, indikator
tersebut juga tidak dapat dengan langsung dikatakan bahwa hal tersebut telah terjadi
kecurangan karena bisa saja hilangnya suatu dokumen dikarenakan benar benar
kesalahan yang tidak disengaja.
Indikator kecurangn tidak dapat dengan mudah digunakan sebagai alat untuk
mendeteksi terjadinya kecurangan. Hal ini dikarenakan indikator kecurangan sangat
bervariatif yang dimana apabila terdapat beberapa faktor yang muncul, hal itu belum bisa
menunjukkan bahwa telah terjadi kecurangan.

Statistik Mengenai Kecurangan Laporan Keuangan


Beberapa studi telah melakukan pengkajian terhadap AAERs (Accounting and
Auditing Enforcement Release) yang dikeluarkan oleh treatway commission tentang
report of the national commission on fraudulent financial reporting. Treatway
commission melakukan studi terhadap kecurangan yang terjadi sepuluh tahun yang
berakhir pada tahun 1987. Studi ini mengkaji 119 tindakan hukum yang dilakukan oleh
SEC pada periode tahun 1981-1986.
Pada tahun 1998 COSO merilis studi pertama dari dua studi yang mereka sponsori
terkait kecurangan laporan keuangan yang diinvestigasi oleh SEC pada tahun 1987-1997.
Studi ini menemukan bahwa ada sekitar 300 kecurangan laporan keuangan yang menjadi
subjek dari peraturan SEC. Ada 204 sampel acak dari kecurangan aporan keuangan
tersebut, yaitu:
1. Rata-rata kecurangan yang terjadi berlangsung sekitar dua tahun akhir-akhir ini.
2. Pengakuan pendapatan yang tidak sesuai, perhitungan asset yang lebih saji, dan
perhitungan biaya yang kurang saji merupakan metode kecurangan yang sangat
umum digunakan.
3. Besarnya rata-rata kecurangan secara kumulatif adalah $25juta.
4. Sebanyak 72% kasus kecurangan laporan keuangan dilakukan oleh CEO.

5. Rata-rata nilai asset dari perusahaan yang melakukan kecurangan adalah $532juta
dan rata-rat pendapatan $232juta.
6. Perusahaan yang melakukan kecurangan laporan keuangan biasanya menanggung
konsekuensi berat.
7. Kebanyakan perusahaan ini tidak memiliki komite audit atau hanya bertemu satu
kali dalam satu tahun dengan komite audit mereka.
8. Dewan direksi yang didominasi oleh orang dalam dan direksi dari pihak luar yang
memiliki hubungan khusu dengan pihak manajemen atau perusahaan dengan
kepemilikan ekuitas yang besar dan terlihat memiliki sedikit pegalaman sebagai
direksi pada perusahaan lain. Hubungan tesebut merupakan hubungan keluarga
sering terjadi, sehingga dapat menimbulkan suatu polusi atas hubungan tersebut.
9. Beberapa perusahaan yang melakukan kecuragan laporan keuangan menderita
kerugian bersih atau mendekati titik impas pada periode sebelm tejadi
kecurangan.
10. Hanya lebih dari 25% dari perusahaan mengganti audito mereka selama periode
terjadi kecurangan tersebut.
Setelah studi COSO tahun 1999, SEC melakukan studi lagi yang didsarkan pada
section 704 serbanes-oxleyact. Dengan ketentuan yaitu SEC melakukan studi terhadap
semua tindakan hukum yang diajukan selama periode 31 Juli 1997 hingga 30 Juli 2002
yang didasarkan pada pelaporan keuangan yang tidak sesuai, kecurangan, kegagalan
audit, atau pelanggaran terhadap endependency auditor. SEC mengajukan 515 tindakan
hukum atas pelanggaran pengungkapan dan pelaporan keuangan yang melibatkan 164
entitas yang berbeda. Jumlah studi dalam 5 tahun yaitu

Studi ini menemukan bahwa SEC paling banyak melakukan tindakan pengecekan
seperti pengakuan pendapatan yang tidak sesuai, termasuk didalamnya pelaporan yang
mengandung unsur kecurangan atas penjualan yang fiktif, pencatatan waktu pengauan
pendapatan yang tidak sesuai, penilaian pendapatan yang tidak tepat, serta pengakuan
biaya yang tidak sesuai. Studi ini juga menemukan bahwa CEO, Presiden Direktur, dan
CFO merupakan jajaran manajemen yang sering terlibat dalam tindak kecurangan, yang
diikuti oleh pimpinan dewan, pejabat bagian operasional,pejabat bagian akuntansi, dan
wakil presiden bagian keuangan. Temuan ini sama dengan studi yang dilakukan oleh
auditing practices board di Inggris, studi ini menemukan bahwa mayoritas kecurangan
laporan keuangan dilakukan oleh manajemen perusahaan dan kecurangan laporan
keuangan tersebut bukanlah pencurian secara langsung dan kemungkinan tidak akan
terdeksi oleh auditor eksternal. 65% dari kasus tersebut disertai adanya salah saji
terhadap data keuangan yang hanya untuk menaikkan harga saham atau
menyembunyikan kerugian.

Studi kecurangan laporan keuangan AAERs tanggal 10 Mei 2010 oleh COSO
telah memperbarui studi COSO yang sebelumnya. Studi ini mencakup periode tahun
1998 2007. Temuan yang dilaporkan dalam studi ini sebagai berikut.
1. SEC yang melakukan investigasi tentang kecurangan selama 10 tahun ini
sekitar 18% lebih banyak dibandingkan 10 tahun sebelumnya. Dengan
kecurangan meningkat drastis dari $25 juta menjadi sekitar $400 juta.
2. Median asset perusahaan perusahaan yang ada dalam studi ini meningkat
dari $ 16 juta menjadi $100 juta.
3. Lebih dari 89% CEO/CFO yang didakwa oleh SEC selama proses investigasi.
4. 60% kasus yang ada berkaitan dengan pengakuan pendapatan yang tidak
tepat.
5. Karakteristik dewandireksi perusahaan perusahaan ini tidak jauh berbeda
dengan karakteristik dewan direksi perusahaan yang tidak didakwa.
6. 60% perusahaan mengganti auditornya selama waktu terjadinya kecurangan
7. Liputan pers pada perusahaan yang melakukan kecurangan mengakibatkan
penurunan harga saham secara abnormal sebesar 16,7% dan berita mengenai
investigasi pada perusahaan mendorong penurunan sebesar 7,3%.

Studi COSO menunjukkan bahwa perusahaan yang melakukan tindakan


kecurangan mendapatkan konsekuensi negative berupa turunnya harga saham dalam
jangka panjang hingga terjadi kebangkrutan dan penghapusan pencatatan saham dari
bursa saham. Kerugian atas kecurangan laporan dapat dirasakan oleh berbagai kalangan
yang berkepentingan pada perusahaan.

Motivasi Kecurangan Laporan Keuangan


Motivasi penyajian laporan keuangan yang curang cukup beragam, salah satunya
untuk memberikan dukungan agar harga saham tetap tinggi atau untuk dukungan
penawaran obligasi dan saham. Terkadang, manajer divisi melaporkan hasil kinerja
keuangan yang lebih saji dari divisi yang dipimpinnya dengan tujuan untuk memenuhi
ekspektasi perushaan. Tekanan yang didapat oleh pihak manajemen juga menjaddi salah
satu motivasi atas kecurangan laporan keuangan.

Kerangka Kerja Untuk Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan


Seorang auditor harus dapat melakukan pendekatan kepada manajemen dengan
cerdas. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan pihak manajemen untuk
menyembunyikan kecurangan yang teah dilakukan. Pihak manajemen akan mengatur
strategi untuk melakukan perhitungan audit yang akan dilakukan auditor nantinya. Dalam
hal ini auditor harus dapat mengantisipasi dan mampu mendeteksi kecurangan yang telah

disembunyikan. Seorang auditor yang sedang melakukan penyelidikan kecurangan akan


sangat efektif ketika auditor mempertimbangkan bagaimana manajemen memandang
potensi pendekatan audit yang akan dilakukan, dengan kata lain seorang auditor harus
lebih unggul dalam memprediksikan metode pendekatan audit yang akan digunakan.
Seorang auditor dalam mendeteksi terjadinya kecurangan didasarkan pada teori
permainan (game theory). Teori permainan mencoba untukk memprediksi perilaku yang
didasarkan pada individual yang memiliki kecenderungan terhadap motivasi dan
kepercayaan individu tersebut mengenai bagaimana kemungkinan perilaku pihak lainnya.
Ada berbagai tingkatan dalam penalaran strategik pengaturan audit, antara lain:
1. Zero order reasoning
Hal ini terjadi ketika auditor dan auditee hanya mempertimbangkan kondisi yang
secara langsung mempengaruhi mereka, tetapi pihak pihak lain. Ketika
menerapkan strategic ini, auditor hanya mempertimbangkan besarnya insentif
yang akan diterimanya saja.
2. First order reasoning
Hal ini berarti bahwa auditor mempertimbangkan kondisi yang secara langsung
mempengaruhi auditee. Dalam kasus ini, auditor mengasumsikan bahwa auditee
menggunakan zero order reasoning
3. Higher order reasoning
Tingkatan strategic yang terjadi ketika auditor mempertimbangkan adanya
tambahan tingkatan kompleksitas, termasuk bagaimana manajemen
mengantisipasi perilaku auditor.
Ketiga tingkatan tersebut merupakan penalaran strategic yang sering digunakan
oleh auditor. Namun, sering juga seorang manajemen dapat memprediksi penalaran
strategik apa yang akan di terapkan oleh seorang auditor, karena mereka memahami apa
yang telah dilakukan auditor pada audit sebelumnya. Skema kecurangan laporan
keuangan akan berkembang dalam hal ini. Seorang auditor harus menerapkan strategik
yang lebih tinggi untuk mengatasinya yaitu First order reasoning atau higher order
reasoning. Hal ini akan mengarahkan auditor untuk menggunakan prosedur audit yang
tidak terduga sebelumnya dan melakukan pengujian pengujian yang tidak diketahui
manajemen.
Ketika menerapkan penalaran strategic, auditor akan mempertimbangkan berbagai
pertanyaan berikut:
1. Skema kecurangan yang akan digunakan
2. Jenis pengujian yang digunakan untuk mendeteksi kecurangan
3. Cara manajemen menyembunyikann kecurangan dari jenis pengujian yang
akan digunakan
4. Memodifikasi jenis pengujian tertentu untuk mendeteksi skema kecurangan
yang disembunyikan

Analisi kecurangan laporan keuangan dapat jarang terdeteksi apabila hanya


mengandalan data keuangan perusahaan. Kecurangan laporan keuangan juga dapat
terddeteksi apabila kita membandingkan data keuangan perusahaan dengan keadaan rill
yang seharusnya terwakili oleh angka angka tersebut.
Selain itu, jenis analisis tertentu terhadap laporan keuangan (seperti rasio, analisis
vertical dan analisi horizontal), penelitian menganjurkan agar auditor, investor, regulator
dan pemeriksa kecurangan dapat memanfaatkan penggunaan metode kinerja
nonkeuangan untuk menilai kecurangan laporan keuangan.
Mengidentifikasi eksposur risiko kecurangan juga dapat digunakan selain
menggunakan data keuangan dan non keuangan. Mengidentifikasi eksposur merupakan
salah satu cara untuk mendeteksi laporan keuangan yang dimana kita harus memahami
secara jelas kegiatan operasional dan sifat dasar organisasi seperti mempelajari sifat dasar
dari industry dan para pesaingnya. Selain itu, penalaran strategik juga harus digunakan
untuk mendeteksi kecurangan laporan keuangan. Penalaran strategic mengacu pada
kemampuan untuk mengantisipasi kemungkinan metode penyembunyian kecurangan
yang digunakan oleh pelaku kecurangan. Auditor dapat megidentifikasi ekposur resiko
kecurangan dengan mengkaji 4 kelompok kecurangan eksposur yang disebut kotak
eksposur kecuran (Fraud exposure rectangle).

Manajemen dan Direksi

Organisasi dan Industri

2Hubungan dengan Pihak


pihak Lain

4Hasil Kinerja Keuangan dan


Karakteristik Operasional

1. Manajemen dan Dewan Direksi


Pada umumnya kecurangan laporan keuangan dilakukan oleh individu dengan
pangkat tertinggi. Hal ini menunjuk pada dewan direksi dan manajemen.
Manajemen dan dewan direksi harus diinvestigasi untuk mendeteksi terjadinya
kecurangan laporan keuangan.
Ada 3 aspek manajemen yang harus diinvestigasi:
1. Latar beakang manajemen
2. Motivasi manajemen
3. Pengaruh manajemen dalam membuat keputusan untuk organisasi
2. Hubungan dengan Pihak pihal Lain

Kecuranga laporan keuangan bisanya dilakukan dengan bantuan dari pihak


ataupun organisasi lain, baik secara rill maupun yang fiktif. Walaupun hubungan
dengan semua pihak harus diuji untuk menentukan apakah hubungan tersebut
memberikan peluang atau eksposur kecurangan bagi manajemen, hubungan yang
terkait dengan organisasi lain, dan regulator harus selalu dipertimbangkan dengan
hati hati. Selain itu hubungan dengan intuisi keuangan dan pemegang obligasi
juga penting dipertimbangkan karena hubungan tersebut memberikan indikasi
sejauh mana pengaruhnya bagi keberlangsungan perusahaan.
3. Organisasi dan Industri
Kecurangan laporan keuangan terkadang ditutupi dengan penciptaan struktur
organisasi yang memudahkan penyembunyian kecurangan seperti kasus enron
dengn semua SPE nya yang tidak di konsolidasikan. Banyak jenis dan kasus
yang timbul akibat kecurangan laporan keuangan. Sifat yang melekat pada suatu
organisasi juga dapat menunjukkan adanya ekposur kecurangan seperti struktur
organisasi yang terlalu kompleks, organisasi yang tidak memiliki departemen
audit internal, dewan direksi tanpa adanya individu dari pihak luar atau hanya
pihak luar yang menduduki jabatan susunan anggota dewan pada komite audit,
dan masih banyak lagi. Investigator harus memahami dan mengetahui siapa
pemilik perusahaan tersebut karena terkadang pemilik yang diam dan tersembunyi
menggunakan perusahaan tersebut untuk tindakan ilegal.
4. Hasil Kinerja Keuangan dan Karakteristik Operasional
Indikator kecurangan yang paling sering terlihat sendiri melalui perubanhan
perubahan dalam laporan keuangan. Dalam menilai eksposur kecurangan melalui
laporan keuangan dan karakteristik operasional, jumlah jumlah dan saldo
saldo akun pada laporan keuangan harus diperbandingkan dengan organisasi
sejenis dalam industri yang sama dan referensi riil dari laporan keuangan juga
harus ditentukan. Selain itu, dalam menilai eksposur kecurangan pada hubungan
hubungan keuangan, auditor harus mengetahui sifat dasar dari bisnis klien, jenis
akun yang seharusnya tercantum dalam laporan keuangan, serta jenis kecurangan
yang dapat timbul dalam organisasi dan indikatornya.

Kecurangan Laporan Keuangan terkait Pendapatan dan


Persediaan
Kecurangan Pendapatan
Pendapatan merupakan akun yang paling sering dimanipulasi, telah ditemukan bahwa
kecurangan pada akun pendapatan berkontribusi setengah dari kecurangan laporan
keuangan yang terjadi. Temuan tersebut dilakukan oleh Comitte of Sponsoring
Organization (COSO). Studi ini juga menemukan bahwa cara yang paling umum untuk
melakukan manipulasi pendapatan adalah dengan mencatat pendapatan fiktif dan

mencatat pendapatan yang tidak sesuai pada waktunya merupakan jenis kecurangan
pendapatan kedua yang paling umum sering terjadi.
Alternatif-alternatif yang diterima
. Sejumlah perbedaan dalam pengakuan pendapatan dan kriteria kinerja antar-organisasi
mempersulit pengembangan standar pengakuan pendapatan untuk berbagai macam model
bisnis dalam perekonomian saat ini,. Bahkan, dalam banyak hal, harus dibuat
pertimbangan yang signifikan untuk menentukan kapan dan berapa banyak pendapatan
yang akan diakui. Hal ini memberikan peluang bagi para manajer yang ingin melakukan
laporang keuangan.
Kemudahan memanipulasi pendapatan bersih mengguanakan pendapatan dan
piutang
Alasan kedua mengapa kecurangan pendapatan menjadi sangat umum adalah karena
begitu muendahnya melakukan manipulasi terhadap pendapatan bersih dengan
menggunakan akun pendapatan dan piutang. Cara yang paling mudah untuk
menggelembungkan laba bersih adalah dengan menciptakan pendapatan dan piutang
yang terkait dengan pendapatan tersebut. Selanjutnya, pendapatan dan piutang dapat
dimanipulasi dengan berbagai cara lainnya. Contohnya, suatu organisasi dapat
menggelembungkan nilai pendapatannya dengan cara memasukkan pendapatan yang
seharusnya diakui pada periode mendatang ke dalam periode saat ini. Skema ini sering
disebut pengakuan pendapatan lebih awal atau sebelum waktunya atau penyalahgunaan
pisah batas.
Pendapatan juag dapat diakui lebih awal dengan cara memanipulasi pekerjaan yang
terselesasikan di suatu perusahaan dengan kontrak-kontrak konstruksi jangka panjang
dengan nilai pendapatan tegantung pada presentase penyelesaian proyek. Perusahaan juga
dapat membuat dokumen, penjualan, atau pelanggan fiktif untuk menunjukkan adanya
penjualan yang lebih tinggi daripada penjualan yang sebenarnya pada periode yang
bersangkutan. Alternatif lainnya, kontrak yang mendasari pencatatan pendapatan dapat
diubah atau dipalsukan. Atau dalam kasus yang paling serius dapat dibuat ayat jurnal
topside yang menciptakan pendapatan dan piutang dapat dokumen yang mendasarinya.
Salah satu kecurangan yang paling serius akhir-akhir ini adalah kecurangan yang
dilakukan Qwest international. Skema-skema kecurangan pendapatan pada Qwest antara
lain sebagai berikut.

Swapping adalah hak untuk menggunakan rangkaian fiber-optic dengan


perusahaan telekomunikasi lain tanpa alasan bisnis yang sah, dan segera
membukukan pendapatan untuk memenuhi ekspektasi laba.
Mengakui pendapatan dari transaksi bill and hold secara tidak tepat dan
pemalsuan dokumen untuk mnyembunyikan kecurangan tersebut.
Menjual peralatan dengan harga dua kali harga normal dan kemudian
memberikan potongan atas kontrak jasa yang dilakukan

Mengubah tanggal publikasi dalam dftar kontak

Mengindentifikasi eksposur kecurangan Pendapatan


Ekposure kecurangan pendapatn melibatkan berbagai macam skema yang dapat
digunakan untukm memanipulasi pendapatan dan seringkali juga digunakan untuk
memanipulasi piutang. Pemahaman transakasi pendapatan dan piutang dapat memberikan
gambaran bagaimana kecurangan pendpatan dapat dilakukan. Salah satu tugas pertama
adalah menganalisis dan membuat diagram berbagai transaksi antara perusahaan dan
pelanggannya. Kemudian, dengan menganalisis akun-akun terlibat dalam setiap transaksi,
investigator atau auditor dapat menentukan bagaimana setiap transaksi bisa dibuat salah
saji.
Berikut beberapa skema kecurangan pendapatan yang umum dilakukan:

Transaksi dengan pihak terkait


Penjualan fiktif
Faktur diterbitkan tetapi barang ditahan
Kesepakatan sepihak
Penjualan konsinyasi
Channel stuffing
Kapping atau kitting
Penganngalan ulang atau pembaruan tramsaksi
Kebijakan pengembalian bebasPengiriman sebagian
Pisah batas tidak tepat
Round tripping

JENIS-JENIS TRANSAKSI YANG DIGUNAKAN DALAM SKEMA KECURANGAN


Transaksi
Akun Yang terkait
Skema Keterangan
1. Menjual
barang Piutang Dagang dan 1. Mencatat penjualan fiktif, faktur
dan/atau jasa kepada Pendapatan
diterbitkan tapi (tapi barang ditahan
pelanggan.
(bill and hold sales),e penjualan

2. Membuat
estimasi Beban Piutang Tak
piutang tak tertagih
Tertagih
Dan
Cadangan
Keurgian
Piutang Tak Tertagih
3. Menerima
Retur Penjualan dan
pengembalian barang Piutang Dagang
dari pelanggan.
4. Menghapuskan
piutang tak tertagih

Cadangan Kerugian
Piutang Tak Tertagih
dan Piutang Dagang

5. Menerima kas setelah Kas


dan
periode pemotongan
Dagang

Piutang

6. Menerima kas setelah Kas,


Potongan
periode pemotongan
Penjualan dan Piutang
Dagang

dengan
kesepakatan
sepihak,
penjualan konsinyasi, rountripping
dsb
2. Mengakui pendapatan terlalu awal
3. Memperbesar nilai penjualan dari
nilai yang seharusnya.
4. Memperkecil cadangan kerugian
piutang tak tertagih, sehingga
piutang menjadi lebih saji
5. Tidak
mencatat
pengembalian
barang dari pelanggan
6. Mencatat pengembalian barang
setelah
akhir
peridoe
yang
bersangkutan.
7. Tidak menghapuskan piutang tak
tertagih
8. Menghapuskan piutang tak tertagih
pada periode berikutnya.
9. Mencatat transfer bank sebagai
penerimaan kas dari pelanggan
10. Memanipulasi kas yang diterima
dari pihak terkait (misalnya lapping)
11. Mencatat ayat jurnal fiktif terkati
kas seperti mendebit kas dan
menkredit piutang dagang.
12. Tidak mencatat potongan yang
diberikan pelanggan.

Ketika berbagai macam skema (atau ekposur) kecurangan telah dipertimbangkan,


indikator skema kecurangan secara khusus dapat dicari secara proaktif. Setiap indicator
dapat dicari atau diselidiki untuk menentukan apakah tejadi kecurangan
Mengidentifikasi Indikator kecurangan pendapatan
Untuk mendeteksi kecurangan, anda harus dapat mengidentifikasi sesutatu yang menjadi
indikatornya.
Indikator kecurangan dibagi menjadi enam
1. Indikator Analisis
2. Indikator Akuntansi dan dokumentasi
3. Indikator gaya hidup

4. Indikator pengendalian
5. Indikator perilaku dan indicator verrbal
6. Informasi dan pengaduan
Perlu diingat bahwa dalam mendeteksi indikator seharusny hanya dilihat berdasarkan
konteks.
Pencarian secara aktif Indikator kecurangan Pendapatan
Supaya kecurangan laporan kuangan dapat terdeteksi, indicator kecurangan harus diamati
dan diketahui. Dalam beberapa kasus kecurangan yang paling tekenal, indicator
eharusnya sudah dapat diamati, tetapi tidak disadari oelh auditor dan pihak lainnya.
Dalam beberapa kasus, sudah teramati dan dilakukan pencarian informasi ,tetapi
sejumlah alternative penjelasan dari manajemen dapat diterima.
Pihak-pihak yang berkepentingan seperti auditor dapat mencari idnikator kecurangan
dengan du acara : menuunggu sampai mereka mungkin menemukan indicator secara
kebetulan, atau mereka melakuan pencarian secara proaktif tehadap kemungkinan
adanya indicator tersebut.
Pencarian secara aktif Indikator Analisis terkait Pendapatan
Teknologi dapat digunakan untuk melakukan percarian secara proaktif adanya
kecurangan laporan keuangan. Indikator analitis yang berhubungan dengan akun tersebut
menjadi terlalu tinggi atau terlalu rendah, meningkat terlalu cepat atau lambat ayau
hubngan abnormal lainnya. Cara praktis untuk melakukan indicator analisis adalah
dengan berofokus pada perubahan dan perbandingan pada laporan keuangan.
Analisis secara khusus yang biasa dilakukan adalah :
1. Melakukan analisis terhadap saldo keuangan hubungaannya dengan laporan
keuangan.
2. Membandingkan jumlah atau hubungan laporan keuangan dengan informasi
diluar laporan keuangan.
Dua acara paling umum digunakan dalam analisis laporan keuangan aadalah dengan
mencari perubahan tidak wajar dalam (1) saldo akun dari periode ke peridoe (melihat
trend) dan (2)hungungan terkait pendapatan periodo ke periode. Dua analisis juga dapat
dihubungkan ketika jumlah dan hubungan dalam laporan keuangan dibandingkan dengan
informasi lain.
1. Membandingkan hasil keuangan dan trend pada perusahaan dengan trend
perusahaan lain sejenis dalam industry yang sama.
2. Membandingkan jumlah pendapatan yang tercatat dalam laporan keuangan
dengan aset atau informasi financial atau informasi lainnya.

Melakukan analisis terhadap


saldo
keuangan
hubungaannya
dengan
laporan keuangan.

Mencari peruabah nyang


tidak wajar pada saldo
pendapatan dan piutang
dagang dari peridoe ke
periode (trend)
Membandingkan jumlah atau Membandingkan
hasil
hubungan laporan keuangan keuangan
dan
trend
dengan informasi diluar perusahaan dengan hasil
laporan keuangan.
keuangan dan trend dari
perusahaan-perusahaan
sejnis dalam indrustri yang
sama.

Mecari perubahan yang tidak


wajar dalam hubungannya
dengan akun siklus pendapatan
dari period eke periode
1. Membandingkan
jumlah
pendapatan
yang tercatat dalam
laporan
keuangan
dengan
aset
atau
informasi financial atau
informasi lainnya.

Berfokus pada perubahan Saldo (Jumlah) Akun yang tercaata dari period eke
periode
Ada tiga cara untuk membandingkan jumlah yang tercatat dari satu peridoe ke periode
laiinnya. Cara pertama adalah berfokus pada dan menghitung perubahan angka yang
sebenarnya terdapat dalam laporan keuangan itu sendri. Cara kedua, dengan
menggunakan proses yang disebut analisis horizontal. Cara ketiga adalah dengan
mempelajari laporan arus kas.
Befokus pada Perubahan hubungan terkait pendapatan
Ada dua cara untuk mengetahui perubahan hubungan dalam laporan keuangan dari satu
periode ke periode lainnya. Cara pertama, berfokus pada perubahan rasio yang terkait
dengan pendapatan dari satu peridoe ke peridoe lainnya. Rasio yang paling umum
digunakan untuk menemukan indicator analisis kecurangan laporan keuangan adalah :
-

Rasio Margin, dihitung dengan membagi laba kotor dengan laba bersih.
Rasio Persentase retur penjualan, merupakan ukuran persentase penjualan yang
dikembalikan pelanggan
Rasio persentase potongan penjualan sama dengan rasio persentase penjualan
dan dihitung dengan membagi potongan penjualan dengan penjualan kotor.
Persentase Piutang Dagang, rasio ini dihitung dengan membagi jumlah
penjualan dengan piutang dagang.
Rasio jumlah hari dalam piutang. Rasio ini dihitung dengan membagi 365 hari
dengan perputaran piutang dagang.
Cadangan piutang tak tertagih sebagai persentase piutang dagang, dihitung
dengan membagi cadangan piutang tak tertagih dengan piutang dagang.
Rasio perputaran aset, dihitung dengan membagi total penjualan dengan ratarata total aset. Rasio ini merupakan ukuran seberapa sering perusahaan
memutar asetnya.

Rasio perputaran modal kerja dihitung dengan membagi penjualan dengan


rata-rata modal kerja.
Rasio margin kinerja operasional dihitung dengan cara membagi laba bersih
dengan toral penjualan.
Laba persaham rasio ini dihitung dengan membagi laba bersh dengan jumlah
lembar saham yang beredar

Ketika menggunakan rasio untuk menemukan indicator laporan keuangan, ingatlah


bahwa ukuran atau arah untuk rasio ini biasanya tidak penting, tetapi perubahanperubahan dan raiso tersebutlah yang mengindikasikan kemungkinan adanya kecurangan
terutama ketika oerubahan itu tidak diperkirakan akan tejadi atau tidak dapat dijelaskan.
Cara kedua adalah dengan mengkonversikan lapoan keuangan ke dalam persentase dan
melakukan metode analisis vertical, metode ini juga akan didiskusikan pada bab 12.
Pencarian Secara Aktif Indikator Akuntansi dan Indikator Dokumentasi
Salah satu cara yang umumnya digunakan oleh manajemen untuk melakukan kecurangan
adalah dengan melakukan posting satu atau lebih ayat jurnal secara langsung pada catatan
akuntansi pada catatan akuntansi. Ayat-ayat jurnal ini seringkali tidak sesuai proses
posting ayat jurnal yang seharusnya, sehingga mengabaikan proses pengendalian internal.
Ayat jurnal ini sering disebut ayat jurnal topside, yang berarti ayat jurnal dicatat secara
langsung pada jurnal ringkasan atau buku besar.
Perusahaan besar mungkin memiliki jutaan ayat jurnal setiap tahunnnya. Oleh karena itu
pencarian terhadap ayat jurnal yng mengandung kecurangan akan sulit dilakukan. Namun
perangkat lunak dan perangkat keras computer bisa digunakan untuk mengatasinya,
dengan menggunakan perangkat Lunak Picalo, ACLO atau IDEA, pemeriksa keuangan
dapat dengan melakukan investigas iterhadap jutaan ayat jurnal untuk menemukan
bebrapa potensi kecurangan.
Pencarian secara aktif Indikator Pengendalian
Peluang kecurangan biasanya muncul karena lemahnya pengendalian internal.
Pencarian secara aktif indikator Perilaku atau indicator verbal dan indicator gaya
hidup
Jika dibandingkan dengan dengan kecurangan yang dilakukan oleh pegawai, indikator
gaya hidup biasanya tidak membantu dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan.
Namun, indikator perilaku atau indikator verbal sering kali sangat beguna dalam
mendeteksi kecurangan laporan keuangan.

Pencarian secara aktif untuk informasi dan pengaduan


Cara tebaik untuk melakukan pencarian informasi dan pengaduan untuk berbagai macam
kecurangan adalah dengan membentuk ombudsman, saluran pengaduan atau sitem

lainnya yang memungkinkan orang-orang dapat menyampaikan informasi dan pengaduan


secara anonym. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, pengaduan system whistleblower dan kesanggupan untuk tidak melakukan upaya balas dendam terhadap whistle
blower saat ini menjadi persyaratan utama untuk setiap perusahaan public di Amerika
Serikat. Beberapa orang curiga atau mengetahui namun ragu atau takut untuk
mengadukannya. Hal tersebut karena lingkungan sosialnya yang mana saat anak-anak
pengadu dianggap rendah oleh teman-temannya.
Alasan-alasan lainnya adalah :
-

Mereka tidak mengetahui siapa yang harus diberi tahu atau bagaimana cara
memberi tahu
Mereka tidak ingin salah menuduh orang
Mereka takut akan kosnekuensi menjadi whistle blower
Mereka hanya memiliki kecurigaan tanpa adanya bukti.

Menindaklanjuti indikator-indikator kecurangan Pendapatan


Adanya indikator-indikator kecurangan menimbulkan dugaan bahwa kecurangan
mubngkin saja terjadi. Jika terdapat dugaan maka investigasi harus dilakukan. Dalam hal
ini berbagi prosedur investigasi akan membatu memastikan kecurangan benear-benar
terjadi, dan jika benar terjadi akan menunjukkan sejauh mana kecurangan tersebut.
(Prosedur akan dibahas pada bab 14-17)

Kecurangan Persediaan dan Harga Pokok Penjualan


Selain skema kecurangan pendapatan, skema kecurangan yang paling umum lainnya
adalah manipulasi akun-akun persediaan dan HPP.

PENGARUH PERSEDIAAN YANG LEBIH SAJI TERHADAP LAPORAN LABA


RUGI
Laporan Laba Rugi Komprehensif
Pendapatan (Penjualan) Kotor
Retur Penjualan
Potongan Penjualan
Pendapatan (Penjualan) Bersih
Harga Pokok Penjualan
Margin Kotor
Beban
Laba Bersih

Jika Persediaan yang Lebih saji, maka


Tidak terpengaruh
Tidak terpengaruh
Tidak terpengaruh
Tidak terpengaruh
Kurang saji
Lebih saji
Tidak terpengaruh
Lebih saji

PERHITUNGAN HARGA POKOK PENJUALAN


PERHITUNGAN
HARGA
POKO PENJUALAN
Persediaan Awal
+ Pembelian Persediaan
Retur
Persediaan
untuk
Pemasok
Potongan Persediaan pada
Pembelian Persediaan
= Barang yang tersedia untuk
dijual
- Persediaan Akhir
= Harga Pokok Penjualan

PERIODE 1 PERSEDIAAN
AKHIR LEBIH SAJI
Tidak terpengaruh
Tidak terpengaruh
Tidak terpengaruh

PERIODE 2

Tidak terpengaruh

Tidak terpengaruh

Tidak terpengaruh

Lebih Saji

Lebih saji
Kurang saji

Tidak terpengaruh
Lebih saji

Tidak terpengaruh
Tidak terpengaruh
Tidak terpengaruh

Mengidentifikasi Ekposur Kecurangan Persediaan


Terdapat sjumlah skmea kecurangan Pendapatan, yang paling umumn adalah berikut ini
-

Pencatatan Ganda, terjadi ketika akun persediaan tertentu dihitung dua kali.
Kapitalisasi biaya yang seharusnya dibebankan, terjadi ketika perusahaan
menggelembungkan nilai persediaanya.
Permasalahan Pisah Batas, terjadi ketka perusahaan menunda penurunan
persediaan using, dan mencatat retur dari periode yang lebih awal, mencatat
pembelian pada peridoe berikutnya, dan melakukan praktik sejenis lainnya.
Estimasi berlebihan terhadap persediaan dapat terjadi ketika menerapkan
metode pengambila sampel yang tidak tepat.
Faktur diterbitkan tetapi brang ditahan
Persediaan Konsinyasi adalah barang yang ditahan dan dijual oleh perusahaan
untuk perusahaan lain.

Untuk mempermduah indentifikasi ekposur kecurangan persediaan, lebih baik


menggunakan diagram.

JENIS-JENIS TRANSAKSI DALAM KECURANGAN PERSEDIAAN

Transaksi
Pembelian persediaan.

Pengembalian
dagangan
pemasok.

barang
kepada

Akun yang terkait


Persediaan, Utang Dagang

Skema Kecurangan
- Nilai pembelian yang kurang saji.
- Keterlambatan dalam mencatat
penjualan
- Penjualan yang tidak dicatat
Utang Dagang, Persediaan - Retur penjualan lebih saji
- Pencatatan retur pada periode
lebih awal (permasalahan pisah
batas)
Utang Dagang, Persediaan, - Potonagn pembelian lebih saji
- Tidak
mengurangi
biaya
Kas
persediaan
Utang Dagang, Kas
Di Bahasa bab 4

Pembayaran
kepada
pemasok dalam periode
pemotongan.
Pembayaran
keapda
pemasok
tanpa
potongan pembelian
Persediaan
dijual, Harga Pokok Penjualan, Harga Pokok Penjualan Persediaan
diakui.
Persediaan
menjadi
using,
seharusnya
dicatat dengan nilai
yang lebih rendah
Estiamsi
jumlah
persediaan
Penghitunagn Jumlah
persediaan

Kerugian akibat penurunan nilai


persediaan,
Persediaan
Penyusutan
Persediaan
Penyusutan
Persediaan

Persdiaan, Persdiaan, -

Penentuan
Persediaan

biaya Persediaan, Harga Pokok Penjualan


-

Pencatatn jumlah yang terlalu


rendah
Tidak mencatat harga pokok
penjualan atau persediaan
Tidak
menghapuskan
atau
menurunkan nilai persediaan using

Persediaan yang diestimasi terlalu


tinggi
Penghitungan persediaan yang
terlalu tinggi
Kapitalisasi
Jumlah
yang
seharusnya dibebankan
Menggunakan biaya yang tidak
tepat
Membuat tambahan biaya yang
tidak perlu
Mencatat persediaan fiktif

Mengidentifikasi Indikator Kecurangan Persediaan


-

Indikator Analisis
Indikator Akuntansi atau Indikator Dokumentasi
Indikator Pengendalian
Indikator Perlaku atau Indikator verbal
Indikator gaya hidup
Informasi dan pengaduan

Pencarian secara proaktif Indikator Kecurangan Persediaan

Mengamati indikator kecurangan merupaakn kunci dalam mendeteksi laporan keuangan


terkait persediaan. Untuk memahami indikator yang ada, pemahaman mengenai
bagaimana manajemen melakukan kecurangan juga diperlukan.
Pencarian Indikator Analitis Persediaan dan Harga Pokok Penjualan
Indikator kecurangan persediaan dapat deteksi dengan salah satu dari du acara berikut.
1. Tunggu sampai anda menemukan indikator tersebut secara kebetulan
2. Secara poraktif mencari indikator-indikator tersebut.
Khususkanlah pencarian indikator pada indikator yang dicari.
-

Fokus pada perubahan saldo yang tercatat dari periode ke periode


Fokus pada perubahan hubungan dari peridoe ke periode
Membandingkan Informasi Laporan Keuangan dengan Perusahaan
lain
Membandingkan jumlah dalam laporan keuangan dengan Jumlah
Aset yang direpresentasikan

Pencarian secara Aktif indikator Akuntansi atau indikator dokumentasi


Perangkat lunak sepeti ACL dan IDEA dapat digunakan untuk menetukan apakah setiap
ayat jurnal tidak umum, ditinjau dari lima W, yaitu (1) who siapa yang memposting
jurnal (2) what untuk apa jurnal tersebut, (3) when kapan jurnal tersebut diposting (4)
where dimana entry tersebut diposting (5) why mengapa jurnal tersebut diposting?
Pencarian secara Aktif Indikator Pengendalian Persediaan
Pengendalian persediaan harus diperiksa secara seksama. Ingatlah bahwa tidak
memadainya penegndalian yang utama akan menciptakan peluang kecurangan yang
membentuk segitiga kecurangan.
Pencarian secara Aktif Indikator Perilaku atau Indikator verbal dan Indikator gaya
hidup.
Seperti analisis dalam kecurangan laporang keuangan lainya. Indikator gaya hidup
kurang efektif untuk membantu menemukan kecurangan laporan keuangan. Namun
indikator verbal dan perilaku lebih bermanfaat.
Pencarian secara Aktif informasi dan Pengaduan.
Informasi dan Pengaduan adalah hal yang sangat bermanfaat dalam mendeteksi
kecurangan persediaan.

Kecurangan terkait, Liabilitas, Aset dan Pengungkapan yang


Tidak Memadai

Liabilitas Kurang Saji


Kecurangan dalam Liablitas merupuakan, kecurangan yang sulit dideteksi oleh
Auditor. Auditor menggunakan prosedur Auditor yang dapat diprediksi, yang diwajibkan
dalam Standar Audit berlaku Umum. Menggunakan prosedur Audit yang dapat diprediksi
memungkinkan pelaku kecurangan dapat menemukan cara untuk menyembunyikan
skemanya dari Auditor yang berkerja sesuai Standar Audit Berlaku Umum. Pelaku
menggunakan beberapa metode untuk menyembunyikan kecurangan Laporan Keuangan
dari Auditor, diantaranya :

Kolusi dengan pihak dalam dan pihak luar.


Pemalsuan, dimana untuk ini Auditor keuangan tidak dilatih untuk
mendeteksinya.
Penelusuran Audit yang kompleks yang pada umumnya diungkapkan pada
laporan-laporan internal yang tidak ditinjau sebagai bagian dari audit berdasarkan
Standar Audit Berlaku Umum.
Kecurangan, yang menyerupai bentuk seperti transaksi umum dalam perusahaan,
dengan kata lain, bukan merupakan sesuatu yang tidak biasa/tidak lazim.
Sikap diam dari orang-orang yang mengetahui adanya kecurangan tersebut.
Sifat kecurangan yang berada diluar pembukuan
Adanya dokumentasi yang menyesatkan
Kecurangan yang jumlahnya realtif kecil bila dibandingkan dengan saldo-saldo
keuangan
Tranasksi fiktif ynag menggunakan jumlah normal, tidak dibulatkan.
Dokumen-dokumen fiktif yang dibuat oleh manajemen untuk mendukung adanya
kecurangan.

Cara Manipulasi Liabilitas


Kecurangan yang melibatkan Liabilitas biasanya dilakukan dengan cara yang
lebih kompleks. Tidak hanya sekadar mencatat kurang saji atau menyembunyikan
liabilitas. Salah satu caranya adalah restrukturisasi dan cadangan-cadangan liabilitas
lainnya secara tidak sesuai. Mencatat cadangan pada pembukuan Perusahaan baik dalam
hal merger, restrukturisasi, pembersihan lingkuangan secara tidak tepat, litigasi,dan
alasan-alasan lainnya biasanya melibatkan pengakuan terhadap biaya dan liabilitas atau
kontra asset terkait. Dalam menenetapkan bersarnya cadangan perusahaan harus
mematuhi PABU dengan mencatat cadangan ketika liablitas itu ada. Pada saat cadangan
sudah dibuat, pembayaran yang dilakukan oleh perusahaan benar-benar berkaitan dengan
cadangan tersebut, mengimbangi terhadap adanya Cadangan dan bukan dilaporakan
sebagai biaya periode berjalan.

Indentifikasi Ekposur Kecurangan Liabilitas yang Kurang Saji

Cara termudah dalam mengindentifikasi Ekposur kecurangan terkait Liablilitas


adalah dengan melakukan identifikasi terhadap berbagai transaksi yang melibatkan
liabilitas dan yang dapat disajikan terlalu rendah, sehingga mengakiabtkan adanya kurang
saji pada liabilitias. Dalam mengidentifikasi ini, perlu dipahami dulu tipe organisasinya,
karena setipa perusahaan yang berbeda akan memiliki liabilitas kecurangan dan ekposur
yang berbeda.
TRANSAKSI-TRANSAKSI TERKAIT LIABILITAS
Transaksi
1. Pembelian
Persediaan

2. Pengakuan atas
gaji dan upah dan
liabilitas
yang
masih
harus
dibauyar lainnya.
3. Penjualan produk

4. Penjualan
jasa,
pembayaran
kembali deposit,
atau
pembelian
kembali sesuatu
pada masa yang
akan dating.
5. Peminjaman
Uang

Akun-akun yang menyertai Skema Kecurangan


Persediaan Utang Dagang 1. Mencatat Utang dagang pada periode
berikutnya.
2. Tidak mencatat retur pembelian.
3. Nilai retur pembelian dan potongan
pembelian yang lebih saji.
4. Mencatat Pembayaran yang dilakukan
pada
periode
akhir
sebagai
pembayaran yang dilakukan pada
periode awal.
5. Kecurangaran pencatatan pembayaran
(mis. Kitting)
Biaya pajak penghasilan, 6. Tidak mencatat liablitas yang masih
biaya gaji, macam-macan
harus dibayar.
biaya, Utang Gaji, Utang 7. Mencatat liabilitas yang masih harus
dibayar pada periode berikutnya.
Pajak
Penghasilan,
berbagai liabilitas yang
masih harus dibayar.
Piutang
Dagang, 8. Mencatat pendapatan diterima dimuka
Pendapatan
Penjualan,
sebagai pendapatan saat ini.
Pendapatan
diterima
dimuka.
Biaya
garansi
(jasa), 9. Tidak mencatat liabilitas garansi (jasa)
Liabilitas jasa atau garansi 10. Mencatat liabilitas secara tidak
lengkap.
11. Mencatat deposit sebagai pendapatan
12. Tidak mencatat kesepakatan dan
komitmen kembali.

Kas, Utang Wesel, Utang 13. Meminjam dari pihak-pihak terkait


Hipotek dll
bukan pada transaksi yang wajar
14. Tidak mencatat liabilitas
15. Meminjamkan
dengan
jaminan
kepemilikan atas Aset.
16. Menghapuskan liabilitas

6. Pengakuan
liabilitas
bersyarat.

17. Mengklaim liabilitas sebagai Utang


pribadi, bukan utang entitas.
Kerugian atas Kontijensi, 18. Tidak mencatat kemungkianan ada
kerugian atas utang
liabilitas.
19. Mencatat liabilitas bersyarat pada
jumlah yang terlalu rendah.

Mendeteksi Indikator Kecurangan Liabilitas Yang Kurang Saji


Indikator yang digunakan adalah indikator Analisis dan Indikator Akuntansi
Dokumentasi, karena metode tersebut paling efektif untuk kecurangan dengan jenis ini.
Indikator Analisis
Indikator Analisis terkait adanya nilai utang dagang yang kurang saji biasanya
berhubungan dengan saldo-saldo yang dilaporkan, dinailai terlalu rendah. Termasuk
pembelian atau HPP yang dinilai terlalu rendah atau potongan pembelian atau retur
pembelian yang dinilai terlalu tinggi. Indikator analisis terkait dengan pendapatan
diterima di muka di antaranya gaji dan upah yang dilaporkan, pajak penghasilan, sewa,
bunga, utilitas, atau berbagai liabilitas yang masih harus dibayar lainnya yang dinilai
terlalu rendah. Kadang-kadang laba yang terlalu stabil juga dapat mengindikasikan
adanyanya kecuangan. Apakah saldo-saldo ini dinilai terlalu rendah ditentukan dengan
membandingkan saldo tersebut dengan ekspektasi independen terhadap saldo dengan
menggunakan saldo periode sebelumnya, hubungannya dengan akun-akun lainnya, dan
perbandingan saldo pada perusahaan lain industry yang sama.
Indikator Analisis biasanya tidak sepenuhynya membantu dalam menemukan
adanya liabilitas bersyarat yang tidak catat. Akun-akun ini sudah untuk diproyeksikan
karena saldo sebelumnya yang digunakan sebagai pembanding atau cara untuk
membangun ekspektasi pada akun liabilitas bersyarat biasanya tidak ada.
Indikator Akuntansi atau Dokumentasi
Indikator dokumentasi menyatakan hal-hal berikut : faktur dari pemasok sudah
diterima namun tidak ada liabilitas yang dicatat; pembelian dalam jumlah besar yang
dicatat setelah akhir periode namun barang yang diterima sebelum periode yang
bersangkutan berakhir; pembayaran jumlah besar yang dilakukan pada periode
berikutnya, peninggalan kembali pada periode saat ini, adanya laporan pituang tanpa
adanya liabilitas yang dicatat; jumlah laporan yang tercantum dalam laporan pemasok
tanpa adanya liabilitas yang dicatat; dan kekeliruan (error) dalam uji pisah batas.
Indikator dokumentasi menyediakan kesempatan terbaik untuk menenmukan danya
liablilitas bersyarat yang seharusnya dicatat.

Pencarian Proaktif Indikator terkati Pelaporan Liabilitas yang Tidak


Lengkap.
Daripada menunggu atas ketidaksengajaan, mencari indikator kecurangan secara roaktif
akan jauh lebih efektif.

Berorientasi pada Perubahan-perubahan Saldo tercatat dari Peridoe ke Periode


Fokus pada Perubahan Hubungan dari Periode ke Periode
Membandingkan Informasi Laporan Keuangan dengan Perusahaan Lain
Membandingkan Jumlah yang Ada dalam Laporan Keuangan dengan Aset
yang seharunys dapat Merepresentasikan atau dengan Faktor-Faktor di Luar
Laporan Keuangan
Mencari Indikator Akuntansi dan Indikator Dokumentasi secara aktif

Kecurangan Aset yang Lebih saji


Kecurangan aset yang lebih saji dapat terjadi dalam berbagai cara. Sebagian besar
aset fisik dinilai berdasarkan harga perolehan, dikurangi dengan akumulasi depresisasi.
Dengan demikian aset dapat didepresiasi dan diamortisasi secara tidak tepat.

Mengidentifikasi Kecurangan Aset yang Lebih Saji

Jenis-jenis
Aset yang
lebih Saji

Kas, Investasi Jangka


Pendek, Surat- Surat
Berharga yang lebih
saji.

Piutang dan
Persediaan Lebih saji

Aset yang lebi hsaji


melalui merger dan
Akuisisi, atau dengan
Memanipulasi Akun
atau Transaksi antar
Perusahaan.

Aset Tidak Berwujud


atau Aset yang
ditangguhkan lebih
saji.

Aset Tetap yang


Lebih Saji.

Bagian menghawatirkan dari Manajemen Laba

Penggelembungan aset melalui merger dan Akuisisi (Restrukturisasi) atau dengan


memanipulasi akun dana tau Transaksi antar Perusahaan
Aset tetap yang lebih saji (property, pabrik dan Peralatan)
Kecurangan Kas dan Investasi Jangka Pendek

Piutang Dagang yang lebih saji (tidak terkait dengan pengakuan pendapatan) atau
Persediaan (tidak terkait dengan harga pokok pejualan)

Pengidentifikasian dan Pencarian secara Aktif Indikator Kecurangan


Aset yang Lebih Saji
Aset yang lebih saji mempunyai ciri khas untuk lebih mudah diidentifikasi dari
kecurangan laporan keuangan karena aset lebih saji dimasukkan dalam laporan keuangan.
Investigator kecurangan dapat memulai proses pendeteksian mereka dengan aset yang
membentuk jumlah yang dilaporkan, menentukan apakah aset benar benar ada dan
apakah aset tersebut yang dilaporkan pada jumlah dan periode yang sesuai.

Mengapitalisasi Biaya yang Seharusnya dibenbankan secara Tidak


Tepat
Dalam mengidentifikasi indikator, hal pertama yang harus ditanyakan dan
diketahui adalah jenis biaya biaya yang ditangguhkan ini trdapat di dala laporan posisi
keuangan. Ketika hal tersebut muncul, kita harus mempertimbangkan hal tersebut sebagai
upaya untuk melakukan kecurangan dan percaya bahwa hal tersebut sudah tepat.
Indikator Analisis Kecurangan
Pada beberapa kasus, indikator analitis dengan besarnya ukuran biaya yang
ditangguhkan dalam laporan posisi keuangan relatif terhadap periode sebelumnya dan
perusahaan sejenis lainnya atau apakah jenis aset yang sama terdapat pada perusahaan
lain. Terdapat 4 jenis analisis yangyang dapat digunakan sebagai indikator analitis
kecurangan sebagai berikut:
1. Membandingkan perubahan perubahan dan trend saldo -saldo akun dalam
laporan keuangan
2. Membandingkan perubahan perubahan dan trend dalam hubungannya dengan
laporan keuangan
3. Membandingkan saldo laporan keuangan dengan informasi nonkeuangan
4. Membandingkan saldo saldo laporan keuangan dan kebijakan kebijakan yang
digunakan perusahaan lain yang sejenis

Indikator Akuntansi atau Indikator Dokumentasi


Indikator dokumentasi terdiri dari 2 jenis, yaitu:

1. Indikator umum yang terkait dengan berbagai skema kecurangan laporan


keuangan
2. Indikator dokumentasi yang terkait dengan kapitalisasi biaya yang seharusnya
dibebankan secara tidak sesuai pada periode berjalan
Beberapa indikator umum dari aset yang lebih saji akan disajikan di sini dan kemudian
tidak akan diulang kembali untuk skema aset yang lebih saji lainnya.
-

Transaksi yang terkait dengan asset tidak dicatat secara lengkap, tepat waktu, atau
tidak dicatat secara tepat dari segi jumlah, periode akuntansi, klasifikassi atau
kebijakan entitas
Saldo saldo yang terkait dengan aset tidak didukung atau diotorisasi
Penyesuaian aset pada menit menit terakhir dapat secara signifikan
meningkatkan hasil hasil keuangan
Hilangnya dokumen dokumen yang terkait dengan aset
Tidak tersedianya salinan dokumen dokumen yang terkait dengan aset, ketika
dokumen yang asl yang seharusnya ada
Saldo buku besar yang terkait aset tidak seimbang
Ketidaksesuaian yang tidak biasa di antara catatan yang terkaitkan dengan aset
dari suatu entitas dengan bukti atau penjelasan manajemen yang menguatkan

Aset yang Lebih Saji melalui Merger, Akuisisi, atau Restrukturisasi


atau Manipulasi Akun atau Transaksi Antarperusahaan
Memahami konteks umum dari merger atau transaksi antarperusahaan barangkali
menjadi hal yang utama dalam menentukan unsur kecurangandaripada untuk
mengidentifikasi indikator analitis dan indikator dokumen secara khusus.
Indikator Analitis Kecurangan
Indikator analitis kecurangan biasanya tidak terlalu membantu dalam menentukan
adanya aset yang lebih saji terkait merger atau restrukturisasi. Dengan menggunakan
indikator analitis, kita dapat membandingkan adanya tren trend dan perubahan
perubahan. Ketika merger atau perubahan lain dalam pembentukan suatu entitas bisnis
terjadi kita dapat mendapati suatu entitas baru tanpa adanya historis sebelumnya.
Indikator Akuntansi dan Indikator Dokumentasi
Penentuan metode metode akuntansi secara tepat dan sesuai standar akuntansi
merupakan langkah awal yang harus dipastikan. Setelah itu, kita dapat memeriksa
transaksi merger atau transaksi antarperusahaan untuk memastikan bahwa transaksi dan
nilai transaksi yang terjadi masuk akal.

Aset Tetap ang Lebih Saji (properti, Pabrik, dan Peralatan)


Aset tetap yang lebih saji biasanya berasal dari salah satu dari tiga cara berikut

1. Nilai aset yang dicatat digelembungkan pada transaksi pembelian yang tidak
wajar
2. Nilai aset tidak diturunkan pada nilai yang sesuai karena depresiasi dicatat secara
tidak memadai, adanya aset yang usang atau adanya aset yang mengalami
penurunan nilai
3. Aset fiktif dicatat dalam akun akun laporan keuangan
Indikator Analitis
Terdapat 4 jenis analisi yang dapat digunakan untuk menentukan apakah aset tetap telah
dibuat lebih saji, antara lain: analisis horizontal, analisis laporan arus kas, perbandingan
saldo dan akun dari periode ke periode dapat digunakan untuk menentukan seberapa
besar perubahan nilai aset tetap. Hubungan hubungan aset tetap juga dapat diperiksa
dengan menghitung rasio sebagai berikut:
-

Total aset tetap/ total aset


Saldo akun masing masing aset tetap/ total aset tetap
Total aset tetap/ untang jangka panjang
Biaya depresiasi berbagai kategori aset
Akumulasi depresiasi/ jumlah aset yang bisa didepresiasi

Dua rasio pertama memberikan bukti mengenai apakah saldo aset tetap wajar secara
relatif terhadap saldo saldo aset lainnya. Rasio ketiga mengidentifikasi hubungan antara
utang dan aset tetap, memberikan ukuran tentang keanggupan perusahaan untuk
membayar seuruh utangnya dalam jangka panjang. Dua rasio terakhir memeriksa apakah
aset tetap telah didepresiassi secara memadai.
Analisis Vertikal dapat juga digunakan untuk menentukan besarnya perubahan
saldo saldo laporan keuangan dan hubungan dari waktu ke waktu. Sebagai contoh,
apabila aset tetap meningkat dari 50% dari total aset menjadi 70% dari total aset, pada
saat pendapatan perusahaan relatif stabil. Karena aset tetap memiliki wujud fisik, kita
dapat membandingkan saldo saldo yang ada dalam laporan keuangan dengan aset aset
yang sebenarnya.
Indikator Akuntansi ata indikator dokumentasi
Aset tetap yang lebih saji diperoleh dengan mencatat aset pada jumlah yang sudah
digelembungkan yang biasanya terjadi transaksi di antara pihak pihak yang terkait.
Oleh karena itu, menentukan apakah pembelian aset tetap dalam jumlah besar merupakan
transaksi yang wajar atau apakah pembelian dari pihak pihak yang terkait merupakan
hal penting.

Kas dan Investasi Jangka Pendek yang Lebih Saji (termasuk sekuritas
berharga)
Pada umumnya, jarang sekali perusahaan yang secara signifikan membuat nilai kas yang
lebih saji yang kemudian pada akhirnya membuat laporan keuangan yang dihasilkan

menjadi salah saji secara material. Ada 2 alasan untuk hal ini, pertama memverifikasi
saldo kas tercatat biasanya dapat dilakukan dengan mudah melalui konfirmasi dari
lembaga keuangan. Jika kecurangan kas disembunyikan dari laporan konfirmasi bank,
maka biasanya akan diperlukan upaya kolusi dengan pihak di luar perusahaan, dimana
hal ini cukup jarang terjadi.
Indikator Analitis
Baik untuk kas maupun sekuritas berharga, indicator analitis biasnya membantu
melakukan empat jenis analisis. Jumlah tercatat dari masing masing kategori kas dan
sekuritas berharga dapat diperiksa dari waktu ke waktu untuk mendeteksi perubahan
perubahan yang tidak realistis. Rasio rasio ini dapat membantu kita memahami apakah
hubungan antara kas dan sekuritas berharga wajar dalam kaitannya dengan asset lancar
atau total asset.
-

Current ratio : aset lancar/ liabilitas lancar


Quick ratio: Aset lancar kecuali persediaan dan macam macam biaya yang
dibayar dimuka/ liabilitas lancar
Aset lancar/ total aset
Sekuritas berharga
Kas/ aset lancar

Indikator Akuntansi atau Indikator Dokumentasi


Indikator akuntansi terbaik untuk menentukan kas dan sekuritas berharga yang salah saji
biasanya dari perbedaan antara jumlah tercatat dan jumlah yang dikonfirmasi oleh pihak
bank, pialang dan pihak pihak independen lainnya. Indikator ini umum digunakan
untuk mendapatkan laporan secara langsung dari lembaga keuangan pada tanggal yang
sesuai dengan tanggal yang menarik untuk kita.

Piutang Dagang dan/ atau Persediaan yang Lebih Saji (tidak terkait
pendapatan atau harga pokok penjualan)
Ketika piutang dagang yang lebih saji, hampir selalu dipastikan pendapatan juga
akan menjadi lebih saji. Demikian pula, ketika persediaan yang lebih saji, harga pokok
penjualan biasanya akan menjadi kurang saji nilainya. Namun, sesekali persediaan atau
piutang dagang dibuat menjadi lebih saji dalam upaya untuk menyembunyikan pencurian
kas atau aset lainnya dalam jumlah besar.
Kecurangan Pengungkapan yang tidak memadai
Laporan keuangan terdiri atas berbagai akun yang menjadi karakteristik dari
laporan keuangan itu sendiri dan pengungkapan pada catatan kaki atau dokumen
dokumen yang terkait dengan laporan keuangan. Kecurangan pengungkapan yang tidak
memadai termasuk penerbitan laporan keuangan yang mengandung kecurangan atau
pernyataan yang menyesatkan dalam pengungkapannya, yaitu pada suatu di tempat
laporan tahunan atau melalui siaran pers atau media lainnya, manajemen membuat

pernyataan yang salah namun tidak berpengaruh pada angka angka atau akun akun
yang ada di dalam laporan keuangan. DAlam hal ini kecurangan pengungapan yang tidak
memadai tidak berdampak pada laporan keuangan maka indikator anaistis tidak akan
muncul, namun indikator dokumentasi mungkin akan ada, tergantung jenis sajinya.

Jenis jenis Kecurangan Pengungkapan


Kecurangan pengungkapa dapat dikategorikan ke dalam 3 kelompok:
1. Representasi yang salah terkait sifat dasar atau pokok perusahaan
2. Representasi yang salah atau penghilangan dalam MD&A
3. Representasi yang salah satu penghilangan dalam catatan kaki laporan keuangan
Representasi yang salah terkait sifat dasar atau produk perusahaan
Perusahaan yang melakukan representasi yang salah terhadap produk atau
kegiatan operasionanya tentu tidak bekerja sendiri. Sebagian besar mengklaim
sesuatu yang bukan milik mereka. Representasi yang salah ini merupakan jenis
terburuk dari kecurangan pengungkapan, karena mereka adalah penipu.

Representasi yang salah dalam MD&A dan Informasi Lain yang bersifat
nonkeuangan dalam laporan keuangan
Pada akhir akhir ini, laporan tahunan perusahaan telah menjadi sejenis dokumen
hubungan publik yang melaporkan kondisi keuangan dan kegiatan operasional.
Sebagian besar laporan tahunan termasuk berbagai pernyataan dari manajemen,
diantaranya MD&A, grafik kinerja historis, pengumuman produk baru dan arah
kebijakan strategi serta rencana dan tujuan untuk yang akan datang.

Pegungkapan Catatan Kaki yang Meyesatkan


Catatan kaki perusahaan diharuskan memberikan pengungkapan yang relevan
yang dibutuhkan untuk membantu kreditur dan investor dalam memahami laporan
keuangan dan membuat keputusan investasi dan kredit. Terkadang pengungkapan
yang yang harus dibuat dalam laporan keuangan hilang, dan pada saat yang lainnya,
pengungkapan yang dicantumkan dalam laporankeuangan menyesatkan. Sebagian
besar pengungkapan yang menyesatkan akan mempengaruhi saldo keuangan, namun
sebagian lagi tidak. Hal seperti ini tetap akan menjadi kerugian bagi pihak yang
memakai laporan keuangan.

Mendeteksi Kecurangan Pengungkapan yang Tidak Terkait


Mendeteksi kecurangan tidaklah semudah dengan mendeteksi kecurangan
kecurangan yang lain. Tanpa adanya informasi atau pengaduan, sulit untuk mengetahui
bahwa keurangan pengungkapan sedang terjadi. Indikator indikator yang dicari juga

akan berbeda dalam hal ini, tergantung dari jenis kecurangan pengungkapan yang sedang
dihadapi. Penting untuk mencari indikator yang terkait dengan sifat dasar perusahaan, ase
dan organisasi manajemennya, dan karakteristik operasionalnya.

Indikator terait Representasi yang Salah terhadap Perusahaan atau Aset


Perusahaan secara Keseluruhan
Secara umum, jenis indikator yang dicari untuk menemukan berbagai kecurangan
seperti pada Comparator dan Bre-X mirip dengan indikator yang dicari ketika penipuan
investasi dan skema Ponzi dimana kita harus memahami situasi keuangan klien, sasaran
dan tujuan keuangan dan toleransi risiko. Kita juga perlu berhati hati pada perusahaan
yang memiliki historis singkat, termasuk personil manajemen yang tidak dikenal atau
memiliki karakteristik lain yang menjadikan kinerja atau representasi mereka terlihat
mencurigakan.
Kecurangan Pengungkapan terjait Laporan Keuangan dan Catatan Kaki Laporan
Keuangan
Terdapat beberapa teknik pemeriksaan kecurang yang dapat digunakan untuk
mendeteksi pengungkapan yang tidak memadai. Pertama, melihat ketidakkonsistenan
antara pengungkapan dan infrmasi lainnya yang ada dalam laporan keuangan dan
informasi lainnya yang tersedia. Kedua, membuat pertanyaan pada manajemen dan pihak
lainnya dalam perusahaan tersebut berkenaan dengan transaksi transaksi yang
dilakukan dengan pihak pihak yang terkait, liabilitas bersyarat, dan kewajiban
kontraktual. Cara lain yaitu dengan melakukan tinjauan terhdap dokumen dan catatan
perusahaan pada SEC dan lembaga regulasi lainnya mengenai nama nama pejabat dan
direksi yang menempati posisi manajemen atau direktur pada perussahaan lain.

Akuntansi untuk transaksi Nonmoneter yang Tidak Tepat


Sebagian besar transaksi bisnis melibatkan baik pertukaran kas atau aset moneter
lainnya maupun timbulya liabilitas atas barang atau jasa. Aset yang dipertukarkan atau
liabilitas yang timbul pada umumnya merupakan dasar yang objektif untuk mengukur
biaya aset nonmoneter atau jasa yang diterima oleh perusahaan serta keuntungan atau
kerugian atas aset nonmoneter yang ditransfer dari perusahaan. Akuntansi untuk
nonmoneter harus didasarkan pada nilai wajar aset yang terlibat, yaitu dengan
menggunakan basis yang sama seperti yang digunakan dalam transaksi moneter.

Akuntansi untuk transaksi Rountrip yang Tidak Tepat


Transaksi rountrip melibatkan penjualan yang telah diatur sebelumnya dan pembelian
kembali sejumlah barang, sering kali produk yang sama, untuk membuat kesan yang
salah terhadap aktiivitas bisnis dan pendapatan yang diperoleh perusahaan.

Akuntansi untuk Pembayaran di Luar Negeri yang Tidak Tepat atas


Pelanggarann terhadap Foreign Corrupt Practices Act (FPCA)
FPCA disahkan tahun 1977 untuk memerangi praktik bisnis yang korup seperti
penyuapan. Beberapa kasus FPCA juga melibatkan akuntansi yang tidak tepat oleh
perusahaan atas pembayaran kepada pejabat pemerintah luar negeri. Dalam hal ini
perusahaan tersebut melakukan kecurangan laporan keuangan berkaitan dengan akuntasi
kecurangan laporan keuangan berkaitan dengan akuntansinya dan sekaligus melakukan
pelanggaran undang undang FPCA.

Penggunaan Ukuran Keuangan Non-PABU secara Tidak Tepat


Ketika digunakan tidak tepat, ukuran keuangan non-PABU yang menyertakan
atau mengecualikan biaya aau keuntungan yang tidak biasa dapat memberikan gambaran
keuangan yang menyesatkan. Ukuran ukuran ini pada umumnya dijadikan sebagai
acuan laba peforma.

Penggunakan Pengaturan Akun di Luar Laporan Posisi Keuangan yang


Tidak Tepat
Penggunaan akun di luar laporan posisi keuangan, sering digunakan untuk
memberikan pendanaan, likuiditas, pasar, atau dukungan risiko kredit, atau untuk
melakukan sewa guna usaha, lindung nilai atau jasa penelitian dan pengembangan.
Penggunaan pengaturan akun di luar laporan posisi keuangan yang umum adalah untuk
mengalokasikan risiko diantara pihak pihak ketiga. Pengaturan akun di luar lapran
posisi keuangan dapat menyertakan penggunaan struktur struktur yang kompleks,
termasuk pendanaan yang terstruktur atau entitas bertujuan khusus untuk memfasilitasi
transfer atau akses pada aset perusahaan.

Kesimpulan
Kita dapat menyadari bahwa terdapat banyak cara untuk melakuakn kecurangan
pada laporan keuangan. Bisnis yang terus berevolusi dan pengeluaran standar akuntansi
yang tidak bisa mengimbanginya dapat mengakibatkan pelaku kecurangan
mengembangkan skema kecurangan baru untuk melakukan penipuan terhadap investor
dan kreditur. Hal tersebut berdampa pada pendektesian kecurangan laporan keuangan
yang semakin sulit ditemukan. Pelaku yang pintar akan mencari segala cara untuk
membuat strategi kecurangan juga dalam mengatasi audit oleh auditor.
Untuk menemukan kecurnagan yang disembunyikan, kita harus mencari indikator
analitis, indikator akuntansi atau indikator dokumentasi, indikator perilaku dan gaya hidu,
indikator pengendalian, serta informasi dan pengaduan. Dengan adanya indikator
kecurangan tersebut ataupun adanya informasi dan dengan menggunakan penalaran
strategis untuk merancang prosedur proseduur audit yang tidak terduga, auditor dan
pihak pihak lainnya dapat menemukan banyak dari kecurangan kecurangan yang telah
disembunyikan dengan rapi oleh pelaku kecurangan.

You might also like