Professional Documents
Culture Documents
Anxietas dicetuskan oleh adanya situasi atau objek yang jelas (dari luar
individu itu sendiri), yang sebenarnya pada saat kejadian ini tidak
membahayakan. Kondisi lain (dari diri individu itu sendiri) seperti
perasaan takut akan adanya penyakit (nosofobia) dan ketakutan akan
perubahan bentuk badan (dismorfofobia) yang tak realistik dimasukkan
dalam klasifikasi F45.2 (gangguan hipokondrik).
Sebagai akibatnya, objek atau situasi tersebut dihindari atau dihadapi
dengan rasa terancam.
Secara objektif, fisiologik dan tampilan perilaku, anxietas fobik tidak
berbeda dari anxietas yang lain dan dapat dalam bentuk yang ringan
sampai yang berat (serangan panik).
Anxietas fobik seringkali berbarengan (coexist) dengan depresi. Suatu
episode depresif seringkali memperburuk keadaan anxietas fobik yang
sudah ada sebelumnya. Beberapa episode depresif dapat disertai
anxietas fobik yang temporer, sebaliknya afek depresif seringkali
menyertai beberapa fobia, khususnya agorafobia. Pembuatan diagnosis
tergantung dari mana yang jelas-jelas timbul lebih dahulu dan mana
yang lebih dominanpada saat pemeriksaan.
F40.0 Agorafobia
Pedoman Doagnostik
Semua kriteria dibawah ini harus dipenuhi untuk diagnosis
pasti :
a) Gejala psikologis, perilaku atau otonomik yang timbul
harus merupakan manifestasi primer dari anxietasnya
dan bukan sekunder dari gejala-gejala lain seperti
misalnya waham atau pikiran obsesif;
b) Anxietas yang timbul harus terbatas pada (terutama
terjadi dalam hubungan dengan) setidaknya dua dari
situasi berikut : banyak orang / keramaian, tempat
umum, bepergian keluar rumah, dan bepergian sendiri;
dan
c) Menghindari situasi fobik harus atau sudah merupakan
gejala yang menonjol (penderita menjadi house bound).
F48.0 Neurastenia
Pedoman Diagnostik
Diagnosis pasti memerlukan hal-hal berikut :
a)
Adanya keluhan-keluhan yang menetap dan mengganggu berupa
meningkatnya rasa lelah setelah suatu kegiatan mental, atau keluhan
mengenai kelemahan badaniah dan kehabisan tenaga hanya setelah
kegiatan ringan saja;
b)
Paling sedikit ada dua darihal-hal tersebut dibawah ini :
- perasaan sakit dan nyeri otot
- pusing kepala (dizziness)
- sakit kepala (tension headache)
- gangguan tidur
- tidak dapat bersantai ( inability to relax)
- peka/mudah tersinggung (irritability)
- dispepsia;
c)
Bila ditemukan gejala otonomik ataupun depresif, keadaan tersebut tidak
cukup menetap dan berat untuk dapat memenuhi kriteria gangguan
tersebut agar dapat di-diagnosis secara tersendiri.
Harus diusahakan terlebih dahulu menyingkirkan kemungkinan gangguan
depresif atau gangguan anxietas.
b)
c)
d)
Gangguan Kecemasan
Gangguan kecemasan adalah suatu gangguan yang
paling dipengaruhi oleh kriteria diagnosik didalam
Diagnostic and Statistical Manual of Mental disorder
edisi ketiga (DSM-III), edisi ketiga yang direvisi (DSM-IIIR), dan edisi keempat (DSM-IV), dan oleh tumbuhnya
pengetahuan tentang biologi kecemasan.
Kecemasan adalah suatu penyerta yang normal dari
pertumbuhan, dari perubahan dari pengalaman suatu
yang baru dan belum dicoba, dan dari penemuan
identitasnya sendiri dan arti hidup.
Kecemasan patologis adalah respon yang tidak sesuai
terhadap stimulus yang diberikan berdasarkan pada
intensitas atau durasinya.
Kaplan and Sadock.2010. Sinopsis Psikiatri Jilid II. Tangerang : Binarupa
Aksara Publisher
Tabel 16.1-1
Neurosis Psikoanalitik dan Gangguan dalam DSM IV
Neurosis Klasik
Kecemasan
Fobia
Obsesif Kompulsif
Depresi
Histerik (konversi)
Histerik (disosiatif)
Hipokondriakal
Parafilik
Klasifikasi DSM IV
Gangguan kecemasan umum
Agorafobia, fobia spesifik dan
sosial
Gangguan obsesif kompulsif
Gangguan distimik
Gangguan konversi
Ganguan depersonalisasi
Hipokondriasis
Gangguan seksual
Tabel 16.1-2
Manifestasi perifer dari kecemasan
Diare
Pusing, melayang
Hiperhidrosis
Hiperrefleksia
Hipertensi
Palpitasi
Midriasis pupil
Gelisah (mondar-mandir)
Sinkop
Takikardia
Rasa gatal di anggota gerak
Tremor
Gangguan lambung
Frekuensi urin, hesitansi, urgensi
Kecemasan Normal
Sensasi kecemasan sering dialami oleh hampir
semua orang.Perasaan tersebut ditandai dengan rasa
ketakutan yang difus, tidak menyenangkan, dan
samar-samar, seringkali disertai oleh gejala otonomik
(Tabel 16.1-2), seperti nyeri kepala, berkeringat
palpitasi, kekakuan pada dada, dan gangguan
lambung ringan.
Seseorang yang cemas mungkin juga merasa gelisah,
seperti yang dinyatakan oleh ketidakmampuan untuk
duduk atau berdiri lama.
Kumpulan gejala tertentu yang ditemukan selama
kecemasan cenderung bervariasi dari orang ke orang.
Kaplan and Sadock.2010. Sinopsis Psikiatri Jilid II. Tangerang : Binarupa
Aksara Publisher
Kecemasan Patologis
Teori Psikologis
Teori Psikoanalitik. Evolusi teori Freud tentang kecemasan
dari tulisannya pada tahun 1895 Obsession and Phobias ;
Studies in Histeria, dan akhirnya pada tahun 1926 Inhibitions,
Symptoms, and Anxiety bahwa kecemasan adalah suatu
sinyal kepada ego bahwa suatu dorongan yang tidak dapat
diterima menekan untuk mendapatkan perwakilan dan
pelepasan
sadar.
Sebagai
suatu
sinyal,
kecemasan
menyadarkan ego untuk mengambil tindakan defensif terhadap
tekanan dari dalam.
Berdasarkan teori psikoanalitik, kecemasan dibagi menjadi
empat, tergantung pada sifat akibat yang ditakutinya:
1)
2)
3)
4)
Kecemasan
Kecemasan
Kecemasan
Kecemasan
id atau impuls
perpisahan
kastrasi
superego
Teori Biologis
Teori biologis tentang kecemasan, pada teori ini
satu kutub menyatakan bahwa kecemasan
mencerminkan akibat konflik psikologis, sedangkan
kutub yang lain menyatakan bahwa peristiwa
biologis mendahului konflik psikologis.
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam teori
biologis adalah :
1)
2)
3)
4)
5)