Professional Documents
Culture Documents
TUMOR COLLI
DI RUANG 14 RSU dr. SAIFUL ANWAR MALANG
Di Susun untuk Memenuhi Tugas Profesi Departemen Surgical
Oleh:
DEWI FARIDA VIVTYASARI
NIM: 115070207111005
meliputi nnll.cervicalis
superficialis
(berjalan
sepanjang
interna).
Inervasi
oleh
plexus
cervicalis,
n.facialis,
1. Pengertian Tumor
Dalam pengertian umum tumor adalah benjolan atau pembengkakan
dalam tubuh yang pertumbuhannya tidak terkendali. Dalam pengertian
khusus tumor adalah benjolan yang disebabkan oleh neoplasma.
Tumor colli adalah setiap massa baik kongenital maupun didapat
yang timbul disegitiga anterior atau posterior leher diantara klavikula pada
bagian inferior dan mandibula serta dasar tengkorak pada bagian superior.
Pada 50% kasus benjolan pada leher berasal dari tiroid, 40% benjolan pada
leher disebabkan oleh keganasan, 10 % berasal dari peradangan atau
kelainan kongenital.
2. Etiologi
1. Karsinogen kimiawi dapat alami atau sintetik, misalnya Aflatoksin B1 pada
kacang, vinylklorida pada industri plastik, benzoapiran pada asap
kendaraan bermotor, kemoterapi dalam kesehatan.
2. Karsinogen fisik, misalnya sinoar ionisasi pada nuklir, sinar radioaktif,
sinar ultraviolet
3. Hormon, misalnya estrogen
4. Viral, misalnya TBL-I, HBV, HPV, EBV
5. Gaya hidup, misalnya diet, merokok, alcohol
6. Parasit, misalnya schistoma hematobium
7. Genetik
8. Penurunan imunitas
3. Klasifikasi Tumor
1. Neoplasma dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasma ganas atau
kanker terjadi karena timbul dan berkembang biaknya sel-sel secara tidak
terkendali sehingga sel-sel ini tumbuh terus merusak bentuk dan organ
tempat tumbuh kanker.
2. Neoplasma jinak tumbuh dengan batas tegas dan tidak menyusup, tidak
merusak tetapi membesar dan menekan jaringan sekitarnya (ekspansif)
dan umumnya tidak bermetastase
3. Klassifikasi patologik tumor dibuat berdasarkan hasil pemeriksaan
mikroskopis pada jaringan dan tumor
T
T1s
T1
T2a
T1
T2a
T2b
T1
T2a,T2b
T3
T4
Semua T
Semua T
N
N0
N0
N0
N1
N1
N0, N1
N2
N2
N2
N0, N1, N2
N3
Semua N
M
M0
M0
M0
M0
M0
M0
M0
M0
M0
M0
M0
M1
Ket:
T (tumor primer)
T1 tumor terbats di nasofaring
T2 tumor meluas ke jaringan lunak orofaring dan/atau fossa hidung
T2a tanpa perluasan ke parafaring
T2b dengan perluasan ke parafaring
T3 tumor menginvasi struktur tulang dan/atau sinus paranasal
T4 tumor dengan perluasan intracranial dan/atau keterlibatan saraf cranial,
fossa infratemporal, hifofaring, orbit
M (Metastasis jauh)
M0 tidak ada metastase jauh
M1 ada metastase jauh
4. Epidemiologi
Tumor colli atau kista brankial sering terjadi pada anak-anak, walaupun
dapat ditemukan pada semua usia. Penderita terbanyak 0-20 tahun yaitu
52%, usia 20 tahun yaitu 40%. Faktor yang memperburuk penyakit ini adalah
stadium lanjut, usia lebih dari 40 tahun, ada pembesaran kelenjar leher,
lumpuh saraf otak, mestastasis yang sudah jauh.
5. Patofisiologi
Pembengkakan pada leher dapat dibagi kedalam 3 golongan:
a. Kelainan kongenital : kista dan fistel leher lateral dan median, seperti
hygroma colli cysticum, kista dermoid
b. Inflamasi atau peradangan : limfadenitis sekunder karena inflamasi banal
(acne faciei, kelainan gigi dan tonsilitis) atau proses infamasi yang lebih
spesifik (tuberculosis, tuberculosis atipik, penyakit garukan kuku,
actinomikosis,
toksoplasmosis).
Disamping
itu
di
leher
dijumpai
perbesaran kelenjar limfe pada penyakit infeksi umum seperti rubella dan
mononukleosis infeksiosa.
c. Neoplasma : Lipoma, limfangioma, hemangioma dan paraganglioma
caroticum yang jarang terdapat (terutama carotid body; tumor glomus
caroticum) yang berasal dari paraganglion caroticum yang terletak di
bifurcatio carotis,merupakan tumor benigna. Selanjutnya tumor benigna
dari kutub bawah glandula parotidea, glandula submandibularis dan
kelenjar tiroid. Tumor maligna dapat terjadi primer di dalam kelenjar limfe
(limfoma
maligna),
glandula
parotidea,
glandula
submandibularis,
glandula tiroidea atau lebih jarang timbul dari pembuluh darah, saraf, otot,
jaringan ikat, lemak dan tulang. Tumor maligna sekunder di leher pada
umumnya adalah metastasis kelenjar limfe suatu tumor epitelial primer
disuatu tempat didaerah kepala dan leher. Jika metastasis kelenjar leher
hanya terdapat didaerah supraclavikula kemungkinan lebuh besar bahwa
tumor primernya terdapat ditempat lain di dalam tubuh.
d. Manifestasi Klinik
a. Adanya benjolan yang mudah digerakkan
b. Pertumbuhan amat lambat
c.
Tidak memberikan keluhan
d. Paralisis fasial unilateral
e. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan rongen
Foto rongen tengkorak dan leher kadang-kadang dapat menunjukan ikut
sertanya tulang-tulang. Sedangkan foto thorax diperlukan untuk menilai
kemungkinan metastase hematogen. Pemeriksaan rongen glandula
parotis dan submandibularis dengan bahan kontars (sialografi) dapat
menunjukkan apakah tumor berasal atau berhubungan dengan kelenjarkelenjar ludah. Pemeriksaan ini penting untuk menunjukkan tumor atau
radang (kronik).
b. Pemeriksaan laboratorium
-
c. Pemeriksaan CT-Scan
Diagnosis suatu tumor tergantung pada batas-batas tumor dan hasil
biopsy dari lesi. Kanker dari organ-organ visceral lebih sulit didiagnosis
dan di biopsy. Informasi dari pemeriksaan CT-Scan dapat beranfaat
untuk membantu mendiagnosis.
f.
Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan berupa eksisi total merupakan pilihan utama. Pembedahan
dimaksudkan untuk mengambil keseluruhan massa. Tetapi bila tumor besar
dan telah menyusup ke organ penting seperti trakea, esofagus atau
pembuluh darah, ekstirpasi total sulit dikerjakan. Maka penanganannya
cukup dengan pengambilan sebanyak-banyaknya massa. Kemudian pasca
bedah dilakukan infiltrasi bleomisin subkutan untuk mencegah kekambuhan.
g. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian keperawatan
1. Sistem Integumen
a. Perhatikan : nyeri, bengkak, flebitis, ulkus
b. Inspeksi kemerahan & gatal, eritema
c. Perhatikan pigmentasi kulit
g. Kaji Anemia
h. Warna kulit, capilarry refill
i.
Diskusikan ADL
6. Sistem genitourinari
a. Kaji frekwensi BAK
c. Intervensi keperawatan
1. Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan
tubuh
Tujuan : tidak mengalami gejala-gejala infeksi
Intervensi :
a. Pantau suhu dengan teliti
Rasional : untuk mendeteksi kemungkinan infeksi
b. Tempatkan dalam ruangan khusus
Rasional : untuk meminimalkan terpaparnya dari sumber infeksi
c. Anjurkan
semua
pengunjung
dan
staff
rumah
sakit
untuk
bantuan
dalam
aktifitas
sehari-hari
dan
ambulasi
antiemetik
awal
sebelum
dimulainya
kemoterapi
memberikan
makanan
yang
beraroma
menyengat
masukan
nutrisi
dengan
jumlah
sedikit
tapi
sering
Intervensi :
a. Berikan penutup kepala yang adekuat selama pemajanan pada sinar
matahari, angin atau dingin
Rasional : karena hilangnya perlindungan rambut
b. Anjurkan untuk menjaga agar rambut yang tipis itu tetap bersih,
pendek dan halus
Rasional : untuk menyamarkan kebotakan parsial
c. Jelaskan bahwa rambut mulai tumbuh dalam 3 hingga 6 bulan dan
mungkin warna atau teksturnya agak berbeda
Rasional : untuk menyiapkan anak dan keluarga terhadap perubahan
penampilan rambut baru
d. Dorong hygiene, berdan, dan alat alat yang sesuai dengan jenis
kelamin , misalnya wig, skarf, topi, tata rias, dan pakaian yang menarik
Rasional : untuk meningkatkan penampilan
DAFTAR PUSTAKA
Dongoes, Marilynn E,1999, Rencana asuhan Keperawatan, EGC: jakarta
Long, B, C, 2000, Perawatan Medikal bedah edisi VII, Yayasan Alumni
Pendidikan Keperawatan Pelajaran: Bandung
Mansjoer, A, 2000, Kapita Selekta Kedokteran Edisi III jilid II, media Aesculapius:
jakarta
Smeltzer, 2001, Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddath, EGC:jakarta