Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit Hisprung merupakan suatu kelainan bawaan yang menyebabkan
gangguan pergerakan usus yang dimulai dari spingter ani internal ke arah
proksimal dengan panjang yang bervariasi dan termasuk anus sampai rektum.
Penyakit Hirschsprung adalah penyebab obstruksi usus bagian bawah yang dapat
muncul pada semua usia akan tetapi yang paling sering pada neonatus (Nurarif,
2013).
Penyakit Hisprung juga dikatakan sebagai suatu kelainan kongenital
dimana tidak terdapatnya sel ganglion parasimpatis dari pleksus auerbach di
kolon, keadaan abnormal tersebutlah yang dapat menimbulkan tidak adanya
peristaltik dan evakuasi usus secara spontan, spingter rektum tidak dapat
berelaksasi, tidak mampu mencegah keluarnya feses secara spontan, kemudian
dapat menyebabkan isi usus terdorong ke bagian segmen yang tidak adalion dan
akhirnya feses dapat terkumpul pada bagian tersebut sehingga dapat
menyebabkan dilatasi usus proksimal (Smeltzer, 2002)
Penyakit Hirschsprung terjadi pada 1 dari 5.000 kelahiran hidup
danmerupakan penyebab tersering obstruksi saluran cerna bagian bawah pada
neonatus. Penyakit yang lebih sering ditemukan memperlihatkan predominasi
pada laki-laki dibandingkan perempuan dengan perbandingan 4:1. Insidens
penyakit hirsprung bertambah pada kasus-kasus familial yang rata-rata mencapai
sekitar 6% (berkisar antara 2-18%). Sementara untuk distribusi ras setara untuk
bayi berkulit putih dan Amerika keturunan Afrika. Oleh karena itu, penyakit
Hirschsprung sudah dapat dideteksi melalui pemeriksaan yang dilakukan seperti
pemeriksaan radiologi, barium, enema, rectal biopsi, rectum, manometri
anorektal dan melalui penatalaksanaan dan teraupetik yaitu dengan pembedahan
dan colostomi.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menerapkan dan mengembangkan pola fikir secara ilmiah
kedalam proses asuhan keperawatan nyata serta mendapatkan pengalaman
dalam memecahkan masalah pada gangguan Hisprung.
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan pengertian Hisprung
b. Mendeskripsikan etiologi Hisprung
c. Mendeskripsikan manifestasi klinik Hisprung
d. Mendeskripsikan patofisiologi Hisprung.
e. Mendeskripsikan komplikasi Hisprung.
f. Mendeskripsikan teori perkembangan anak bayi baru lahir
g. Mendeskripsikan konsep hospitalisasi
h. Mendeskripsikan pengkajian Hisprung
i. Mendeskripsikan diagnosa keperawatan Hisprung
j. Mendeskripsikan intervensi keperawatan Hisprung
k. Mendeskripsikan implementasi keperawatan Hisprung
l. Mendeskripsikan evaluasi keperawatan Hisprung
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar
1. Pengertian
Penyakit Hirschsprung atau Mega Kolon adalah kelainan bawaan
penyebab gangguan pasase usus tersering pada neonatus, dan kebanyakan
terjadi pada bayi aterm dengan berat lahir 3 Kg, lebih banyak laki laki dari
pada perempuan ( Mansjoeer, 2000).
Hirschsprung atau Mega Colon adalah penyakit yang tidak adanya sel
sel ganglion dalam rectum atau bagian rektosigmoid Colon. Dan ketidak adaan
ini menimbulkan keabnormalan atau tidak adanya peristaltik serta tidak adanya
evakuasi usus spontan (Betz, 2002).
Penyakit Hirscprung (megacolon anganglionik congenital) adalah
anomali
congenital
yang
mengakibatkan
obstruksi
mekanik
karena
Masa neonatal
1) Gagal mengeluarkan mekonium dalam 48 jam setelah lahir.
2) Muntah berisi empedu
3) Enggan minum.
4) Distensi abdomen.
b.
4. Patofisiologi
Istilah congenital aganglionic Mega Colon menggambarkan adanya
kerusakan primer dengan tidak adanya sel ganglion pada dinding sub mukosa
kolon distal. Segmen aganglionic hampir selalu ada dalam rectum dan bagian
proksimal pada usus besar. Ketidakadaan ini menimbulkan keabnormalan atau
tidak adanya gerakan tenaga pendorong ( peristaltik ) dan tidak adanya evakuasi
usus spontan serta spinkter rectum tidak dapat berelaksasi sehingga mencegah
keluarnya feses secara normal yang menyebabkan adanya akumulasi pada usus
dan distensi pada saluran cerna. Bagian proksimal sampai pada bagian yang
rusak pada Mega Colon ( Betz, Cecily & Sowden). Semua ganglion pada
intramural plexus dalam usus berguna untuk kontrol kontraksi dan relaksasi
peristaltik secara normal. Isi usus mendorong ke segmen aganglionik dan feses
terkumpul didaerah tersebut, menyebabkan terdilatasinya bagian usus yang
proksimal terhadap daerah itu karena terjadi obstruksi dan menyebabkan
dibagian Colon tersebut melebar ( Price, S & Wilson, 2002).
5. Pathway
Kegagalan sel neural pada
masa embrio dalam dinding
usus,
gagal
eksistensi,
kranio
kaudal
pada
myenterik dan sub mukosa
dinding plexus
Refluk peristaltik
Obstruksi dikolon
Mual dan muntah
Perasaan penuh
Resiko kekurangan
volume cairan
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Intervensi pembedahan
Gangguan defekasi
Kurangnya informasi
Konstipasi
Ansietas
b.
c.
d.
kolon.
Enema barium
c.
kolon.
Biopsi rectal
d.
eksternal
8. Teori perkembangan
a. Tahap perkembangan psikomotor menurut Feldman (2009):
Usia lahir sampai 1 bulan (Neonatal). Bayi pada usia ini tidur sepanjang hari;
membangun siklus tidur-bangun. Seluruh indra berkembang secara sangat
cepat.
b. Tahap Perkembangan Kognitif Menurut Jean Piaget
Masa Sensori Motor (0-2 tahun). Masa ketika bayi mempergunakan sistem
pengindraan dan aktivitas motorik untuk mengenal lingkungannya. Bayi
memberikan reaksi motorik atas rangsangan-rangsangan yang diterimanya
dalam bentuk refleks misalnya refleks menangis, dan lain-lain. Refleks ini
kemudian berkembang lagi menjadi gerakan-gerakan yang lebih canggih,
misalnya berjalan (Sunarto, 2008:24)
Piaget membagi tahap sensori motor dalam usia bayi : Refleks (umur 0-1
bulan). Tingkah laku bayi kebanyakan bersifat refleks, spontan tidak
sengaja, dan tidak terbedakan. Contoh: refleks menangis, mengisap,
menggerakkan tangan dan kepala, mengisap benda didekatnya, dan lain-lain.
d.
otonomi.
Peran
Peran dapat diartikan sebagai seperangkat perilaku yang diharapkan oleh
individu sesuai dengan status sosialnya.
b.
c.
d.
Tanyakan pada orang tua apakah ada anggota keluarga yang lain yang
menderita Hirschsprung.
g) Riwayat sosial
Pemeriksaan Fisik
a.
Sistem integument
Kebersihan kulit mulai dari kepala maupun tubuh, pada palpasi dapat dilihat
Sistem kardiovaskuler
Kaji adanya kelainan bunyi jantung (mur-mur, gallop), irama denyut nadi apikal,
frekuensi denyut nadi / apikal.
d. Sistem penglihatan
Kaji adanya konjungtivitis, rinitis pada mata
e.
Sistem Gastrointestinal
Kaji pada bagian abdomen palpasi adanya nyeri, auskultasi bising usus, adanya
kembung pada abdomen, adanya distensi abdomen, muntah (frekuensi dan
karakteristik muntah) adanya keram, tendernes.
II.Diagnosa Keperawatan
a. Konstipasi berhubungan
dengan
obstruksi
ketidakmampuan
Kolon
mengevakuasi feces
b. Perubahan nutrisi kurang dan kebutuhan tubuh berhubungan dengan saluran
pencernaan mual dan muntah
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Konstipasi
berhubungan
dengan obstruksi
ketidakmampuan
Kolon
mengevakuasi
feces
TUJUAN
anak dapat melakukan
eliminasi
dengan
beberapa adaptasi sampai
fungsi eliminasi secara
normal
dan
bisa
dilakukan
Dengan Kriteria Hasil :
Pasien dapat
melakukan
eliminasi dengan
beberapa
adapatasi
Ada peningkatan
pola eliminasi
yang lebih baik
PERENCANAAN
1. Berikan bantuan
enema dengan cairan
Fisiologis NaCl 0,9
%
2. Observasi tanda vital
dan bising usus setiap
2 jam sekali
3. Observasi
pengeluaran feces per
rektal bentuk,
konsistensi, jumlah
4. Observasi intake
yang mempengaruhi
pola dan konsistensi
feses
5. Anjurkan untuk
menjalankan diet
yang telah dianjurkan
Perubahan nutrisi
kurang dan
kebutuhan tubuh
berhubungan
dengan saluran
pencernaan mual
dan muntah
Resiko kurangnya
volume cairan
berhubungan
dengan intake yang
kurang
Kurangnya
pengetahuan
tentang proses
penyakit dan
pengobatanya.
Keseimbangan
cairan.
pengetahuan
pasien
tentang
penyakitnyaa
menjadi lebih adekuat
Kriteria hasil :
Pengetahuan pasien dan
keluarga tentang
penyakitnyaa, perawatan
dan obat obatan. Bagi
penderita Mega Colon
meningkat daan pasien
atau keluarga mampu
menceritakanya kembali
1. Berikan asupan
nutrisi yang cukup
sesuai dengan diet
yang dianjurkan
2. Ukur berat badan
anak tiap hari
3. Gunakan rute
alternatif pemberian
nutrisi ( seperti NGT
dan parenteral ) untuk
mengantisipasi pasien
yang sudah mulai
merasa mual dan
muntah
1. Berikan asupan
cairan yang adekuat
pada pasien
2. Pantau tanda tanda
cairan tubuh yang
tercukupi turgor,
intake output
3. Observasi adanay
peningkatan mual dan
muntah antisipasi
devisit cairan tubuh
dengan segera
1. Beri kesempatan pada
keluarga untuk
menanyakan hal hal
yang ingn diketahui
sehubunagndengan
penyaakit yang
dialami pasien
2. Kaji pengetahuan
keluarga tentang
Mega Colon
3. Kaji latar belakang
keluarga
4. Jelaskan tentang
b.
c.
d.
a.
b.
b.
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
I. Identitas Klien
Tanggal MRS
: 14 Agustus 2015
: By.Ny D
No.Register
: 811692
Umur
: 6 Hari
Jenis kelamin
: Laki-laki
Alamat
Tanggal lahir
: 11 Agustus 2015
Diagnosa medis
: Hisprung Disease
: Tn. T
Umur
: 36 tahun
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
II.
: Angkatan darat
Keluhan Utama
Saat MRS
Saat Pengkajian
3) Kepala / leher : kepala By. Ny. D lunak, sutura sagitalis tepat, gambaran
wajah simetris. Lk= 33 cm
4) Mata : mata By. Ny. D konjungtiva ananemis, sklera putih, pupil isokor
5) THT : Telinga normal, Hidung normal, palatum normal
6) Abdomen : abdomen By. Ny. D lunak, lingkar perut = 30 cm asites (-),
turgor elastis
7) Thoraks : bentuk thoraks simetris dan klavikula normal
8) Paru-paru : Suara nafas kanan kiri sama, bunyi nafas tidak ada suara
tambahan, suara nafas bersih, respirasi spontan.
9) Jantung : S1 dan S2 terdengar, BJT (-)
10) Ekstremitas : gerakan semua ekstremitas aktif, nadi perifer kuat, brakial
kanan kuat, brakial kiri kuat, femoral kanan kuat, femoral kiri kuat.
11) Umbilikus : umbilikus By. Ny. D bersih tidak ada pus, umbilikus kering
dan masih tertutup kassa.
12) Panggul : panggul By. Ny. D kecil
13) Genital : testis sudah turun, tidak ada lesi, penis utuh
14) Anus : BAB 3x sehari dan paten
15) Spina : spina (-)
16) Kulit : warna kulit merah muda, adanya kemerahan di pipi, dan tidak ada
tanda lahir.
17) Suhu lingkungan : By. Ny. D suhu tubuh 37,5oC dengan suhu inkubator
31,6oC
d. Riwayat Sosial
MASALAH
Kelebihan volume cairan
ETIOLOGI
Gangguan mekanisme
regulasi
Vital signs:
Nadi: 145 x/menit (normal
dewasa: 60-100 x/menit,
normal bayi: 140 x/menit)
Frekuensi nafas : 42 x/menit
(normal dewasa: 12-24
x/menit, normal bayi: 30-40
x/menit
Suhu tubuh : 37,5 oC (normal:
36-37,5o C)
DS : DO :
Sh: 37,50C
Suhu lingkungan : 22,60C
Suhu incubator :31,60C
DS :
DO :
BB saat masuk 4000gr
BB saat ini 3800 gr
LP = 30 cm
LL = 11 cm
Hb =16,5
Bising usus 3x/menit
Turgor kulit kering
Mukosa bibir kering
Diit ASI 12x30 cc
BB = 3900
BB ideal = Bayi baru lahir(anak 012 bln)
Ketidakefektifan
termoregulasi
Adaptasi suhu
lingkungan
Resiko pemenuhan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
BBI = (umur(bln)/2)+4
BB = 4,5 gr
1. Diagnosa keperawatan
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi
2. Ketidakefektifan termoregulasi berhubungan dengan adaptasi suhu lingkungan
3. Resiko pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
Intake yang tidak adekuat
2. Intervensi
No
Diagnosa
1
Kelebihan
NIC :
volume cairan
tindakan keperawatan 3 x
tubuh b.d
diperlukan.
gangguan
mekanisme
NOC :
regulasi
efusi, anasarka
Intervensi
2. Terbebas dari
kelelahan, kecemasan
atau kebingungan.
3. Membran mukosa
lembab
4. Kelembaban kulit
normal
2
Ketidakefektifan
termoregulasi
berhubungan
dengan
Adaptasi suhu
lingkungan
Tujuan :
NIC
jam
2. Monitor td,nadi, rr
status
Kriteria hasil :
1. Keseimbangan
antara produksi
panas ,panas yang
diterima dan
kehilangan panas
hipotermi
5. Tingkatkan intake cairan dan
nutrisi sesuai kebutuhan=150cc
6. Ganti sprei dan bedong ketika
basah
2. Temperatur stabil
(36,5-37,5)
3. Tidak ada kejang
4. Tidak ada
perubahan warna
3
Resiko
kulit
Tujuan :
Management Nutrisi
pemenuhan
nutrisi kurang
keperawatan 3 x 24 jam,
dari kebutuhan
diharapkan :
yang tidak
Kriteria Hasil :
adekuat
68 kalori
R/ untuk menambah masukan
nutrisi yang baik bagi klien
Monitoring Nutrisi
1. Monitor turgor kulit
R/ mengkaji pasokan nutrisi
adekuat
2. Monitor mual dan muntah
R/ mengkaji adanya
pengeluaran output berlebih
3. Monitor intake nutrisi
R/ mengkaji pemasokan nutrisi
yang adekuat
4. Monitor pertumbuhan dan
perkembangan anak
R/ observasi adanya penurunan
perkembangan anak karena
pasokan nutrisi tak adekuat
atau pengeluaran output yang
berlebih
3. Implementasi
Hari/Tanggal
DX
Senin
17/8/2015
Tindakan Keperawatan
1. Melakukan pengkajian kepada keluarga By.Ny.D
2. Memonitor ttv
Nadi: 145 x/menit (normal dewasa: 60-100 x/menit,
normal bayi: 140 x/menit)
Frekuensi nafas : 42 x/menit (normal dewasa: 12-24
x/menit, normal bayi: 30-40 x/menit
Suhu tubuh : 37 oC (normal: 36-37,5o C)
3. Menggantikan diapers
By mendapat susu 8x30 cc/24jam = 240 cc/hari
Paraf
BB diapers = 5rg/BAB+BAK
3x5=15 gr/24jam
Balance cairan = intake-output = 240-15 = 225
cc/kg/bb
Tampak BAB berwarna hijau pekat, produksi sebanyak
50cc
4. Memberikan cairan asi lewat oral
Pemberian asi sebanyak 15 cc
Selasa
18/8/15
1. Memonitor ttv
Nadi: 145 x/menit (normal dewasa: 60-100 x/menit,
normal bayi: 140 x/menit)
Frekuensi nafas : 40 x/menit (normal dewasa: 12-24
x/menit, normal bayi: 30-40 x/menit
Suhu tubuh : 37,5 oC (normal: 36-37,5o C)
2. Menggantikan diapers
Tampak BAB berwarna hijau pekat, produksi sebanyak
50cc
3. Memonitor suhu inkubator
Suhu inkubator = 33 C
4. Menambahkan air didalam inkubator
5. Memberikan oksigen 2 L
Rabu 19/8/15
1. Memonitor ttv
Nadi: 143 x/menit (normal dewasa: 60-100 x/menit,
normal bayi: 140 x/menit)
Frekuensi nafas : 40 x/menit (normal dewasa: 12-24
x/menit, normal bayi: 30-40 x/menit
Suhu tubuh : 37 oC (normal: 36-37,5o C)
2. Menggantikan diapers
Tampak BAB berwarna hijau pekat, produksi sebanyak
50cc
3. Memberikan cairan asi lewat oral
Pemberian asi sebanyak 15 cc
4. Mengobservasi BB
BB= 3900 gr
4. Evaluasi keperawatan
Hari/Tgl
DX
Senin 17/8/15
S:O:
bayi tampak menghisap jari
bayi tampak terpasang infus via syrimpump 5,0
turgor kulit tampak kering
mukosa bibir kering
ASI masuk sebanyak 15 cc habis
Suhu 37 C
A : Masalah keperawatan kekurangan volume cairan teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
Monitor ttv
Monitor suhu
Berikan intake asi sesuai kebutuhan
Monitor output
Selasa
S:
O:
Suhu bayi 37
Suhu inkubator 33
Turgor kulit lembab
Tampak terpasang oksigen 2L
A : Masalah termoregulasi teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
Monitor TTV, suhu bayi, suhu lingkungan
Monitor turgor kulit
S:
O:
Bayi tampak lebih tenang dan tertidur
Asi diberikan sebanyak 15 cc/2 jam
BB = 3900 gr
Bayi tampak terpasang infus syrimpump 5,0
A : Masalah keperawatan nutrisi teratasi sebagian
P : hentikan intervensi
Klien pulang
18/8/15
Rabu 19/8/15
BAB IV
PEMBAHASAN
Bab ini merupakan pembahasan dari kasus yang diambil dari Bab III mengenai
asuhan keperawatan pada By. Ny. D dengan Penyakit Hisprung di Ruang IKA Lantai
1 RSPAD Gatot Soebroto. Pada kasus By. Ny. D kelompok mengangkat 3 diagnosa.
1. Pengkajian
Pada klien dengan Hischsprung keluhan yang dirasakan adalah sulit BAB,
distensi abdomen, kembung, muntah. Penyebabnya sebenarnya tidak diketahui
tetapi penyakit ini diduga karena factor-faktor genetic. Tanda dan gejala yang
biasa muncul pada kasus hischprung dibagi menjadi dua yaitu Masa neonatal :
Gagal mengeluarkan mekonium dalam 48 jam setelah lahir, Muntah berisi
empedu, Enggan minum, Distensi abdomen. Sedangkan Masa Bayi dan Kanakkanak : Konstipasi, Diare berulang, Tinja seperti pita, berbau busuk, Distensi
abdomen, Gagal tumbuh menurut Betz, Cecily. L (2002). Pada kasus By. Ny. D
dengan penyakit hischprung didapat data dari Ny. D sebagai ibu bayi bahwa
anaknya lahir dengan keluhan sulit BAB dan gagal dalam mengeluarkan
mekonium dalam 48 jam setelah lahir. Dalam teori penyebab hisprung diduga
karena gaktor-faktor genetic. Namun dalam kasus ini kemungkinan penyebabnya
adalah faktor lingkungan
2. Diagnosa
Diagnosa keperawatan utama pada By. Ny. D dengan penyakit hischprung adalah
resiko kelebihan volume cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme
regulasi. Alasan kelompok mengambil diagnosa keperawatan yang utama adalah
adalah hasil balance cairan +225. Data subjektifnya adalah Ny. D mengatakan
merasa suhu badan anaknya mengalami peningkatan, sedangkan data objektifnya
adalah By tampak menghisap jarinya, By mendapat susu 8x30 cc, By BAB 3x
selama 8 jam dinas/50 cc, By terpasang infus dengan syringe pump 15 tpm,
Terlihat bibir By.D terlihat kering, TTV : Nadi: 145 x/menit (normal dewasa: 60100 x/menit, normal bayi: 140 x/menit), Frekuensi nafas : 42 x/menit (normal
dewasa: 12-24 x/menit, normal bayi: 30-40 x/menit, Suhu tubuh : 37,5 oC (normal:
36-37,5o C).
Alasan kelompok mengambil diagnosa keperawatan yang kedua adalah
Ketidakefektifan termoregulasi berhubungan dengan adaptasi suhu lingkungan
karena suhu bayi yang baru lahir belum stabil. Alasan kelompok mengambil
diagnosa yang ketiga adalah Resiko pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat dengan data subjektif yang
muncul adalah tidak ada, sedangkan data objektifnya adalah BB saat masuk
4000gr, BB saat ini 3800 gr sedangkan diteori sesuai dengan diagnosa perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan muntah,
namun dikasus nutrisi yang berhubungan dengan intake yang tidak adekuat.
3. Intervensi
Intervensi yang direncanakan pada kasus By. Ny. D dengan diagnosa keperawatan
yang utama adalah resiko kelebihan volume cairan berhubungan dengan
mekanisme regulasi berbeda dengan intervensi pada teori karena teori membahas
kekurangan volume cairan.
Intervensi yang direncanakan pada kasus By. Ny. D dengan diagnosa keperawatan
yang kedua adalah ketidakefektifan termoregulasi berhubungan dengan adaptasi
suhu lingkungan adalah tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan kasus.
Intervensi yang direncanakan pada kasus By. Ny. D dengan diagnosa keperawatan
yang ketiga adalah resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake yang tidak adekuat bahwa tidak terdapat kesenjangan
antara teori dengan kasus.
4. Implementasi
Pada pembahasan pelaksanaan keperawatan dibawah ini akan membahas antara
kasus dan teori, serta penjelasan atas rencana tindakan yang dapat dilakukan dan
tidak pada kasus. Semua tindakan keperawatan yang direncanakan untuk masing
masing diagnosa telah dilakukan semua kecuali tindakan keperawtan yang aada
pada diagnosa kelebihan volume cairan berhubungan dengan mekanisme regulasi.
5. Evaluasi
Diagnosa keperawatan klien pada By. Ny. D belum ada yang teratasi. Diagnosa
keperawatan yang belum teratasi adalah kelebihan volume cairan berhubungan
dengan mekanisme regulasi dikarenakan balance cairan klien masih belum
seimbang, intake dan output klien tidak adekuat.
Diagnosa keperawatan yang kedua adalah ketidakefektifan termoregulasi
berhubungan dengan adaptasi suhu lingkungan belum teratasi dikarenakan suhu
By. Ny. D masih belum stabil.
Diagnosa keperawatan yang ketiga adalah resiko pemenuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat belum teratasi
karena berat badan bayi menurun.
BAB V
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Penyakit hisprung merupakan penyakit yang sering menimbulkan masalah.
Baik masalah fisik, psikologis maupun psikososial. Masalah pertumbuhan dan
perkembangan anak dengan penyakit hisprung yaitu terletak pada kebiasaan buang air
besar. Orang tua yang mengusahakan agar anaknya bisa buang air besar dengan cara
yang awam akan menimbulkan masalah baru bagi bayi/anak. Penatalaksanaan yang
benar mengenai penyakit hisprung harus difahami dengan benar oleh seluruh pihak.
Baik tenaga medis maupun keluarga. Untuk tecapainya tujuan yang diharapkan perlu
terjalin hubungan kerja sama yang baik antara pasien, keluarga, dokter, perawat
maupun tenaga medis lainnya dalam mengantisipasi kemungkinan yang terjadi.
2. SARAN
Kami berharap setiap mahasiswa mampu memahami dan mengetahui tentang
penyakit hsaprung. Walaupun dalam makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh
dari kesempurnaan.
DAFTAR PUSTAKA
Betz, Cecily. L & Sowden,Linda A. (2002). Buku Saku Keperawatan Pediatrik, Edisi
6, Jakarta : EGC.
Doenges, Marilynn E. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC.
Nuratif, Amin Huda. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Nanda dan
NIC NOC. Yogyakarta : Media Action.
Wong,Donna L. (2004). Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Edisi 4 Jakarta :
EGC.