You are on page 1of 40

Peresepan,Pemesanan dan pengelolaan Obat

SPO

Dinas
Kesehatan
Kota Palu
Ditetapkan Oleh Kepala
UPTD Urusan
Puskesmas Singgani
1. Pengertian

2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Langkah- langkah/
Prosedur

Nomor
Terbit ke
No.Revisi
Tgl.Diberlaku
Halaman

:
:1
:0
:
: 1-3

UPTD
Urusan
Puskesmas
Singgani

Tanda Tangan
dr. Mike Iriany Mexi Avia
19590606 199509 2 001
Peresepan adalah Proses pengambilan keputusan pengobatan oleh
dokter berupa terapi obat yang diterima pasien dengan
memperhatikan ketepatan pasian, jenis obat, dosis, kekuatan, rute,
waktu dan durasi pengobatan
Pemesanan Obat atau Permintaan Obat berdasarkan rencana
kebutuhan obat perbulan/tahunan yang sudah di laporkan
sebelumnyake Dinkesuntuk meminimalisir penggunaan obat yang
tidak bertanggung jawab
Pengelolaan Obat merupakan suatu rangkaian kegiatan yang
meliputi aspek seleksi dan perumusan kebutuhan, pengadaan,
penyimpanan, pendistribusian, dan penggunaan obat
Sebagai Acuan untuk memastikan semua proses dalam pelayanan
obat memenuhi Undang-Undang yang berlaku.
Sesuai Surat Keputusan
Pedoman Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas Singgani Tahun
2016
Peresepan Obat
Petugas meresepkan obat sesuai terapi atas diagnosis
pasien.pemberian resep dilakukan oleh petugas farmasi.
Pemesanan Obat
Petugas farmasi memesan obat untuk kebutuhan
puskesmas.pemesanan obat untuk kebutuhan pelayanan dilakukan
oleh petugas unit pelayanan terkait kepada petugas farmasi gudang
obat puskesmas.

\6. Unit Terkait

Pengelolaan Obat
Petugas farmasi melakukan pengelolaan obat di gudang obat yang
meliputi kegiatan perencanaan, permintaan, penerimaan,
penyimpanan, distribusi dan administrasi dan pelaporan.
Kartu Stok, Resep dan LPLPO
1

7. Rekaman Historis:
No

Halaman

Yang dirubah

Perubahan

Diberlakukan
Tgl.

Pencatatan,pemantauan,pelaporan efek
samping obat,KTD

SPO
Dinas
Kesehatan
Kota Palu
Ditetapkan Oleh Kepala
UPTD Urusan
Puskesmas Singgani
2. Pengertian

2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Langkah- langkah/
Prosedur

Nomor
Terbit ke
No.Revisi
Tgl.Diberlaku
Halaman
Tanda Tangan

:
:1
:0
:
: 1-2

UPTD
Urusan
Puskesmas
Singgani
dr. Mike Iriany Mexi Avia
19590606 199509 2 001

Efek Samping Obat adalah Setiap efek yang berbahaya yang tidak
diinginkan dari obat yang timbul pada pemberian obat dengan dosis
yang digunakan untuk profilaksis,diagnosis dan terapiatau untuk
modifikasi fungsi fisiologis.
Pencatatan adalah kegiatan atau proses pendokumentasian suatu
aktifitas dalam bentuk tulisan.
Pelaporan adalah Catatan yang memberikan informasi tentang
kegiatan tertentu.
Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) adalah Insiden yang
mengakibatkan cedera pada pasien
Sebagai acuan Pencatatan,pemantauan, pelaporan efek samping obat
dan dievaluasi untuk mengetahui potensi signal keamanan obat.
Sesuai surat keputusan
Pedoman Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas Singgani Tahun 2016
Permenkes RI No. 30 tentang Standar Kefarmasian di Puskesmas
tahun 2014
1. Petugas memonitor efek pengobatan terhadap
pasien,termasuk efek KTD.
2. Petugas memproses monitoring yang dilakukan secara
kolaboratif.
3. Petugas puskesmas mempunyai kebijakan yang
mengidentifikasi efek KTD yang harus dicatat dalam
status pasien dan harus dilaporkan ke puskesmas.
4. Petugas mendokumentasikan efek KTD dalam status
pasien sebagaimana diharuskan oleh kebijakan.
5. Petugas melaporkan efek KTD dalam kerangka waktu
yang ditetapkan oleh kebijakan.
6. Pemantauan dan Pelaporan efek samping obat harus di
dokumentasikan dalam formulir pelaporan efek samping
obat dan di catat dalam rekam medik.
3

6. Unit Terkait

Petugas Kamar Obat (Apoteker dan asisten Apoteker), Perawat dan


Dokter

7. Rekaman Historis:
No

Halaman

Yang dirubah

Perubahan

Diberlakukan
Tgl.

Pemberian obat kepada pasien dan


pelabelan

SPO
Dinas
Kesehatan
Kota Palu
Ditetapkan Oleh Kepala
UPTD Urusan
Puskesmas Singgani
1. Pengertian

2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Langkah- langkah/
Prosedur

6. Unit Terkait

Nomor
Terbit ke
No.Revisi
Tgl.Diberlaku
Halaman
Tanda Tangan

:
:1
:0
:
: 1-2

UPTD
Urusan
Puskesmas
Singgani
dr. Mike Iriany Mexi Avia
19590606 199509 2 001

Resep adalah permintaan tertulis dari dokter,dokter gigi,dokter hewan


kepada apoteker untuk menyediakan dan menyerahkan obat kepada
pasien sesuai peraturan perundang undangan yang berlaku.
Etiket adalah Sediaan Apoteker atau Farmasi untuk memberi
petunjuk cara pemakaian obat tersebut kepada pengguna atau
pasiennya.
Sebagai acuan petugas kamar obat agar menyerahkan obat sesuai
dengan resep dokter.
Sesuai surat keputusan
Pedoman Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas Singgani Tahun 2016
1. Petugas menerima resep.
2. Petugas mengecek resep
3. Petugas konsultasi ke dokter (bila ada resep yang kurang
jelas) bila tidak petugas langsung menyiapkan obat sesuai
resep.
4. Petugas menuliskan etiket pada masing-masing obat.
5. Petugas memanggil pasien sesuai dengan nomor urut .
6. Petugas menjelaskan aturan minum pada masing-masing obat.
7. Petugas menyerahkan obat pada pasien.
8. Pasien memberi paraf pada resep sebagai bukti bahwa pasien
telah menerima obat.
9. Bila resep tidak jelas,petugas membawa ke dokter penulis
resep.
10. Untuk menenyakan kembali setelah jelas petugas menyiapkan
obat sesuai urutan 4,5,6,7,8.
Petugas Kamar Obat (Apoteker dan Asisten Apoteker) dan Dokter

7. Rekaman Historis:
5

No

Halaman

Yang dirubah

Perubahan

Diberlakukan
Tgl.

Penilaian,Pengendalian,Penyediaan dan
Penggunaan Obat

Dinas
Kesehatan
Kota Palu

UPTD
Urusan
Puskesmas
Singgani

SPO

Ditetapkan Oleh Kepala


UPTD Urusan
Puskesmas Singgani
1.Pengertian

2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi

5. Langkah- langkah/
Prosedur

Nomor
Terbit ke
No.Revisi
Tgl.Diberlaku
Halaman
Tanda Tangan

:
:1
:0
:
: 1-2
dr. Mike Iriany Mexi Avia
19590606 199509 2 001

Pengendalian persediaan adalah suatu kegiatan untuk memastikan


tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai dengan strategi dan
program yang telah ditetapkan sehingga tidak terjadi kelebihan dan
kekurangan/kekosongan obat di unit pelayanan kesehatan dasar.
Pengendalian penggunaan adalah untuk menjaga kualitas pelayanan
obat dan meningkatkan efisiensi pemanfaatan dana obat
Sebagai acuan Agar tidak terjadi kelebihan dan kekosongan obat di
unit pelayanan kesehatan dasar
Sesuai surat keputusan
Buku Pedoman Pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan di
puskesmas tahun 2003
Pedoman Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas Singgani Tahun
2016
1. Petugas obat mencatat persediaan obat di gudang obat
puskesmas
2. Memperkirakan kebutuhan obat untuk menentukan
permintaan
3. Memperkirakan kebutuhan obat untuk 3000 penderita
4. Membuat LPLPO permintaan untuk mengajukan anfrah ke
Gudang Farmasi Dinas Kesehatan Kota
5. Mencocokkan dan menerima obat yang diberikan oleh
petugas Gudang Farmasi Kota
6. Apabila barang sesuai, petugas obat meminta tanda tangan
kepada petugas Gudang Farmasi dan Kepala Gudang
Farmasi Kota
7. Apabila barang tidak sesui maka petugas obat langsung
mengkonfirmasi kepada petugas Gudang farmasi Kota
8. Petugas memasukkan obat-obatan ke dalam kendaraan

pengangkut
9. Obat dibawa ke gudang obat puskesmas
10. Obat di distribusikan ke unit pelayanan lain (Lab, gigi,
KIA/KB, Pustu dan Poskesdes, Ruang Tindakan)

6. Unit Terkait

Petugas Kamar Obat (Apoteker dan Asisten Apoteker)

7. Rekaman Historis:
No

Halaman

Yang dirubah

Perubahan

Diberlakukan
Tgl.

Penyimpanan Obat

SPO

Dinas
Kesehatan
Kota Palu
Ditetapkan Oleh Kepala
UPTD Urusan
Puskesmas Singgani
1.Pengertian
2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi

5. Langkah- langkah/
Prosedur

Nomor
Terbit ke
No.Revisi
Tgl.Diberlaku
Halaman

Tanda Tangan

:
:1
:0
:
:1

UPTD Urusan
Puskesmas
Singgani

dr. Mike Iriany Mexi Avia


19590606 199509 2 001

Penyimpanan obat adalah suatu kegiatan pengamanan terhadap


obat-obatan yang diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari
kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap terjamin.
Sebagai acuan untuk penyimpanan agar obat yang tersedia di unit
pelayanan kesehatan mutunya dapat dipertahankan.
Sesuai surat keputusan
Permenkes RI no 30 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian Di Puskesmas
Pedoman Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas Singgani Tahun
2016
1. Petugas mengatur tata ruang untuk memudahkan dalam
penyimpanan,penyusunan,pencarian dan pengawasan obatobat.
2. Petugas menyusun obat menggunakan prinsip FIFO dan
FEFO.
3. Petugas menyusun obat dalam rak sesuai alfabetis dan
dipisahkan antara obat pemakaian dalam dengan obat-obatan
untuk pemakaian luar.dan untuk obat yang disimpan dalam
penyimpanan khusus seperti vaksin memerlukan Cold Chain
khusus dan harus dilindungi dari kemungkinan putusnya
aliran listrik.
4. Petugas menyimpan obat Narkotika dan Psikotropika dalam
lemari khusus dan selalu terkunci.
5. Petugas melakukan pencatatan stok obat pada kartu stok dan
melakukan pengamanan mutu obat agar obat tersebut tidak
9

selalu berada dibelakang yang dapat menyebabkan


kadaluwarsa.
6. Unit Terkait

Kamar Obat

7. Rekaman Historis:
No

Halaman

Yang dirubah

Perubahan

Diberlakukan
Tgl.

10

Pemberian Informasi Penggunaan Obat

SPO

Nomor
Terbit ke
No.Revisi
Tgl.Diberlaku
Halaman

:
:1
:0
:
: 1-2

UPTD
Urusan
Puskesmas
Singgani

Dinas
Kesehatan
Kota Palu
Ditetapkan Oleh
KepalaUPTD Urusan
Puskesmas Singgani
1.Pengertian

2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Langkah- langkah/
Prosedur

6. Unit Terkait

Tanda Tangan

dr. Mike Iriany Mexi Avia


19590606 199509 2 001

Pelayanan informasi obat merupakan kegiatan pelayanan yang


dilakukan oleh apoteker untuk memberikan informasi secara
akurat,jelas dan terkini kepada dokter,apoteker,perawat,profesi
kesehatan lainnya dan pasien.
Sebagai Acuan untuk pemberian informasi penggunaan obat
Sesuai Surat Keputusan
Permenkes RI No.30 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Di
Puskesmas
Pedoman Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas Singgani tahun 2016
1. Petugas memberikan informasi kepada pasien berdasarkan
resep atau catatan pengobatan pasien (patient medication
record) atau kondisi kesehatan pasien baik lisan maupun
tulisan.
2. Petugas melakukan penelusuran literature bila diperlukan,
secara sistematis untuk memberikan informasi.
3. Petugas menjawab pertanyaan pasien dengan jelas dan
mudah dimengerti,tidak bias,etis dan bijaksana baik secara
lisan maupun tulisan.
4. Petugas menyediakan informasi aktif (brosur,leaflet, dan
lain-lain).
5. Petugas mendokumentasikan setiap kegiatan pelayanan
informasi obat.
Petugas kamar obat (Apoteker dan Asisten Apoteker)

11

7. Rekaman Historis:
No

Halaman

Yang dirubah

Perubahan

Diberlakukan
Tgl.

12

Menjaga tidak terjadinya pemberian obat


kadaluawarsa,pelaksanaan FIFO dan
FEFO,kartu stok/kendali
Dinas
Kesehatan
Kota Palu

UPTD
Urusan
Puskesmas
Singgani

SPO

Ditetapkan Oleh
KepalaUPTD Urusan
Puskesmas Singgani

Nomor
Terbit ke
No.Revisi
Tgl.Diberlaku
Halaman
Tanda Tangan

:
:1
:0
:
: 1-2
dr. Mike Iriany Mexi Avia
19590606 199509 2 001

5. Langkah- langkah/
Prosedur

Tanggal Kadaluarsa adalah batas tanggal setelah


tanggal tersebut mutu suatu sediaan farmasi tidak
dijamin lagi oleh produsennya
Sebagai acuan untuk melindungi masyarakat dari bahaya yang
disebabkan oleh penggunaan sedian farmasi dan alat kesehatan yang
tidak tepat serta yang tidak memenuhi persyaratan mutu,
keamanandan kemanfaatan
Sesuai Surat Keputusan
Buku Pedoman Pelayanan Kefarmasian di puskesmas, Ditjen Binfar
Dep.Kes 2006
1. Petugas mengidentifikasi obat yang sudah rusak atau
kadaluarsa
2. Petugas memisahkan obat rusak atau kadaluarsa dari
penyimpanan obat lainnya
3. Petugas menyimpan dan mengeluarkan obat berdasarkan
metode FIFO dan FEFO.
4. Petugas membuat catatan jenis dan jumlah obat yang rusak
atau kadaluwarsa untuk dikirim kembali ke Gudang Farmasi
Kota Palu.
5. Petugas melaporkan dan mengirim obat tersebut gudang
farmasi kabupaten/kota.
6. Petugas mendokumentasikan pencatatan tersebut.

6. Unit Terkait

Petugas Instalasi Farmasi (Apoteker dan Asisten Apoteker)

1.Pengertian

2. Tujuan

3. Kebijakan
4. Referensi

13

7. Rekaman Historis:
No

Halaman

Yang dirubah

Perubahan

Diberlakukan
Tgl.

14

Identifikasi dan pelaporan kesalahan


pemberian obat dan KNC

SPO
Dinas
Kesehatan
Kota Palu
Ditetapkan Oleh
KepalaUPTD Urusan
Puskesmas Singgani
1. Pengertian

2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Langkah- langkah/
Prosedur

Nomor
Terbit ke
No.Revisi
Tgl.Diberlaku
Halaman
Tanda Tangan

:
:1
:0
:
:1

UPTD
Urusan
Puskesmas
Singgani
dr. Mike Iriany Mexi Avia
19590606 199509 2 001

Identifikasi dan pelaporan adalah bukti bahwa suatu kegiatan yang


telah dilakukan, sumber data untuk melakukan pengaturan dan
pengendalian dan sumber data untuk pembuatan laporan.
Kejadian Nyaris Cedera (KNC) merupakan suatu kejadian akibat
melaksanakan suatu tindakan yang seharusnya diambil yang dapat
menciderai pasien tetapi cidera serius tidak terjadi,karena
keberuntungan a9misalnya pasien terima suatu obat kontra indikasi
tetapi tidak timbul reaksi obat), pencegahan (suatu obat dengan
overdosis letal akan diberikan, diketahui secara dini lalu diberikan
antidotenya)
Sebagai Acuan untuk identifikasi dan pelaporan kesalahan pemberian
obat dan KNC dan untuk melindungi keselamatan pasien dari
pemakaian obat akibat KTD/KNC
Sesuai Surat Keputusan
Pedoman Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas Singgani Tahun
2016
IDENTIFIKASI / PENANGANAN KESALAHAN
PEMBERIAN OBAT
1. Petugas Instalasi Farmasi Menginformasikan kepada
Kepala Instalasi Farmasi/ Koordinator.
2. Petugas yang bersangkutan mencari alamat pasien pada
poliklinik asal resep atau pada rekam medis.
3. Petugas yang bersangkutan / Koordinator / Kepala
Instalasi Farmasi menyampaikan hal tersebut kepada
dokter/ dokter gigi penulisan resep.
4. Kepala Instalasi Farmasi / Koordinator menunjuk petugas
Instalasi Farmasi untuk menyelesaikan kesalahan

15

tersebut.
5. Petugas yang ditunjuk mendatangi rumah pasien yang
salah menerima obat dengan membawa penggantinya.
6. Petugas tersebut menyampaikan penggantian obat
dengan kata-kata yang asertif kepada pasien /
keluarganya.
7. Petugas melapor kepada Kepala Instalasi Farmasi di
puskesmas.
8. Kebijakan tersebut ditulis pada buku yang telah
disediakan.

PELAPORAN KESALAHAN PEMBERIAN OBAT


1. Siapapun yang mengetahui melihat terjadinya KTD/KNC
terutama dapat melaporkan kepada sekretariat Tim
keselamatan pasien.
2. Petugas membuat laporan secara tertulis dengan
menggunakan formulir yang tersedia atau dapat membuat
laporan di sekretariat Tim keselamatan pasien paling
lambat 2x24 jam.
3. Petugas membuat laporan meliputi KTD dan KNC.
4. Petugas membuat laporan saat kejadian untuk pencegahan
cedera atau pertolongan segera secara langsung
memberitahukan ke dokter penanggung jawab pelayanan.
5. Petugas membuat laporan tertulis ditujukan ke Tim
keselamatan pasien.
6. Laporan tidak boleh difotocopy hanya disimpan dikantor
sekretariat Tim keselamatan pasien.
7. Contoh hal yang perlu dilaporkan KTD/KNC misalnya
kejadian yang terkait pengobatan dan prosedurnya.
6. Unit Terkait

Petugas Kamar Obat (Apoteker dan Asisten Apoteker),Perawat dan


Dokter

7. Rekaman Historis:
No

Halaman

Yang dirubah

Perubahan

Diberlakukan
Tgl.

16

Pelaporan Efek Samping Obat

SPO

Dinas
Kesehatan
Kota Palu
Ditetapkan Oleh
KepalaUPTD Urusan
Puskesmas Singgani
2. Pengertian

2. Tujuan

3. Kebijakan
4. Referensi
5. Langkah- langkah/
Prosedur

Nomor
Terbit ke
No.Revisi
Tgl.Diberlaku
Halaman

Tanda Tangan

:
:1
:0
:
: 1-2

UPTD
Urusan
Puskesmas
Singgani
dr. Mike Iriany Mexi Avia
19590606 199509 2 001

Monitoring Efek Samping Obat (MESO) merupakan kegiatan


pemantauan setiap respon terhadap Obat yang tidak dikehendaki,
yang terjadi pada dosis lazim yang digunakan pada manusia untuk
tujuan profilaksis, diagnosa dan terapi. Efek Samping Obat adalah
reaksi Obat yang tidak dikehendaki yang terkait dengan kerja
farmakologi.
Sebagai acuan untuk :
1. Menemukan Efek Samping Obat (ESO) sedini mungkin
terutama yang berat, tidak dikenal, frekuensinya jarang;
2. Menentukan frekuensi dan insidensi ESO yang sudah dikenal
dan yang baru saja ditemukan;
Sesuai Surat Keputusan
Pedoman Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas singgani Tahun 2016
Permenkes RI No.35 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Di
Apotek
1. Petugas poli/UGD menerima keluhan dari pasien tentang
ESO.
2. Petugas poli/UGD menenyakan riwayat alergi sebelumnya.
3. Petugas poli/UGD meminta obat yang diminum dan
mencocokkannya dengan riwayat alergi yang diderita pasien.
4. Petugas poli/UGD memastikan keluhan yang dilaporkan
pasien karena efek samping obat.
5. Petugas poli/UGD menentukan kemungkinan jenis obat yang
menjadi menyebab alergi.
6. Petugas poli/UGD menulis didalam RM dengan tinta merah
17

yang alergi obat.


7. Petugas poli/UGD memberikan informasi kepada pasien
tentang jenis obat yang menyebabkan alergi untuk diingat dan
diinformasikan kepetugas ketika berobat.
8. Petugas poli/UGD mencatat kejadian ESO di buku laporan
ESO.
9. Petugas poli/UGD memberitahukan kepada pesien agar pasien
menghentikan penggunaan obat yang menyebabkan alergi dan
menarik obat yang menyebabkan alergi..
10. Petugas poli/UGD memberikan resep obat pengganti dan
mencatat identitas yang terjadi pada formulir ESO.
6. Unit Terkait

Petugas Instalasi Farmasi (Apoteker dan Asisten Apoteker), Perawat


dan Dokter

7. Rekaman Historis:
No

Halaman

Yang dirubah

Perubahan

Diberlakukan
Tgl.

18

Peresepan Obat Psikotropika dan


Narkotika

SPO
Dinas
Kesehatan
Kota Palu
Ditetapkan Oleh
KepalaUPTD Urusan
Puskesmas Singgani
1.Pengertian

Nomor
Terbit ke
No.Revisi
Tgl.Diberlaku
Halaman

:
:1
:0
:
: 1-3

Tanda Tangan

UPTD Urusan
Puskesmas
Singgani

dr. Mike Iriany Mexi Avia


19590606 199509 2 001

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman dan bahan

tanaman, baik sintesis maupun bahan sintesis yang dapat


menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran dan hilangnya
rasa, zat ini akan mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan
dapat menimbulkan ketergantungan.
Psikotropika adalah zat atau obat bukan narkotika baik alamiah
maupun sintesis yang memiliki khasit psikoaktif melalui pengaruh
siliktif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas
pada aktivitas normal dan prilaku. Psikotropika adalah obat yang
digunakan oleh dokter untuk mengobati gangguan jiwa
2. Tujuan

Sebagai acuan untuk memastikan semua proses dalam pelayanan


obat golongan narkotika memenuhi Undang-Undang yang berlaku
dan memastikan pengeluaran obat golongan narkotika dan

3. Kebijakan

psikotropika aman dan akurat.


Sesuai Surat Keputusan

4. Referensi

1. UU RI No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika


2. UU RI No. 5 tahun 1987 tentang Psikotropika
3. Pedoman Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas Singgani
Tahun 2016

5. Langkah- langkah/

1. Peresepan obat psikotropika dan narkotika hanya boleh ditulis


19

Prosedur

oleh dokter/ dokter gigi/ dokter spesialis


2. Petugas memberikan resep asli dan di tanda tangani langsung
oleh dokter pemeriksa/ pemberi resep
3. Petugas memeriksa kembali resep yang hendak diberikan kepada
pasien dan jika resep tersebut tidak di tanda tangani resep bisa
ditolak atau dikonfirmasi ke dokter yang menulis resep
4. Petugas harus menulis resep dengan jelas, baik jenisnya,
jumlahnya dan cara penggunaannya
5. Petugas memberi garis merah di bawah nama obat narkotika dan
di tanda tangani sejajar garis merah tersebut
6. Petugas menulis nama pasien dan alamat yang lengkap
dibelakang resep
7. Petugas menyimpan resep psikotropika dan narkotika dalam
lemari obat, menjadi satu dengan obat psikotropika dalam
keadaan terkunci.

6. Unit Terkait

Petugas Instalasi Farmasi (Apoteker dan Asisten Apoteker)

7. Rekaman Historis:
No

Halaman

Yang dirubah

Perubahan

Diberlakukan
Tgl.

Tentang Penyediaan Obat Yang Menjamin


Ketersediaan Obat
20

SPO
Dinas
Kesehatan
Kota Palu
Ditetapkan Oleh Kepala UPTD
Urusan Puskesmas Singgani

1. Pengertian
2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Langkah- langkah/
Prosedur

6. Unit Terkait

Nomor
Terbit ke
No.Revisi
Tgl.Diberlaku
Halaman

Tanda tangan

:
:1
:0
:
: `1

UPTD Urusan
Puskesmas
Singgani
dr. Mike Iriany Mexi Avia
19590606 199509 2 001

Penyediaan obat yang menjamin ketersediaan obat adalah agar


penyediaan obat sesuai dengan yang dibutuhkan dan dan untuk
meningkatkan penggunaan obat secara rasional
Sebagai acuan agar penyediaan obat sesuai dengan yang dibutuhkan
sehingga tidak terjadi penumpukan obat di puskesmas
Sesuai surat keputusan
Pedoman Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas Singgani Tahun
2016
1. Petugas memperkirakan jenis dan jumlah obat dan perbekalan
kesehatan yang mendekati kebutuhan.
2. Petugas meningkatkan penggunaan obat secara rasional.
3. Petugas mendiagnosa penyakit sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan.
4. Petugas meny ediakan obat sesuai yang dibutuhkan.
5. Petugas memberikan resep dengan dosis yang tepat.
6. Petugas memberikan informasi yang tepat kepada pasien
tentang cara pemakaian dengan interval waktu pemberian
yang tepat.
7. Petugas harus meningkatkan efisiensi penggunaan obat secara
efektif, aman dan mutu terjamin
Petugas instalasi farmasi (Apoteker dan Asisten Apoteker)

7. Rekaman Historis:
No

Halaman

Yang dirubah

Perubahan

Diberlakukan
Tgl.

21

Penyediaan dan penggunaan obat

Dinas
Kesehatan
Kota Palu

UPTD
Puskesmas
Urusan
Singgani

SPO

Ditetapkan Oleh Kepala


UPTD Urusan
Puskesmas Singgani
1.Pengertian

2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Langkah- langkah/
Prosedur

6. Unit Terkait

Nomor
Terbit ke
No.Revisi
Tgl.Diberlaku
Halaman
Tanda Tangan

:
:1
:0
:
:1
dr. Mike Iriany Mexi Avia
19590606 199509 2 001

Pengadaan atau penyediaan adalah Proses penyediaan obat yang di


butuhkan di unit pelayanan kesehatan.
Penggunaan adalah Proses peresepan dan penyerahan obat dan
informasi berdasarkan resep kepada dokter
Sebagai acuan dalam melaksanakan penyediaan dan penggunaan obat
untuk pelayanan
Penyediaan dan penggunaan obat untuk kebutuhan pelayanan
dilakukan secara efektif dan efisien.
Pedoman pelayanan kefarmasian di puskesmas singgani tahun 2016
PENYEDIAAN
Penyediaan obat dilakukan oleh petugas farmasi, obat disediakan di
ruang obat serta unit-unit pelayanan sesuai kebutuhan tertib
administrasi dalam penyediaan obat.
PENGGUNAAN
Penggunaan obat dilakukan sesuai pengeluaran obatatas resep serta
kebutuhan di unit pelayanan tertib administrasi dalam penggunaan
obat
Resep dan LPLPO

7. Rekaman Historis:
No

Halaman

Yang dirubah

Perubahan

Diberlakukan
Tgl.

22

Pemberian Informasi Tentang Efek Samping


Obat Atau Efek Yang Tidak Diharapkan

Dinas
Kesehatan
Kota Palu

UPTD
Urusan
Puskesmas
Singgani

SPO

Ditetapkan Oleh Kepala


UPTD Urusan
Puskesmas Singgani
1.Pengertian

2. Tujuan

3. Kebijakan
4. Referensi
5. Langkah- langkah/
Prosedur

Nomor
Terbit ke
No.Revisi
Tgl.Diberlaku
Halaman
Tanda Tangan

:
:1
:0
:
:1
dr. Mike Iriany Mexi Avia
19590606 199509 2 001

SOP ini mengatur tentang semua kegiatan yang diperlukan untuk


memberikan informasi kepada pasien dan keluarga pasien tentang
efek samping dan resiko pengobatan yang dilakukan sehubungan
dengan penyakit yang diderita pasien
Sebagai acuan untuk memberikan pemahaman kepada pasien dan
keluarga pasien tentang efek samping dan resiko pengobatan yang
mungkin saja terjadi pada saat pengobatan dalam rangka
penatalaksanaan terkait penyakit yang diderita pasien
Sesuai surat keputusan
Pedoman pelayanan kefarmasian di puskesmas singgani tahun 2016
1. Petugas memberikan rencana layanan sesuai dengan
standar profesi (SPO)
2. Petugas menjelaskan kepada pasien tentang jenis obat
yang diberikan
3. Petugas menjelaskan kepada pasien tentang tata cara
minum obat
4. Petugas menjelaskan tentang potensi dan resiko efek
samping obat
5. Petugas menjelaskan tentang potensi interaksi obat dari
obat yang diberikan
6. Petugas menjelaskan bahwa efek samping tidak terjadi
pada semua pasien
7. Petugas menjelaskan tanda bahaya dari efek samping
suatu obat dan kapan harus kembali atau mencari
pertolongan medis
8. Petugas mencatat dalam rekam medis apabila mendapat
23

laporan efek samping obat dari pasien

6. Unit Terkait

Dokter,perawat, dan bidan

7. Rekaman Historis:
No

Halaman

Yang dirubah

Perubahan

Diberlakukan
Tgl.

24

Pengawasan Dan Pengendalian Penggunaan


Psikotropika Dan Narkotika
No. Kode
:
Terbitan
No. Revisi
Tgl. Mulai Berlaku
Halaman

SOP
Dinas Kesehatan
Kota Palu

:1
:0
:
: 1-2

UPTD Urusan

Puskesmas

Singgani

Ditetapkan Oleh Kepala UPTD


Urusan Puskesmas Singgani

1. Pengertian

2. Tujuan

Tanda tangan

dr. Mike Iriany Mexi Avia


19590606 199509 2 001

Pangawasan adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara


menyeluruh dengan mengadakan perbandingan yang seharusnya dan yang
adanya dan Prosedur ini mengatur pengawasan dan pengendalian
penggunaan Psikotropika dan Narkotika
Sebagai acuan untuk mengawasi dan mengendalikan penggunaan
psikotropika dan narkotika

3. Kebijakan

Sesuai Surat Keputusan

4. Referensi

UU RI No.35 Tahun 2009 Tentang Narkotika


UU RI No.5 Tahun 1987 Tentang Psikotropika
Pedoman Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas Singgani Tahun 2016

5. Prosedur

1. Petugas memberikan pengawasan atas kesesuaian diagnosis


dengan terapi penggunaan psikotropika dan narkotika.
2. Petugas farmasi memberikan penandaan khusus untuk resep
psikotropika dan narkotika dan dipisahkan dengan resep lainnya.
3. Petugas farmasi mengidentifikasi pasien penerima resep
psikotropika dan narkotika dan ferifikasi saat penyerahan obat.
Pengendalian obat psikotropika dan narkotika melalui tertib
administrasi kartu stok dan buku bantu penyerahan obat
25

psikotropika dan narkotika

6. Unit terkait

1. Resep
2. Kartu Stok

7.

Rekaman Historis
No.

Halaman

Yang dirubah

Perubahan

Diberlakukan
Tgl.

26

Evaluasi kesesuaian Peresepan Dengan


Formularium, Hasil Evaluasi Dan Tindak
Lanjut
Dinas
Kesehatan
Kota Palu

UPTD
Urusan
Puskesmas
Singgani

SPO

Ditetapkan Oleh Kepala


UPTD Urusan
Puskesmas Singgani
1.Pengertian

2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Langkah- langkah/
Prosedur

Nomor
Terbit ke
No.Revisi
Tgl.Diberlaku
Halaman
Tanda Tangan

:
:1
:0
:
:1
dr. Mike Iriany Mexi Avia
19590606 199509 2 001

Evaluasi Ketersediaan Obat Terhadap Formularium adalah Suatu


proses yang sistematis untuk menentukan sampai sejauh mana
ketersediaan obat terhadap formularium telah tercapai.
Hasil evaluasi adalah menjadi umpan balik program yang
memerlukan perbaikan,kebutuhan yang belum terlayani kemampuan
dalam melakukan program dan dampak program terhadap perubahan
perilaku prestasi kearah peningkatan mutu.
Tindak Lanjut adalah memperbaiki hal-hal yang dipandang
lemah,kurang tepat,kurang relefan dengan tujuan yang ingin dicapai
dan mengembangkan program dengan cara menambah atau merubah
beberapa hal yang dipandang dapat meningkatkan kualitas atau
efektifitas program.
Formularium adalah daftarpbat yang di gunakan oleh puskesmas,
yang berisi panduan terapi pasien, biasanya berisi nama obat generik
dikelompokkan dalam terapi penyakit disertai dengan beberapa
alternatif nama generik bermerk, seiring dengan perkembangannya
formularium diperbaharui setiap tahun dan ditambahkan/ dikurangi
item melalui prosedur tertentu
Sebagai acuan untuk menerangkan sistem evaluasi kesesuaian
peresepan dengan formularium, hasil evaluasi dan tindak lanjut
Sesuai surat keputusan
Pedoman Pelayanan Kefarmaian Di Puskesmas Singgani Tahun 2016
1. Petugas farmasi menginformasikan kepada petugas medis
tentang isi formularium.
2. Petugas farmasi mengambil sampling 5 resep setiap
hari,petugas farmasi mengumpulkan data resep selama 3
bulan terakhir,petugas farmasi merekap data resep selama 3
27

bulan terakhir.
3. Petugas farmasi mengumpulkan data tentang jenis obat yang
tertulis diresep tetapi tidak tersedia diformularium puskesmas.
4. Petugas farmasi mencatat total jenis obat yang tidak masuk
dalam formularium puskesmas.
5. Petugas farmasi menghitung jumlah jenis obat yang tidak
masuk dalam formularium puskesmas.
6. Petugas farmasi mengumpulkan data jenis obat di puskesmas
yang tercantum diformularium dan DOEN.
7. Petugas farmasi mencatat total jenis obat di puskesmas yang
tercantum diformularium dan DOEN.
8. Petugas farmasi menghitung jumlah jenis obat di puskesmas
yang tercantum diformularim dan DOEN.
9. Petugas farmasi menghitung prosentase antara obat yang tidak
sesuai formularium dengan jumlah jenis obat di puskesmas
yang tercantum diformularium dan DOEN.
10. Petugas farmasi melaporkan hasil evaluasi kesesuaian
peresepan dengan formularium kepada kepala
puskesmas.Kepala puskesmas menindaklanjuti dari hasil
evaluasi kesesuaian peresepan dengan formularium dengan
melaksanakan pertemuan dalam rangka pembinaan terhadap
petugas penulis resep.
6. Unit Terkait

8. Tim mutu puskesmas


9. Koordinator pelayanan klinis
10. Koordinator administrasi dan manajemen
11. Koordinator upaya puskesmas
12. Kepala puskesmas

7. Rekaman Historis:
No

Halaman

Yang dirubah

Perubahan

Diberlakukan
Tgl.

28

TENTANG PETUNJUK PENYIMPANAN


OBAT DI RUMAH

Dinas
Kesehatan
Kota Palu

UPTD
Urusan
Puskesmas
Singgani

SPO

Ditetapkan Oleh Kepala


UPTD Urusan
Puskesmas Singgani
1.Pengertian
2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Langkah- langkah/
Prosedur

6. Unit Terkait

Nomor
Terbit ke
No.Revisi
Tgl.Diberlaku
Halaman
Tanda Tangan

:
:1
:0
:
:1
dr. Mike Iriany Mexi Avia
19590606 199509 2 001

Penyimpanan obat adalah suatu kegiatan pengamanan terhadap


obat-obatan yang diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari
kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap terjamin.
Sebagai acuan agar obat yang disimpan dirumah aman
Sesuai surat keputusan
Pedoman pelayanan kefarmasian di puskesmas singgani tahun 2016
1. Petugas memberitahukan kepada pasien tentang bagaimana
cara menyimpan obat dirumah,agar menyimpan obat obat
dilemari yang aman dan terkunci agar aman dari jangkauan
anak-anak.
2. Petugas memberitahukan kepada pasien agar menyimpan obat
di dalam wadah asli dengan label yang jelas.
3. Petugas memberitahukan kepada pasien agar lemari obat
selalu terkunci.
4. Petugas memberitahukan kepada pasien jangan pernah
menyimpan obat dekat bahan berbahaya yang bisa
menimbulkan bahaya lain karena salah ambil.
5. Petugas memberitahukan kepada pasien agar memeriksa
secara teratur tanggal dan tahun kadaluwarsa dan buanglah
obat-obatan sebagaimana mestinya.
Petugas Kamar Obat (Apoteker dan Asisten Apoteker)
29

7. Rekaman Historis:
No

Halaman

Yang dirubah

Perubahan

Diberlakukan
Tgl.

PENANGANAN OBAT
KADALUWARSA/RUSAK

Dinas
Kesehatan
Kota Palu

UPTD
Urusan
Puskesmas
Singgani

SPO

Ditetapkan Oleh Kepala


UPTD Urusan
Puskesmas Singgani
1.Pengertian
2. Tujuan

3. Kebijakan
4. Referensi

5. Langkah- langkah/
Prosedur

Nomor
Terbit ke
No.Revisi
Tgl.Diberlaku
Halaman
Tanda Tangan

:
:1
:0
:
:1
dr. Mike Iriany Mexi Avia
19590606 199509 2 001

Kadaluwarsa obat (expired date) adalah tanggal yang menunjukkan


zat tersebut tidak dapat digunakan lagi atau kadaluwarsa.
Sebagai acuan untuk melindungi masyarakat yang disebabkan oleh
penggunaan sediaan farmasi dan alat kesehatan yang tidak tepat serta
yang tidak memenuhi persyaratan mutu,keamanan dan
kemanfaatannya serta untuk meningkatkan mutu pelayanan
Sesuai surat keputusan
1. Permenkes RI No.30 Tahun 2014 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas
2. Pedoman Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas
Singgani Tahun 2016

1. Petugas farmasi mengidentifikasi obat yang sudah rusak atau


kadaluwarsa.
2. Petugas farmasi memisahkan obat rusak atau kadaluwarsa dan
disimpan pada tempat terpisah dari penyimpanan obat lainnya.
3. Petugas farmasi membuat catatan nama,no.batch,jumlah dan
tanggal kadaluwarsa obat yang rusak dan atau kadaluwarsa.
4. Petugas farmasi melaporkan mengirim obat tersebut ke
gudang farmasi kabupaten/kota.
30

5. Petugas farmasi mendokumentasikan pencatatan tersebut.


6. Unit Terkait

Petugas Kamar Obat (Apoteker dan Asisten Apoteker)

7. Rekaman Historis:
No

Halaman

Yang dirubah

Perubahan

Diberlakukan
Tgl.

31

TINDAK LANJUT EFEK SAMPING OBAT


DAN KEJADIAN TIDAK DI HARAPKAN
(KTD)

SPO
Dinas
Kesehatan
Kota Palu
Ditetapkan Oleh Kepala
UPTD Urusan
Puskesmas Singgani
1.Pengertian
2. Tujuan

3. Kebijakan
4. Referensi

5. Langkah- langkah/
Prosedur

Nomor
Terbit ke
No.Revisi
Tgl.Diberlaku
Halaman

:
:1
:0
:
:1

UPTD
Urusan
Puskesmas
Singgani

Tanda Tangan
dr. Mike Iriany Mexi Avia
19590606 199509 2 001
Prosedur ini mencakup semua kegiatan yang terkait dengan identifikasi,
dokumentasi dan pelaporan kasus KTD dan KNC
Sebagai acuan untuk pelayanan klinis yang bermutu sangat
dipengaruhi oleh kemampuan puskesmas dalam mengidentifikasi,
mendokumentasikan, menganalisis, dan melaporkan permasalahan
mutu pelayanan klinis seperti KTD dan KNC
Sesuai surat keputusan
1. (PDF) Pedoman Monitoring Efek Samping Obat
2. Pedoman pelayanan kefarmasian di puskesmas singgani tahun
2016

1. Petugas pemberi layanan klinis yang mendapat KTD atau


resiko medis melakukan pertolongan dan penanganan awal
sesuai kondisi
2. Petugas pemberi pelayanan klinis yang mengetahui adanya
KTD dan KNC dan resiko klinis melakukan pengamanan
berupa isolasi bukti, laporan dan lingkungan, selanjutnya
mrlaporkan kondisi tersebut kepada tim peningkatan mutu
pelayanan klinis dan petugas klinis yang berkompeten
3. Petugas pemberi pelayanan klinis memberi tindakan medis
32

dan observasi sesuai kondisi


4. Ketua tim peningkatan mutu pelayanan klinis melakukan
identifikasi dengan mengumpulkan informasi dan bukti yang
menyangkut input, proses dan output terjadinya KTD, KNC,
KPC dan resiko klinis(formulir pelaporan insiden
keselamatan)
5. Kepala puskesmas dan tim peningkatan mutu pelayanan
mengadakan analisis penyebab dan tindak lanjut penanganan
6. Sosialisasi rencana tindak lanjut dan pelaksanaannya pada
rapat rutin puskesmas

6. Unit Terkait

Petugas Kamar Obat (Apoteker dan Asisten Apoteker)

7. Rekaman Historis:
No

Halaman

Yang dirubah

Perubahan

Diberlakukan
Tgl.

33

PENYEDIAAN OBAT-OBAT EMERGENSI DI


UNIT KERJA

Dinas
Kesehatan
Kota Palu

UPTD
Urusan
Puskesmas
Singgani

SPO

Ditetapkan Oleh Kepala


UPTD Urusan
Puskesmas Singgani
1.Pengertian

Nomor
Terbit ke
No.Revisi
Tgl.Diberlaku
Halaman
Tanda Tangan

:
:1
:0
:
:1
dr. Mike Iriany Mexi Avia
19590606 199509 2 001

5. Langkah- langkah/
Prosedur

Penyediaan obat emergensi adalah kegiatan penyediaan obatobatan tertentu yang dibutuhkan pasien secara cepat
Sebagai acuan agar dapat menjamin ketersediaan obat emergensi
saat dibutuhkan dan untuk memenuhi kebutuhan terapi/ tindakan
pasien yang memerlukan penanganan cepat
Sesuai surat keputusan
Pedoman pelayanan kefarmasian di puskesmas singgani tahun
2016
1. Petugas obat menyediakan obat-obat emergensi di unit
pelayanan
2. Petugas obat membuat daftar obat-obat emergensi yang telah
disediakan.
3. Petugas obat memeriksa fisik obat di unit pelayanan
4. Petugas obat memeriksa tanggal kadaluarsa obat
5. Petugas mengganti obat jika ditemukan mutu/kualitas obat
yang menurun seperti perubahan warna, adanya gumpalan,
dll

6. Unit Terkait

Petugas Kamar Obat (Apoteker dan Asisten Apoteker)

2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi

7. Rekaman Historis:
No

Halaman

Yang dirubah

Perubahan

Diberlakukan
Tgl.

34

PENYIMPANAN OBAT EMERGENSI DI


UNIT PELAYANAN

Dinas
Kesehatan
Kota Palu

UPTD
Urusan
Puskesmas
Singgani

SPO

Ditetapkan Oleh Kepala


UPTD Urusan
Puskesmas Singgani
1.Pengertian
2. Tujuan

3. Kebijakan
4. Referensi
5. Langkah- langkah/
Prosedur

Nomor
Terbit ke
No.Revisi
Tgl.Diberlaku
Halaman
Tanda Tangan

:
:1
:0
:
:1
dr. Mike Iriany Mexi Avia
19590606 199509 2 001

Penyimpanan obat adalah suatu kegiatan pengamanan terhadap


obat-obatan yang diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari
kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap terjamin
Sebagai acuan agar dapat menjamin ketersediaan dan keamanan
penyimpanan obat emergensi, agar obat emergensi dapat selalu
tersedia saat dibutuhkan dan untuk memenuhi kebutuhan
terapi/tindakan pasien yang memerlukan penanganan cepat di
puskesmas
Sesuai surat keputusan
Pedoman pelayanan kefarmasian di puskesmas singgani tahun 2016
1. Petugas menyiapkan obat yang akan disimpan dalam
lemari emergensi sesuai dengan daftar obat emergensi
yang telah ditetapkan oleh puskesmas
2. Petugas menyusun obat emergensi dalam lemari
dengan susunan sesuai dengan SPO penyimpanan
perbekalan farmasi di puskesmas.
3. Petugas mengunci lemari penyimpanan obat emergensi.
4. Setelah petugas medis melakukan tindakan emergensi
maka obat emergensi yang telah digunakan harus

35

5.

6.

7.

8.

6. Unit Terkait

diganti, sesuai dengan jenis dan jumlah yang terpakai


dan mencatat dibuku dan menyerahkan buku tersebut
ke instalasi farmasi.
Petugas melakukan pemeriksaan secara berkala
dengan mencocokkan antara jenis dan jumlah obat yang
tercantum pada daftar obat emergensi.
Jika terdapat kekurangan baik jumlah ataupun jenis obat
emergensi, segera lengkapi kekurangan tersebut
dengan
memberikan
buku
emergensi
yang
mencantumkan nama dan jumlah obat yang telah
digunakan kepada petugas instalasi farmasi.
Petugas farmasi menyiapkan obat yang tercantum
dalam buku untuk disimpan dalam lemari obat
emergensi dan mengunci kembali lemari tersebut.
Setiap bulan petugas instalasi farmasi melakukan
pengecekan terhadap kesesuaian jenis dan jumlah obat
emergensi terhadap daftar obat emergensi dengan
memeriksa kondisi fisik, serta tanggal kadaluwarsanya.

Petugas Kamar Obat (Apoteker dan Asisten Apoteker) dan Perawat

7. Rekaman Historis:
No

Halaman

Yang dirubah

Perubahan

Diberlakukan
Tgl.

36

MONITORING PENYEDIAAN OBAT


EMERGENSI DI UNIT KERJA

Dinas
Kesehatan
Kota Palu

UPTD
Urusan
Puskesmas
Singgani

SPO

Ditetapkan Oleh Kepala


UPTD Urusan
Puskesmas Singgani
1.Pengertian

2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Langkah- langkah/
Prosedur

Nomor
Terbit ke
No.Revisi
Tgl.Diberlaku
Halaman
Tanda Tangan

:
:1
:0
:
:1
dr. Mike Iriany Mexi Avia
19590606 199509 2 001

Monitoring penyediaan obat emergensi atau mementau adalah


merupakan tahapan untuk mengamati dan menilai keberhasilan atau
kesesuaian pelaksanaan cara pelayanan kefarmasian yang baik
disuatu pelayanan kefarmasian
Emergensi adalah situasi yang tidak dikehendaki, mendadak dan
berkembang secara cepat, sehingga mengancam keselamatan
manusia.
Sebagai acuan untuk memonitor dan pergantian obat emergensi
yang rusak/kadaluwarsa
Sesuai surat keputusan
Pedoman pelayanan kefarmasian di puskesmas singgani tahun
2016
1. Petugas obat memeriksa fisik obat di unit pelayanan
2. Petugas obat memeriksa tanggal kadaluarsa obat
3. Petugas mengganti obat jika ditemukan mutu/kualitas obat
yang menurun seperti perubahan warna, adanya gumpalan,

37

dll

6. Unit Terkait

Petugas Kamar Obat (Apoteker dan Asisten Apoteker)

7. Rekaman Historis:
No

Halaman

Yang dirubah

Perubahan

Diberlakukan
Tgl.

EVALUASI KETERSEDIAAN OBAT


TERHADAP FORMULARIUM, HASIL
EVALUASI DAN TINDAK LANJUT

Dinas
Kesehatan
Kota Palu

UPTD
Urusan
Puskesmas
Singgani

SPO

Ditetapkan Oleh Kepala


UPTD Urusan
Puskesmas Singgani
1.Pengertian

Nomor
Terbit ke
No.Revisi
Tgl.Diberlaku
Halaman
Tanda Tangan

:
:1
:0
:
:1
dr. Mike Iriany Mexi Avia
19590606 199509 2 001

Evaluasi Ketersediaan Obat Terhadap Formularium adalah Suatu


proses yang sistematis untuk menentukan sampai sejauh mana
ketersediaan obat terhadap formularium telah tercapai.
Hasil evaluasi adalah menjadi umpan balik program yang
memerlukan perbaikan,kebutuhan yang belum terlayani kemampuan
dalam melakukan program dan dampak program terhadap perubahan
perilaku prestasi kearah peningkatan mutu.
Tindak Lanjut adalah memperbaiki hal-hal yang dipandang
lemah,kurang tepat,kurang relefan dengan tujuan yang ingin dicapai
dan mengembangkan program dengan cara menambah atau merubah
beberapa hal yang dipandang dapat meningkatkan kualitas atau
38

2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Langkah- langkah/
Prosedur

efektifitasprogram.
Formularium adalah daftarpbat yang di gunakan oleh puskesmas,
yang berisi panduan terapi pasien, biasanya berisi nama obat generik
dikelompokkan dalam terapi penyakit disertai dengan beberapa
alternatif nama generik bermerk, seiring dengan perkembangannya
formularium diperbaharui setiap tahun dan ditambahkan/ dikurangi
item melalui prosedur tertentu
Sebagai acuan untuk mengetahui kesesuaian ketersediaan obat
dengan kebutuhan obat
Sesuai surat keputusan
Pedoman pelayanan kefarmasian di puskesmas singgani tahun
2016

1. Petugas farmasi melakukan sampling pengambilan data


stok opname sebulan sekali.
2. Petugas farmasi mengumpulkan data jenis obat yang
tersedia dari stok opname selama 1 tahun terakhir.
3. Petugas farmasi mencatat jumlah jenis obat yang tersedia
dipuskesmas.
4. Petugas farmasi menghitung jumlah jenis obat yang
tersedia dipuskesmas.
5. Petugas farmasi mengumpulkan

data

jenis

obat

dipuskesmas yang tercantum di formularium dan daftar


obat esensial nasional (DOEN).
6. Petugas farmasi mencatat total jenis obat dipuskesmas
yang tercantum di formularium dan DOEN.
7. Petugas farmasi menghitung tingkat ketersediaan obat
dengan membandingkan jumlah obat yang tersedia
dipuskesmas dengan jumlah jenis obat yang tercantum
8.

6. Unit Terkait

diformularium dan DOEN.


Petugas farmasi menyampaikan hasil evaluasi
ketersediaan obat terhadap formularium kepada kepala
puskesmas dan kepala puskesmas menindaklanjuti hasil
evaluasi ketersediaan obat terhadap formularium dengan
melaporkan kepada team perencana kebutuhan obat
terpadu kabupaten melalui kepala instalasi farmasi
kabupaten sebagai sekretaris team.
1. Tim Mutu Puskesmas
2. Koordinator Pelayanan Klinis
3. Koordinator Administrasi dan Manajemen

39

4. Koordinator Upaya Puskesmas


5. Kepala Puskesmas

7. Rekaman Historis:
No

Halaman

Yang dirubah

Perubahan

Diberlakukan
Tgl.

40

You might also like