Professional Documents
Culture Documents
SISTEM PENCERNAAN
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN
PENYAKIT HAEMORROID
(Dosen Pembimbing: Dewi Nurhanifah, Ns., M. Kep )
Disusun Oleh :
KELOMPOK 1V
M. Rizali Fahmi
15142013019
M. Taufikurrahman 15142013020
Hairesnita
15142013021
Jamjami
15142013022
Kiki Maria
15142013023
M. Khafiz
15142013024
Nur azizah
15142013065
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunianya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini
yang
Alhamdulillah
PENCERNAAN
tepat
pada
LAPORAN
waktunya
yang
PENDAHULUAN
berjudul
SISTEM
DAN
ASUHAN
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
..........................................................
iii
DAFTAR ISI
..........................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN 1
A. Latar
belakang
.................................................................................
B. Rumusan
1
Masalah
.................................................................................. 1
C. Tujuan
...................................................................
...............
D. Manfaat
...............
...................................................................
BAB II
KONSEP TEORI
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
J.
Pengertian
Etiologi
Patofisiologi
Manifestasi Klinik
Klasifikasi
Faktor Risiko
Pemeriksaan Diagnostik
Penatalaksanaan
Komplikasi
Pohon Masalah
......................................................
......................................................
......................................................
......................................................
......................................................
......................................................
......................................................
......................................................
......................................................
......................................................
3
4
4
7
7
9
10
11
13
14
BAB III
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
HEMOROID
A.
B.
C.
D.
E.
Pengkajian
Pola Fungsi Kesehatan
Pemeriksaan Fisik
Diagnosa Keperawatan
Analisa Data
......................................................
......................................................
......................................................
......................................................
......................................................
15
16
17
19
20
3
F. Diagnosa Keperawatan
......................................................
G. Rencana Tindakan Keperawatan ......................................................
H. Catatan Perkembangan (Evaluasi) ......................................................
23
24
27
BAB IV
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
......................................................
......................................................
29
29
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem pencernaan merupakan sistem yang sangat penting bagi
manusia karena sistem pencernaan menyerap vitamin, nutrisi, mineral,
lemak, protein dan karbohidrat yang sangat dibutuhkan tubuh manusia
untuk melakukan aktifitas sehari-hari.
Sistem pencernaan berurusan dengan penerimaan makanan dan
mempersiapkannya untuk di asimilasi oleh tubuh, saluran pencernaan
secara garis besar terdiri dari : mulut, faring, esophagus, lambung, usus
besar dan usus halus.
Karena proses panjang saluran pencernaan, maka terdapat berbagai
macam penyakit yang sering timbul pada organ organ pencernaan tersebut
salah satunya adalah haemorroid.
Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam anal kanal.
Hemoroid sangat umum terjadi pada usia 50-an, 50% individu mengalami
berbagai tipe hemoroid berdasarkan luas vena yang terkena.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan konsep penyakit Haemorroid?
2 Bagaimana sistem asuhan keperawatan pada penyakit Haemorroid ?
3 Bagaiman penatalaksanaan penyakit haemorroid ?
C.Tujuan
1. Untuk mengetahui salah satu penyakit gangguan saluran pencernaan
yaitu Haemorroid.
2. Untuk mengetahui penatalaksanaan asuhan keperawatan pada pasien
dengan Haemorroid.
D. Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini diharapkan dapat
menambah wawasan pengetahuan tentang salah satu penyakit gangguan
saluran pencernaan yaitu haemorroid.
BAB II
KONSEP TEORI
A. Pengertian
Menurut Daldiyono hemoroid adalah pelebaran varises satu segmen /
lebih pembuluh darah vena hemoroidales (bacon) pada poros usus dan
anus yang disebabkan karena otot & pembuluh darah sekitar anus / dubur
kurang elastis sehingga cairan darah terhambat dan membesar.
Hemoroid adalah pelebaran varises satu segmen atau lebih vena-vena
hemoroidales ( bacon) (Kapita Selekta Kedokteran).
Hemoroid adalah pelebaran vena di dalam pleksus hemoroidalis yang
tidak merupakan keadaan patologik ( Buku Ajar Ilmu Bedah)
Hemoroid adalah dilatasi varikosus vena pleksus hemoroidalis
inferior atau superior, akibat peningkatan tekanan vena yang persisten
( Kamus Kedokteran Dorland)
Hemoroid adalah bagian vena yang berdolatasi kanal anal. Hemoroid
dibagi menjadi 2, yaitu hemoroid interna dan eksterna. Hemoroid interna
merupakan varises vena hemoroidalis suparior dan media dan hemoroid
eksterna merupakan varises vena hemoroidalis inferior. Sesuai dengan
istilah yang digunakan, maka hemoroid eksterna timbul disebelah luar otot
sfingter ani, dan hemoroid interna timbul di sebelah dalam sfingter. (Buku
Ajar Keperawatan Medikal Bedah).
Hemoroid adalah pelebaran vena di dalam pleksus hemoroidalis yang
tidak merupakan keadaan patologik. Hanya apabila hemoroid ini
menyebabkan
keluhan
atau
penyulit
diperlukan
tindakan(R.
lebih
tinggi
dari
biasanya.
Tonus
istirahat
setelah
Varises terjadi lebih sering pada pasien yang nonsirosis, dan mereka jarang
mengalami perdarahan (Chawla, 1991).
Kondisi hemoroid dapat memberikan berbagai manifestasi klinis
berupa nyeri dan perdarahan anus. Hemoroid internal tidak menyebabkan
sakit karena berada di atas garis dentate dan tidak ada inervasi saraf.
Namun, mereka mengalami perdarahan, prolaps, dan sebagai hasil dari
deposisi dari suatu iritasi ke bagian sensitive kulit perianal sehingga
menyebabkan gatal dan iritasi. Hemoroid internal dapat menghasilkan rasa
sakit perianal oleh prolaps dan menyebabkan spasme sfingter di sekitar
hemoroid. Spasme otot ini mengakibatkan ketidaknyamanan sekitar anus
(Duthie, 1960). Hemoroid internal juga dapat menyebabkan rasa sakit akut
ketika terjadi inkarserata atau strangulasi (Dodi, 1986). Kondisi strangulasi
dengan nekrosis dapat menyebabkan ketidaknyamanan lebih mendalam.
Ketika kondisi ini terjadi, sering menyebabkan kejang sfingter eksternal
seiring dengan thrombosis. Thrombosis eksternal menyebabkan nyeri akut.
Hemoroid internal yang paling sering menyebabkan perdarahan tanpa
rasa sakit pada saat buang air besar. Perdarahan umumnya merupakan
tanda pertama hemoroid interna akibat trauma oleh feses yang keras dan
vena
mengalami
rupture.
Dengan
meningginya
spasme
sfingter,
Nyeri dari inervasi saraf oleh adanya distensi dan edema. Rasa sakit
berlangsung selama 7-14 hari sesuai dengan resolusi thrombosis.
Kondisi hemoroid eksternal memberikan manifestasi kurang hygienis
akibat kelembaban dan rangsangan akumulasi mucus. Keluarnya mucus
dan terdapatnya feses pada pakaian dalam merupakan cirri hemoroid yang
mengalami prolaps menetap.
D. Manifestasi Klinik
Hemoroid menyebabkan rasa gatal dan nyeri dan sering menyebabkan
perdarahan berwarna merah terang pada saat defekasi. Hemoroid eksternal
dihubungkan dengan nyeri hebat akibat inflamasi dan edema yang
disebabkan oleh trombosis. Trombosis adalah pembekuan darah dalam
hemoroid. Ini dapat menimbulkan iskemia pada area tersebut dan nekrosis.
Hemoroid internal tidak selalu menimbulkan nyeri sampai hemoroid ini
membesar dan menimbulkan perdarahan atau prolaps.
E. Klasifikasi
Pada dasarnya hemoroid di bagi menjadi dua klasifikasi, yaitu :
1. Hemoroid Interna
Merupakan varises vena hemoroidalis superior dan media. Terdapat
pembuluh darah pada anus yang ditutupi oleh selaput lendir yang
basah. Jika tidak ditangani bisa terlihat muncul menonjol ke luar
seperti hemoroid eksterna.
Gejala - gejala dari hemoroid interna adalah pendarahan tanpa rasa
sakit karena tidak adanya serabut serabut rasa sakit di daerah ini. Jika
sudah parah bisa menonjol keluar dan terus membesar sebesar bola
tenis sehingga harus diambil tindakan operasi untuk membuang wasir.
Hemoroid interna terbagi menjadi 4 derajat :
a. Stadium I
Hemoroid interna dengan perdarahan segar tanpa nyeri pada waktu
defekasi.
b. Stadium II
Hemoroid interna yang menyebabkan perdarahan dan mengalami
prolaps pada saat mengedan ringan, tetapi dapat masuk kembali
secara spontan.
c. Stadium III
Menonjo
Reposisi
l
I
(+)
(-)
(-)
II
(+)
(+)
Spontan
III
(+)
(+)
Manual
IV
(+)
tetap
Tidak dapat
2. Hemoroid eksterna
Merupakan varises vena hemoroidalis inferior yang umumnya berada
di bawah otot dan berhubungan dengan kulit. Biasanya wasir ini
terlihat tonjolan bengkak kebiruan pada pinggir anus yang terasa sakit
dan gatal. Hemoroid eksrterna jarang sekali berdiri sendiri, biasanya
perluasan hemoroid interna. Tapi hemoroid eksterna dapat di
klasifikasikan menjadi 2 yaitu:
a. Akut
Bentuk akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir
anus dan sebenarnya adalah hematom, walaupun disebut sebagai
trombus eksterna akut.
Tanda dan gejala yang sering timbul adalah:
1) Sering rasa sakit dan nyeri
2) Rasa gatal pada daerah hemorid
Kedua tanda dan gejala tersebut disebabkan karena ujung ujung
saraf pada kulit merupakan reseptor rasa sakit .
b. Kronik
Hemoroid eksterna kronik atau Skin Tag terdiri atas satu lipatan
atau lebih dari kulit anus yang berupa jaringan penyambung dan
sedikit pembuluh darah.
F. Faktor Risiko
Faktor resiko hemoroid :
1. Keturunan
Dinding pembuluh darah yang lemah dan tipis
2. Anatomic
Vena darah anorektal tidak mempunyai
katup
dan
plexus
G. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan hitung darah lengkap untuk mendeteksi kadar hematokrit
dan adanya anemia.
2. Pemeriksaan Colok Dubur
Pada pemeriksaan colok dubur, hemoroid interna stadium awal tidak
dapat diraba sebab tekanan vena di dalamnya tidak terlalu tinggi dan
biasanya tidak nyeri. Hemoroid dapat diraba apabila sangat besar.
Apabila hemoroid sering prolaps, selaput lendir akan menebal.
9
Trombosis dan fibrosis pada perabaan terasa padat dengan dasar yang
lebar. Pemeriksaan colok dubur ini untuk menyingkirkan kemungkinan
karsinoma rektum.
3. Pemeriksaan Anoskopi
Dengan cara ini dapat dilihat hemoroid internus yang tidak menonjol
keluar. Anoskop dimasukkan untuk mengamati keempat kuadran.
Penderita dalam posisi litotomi. Anoskop dan penyumbatnya
dimasukkan dalam anus sedalam mungkin, penyumbat diangkat dan
penderita disuruh bernafas panjang. Hemoroid interna terlihat sebagai
struktur vaskuler yang menonjol ke dalam lumen. Apabila penderita
diminta mengejan sedikit maka ukuran hemoroid akan membesar dan
penonjolan atau prolaps akan lebih nyata. Banyaknya benjolan,
derajatnya, letak ,besarnya dan keadaan lain dalam anus seperti polip,
fissura ani dan tumor ganas harus diperhatikan.
4. Pemeriksaan Proktosigmoidoskopi
Proktosigmoidoskopi perlu dikerjakan untuk memastikan keluhan
bukan disebabkan oleh proses radang atau proses keganasan di tingkat
tinggi, karena hemoroid merupakan keadaan fisiologik saja atau tanda
yang menyertai. Faeces harus diperiksa terhadap adanya darah samar.
H. Penatalaksanaan
1. Non-farmakologi
Bertujuan untuk mencegah perburukan penyakit dengan memperbaiki
cara defekasi. Pelaksanaan berupa perbaikan pola hidup, perbaikan
pola makan dan minum, perbaikan pola atau cara defekasi. Perbaikan
defekasi disebut Bowel Management Program (BMP) yang terdiri atas
diet, cairan, serat tambahan, pelicin feses, dan perubahan perilaku
defekasi (defekasi dalam posisi jongkok/squatting). Makanan berserat
akan menyebabkan gumpalan isi usus besar namun lunak sehingga
mempermudah defekasi dan mengurangi keharusan mengedan secara
berlebihan.
Selain itu, lakukan tindakan kebersihan lokal dengan cara merendam
anus dalam air selama 10-15 menit, 2-4 kali sehari dengan larutan
10
3. Tindakan Operatif
Indikasi tindakan operatif pada pasien hemoroid adalah penderita
dengan keluhan menahun dan hemoroid derajat III dan IV, Perdarahan
berulang dan anemia yang tidak sembuh dengan terapi lain yang lebih
sederhana, Hemoroid derajat IV dengan thrombus dan nyeri hebat.
Penderita hemoroid eksterna juga diberikan terapi bedah karena
hemoroid eksterna sudah tidak bisa ditangani dengan tindakan
konservatif. Prinsip yang harus diperhatikan dalam hemoroidektomi
adalah eksisi yang hanya dilakukan pada jaringan yang benar-benar
berlebihan. Eksisi sehemat mungkin dilakukan pada anoderm dan kulit
yang normal dengan tidak mengganggu sfingter anus. Eksisi jaringan
ini harus digabung dengan rekonstruksi tunika mukosa karena telah
terjadi deformitas kanalis analis akibat prolapsus mukosa.
I. Komplikasi
2. Terjadi trombosis
Karena hemoroid keluar sehinga lama - lama darah akan membeku dan
terjadi trombosis.
3. Peradangan
Kalau terjadi lecet karena tekanan vena hemoroid dapat terjadi infeksi
dan meradang karena disana banyak kotoran yang ada kuman kumannya.
4. Terjadinya perdarahan
Pada derajat satu darah keluar menetes dan memancar. Perdarahan akut
pada umumnya jarang, hanya terjadi apabila yang pecah adalah
pembuluh darah besar. Hemoroid dapat membentuk pintasan portal
sistemik pada hipertensi portal, dan apabila hemoroid semacam ini
mengalami perdarahan maka darah dapat sangat banyak. Yang lebih
sering terjadi yaitu perdarahan kronis dan apabila berulang dapat
12
J. Pohon Masalah
Konsumsi
makanan rendah
serat
Feses kecil
dan mengejan
selama BAB
Peningkatan
vena portal
Luka
pasca
bedah
BAB III
Kerusakan
Pascab
jaringan
lunakDASARedah
KONSEP
ASUHAN KEPERAWATAN
pascabedah
HEMOROID
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Hemoroid bisa mengenai siapa saja, baik laki-laki maupun wanita.
Insiden penyakit ini akan meningkat sejalan dengan usia dan mencapai
puncak pada usia 45-65 tahun.
2. Keluhan Utama
Pasien datang dengan keluhan perdarahan terus menerus saat BAB.
Ada benjolan pada anus atau nyeri pada saat defikasi.
3. Riwayat Penyakit sekarang
Pasien di temukan pada beberapa minggu hanya ada benjolan yang
keluar dan beberapa hari setelah BAB ada darah yang keluar menetes.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Apakah pernah menderita penyakit hemoroid sebelumnya, sembuh /
terulang kembali. Pada pasien dengan hemoroid bila tidak di lakukan
pembedahan akan kembali RPD, bisa juga di hubungkan dengan
penyakit lain seperti sirosis hepatis.
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Biasanya apabila ada anggota keluarga yang menderita hemoroid maka
anggota keluarga yang lain juga akan berisiko untuk menderita
hemoroid karena berhubungan dengan dinding pembuluh darah yang
lemah dan tipis yang diturunkan.
14
C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
Kesadaran
TTV :
TD : Normal / meningkat
N : Normal / meningkat
RR : Normal / meningkat
Temp : Normal / meningkat
2. Data Fokus
Inspeksi : Ada benjolan pada daerah anus.
15
2.
Data
DS : biasanya klien merasa
Gangguan rasa
jaringan,
nyaman (nyeri)
anusnya.
pelebaran vena
DO :
hemorrhoidalis,
adanya massa
tusuk-tusuk
R : nyeri di daerah anus
S : skala nyei 3 (0-5)
T : sewaktu-waktu.
DS : biasanya klien merasa
DO :
Klien hanya berbaring
di tempat tidur
Klien terlihat lemah,
pucat
Aktivitas klien dibantu
keluarga.
DS : biasanya klien sering
bertanya tentang
keadaannya.
DO :
Klien terlihat gelisah
Problem
Iritasi kulit /
badannya lemah.
3.
Etiologi
dan khawatir
Klien terlihat cemas.
anal, respons
pembedahan.
Kelemahan
Intoleransi
umum sekunder
aktivitas
dari anemia.
Faktor
Ansietas
psikologis,
prognosis
penyakit,
rencana
pembedahan,
kurang informasi
tentang
perawatan di
4.
DS : biasanya klien
rumah
Intake makanan
Resiko tinggi
16
mengatakan kurang
nafsu makan.
DO :
BB klien menurun
Klien terlihat lemah
Badan klien sangat
5.
kurus.
DS : biasanya klien
yang kurang
ketidakseimbanga
adekuat,
n nutrisi kurang
pecahnya vena
dari kebutuhan
pleksus
tubuh
hemorrhoidalis
Port de entree
Resiko tinggi
luka pasca
infeksi
op nya memerah.
bedah,
DO :
pertahanan
Luka terlihat merah
Terdapatnya tanda-tanda primer tidak
adekuat.
infeksi : rubor, dolor,
kalor, tumor, function
6.
laesa.
DS : biasanya klien
Iritasi pada
Resiko kerusakan
ujung-ujung
integritas kulit
saraf, gatal.
E. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan iritasi kulit /
jaringan, pelebaran vena hemorrhoidalis, adanya massa anal, respons
pembedahan.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum sekunder
dari anemia.
3. Ansietas berhubungan dengan faktor psikologis, prognosis penyakit,
rencana pembedahan, kurang informasi tentang perawatan di rumah.
4. Resiko tinggi ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake makanan yang kurang adekuat, pecahnya
vena pleksus hemorrhoidalis.
17
Diagnosa
Tujuan dan
Intervensi
Rasional
Gangguan
Kriteria Hasil
Setelah
1. Kaji tingkat nyeri 1. Untuk
rasa nyaman
dilakukan
mengetahui
(nyeri)
tindakan
berhubungan
keperawatan
sehingga dapat
dengan iritasi
selama 1x24
memberikan
kulit /
jam diharapkan
jaringan,
gangguan rasa
pelebaran
nyaman (nyeri)
vena
dapat teratasi /
hemorrhoidali
berkurang
s, adanya
dengan kriteria :
massa anal,
Nyeri klien
berkurang
Klien tidak
respons
pembedahan.
meringis
lagi
Klien
terlihat
tenang
Skala nyeri
0.
2. Anjurkan tehnik
relaksasi untuk
menurunkan
ketegangan otot .
intervensi lebih
lanjut.
2. Akan
melancarkan
peredaran darah
sehingga
kebutuhan O2
3. Ajarkan metode
akan terpenuhi
distraksi selama
sehingga akan
nyeri.
menguranggi
4. Kolaborasi dalam
pemberian
analgetik.
nyeri.
3. Mengalihkan
perhatian nyeri ke
hal-hal yang
menyenangkan.
4. Analgetik
memblok lintas
18
nyeri sehingga
nyeri akan
2.
Intoleransi
Setelah
aktivitas
dilakukan
respon klien
mengetahui
berhubungan
tindakan
dalam
sejauh mana
dengan
keperawatan
beraktivitas
aktivitas yang
kelemahan
selama 3x24
umum
jam diharapkan
sekunder dari
intoleransi
anemia.
aktivitas dapat
teratasi /
berkurang
dengan kriteria :
1. Observasi
berkurang
1. Untuuk
dapat dilakukan
2. Tingkatkan
aktivitas secara
bertahap
3. Bantu klien
dalam
beraktivitas
klien
2. Melatih otot klien
agar tidak lemah
3. Agar energy klien
tidak terbuang
sia-sia.
Klien dapat
beraktivitas
sendiri
Kliendapat
bengun dari
tempat tidur
Klien tidak
terlihat
lemah dan
pucat lagi.
3.
Ansietas
Setelah
1. Kaji tingkat
berhubungan
dilakukan
kecemasan
pedoman untuk
dengan faktor
tindakan
klien.
memberikan
psikologis,
keperawatan
prognosis
selama 1 jam
penyakit,
diharapkan
rencana
ansietas dapat
pembedahan,
teratasi /
kurang
berkurang
2. Kaji tingkat
pengetahuan
klien tentang
penyakit yang di
derita.
3. Kaji ulang
1. Dapat menjadi
intervensi.
2. Mengetahui
seberapa jauh
pengetahuan klien
tentang
penyakitnya.
19
informasi
dengan kriteria :
patologi
tentang
Klien tidak
prognosa dan
untuk
harapan klien
memberikan
gelisah lagi
Klien tidak
yang akan
informasi dan
khawatir
datang.
motivasi sehingga
perawatan di
rumah.
dan cemas
lagi.
4. Beri dukungan
kepada klien
3. Dapat membantu
cemas klien
berkurang.
4. Klien merasa di
perhatikan
5. Beri pengertian
pada klien
bahwa penyakit
yang di derita
pasti akan
sembuh.
4.
Resiko tinggi
Setelah
ketidakseimba dilakukan
1. Timbang BB
klien.
sehingga
termotivasi untuk
sembuh.
5. Klien akan
merasa tenang
menghadapi
penyakit yang di
deritanya.
1. Menimbang
merupakan
ngan nutrisi
tindakan
langkah untuk
kurang dari
keperawatan
mengetahui
kebutuhan
selama 3x24
tubuh
jam diharapkan
berhubungan
ketidakseimban
dengan intake
gan nutrisi
2. Monitor input
dan ouput.
kecukupan nutrisi
klien.
2. Intake dan output
yang seimbang
3. Berikan
kurang
kebutuhan
makanan sedikit
adekuat,
tubuh dapat
tapi sering.
pecahnya
teratasi /
vena pleksus
berkurang
hemorrhoidali
dengan kriteria :
s.
dapat
meningkatkan
BB.
3. Supaya klien
berselera dan mau
makan sehingga
4. Sajikan
nutrisi terpenuhi,
Nafsu
makanan dalam
nmakan
keadaan hangat.
klien
meningkat
BB
5. Jelaskan kepada
meningkat
Badan klien
pentingnya
klien akan
tidak lemas
nutrisi bagi
lagi.
klien.
berselera makan
sehingga
nutrisinya
terpenuhi.
5. Klien akan
mengerti dan
berusaha untuk
meningkatkan
masukan nutrisi
5.
Resiko tinggi
Setelah
infeksi
dilakukan
sebelum dan
berhubungan
tindakan
sesudah
dengan port
keperawatan
melakukan
de entree luka
selama 2x24
pasca bedah,
jam diharapkan
pertahanan
infeksi dapat
primer tidak
teratasi /
adekuat.
berkurang
dengan kriteria :
1. Cuci tangan
tindakan .
2. Lakukan
silang.
2. Mencegah
mikroorganisme
perawatan
berkembang biak
dengan tehnik
di daerah luka.
aseptic dan
septic.
3. Observasi TTV.
3. Mengidentifikasi
bila ada gejalagejala infeksi.
4. Mencegah
Tidak
terdapatnya
klien.
1. Menecah infeksi
4. Awasi/ batasi
tanda-tanda
pengunjung bila
infeksi
perlu jelaskan
kontaminasi
silang.
prosedur isolasi
terhadap
pengunjung.
5. Kolaborasi
5. Mencegah infeksi
dan mempercepat
penyembuhan
dengan tim
medis dalam
pemberian
21
6.
antibiotic.
1. Kaji keadaan
Resiko
Setelah
kerusakan
dilakukan
kulit.
1. Dapat mengetahui
apakah adanya
kerusakan
berhubungan
keperawatan
integritas kulit
dengan iritasi
selama 2x24
sehingga dapat
pada ujung-
jam diharapkan
memberikan
ujung saraf,
kerusakan
gatal.
integritas kulit
dapat teratasi /
2. Pertahankan
tempat tidur
tetap kering.
selanjutnya.
2. Dapat
memperlancar
berkurang
saluran sirkulasi
dengan kriteria :
intervensi
Lecet dan
3. Ajarkan kepada
kebiruan
klien untuk
pada anus
menjaga
berkurang/hi
kebersiahan atau
lang.
personal
hygiene pada
daerah sekitar
rectum dan
perineum.
4. Berikan salep
darah dan
mencegah lesi
pada daerah yang
tertekan..
3. Hygiene yang
terjaga mencegah
terjadinya
kerusakan
integritas
jaringan.
pelumas atau
bedak pada
daerah rectum
dan perineum.
4. Pemberian salep
atau bedak dapat
menguranggi
resiko lecet.
Hari/
No.
Tgl
Dx.
1.
Jam
Implementasi
Paraf
22
3.
2.
3.
analgetik.
1. Mengobservasi respon klien dalam
2.
3.
1.
2.
beraktivitas
Meningkatkan aktivitas secara bertahap
Membantu klien dalam beraktivitas
Mengkaji tingkat kecemasan klien.
Mengkaji tingkat pengetahuan klien
4.
sembuh.
1. Menimbang BB klien.
2. Memonitor input dan ouput.
3. Memberikan makanan sedikit tapi
sering.
4. Menyajikan makanan dalam keadaan
hangat.
5. Menjelaskan kepada klien akan
5.
5.
6.
6.
pemberian antibiotic.
1. Mengkaji keadaan kulit.
2. Mempertahankan tempat tidur tetap
kering
3. Mengajarkan kepada klien untuk
23
Hari/
No.
Tgl
Dx.
1.
Jam
Evaluasi (SOAP)
Paraf
2.
2.
24
lemah lagi
O : Klien dapat beraktivitas sendiri, klien
dapat bangun dari tempat tidur, klien
3.
3.
4.
4.
lagi.
A : Masalah ansietas teratasi
P : Hentikan intervensi
S : biasanya klien mengatakan nafsu
makannya meningkat
O : BB klien meningkat, klien terlihat
segar.
A : Masalah ketidakseimbangan nutrisi
5.
5.
teratasi
P : Hentikan intervensi
S : biasanya klien mengatakan luka post-op
nya kering.
O : Luka terlihat kering, tidak terdapatnya
tanda-tanda infeksi : rubor, dolor, kalor,
6.
6.
25
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hemorroid adalah varises vena eksternal dan atau internal dari
kanal anus yang disebabkan oleh adanya tekanan pada vena anorektal.
Hemorroid adalah pelebaran (dilatasi) vena pada anus maupun rektal.
Hemoroid atau wasir merupakan vena varikosa pada kanalis dan dibagi
menjadi 2 jenis yaitu, hemorroid interna dan eksterna. Walaupun keadaan
ini tidak mengancam jiwa, namun dapat menimbulkan perasaan yang tidak
nyaman. Hemoroid atau wasir memang menjadi momok bagi sebagian
orang yang menderitanya.
B. Saran
Hemorrhoid dapat terjadi disemua umur baik itu laki-laki maupun
perempuan maka jagalah aktivitas dan menu makan yang sehat.
26
DAFTAR PUSTAKA
27