Professional Documents
Culture Documents
PERCOBAAN 1
PEMBUATAN SIMPLISIA NABATI
Disusun oleh :
Nama
(G1F014011)
Yulia Febrianti
(G1F014013)
(G1F014015)
(G1F014017)
Kelas
:A
Kelompok
: Folium (2)
Asisten
D. CARA KERJA
Bahan baku
gram
rimpang.
Ditempatkan diatas nampan
Dicuci dengan air bersih bersih
mengalir
Diubah bentuknya dengan dirajang,
dikupas, dan dipotong
Hasil
SIMPLISIA
BOBOT
BOBOT
RANDEMEN
O
1
2
3
4
5
6
7
8
Carica papaya
Amaranthus tricolor L
Orthosiphon aristarus
Citrus L
Zingiber officinale
Curcuma dosmotiae
Apium graveolens
Allamanda cathartica
AWAL
250 gr
150 gr
125 gr
250 gr
150 gr
125gr
250 gr
250 gr
AKHIR
55 gr
20 gr
35 gr
50 gr
45 gr
40 gr
35 gr
55 r
22 %
13,33 %
28 %
32 %
22 %
20 %
30 %
14
ini dapat tumbuh di dataran rendah atau dataran tinggi, dan berkembang
dengan baik di tempat yang lembab dan subur. Di daerah dataran tinggi,
Seledri tumbuh dengan tangkai dan daun yang tebal. Seledri (Apium
graveolens L.) sudah lama dikenal sebagai obat hipertensi. Tanaman
yang juga terlihat cantik jika ditanam dalam pot ini lebih dulu
dimanfaatkan sebagai bumbu masakan. Daun seledri biasa dipakai
untuk memperkaya cita rasa sajian atau kaldu. Sup kacang merah dan
bubur ayam kurang lengkap rasanya jika tanpa taburan daun seledri di
dalamnya. Berdasarkan penelitian, tanaman keluarga Apiaceae ini
mengandung natrium yang berfungsi sebagai pelarut untuk melepaskan
deposit kalsium yang menyangkut di ginjal dan sendi. Ia juga
mengandung magnesium yang berfungsi menghilangkan stres. Daun
seledri mengandung protein, belerang, kalsium, besi, fosfor, vitamin A,
B1 dan C. Berdasarkan hasil penelitian, seledri juga mengandung
psoralen, zat kimia yang menghancurkan radikal bebas biang penyebab
kanker (Arisandi, 2008).
c. Kunyit (Curcumae Domesticae Rhizoma)
Kepingan ringan, rapuh, warna kuning jingga, kuning jingga
kemerahan sampai kuning jingga kecokelatan; bau khas, rasa agak
pahit, agak pedas, lama kelamaan menimbulkan rasa tebal; bentuk
hampir bundar sampai bulat panjang, kadang-kadang bercabang; lebar
0,5-3 cm, panjang 2-6 cm, tebal 1-5 mm; umumnya melengkung tidak
beraturan, kdang-kadang terdapat pangkal upih daun dan pangkal akar.
Batas korteks dan silinder pusat kadang-kadang jelas. Bekas patahan
agak
rata,
ebrdebu,
warna
kuning
jingga
sapai
cokelat
kemerahan(Kloppenburgh, 2006)
d. Pepaya (Carica papaya)
Pohon pepaya umumnya tidak bercabang atau bercabang sedikit,
tumbuh hingga setinggi 510 m dengan daun-daunan yang membentuk
serupa spiral pada batang pohon bagian atas. Daunnya menyirip lima
dengan tangkai yang panjang dan berlubang di bagian tengah.
Bentuknya dapat bercangap ataupun tidak. Pepaya kultivar biasanya
bercangap dalam (Moehd, 2007).
banci
lebih
disukai
dalam
budidaya
karena
dapat
menghasilkan buah lebih banyak dan buahnya lebih besar. Daging buah
berasal dari karpela yang menebal, berwarna kuning hingga merah,
tergantung varietasnya. Bagian tengah buah berongga. Biji-biji
berwarna hitam atau kehitaman dan terbungkus semacam lapisan
berlendir (pulp) untuk mencegahnya dari kekeringan. Dalam budidaya,
biji-biji untuk ditanam kembali diambil dari bagian tengah buah
(Moehd, 2007).
kering
untuk
dihitung
randemennya
dan
susutan
Ruang
penyimpanan
simplisia
harus
diperhatikan
suhu,
serpihan
Simplisia bunga : bila diremes bergemerisik dan berubah menjadi
Hasil rendemen simplisia lebih dari 10%. Menurut literatur kadar air yang sudah
ditentukan sebagai syarat simplisia yang baik yaitu kurang dari 10%. Hal ini
dikarenakan proses pengeringan yang kurang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Amin, 2009, Buku Ajar Asli Indonesia, Universitas ,uslim Indonesia,
Makassar.
Herawati Dian dan Lilis Nuraida Sumarto,2006. Cara produksi simplisia
yang baik. Seafast Center IPB,Bogor.
Anonim, 2007. Teknologi Penyiapan Siapan Simplisia Terstandar Tanaman Obat.
Jakarta : Departemen Pertanian.
Amin, Asni, 2010, Buku Ajar Materi Mediak dan Terapi, Farmasi UMI, Makassar.
Anonim, 2009, Farmakope Herbal Indonesia Edisi I, Departemen Kesahatan
Republik Indonesia, Jakarta.
Rukmana Rahmat.2010. Pascapaen,dan Penganekaragaman Pangan. Aneka Ilmu.
CV. Semarang. 1. Amin, Asni, 2010, Buku Ajar Materi Mediak dan Terapi,
Farmasi UMI, Makassar.
Anonim, 2009, Farmakope Herbal Indonesia Edisi I, Departemen Kesahatan
Republik Indonesia, Jakarta.
Moehd, Baga Kalie, Bertanam Pepaya Jakarta : Penebar Swadaya, 2007.
Arisandi, Yohana & Yovita Andriani.2008.Khasiat Berbagai Tanaman Obat untuk
Pengobatan cetakan ke-3.Jakarta : Eska Media.
Dwiyanto.2009.Ramuan Tradisional cetakan ke-1.Yogyakarta : Quills Publisher.
Kloppenburgh Versteegh, Tanaman Berkhasiat Indonesia Volume I, Alih Bahasa
dan Saduran : drh.J.Soegiri, Prof.Dr.drh.Nawangsari, IPB Press, 2006