You are on page 1of 11

FT UNP Padang

Jurusan
: PT. Elektronika
Waktu
: 4 x 50
Kode
: 05/ELK-ELA185/2014

Lembaran
Mata Kuliah
Topik
Judul

: Job sheet
: Praktek Display & TV
: Penerima TV
: Tuner

A. Tujuan
Setelah mengikuti praktikum ini diharapkan mahasiswa mampu :
1. Mengetahui blok rangkaian tuner pada TV.
2. Memahami dan mengetahui prinsip kerja tuner TV.
3. Dapat mengukur tegangan tala untuk tunner pada setiap perubahan talaan siaran
dari masing-masing stasiun pemancar TV di sekitar anda.
4. Dapat mengukur tegangan supply rangkaian tuner dan menelusuri sumber
tegangan supply tersebut.
5. Dapat mengukur sinyal IF pada keluaran (output) rangkaian tuner.
B. Alat dan Bahan
1. Antena TV / Pattern Generator
2. Trainer televisi warna
3. Toolset
4. Multimeter dan Osciloscop
5. Kabel penghubung serta alat tulis untuk pengambilan data.
C. Teori Singkat
Sinyal yang diterima oleh antena televisi adalah semua frekuensi yang termasuk
dalam range kerja frekuensi dari antena yang digunakan pada sebuah TV, tetapi pada
sistem PAL dan NTSC telah ditetapkan frekuensi kerja dari masing-masing kanal
frekuensi VHF dan UHF. Untuk VHF bekerja pada range kanal 2 hingga kanal 12
dengan frekuensi kerja 47-230 MHz, sedangkan untuk UHF bekerja pada range
kanal 14- 83 dengan frekuensi kerja 470- 890 MHz. Semua frekuensi yang diterima
oleh antena dan diteruskan oleh saluran transmisi kemudian diolah pada bagian tuner
sebuah televisi.
Bagian tuner atau bagian penala merupakan bagian yang berfungsi untuk memilih
salah satu frekuensi dari pemancar (repeater) televisi yang ditangkap oleh antena.
Gambar dibawah ini menunjukan salah satu rangkaian penala (tuner sistem saklar).
Tiap kanal dapat dipilih dan diubah menjadi sinyal If gambar oleh penala tersebut.

Lab Sistem Komunikasi dan Pengolahan Sinyal


FT-UNP Padang

Bagian-Bagian Tuner :
1. Pemilih Kanal (Pemilih Stasiun Pemancar)
Tuner blok memilih gelombang pemancar yang akan diterima, mencakup kanal
2 hingga kanal 12 (47-230 MHz) pada VHF dan tiap kanal memiliki lebar
frekunsi 7 MHz. Rangkaian penala dapat dipilih sehingga beresonansi dengan
frekuensi kanal yang dikehendaki.
Didalam tuner blok terdapat penguat RF, Mixer dan Osilator. Penguat RF
memilih pemancar yang akan diterima, kemudian diteruskan ke mixer. Osilator
membangkitkan frekuensi yang tertentu besarnya untuk pembanding frekuensi
yang diterima penguat RF kemudian diberikan ke mixer kemudian di filter
akhirnya menghasilkan Frekuensi baru yang keluar yaitu 38,9 MHz merupakan
frekuensi pembawa gambar yang didalamnya terdapat sinyal sinkronisasi dan
33,4 MHz merupakan frekuensi pembawa suara dan kedua frekuensi tersebut
diteruskan kepenguat video IF.
2. Penguat Frekuensi Tinggi (HF Amplifier)
Sebelum sampai pada rangkaian pencampur (Mixing) gelombang TV diperkuat
oleh penguat HF. Karena ratio S/N (perbandingan sinyal/nois) pada penerima
TV berwarna ditentukan oleh penguatan HF ini, maka penguatan HF harus dapat
menghasilkan penguatan (gain) yang besar. Juga memerlukan distorsi yang kecil
walaupunn bila gelombang TV input besar. Maka dibutuhkan tegangan AGC
(Automatic Gain Control / pengatur penguatan otomatis ) pada penguat HF itu
dipasang rangkaian netralisasi, pada penguat HF untuk mencegah osilasi
parasitis yang timbul. Karakteristik resfon frekuensi penguat HF pada bidang
frekuensi kanal penerimaan, harus serata mungkin dan perbedaan penguatan
antara kanal-kanal yang diterima harus sekecil mungkin.
3. Pencampur (Mixer)
Gelombang TV yang diterima TV dicampur dengan output osilator lokal dengan
menggunakan pencampur (Mixer) dan dirubah menjadi sinyal IF (Intermediate)
gambar yang mempunyai frekuensi sama dengan selisih dengan kedua frekuensi
tadi. Frekuensi pembawa sinyal IF gambar adalah 38,9 MHz dan frekuensi
pembawa suara adalah 33,4 MHz.
Kanal No.3
FV
FA

Freq. Osc. Lokal


38,9 MHz
33,4 MHz

55,25 60,75

95,15 MHz

FV = Frekuensi pembawa gambar;

FA = Frekuensi pembawa suara

4. Osilator Lokal
Frekuensi pencampur (frekuensi lokal) dibangkitkan oleh osilator lokal, dan
diberikan ke pencampur (Mixer). Frekuensinya dapat dirubah tergantung pada
kanal penerimaan yang dipilih.
Sebagai osilator lokal biasanya digunakan osilator Colpitts karena sifat
kestabilannya dan juga sederhana struktur rangkaiannya. Ada dua cara memilih
frekuensi osilator lokal pertama adalah dengan merubah kumparan resonansi dan
yang kedua dengan mengontrol tegangan bias dioda kapasitansi variabel.
Lab Sistem Komunikasi dan Pengolahan Sinyal
FT-UNP Padang

D. LANGKAH KERJA PRAKTEK


1. Ambil masing masing kelompok, tv trainer yang sudah disediakan, dan jangan
dihubungkan catu daya listrik ke jala-jala PLN.
2. Ambil multimeter dan Osciloscope, lakukan kalibarisi kedua alat ini.
3. Buka tv trainer tersebut dan pastikan sudah melakukan pengosongan tegangan
tersimpan pada kapasitor tegangan tinggi dengan kabel penghubung.
4. Cari dan amati bagian tuner dengan pedoman skema rangkaian di bawah ini :

5. Pastikan anda menemukan tegangan 5 V dan 33 V. atau B+.


6. Sambungkan televisi dengan antene penerima atau pattern generator.
7. Hubungkan jala-jala listrik dan hidupkan televisi.

Lab Sistem Komunikasi dan Pengolahan Sinyal


FT-UNP Padang

8. Masuk ke menu pencarian manual manual searching untuk mendapatkan


semua siaran televisi yang ada di kota Padang. Setiap siaran televisi yang
ditemukan catat frekuensi pancarnya pada tabel pengamatan berikut ini :
NO.

1
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

STASIUN
TELEVISI

FREKUENSI
SIARAN
(MHz)

Sctv
Trans tv
Tvri
Tv one
Trans 7
INews tv
Indosiar
Padang tv
Net
Metro tv
Mnc tv
Rcti
Antv

KETERANGAN

679
535
503
519
487
551
695
567
583
615
631
647
663

9. Cari salah satu chanel televisi yang paling kuat penerimaan sinyalnya (gambar
paling bagus).
10. Ukurlah dengan menggunakan osciloscope bentuk sinyal pada pin IF.
(amplitudo dan bentuk sinyal).
11. Dokumentasikan sinyal IF yang terbaca pada osciloscope dan lampirkan pada
laporan anda.
12. Ukurlah dengan menggunakan osciloscope bentuk sinyal pada kolektor
transistor V101. (amplitudo dan bentuk sinyal).
13. Dokumentasikan sinyal IF yang terbaca pada osciloscope dan lampirkan pada
laporan anda.
14. Cari salah satu chanel televisi yang paling lemah sinyalnya. (amplitudo dan
bentuk sinyal)
15. Ulangi langkah kerja 10 s/d 12.
16. Cari salah satu chanel televisi yang paling kuat penerimaan sinyalnya (gambar
paling bagus).
17. Ukur Tegangan (dc) pada pin AGC, BH, BL dan LNA
Pin AGC (dc)
3,9
4

Pin BH (dc)
4,8 (1)

Pin BL (dc)
4,8

LNA (dc)
5,1

18. Cari salah satu chanel televisi yang paling lemah sinyalnya.
19. Ukur Tegangan (dc) pada pin AGC, BH, BL dan LNA.
Pin AGC (dc)
3,9
4

Pin BH (dc)
4,8

Pin BL (dc)
4,8

LNA (dc)
5,1

Lab Sistem Komunikasi dan Pengolahan Sinyal


FT-UNP Padang

20. Putus catu daya 5 V dan perhatikan efek yang ditimbulkan?


21. Buatlah kesimpulan dari praktikum anda.
E. Analisa
Jelaskan analisa anda tentang praktikum dari langkah kerja dan data yang anda
dapatkan?

.
F. Evaluasi
1. Tentukan komponen utama apa saja yang terdapat pada bagian tuner dan
tentukan kode komponennya pada televisi traniner anda.
2. Sinyal-sinyal apa saja yang terdapat pada sinyal IF yang anda ukur dengan
osciloscope dan jelaskan fungsi dari sinyal-sinyal tersebut bagi rangkaian
penerima televisi ?
3. Jelaskan fungsi tegangan 5V dan 33 V pada tuner?
4. Apa yang anda ketahui tentang sistem pertelevisian digital?
5. Jelaskan fungsi kaki (pin) BL, BH, AGC dan LNA.
F. Buku Sumber
1. Reka Rio, S (2001). Teknik Reparasi Televisi Berwarna. Pradnya Paramita, Jakarta.
2. Grob, Bernard (1993). Sistem Telavisi dan Video. Erlangga, Jakarta.
3. Suhana (1984). Buku Pegangan Teknik Telekominikasi. Pradnya Paramita, Jakarta.

Keterangan
IF = Keluaran IF
MB atau B+ = Tegangan Vcc tuner 5
AFC AFT Masukan tegangan pengontrol frekuensi otomatis, berguna
menjaga kestabilan frekuensi Tegangan berubah saat frekuensi tergeser
BL VHL, VL = Memilih BAND VHF Low (48 - 82 Mhz) atau Kanal 2 - 6 0 Volt
= Non aktif, setara dengan Vcc = Aktif
BH VH = Memilih BAND VHF High (175 - 224 Mhz) atau Kanal 7 - 13 0
Volt = Non aktif, setara dengan Vcc = Aktif
BU VU Memilih BAND UHF High (471 - 855 Mhz) atau Kanal 14 - 83 0 Volt
= Non aktif, setara dengan Vcc = Aktif
AGC = Masukan tegangan pengontrol penguatan otomatis (AGC) Saat
signal lemah, tegangan naik, saat signal kuat tegangan turun
BT VT = Masukan tegangan pengontrol frekuensi tuning (Voltage Tuning)
0 - 33 Volt

Lab Sistem Komunikasi dan Pengolahan Sinyal


FT-UNP Padang

Keterangan
IF Keluaran IF
BM B+ Tegangan Vcc tuner 5, 9 atau 12 Volt tergantung type-nya
AFC AFT Masukan tegangan pengontrol frekuensi otomatis, berguna menjaga
kestabilan frekuensi Tegangan berubah saat frekuensi tergeser
BL VHL, VL Memilih BAND VHF Low (48 - 82 Mhz) atau Kanal 2 - 6 0 Volt = Non aktif,
setara dengan Vcc = Aktif
BH VH Memilih BAND VHF High (175 - 224 Mhz) atau Kanal 7 - 13 0 Volt = Non aktif,
setara dengan Vcc = Aktif
BU VU Memilih BAND UHF High (471 - 855 Mhz) atau Kanal 14 - 83 0 Volt = Non
aktif, setara dengan Vcc = Aktif
AGC Masukan tegangan pengontrol penguatan otomatis (AGC) Saat signal lemah,
tegangan naik, saat signal kuat tegangan turun
BT VT Masukan tegangan pengontrol frekuensi tuning (Voltage Tuning) 0 - 33 Volt
Dibawah ini adalah tabel fungsi kaki (pin) pada tuner dengan sistem pengontrol
Semi Digital
Nama Kaki
Nama lain
Fungsi
Keterangan
IF Keluaran IF
BM B+ Tegangan Vcc tuner 5, 9 atau 12 Volt tergantung type-nya
AFC AFT Masukan tegangan pengontrol frekuensi otomatis, berguna menjaga
kestabilan frekuensi Tegangan berubah saat frekuensi tergeser
B1 V1 Memilih BAND VHF Low, VHF High, UHF 0 VHF Low 1 VHF High 1 UHF
B2 V2 Memilih BAND VHF Low, VHF High, UHF 1 0 1
AGC Masukan tegangan pengontrol penguatan otomatis (AGC) Saat signal lemah,
tegangan naik, saat signal kuat tegangan turun
BT VT Masukan tegangan pengontrol frekuensi tuning (Voltage Tuning) 0 - 33 Volt
* 0 = 0 Volt, 1 = Setara tegangan Vcc
Dibawah ini adalah tabel fungsi kaki (pin) pada tuner dengan sistem pengontrol
Digital
Nama Kaki
Nama lain
Fungsi
Keterangan
IF Keluaran IF
BM B+ Tegangan Vcc tuner 5, 9 atau 12 Volt tergantung type nya
AFC AFT Masukan tegangan pengontrol frekuensi otomatis, berguna menjaga
kestabilan frekuensi Tegangan berubah saat frekuensi tergeser
SCL Serial Clock 5 Volt
SDA Serial Data 5 Volt
AGC Masukan tegangan pengontrol penguatan otomatis (Automatic Gain Control)
Saat signal lemah, tegangan naik, saat signal kuat tegangan turun
BT VT Suplay tegangan frekuensi tuning 33 Volt
Dibawah ini adalah tabel susunan kaki Tuner yang ada dipasaran
Type / Model
1
Lab Sistem Komunikasi dan Pengolahan Sinyal
FT-UNP Padang

2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
2-3-1
AGC
BT
B2
B1
BM
IF
6-1
AGC
BT
BU
BH
BL
BM
IF
JCH5912EV-B
AGC
BT
BU
BH
BL
BM
AFC
IF
JCH5912EV-B
AGC
BT
NC

Lab Sistem Komunikasi dan Pengolahan Sinyal


FT-UNP Padang

B2
B1
BM
AFC
GND
NC
GND
IF
7-1, 113-118
BU
BT
BH
AGC
BL
AFC
BM
IF
FSDA05T-3
AGC
AS
SCL
SDA
NC
BP
BT
NC
NC
NC
IF
Beberapa Model / Type Tuner yang sering digunakan Televisi
113-118, 113-198A, 113-198C , 113-202 , 113-202A , 113-202B , 113-202C , 113202K , 113-202N , 113-202P , 113-202T , 113-241 , 113-241A , 113-241C , 113-244Z
, 115-V-0125AQ , 1-464-756-11 , 1-464-756-21 , 1-465-371-11 , 1-465-371-12 ,
1AV4F1BAM0010 , 1AV4F1BAM0140 , 1AV4F1BAM0160 , 1AV4F1BAM0161 ,
1AV4F1BAM0190 , 1AV4F1BAM0210 , 1AV4F1BAM0211 , 1AV4F1BAM0213 ,
1AV4F1BAM0242 , 1AV4F1BAM0243 , 1AV4F1BAM0244 , 1AV4F1BAM0246 ,
1AV4F1BAM0270 , 1AV4F1BAM0280 , 6700PFPL05A , 6700VNF004E ,
6700VNF004H , 6700VNF009V , 6700VNF010B , 6700VNF010C , 6700VNF010D ,
6700VPF003B , 6700VPF003D , 6700VPF005D , 6700VPF009D , 6700VPF009L ,

Lab Sistem Komunikasi dan Pengolahan Sinyal


FT-UNP Padang

6700VPF009V , 6700VPF009Z , 6700VPV002A , 6700VPV002A , 8-598-039-01 , 8598-039-02 , 8-598-047-00 , 8-598-047-01 , 8-598-047-20 , 8-598-047-40 , 8-598047-41 , 8-598-254-00 , 8-598-254-10 , 8-598-254-20 , 8-598-254-50 , 8-598-269-00
, 8-598-339-00 , 8-598-339-00 , 8-598-339-10 , 8-598-339-10 , 8-598-339-20 , 8598-339-20 , 8-598-339-30 , 8-598-339-30 , 8-598-340-00 , 8-598-340-10 , 8-598340-20 , 8-598-341-00 , 8-598-426-00 , BTF-WA401 , CHR7C707B , DCF8719 ,
DCF8724 , DT5-BF18D , DT5-NF20D , DT5-NF20F , DT9-NF07D , DT9-NF10D , DT9NF10F , DT9-NF20D , EC926X2 , EC931X3 , EL463 , EL811 , EL811LX1 , EL813 ,
EL921 , EL921L2 , ELA11L1 , ENV56878G2 , ENV56897G3 , ENV-568B2G3 ,
ENV568D4G3 , ENV568D4G3 , ENV568H3G3 , ENV568L1G3 , ENV568L1G3 ,
ENV568N0G3 , ENV56D01G3 , ENV56D02G3 , ENV56D15G3 , ENV56D18G3 ,
ENV56D20G3 , ENV56D35G3 , ENV56D44G3 , ENV56D71G3 , ENV59D06G3 ,
ENV59D36F2 , ENV59D58G3 , ENV59D58G3 , ENV59D68F1 , ENV59D82G3 ,
ENV59D99G3 , ENV59DL4G3 , ET-3D1-EW , EWT-5V3K2-E01W , FI1216 , FI1246 ,
FI1256 , KS-H-104EA , LED PLUG , MTM-4045 , MTP-MM-4015 , QAU0168-002 , SKW142 , SKW-151 , ST5HD84 , ST5HD970 , ST5HZ64 , ST5UF51 , ST5UF770 , ST5UF78S
, ST5UF83A , ST5UZ68 , ST6HD64 , ST6UF66 , ST6UF78 , TCMU30111PTT ,
TCPN4782PA16A , TDF-3M3S , TDQ-38 , TDQ-3-CATV , TECC0949PG35A ,
TECC0949PL35A , TECC0949VG28A , TECC0949VG28A , TECC0949VG28B ,
TECC0949VG29A , TECC0949VG29B , TECC0949VG33A , TECC0949VG33B ,
TECC0985VD28A , TECC1040PG26B , TECC1040PG26B , TECC1040PG26C ,
TECC1040PG26E , TECC1040PG30M , TECC1040PG31A , TECC1040PG32A ,
TECC1040PG32T , TECC1040PG36A , TECC1070PG21B , TECC1070PG26A ,
TECC1070PG26B , TECC1070PG31A , TECC1070PG32A , TECC1070PK22A ,
TECC1080PK21B , TECC1080PK25A , TECC1080PK25B , TECC1880PA08A ,
TECC1880PA08C , TECC1880PA08C , TECC1880PA09A , TECC1880PA09C ,
TECC1880PA21A , TECC1880PA21B , TECC1880PA21D , TECC1880PA21K ,
TECC1880PK21B , TECC1880PK25A , TECC1880PK25B , TECC1880PK25D ,
TECC1970PG26A , TECC1980PA21A , TECC1980PK25A , TECC1980PK25D ,
TECC1980VA15A , TECC2949PG28A , TECC2949PG28B , TECC2949VG28A ,
TECC2989VA14B , TECC2989VA15A , TECC2989VA15B , TECC2989VA24A ,
TECC2989VD28A , TECC2989VD28B , TELH9-226C , TELH9-313A , TELH9-930A ,
TEMIC 3400 , TEMIC 3402 , TEMIC 5000 , TEMIC 5002PH5 , TU8NSM01F , TUNER
2900 , TUNER EC411 , TUP1105 , TUSH8-C90B , TUSH8-C90E , TUSH8C90F , TUSH8C90H , TVCH-3103B , TVSH6UZFF , UV1315 , UV1316 , UV1355 , UV915 , UV916 ,
UV917 , VTSA7UK50 , VTSH6JF65 , VTSH6UF65 , VTSH6UF78 , VTSH6UZ60 ,
VTSH6UZ61-P , VTSH6UZ62P , VTSH6UZ64 , VTSH6UZ78 , VTSH6UZFC ,
VTSH7UF56 , VTSH7USZFD , VTSH7USZFD1 , VTSH7UZ50 , VTSH7UZ50 ,
VTSH7UZ51 , VTSH7UZ59 , VTSH7UZ64 , VTSH7UZ64 , VTSH7UZ68 , VTSH7UZ73 ,
VTSH7UZFD1 , VTSR7UD52 , VTSR7UF56 , VTSR7UF67A , VTSR7UZ50 , VTSS6USEFH
, VTSS6USZF , VTSS6USZF , VTSS6USZF7 , VTSS6USZFE , VTSS7USZF1 ,
VTSS7USZFC , VTSS7UZF1, Dll
Kesalahan yang sering ditemui pada Tuner
Dibawah ini adalah gejala yang sering ditemui pada televisi yang dapat
menunjukkan bahwa tuner kemungkinan dalam kondisi rusak, tetapi gejala-gejala
tersebut harus dibarengi dengan proses pengukuran tegangan masukan pada kakikaki tuner dan sinyal masukan dari antena. Jika hasil pengukuran tegangan
masukan dan sinyal masukan dari antena dalam kondisi normal, tetapi tetap
muncul gejala-gejala seperti yang ditunjukkan pada tabel dibawah ini, maka blok
tuner bisa dipastikan dalam kondisi rusak.
Gejala
Lab Sistem Komunikasi dan Pengolahan Sinyal
FT-UNP Padang

Hasil Pengukuran
Kemungkinan Kerusakan pada
Penerimaan sinyal lemah (noise) Tegangan AGC normal, Sinyal antena kuat Penguat
RF
Tidak dapat menerima siaran sama sekali Tegangan VT, AGC, pemilih band normal
Penguat RF, Mixer, Osilator lokal
Tidak dapat menerima siaran pada salah satu band Tegangan pemilih band normal
Osilator lokal
Frekuensi bergeser Tegangan VT normal, AFT normal Osilator lokal
Sebelum melakukan penggantian blok tuner, coba lakukan penyolderan ulang pada
setiap solderan komponen dalam tuner yang kemungkinan solderannya terjadi
keretakan setelah lama digunakan, sebab sering kali tuner kembali normal setelah
dilakukan penyolderan ulang, solderan yang mengalami keretakan disebabkan oleh
suhu dalam tuner yang meningkat saat tuner bekerja, suhu yang tinggi tersebut
menyebabkan timah solder meleleh, sehingga solderannya menjadi retak.
MODIFIKASI TUNER
CONTOH KASUS :
Toshiba 29 eks bengkel lain. Datang dalam keadaan sudah tanpa Tuner
Ketika kami tanyakan tuner bekas sudah tidak ada lagi. Informasi pemilik sudah
dicarikan kemana-mana tidak ada
PEMERIKSAAN AWAL DAN PERCOBAAN :
Hasil pemeriksaan pada main board tuner yang digunakan adalah jenis FS
(frequency sythesizer) atau PLL
Kebetulan kami memiliki stock (bekas cabutan) beberapa macam tipe tuner PLL
seperti merk Samsung, China, Panasonic, Sanyo, Sony.. maka terus kami
lakukan percobaan satu demi satu.
Dan hasilnya.tidak ada sebuahpun yang cocok atau dapat terima siaran
Tetapi pada saat mencoba dengan eks Sony Kirarabasotegangan pada pin-VT
tuner bisa main berubah dari 0 ~ 32v ketika dicoba auto-search.hanya
gambarnya tidak terima sama sekali
Wah sayang sekali kalau hanya gara-gara tidak ada tuner - teve yang tabungnya
masih bagus ini tidak dapat digunakan atau harus ganti mesin. Setelah berpikir
beberapa saat maka kemudian kami lakukan percobaan modifikasi sebagai berikut.
SOLUSI :
Pasang tuner biasa jenis VS (Voltage synthesizer) pada lokasi bekas tuner yang
rusak. Tuner ini yang kami sambung adalah kaki-kaki : (Vcc 5v), (AGC), (IF-out),
(Gnd)
Pasang pada lokasi terpisah tuner eks Sony Kirarabaso, dimana yang kami sambung
adalah kaki-kaki : (Vcc 5v), (Vcc 30v), (SDA), (SCL).
Kemudian pin-VT dari Sony kami sambung ke pin-VT tuner VS.
Coba auto-search..dan jreeeeeng.gambar bisa terima.dan semua
bisa ter-memori dengan sempurna
CATATAN :

Lab Sistem Komunikasi dan Pengolahan Sinyal


FT-UNP Padang

Mengganti tuner PLL dengan tipe lain dan cara memerikas tuner tersebut PLL cocok
atau tidak :
Pasang tuner
Lakukan auto search
Amati - apakah raster ada noise yang kuat..kalau tidak ada berarti tuner tidak
cocok
Raster ada noise coba sentuh2 antena input. Jika raster tidak kedip-kedip saat
disentuh-sentuh maka tuner tidak cocok
Jika tuner tersebut memiliki pin-VT (lokasi didepan setelah pin-AGC). Ukur tegangan
VT apakah bisa berubah dari 0 ~ 33v. Kalau tidak bisa berarti tuner tidak cocok.
Perlu diketahui bahwa tidak semua tuner PLL mempunyai pin-VT.
kalau tidak punya dan untuk memastikan makan gunakan dulu tuner biasa..
Cara memastikan kalau tuner jensi PLL atau tuner FS rusak.
Kadang kita menjumpai Tuner jenis Frequency Synthesizer (FS) atau tuner PLL yang
tidak terima siaran. Raster sudah ada noise, tegangan 5v, 32v, SDA dan SCL dicek
semaunya normal.
Jika tidak menangkap siaran mungkin saja disebabkan problem pada bagian lain
seperti Video-IF, ic program, memori, atau tuner itu sendiri.
Mencurigai kerusakan tuner kadang kita ragu-ragu. Apalagi tuner semacam ini
kadang tidak dapat diganti dengan sembarang tuner sejenis lainnya.
Untuk memastikan masalah betul-betul disebabkan tuner yang rusak, maka kami
biasanya memakai cara seperti dibawah ini.
1. Lepas tuner yg rusak.
2. Sediakan sebuah tuner biasa atau tuner Voltage Synthesizer (VS) dan sebuah VR
50K
3. Sementara dengan bantuan kabel-kabel buat sambungan-sambungan sebagai
berikut.
4. Buat sambungan-sambungan ke tuner dengan Vcc 5v, AGC, IF-out, Gnd.
5. Kunci tuner pada posisi UHF saja dengan cara memberi tegangan 5v pada pinUHF jika menggunakan tuner jenis 3 bandswitch. Kalau menggunakan tuner jenis 2
band-switch kunci dengan memberi tegangan 5v pada Band-sw1 dan Band-sw 2.
6. Satu ujung VR disambung ke Gnd dan satunya lagi ke 33v, dan kaki tengah
disambung ke pin-VT tuner.
7. Hidupkan teve, dan gunakan VR untuk dengan cara diputar-putar untuk mencari
siaran.
8. Kalau gambar dan suara bisa diterima berarti Tuner PLL memang betul rusak.
ane dapat dari...
http://mamanrehzee.wordpress.com
http://marsonotv.blogspot.com

Lab Sistem Komunikasi dan Pengolahan Sinyal


FT-UNP Padang

You might also like