You are on page 1of 10

LEMBAR PENGUKURAN

Judul Praktikum

: Percobaan Motor Induksi Rotor Sangkar 4

Nomor Jobsheet

: 04

Nama Praktikan

: Benyamin Asken Singarimbun

Kelas

: EL 5A

NIM

: 0905031007

Kelompok

: II (Dua)

Anggota Kelompok

: 1. Franklin Sihotang
2. Jusup Pardosi
3. Irwanto
4. Rudy Mangusong
5. Stepanus

Nama Instruktur

: 1. Drs. Miduk Purba, M.pd., Ph.D


2. Ir. Ashuri, MT

Tanggal Praktikum

: 17 Oktober 2011

Tanggal Kumpul Laporan

: 24 Oktober 2011

Nilai

DAFTAR ISI

Lembar Pengukuran ...................................................................


Daftar isi ....................................................................................
I.
Tujuan.

i
ii
1

II.

Landasan Teori...

III.

Peralatan yang digunakan.

IV.

Langkah kerja.

V.

Pertanyaan dan tugas.

VI.

Hasil Percobaan.

VII.

Jawaban Pertanyaan...

VIII.

Simpulan

Lampiran...................................................................................

ii

PERCOBAAN MOTOR INDUKSI ROTOR SANGKAR 4

I. Tujuan
Setelah melakukan percobaan, praktikan diharapkan mahasiswa dapat;
Mengamati dan memahami Karakteristik Torsi Start dari motor induksi rotor
sangkar.
II. Landasan Teori
Besar torsi yang diperoleh pada saat rotor akan berputar disebut torsi start.
Nilai torsi pada saat start memiliki nilai torsi yang lebih besar dari nilai torsi pada
kedaan putaran normal.
Torsi starting adalah sulit diukur secara langsung. Peralatan torsi meter khusu
diperlukan. Pada kasus ini dapat digunakan metode pengukuran tidak langsung
yang torsi meternya tidak perlu digunakan.
Pada motor induksi ter apat daya yang dialirkan dari stator (1) ke rotor (2), yang
didapat dari :
P12 = 1. M
Dengan :
1

= kecepatan sinkron

= torsi celah udara

Daya shaft dari motor didapat dari :


P2

= 2 . M

Dengan:
2

= kecepatan sinkron dari shaft.

Pada starting w2 = 0 dan karena itu P2 = 0. hal ini dimungkinkan menentukan torsi
starting.
Mst =

Daya celah P12 = P1- P1cu-P1fe


Dengan :

P1

= daya masukan pada saat starting

P1cu

= rugi tembaga pada lilitan primer = 3. R1. I12

P1cu

= rugi besi pada stator

Selama arus starting motor pada keadaan besar, pengukuran dikeluarkan pada
tegangan yang direduksi dan hasilnya kemudian dihitung untuk mendapatkan arus
starting pada tegangan dasar (rating).

III. Peralatan yang digunakan


M = motor induksi, rotor sangakar, MV 123
Y = sangakr star/delta TO 33
P = wattmeter 5A 240V TI 109
I1 = Amperemeter 10 A TI 102
U = voltmeter 130 V TI 105
F = power pack TF 123 A
Ohmmeter 1-10 Ohm
Untuk melindungi wattmeter adri gangguan, gunakan trasformator arus. Arus pada
test 3 adalah 6,6 A. Anda dapat memindahkan penghubung tegangan pada
tertminal 120 volt di wattmeter.
catatan
Name Plate
Pn
/Y

= 1,5 kw
= 220/380 Volt
= 6,6/3,8 Ampere

= 1415 Rpm

Cos

= 0,79

Keterangan Name Plate


Pn
/Y

= Daya nominal motor sebesar 1500 watt


= 220/380 volt, tegangan yang dipakai motor sebesar 220 V
dari sumber yang harus disesuaikan (suplay)

In

= 6,6 A
3,8 A

Arus nominal motor bila terhubung


Arus nominal motor bila terhubung Y

= 1415 Rpm

Kecepatan putar stator motor

IP 54

= ( Index Protection) Perlindungan terhadap debu dan


2

terlindung dari air yang datang dari segala arah


IV. Langkah kerja
IV.1 Diagram Rangkaian

Langkah kerja rangkaian untuk percobaan ini adalah


Motor induksi dihubungkan sesuai dengan diagram rangkaian. Torsi meter
tidak dihubungkan dengan rangkaian tetapi dapat dihubungkan dengan
motor selama pengujian. Saklar star/delta harus pada posisi Y.
Hidupkan saklar tegangan variable. Tahan rotor dengan tangan sehingga
motor tidak dapat bergerak. Perlu diingat bahwa motor semakin lemah
pada tegangan rendah yang digunakan untuk pengujian ini. Naikkan
tegangan variable secara perlahan sampai arus sama dengan besarnya arus
pada motor dengan penghubung star (3,8). Baca dan catat dari pembacaan
I, U dan P. Kembalikan tegangan AC sampai nol.
Pasang saklar star/delta pada posisi sesuai rangkaian. Naikkan tegangan
AC secara perlahan sampai sama seperti pengukuran 2, sehingga arus sama
dengan besarnya arus pada motor dengan penghubung delta(6,6). Baca dan
catat dari pembacaan I, U, dan P.
Tentukan nilai tahanan dari salah satu lilitan motor dengan sebuah
ohmmeter.

V. Pertanyaan dan tugas.


Hitung P1cu = 3. R1. I12 untuk pengukuran langkah 2 !
Hitung P12 = 3. P- P1cu untuk pengukuran lankah 2! P1fe dapat diabaikan
sesuai dengan sangat rendahnya tegangan pada pengujian ini.
Hitung torsi startingh Mst = P12/W1, dengan W1= (2.1500)/60 untuk
motor empat kutub.
Hitung torsi starting pada tegangan penuh! Msty= Mst.

V.Hasil Percobaan
Tabel 1. data R belitan pada hubunagn bintang (Y)
RR-S
10,8

RS-T
10,8

RR-T
10,8

RAV (ohm)
10,8

Tabel 2. Data R beliatan rotor pada hubungan Delta ()


RR-S
3,5

RS-T
3,5

RR-T
3,5

RAV (ohm)
3,5

Tabel 3. Percobaan pada hubungan Bintang


Measured values

Calculated values

R per phasa

P1cu 3~

(ampere)

(volt)
94

(watt)

(ohm)

350

5,4

(watt)
233,928

3,8

P12

3~

(watt)
816,072

Mst
(Nm)
5,195

NB : Skala Wattmeter = 1:50

Rper phasa =

Rterukur
2

Rper phasa =

10,8
= 5,4
2

P1Cu

= 3.R1.I12

P12

= 3.P- P1Cu

Mst

= P12/

2. .1500
60

= 157,0796 rad/det

Tabel 4. Percobaan pada hubungan Delta

Measured values

Calculated values

R per phasa

P1cu 3~

(ampere)

(watt)

(ohm)

6,6

(volt)
54

350

5,25

(watt)
228,69

R
R

P12

3~

(watt)
821,31

Mst
(Nm)
5,228

= R 2R

Rav

R 2R

3,5 =
3,5=

2R 2
3R

2R
3

R = 5,25

Rphasa

= 5,25

P1Cu

= 3.R1.

P12
Mst

= 3.P - P1Cu
= P12/

I12
3

2. .1500
60

= 157,0796 rad/det

VI. Jawaban Pertanyaan


1.

P1CU pada pengukuran ke 2,


Untuk hubungan bintang
P1CU = 3.R1.I12
= 3 x 5,4 (3,8)2
= 233,928 Watt

Untuk hubungan delta


P1Cu

= 3.R1.

I12
3

= 3. 5,25.

2
6,6
3

= 228,69Watt
2.

3.

P12 pada pengukuran ke 2


Untuk hubungan bintang
P12
= 3 xP P1CU
= 3 x 350 233,928
= 816,072 Watt

Untuk hubungan delta


P12
= 3 xP P1CU
= 3 x 350 228,69
= 821,31 Watt

Torsi Starting Mst = P12/ 1


1 = 2 x 1500 = 157,0796 rad/det untuk motor 4 kutub
60

Torsi start untuk hubungan bintang


P
M ST = 12

Untuk hubungan delta


P
M ST = 12

821,31

816,072

4.

= 157,0796

= 157,0796

= 5,195 Nm

= 5,228 Nm

Torsi Starting Pada tegangan penuh


Untuk hubungan bintang;
127

MstY = Mst .

127

220

127

220

= 5,195.

= 1,7312 Nm

Untuk hubungan delta;


127

MstY = Mst .

5.

= 5,228.

= 1,7421 Nm

Perbandingan Torsi starting delta dan bintang


Y: 5,195: 5,228 1:1,06

VII. SIMPULAN
Setelah melakukan percobaan maka dapat disimpulkan sebgai berikut:
Torsi start pada hubungan delta ( ) lebih besar daripada torsi start pada
hubung bintang ( Y ), sehingga dalam pemakaian untuk pengasutan start
motor, dianjurkan untuk menggunakan hubung bintang karena hubungan
bintang lebih kecil arus startnya dari hubungan delta , hampir 3 kali lebih
besar dari arus start bintang.

Medan, 24 Oktober 2011


Hormat saya,

Benyamin Asken S

You might also like