Professional Documents
Culture Documents
ABORTUS INCOMPLETE
DI RUANG VK FLAMBOYAN RSUD UNGARAN
Disusun Oleh
VERA VERONIKA
P.17420113044
1. Definisi
Abortus adalah berakhirnya kehamilan dengan pengeluaran hasil konsepsi
sebelum janin dapat hidup diluar kandungan dengan usia gestasi kurang dari 20
minggu dan berat badan janin kurang dari 500 gram (Murray, 2002)
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan oleh akibat-akibat tertentu pada
atau sebelum kehamilan oleh akibat-akibat tertentu pada atau sebelum kehamilan
tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup di
luar kandungan (Praworihardjo, 2006)
Abortus adalah ancaman atau hasil pengeluaran konsepsi pada usia
kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram, sebelum
janin mampu hidup di luar kandungan (Nugroho, 2010)
Abortus spontan adalah abortus yang terjadi secara alamiah tanpa intervensi
dari luar untuk mengakhiri kehamilan tersebut, terminology umum untuk masalah
ini adalah keguguran seperti abortus imminens, insipiens, komplit, inkomplit dan
missed abortion. Sedangkan abortus buatan adalah abortus yang terjadi akibat
intervensi tertentu yang bertujuan untuk mengakhiri proses kehamilan,
terminology untuk keadaan ini adalah pengguguran, aborsi atau abortus
provokatus (Praworihardjo, 2006)
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin
dapat hidup di luar kandungan, sedangkan abortus inkomplit adalah sebagian hasil
konsepsi telah keluar dari kavum uteri dan masih ada yang tertinggal (Manuaba,
2008)
Abortus inkomplit adalah dimana sebagian jaringan hasil konsepsi masih
tertinggal di dalam uterus dimana pada pemeriksaan vagina, kanalis servikalis
masih terbuka dan teraba jaringan dalam kavum uteri atau menonjol pada ostium
uteri eksternum, perdarahannya masih terjadi dan jumlahnya bisa banyak atau
sedikit bergantung pada jaringan yang tersisa, yang menyebabkan sebagian
placental site masih terbuka sehingga perdarahan berjalan terus (Saifuddin, 2002)
2. Etiologi
Etiologi yang menyebabkan terjadinya abortus adalah sebagai berikut:
Pada janin yang telah meninggal dan tidak dikeluarkan dapat terjadi
proses mumifikasi diamana janin mengering dan karena cairan amnion
berkurang maka ia jadi gepeng (fetus kompressus). Dalam tingkat lebih
lanjut ia menjadi tipis seperti kertas perkamen (fetus papiraseus)
Kemungkinan lain pada janin mati yang tidak segera dikeluarkan
adalah terjadinya maserasi, kulit terkupas, tengkorak menjadi lembek,
perut membesar karena terisi cairan dan seluruh janin berwarna kemerah
merahan dan dapat menyebabkan infeksi pada ibu apabila perdarahan yang
terjadi sudah berlangsung lama. (Prawirohardjo, 2006)
4. Pathway
5. Komplikasi
a. Perdarahan
Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa
hasil konsepsi dan jika perlu pemberian transfusi darah. Kematian
karena perdarahan dapat terjadi apabila pertolongan tidak diberikan
pada waktunya.
b. Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus
dalam posisi hiperretrofleksi. Dengan adanya dugaan atau
4
vaginalis,
sedangkan
pada
vagina
ada
untuk relaksasi. Terapi intravena atau transfuse darah dapat dilakukan bila
diperlukan. Pada kasus aborsi inkomplet diusahakan untuk mengosongkan
uterus melalui pembedahan. Jika penyebabnya adalah infeksi, evakuasi isi
uterus sebaiknya ditunda sampai dapat penyebab yang pasti untuk
memulai terapi antibiotic. (Mitayani,2009) Untuk penatalaksanaan
abortus inkompit secara spesifik adalah:
a. Bila disertai syok karena perdarahan, berikan infuse cairan NaCl
fisiologis atau ringer laktat dan selekas mungkin ditransfusi darah.
b. Setelah syok diatasi, lakukan kerokan dengan kuret tajam lalu
suntikan ergometrin 0,2 mg intramuscular.
c. Bila janin sudah keluar tetapi plasenta masih tertinggal, maka
lakukan pengeluaran plasenta secara manual.
d. Berikan antibiotik untuk mencegah infeksi.
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Jika selama kehamilan ditemukan perdarahan,
identifikasi:
a. Lama kehamilan
b. Kapan terjadi perdarahan, berapa lama, banyaknya dan aktivitas yang
mempengaruhi
c. Karakteristik darah: merah terang, kecokelatan, adanya gumpalan darah dan
lender
d. Sifat dan lokasi ketidaknyamanan seperti kejang, nyeri tumpul atau tajam,
mulas serta pusing
e. Gejala-gejala hipovolemia seperti sinkop (Mityani, 2009)
2. Diagnosa Keperawatan
Kemungkinan diagnosis keperawatan yang muncul adalah sebagai berikut:
a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan vaskuler dalam
jumlah berlebih
b. Nyeri berhubungan dengan dilatasi serviks, trauma jaringan dan kontraksi
uterus
c. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan
d. Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian diri sendiri dan janin
3. Perencanaan Keperawatan
No
1.
Diagnosa
Tujuan dan
Intervensi
Rasional
Keperawatan
Kekurangan
Kriteria Hasil
Tujuan:
Observasi
volume cairan
Setelah dilakukan
berhubungan
tindakan
dengan kehilangan
keperawatan
vaskuler berlebih
terpenuhi dengan
menghindari kompresi
Mengetahui keadaan
TTV,
umum klien,
fowler),
kriteria hasil:
Pasien
vena,
mengungkapkan
tidak lemah, dan
Lakukan
tirah baring
dan
menghindari
ibu untuk
valsava
manufer,
Untuk mengetahui
Perkiraan banyak nya
kehilangan darah,
Laporkan
serta catat
jumlah dan
sifat
kehilangan
2.
Nyeri berhubungan
Tujuan:
dengan dilatasi
Setelah dilakukan
serviks, trauma
tindakan 3 x 24
jaringan dan
darah,
Observasi
TTV,
Untuk mengetahui
keadaan umum klien
Meningkatkan koping
klien dalam mengatasi
kontraksi uterus
dengan kriteria
hasil:
Pasien tidak
Jelaskan
mengeluh nyeri
nyeri yang di
lagi
Skala nyeri
nyeri,
intensitasnya,
derita klien
serta
berkurang (<3)
penyebabnya,
Tentukan
riwayat nyeri.
Misalnya
lokasi nyeri,
frekuensi,
durasi, dan
intensitasnya,
Berikan
tindakan
fixsasi
(misalnya
dengan
gurita)
Kolaborasi
Berikan
3.
analgetik,
Observasi
Mengetahui keadaan
Resiko tinggi
Tujuan:
infeksi
Setelah dilakukan
berhubungan
tindakan 3 x 24
dengan trauma
terjadinya infeksi
jaringan
mengalami
berkelanjutan,
TTV,
umum klien
Untuk mencegah
infeksi dengan
Inkubasi kuman pada area
kriteria hasil:
Terangkan
Tidak merasa
pada klien
pentingnya
dapat menyebabkan
vulva.
Tidak merasa
vulva
hygiene,
gatal
TTV dalam batas Lakukan
Membantu mencegah
teknik vulva
normal
infeksi,
penularan bakteri,
hygiene,
Tingkatkan
teknik cuci
tangan yang
benar untuk
meningkatka
n personal
hygiene
4.
klien,
Jelaskan
Pengetahuan dapat
Ansietas
Tujuan :
berhubungan
Setelah dilakukan
prosedur dan
membantu menurunkan
dengan ancaman
tindakan 3 x 24
arti gejala,
kematian diri
mengalami
terhadap situasi,
kecemasan
dengan ktriteria
hasil:
Klien
Pengetahuan akan
Berikan
informasi
mendiskusikan
dalam bentuk
ketakutan
verbal dan
mengenai diri
tertulis serta
beri
nantinya memungkinkan
depan kehamilan,
kesempatan
juga mengenai
klien untuk
ketakutan yang
mengajukan
pertanyaan,
stress,
sehat
9
Klien tampak
tenang
Klien tidak
Menandai tingkat
kecemasan yang sedang
Pantau
dan non
membantu mengontrol
verbal ibu
dan
pasangan.
Libatkan ibu
dalam
perencanaan
dan
berpatisipasi
dalam
perawatan
sebanyak
mungkin,
4. Fokus Evaluasi
Merupakan penilaian perkembangan ibu hasil implementasi keperawatan yang
berpedoman kepada hasil dan tujuan yang hendak dicapai. (Mitayani, 2009)
10
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Mansjoer, Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I. Jakarta: Media
Aesculapius
Manuaba. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: PT. Salemba Medika
Nugroho, Taufan. 2010. Buku Ajar Obstetric. Yogyakarta: Nuha Medika
Praworihardjo, S. 2006. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka
11