Professional Documents
Culture Documents
NAMA
: AYU APRILIANI
NPM
: 260110140078
HARI/TANGGAL PRAKTIKUM
ASISTEN
2015
Abstrak
terdapat dalam Farmakope Indonesia edisi III yaitu tidak kurang dari 99,0 %.
Kata Kunci
Abstract
I.
Pendahuluan
II.
Latar Belakang
III.
berdasarkan
pembentukan
persenyawaan
kompleks
(ion
mengion).
Kompleksometri
dan
aluminium,
bismuth,
kalsium,
titrat
saling
mengkompleks,
Reaksireaksi
kompleks
pengendapan,
penyaringan,
Sekarang
banyak
sekali
dan
ditemukan
pembentukan
Tujuan
baku
ZnO
dan
membandingkannya
dengan
EDTA
persyaratan
dengan
menggunakan
basa,
dengan
dasar
dalam
golongan
komplekson.
V.
VII. Prinsip
1. Titrasi Kompleksometri
VIII.
Titrasi
kompleksometri
digunakan
yaitu
titrasi
untuk
menentukan
kandungan
garam-garam
logam
(Gandjar, 2007).
2. Titrasi Langsung
IX.
Titrasi
ini
dapat
dengan
menggunakan
XIV.
Titrasi
berdasarkan
NH4Cl
9-10
memebentuk
sukar
dengan
Ph
kompleks
amoniak(Day&Underwood, 2002).
Cara
mengion),
Kompleksometri merupakan
jenis titrasi dimana titran dan
pembentukan
titrasi
tidak
membentuk
hasil
berupa
kompleks.
banyak
sekali
dan
4. Indikator EBT
XI.
Reaksireaksi
Eriiochrom
black T
yang
pertama-tama
diterapkan
(Khopkar, 2002).
Keadaan
titrasi.
cukup
XV.
ketika
Jika
luas
tentang
akan
pada
titrasi
dasar
penentuan
titrimetrik
melibatkan
(formasi)
sama
dimaksud
di
EDTA
kompleks
yang
pembentukan
sini
adalah
dan
mereka
(Ethylene
telah
diamine
dibentuk
dengan
(Basset, 1994).
XVI. Teknik
ini
ion
logam
untuk
(Husain, 2007).
XVII. Asam
etilen
disebut
titrasi
sebagai.
kompleksometri
Metode
ini
merupakan
aplikasi
analitis
EDTA
sebenarnya
adalah
reaksi
ion
titik
karboksil-nya
ekivalen
dengan
ditentukan
menggunakan
indikator
logam
electrometrically.
nama
lain
chilometric,
logam
ligan
lewat
kedua
atau
disebut
multidentat
yang
atau
Berbagai
seperti
titrasi
chilometry,
misalnya
asam
1,2-
diaminoetanatetraasetat
(asametilenadiamina
tetraasetat,
EDTA)
yang
mempunyai
dua
atom
(EDTA)
yang
empat
EDTA
atom
oksigen
merupakan
titran
sering
digunakan.
akan
membentuk
(Rival, 1995).
XVIII. Suatu
EDTA
yang
mantap
sehingga
EDTA
asam,
dapat
terjadi
sempurna
kompleks
logam,
yang
Ternyata
bila
tersebut
(Harjadi,
1993).
pada
pada
larutan
saat
awal
maka
komples
menghasilkan
warna
hitam
ini
antara
eriokrom,
XIX. Titrasi
kompleksometri
hidroksi
digunakan
logam.
Etilendiamin
tetraasetat
naftol
(Gandjar,
2007).
XX.
sebagai
dasar
penentuan
titrimetrik
melibatkan
pembentukan
(formasi)
dapat
persamaan :
XXII.
di
sini
kompleks
yang
adalah
dibentuk
terdisosiasi
dalam
kompleks
adalah
tingkat
seperti
yang
penggunaan
EDTA. Gugus-yang
H2O
(Day&Underwood, 2002).
XXIII.
XXIV.
Indikator
kompleks
oleh
M(H2O)n + L =
M(H2O)(n-1) L
dinyatakan
terikat
yang
banyak
adalah
salah
Hitam
satunya
ini
peka
terhadap
dengan
buffering
2015).
-10
senyawa
ini
biru
dan
berwarna
kompleksnya
berwarna
itu
sendiri
larutan
pH
(Michela,
XXX.
XXXI. Metode
XXXII.
Alat percobaan
XXXIII.
Batang
pengaduk,
12.
Umumnya
dengan
titrasi
indikator
ini
atas,
juga
disimpulkan
dapat
bahwa
Bahan percobaan
XXXV.
Aquadest
asam
Indikator metallochromic
dalam
sebuah
indikator
primis
Asam-Basa
warna
diamati dalam
yang
dititrasi,
ZnSO4
XXXVI. Pembuatan Larutan
Na-EDTA
XXXVII. Na-EDTA ditimbang
sebanyak
perubahan
kemudian
penambahan
pH
setelah
titran,
kompleksometri.
2,79
gram
dilarutkan
XXXIX.
Ditimbang
33,75
gram
NH4Cl
dilarutkan
larutan
indikator
EBT
XLI.
Na-EDTA.
9. Ditambahkan aquades
XL.
mg
kemudian
dilarutkan dengan 10 ml
HCl 4 N. Ditambahkan
yaitu
aquadest
dengan
cara
ad
100
ml.
Dinetralkan dengan 5 ml
dan
larutan
NaCl
perbandingan
Indikator
dengan
1:
EBT
dibuat
menambahkan
NH4OH.
10.
Kemudian ditambahkan 5
yang
dengan
gram
indikator
gram NaCl.
larutan
Eriochrome
standar
ZnO.
Ditambahkan
dengan persyaratan.
indikator
Dibandingkan
XLVI. Hasil
XLVI.1 Tabel Hasil Pembakuan Larutan Na2EDTA
XLVII.
No
1 L.
XLVIII.
Perlakuan
ZnSO4 ditimbang
XLIX. Hasil
LI.
Massa 1 : 251 mg
LII.
LIII.
Massa 2 : 250,2 mg
Massa 3 : 251,4 mg
LV.
Larutan berwarna
ungu muda
LVII. Larutan berwarna biru
LVIII. Volume Na2EDTA 1 :
24 ml
LIX. Volume Na2EDTA 2 :
24 ml
LX. Volume Na2EDTA 3 :
24 ml
LXI.
Tabel Hasil Penentuan Kadar ZnO
LXII.
LXIII. Perlakuan
No
1 LXV. ZnO ditimbang dengan
menggunakan neraca analitik
2 LXIX. ZnO + 2 ml HCl encer
4 N + NH4OH + Aquadest ad
LXIV. Hasil
LXVI. Massa 1 : 100,6 mg
LXVII.Massa 2 : 101,5 mg
LXVIII.
Massa 3 : 100,5
mg
LXX. Larutan berwarna ungu
muda
24,2 ml
LXXVI.
LXXVII.
LXXVIII.
Perhitungan Pembakuan larutan EDTA
LXXIX.
[EDTA] =
Titrasi 1 :
Massa ZnSO 4 (mg)
Mr ZnSO 4.7 H 2 O
LXXX.
LXXXI.
LXXXII.
LXXXIII.
LXXXIV.
Titrasi 2 :
LXXXV.
[EDTA] =
1
volume pentiter(ml)
251 mg
287,54
1
24 ml
= 0,0363 M
Massa ZnSO 4 (mg)
Mr ZnSO 4.7 H 2 O
1
volume pentiter( ml)
LXXXVI.
250,2 mg
287,54
LXXXVII.
LXXXVIII.
LXXXIX.
XC. Titrasi 3 :
XCI.
[EDTA] =
1
24 ml
= 0,0363 M
Massa ZnSO 4 (mg)
Mr ZnSO 4.7 H 2 O
1
volume pentiter( ml)
XCII.
XCIII.
XCIV.
XCV.
XCVI.
251,4 mg
287,54
1
24 ml
= 0,0364 M
Rata-rata [EDTA] =
0,0363 M
XCVII.
Perhitungan Kadar ZnO
XCVIII.
Titrasi 1 :
XCIX. % ZnO =
C.
CI.
CII.
CIII.
= 72,555%
Titrasi 2 :
CIV.
% ZnO =
CV.
CVI.
= 66,64 %
CVII. Titrasi 3 :
Vol . EDTA X [ EDTA ] X BM ZnO X 100
CVIII. % ZnO =
Massa ZnO (mg)
24,2 x 0,0363 x 81,38 x 100
100,5
CIX.
CX.
= 71,133%
CXI.
Rata-rata %ZnO =
= 70,1093%
CXII.
CXIII. Pembahasan
CXIV. Dalam
titrasi
kompleksometri
ini
secara
prinsip
kuantitatif
reaksi
kompleks
dalam
adalah
titrasi
garam
EDTA)
digunakan
Titrasi
untuk
logam.
Etilendiamin
(EDTA)
merupakan
tetraasetat
disebut
ligan
multidentat
yang
titran
yang
EDTA
akan
yang
besarion
pematahan
titrasi
sering
digunakan.
dan
akan
membentuk
menghasilkan
berbeda.
warna
yang
yang
dapat
Indikator
dengan
logam
sejumlah
sehingga
sempurna
EDTA
kompleks
mantap
CXVI. Faktor-faktor
yang
membentuk
kompleks
titrasi
logam.
2. Kestabilannya dalam membentuk
digunakan
eriokrom,
untuk
mureksid,
jingga
satu
jenis
merupakan
asam
amina
berjalan
sempurna
ion
primernya.
6. Dapat digunakan baik sebagai
sebagai
berkoordinasi
dengan
suatu
standardisasi.
bahan
untuk
CXVII. Pada
(EBT).
Na-EDTA
CXIX. Ada
lima
yang
baku
dimana
diketahui
dengan
menimbang
zat
merupakan
larutan
sekunder
cara
kemudian
melarutkannya
untuk
sebelum
titik
akhir,
bila
telah
Namun
dibakukan
dengan
yang
baku
atau
harus
terlebih
dahulu
larutan
ZnSO4
merupakan
primer.
larutan
Na-EDTA dititrasi
dengan
ZnSO4
Ketiga,
berkompleks
sedikitnya
dengan
selektif.
kompleks-indikator
dengan
bantuan
akan
akhir titrasi.
menggunakan
CXVIII. Jenis
diperoleh
perubahan
titrasi
larutan
dititrasi
langsung
dengan
larutan
dinatrium-
kompleks-indikator
logam
logam
mudah
Indikator
pM)
diamati.
sehingga
perubahan
yang
akan
perubahan
CXX.
penentuan
(ZnO),
Dalam
digunakan
menghasilkan
warna
yang
Seng
Oksida
Oleh
karenanya
terlebih
dahulu
pemberian
dilakukan
larutan
dapar
tetap
kompleks
ion
hidroksida.
ditambah
Kemudian
dikarenakan
EDTA
logam
divalen
akan
(Zn2+
untuk
adalah
yang
mempertahankan pH dengan
ada
NH4OH
basa,
pada
larutan
untuk
penambahan
menurun
CXXI.
Saat titrasi pH
CXXII.
asam
Setelah
larutan
dapar
salmiak
pH
10.
ZnO
sedikit
ditambahkan
dengan
indikator
logam
persenyawaan
mengion).
titran
dalam
segera
berupa kompleks.
2. Kadar ZnO dari hasil praktikum
air
dan
kompleks
ini
jika
dibandingkan
2+
kompleks
(ion
Kompleksometri
dan
titrat
saling
adalah
70,1093 ,
tidak
memenuhi
persyaratan
kadar
CXXIII.
CXXIX. Daftar Pustaka
CXXIV. Pada
Farmakope
Indonesia
III
kesimpulan
bahwa
dalam
pecobaan
ini
sesuai
dengan
J.
dkk.
Vogel:Kimia
Kuantitatif
Anorganik.Terjemahan
A.
Day, R. A. and A.
CXXVIII.
Kesimpulan
1. Sampel ZnO ditetapkan secara
titrasi kompleksometri dimana
kompleksometri
Basset,
Farmakope Indonesia.
CXXV.
CXXVI.
CXXVII.
titrasi
CXXX.
yaitu
Erlangga.
CXXXII.
2/titrasi-komplesometri/
2015].
CXXXIII.
Harjadi, W.
PHARMACEUTICAL
ANALYSIS : Theoretical Basis
of Analysis: Complexo metric
Titrations. Available online at
http://www.researchgate.net/pu
blication/242713763_Theoretic
al_Basis_of_Analysis_Comple
xometric_Titrations [diakses
tanggal 26 September 2015].
CXXXV.
Khopkar.
Krisnadwi. 2014.
Titrasi Kompleksometri.
Available online at
http://bisakimia.com/2014/09/0
CXXXVII.
CXXXVIII.
Understanding
Complexometric Titrations of
Metal Cations with
Aminopolycarboxylic Acids
(EDTA and Analogs) within the
frame of the Notion of
Reactions between Groups of
Chemical Species. Vol. 3. No.
1. hal:3. available online at
http://pubs.sciepub.com/wjce/3
/1/2/wjce-3-1-2.pdf [diakses
tanggal 26 sepetember 2015].
CXXXIX. Pudjaatmaka, A.
Hadyana. 2002. Kamus
Kimia. Jakarta : Balai
Pustaka.
CXL. Rival, Harrizul.
1995. Asas Pemeriksaan
Kimia. Jakarta: UI Press.
CXLI.
CXLII.
CXLIII.
CXLIV.
CXLV.
CXLVI.
CXLVII.
CXLVIII.
CXLIX.
CL.
CLI.
CLII.
CLIII.
CLIV. Lampiran
CLV.
CLVI.
CLVII.
CLVIII.
CLIX.