You are on page 1of 14

LAPORAN PENDAHULUAN

BAYI BARU LAHIR


A. Pengertian
Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500 4000 gram, cukup
bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan congenital (cacat bawaan)
yang berat (M. Sholeh Khosim, 2007).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37
minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram (Depkes
RI, 2009).
B. Ciri-ciri Bayi Baru Lahir
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Berat Badan 2.500 4.000 gram


Panjang Badan 48 52cm
Lingkar dada 30 38 cm
Lingkar kepala 33 35 cm
GDS 45 g/dl 130 g/dl
Bunyi jantung dalam menit pertama-tama 180 x/menit lalu menurun 120

140 x/menit
7. Pernafasan pada menit menit pertama 140 x/menit
8. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup dan diliputi
vernik caseosa
9. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna
10. Kuku agak panjang dan lemas
11. Genetalia perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora untuk lakilaki testis sudah menurun
12. Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
13. Graps reflek baik, bila diletakan suatu benda diatas tangan bayi akan
menggenggam
14. Reflek moro sudah baik, urin dan mekoneum akan keluar dalam 24 jam
pertama, mekoneum hitam kecoklatan.

C. Adaftasi Fisiologi Bayi Baru Lahir


1.
Sistem pernapasan
Selama dalam uterus janin mendapat oksigen dari pertukaran melalui plasenta.
Setelah bayi lahir pertukaran gas terjadi pada paru-paru (setelah tali pusat
dipotong). Rangsangan untuk gerakan pernapasan pertama ialah akibat adanya
tekanan mekanis pada toraks sewaktu melalui jalan lahir, penurunan tekanan
oksigen dan peningkatan karbondioksida merangsang kemoreseptor pada sinus

karotis. Usaha bayi pertama kali untuk mempertahankan tekanan alveoli


adanya surfaktan adalah menarik nafas, mengeluarkan dengan menjerit
sehingga oksigen tertahan di dalam. Fungsi surfaktan untuk mempertahankan
ketegangan alveoli. Masa alveoli akan kolaps dan paru-paru kaku. Pernapasan
pada neonatus biasanya pernapasan diafragma dan abdominal. Sedangkan
respirasi beberapa saat setelah kelahiran yaitu 30-60 x/menit.
2.
Sistem cardiovaskuler
Di dalam rahim darah yang kaya akan oksigen dan nutrisi berasal dari plasenta
masuk ke dalam tubuh janin melalui vena umbilikalis, sebagian besar masuk
ke vena kava inferior melalui duktus dan vena sasaranti, darah dari sel-sel
tubuh yang miskin oksigen serta penuh dengan sisa-sisa pembakaran dan
sebagian akan dialirkan ke plasenta melalui arteri umbilikalis, demikian
seterusnya.
Ketika janin dilahirkan segera, bayi menghirup dan menangis kuat, dengan
demikian paru-paru akan berkembang, tekanan paru-paru mengecil dan darah
mengalir ke paru-paru, dengan demikian foramen ovale, duktus arterious dan
duktus venosus menutup. Arteri umbilikalis, vena umbilikalis dan arteri
hepatika menjadi ligamen.
3.
Sistem hematologi
Volume darah bayi baru lahir bervariasi dari 80-110 ml/kg selama hari pertama
dan meningkat dua kali lipat pada akhir tahun pertama. Nilai rata-rata
hemoglobin dan sel darah merah lebih tinggi dari nilai normal orang dewasa.
Hb bayi baru lahir 14,5 22,5 gr/dl, Ht 44 72%, SDM 5 7,5 juta/mm 3 dan
Leukosit sekitar 18000/mm3. Darah bayi baru lahir mengandung sekitar 80%
Hb janin. Presentasi Hb janin menurun sampai 55% pada minggu kelima dan
4.

5% pada minggu ke 20.


Sistem Pencernaan
Pada kehamilan 4 bulan, pencernaan telah cukup terbentuk dan janin telah
dapat menelan air ketuban dalam jumlah yang cukup banyak. Absorpsi air
ketuban terjadi melalui mukosa seluruh saluran pencernaan, janin minum air
ketuban dapat dibuktikan dengan adanya mekonium (zat yang berwarna hitam
kehijauan). Mekonium merupakan tinja pertama yang biasanya dikeluarkan

dalam 24 jam pertama.


5.
Hepar
Hepar janin pada kehamilan 4 bulan mempunyai peranan dalam metabolisme
hidrat arang, dan glikogen mulai disimpan di dalam hepar, setelah bayi lahir
2

simpanan glikogen cepat terpakai, vitamin A dan D juga sudah disimpan dalam
hepar. Fungsi hepar janin dalam kandungan segera setelah lahir dalam keadaan
imatur (belum matang). Hal ini dibuktikan dengan ketidakseimbangan hepar
untuk meniadakan bekas penghancuran darah dari peredaran darah. Enzim
hepar belum aktif benar pada neonatus, misalnya enzim UDPGT (Uridin
Disfosfat Glukoronide Transferase) dan enzim GGFD (Glukosa 6 Fosfat
Dehidrogerase) yang berfungsi dalam sintesis bilirubin sering kurang sehingga
6.

neonatus memperlihatkan gejala ikterus fisiologis.


Metabolisme
Pada jam-jam pertama energi didapat dari pembakaran karbohidrat dan pada
hari kedua energi berasal dari pembakaran lemak. Energi tambahan yang
diperlukan neonatus pada jam-jam pertama sesudah lahir diambil dari hasil

metabolisme lemak sehingga kadar gula darah dapat mencapai 120 mg/100 ml.
7.
Sistem termogenik
Pada neonatus apabila mengalami hipotermi, bayi mengadakan penyesuaian
suhu terutama dengan NST (Non Sheviring Thermogenesis) yaitu dengan
pembakaran Brown Fat (lemak coklat) yang memberikan lebih banyak
energi daripada lemak biasa. Cara penghilangan tubuh dapat melalui konveksi
aliran panas mengalir dari permukaan tubuh ke udara sekeliling yang lebih
dingin. Radiasi yaitu kehilangan panas dari permukaan tubuh ke permukaan
benda yang lebih dingin tanpa kontak secara langsung. Evaporasi yaitu
perubahan cairan menjadi uap seperti yang terjadi jika air keluar dari paru-paru
dan kulit sebagai uap dan konduksi yaitu kehilangan panas dari permukaan
8.

tubuh ke permukaan benda yang lebih dingin dengan kontak secara langsung.
Kelenjar endokrin
Selama dalam uterus fetus mendapatkan hormon dari ibu, pada waktu bayi
baru lahir kadang-kadang hormon tersebut masih berfungsi misalkan
pengeluaran darah dari vagina yang menyerupai haid perempuan. Kelenjar
tiroid sudah terbentuk sempurna sewaktu lahir dan mulai berfungsi sejak

beberapa bulan sebelum lahir.


9.
Keseimbangan air dan ginjal
Tubuh bayi baru lahir mengandung relatif banyak air dan kadar natrium relatif
lebih besar daripada kalium. Hal ini menandakan bahwa ruangan ekstraseluler
luas. Fungsi ginjal belum sempurna karena jumlah nefron matur belum
sebanyak orang dewasa dan ada ketidakseimbangan antara luas permukaan

glomerulus dan volume tubulus proksimal, renal blood flow (aliran darah
10.

ginjal) pada neonatus relatif kurang bila dibandingkan dengan orang dewasa.
Susunan saraf
Jika janin pada kehamilan sepuluh minggu dilahirkan hidup maka dapat dilihat
bahwa janin tersebut dapat mengadakan gerakan spontan. Gerakan menelan
pada janin baru terjadi pada kehamilan empat bulan. Sedangkan gerakan
menghisap baru terjadi pada kehamilan enam bulan.
Pada triwulan terakhir hubungan antara saraf dan fungsi otot-otot menjadi
lebih sempurna. Sehingga janin yang dilahirkan diatas 32 minggu dapat hidup
diluar kandungan. Pada kehamilan 7 bulan maka janin amat sensitif terhadap
cahaya.

11.

Sistem imunitas
Pada sistem imunologi Ig gamma A telah dapat dibentuk pada kehamilan 2
bulan dan baru banyak ditemukan segera sesudah bayi dilahirkan. Khususnya
pada traktus respiratoris kelenjar liur sesuai dengan bakteri dapat alat
pencernaan, imunoglobolin G dibentuk banyak dalam bulan kedua setelah bayi
dilahirkan. Ig A, Ig D dan Ig E diproduksi secara lebih bertahap dan kadar
maksimum tidak dicapai sampai pada masa kanak-kanak dini. Bayi yang

menyusui mendapat kekebalan pasif dari kolostrum dan ASI.


12.
Sistem integumen
Stuktur kulit bayi sudah terbentuk dari sejak lahir, tetapi masih belum matang.
Epidermis dan dermis tidak terikat dengan baik dan sangat tipis. Vernik
kaseosa juga berfungsi sebagai lapisan pelindung kulit. Kulit bayi sangat
sensitif dan dapat rusak dengan mudah. Bayi baru lahir yang cukup bulan
memiliki kulit kemerahan yang akan memucat menjadi normal beberapa jam
setelah kelahiran.
Kulit sering terlihat bercak terutama sekitar ektremitas. Tangan dan kaki
sedikit sianotik (Akrosianotik). Ini disebabkan oleh ketidakstabilan vosomotor.
Stasis kapiler dan kadar hemoglobin yang tinggi. Keadaan ini normal, bersifat
sementara dan bertahan selama 7-10 hari. Terutama jika terpajan pada udara
dingin.
13.

Sistem skelet
Arah pertumbuhan sefalokaudal terbukti pada pertumbuhan tubuh secara
keseluruhan. Kepala bayi cukup bulan berukuran seperempat panjang tubuh.
Lengan sedikit lebih panjang daripada tungkai. Wajah relatif kecil terhadap

ukuran tengkorak yang jika dibandingkan lebih besar dan berat. Ukuran dan
bentuk kranium dapat mengalami distorsi akibat molase.
Pada bayi baru lahir lutut saling berjauhan saat kaki diluruskan dan tumit
disatukan sehingga tungkai bawah terlihat agak melengkung. Saat baru lahir
tidak terlihat lengkungan pada telapak kaki. Ekstremitas harys simetris,
terdapat kuku jari tangan dan kaki, garis-garis telapak tangan dan sudah
14.

terlihat pada bayi cukup bulan.


Sistem neuromuskuler
Reflek bayi baru lahir diantaranya :
a. Reflek pada Mata

Berkedip atau Refleks korneal


Reflek Pupil
Mata boneka
Reflek pada Hidung
Bersin
Glabela : ketukan halus pada glabela (bagian dahi antara dua

alis mata) menyebabkan mata menutup dengan rapat.


b. Reflek pada mulut dan Tenggorokkan
Menghisap
Muntah
Rooting
Menyentuh atau menekan dagu sepanjang sisi mulut akan
menyebabkan bayi membalikan kepala ke arah sisi tersebut dan mulai
menghadap: harus hilang kira-kira pada usia 3-4 bulan, tetapi dapat

menetap selama 12 bulan.


Ekstrusi
Bila lidah disentuh atau ditekan, bayi berespon dengan mendorongnya

keluar: harus menghilang pada usia 4 bulan.


Menguap
Batuk
c. Reflek pada Ekstremitas
Menggenggam
Babinski
Klonus, Pergelangan kaki : Dorsofleksi telapak kaki yang cepat ketika
menopang lutut pada posisi fleksi parsial mengakibatkan munculnya satu sampai
dua gerakan oskilasi (denyut). Akhirnya tidak boleh ada denyut yang teraba.

d. Refleks pada Massa/Moro


Startle : Suara keras yang tiba-tiba menyebabkan abduksi lengan dengan
fleksi siku: tangan tetap tergenggam: harus hilang pada usia 4 bulan.

D. Pathway
PROSES PERSALINAN NORMAL
Kepala bayi melewati Perubahan suhu
Pemotongan tali
Adaptasi psikologis
Jalan lahir
tubuh dari suhu intra
pusat
ibu

uterin yang stabil

Banyak cairan
(35-37oC)
adanya luka terbuka
perubahan peran
Amnion di jalan lahir

Suhu ruangan
kontaminasi pd luka
Cemas
Koordinasi reflek

menelan menghisap penghilangan suhu tubuh


resiko
sekresi oksitosin
belum sempurna (konveksi, radiasi, evaporasi) infeksi
terhambat

Akumulasi cairan
Perubahan drastic
Pressure the ejection
amnion pada jalan
suhu tubuh
of breast feeding
napas

proses adaptasi
ineffective breast feeding
Bersihan jalan

napas tidak efektif


resiko hipotermi
resiko gangguan pemenuhan
kebutuhan nutrisi
Peningkatan insisible water
loos(IWL)

Resti kekurangan volume cairan


E. Pemantauan Bayi Baru Lahir
Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui aktivitas bayi
normal atau tidak dan diidentifikasi, masalah kesehatan bayi baru lahir
memerlukan perhatian keluarga

dan penolong persalinan

yang

serta tindak lanjut

petugas keperawatan.
1.

2 jam pertama sesudah kelahiran


Hal-hal yang dinilai waktu pemantauan bayi pada jam pertama sesudah lahir

meliputi :
a. Kemampuan menghisap lemah atau kuat
b. Bayi tampak aktif atau lunglai
c. Bayi kemeraqhan atau biru
2.
Sebelum

penolong

persalinan

meninggalkan ibu dan bayinya


Penolong persalinan melakukan pemeriksaan dan penilaian terhadap ada
tidaknya kesehatan yang memerlukan tindak lanjut, seperti :
a.
b.
c.

Gangguan pernafasan
Hipotermia
Infeksi

d.

Cacat bawaan dan trauma

lahir
F. Data Fokus Pengkajian
1. Aktivitas/Istirahat
Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama, bayi tampak semi koma
saat tidur, meringis atau tersenyum adalah bukti tidur dengan gerakan mata
cepat, tidur sehari rata-rata 20 jam.
2. Pernapasan dan peredaran darah
Bayi normal mulai bernapas 30 detik sesudah lahir, untuk menilai status
kesehatan bayi dalam kaitannya dengan pernapasan dan peredaran darah dapat
digunakan metode APGAR Score. Namun secara praktis dapat dilihat dari
frekuensi denyut jantung dan pernapasan serta wajah, ekstremitas dan seluruh
tubuh, frekwensi denyut jantung bayi normal berkisar antara 120-140
kali/menit (12 jam pertama setelah kelahiran), dapat berfluktuasi dari 70-100
kali/menit (tidur) sampai 180 kali/menit (menangis).
Pernapasan bayi normal berkisar antara 30-60 kali/menit warna ekstremitas,
wajah dan seluruh tubuh bayi adalah kemerahan. Tekanan darah sistolik bayi
baru lahir 78 dan tekanan diastolik rata-rata 42, tekanan darah berbeda dari
hari ke hari selama bulan pertama kelahiran. Tekanan darah sistolik bayi sering
menurun (sekitar 15 mmHg) selama satu jam pertama setelah lahir. Menangis
dan bergerak biasanya menyebabkan peningkatan tekanan darah sistolik.
3. Suhu Tubuh
Suhu inti tubuh bayi biasanya berkisar antara 36,5 0C-370C. Pengukuran suhu
tubuh dapat dilakukan pada aksila atau pada rektal.
4. Kulit
Kulit neonatus yang cukup bulan biasanya halus, lembut dan padat dengan
sedikit pengelupasan, terutama pada telapak tangan, kaki dan selangkangan.
Kulit biasanya dilapisi dengan zat lemak berwara putih kekuningan terutama
di daerah lipatan dan bahu yang disebut verniks kaseosa.
5. Keadaan dan Kelengkapan Ekstremitas
Dilihat apakah ada cacat bawaan berupa kelainan bentuk, kelainan jumlah atau
tidak sama sekali pada semua anggota tubuh dari ujung rambut sampai ujung
kaki juga lubang anus (rektal) dan jenis kelamin.
6. Tali Pusat
Pada tali pusat terdapat dua arteri dan satu vena umbilikalis. Keadaan tali pusat
harus kering, tidak ada perdarahan, tidak ada kemerahan disekitarnya.
8

7. Refleks
a. Refleks moro (refleks terkejut). Bila diberi rangsangan yang mengagetkan
akan terjadi refleks lengan dan tangan terbuka.
b. Refleks menggenggam (palmer graps). Bila telapak tangan dirangsang
akan memberi reaksi seperti menggenggam. Plantar graps, bila telapak
kaki dirangsang akan memberi reaksi.
c. Refleks berjalan (stepping). Bila kakinya ditekankan pada bidang datang
atau diangkat akan bergerak seperti berjalan.
d. Refleks mencari (rooting). Bila pipi bayi disentuh akan menoleh
kepalanya ke sisi yang disentuh itu mencari puting susu.
e. Refleks menghisap (sucking). Bila memasukan sesuatu ke dalam mulut
bayi akan membuat gerakan menghisap.
8. Berat Badan
Pada hari kedua dan ketiga bayi mengalami berat badan fisiologis. Namun
harus waspada jangan sampai melampaui 10% dari berat badan lahir. Berat
badan lahir normal adalah 2500 sampai 4000 gram.
9. Mekonium
Mekonium adalah feces bayi yang berupa pasta kental berwarna gelap hitam
kehijauan dan lengket. Mekonium akan mulai keluar dalam 24 jam pertama.
10. Antropometri
Dilakukan pengukuran lingkar kepala, lingkar dada, lingkar lengan atas dan
panjang badan dengan menggunakan pita pengukur. Lingkar kepala frontooccipitalis 34cm, suboksipito-bregmantika 32cm, mento occipitalis 35cm.
Lingkar dada normal 32-34 cm. Lingkar lengan atas normal 10-11 cm. Panjang
badan normal 48-50 cm.
11. Seksualitas
Genetalia wanita ; Labia vagina agak kemerahan atau edema, tanda
vagina/himen dapat terlihat, rabas mukosa putih (smegma) atau rabas berdarah
sedikit mungkin ada. Genetalia pria ; Testis turun, skrotum tertutup dengan
rugae, fimosis biasa terjadi.
G. Diagnosa keperawatan yang sering muncul
1. Risiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan refleks hisap tidak adekuat.
2. Resiko tinggi perubahan suhu tubuh berhubungan dengan adaptasi dengan
lingkungan luar rahim, keterbatasan jumlah lemak.

3. Resiko

tinggi

terjadi

infeksi

berhubungan

dengan

trauma

jaringan

(pemotongan tali pusat), tali pusat masih basah.


4. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan hilangnya air
(IWL), keterbatasan masukan cairan.
H. Nursing Care Planning
D
x
1

Tujuan

Intervensi

Rasional

Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 2x24 jam
perubahan nutrisi
tidak
terjadi

dengan
kriteria
hasil:
Penurunan
BB
tidak lebih dari
10% BB lahir.
Intake dan output
makanan

seimbang.
Tidak ada tandatanda
hipoglikemi.

Pantau intake dan out put

cairan

Lakukan
pemberian
makan oral awal dengan

5-15 ml air steril


kemudian dextrosa dan
PASI

Intruksikan ibu cara dan


posisi menyusui yang

tepat secara mandiri

Instruksikan pada ibu


agar mengkonsumsi susu
ibu menyusui

Pantau

Kaji payudara ibu tentang

kondisi putting

Lakukan breast care pada


ibu secara teratur

warna,

Pada janin cukup bulan


mengandung (80-100
ml). Masukan cairan
adekuat
untuk
metabolisme
tubuh
yang tinggi
Kondisi puting ibu
sangat
menentukan
dalam
proses
menyusui,
kondisi
puting
inverted
menggangu
proses
laktasi
Perawatan breast care
untuk melancarkan dan
merangsang produksi
air susu pada ibu
menyusui
Pemberian makan awal
membantu memenuhi
kebutuhan kalori dan
cairan, khususnya pada
bayi
yang
menggunakan 100-120
kal/kg dari BB setiap
24 jam
Cara dan posisi ibu
dalam menyusui sangat
mempengaruhi proses
laktasi, sehingga proses
laktasi harus dilakukan
dengan benar
Untuk meningkatkan
produksi susu ibu

10

konsentrasi,
frekuensi berkemih

dan

Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 2x24 jam
perubahan
suhu
tubuh tidak terjadi
dengan
kriteria
hasil:
Suhu tubuh normal
36-370 C.
Bebas dari tandatanda
strees,
dingin, tidak ada
tremor, sianosis
dan pucat.

Pertahanka
n suhu lingkungan dalam
zona termoneural yang
ditetapkan
dengan
mempertimbangkan berat
badan neonatus, usia
gestasi

Kaji
frekuensi
pernapasan
perhatikan
takipnea
(frekuensi> 60/mnt)

Tunda
mandi pertama sampai
suhu 36,50 C

Pantau
aksila bayi kulit, suhu
timpatik dan lingkungan
sedikitnya setiap 30-60
mnt

sehingga proses laktasi


menjadi adekuat
Kehilangan cairan dan
kurangnya
masukan
oral
dengan cepat
menghabiskan cairan
ekstraseluler
dan
mengakibatkan
penurunan
haluaran
urin
Dalam respon terhadap
suhu lingkungan yag
rendah, bayi cukup
bulan meningkatkan
suhu tubuhnya dengan
menangis
atau
meningkatkan
aktivitas
motorik
karena
banyak
mengkonsumsi
oksigen
Stabilisasi
suhu
mungkin tidak terjadi
sampai 8-12 jam
setelah
lahir
kecepatan konsumsi
oksigen
dan
metabolisme minimal
bila
suhu
kulit
dipertahankan diatas
36,50 C
Bayi menjadi takipnea
dalam respon terhadap
peningkatan
kebutuhan
oksigen
yang
dihubungkan
dengan stres dingin
Membantu
mencegah
kehilangan
panas
lanjut
karena
evaporasi
Mengurangi

11

Mandikan
bayi dengan cepat untuk
menjaga agar bayi tidak
kedinginan

Perhatikan
tanda-tanda
dehidrasi
(turgor
kulit
buruk,
pelambatan
berkemih,
membrane mukosa kering
)

Lakukan
pemberian makn oral dini

Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 3x24 jam
infeksi pada tali
pusat tidak terjadi
dengan
kriteria
hasil:
Bebas dari tandatanda infeksi.
TTV normal : S:
36-370C, N:70100x/menit, RR:
40-60x/menit
Tali
pusat
mongering
4
Setelah dilakukan
tindakan perawatan

Observasi tanda-tanda
infeksi
Pertahankan
teknik
septic dan aseptic.
Lakukan perawatan tali
pusat setiap hari setelah
mandi satu kali perhari.
Observasi tali pusat dan
area sekitar kulit dari
tanda-tanda infeksi.

kemingkinan
kehilangan
panas
melalui evaporasi dan
konveksi
dan
membantu
menghemat energi
Hilangnya panas terjadi
melalui vasodilatasi
perifer dan melalui
augmentasi
pendinginan dengan
evaporasi
dan
penigkatan kehilangan
air kast mata
Untuk peningkatan 10 C
(1,8 F) suhu tubuh,
metabolisme
dan
kebutuhan
cairan
meningkat kira-kira
10%.
Kegagalan
menggantikan
kehilangan
cairan
selanjutnya
memperberat
status
dehidrasi
Mengetahui adanya
indikasi infeksi
Melindungi bayi dari
resiko
infeksi
nosokomial
Potensial
entri
organisme kedalam
tubuh
Deteksi dini terhadap
penyebaran infeksi

Pertahankan intake sesuai


jadwal
Memantau

keefektifan

12

selama 2x24 jam


kekurangan
volume
cairan
tidak
terjadi
dengan
kriteria
hasil:
Bayi
tidak
menunjukkan
tanda-tanda
dehidrasi yang
ditandai dengan
output
kurang
dari
13ml/kg/jam.
Membran mukosa
normal.
Ubun-ubun tidak
cekung.
Temperature dalam
batas normal

Monitor intake dan output

terapeutik

Mengidentifikasi
keseimbangan antara
Berikan infuse sesuai
perkiraan pemasukan
program
dan kebutuhan cairan

dukungan
Kaji tanda-tanda dehidrasi, Ketentuan
cairan
didasarkan
pada
membran mukosa, ubunperkiraan kebutuhan
ubun, turgor kulit, mata
bayi.
Monitor
temperatur

setiap 2 jam
Deteksi dini terhadap
keadaan
kekuranga
cairan tubuh

Peningkatan suhu tubuh


merupakan
faktor
resiko meningkatnya
pengeluaran
cairan
tubuh
melalui
mekanisme konveksi,
radiasi dan evaporasi.

13

DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Vivian Nanny Lia. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita.
Salemba Medika

Jakarta:

Karyuni, dkk. 2008. Buku Saku Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir Panduan
untuk Dokter, Perawat & Bidan. Jakarta: ECG
M. Kes, Sodikin. 2009. Buku Saku Perawatan Tali Pusat. Jakarta: EGC
Rahayu, Sri Dedeh. 2009. Asuhan Keperawatan Anak dan neonatus.
Salemba Medika

Jakarta:

Uliyah dan aziz. 2009. Keterampilan Dasar Praktik klinik. Jakarta: EGC
Depkes, RI. 2009. Pedoman Asuhan Byi Baru Lahir Terpadu. Jakarta: Depkes RI

14

You might also like