Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Judul
Tinjauan Angkutan Sedimen Akibat Pemasangan CCSP Di Sekitar
Daerah Aliran Sungai Wonokromo Surabaya
B. Latar Belakang
Air adalah sumber daya alam yang sangat pokok untuk kehidupan
mahkluk di bumi khususnya manusia. Tanpa air makhluk hidup akan
mati dan tidak berdaya. Keberadaan air, dewasa ini telah semakin
menipis.
Beberapa daerah bahkan dianggap kekukarangan air
karena Meningkatnya pertambahan penduduk di kota Surabaya
setiap tahunnya terus meningkat. hal ini bisa dilihat dengan
bertambah padatnya pemukiman penduduk di wilayah kota
surabaya. Perluasaan fasilitas juga semakin di tingkatkan. hal ini
akan berimbas pada kondisi lingkungan Kota Surabaya. Perubahan
tata gunan lahan seiring berkembangnya perekonomian masyarakat
mempunyai andil besar dalam masalah lingkungan khususnya
sedimentasi pada sungai yang terus meningkat.
Semakin banyak bangunan yang di dirikan, maka semakin sempit
daerah resapan air. dengan semakin sempitnya daerah resapan air,
maka kelangsungan hidup masyarakatnya juga kan terganggu.
Hal ini yang melatarbelakngi penulisan proposal ini. penelitian ini
bertujuan agar dengan analisa data yang ada, dapat menemukan
solusi terbaik agar tingkat sedimen bisa menurun yang
berkeuntungan menambah daya tampung sungai Jagir Surabaya.
C. Rumusan Masalah
Identifikasi masalah yang muncul meliputi ;
1. Berapa m3 volume sungai yang hilang akibat pemasangan
CCSP pada Daerah Aliran Sungai Wonokromo ?
2. Apakah volume sungai setelah pemasangan CCSP dapat
memenuhi tampungan air berdasarkan debit hujan yang
sudah tercatat ?
3. Bagaimana pengaruhnya terhadap angkutan sedimen yang
terjadi pada Daerah Aliran Sungai Wonokromo ?
D. Batasan Masalah
Batasan masalah mengenai penelitan ini meliputi;
1. Lokasi studi di Daerah Aliran Sungai Wonokromo Surabaya.
2. Lokasi titik sampling dalam penelitian ini mulai dari mendekati
lokasi titik sampling dari Perum Jasa Tirta.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
3.1.1.1
Cairan
dengan:
vs - kecepatan fluida,
L - panjang karakteristik,
Apabila angka Reynold ini kecil akan terjadi aliran yang laminer,
dimana garis aliran sejajar dengan batas permukaan. Sebaliknya
bila angka Reynold besar aliran akan berubah menjadi turbulen.
dimana:
V=kecepatan partikel
g=percepatan gravitasi
L=kedalaman channel
3.1.1.2
Hubungan Arus Searah dengan Silang Siur
Ada hubungan yang sangat signifikan antara mekanisme aliran
cairan dan struktur sedimen yang dibentuknya, terutama silang
siur (ripple). Dalam beberapa percobaan di dalam tabung aliran
searah (unidirectional flow) silang siur sudah mulai terbentuk pada
sedimen pasir setelah kecepatan kritis dilewatinya. Pasir yang
berukuran butir 0,25 0,7 mm dalam Gambar III.1 mulai
terbentuknya silang siur kemudian apabila kecepatan terus
bertambah akan berubah menjadi dune. Kalau kecepatan aliran
terus bertambah dune akan tererosi kembali dan berubah menjadi
mendatar dan selanjutnya berubah menjadi antidune.
Pengaruh hidrodinamika dapat membentuk dua jenis silang siur
dan dune yang berbeda. Pada kondisi hidrodinamika dimana mulai
terbentuk silang siur, kemudian dune sampai dengan sebagian dari
dune dirusak tererosi kembali disebut rejim alir bawah (lower flow
regim). Sedangkan mulai dari sini bila kecepatan aliran terus
bertambah disebut rejim alir atas (upper flow regim).
Flow regim
Lower flow regim (F<1):
Menghasilkan struktur sedimen
cross-lamination
cross-bed
Upper flow regim (F>1):
Akan menghasilkan silang siur, planar-antidune
3.1.1.4
Gravity
Sedimen yang bergerak karena hanya pengaruh gaya gravitasi ini,
ada 3 macam sedimen :
Debris flows (umumnya mud flows)
Grain flows
Fluidized flows
Mud flows (interparticle interaction)
Ada 2 : di bawah air dan di darat
Ciri sedimen hasil mud flows:
dikuasai matrik (matrix-dominated sediment)
sortasi jelek
pejal (tak berlapis)
Grain flows (grain interaction)
Ciri sedimen hasil grain flows:
dikuasai kepingan (fragment dominated-sediment)
terpilah baik dan bebas lempung
Fluidized flows
Ciri sedimennya:
tebal, non-graded clean sand
batas atas dan bawahnya kabur
umumnya terdapat struktur piring (dish structures).
3.1.2 Sedimentasi
Sedimentasi adalah peristiwa pengendapan material batuan yang
telah diangkut oleh tenaga air atau angin tadi. Pada saat
pengikisan terjadi, air membawa batuan mengalir ke sungai,
danau, dan akhirnya sampai di laut. Pada saat kekuatan
pengangkutannya berkurang atau habis, batuan diendapkan di
daerah aliran air tadi. Karena itu pengendapan ini bisa terjadi di
sungai, danau, dan di laut.
Proses sedimentasi berlangsung perlahan dan terus menerus
selama suplai muatan sedimen yang banyak dari daratan masih
terus terjadi. Proses sedimentasi berhenti atau berubah menjadi
Sedimentasi pantai
Sedimen pantai
adalah material sedimen yang
diendapkan di pantai. Berdasarkan ukuran butirnya, sedimen
pantai dapat berkisar dari sedimen berukuran butir lempung
Gambar 4. Estuaria
2. Endapan kapur, yang terdiri dari sisa binatang karang,
lokan, atau rangka ikan. Endapan kapur ini biasanya terjadi
di laut dangkal.
3. Endapan pasir silikon, dihasilkan dari bangkai plankton yang
berangka silikon. Endapan ini terjadi di dasar laut yang
dalam.
Batuan
endapan
yang
berasal
dari
hasil
penghancuran itu adakalanya mengalami penyatuan
kembali menjadi gumpalan besar karena terikat oleh zat
kapur atau oksida silikon. Jika yang diikatnya terdiri dari
kerikil runcing, tajam dan menghasilkan bongkahan, maka
pengendapan ini disebut breksi. Namun apabila bongkahan
itu terdiri dari batubatu bulat akan menghasilkan
konglomerat.
Sedimentasi atau pengendapan yang dilakukan
secara terus menerus dalam jangka waktu lama dapat
mengubah permukaan bumi menjadi dataran yang lebih
tinggi. Pengikisan oleh tenaga air atau mungkin angin di
daerah pegunungan mengakibatkan adanya pengendapan
di daerah yang agak rendah, sehingga lama kelamaan
berubah menjadi dataran tinggi. Misalnya Dataran Tinggi
Dieng, Dataran Tinggi Gayo.
Di daerah sekitar pantai yang lautnya dangkal
sedimentasi dapat menghasilkan dataran rendah. Sungai
yang secara terus menerus membawa bahan endapan akan
mengendap di laut sehingga menjadikan sebuah daratan.
Misalnya dataran rendah Pulau Jawa, atau pantai Timur
Sumatera merupakan daratan hasil sedimentasi.
Sedimentasi di perairan pesisir terjadi perlahan dan
berlangsung menerus selama suplai muatan sedimen yang
tinggi terus berlangsung. Perubahan laju sedimentasi dapat
terjadi bila terjadi perubahan kondisi lingkungan fisik di
daerah aliran sungai terkait. Pembukaan lahan yang
meningkatkan erosi permukaan dapat meningkatkan laju
sedimentasi.
Sebaliknya,
pembangunan
dam
atau
pengalihan
aliran
sungai
dapat
merubah
kondisi
sedimentasi menjadi kondisi erosional.
Bila sedimentasi semata-mata karena tranportasi
muatan sedimen sepanjang pantai, laju sedimentasi yang
terjadi relatif lebih lambat bila dibandingkan dengan
sedimentasi yang mendapat suplai muatan sedimen dari
daratan.
3.1.3 Transportasi Sedimen
3.1.4 Struktur Sedimen
Struktur sedimen merupakan pengertian yang sangat luas,
meliputi penampakan dari perlapisan normal termasuk
kenampakan kofigurasi perlapisan dan/atau juga modifikasi dari
perlapisan yang disebabkan proses baik selama pengendapan
berlangsung maupun setelah pengendapan berhenti. Oleh sebab
itu perlu kiranya dijelaskan dulu apakah sebenarnya yang
dimaksud dengan perlapisan (bedding) itu, sehingga selanjutnya
akan memperjelas batasan struktur sedimen.
Sebenarnya belum ada difinisi perlapisan yang memuaskan
semua fihak, walaupun sebenarnya istilah perlapisan sudah luas
sekali digunakan dalam pemerian runtunan sedimen. Difinisi
yang paling luas digunakan adalah yang diusulkan Otto (1938),
suatu perlapisan tunggal adalah satuan sedimentasi yang
diendapkan pada kondisi fisik yang tetap konstan.
3.2 Hipotesis
Alih fungsi Daerah Aliran Sungai Jagir Surabaya mempercepat
terjadinya sedimen.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis
penelitian survei untuk mengetahui data sedimentasi pada sungai
Wonokromo Surabaya.
3.2 Sumber Data dan Data Penelitian
3.3 Instrumen Pengumpulan Data
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Pada tahap ini peneliti mengambil dan mengumpulkan data meliputi
data primer dan data sekunder.
3.5
DAFTAR PUSTAKA
http://exonn.blogspot.com/2009/11/penendapan.html
http://id.answers.yahoo.com/question/index?
qid=20100323002832AAc3hU8
http://earlfhamfa.wordpress.com/2009/04/26/batuan-sedimensedimentory-rocks/ http://id.wordpress.com/tag/sedimentasi/
http://jurnal-geologi.blogspot.com/2010/02/daftar-isi-sedimentologi.html