Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
dengan cara emisi radiasi elektromagnetik dengan cara konversi internal menuju tingkat
energi inti yang lebih rendah. Proton yang tereksitasi dapat memancarkan radiasi
elektromagnetik sinar gamma melalui proses peluruhan.
Hal ini identik dengan transisi elektron tereksitasi dalam atom dari tingkat energi yang
lebih tinggi ke tingkat energi yang paling rendah disertai dengan pancaran radiasi
elektromagnetik atau pancaran elektron Auger. Compton membolehkan sebuah sinar X yang
panjang gelombangnya
dihamburkan mempunyai puncak intensitas di dua panjang gelombang tersebut adalah sama
seperti panjang gelombang yang masuk, dan yang lainnya, ,, adalah lebih besar sebanyak
. Pergeseran yang dinamakan pergeseran Compton ( Compton shift)
ini berubah
BAB II
LANDASAN TEORI
Di dalam suatu peluruhan gamma, nucleus yang awalnya dalam keadaan tereksitasi akan
membuat transisi ke keadaan energi yang lebih rendah dan dalam prosesnya memancarkan
foton, yang dinamakan sinar-. Ditemukan bahwa sinar- muncul dengan energi-energi
diskret, yang menunjukkan bahwa nukleus-nukleus memiliki tingkat-tingkat energi diskret.
Energi foton sinar- diberikan oleh pernyataan umum berikut:
hv = Eu - El
(2.1)
Jauh berbeda dengan foton-foton yang teremisi dalam transisi-transisi atom, di mana
energinya berorde hanya beberapa eV, energi-energi sinar- berada dalam rentang puluhan
keV sampai MeV.
Lantaran foton-foton sinar- tidak membawa muatan atau massa, nomor atom dan
muatan nukleus tidak mengalami perubahan dalam peluruhan gamma. Jika nukleus yang
tereksitasi ditandai dengan (ZA)*, maka peluruhan gamma ke keadaan dasar dapat ditulis
secara simbolis sebagai
(ZA)* ZA +
(2.2)
Hal ini identik dengan transisi elektron tereksitasi dalam atom dari tingkat energi yang
lebih tinggi ke tingkat energi yang paling rendah disertai dengan pancaran radiasi
elektromagnetik atau pancaran elektron Auger. Pada umumnya keadaan inti tidak berupa
keadaan zarah tunggal, sehingga penyusunan kembali nukleon pada peluruhan gamma adalah
sangat kompleks.
Sinar gamma mempunyai energi yang khas dengan rentangan 0,1MeV sampai dengan
10MeV, yang merupakan karakteristik selisih energi antara keadaan-keadaan inti. Energienergi ini bersesuaian dengan panjang gelombang dangan rentang 10 4 fm sampai dengan 100
fm.
Energi sinar gamma yang dipancarkan sama dengan selisih antara tingkat-tingkat
energi dimana inti atom melakukan transisi.
E
E1 -
E2
E2 -
E1
E3 -
E1
(2.3)
(2.4)
(2.5)
E = E
Perhitungan yang lebih teliti harus melibatkan adanya pentalan (recoil) inti atom
pemancar. Berdasarkan kekekalan energi diperoleh :
mi c 2
mc2
E + E R
(2.6)
Energi yang dilepaskan pada saat terjadi transisi energi inti digunakan sebagai tenaga
sinar gamma dan tenaga recoil inti pemancar, sehingga :
E=E + E R
(2.7)
Berdasarkan hukum kekekalan momentum :
0
(2.8)
P + P i
Bila
mi dan
Pi
energi kinetik recoil inti dapat ditentukan secara non relativistik, karena kelajuan recoil inti
sangat kecil, yakni :
E R=
pi 2
2 mi
(2.9)
Dengan menerapkan hukum kekekalan momentum dapat dibuktikan bahwa :
Pi=P =
E
C
(2.10)
Sehingga besar recoil inti :
E R=
E2
2 miC 2
(2.1.1)
Dengan demikian besar energi gamma adalah :
2
E = E=mi c m c =(m m) c
(2.12)
Peluruhan gamma dari inti tereksitasi memerlukan selang waktu tertentu, seperti peluruhan
pada atom yang tereksitasi memiliki umur paruh tingkat eksitasi atom 10 -8 detik untuk
elektron-elektron valensi dan 10-15 detik untuk eksitasi lubang (hole) yang tercipta setelah
terjadi pancaran elektron dari kulit atom yang lebih dalam. Keadaan eksitasi inti memiliki
umur paruh terhadap pancaran gamma pada rentang 10-16 detik sampai lebih dari 100 tahun.
Umur paruh ini dapat diperkirakan secara kasar dengan pendekatan semiklasik. Dapat
ditunjukkan dari persamaan Maxwell bahwa sebuah titik muatan e yang mengalami
percepatan akan memancarkan radiasi elektromagnetik dengan laju : (semua besaran
dinyatakan dalam satuan elektrostatis).
e2 a2
c3
dE 2
=
dt 3
(2.13)
dengan a adalah percepatan gerak muatan yang besarnya dapat ditentukan dari
komponen-komponen
2
kecepatan
2
a = ( a x + a y +a z )1/2
pada
sumbu
x,
y,
dan
sebagai
berikut
(2.14)
Untuk membuat model yang sederhana dari proses emisi, diasumsikan bahwa muatan
yang meradiasi ( elektron di dalam atom atau proton didalam inti) berosilasi dengan gerak
selaras sederhana, secara berturutan pada sumbu x, y, dan z sebagai berikut :
x = x0 cos t
y = y0 cos t
z = z0 cos t
Pemilihan amplitudo gerak selaras tersebut dipilih sedemikian rupa sehingga :
x 20+ y 20+ z 20
(2.15)
Dengan R menyatakan jari-jari atom atau jari-jari inti.
Radiasi elektromagnetik dihasilkan oleh muatan titik yang bergerak. Pada
kenyataannya inti atom merupakan distribusi muatan yang lebih luas. Aliran arus listrik
dibangkitkan oleh gerakan spin dan orbit nukleon-nukleon. Medan listrik dan medan magnet
yang dihasilkan dalam transisi keadaan inti adalah sangat kompleks.
Meskipun dalam persoalan radiasi klasik, sifat paritas tidak begitu penting, namun
pada peluruhan gamma yang terjadi diantara keadaan-keadaan inti, paritas memegang peranan
yang sangat penting. seperti peluruhan pada atom yang tereksitasi memiliki umur paruh
tingkat eksitasi atom 10-8 detik untuk elektron-elektron valensi dan 10-15 detik untuk eksitasi
lubang (hole) yang tercipta setelah terjadi pancaran elektron dari kulit atom yang lebih dalam.
Keadaan eksitasi inti memiliki umur paruh terhadap pancaran gamma pada rentang 10 -16 detik
sampai lebih dari 100 tahun.
pendekatan semiklasik. Dapat ditunjukkan dari persamaan Maxwell bahwa sebuah titik
muatan e yang mengalami percepatan akan memancarkan radiasi elektromagnetik dengan laju
: (semua besaran dinyatakan dalam satuan elektrostatis).
Jika radiasi multipol di antara keadaan awal i dan keadaan akhir f menghasilkan
perubahan paritas pt, maka kekekalan paritas mensyaratkan :
(2.16 )
Dalam perhitungan mekanika kuantum masing-masing momen multipol dengan orde
L, menghasilkan radiasi yang membawa momentum sudut dengan besar Lr / h.
(Yusman Wiyatmo, 2006)
Cara lain radiasi berinteraksi dengan atom adalah melalui efek compton, dalam mana radiasi
dihamburkan oleh elektron hampir bebas yang terikat lemah pada atomnya. Sebagian energi
radiasi diberikan kepada elektron, sehingga terlepas dari atom energi yang sisa diradiasikan
kembali sebagai radiasi elektromagnet.
Menurut gambaran gelombang, energi radiasi yang dipancarkan itu lebih kecil
daripada energi radiasi yang datang (selisihnya berubah menjadi energi kinetik elektron),
namun panjang gelombang keduanya tetap sama. Konsep foton meramalkan hal yang berbeda
bagi radiasi yang dihamburkan.
Proses hamburan ini di analisa sebagai suatu interaksi (tumbukan dalam pengertian
partikel secara klasik) antara sebuah foton dan sebuah elektron, yang kita anggap diam.
2
Elektron pada keadaan diam memiliki energi diam me c . Sebuah inti yang tereksitasi dapat
meluruh dengan cara emisi radiasi elektromagnetik dengan cara konversi internal menuju
tingkat energi inti yang lebih rendah. Proton yang tereksitasi dapat memancarkan radiasi
elektromagnetik sinar gamma melalui proses peluruhan.
Hal ini identik dengan transisi elektron tereksitasi dalam atom dari tingkat energi yang
lebih tinggi ke tingkat energi yang paling rendah disertai dengan pancaran radiasi
elektromagnetik atau pancaran elektron Auger.
Compton membolehkan sebuah sinar X yang panjang gelombangnya
didefenisikan secara tajam jatuh pada sebuah blok graphit. Sinar masuk terdiri dari satu
macam saja panjang gelombang
intensitas di dua panjang gelombang tersebut adalah sama seperti panjang gelombang yang
masuk, dan yang lainnya, ,, adalah lebih besar sebanyak
pergeseran Compton ( Compton shift)
Sebuah inti yang tereksitasi dapat meluruh dengan cara emisi radiasi elektromagnetik
dengan cara konversi internal menuju tingkat energi inti yang lebih rendah. Proton yang
tereksitasi dapat memancarkan radiasi elektromagnetik sinar gamma melalui proses
peluruhan.
Setelah hamburan foton memiliki energi E dan momentum P dan bergerak pada arah
yang membuat sudut terhadap arah foton datang. Elektron memiliki energi total E e dan
momentum Pe dan bergerak pada arah yang membuat sudut terhadap foton datang.
Selama tumbukan-tumbukan foton maka elektron-elektron yang terikat berperilaku
seperti elektron besar yang kita tinjau di dalamnya. Dengan pengecualian bahwa massa
efektifnya adalah jauh lebih besar.
( Kenneth Krane, 1992)
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
Peralatan
1
Tabung GM
Berfungsi sebagai detektor radiasi sinar gamma.
Rak tabung GM
Berfungsi sebagai tempat untuk tabung GM, Unsur, dan Absorber.
Stopwatch
Berfungsi untuk mengukur lamanya pencacahan.
Penjepit
Berfungsi untuk menjepit peralatan.
Absorber Al dan Pb
Berfungsi untuk menyerap radiasi sinar gamma.
Kabel coaxial
Berfungsi sebagai penghubung tabung GM dengan Skalar.
Sarung tangan
Berfungsi sebagai alat untuk melindungi tangan dari radiasi agar tidak kontak
langsung dengan sumber radiasi.
10 Masker
Berfungsi untuk melindungi mulut dan hidung dari radioaktif.
2
Bahan
1
Co-60
Berfungsi sebagai sumber radioaktif radiasi sinar gamma.
Prosedur Percobaan
belakang
Dilakukan pencacahan sebanyak tiga kali dan dihitung nilai rata-rata cacahan.
B Menggunakan Absorber
1
Dicatat laju pencacahan sebanyak 3 kali dah dihitung nilai rata-rata cacahannya.
BAB IV
= 0,693 / 0
=~
= 0,693 / 2,5
= 0,27
= 0,693 / 5
= 0,138
= 0,693 / 7,5
= 0,09
= 0,693 / 10
= 0,0693
= 0,693 / 12,5
= 0,055
= 0,693 / 15
= 0,0462
= 0,693 / 20
= 0,03465
= 0.693 / 25
= 0,02772
rata-rata = 0,08143
= 0.693 / 0
=~
= 0,693 / 1
= 0,693
= 0,693 / 2
= 0,346
= 0,693 / 3
= 0,23
= 0,693 / 4
= 0,173
= 0,693 / 6
= 0,1155
= 0,693 / 8
= 0,086
= 0,693 / 10
= 0,0693
= 0,693 / 12
= 0,053
rata-rata = 0,196
3. Menentukan koefisien serapan total untuk setiap penyerapan.
t = Al + Pb
t = 0,08143 + 0,196
t = 0,277
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Hubungan antara intensitas sinar gamma dengan ketebalan absorber yaitu sinar gamma
bila melewati suatu materi akan menghasilkan beberapa pasang ion primer, dimana ionion primer tersebut selanjutnya akan melakukan proses ionisasi sekunder sehingga
diperoleh pasangan ion yang lebih banyak dibandingkan ion yang terbentuk pada proses
ionisasi primer sehingga sinar gamma itu sering diidentikkan dengan proses ionisasi
sekunder.
2. Menentukan koefisien serapan masing-masing data
= 0.693
x
a. Untuk absorber Aluminium
= 0,693 / 0
=~
= 0,693 / 2,5
= 0,27
= 0,693 / 5
= 0,138
= 0,693 / 7,5
= 0,09
= 0,693 / 10
= 0,0693
= 0,693 / 12,5
= 0,055
= 0,693 / 15
= 0,0462
= 0,693 / 20
= 0,03465
= 0.693 / 25
= 0,02772
rata-rata = 0,08143
b. Untuk absorber Timbal
= 0.693 / 0
=~
= 0,693 / 1
= 0,693
= 0,693 / 2
= 0,346
= 0,693 / 3
= 0,23
= 0,693 / 4
= 0,173
= 0,693 / 6
= 0,1155
= 0,693 / 8
= 0,086
= 0,693 / 10
= 0,0693
= 0,693 / 12
= 0,053
rata-rata = 0,196
3. Aplikasi dari sinar Gamma adalah sebagai pengobatan medis yang menggunakan sinar
gamma untuk menghancurkan penyakit seperti kanker atau tumor, selain itu sangan
berguna dalam bidang pertambangan. Bidang industri, digunakan untuk mensterilkan
makanan dan membunuh bakteri. Bidang pertanian, digunakan untuk menghasilkan
bibit unggul.
5.2 Saran
1.
2.
3.
4.
4000
3000
2000
1000
0
0
10
15
20
Tebal (mg/cm2 )
Slope =
Y
X
40002500
1510
1500
5
= 300
25
30
6000
4000
2000
0
0
Tebal (mg/cm2 )
Slope =
Y
X
40001600
42
2400
2
= 1200
10
12
14
GAMBAR PERCOBAAN
ABSORBSI BETA
DAFTAR PUSTAKA