You are on page 1of 26

BAB II

TINJAUAN TEORITIS
A.

KONSEP MEDIK
1.

Pengertian Tuberculosis Paru.


Tuberculosis Paru adalah Penyakit infeksi yang terutama disebabkan oleh Mycobacterium Tubercolosis, penyakit ini
biasanya menyerang paru-paru dan menyebar hampir k setiap bagian tubuh termasuk maningeal, ginjal, tulang, dan nodus limfe
(KMB Buku Saku Brunner dan Suddarath).
Menurut Price A. Sylvia (1955 : 753) Tuberculosis Paru adalah merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh
Mycobacterium Tuberculosis. Pendapat yang sama dikemukakan oleh :
Arif Mansjoer (2001 : 472) menuliskan Tuberculosis Paru adalah penyakit infeksi yang yang disebabkan oleh

Mycobacterium Tuberculosis dengan gejala yang sangat bervariasi.


Menurut Robins & Kumar (1995 : 161) Tuberculosis Paru merupakan penyakit menular Granulomatosa Kronik yang

disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis.


2.

Etiologi
Penyebab Tuberculosis Paru adalah Mycobacterium Tuberculosis, sejenis kuman yang berbentuk batang dengan ukuran
panjang 1-4/UM dan tebal 0,3-0,6/UM. Kuman mempunyai kandungan lipid yang kompleks. Lipid inilah yang membuat kuman
lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisik. Kuman dapat bertahan hidup pada udara kering maupun pada keadaan dingin
(dapat hidup bertahun-tahun dalam lemari es) hal ini karena kuman berada dalam sifat dormant. Dan sifat dormant ini kuman
dapat bangkit dan menjadikan tuberculosis aktif lagi (Ilmu Penyakit Dalam jilid II 2001 : 820-821).

3.

Patofisiologi
Sumber penularan adalah penderita TBC bta (+), infeksi primer terjadi saat seseorang pertama kali terpapar dengan
kuman, droplet yang terhirup, sangat kecil ukurannya + 0,2 0,3 mm, lebih kecil dari sel darah merah, sehingga dapat melewati
sistem pertahanan Mokoselier Bronkus dan terus berjalan hingga sampai di Alveolus dan menetap disana. Infeksi dimulai saat
kuman Tubercolosis berkembang biak dalam paru, saluran paru akan membawa kuman Tubercolosis ke dalam saluran Limpe,
disekitar hilus paru disebut sebagai kompleks primer. Waktu antara terjadi sampai ke kompleks primer adalah 4 5 minggu,
setelah terjadi infeksi primer tergantung dari respon daya tahan tubuh. Adanya infeksi dapat dibuktikan dengan terjadinya reaksi
Tuberculin dari negatif menjadi positif.
Kelanjutan setelah infeksi primer tergantung dari banyaknya kuman yang masuk dan besarnya respon daya tahan tubuh
(Imunitas Seluler). Pada umumnya reaksi daya tahan tubuh tersebut dapat menghentikan perkembangan kuman Tubercolosis,
persistem atau dormeint. Kadang-kadang daya tahan tubuh tidak mampu menghentikan perkembangan kuman, akibatnya dalam
beberapa bulan yang bersangkutan akan menjadi Tubercolosis.
Tubercolosis Pascaprimer (Pos Primary Tubercolosis) biasanya terjadi setelah beberapa bulan atau tahun setelah infeksi
primer misalnya karena daya tahan tubuh menurun akibat terinfeksi atau status gizi yang buruk. Ciri dari Tubercolosis
Pascaprimer adalah kerusakan paru yang luas dengan terjadinya kapitas atau efusi pleura.

4.

Manifestasi Klinis
Keluhan yang dirasakan penderita dapat bermacam-macam atau malah tanpa keluhan sama sekali, keluhan yang
terbanyak adalah :
a.

Demam
Biasanya subfebril menyerupai dengan influenza. Tetapi kadang-kadang panas badan dapat sembuh sebentar, tetapi
kemudian dapat timbul kembali. Begitulah seterusnya hilang timbulnya demam influenza ini sehingga pasien merasa tidak
pernah bebas dari serangan demam influenza. Keadaan sangat dipengaruhi oleh daya tahan tubuh pasien dan berat ringannya
infeksi kuman tuberculosis yang masuk.

b.

Batuk darah
Batuk terjadi karena adanya iritasi pada bronkus. Batuk ini diperlukan untuk membuang produk radang keluar. Sifat
batuk dimulai dari batuk kering (non produktif) setelah timbul peradangan menjadi produktif (menghasilkan sputum).
Keadaan yang lanjut berupa batuk darah karena terdapat pembuluh darah yang pecah.

C. Sesak Nafas
Pada penyakit yang ringan (baru tumbuh) belum dirasakan sesak nafas. Sesak nafas akan ditemukan pada penyakit yang
sudah lanjut, yang infiltrasinya sudah meliputi setengah badan paru-paru.
c.

Nyeri Dada

Gejala ini agak jarang ditemukan. Nyeri dada timbul bila infiltrasi radang sudah sampai ke pleura sehingga menimbulkan
pleuritis.
d.

Malaise
Gejala malaise sering ditemukan berupa anoreksia tidak ada nafsu makan, badan makin kurus, sakit kepala, keringat
malam hari.

5.

Komplikasi
1.

Pnemothorax (adanya udara pada rongga pleura) spontan kolaps karena kerusakan jaringan
paru.

2.

Kolaps dari lobus akibat Retraksi dari Bronchial

3.

Bronhestasis (pelabaran Bronhus setempat) dan fibrosis (pembentukan jaringan ikat pada
proses pemulihan atau relatif) pada paru.

4.

Hemoptisis berat (perdarahan dari saluran pernapasan bawah yang dapat mengakibatkan
kematian karena syok hipovolomik atau tersumbatnya jalan napas.

6.

5.

Insufisiensi Cardio Pulmonal.

6.

Penyebaran infeksi ke organ lain : Otak, Persendian, Ginjal.

Pemeriksaan Diagonistik
Kultur Sputum

Positif untuk Mycobacterium Tubercolosa, golongan tahap aktif penyakit.


Ziehl Neesen

Pemakaian asam cefat pada gelas kaca untuk usapan cairan darah positif untuk basil asam cefat.
Tes Kulit

PPD, Mantoux, Patogen Vellmas. Reaksi positif menunjukkan infeksi masa lalu dan adanya antibodi tetapi tidak secara
berarti menunjukkan progresif aktif.
Foto Thoraks

Dapat menunjukkan infiltrasi awal pada area paru atas, simpanan cairan kalsium, lesi sembuh primer atau efusi cairan.
Histology atau Kultur Jaringan.

Termasuk pembersihan jaringan gaster, urine dan cairan cerebrospinal, biopsy kulit positif untuk mycobacterium TBC
Elektrolit

Dapat tak normal tergantung lokasi berat kerusakan sisa pada paru.
7.

Perawatan Tuberculosis Paru


Perawatan yang dapat diberikan pada penderita tuberculosis adalah :
a.

Dirawat di Rumah Sakit di tempat isolasi

b.

Bedrest total

c.

Cukup udara segar

d.

Diet TKTP

e.

Tidur semi fowler

f.

Control tanda vital

Menurut Marylin, E, Dongoes, et all : 2000: 242 Perawatan Tubercolosis paru :

Meningkatkan/mempertahankan ventilasi/oksigenasi adekuat

Mencegah penyebaran infeksi

Mendukung perilaku/tugas untuk mempertahankan kesehatan

Meningkatkan strategi koping efektif.

Memberi informasi tentang proses penyakit

Untuk Perawatan TB Paru di rumah antara lain :

Memberi minum air hangat 2000-3500 cc

Menarik nafas ditengah uap panas dapat membantu membersihkan saluran pernafasan

Apabila batuk mengganggu di malam hari berikan air jeruk panas yang dicampur 1 sendok madu.

Periksa dokter apabila :

Batuk bertahan 2-3 minggu setelah influenzanya sendiri teratasi.

Batuk disertai darah/lender yang semakin lama semakin gelap dan hijau warnanya.

Dada terasa sakit dan sulit bernafas

Penderita merasa demam dan rasa tidak enak badan semakin parah.

8. Pencegahan Tuberculosis Paru


Menurut Price A Sylvia pencegahan tuberculosis adalah karena tubercuosis sebagai penyakit menular, maka dibutuhkan
upaya pencegahan agar orang lain tidak terkena penyakit tersebut. Upaya pencegahan tersebut antara lain adalah :
a.

Melakukan sterilisasi dahak, sarung bantal

b.

Sinar matahari langsung membunuh kuman TB dalam waktu 5 menit. Maka memanfaatkan sinar matahari adalah cara yang
paling cocok untuk dilakukan didaerah tropis, letak kuman dapat bertahan hidup selama berbulan-bulan ditempat gelap.

c.

Sodium hipoklovit (1%) melarutkan dahak dan membunuh tuberculosis dengan cepat, tetapi harus digunakan dibawah gelas,
karena bahan tersebut dapat merusak logam

d.

Panas : tuberculosis dimusnahkan dalam waktu 20 menit pada suhu 60 OC dan dalam waktu 5 menit pada suhu 70 OC

e.

Tisu harus dibakar selekas mungkin sudah digunakan

f.

Menjemur dibawah sinar matahari semua bahan seperti selimut, ini merupakan metode yang baik dan sederhana terutama
didaerah tropis.

9.

Pengobatan TB Paru
Sebelum ditemukan obat-obat anti tuberculosis dan setelah diketahui penyebab penyakit ini karena infeksi bakteri,
pengobatan tuberculosis mengalami beberapa tahapan yakni:
a.

Health Resort Era


Setiap pasien tuberculosis harus dirawat di sanatorium, yakni tempat-tempat yang berudara segar, sinar matahari yang cukup,
suasana yang menyenangkan dan makanan yang bergizi tinggi.

b.

Bedrest Era
Dalam hal ini pasien tidak perlu dirawat di sanatorium, tetapi cukup diberi istirahat setempat terhadap fisiknya saja,
disamping makanan yang bergizi tinggi. Usaha pengobatan pada healt resort dan bedrest era, masih bersifat pemberantasan
terhadap gejala yang timbul.

c.

CollapseTtherapy Era
Disini cukup paru-paru yang sakit saja diistirahatkan dengan melakukan pneumonia artificial. Paru-paru yang sakit dibuang
secara wedge resection, satu lobus atau satu bagian paru.

d.

Chemotherapy Era
Disini revolusi dalam pengobatan tuberculosis, yakni dengan ditemukannya streptomisin suatu obat anti tuberculosis paru
mulai tahun 1944 dan bermacam-macam obat lainnya pada tahun-tahun berikutnya. Pada tahun 1964 dengan ditemukannya
rifampisin terjadi semacam mini revolusi dalam kemoterapi terhadap tuberculosis, karena jangka waktu pengobatan dapat
dipersingkat menjadi 6-9 bulan.dari angka kekambuhan setelah pengobatan dihentikan.

B. KONSEP KEPERAWATAN
1.

Pengertian Proses Keperawatan


Proses keperawatan adalah metode sistematika dimana secara langsung perawat dan klien bersama-sam menentukan masalah
keperawatan, membuat perencanaan dan implementasi serta mengevaluasi hasil asuhan keperawatan tersebut.Tayler, C.Lilis dan
Laode Jumadi gafar (1999:54).

2. Tujuan Proses Keperawatan


Tujuan proses keperawatan adalah memberikan pelayanan yang utama berdasarkan pada pemenuhan kebutuhan dasar
manusia dalam aspek bio-psiko-sosial yang komprehensif ditujukan pada individu, keluarga maupun komunitas yang sehat dan
sakit.
3.

Tahap-Tahap Proses Keperawatan


a.

Pengkajian
Pengkajian merupakan dasar utama atau langkah awal dalam proses keperawatan secara keseluruhan. Pada tahap ini
semua data/informasi tentang klien yang dibutuhkan, dikumpulkan dan dianalisa untuk menentukan diagnosa keperawatan.
1) Biodata
Terdiri dari nama,jenis kelamin,umur, status perkawinan, alamat, pendidikan, pekerjaan dan agama.
2) Riwayat Kesehatan
a)

Riwayat kesehatan sekarang


Alasan masuk rumah sakit/keluhan utama yang dirasakan, riwayat keluhan utama, keluhan lain yang menyertai,
diagnosa medik.

b) Riwayat kesehatan masa lalu


Prosedur operasi dan perawatan rumah sakit sebelumnya, kebiasaaan.
c)

Riwayat kesehatan keluarga


a.

Genogram 3 generasi

b.

Identifikasi berbagai penyakit turunan.

3) Pola Kegiatan Sehari-Hari


Apakah terjadi perubahan pola kegiatan sehari-hari yakni : pola nutrisi, pola eliminasi, pola istirahat dan tidur, personal
hygiene, aktifitas dan olah raga.
4) Aspek Sosial
Hubungan dengan keluarga, hubungan dengan perawat, keadaan ekonomi keluarga.
5) Pemeriksaan Fisik
a)

Keadaan Umum : nampak sakit berat, sedang, ringan

b)

Kepala : bentuk, nyeri,pusing

c)

Tanda-tanda vital : tekanan darah, suhu badan, nadi dan pernafasan.

d)

Sistem penginderaan
1) Mata

: Konjungtiva, pupil, lapang pandang, hematoma,adanya nyeri.

2)

Hidung : Fungsi penciuman,simteris kiri dan kanan, keadaan septum, nyeri, peradangan

3)

Telinga : Fungsi pendengaran simetris kiri dan kanan, nyeri, peradangan

4)

Lidah : Fungsi pengecapan,kebersihan.

5)
e)

Kulit : Respon terhadap panas dan dingin, nyeri dan sentuhan, turgor, kelembaban, warna , suhu.
Sistem Pernafasan

Apakah ada cuping hidung, frekuensi pernafasan,bunyi nafas,nyeri dada, dispnoe, takipnoe,cyanosis, adanya ronchi
dan wheezing.
f)

Sistem Kardiovaskuler
Apakah ada hipertensi,hipotensi, tekanan darah, frekuensi nadi, ictus kordis, riwayat penyakit jantung,tekanan vena
jugularis.

g)

Sistem Pencernaan
Adanya massa, peristaltic usus baik atau tidak, adanya konstipasi,mual, muntah, nafsu makan, gangguan fungsi
pengecapan,perut kembung.

h)

Sistem Neurologi.
Kesadaran, nyeri kepala, fungsi sensorik dan motorik, kesemutan, pusing, koordinasi gerakan.

i)

Sistem Muskuloskeletal

Kekuatan otot. Gangguan pergerakan ekstremitas, adanya spasme otot,nyeri, tonus otot normal atau tidak.
j)

Sistem Perkemihan
Apakah ada nyeri, warna urin,bau,anuri,tidak ada bising usus, inkontinensia urine, frekuensi BAK.

k)

Sistem Integumen
Turgor kulit, perubahan warna pada daerah sekitar luka operasi, suhu pada area luka operasi, keadaan kulit.

l)

Sistem Endokrin
Apakah ada riwayat penyakit DM

4. Diagnosa Keperawatan
Pengkajian merupakan dasar utama atau langkah awal dalam proses keperawatan secara keseluruhan.Pada tahap ini
semua data/informasi tentang klien yang dibutuhkan, dikumpulkan, dan dianalisa untuk menentukan diagnosa keperawatan.
1.

Infeksi/ resiko tinggi berhubungan dengan pertahan primert tidak adekuat

2.

Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan adanya sputum

3.

Resiko tinggi perubahan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan membran alveolar kapiler.

4.

Perubahan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat.

5.

Kurang pengetahuan mengenai kondisi,aturan tindakan, dan pencegahan penyakit berhubungan dengan keterbatasab
kognitif.

6.
5.

Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan terhadap proses penyakit.


Perencanaan.

Diagnosa I : Infeksi/ resiko tinggi berhubungan pertahan primer tidak adekuat


Kriteria hasil

: Hasil yang diharapkan

Mempertahankan jalan nafas

Menunjukkan perilaku untuk memperbaiki, mempertahankan bersihan jalan nafas

Berpartisipasi dalam pengobatan

Mengidentifikasi pengobatan, komplikasi dan tindakan yang tepat

Intervensi :
1.

Kaji fungsi pernafasan; contoh bunyi nafas, kecepatan irama dan kedalaman serta penggunaan otot
aksesoris
Rasional

: Penurunan bunyi nafas menunjukan ateletaktasis, dan ketidak mampuan untuk membersihkan jalan
nafas yang dapat menimbulkan pengguanan otot-otot aksesoris pernafasan dan peningkatan kerja
pernafasan.

2.

Catat kemampuan untuk mengeluarkan mukosa, batuk efektif,catat karakter,jumlah sputum dan adanya hemoptisis.
Rasional :

Pengeluaran sulit bila secret tebal, sputum berdarah kental atau darah cerah akibat kerusakan paru
atau luka bronchial dan dapat memerlukan evaluasi/intervensi lanjut.

3.

Berikan posisi semi fowler


Rasional

: Posisi semi fowler dapat membantu memaksimalkan ekspansi paru dan menurunkan upaya
pernafasan.

4.

Bantu pasien untuk batuk dan latihan nafas dalam


Rasional :

Ventilasi maksimal membuka area atelektasis dan meningkatkan gerakan secret kedalam jalan nafas
untuk dikeluarkan

5.

Bersihkan secret dari mulit/trakea, pengisapan sesuai keperluan


Rasional :

Mencegah terjadinya obstruksi atau aspirasi.Pengisapan dapat diperlukan bila pasien tak mampu
mengeluarkan secret.

6.

Pertahankan masukan cairan sedikitnya2500 ml/hari


Rasional :

Pemasukkan tinggi cairan membantu untuk mengencerkan dahak dan membuatnya mudah
dikeluarkan.

7.

Pertahankan pemasukkan oksigen bila terpasang


Rasional :

Membantu pada saat aspirasi

8. Penatalaksanaan obat mukolitik, bronkodilator, dan antibiotic


Rasional : Memberikan cairan dan penggantian elektrolit.
Diagnosa II : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake tidak adekuat.

Kriteri hasil

Menunjukkan peningkatan mencapai tujuan dengan nilai lab normal dan bebas malnutrisi, serta
melakukan perubahan pola hidup untuk meningkatakan dan atau mempertahankan berat badan yang
tepat.

Intervensi :
1.

Catat status nutrisi klien


Rasional : Berguna dalam mendefinisikan derajat/luasnya masalah dan pilihan intervensi yang tepat

2.

Pastikan pola diit biasa pasien yang disukai/tidak disukai


Rasional : Membantu dalam mengidentifikasikan kebutuhan / kekuatan khusus, pertimbangkan keinginan
individu dapat memperbaiki masukan diit.

3.

Awasi masukan /pengeluaran dan berat secara periodiks.


Rasional : Berguna dalam mengukur keefektifan nutrisi dan dukungan cairan.

4.

Selidiki anoreksia, mual,muntah serta terdapat kemungkinan ada hubungan dengan obat,awasi frekuensi, konsistensi
feces.
Rasional

: Dapat menpengaruhi pilihan diit dan mengidentifikasikan masalah untuk meningkatkan pemasukkan /
penggunaan nutrient.

5. Dorong dan berikan periode istirahat sering.


Rasional

: Membantu menghemat energi khususnya bila kebutuhan metabolic meningkat saat demam.

6. Dorong makan sedikit tapi sering dengan makanan TKTP


Rasional

: Memaksimalkan masukan nutrisi tanpa kelemahan yang tidak perlu/kebutuhan energi dari makanan
banyak dan menurunkan iritasi lambung.

7.

Rujuk keahli diit untuk menentukan komposisi diidt yang tepat


Rasional

8.

: Membantu menghemat energi khususnya bila kebutuhn metabolic meningkat saat demam.

Berikan antipitretik yang tepat


Rasional

: Mempermudah intervensi selanjutnya.

Diagnosa III : Gangguan pola istirahat dan tidur berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh.
Kriteri hasil

: Mampu menciptakan pola tidur yang adekuat.

Intervensi :
1.

Kaji pola tidur klien


Rasional :

2.

Mempermudah intervensi selanjutnya.


Kaji hal-hal yang mengganggu pola tidur klien

Rasional :
3.

Mempermudah dalam mengidentifikasi intervensi selanjutnya


Berikan kesempatan untuk beristirahat/tidur sejenak dan mengurangi aktifitas.

Rasional :

Karena aktivitas yang lama dapat menimbulkan kelelahan.

4. Dorong posisi nyaman dalam mengubah posisi.


Rasional : Pengubahan posisi mengubah area tekanan dan meningkatkan istirahat yang cukup.
5.

Anjurkan minum air hangat sebelum tidut


Rasional :

6.

Kurangi kebisisngan
Rasional :

7.

Untuk mengencerkan dahak sehingga tidur tidak terganggu.


Memberikan situasi kondusif untuk tidur

Hindari mengganggu bila mungkin


Rasional :

Tidur tanpa gangguan menimbulkan rasa segar setelah bangun tidur.

Diagnosa IV

: Kecemasan berhubungan dengan kurangnya informasi

Kriteri hasil

: Klien dapat mengerti dan memahami tentang kondisi aturan tindakan, dan pencegahan dengan tidak
merasa cemas, klien paham dengan penyakit yang dideritanya.

Intervensi :
1.

Kaji pengetahuan klien tentang proses penyakitnya


Rasional :

2.

Identifikasi gejala yang timbul pada klien


Rasional :

3.

Untuk mengetahui tentang pemahaman klien tentang proses penyakit yang dideritanya.
Dapat menunjukkan kemampuan atau pengaktifan ulang penyakit yang memerlukan evaluasi lanjut.
Jelaskan dosis obat, frekuensi pemberian, kerja yang diharapkan dan alasan pengobatan lama.

Rasional :
4.

Meningkatkan kerja sama dalam program dan mencegah penghentian obat sesuai perbaikan kondisi.

Dorong pasien untuk mengungkapakn perasaannya dan beri umpan balik.


Rasional : Membuat hubungan terapeutik untuk mengungkapkan perasaannya

5.

Anjurkan pasien untuk selalu mendekatkan diri kepada Tuhan YME


Rasional :

Merasa lebih tenag dan dapat mengontrol diri serta memberi keyakinan

b. .Implementasi.
Merupakan pelaksanaan perawatan oleh perawat kepada pasien sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan dan
dialkukan secara cermat serta efisien pada situasi yang tepat guna memenuhi kebuthan pasien secara optimal.
c.

Evaluasi
Akhir dari proses penilaian pencapaian tujuan serta pengkajian ulangf yang telah ditentukkan berdasarkan keakuratan
kelengkapan dan kualitas data. Proses evaluasi dilakukan dengan menggunakan format SOAP.

BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Tn. E.M
DENGAN GANGGUAN SISTIM PERNAFASAN
TUBERCULOSIS PARU
DIRUANG G4 (TROPIK INFEKSI) DI R.S.U.D PROF DR.H.ALOEI SABOE
Tanggal masuk

: 20 Januari 2009

Ruang kelas

Tanggal pengkajian

: G4 (Tropik/Infeksi)

: 23 Januari 2009

Sumber informasi: Klien dan Keluarga

Diagnosa Medis : Tubercolosis Paru


I. DATA DEMOGRAFI
A. Identitas Klien
Nama

: Tn. E.M

Umur

: 46 Tahun

Jenis kelamin

: Laki - laki

Alamat

: Paguat

Agama

: Kristen Protestan

Pendidikan

: SMA

Pekerjaan

: Karyawan Pabrik Gula Tolangohula

B. Identitas Penanggung Jawab


Nama

: Ny. F.P

Umur

: 42 Tahun

Alamat

: Paguat

Agama

: Kristen Protestan

Pendidikan

: SMA

Pekerjaan

: Ibu Rumah Tangga

Hubungan dengan klien

: Isteri

Lain-lain

: Jamsostek

I. RIWAYAT KEPERAWATAN
A. Riwayat Kesehatan Sekarang
1) Alasan Masuk Rumah Sakit
Masuk Rumah sakit dengan keluhan batuk-batuk, sakit dada menyeluruh tembus sampai belakang, keringat dingin,
Keram-keram badan, panas, demam hilang timbul dirasakan + 1 minggu. TD : 90/60 Mmhg, SB : 37,6 0C, N : 80 x/mnt, R :
30 x/mnt
2) Keluhan Utama
Pada saat dikaji tanggal 23 Januari 2009, klien mengeluh batuk-batuk berlendir.
3) Keluhan Menyertai
Klien mengatakan nyeri dada pada saat batuk,tidak ada nafsu makan,pusing,
B. Riwayat Kesehatan Lalu
Klien mengatakan belum pernah mengalami penyakit infeksi sebelumnya, klien hanya pernah menderita penyakit dengan
keluhan batuk, panas, beringus dan berobat ke Puskesmas terdekat. Klien belum pernah dirawat di Rumah Sakit sebelumnya,
klien belum pernah mengalami pembedahan, klien mempunyai kebiasaan merokok, klien tidak ada riwayat alergi obat dan alergi
makanan.

C. Riwayat Kesehatan Keluarga


1.Genogram

46

-------------------------------------------------------------------------------

----------------------------------------

-----------------------------------------------------------

Ket :
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: Serumah

2. Riwayat Kesehatan Anggota Keluarga


Menurut klien ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama yaitu orang tua laki-laki klien dan sudah
mendapat pengobatan selama 6 bulan.
D.

Riwayat Psikososial
Orang yang terdekat dengan klien adalah anak dan istrinya, interaksi klien dengan keluarga,perawat baik, dalam setiap
ada masalah dalam keluarga dipecahkan secara bersama-sama, keluarga merasa cemas dengan kondisi klien, demikian juga klien
cemas tentang proses penyakitnya dan bertanya-tanya tentang kesembuhan penyakitnya, harapan keluarga dan klien semoga setelah
menjalani perawatan pengobatan dapat lekas sembuh dan dapat beraktifitas seperti sedia kala.

E. Keadaan Spiritual Klien


Klien percaya kepada TuhanNYA dan meyakini Kristen ebagai agamanya, selama menjalani perawatan di Rumah Sakit
klien belum pernah melakukan kegiatan keagamaan seperti ibadah karena keadaannya yang lemah dan merasakan sakit jika
melakukan pergerakan yang lebih.
F. Kondisi Lingkungan Rumah
Klien mengatakan klien tinggal bersama isteri dan anak-anaknya ,menurut klien tempat tinggalnya memiliki ventilasi
yang memadai, bangunan permanent, memiliki tempat sampah.dan sumber air berasal dari sumur serta memiliki jamban.

G.

Aktifitas Sehari-Hari
1. Nutrisi
Sebelum sakit

: Frekuensi makan 3 kali sehari dengan jenis makanan nasi dan lauk pauk, nafsu makan klien baik, waktu
makan klien teratur, klien tidak memiliki makanan pantangan..

Saat sakit

: Saat dikaji klien mengeluh tidak ada nafsu makan, karena makanan terasa pahit dimulut dan terasa tidak enak
dimakan, klien makan bubur ditambah telur tapi porsi makan tidak dihabiskan hanya sebanyak 3 - 4 sendok.

2.

Cairan

Sebelum sakit

: Frekuensi minum 6-8 gelas sehari dengan jenis minuman air putih. Minuman ini tidak menentu diminum
dengan ukuran gelas 250/gelas.

Saat sakit

: Saat dikaji klien minum 5-6 gelas, minum air putih dan dengan ukuran gelas 250 ml/gelas. Klien terpasang
infus Rl 20 gtt/mnt

3.

Eliminasi

BAK
Sebelum sakit

: Frekuensi BAK 3-4 kali/hari dan waktu berkemih tidak menentu, warna kekuningan , bau khas, tidak ada
keluhan saat BAK

Saat sakit

: Frekuensi BAK 3-4 kali/hari dan waktu berkemih tidak menentu,warna urine kuning, dan bau khas obat, klien
tidak mengalami kesulitan dalam hal berkemih

BAB
Sebelum sakit

: Frekuensi BAB 1-2 kali/hari dan waktu tidak menentu, konsistensi feces padat dan berbentuk dengan warna
feces kuning kecoklatan.

Saat sakit

: Saat dikaji klien 1 kali/hari pada waktu pagi, konsistensi feces lembek dengan warna kuning kecoklatan.Tidak
ada keluhan dalam hal BAB

4.

Istirahat Dan Tidur

Sebelum sakit

: Pasien biasanya tidur jam 9 jam/hari dengan waktu tidur malam pukul 20.00 s/d 05.00 dan klien tidak tidur
siang hari, karena klien bekerja, klien tidak susah tidur.

Saat sakit

: Klien tidak bisa tidur ,kadang-kadang siang hanya 30 menit dan malam hari 4-5 jam, klien sering
terbangun dari tidurnya karena batuk dan tidurnya tidak nyenyak.

5.

Aktifitas dan Latihan

Sebelum sakit : Klien sebagai karyawan pada Pabrik Gula Tolanguhula.

Saat sakit

: Klien mengeluh lemah, klien mengatakan tidak dapat beraktifitas sebagaimana biasa, kebutuhannya dibantu
keluarga dan perawat.

6.

Personal Hygiene

Sebelum sakit

: Klien mandi 2 kali sehari, yakni pada pagi hari dan sore hari, sikat gigi 2 kali sehari, keramas 2-3 kali
seminggu, gunting kuku tidak menentu dan ganti pakaian setiap selesasi mandi.

Saat sakit

: Klien belum dapat mandi sendiri hanya dimandikan oleh isterinya dengan menggunakan handuk kecil yang
dibasahi dengan air hangat.

7.

Rekreasi

Sebelum sakit

: Klien tidak pernah rekreasi ketempat wisata, tapi kliien mengatakan sering menonton tv

Saat sakit

: klien mengatakan kegiatannya hanya istirahat

III.

PEMERIKSAAN FISIK

A. Keadaan Umum
Keadaan umum klien nampak lemah
Tingkat kesadaran compos mentis
Tanda-tanda vital ; TD : 100/60 MmHg
SB : 360 C
N : 80 x/menit
R : 21 x/menit
B. Pemeriksaan Sistemik
1)

Sistem Pengideraan
Mata

: Posisi simteris kiri dan kanan tidak ada peradangan konjungtiva anemis/pucat, pergerakan bola mata ke kiri dan ke
kanan keatas dan kebawah baik tidak ada nyeri tekan, tidak menggunakan alat bantu penglihatan, tidak terdapat
lingkaran hitam pada kelopak mata.

Telinga

: Simetris kiri dan kanan, daun telinga normal, tidak merah dan tidak bengkak, tidak ada benda asing, tidak ada
peradangan, fungsi pendengaran baik, berserumen (+), tidak menggunakan alat bantu dengar.

Hidung

: Simetris kiri dan kanan, tidak ada peradangan, tidak ada epiktasis, tidak ada deviasi septum, fungsi penciuman
baik.

Mulut

: Struktur simetris bibir pecah, gigi lengkap, klien dapat menggerakkan lidah kesegala arah, klien tidak ada
kesulitan dalam menelan hanya merasa pahit pada makanan yang masuk ke dalam mulut.

2)

Sistem Pernafasan
Bentuk dada simetris kiri dan kanan , tidak ada pernafasan cuping hidung, klien menggunakan otot bantu pernafasan
dengan frekuensi pernafasan 21x/menit, klien batuk berlendir, warna sputum kuning dan kental, nyeri tekan pada dada (+),
terdapat bunyi tambahan pada paru kiri dan kanan yaitu Ronchi (+). Upaya batuk klien nampak buruk.

3) Sistem Kardiovaskuler
Pengisian kapiler baik ( 3 detik), tidak terdapat distensi vena jugularis, nadi teraba dengan baik (N : 80 x/menit),(TD :
100/60 MmHg), klien mengeluh nyeri dada pada saat batuk dan nyeri ini dirasakan hilang timbul, klien tidak ada riwayat
hipertensi.
4) Sistem Pencernaan
Bibir pecah-pecah, gigi lengkap, warna abdomen sama dengan warna kulit sekitar, bentuk abdomen simetris, gerakan
abdomen normal, peristaltic usus 8 x/menit, tidak ada nyeri tekan, klien hanya merasakan pahit dimulut pada saat makan, porsi
makan tidak dihabiskan 3-4 sendok makan, keadaan anus normal, tidak ada lesi.
5) Sistem Perkemihan
Tidak ada nyeri pinggang,tidak ada distensi kandung kemih,palpasi ginjal tidak teraba, frekuensi BAK 3-4 kali/hari
6) Sistem Endokrin
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada perubahan suara, tidak ada riwayat diabetes mellitus, tidak ada tremor,
tidak ada hiperpigmentasi
7) Sistem Persarafan
Tingkat kesadaran compos mentis, orientasi orang, waktu dan tempat baik, memori jangka pendek dan jangka panjang
baik. Pemeriksaan nervus :

: Fungsi penciumann baik

II

: Ketajaman penglihatan baik

III

: Reaksi pupil terhadap cahaaya mengecil

IV

: Geraakan bola mata normal

: Respon refleks kornea berkedip

VI

: Gerakan mengunyah normal

VII

: Lidah bisa membedakn rasa, waajah simetris

VIII

: Pendengaran klien normal

IX-X

: Tidak gangguan menelan

XI

: Kekuatan otot sternocleidomastoideus normal

XII

: Gerakan lidah simteris.


Tidak ada kaku kuduk, tidak ada kejang, tidak ada riwayat epilepsy, kekuatan menggenggam baik, refleks babinski

positif.
8) Sistem Muskuloskeletal
Kekuatan otot normal

5 5
Klien tidak mengalami fraktur, tidak ada kekakuan sendi, tidak terjadi kelainan pada
5 5 4

bentuk tulang, tidak ada nyeri pada tulang sendi, tonus otot baik.
9) Sistem Integumen

Warna kulit sawo matang, turgor kulit baik, kulit lembab, tidak terasa gatal pada kulit, pada daerah ekstremitas kanan
atas terpasang IVFD dengan cairan RL 20 gtt/menit
10) Sistem Reproduksi
Tidak ada peradangan dan kelainan pada genetalia
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium tanggal 20 Januari 2009
- Leukosit

: 9.700 /UL

- LED

: 65 mm/jam

- HB

: 11,9 g%

Normal
: 4.000 11.000 /UL

umur < 50 : P.20mm/jam L.15 mm/jam


: P.11-16g% L.11-13 g%

- Trombosit : 302.000/UL

: 150.000 450.000/UL

- Asam Urat : 3,7 mg/dl

: L. < 7,0 mg/dl, P. < 5,7 mg/dl

- Gds

: 70 mg/dl

: < 140 mg/dl

- Hematokrit : 36,3 vol %

: L. 40-50 %, P. < 36-45 %

Pemeriksaan Rontgen tanggal 20 Januari 2009


Tampak bayangan bercak-bercak bergaris pada paru kiri dan sebagian paru kanan
V. PENGOBATAN

IVFD RL

Terpacef

Acran

Mucopet

2x1 tablet

Ostelox

2x1 tablet

Asam mefenamat 2x1 tablet

Sanmol

2x1 tablet
2x1 tablet

3x1 tablet

Oleh
Rusdiyanto Nento
NIM: PO7120203187

POLITEKNIK KESEHATAN MANADO


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN GORONTALO
TAHUN 2007

DAFTAR PUSTAKA
Gafar, Jumadi La Ode, 1999.

Pengantar Keperawatan Profesional. Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Mansoer, Arif, Dkk, 1997, Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 2. Media Aesculapius, Jakarta
Noer, Sjaifoellah, 1996. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi Ketiga. Balai Penerbit FKUI, Jakarta
Robins and Kumar, Buku Ajar Patologi II. EGC, Jakarta

IMPLEMENTASI EVALUASI

Tgl

DX

Kamis

9/8/2007

IMPLEMENTASI
Jam : 09.45
1.

Jam : 21.00

Mengkaji fungsi nafas pasien yakni frekuensi dengan

S.

hasil : frekuensi 20x/menit

- Klien mengeluh batuk berlendir.

Jam : 09.55
2.

EVALUASI

- Klien mengeluh masih nyeri dada saat

Mengajarkan tehnik batuk efektif pada pasien yakni

batuk

menarik nafas dalam kemudian batuk, dengan hasil

- Klien mengeluh sesak nafas

pasien mengerti dan melakukan petunjuk perawat


Jam : 09.50
3.

O.

Mengkaji kemampuan klien mengeluarkan secret

- KU Lemah

dengan hasil pasien mampu mengeluarkan secret akan

- Pasien batuk berlendir

tetapi pasien merasakan masih ada secret

- Warna sputum kuning dan kental

ditenggorokan.
Jam : 10.00
4.

Mengubah posisi klien semi fowler dengan hasil klien

A.
Bersihan jalan nafas belum teratasi

merasa nyaman
Jam : 13.00
5.

Memberikan injeksi Ceptriaxon 3x1 gr/IV

P.
Lanjutkan Intervensi
Observasi Vital sign
Kaji fungsi pernafasan
Berikan cairan sedikitnya 2500 cc/hari
Ubah posisi semi fowler
Pentalaksanaan pemberian antibiotic

Jam: 10.10
1.

Mengkaji tingkat nyeri dengan hasil klien nyeri


tingkat sedang

Jam : 10.05
2.

Observasi Tanda vital sign dengan hasil


TD : 120/80 mmHg
SB : 36,5 0 C
N : 90x/m

Kamis
9/8/2007

Jam : 21.00
S.

Klien mengeluh nyeri pada daerah


terpasang WSD

Klien menyatakan nyeri dirasakan


hilang timbul

Klien mengeluh nyeri dada

R : 20x/m
Jam : 10.20
3.

O.

Mengajarkan tehnik penanganan nyeri dengan tehnik

KU Lemah

relaksasi yaitu klin dianjurkan untuk tarik nafas dalam

Ekspresi wajah klien meringis

tahan 1 menit lalu hembuskan nafas, ulangi

beberapa kali dengan hasil klien mau melakukannya


Jam : 10.35
4.

Skala nyeri ringan

Vital sign :

Mengatur posisi klien dengan posisi yang

TD : 120/80 mmHg

menyenangkan klien

SB : 360 C

Jam : 11.30

N : 88x/m

5.

R : 20x/m

Penatalaksanaan pemberian analgetik yaitu asam


mefenamat 1 kaplet
A.

Masalah belum teratasi


P.
Lanjutkan intervensi

Kaji tingkat nyeri

Observasi vital sign

Atur posis klien sesuai keinginan

Ajaarkan tehnik gate control

Penatalaksanaan pemberiaan obat


analgetik

Jam : 10.15
1.

Mengkaji status Nutrisi klien pada penerimaan dan


riwayat mual muntah dengan hasil klien makan
dengan porsi yang tidak dihabiskan 5 sendok makan

Jam : 10.25
2.

Memastikan pola diit biasa pasien yang disukai dan


tidak disukai

Jam : 21.00
S.

tidak enak dimakan

Jam : 1045
3.

Menimbang berat badan klien dengan hasil BB = 35

4.

Menganjurkan pada klien untuk melakukan perawatan


mulut sebelum daan sesudah makan dengan hasil klien
mau melakukannya.

Jam : 12.35
5.
Kamis

Mempertahankan masukan nutrisi parenteral yaitu


mengganti caairan IVFD RL 20 gtt/m

9/8/2007

Klien mengeluh tidak ada nafsu


makan

kg
Jam : 10.40

Klien mengeluh makanan terasa

O.

KU Lemah

Porsi makan tidak dihabiskan

Porsi 5-6 sendok makan

A.
Masalah Perubahan Nutrisi belum teratasi
P.
Lanjutkan Intervensi

Kaji status klien pada penerimaan


dan riwayat mual muntah.

Timbang berat badan klien

Anjurkan pada keluarga untuk


memberi makanan dalam porsi kecil tapi
sering dengan makanan TKTP

Pertahankan masukan nutrisi


parenteral

Anjurkan keluarga untuk


memberikan makanan dalam keadaan
hangat

Jam : 09.45
1.

Mengkaji pengetahuan klien tentang penyakitnya

dengan hasil klien tidak tau tentang penyakitnya


Jam : 13.00
2.

Menjelaskan pada klien tentang dosis obat ,frekuensi

Jam : 21.00
S.

pemberian, kerja yang diharapkan dan alas an

Klien tidak bertanya-tanya lagi


tentang penyakitnya

pengobatan lama dengan hasil klien paham dengan


penjelasan

O.

Jam : 13.15

Klien tidak cemas

3.

Ekspresi wajah nampak ceria

Mengkaji potensial dari efek samping pengobatan


dengan hasil tidak terdapat tanda-tanda efek samping
obat.

A.

Jam : 13.05
4.

Memberikan informasi kepada klien dengn keluarga

Masalah teratasi

P.

Intervensi dihentikan

tentang penyakit dengan hasil klien dan keluarga


paham tentang penyakitnya
Jam : 13.10
5.

Menganjurkan klien untuk selalu mendekatkan diri


kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan hasil klien mau
melakukannya

Kamis
9/8/2007

Jam : 09.45
1.

Mengkaji pola tidur pasien dengan hasil pasien sering


terbangun akibat nyeri pada daerah terpaasang WSD

Jam : 14.10
2.

Menciptakan lingkungan yang tenang dengan cara


mengurangi pembesuk

Jam :14.00
3.

Mengatur tempat tidur klien

Jam : 10.35
4.

Mengatur posisi klien sesuai dengan keinginannya


yakni pada posisi semi fowler dengan bagian kaki

Jam : 21.00

diganjal dengan bantal dengan hasil pasien merasa

S.

nyaman dan mencoba untuk memulai tidur

Jam : 14.00
5.

Menganjurkan pada klien untuk tidur saat mengantuk

Klien mengeluh sering terbangun


akibat nyeri

dengan hasil klien mengerti dan mau melakukannya

Klien mengatakan tidurnya tidak


nyenyak

O.
KU Lemah

Terdapat edema palpebra

Konjungtiva anemis

A.

Masalah belum teratasi

Jam : 09.45
1.

Mengkaji kemampuan melakukan aktivitas dengan

P.

hasil KU lemah,klien tidak mampu melakukan

Lanjutkaan intervensi

aktifitas secara mandiri dan klien dalam keadaan

Kaji pola tidur klien

setengah duduk

Anjurkan minum air hangat

Jam : 10.30

sebelum tiur

2.

Mengajurkan klien untuk tetap istirahat dengan hasil

klien mengikuti anjuran perawat


Jam : 10.55
3.
Kamis

9/8/2007

Ciptakan lingkungan yang tenang


dan nyaman

Membantu klien dalam memenuhi kebutuhan klien

Penatalaksanaan pemberiaan obat


analgetik

Jam : 10.55
4.

Mendekatkan kebutuhan klien ditempat tidur yang


terjangkau oleh klien seperti seperti handuk kecil
untuk membersihkan keringat, air minum dalam botol

Jam : 21.00

dengan sedotan didalamnya.

S.

Jam : 11.20

Klien mengeluh lemah

5.

Klien mengatakan tidak dapat

Mengubah posisi klien dengan perlahan yaitu dengan


cara klien disuruh miring kiri maupun kanan

beraktifitas bagaiman biasa

Klien mengatakan kebutuhannya


dibantu keluarga dan perawat

O.

KU tampak lemah

Klien tirah baring setengah duduk

Aktifitas dibantu keluarga dan


perawat

Vital sign :
TD : 120/80 mmHg
SB : 360 C
N : 88x/m
R : 20x/m

A.
Masalah Intoleran Aktivitas belum teratasi

P.
Jam : 08.40
1.

Lanjutkan intervensi

Mengukur tanda-tanda vital dengan hasil :


TD : 120/80 mmHg
0

SB : 36 C

1.

Kaji kemampuan melakukan aktifitas

2.

Tingkatkan istirahat ditempat tidur

3.

Bantu

N : 88x/m
Kamis
9/8/2007

R : 20x/m
Mengkaji fungsi pernafasan dengan hasil frekuwensi

untuk

memnuhi

kebutuhannya
4.

Jam : 08.40
2.

klien

Dekatkan kebutuhan klien ditempat


yang terjangkau oleh klien

5.

nafas klien 20x/m

Lakukan ROM pasif dan aktif sesuai


kebutuhan

Jam : 08.45
3.

Memberi minum klien sebanyak 250 cc ( 1 gelas)

Jam : 09.30
4.

Mengubah posisi klien semi fowler minimal 2 jam


sekali

Jam : 13.25
5.

Memberikan injeksi Ceptriaxon 3x1 gr/IV

Jam : 21.00
S.

Klien masih mengeluh batuk


berlendir

Klien masih mengatakan nyeri


dada jika batuk

Klien sesak nafas lagi

O.

Ku Lemah

Vital sign
TD : 120/80 mmHg
SB : 360 C
N : 88x/m
R : 20x/m

Klien nampak batuk berlendir

Ada sputum

A.
Masalah belum teratasi
P.

Ulangi intervensi

Kaji fungsi pernafasan

Catat kemampuan untuk


mengeluarkan dahak

Jam : 08.30

Ajarkan tehnik batuk efektif

1.

Mengkaji tingkat nyeri dengan hasil nyeri klien

Pertahankan masukan cairan

tingkat nyeri ringan

Penatalaksnaan pemberian obat

Jam : 08.40
2.

antibiotic

Observasi Vital Sign dengan hasil :


TD : 120/80 mmHg
SB : 36,5 O C
N : 88x/m
R : 20x/m

Jam : 08.55
3.

Mengatur posisi klien dengan posisi yang

Jam : 21.00
S.

menyenangkan klien
Jam : 09.05
4.
Jumat
10/8/2007

luka bekas pemasangan WSD

Menganjurkan klien teknik gate control dengan cara


mengusap sekitar daerah yang nyeri.

Klien mengeluh nyeri pada daerah


Klien mengatakan nyeri hilang
timbul

O.

Jam : 11.20

KU lemah

5.

Penatalaksanaan pemberian analgetik yakni asam

Skala nyeri ringan

mefenamat 1 tablet

Ekspresi wajah sedikit rileks


Vital sign : TD : 120/80
mmHg
SB : 36 O C
N : 88x/m
R : 20x/m

A.
Masalah nyeri belum teratasi
P.

Lanjutkan intervensi

Kaji tingkat nyeri

Observasi vital sign

Dorong klien untuk

Jam : 08.30
1.

mengungkapkan rasa nyeri

Mengkaji status nutrisi klien dengan hasil klien nafsu

Atur posisi klien sesuai keinginan

makan kurang, makanan terasa pahit

Penatalaksanaan pemberian

Jam : 08.50
2.

antibiotic

Timbang BB klien dengan hasil BB 35 Kg

Jam : 08.45
3.

Menganjurkan kepada keluarga untuk memberi


makanan dalam porsi kecil tapi sering denganmakanan

Jam : 21.00

TKTP dan keluarga mau melakukannya.

S.

Jam : 17.30
4.

Mempertahankan masukan Nutirsi parenteral yaitu


mengganti cairan IVFD RL 20 gtt/menit.

Klien masih mengeluh kurang


nafsu makan

Makanan terasa pahit dimulut

Jam : 09.05
5.

Menganjurkan keluarga untuk menyajikan makanan

O.

dalam keadaan hangat dan keluarga mau

KU lemah

melakukannya.

Porsi makan tidak dihabiskan

Porsi makan 5-6 sendok makan

A.
Masalah belum teratasi
Jam 08.30
1.

Mengkaji pola tidur pasien dengan hasil


pasien sering terbangun akibat nyeri pada daerah
terpaasang WSD

Jam : 20.00
2.
Jumat
10/8/2007

P.
Lanjutkan intervensi

Kaji pola status nutrisi klien

Timbang BB klien

Menganjurkan minum air hangat sebelum


tidur dengan hasil klien mau melakukannya

Jam : 20.05
3.

Mengatur posisi klien sesuai dengan


keinginannya yakni pada posisi semi fowler dengan
bagian kaki diganjal dengan bantal dengan hasil
pasien merasa nyaman dan mencoba untuk memulai
tidur

Jam : 21.00

Jam : 20. 30
4.

S.
Menciptakan lingkungan yang tenang dengan

cara mengurangi pembesuk

Klien masih mengeluh sering


terbangun akibat nyeri

Klien mangatakan tidurnya belum


nyenyak

O.
Jam : 08.30

KU lemah

1.

Mengkaji kemampuan melakukan aktifitas dengan

Terdapat edema palpebra

hasil KU lemah,klien belum mampu melakukan

Konjungtiva anemis

aktifitas secara penuh sendiri, klien tirah baring


Jam : 08.40
2.

Menganjurkan klien untuk tetap istirahat dengan hasil

A.
Masalah belum teratasi

klien mengikuti anjuran perawat


P.
Jam : 19.20
3.

Membantu klien dalammemenuhi butuhan klien

Jam : 19.35
4.

Mendekatkan kebutuhan klien ditempat yang


terjangkau oleh klien

Jam :
5.

Melakukan ROM aktif dan pasif, TIDAK

Ulangi intervensi

Kaji pola tidur klien

Atur posisi klien

LAKUKAN
Jam : 21.00
S.

Klien masih lemah

Klien mengatakan klien belum


dapat beraktifitas secara penuh

Klien mengatakan kebutuhannya


masih dibantu keluarga dan perawat

Jumat

10/8/2007

O.

Ku Lemah

Klien duduk ditempat tidur

Vital sign : TD : 120/80 mmHg


SB : 36,5 ,O C
N : 88x/m
R : 20x/m

Aktifitas masih dibantu keluarga


dan perawat

Jam : 08.30
1.

Mengkaji fungsi pernafasan dengan hasil batuk

A.
Masalah belum teratasi

berlendir , R : 20x/m
Jam : 08.30
2.

Mengkaji kemampuan klien mengeluarkan dahak


dengan hasil klien mampu mengeluarkan dahak akan

P.
Lanjutkan intervensi

tetapi klien masih merasakan adanya secret


ditenggorokan
Jam : 08.50
3.

Kaji kemampuan klien melakukan


aktifitas

Lakukan ROM pasif dan aktif

Pertahankan alat-alat tenun bersih

Menganjurkan tehnik batuk efektif dengan hasil klien

dan kering

mau melakukannya
Jam : 08.55
4.

Memberi minum klien sebanyak 250 22 (1 gelas)

Jam : 21.00
5.

Memberikan injeksi Ceptriaxon 3x1 gr/IV

Jam : 21.10
S.

Klien masih mengeluh batuk


berlendir

Jumat

10/8/2007

Klien masih mengatakan nyeri


dada jika batuk

O.

KU Lemah

Vital sign :
TD : 120/80 mmHg
SB : 36, O C
N : 88x/m
R : 20x/m

Klien batuk berlendir

Ada sputum

A.
Masalah belumteratasi

P.
Lanjutkan intervensi

Jam : 08.30
1.

Kaji fungsi pernafasan

Obsrvasi tanda vital

Kaji kemampuan klien untuk

Mengkaji tingkat nyeri dengan hasil nyeri


klien tingkat nyeri ringan

Jam : 08.40
2.

mengeluarkan secret

Pertahankan masukan cairan

Penatalaksanaan pemberian obat

Observasi Vital Sign dengan hasil :

antibiotic

TD : 120/80 mmHg
SB : 36,5 O C
Jumat

N : 88x/m

10/8/2007

R : 20x/m
Jam : 08.55
3.

Jam : 21.10
Mengatur posisi klien dengan posisi yang

menyenangkan klien

S.

Jam : 09.05
4.

Klien mengeluh nyeri pada daerah


luka bekas pemasangan WSD

Menganjurkan klien teknik gate control

dengan cara mengusap sekitar daerah yang nyeri.


Jam : 11.20

Klien mengatakan nyeri hilang


timbul

O.

Penatalaksanaan pemberian analgetik yakni asam mefenamat 1

KU lemah

tablet

Skala nyeri ringan

Ekspresi wajah sedikit rileks


Vital sign : TD : 120/80
mmHg
SB : 36 O C
N : 88x/m
R : 20x/m

A.
Masalah nyeri belum teratasi
P.

Lanjutkan intervensi

Kaji tingkat nyeri

Observasi vital sign

Dorong klien untuk


mengungkapkan rasa nyeri

Atur posisi klien sesuai keinginan

Penatalaksanaan pemberian
antibiotic

Jam : 21.10
Jam : 08.30
1.

Merngkaji status nutrisi klien dengan hasil nafsu

S.

makan kurang,makanan terasa pahit


Jam : 08.40
2.

Klien masih mengeluh nafsu


makan kurang

Makanan masih terasa pahit

Menimbang BB klien dengan hasil BB : 35 kg


O.

KU Lemah

Porsi makan tidak dihabiskan

Porsi makan 5-6 sendok makan

Sabtu

A.

11/8/2007

Masalah belum teratasi


P.
Ulangi intervensi

Kaji status nutrisi klien

Pastikan pola didt biasa klien


yang disukai dan tidak disukai

Timbang BB klien

Anjurkan pada keluarga untuk


memberi makanan dalam porsi kecil tapi
sering dengan makanan TKTP
Anjurkan pada klien untuk

melakukan perawatan mulut sebelum


dan sesudah makan

Jam : 21.10
S.
Klien mengeluh masih sering

terbangun akibat nyeri


Klien mengatkan tidurnya belum

nyenyak
Klien mengatakan tidurnya 6

jam
O.

KU Lemah

Terdapat edema palpebra

Konjungtiva anemis

A.
Masalah belum teratasi
P.
Ulangi intervensi

Kaji pola tidur klien

Ciptakan lingkungan yang nyaman


dan tenang

Atur tempat tidur klien

Berikan posisi sesuai keinginan


klien

Jam : 08.30
1.

Mengkaji pola tidur klien dengan hasil klien masih

Anjurkan minum air hangat


sebelum tidur

sering terbangun akibat nyeri pada daerah terpasang


WSD
Jam : 21.10
Jam : 08.55
2.

S.

Mengatur posisi klien semi fowler dengan bagian kaki

Klien masih lemah

diganjal bantal dengan hasil merasa nyaman can

Klien belum dapat beraktifitas

mencoba untuk tidur

secara penuh

Klien mengatakan kebutuhannya


dibantu keluarga dan perawat

O.
Sabtu

11/8/2007

KU Lemah

Klien duduk ditempat tidur

Vital sign :
TD : 120/80 mmHg
SB : 36, O C
N : 88x/m
R : 20x/m

Aktivitas dibantu keluarga dan


perawat

A.
Masalah belum teratasi
P.
Lanjutkan intervensi

Kaji kemampuan melakukan


aktifitas

Jam : 08.30
1.

Mengkaji kemampuan melakukan aktifitas dengan


hasil KU Lemah, klien belum mampu melakukan
aktifitas sendiri secara penuh

Jam : 10.45
2.

Melakukan ROM aktif yaitu dengan cara klien


dianjurkan turun dari tempat tidur dan duduk ditempat
tidur kembali

Jam : 11.20
3.

Mempertahankan alat-alat tenun bersih dan kering


dengan caara mengganti alat tenun yakni laken

Tingkatkan istirahat ditempat tidur

Lakukan ROM pasif dan aktif.

Sabtu
11/8/2007

Sabtu
11/8/2007

6
Sabtu
11/8/2007

You might also like