Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN TEORITIS
A.
KONSEP MEDIK
1.
Etiologi
Penyebab Tuberculosis Paru adalah Mycobacterium Tuberculosis, sejenis kuman yang berbentuk batang dengan ukuran
panjang 1-4/UM dan tebal 0,3-0,6/UM. Kuman mempunyai kandungan lipid yang kompleks. Lipid inilah yang membuat kuman
lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisik. Kuman dapat bertahan hidup pada udara kering maupun pada keadaan dingin
(dapat hidup bertahun-tahun dalam lemari es) hal ini karena kuman berada dalam sifat dormant. Dan sifat dormant ini kuman
dapat bangkit dan menjadikan tuberculosis aktif lagi (Ilmu Penyakit Dalam jilid II 2001 : 820-821).
3.
Patofisiologi
Sumber penularan adalah penderita TBC bta (+), infeksi primer terjadi saat seseorang pertama kali terpapar dengan
kuman, droplet yang terhirup, sangat kecil ukurannya + 0,2 0,3 mm, lebih kecil dari sel darah merah, sehingga dapat melewati
sistem pertahanan Mokoselier Bronkus dan terus berjalan hingga sampai di Alveolus dan menetap disana. Infeksi dimulai saat
kuman Tubercolosis berkembang biak dalam paru, saluran paru akan membawa kuman Tubercolosis ke dalam saluran Limpe,
disekitar hilus paru disebut sebagai kompleks primer. Waktu antara terjadi sampai ke kompleks primer adalah 4 5 minggu,
setelah terjadi infeksi primer tergantung dari respon daya tahan tubuh. Adanya infeksi dapat dibuktikan dengan terjadinya reaksi
Tuberculin dari negatif menjadi positif.
Kelanjutan setelah infeksi primer tergantung dari banyaknya kuman yang masuk dan besarnya respon daya tahan tubuh
(Imunitas Seluler). Pada umumnya reaksi daya tahan tubuh tersebut dapat menghentikan perkembangan kuman Tubercolosis,
persistem atau dormeint. Kadang-kadang daya tahan tubuh tidak mampu menghentikan perkembangan kuman, akibatnya dalam
beberapa bulan yang bersangkutan akan menjadi Tubercolosis.
Tubercolosis Pascaprimer (Pos Primary Tubercolosis) biasanya terjadi setelah beberapa bulan atau tahun setelah infeksi
primer misalnya karena daya tahan tubuh menurun akibat terinfeksi atau status gizi yang buruk. Ciri dari Tubercolosis
Pascaprimer adalah kerusakan paru yang luas dengan terjadinya kapitas atau efusi pleura.
4.
Manifestasi Klinis
Keluhan yang dirasakan penderita dapat bermacam-macam atau malah tanpa keluhan sama sekali, keluhan yang
terbanyak adalah :
a.
Demam
Biasanya subfebril menyerupai dengan influenza. Tetapi kadang-kadang panas badan dapat sembuh sebentar, tetapi
kemudian dapat timbul kembali. Begitulah seterusnya hilang timbulnya demam influenza ini sehingga pasien merasa tidak
pernah bebas dari serangan demam influenza. Keadaan sangat dipengaruhi oleh daya tahan tubuh pasien dan berat ringannya
infeksi kuman tuberculosis yang masuk.
b.
Batuk darah
Batuk terjadi karena adanya iritasi pada bronkus. Batuk ini diperlukan untuk membuang produk radang keluar. Sifat
batuk dimulai dari batuk kering (non produktif) setelah timbul peradangan menjadi produktif (menghasilkan sputum).
Keadaan yang lanjut berupa batuk darah karena terdapat pembuluh darah yang pecah.
C. Sesak Nafas
Pada penyakit yang ringan (baru tumbuh) belum dirasakan sesak nafas. Sesak nafas akan ditemukan pada penyakit yang
sudah lanjut, yang infiltrasinya sudah meliputi setengah badan paru-paru.
c.
Nyeri Dada
Gejala ini agak jarang ditemukan. Nyeri dada timbul bila infiltrasi radang sudah sampai ke pleura sehingga menimbulkan
pleuritis.
d.
Malaise
Gejala malaise sering ditemukan berupa anoreksia tidak ada nafsu makan, badan makin kurus, sakit kepala, keringat
malam hari.
5.
Komplikasi
1.
Pnemothorax (adanya udara pada rongga pleura) spontan kolaps karena kerusakan jaringan
paru.
2.
3.
Bronhestasis (pelabaran Bronhus setempat) dan fibrosis (pembentukan jaringan ikat pada
proses pemulihan atau relatif) pada paru.
4.
Hemoptisis berat (perdarahan dari saluran pernapasan bawah yang dapat mengakibatkan
kematian karena syok hipovolomik atau tersumbatnya jalan napas.
6.
5.
6.
Pemeriksaan Diagonistik
Kultur Sputum
Pemakaian asam cefat pada gelas kaca untuk usapan cairan darah positif untuk basil asam cefat.
Tes Kulit
PPD, Mantoux, Patogen Vellmas. Reaksi positif menunjukkan infeksi masa lalu dan adanya antibodi tetapi tidak secara
berarti menunjukkan progresif aktif.
Foto Thoraks
Dapat menunjukkan infiltrasi awal pada area paru atas, simpanan cairan kalsium, lesi sembuh primer atau efusi cairan.
Histology atau Kultur Jaringan.
Termasuk pembersihan jaringan gaster, urine dan cairan cerebrospinal, biopsy kulit positif untuk mycobacterium TBC
Elektrolit
Dapat tak normal tergantung lokasi berat kerusakan sisa pada paru.
7.
b.
Bedrest total
c.
d.
Diet TKTP
e.
f.
Menarik nafas ditengah uap panas dapat membantu membersihkan saluran pernafasan
Apabila batuk mengganggu di malam hari berikan air jeruk panas yang dicampur 1 sendok madu.
Batuk disertai darah/lender yang semakin lama semakin gelap dan hijau warnanya.
Penderita merasa demam dan rasa tidak enak badan semakin parah.
b.
Sinar matahari langsung membunuh kuman TB dalam waktu 5 menit. Maka memanfaatkan sinar matahari adalah cara yang
paling cocok untuk dilakukan didaerah tropis, letak kuman dapat bertahan hidup selama berbulan-bulan ditempat gelap.
c.
Sodium hipoklovit (1%) melarutkan dahak dan membunuh tuberculosis dengan cepat, tetapi harus digunakan dibawah gelas,
karena bahan tersebut dapat merusak logam
d.
Panas : tuberculosis dimusnahkan dalam waktu 20 menit pada suhu 60 OC dan dalam waktu 5 menit pada suhu 70 OC
e.
f.
Menjemur dibawah sinar matahari semua bahan seperti selimut, ini merupakan metode yang baik dan sederhana terutama
didaerah tropis.
9.
Pengobatan TB Paru
Sebelum ditemukan obat-obat anti tuberculosis dan setelah diketahui penyebab penyakit ini karena infeksi bakteri,
pengobatan tuberculosis mengalami beberapa tahapan yakni:
a.
b.
Bedrest Era
Dalam hal ini pasien tidak perlu dirawat di sanatorium, tetapi cukup diberi istirahat setempat terhadap fisiknya saja,
disamping makanan yang bergizi tinggi. Usaha pengobatan pada healt resort dan bedrest era, masih bersifat pemberantasan
terhadap gejala yang timbul.
c.
CollapseTtherapy Era
Disini cukup paru-paru yang sakit saja diistirahatkan dengan melakukan pneumonia artificial. Paru-paru yang sakit dibuang
secara wedge resection, satu lobus atau satu bagian paru.
d.
Chemotherapy Era
Disini revolusi dalam pengobatan tuberculosis, yakni dengan ditemukannya streptomisin suatu obat anti tuberculosis paru
mulai tahun 1944 dan bermacam-macam obat lainnya pada tahun-tahun berikutnya. Pada tahun 1964 dengan ditemukannya
rifampisin terjadi semacam mini revolusi dalam kemoterapi terhadap tuberculosis, karena jangka waktu pengobatan dapat
dipersingkat menjadi 6-9 bulan.dari angka kekambuhan setelah pengobatan dihentikan.
B. KONSEP KEPERAWATAN
1.
Pengkajian
Pengkajian merupakan dasar utama atau langkah awal dalam proses keperawatan secara keseluruhan. Pada tahap ini
semua data/informasi tentang klien yang dibutuhkan, dikumpulkan dan dianalisa untuk menentukan diagnosa keperawatan.
1) Biodata
Terdiri dari nama,jenis kelamin,umur, status perkawinan, alamat, pendidikan, pekerjaan dan agama.
2) Riwayat Kesehatan
a)
Genogram 3 generasi
b.
b)
c)
d)
Sistem penginderaan
1) Mata
2)
Hidung : Fungsi penciuman,simteris kiri dan kanan, keadaan septum, nyeri, peradangan
3)
4)
5)
e)
Kulit : Respon terhadap panas dan dingin, nyeri dan sentuhan, turgor, kelembaban, warna , suhu.
Sistem Pernafasan
Apakah ada cuping hidung, frekuensi pernafasan,bunyi nafas,nyeri dada, dispnoe, takipnoe,cyanosis, adanya ronchi
dan wheezing.
f)
Sistem Kardiovaskuler
Apakah ada hipertensi,hipotensi, tekanan darah, frekuensi nadi, ictus kordis, riwayat penyakit jantung,tekanan vena
jugularis.
g)
Sistem Pencernaan
Adanya massa, peristaltic usus baik atau tidak, adanya konstipasi,mual, muntah, nafsu makan, gangguan fungsi
pengecapan,perut kembung.
h)
Sistem Neurologi.
Kesadaran, nyeri kepala, fungsi sensorik dan motorik, kesemutan, pusing, koordinasi gerakan.
i)
Sistem Muskuloskeletal
Kekuatan otot. Gangguan pergerakan ekstremitas, adanya spasme otot,nyeri, tonus otot normal atau tidak.
j)
Sistem Perkemihan
Apakah ada nyeri, warna urin,bau,anuri,tidak ada bising usus, inkontinensia urine, frekuensi BAK.
k)
Sistem Integumen
Turgor kulit, perubahan warna pada daerah sekitar luka operasi, suhu pada area luka operasi, keadaan kulit.
l)
Sistem Endokrin
Apakah ada riwayat penyakit DM
4. Diagnosa Keperawatan
Pengkajian merupakan dasar utama atau langkah awal dalam proses keperawatan secara keseluruhan.Pada tahap ini
semua data/informasi tentang klien yang dibutuhkan, dikumpulkan, dan dianalisa untuk menentukan diagnosa keperawatan.
1.
2.
3.
Resiko tinggi perubahan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan membran alveolar kapiler.
4.
Perubahan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat.
5.
Kurang pengetahuan mengenai kondisi,aturan tindakan, dan pencegahan penyakit berhubungan dengan keterbatasab
kognitif.
6.
5.
Intervensi :
1.
Kaji fungsi pernafasan; contoh bunyi nafas, kecepatan irama dan kedalaman serta penggunaan otot
aksesoris
Rasional
: Penurunan bunyi nafas menunjukan ateletaktasis, dan ketidak mampuan untuk membersihkan jalan
nafas yang dapat menimbulkan pengguanan otot-otot aksesoris pernafasan dan peningkatan kerja
pernafasan.
2.
Catat kemampuan untuk mengeluarkan mukosa, batuk efektif,catat karakter,jumlah sputum dan adanya hemoptisis.
Rasional :
Pengeluaran sulit bila secret tebal, sputum berdarah kental atau darah cerah akibat kerusakan paru
atau luka bronchial dan dapat memerlukan evaluasi/intervensi lanjut.
3.
: Posisi semi fowler dapat membantu memaksimalkan ekspansi paru dan menurunkan upaya
pernafasan.
4.
Ventilasi maksimal membuka area atelektasis dan meningkatkan gerakan secret kedalam jalan nafas
untuk dikeluarkan
5.
Mencegah terjadinya obstruksi atau aspirasi.Pengisapan dapat diperlukan bila pasien tak mampu
mengeluarkan secret.
6.
Pemasukkan tinggi cairan membantu untuk mengencerkan dahak dan membuatnya mudah
dikeluarkan.
7.
Kriteri hasil
Menunjukkan peningkatan mencapai tujuan dengan nilai lab normal dan bebas malnutrisi, serta
melakukan perubahan pola hidup untuk meningkatakan dan atau mempertahankan berat badan yang
tepat.
Intervensi :
1.
2.
3.
4.
Selidiki anoreksia, mual,muntah serta terdapat kemungkinan ada hubungan dengan obat,awasi frekuensi, konsistensi
feces.
Rasional
: Dapat menpengaruhi pilihan diit dan mengidentifikasikan masalah untuk meningkatkan pemasukkan /
penggunaan nutrient.
: Membantu menghemat energi khususnya bila kebutuhan metabolic meningkat saat demam.
: Memaksimalkan masukan nutrisi tanpa kelemahan yang tidak perlu/kebutuhan energi dari makanan
banyak dan menurunkan iritasi lambung.
7.
8.
: Membantu menghemat energi khususnya bila kebutuhn metabolic meningkat saat demam.
Diagnosa III : Gangguan pola istirahat dan tidur berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh.
Kriteri hasil
Intervensi :
1.
2.
Rasional :
3.
Rasional :
6.
Kurangi kebisisngan
Rasional :
7.
Diagnosa IV
Kriteri hasil
: Klien dapat mengerti dan memahami tentang kondisi aturan tindakan, dan pencegahan dengan tidak
merasa cemas, klien paham dengan penyakit yang dideritanya.
Intervensi :
1.
2.
3.
Untuk mengetahui tentang pemahaman klien tentang proses penyakit yang dideritanya.
Dapat menunjukkan kemampuan atau pengaktifan ulang penyakit yang memerlukan evaluasi lanjut.
Jelaskan dosis obat, frekuensi pemberian, kerja yang diharapkan dan alasan pengobatan lama.
Rasional :
4.
Meningkatkan kerja sama dalam program dan mencegah penghentian obat sesuai perbaikan kondisi.
5.
Merasa lebih tenag dan dapat mengontrol diri serta memberi keyakinan
b. .Implementasi.
Merupakan pelaksanaan perawatan oleh perawat kepada pasien sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan dan
dialkukan secara cermat serta efisien pada situasi yang tepat guna memenuhi kebuthan pasien secara optimal.
c.
Evaluasi
Akhir dari proses penilaian pencapaian tujuan serta pengkajian ulangf yang telah ditentukkan berdasarkan keakuratan
kelengkapan dan kualitas data. Proses evaluasi dilakukan dengan menggunakan format SOAP.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Tn. E.M
DENGAN GANGGUAN SISTIM PERNAFASAN
TUBERCULOSIS PARU
DIRUANG G4 (TROPIK INFEKSI) DI R.S.U.D PROF DR.H.ALOEI SABOE
Tanggal masuk
: 20 Januari 2009
Ruang kelas
Tanggal pengkajian
: G4 (Tropik/Infeksi)
: 23 Januari 2009
: Tn. E.M
Umur
: 46 Tahun
Jenis kelamin
: Laki - laki
Alamat
: Paguat
Agama
: Kristen Protestan
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Ny. F.P
Umur
: 42 Tahun
Alamat
: Paguat
Agama
: Kristen Protestan
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Isteri
Lain-lain
: Jamsostek
I. RIWAYAT KEPERAWATAN
A. Riwayat Kesehatan Sekarang
1) Alasan Masuk Rumah Sakit
Masuk Rumah sakit dengan keluhan batuk-batuk, sakit dada menyeluruh tembus sampai belakang, keringat dingin,
Keram-keram badan, panas, demam hilang timbul dirasakan + 1 minggu. TD : 90/60 Mmhg, SB : 37,6 0C, N : 80 x/mnt, R :
30 x/mnt
2) Keluhan Utama
Pada saat dikaji tanggal 23 Januari 2009, klien mengeluh batuk-batuk berlendir.
3) Keluhan Menyertai
Klien mengatakan nyeri dada pada saat batuk,tidak ada nafsu makan,pusing,
B. Riwayat Kesehatan Lalu
Klien mengatakan belum pernah mengalami penyakit infeksi sebelumnya, klien hanya pernah menderita penyakit dengan
keluhan batuk, panas, beringus dan berobat ke Puskesmas terdekat. Klien belum pernah dirawat di Rumah Sakit sebelumnya,
klien belum pernah mengalami pembedahan, klien mempunyai kebiasaan merokok, klien tidak ada riwayat alergi obat dan alergi
makanan.
46
-------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------
-----------------------------------------------------------
Ket :
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: Serumah
Riwayat Psikososial
Orang yang terdekat dengan klien adalah anak dan istrinya, interaksi klien dengan keluarga,perawat baik, dalam setiap
ada masalah dalam keluarga dipecahkan secara bersama-sama, keluarga merasa cemas dengan kondisi klien, demikian juga klien
cemas tentang proses penyakitnya dan bertanya-tanya tentang kesembuhan penyakitnya, harapan keluarga dan klien semoga setelah
menjalani perawatan pengobatan dapat lekas sembuh dan dapat beraktifitas seperti sedia kala.
G.
Aktifitas Sehari-Hari
1. Nutrisi
Sebelum sakit
: Frekuensi makan 3 kali sehari dengan jenis makanan nasi dan lauk pauk, nafsu makan klien baik, waktu
makan klien teratur, klien tidak memiliki makanan pantangan..
Saat sakit
: Saat dikaji klien mengeluh tidak ada nafsu makan, karena makanan terasa pahit dimulut dan terasa tidak enak
dimakan, klien makan bubur ditambah telur tapi porsi makan tidak dihabiskan hanya sebanyak 3 - 4 sendok.
2.
Cairan
Sebelum sakit
: Frekuensi minum 6-8 gelas sehari dengan jenis minuman air putih. Minuman ini tidak menentu diminum
dengan ukuran gelas 250/gelas.
Saat sakit
: Saat dikaji klien minum 5-6 gelas, minum air putih dan dengan ukuran gelas 250 ml/gelas. Klien terpasang
infus Rl 20 gtt/mnt
3.
Eliminasi
BAK
Sebelum sakit
: Frekuensi BAK 3-4 kali/hari dan waktu berkemih tidak menentu, warna kekuningan , bau khas, tidak ada
keluhan saat BAK
Saat sakit
: Frekuensi BAK 3-4 kali/hari dan waktu berkemih tidak menentu,warna urine kuning, dan bau khas obat, klien
tidak mengalami kesulitan dalam hal berkemih
BAB
Sebelum sakit
: Frekuensi BAB 1-2 kali/hari dan waktu tidak menentu, konsistensi feces padat dan berbentuk dengan warna
feces kuning kecoklatan.
Saat sakit
: Saat dikaji klien 1 kali/hari pada waktu pagi, konsistensi feces lembek dengan warna kuning kecoklatan.Tidak
ada keluhan dalam hal BAB
4.
Sebelum sakit
: Pasien biasanya tidur jam 9 jam/hari dengan waktu tidur malam pukul 20.00 s/d 05.00 dan klien tidak tidur
siang hari, karena klien bekerja, klien tidak susah tidur.
Saat sakit
: Klien tidak bisa tidur ,kadang-kadang siang hanya 30 menit dan malam hari 4-5 jam, klien sering
terbangun dari tidurnya karena batuk dan tidurnya tidak nyenyak.
5.
Saat sakit
: Klien mengeluh lemah, klien mengatakan tidak dapat beraktifitas sebagaimana biasa, kebutuhannya dibantu
keluarga dan perawat.
6.
Personal Hygiene
Sebelum sakit
: Klien mandi 2 kali sehari, yakni pada pagi hari dan sore hari, sikat gigi 2 kali sehari, keramas 2-3 kali
seminggu, gunting kuku tidak menentu dan ganti pakaian setiap selesasi mandi.
Saat sakit
: Klien belum dapat mandi sendiri hanya dimandikan oleh isterinya dengan menggunakan handuk kecil yang
dibasahi dengan air hangat.
7.
Rekreasi
Sebelum sakit
: Klien tidak pernah rekreasi ketempat wisata, tapi kliien mengatakan sering menonton tv
Saat sakit
III.
PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan Umum
Keadaan umum klien nampak lemah
Tingkat kesadaran compos mentis
Tanda-tanda vital ; TD : 100/60 MmHg
SB : 360 C
N : 80 x/menit
R : 21 x/menit
B. Pemeriksaan Sistemik
1)
Sistem Pengideraan
Mata
: Posisi simteris kiri dan kanan tidak ada peradangan konjungtiva anemis/pucat, pergerakan bola mata ke kiri dan ke
kanan keatas dan kebawah baik tidak ada nyeri tekan, tidak menggunakan alat bantu penglihatan, tidak terdapat
lingkaran hitam pada kelopak mata.
Telinga
: Simetris kiri dan kanan, daun telinga normal, tidak merah dan tidak bengkak, tidak ada benda asing, tidak ada
peradangan, fungsi pendengaran baik, berserumen (+), tidak menggunakan alat bantu dengar.
Hidung
: Simetris kiri dan kanan, tidak ada peradangan, tidak ada epiktasis, tidak ada deviasi septum, fungsi penciuman
baik.
Mulut
: Struktur simetris bibir pecah, gigi lengkap, klien dapat menggerakkan lidah kesegala arah, klien tidak ada
kesulitan dalam menelan hanya merasa pahit pada makanan yang masuk ke dalam mulut.
2)
Sistem Pernafasan
Bentuk dada simetris kiri dan kanan , tidak ada pernafasan cuping hidung, klien menggunakan otot bantu pernafasan
dengan frekuensi pernafasan 21x/menit, klien batuk berlendir, warna sputum kuning dan kental, nyeri tekan pada dada (+),
terdapat bunyi tambahan pada paru kiri dan kanan yaitu Ronchi (+). Upaya batuk klien nampak buruk.
3) Sistem Kardiovaskuler
Pengisian kapiler baik ( 3 detik), tidak terdapat distensi vena jugularis, nadi teraba dengan baik (N : 80 x/menit),(TD :
100/60 MmHg), klien mengeluh nyeri dada pada saat batuk dan nyeri ini dirasakan hilang timbul, klien tidak ada riwayat
hipertensi.
4) Sistem Pencernaan
Bibir pecah-pecah, gigi lengkap, warna abdomen sama dengan warna kulit sekitar, bentuk abdomen simetris, gerakan
abdomen normal, peristaltic usus 8 x/menit, tidak ada nyeri tekan, klien hanya merasakan pahit dimulut pada saat makan, porsi
makan tidak dihabiskan 3-4 sendok makan, keadaan anus normal, tidak ada lesi.
5) Sistem Perkemihan
Tidak ada nyeri pinggang,tidak ada distensi kandung kemih,palpasi ginjal tidak teraba, frekuensi BAK 3-4 kali/hari
6) Sistem Endokrin
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada perubahan suara, tidak ada riwayat diabetes mellitus, tidak ada tremor,
tidak ada hiperpigmentasi
7) Sistem Persarafan
Tingkat kesadaran compos mentis, orientasi orang, waktu dan tempat baik, memori jangka pendek dan jangka panjang
baik. Pemeriksaan nervus :
II
III
IV
VI
VII
VIII
IX-X
XI
XII
positif.
8) Sistem Muskuloskeletal
Kekuatan otot normal
5 5
Klien tidak mengalami fraktur, tidak ada kekakuan sendi, tidak terjadi kelainan pada
5 5 4
bentuk tulang, tidak ada nyeri pada tulang sendi, tonus otot baik.
9) Sistem Integumen
Warna kulit sawo matang, turgor kulit baik, kulit lembab, tidak terasa gatal pada kulit, pada daerah ekstremitas kanan
atas terpasang IVFD dengan cairan RL 20 gtt/menit
10) Sistem Reproduksi
Tidak ada peradangan dan kelainan pada genetalia
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium tanggal 20 Januari 2009
- Leukosit
: 9.700 /UL
- LED
: 65 mm/jam
- HB
: 11,9 g%
Normal
: 4.000 11.000 /UL
- Trombosit : 302.000/UL
: 150.000 450.000/UL
- Gds
: 70 mg/dl
IVFD RL
Terpacef
Acran
Mucopet
2x1 tablet
Ostelox
2x1 tablet
Sanmol
2x1 tablet
2x1 tablet
3x1 tablet
Oleh
Rusdiyanto Nento
NIM: PO7120203187
DAFTAR PUSTAKA
Gafar, Jumadi La Ode, 1999.
Mansoer, Arif, Dkk, 1997, Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 2. Media Aesculapius, Jakarta
Noer, Sjaifoellah, 1996. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi Ketiga. Balai Penerbit FKUI, Jakarta
Robins and Kumar, Buku Ajar Patologi II. EGC, Jakarta
IMPLEMENTASI EVALUASI
Tgl
DX
Kamis
9/8/2007
IMPLEMENTASI
Jam : 09.45
1.
Jam : 21.00
S.
Jam : 09.55
2.
EVALUASI
batuk
O.
- KU Lemah
ditenggorokan.
Jam : 10.00
4.
A.
Bersihan jalan nafas belum teratasi
merasa nyaman
Jam : 13.00
5.
P.
Lanjutkan Intervensi
Observasi Vital sign
Kaji fungsi pernafasan
Berikan cairan sedikitnya 2500 cc/hari
Ubah posisi semi fowler
Pentalaksanaan pemberian antibiotic
Jam: 10.10
1.
Jam : 10.05
2.
Kamis
9/8/2007
Jam : 21.00
S.
R : 20x/m
Jam : 10.20
3.
O.
KU Lemah
Vital sign :
TD : 120/80 mmHg
menyenangkan klien
SB : 360 C
Jam : 11.30
N : 88x/m
5.
R : 20x/m
Jam : 10.15
1.
Jam : 10.25
2.
Jam : 21.00
S.
Jam : 1045
3.
4.
Jam : 12.35
5.
Kamis
9/8/2007
kg
Jam : 10.40
O.
KU Lemah
A.
Masalah Perubahan Nutrisi belum teratasi
P.
Lanjutkan Intervensi
Jam : 09.45
1.
Jam : 21.00
S.
O.
Jam : 13.15
3.
A.
Jam : 13.05
4.
Masalah teratasi
P.
Intervensi dihentikan
Kamis
9/8/2007
Jam : 09.45
1.
Jam : 14.10
2.
Jam :14.00
3.
Jam : 10.35
4.
Jam : 21.00
S.
Jam : 14.00
5.
O.
KU Lemah
Konjungtiva anemis
A.
Jam : 09.45
1.
P.
Lanjutkaan intervensi
setengah duduk
Jam : 10.30
sebelum tiur
2.
9/8/2007
Jam : 10.55
4.
Jam : 21.00
S.
Jam : 11.20
5.
O.
KU tampak lemah
Vital sign :
TD : 120/80 mmHg
SB : 360 C
N : 88x/m
R : 20x/m
A.
Masalah Intoleran Aktivitas belum teratasi
P.
Jam : 08.40
1.
Lanjutkan intervensi
SB : 36 C
1.
2.
3.
Bantu
N : 88x/m
Kamis
9/8/2007
R : 20x/m
Mengkaji fungsi pernafasan dengan hasil frekuwensi
untuk
memnuhi
kebutuhannya
4.
Jam : 08.40
2.
klien
5.
Jam : 08.45
3.
Jam : 09.30
4.
Jam : 13.25
5.
Jam : 21.00
S.
O.
Ku Lemah
Vital sign
TD : 120/80 mmHg
SB : 360 C
N : 88x/m
R : 20x/m
Ada sputum
A.
Masalah belum teratasi
P.
Ulangi intervensi
Jam : 08.30
1.
Jam : 08.40
2.
antibiotic
Jam : 08.55
3.
Jam : 21.00
S.
menyenangkan klien
Jam : 09.05
4.
Jumat
10/8/2007
O.
Jam : 11.20
KU lemah
5.
mefenamat 1 tablet
A.
Masalah nyeri belum teratasi
P.
Lanjutkan intervensi
Jam : 08.30
1.
Penatalaksanaan pemberian
Jam : 08.50
2.
antibiotic
Jam : 08.45
3.
Jam : 21.00
S.
Jam : 17.30
4.
Jam : 09.05
5.
O.
KU lemah
melakukannya.
A.
Masalah belum teratasi
Jam 08.30
1.
Jam : 20.00
2.
Jumat
10/8/2007
P.
Lanjutkan intervensi
Timbang BB klien
Jam : 20.05
3.
Jam : 21.00
Jam : 20. 30
4.
S.
Menciptakan lingkungan yang tenang dengan
O.
Jam : 08.30
KU lemah
1.
Konjungtiva anemis
A.
Masalah belum teratasi
Jam : 19.35
4.
Jam :
5.
Ulangi intervensi
LAKUKAN
Jam : 21.00
S.
Jumat
10/8/2007
O.
Ku Lemah
Jam : 08.30
1.
A.
Masalah belum teratasi
berlendir , R : 20x/m
Jam : 08.30
2.
P.
Lanjutkan intervensi
dan kering
mau melakukannya
Jam : 08.55
4.
Jam : 21.00
5.
Jam : 21.10
S.
Jumat
10/8/2007
O.
KU Lemah
Vital sign :
TD : 120/80 mmHg
SB : 36, O C
N : 88x/m
R : 20x/m
Ada sputum
A.
Masalah belumteratasi
P.
Lanjutkan intervensi
Jam : 08.30
1.
Jam : 08.40
2.
mengeluarkan secret
antibiotic
TD : 120/80 mmHg
SB : 36,5 O C
Jumat
N : 88x/m
10/8/2007
R : 20x/m
Jam : 08.55
3.
Jam : 21.10
Mengatur posisi klien dengan posisi yang
menyenangkan klien
S.
Jam : 09.05
4.
O.
KU lemah
tablet
A.
Masalah nyeri belum teratasi
P.
Lanjutkan intervensi
Penatalaksanaan pemberian
antibiotic
Jam : 21.10
Jam : 08.30
1.
S.
KU Lemah
Sabtu
A.
11/8/2007
Timbang BB klien
Jam : 21.10
S.
Klien mengeluh masih sering
nyenyak
Klien mengatakan tidurnya 6
jam
O.
KU Lemah
Konjungtiva anemis
A.
Masalah belum teratasi
P.
Ulangi intervensi
Jam : 08.30
1.
S.
secara penuh
O.
Sabtu
11/8/2007
KU Lemah
Vital sign :
TD : 120/80 mmHg
SB : 36, O C
N : 88x/m
R : 20x/m
A.
Masalah belum teratasi
P.
Lanjutkan intervensi
Jam : 08.30
1.
Jam : 10.45
2.
Jam : 11.20
3.
Sabtu
11/8/2007
Sabtu
11/8/2007
6
Sabtu
11/8/2007