You are on page 1of 31

DRAINASE PERKOTAAN TSI-437

11. Kolam Retensi-Detensi

Ir. Bambang Adi Riyanto, M.Eng


Fakultas Teknik Jurusan Sipil UNPAR Bandung
Jalan Ciumbuleuit No. 94 Bandung, Telp. 2033691-92
1

Bahan kuliah dari buku:


1.
2.

Stormwater Conveyance Modeling and Design,


Haestad Durrans, Chapter 12, hal 477 532
Urban Hydrology, Hydraulics, and Stormwater Quality
Engineering Applications and Computer Modeling, A.
Osman Akan and Robert J. Houghtalen, Chapter 7,
hal 218 267, Chap 10, hal 326 350.

Detensi Air Hujan (Stormwater Detention)

Detensi air hujan adalah tampungan sementara dari


limpasan air hujan pada bak di bawah tanah, kolam,
cekungan, atau lembah.
Detensi air hujan umumnya diperlukan pada daerah
pengembangan baru dimana laju limpasan yang lebih
besar seiring bertambahnya daerah kedap air (jalan,
lapangan parkir, atap, dll).
Meningkatnya limpasan dari suatu kawasan
menyebabkan meningkatnya besaran dan frekuensi
banjir di bagian hilirnya.
Jika limpasan ditampung terlebih dahulu pada fasilitas
detensi, maka limpasan dapat dikontrol alirannya
sehingga banjir di hilir dapat dikendalikan.

Gambar berikut memberikan ilustrasi konsep dari


analisis air hujan.

Keuntungan penerapan kolam detensi:

Dapat mengendalikan puncak banjir di hilir setelah


pembangunan sama seperti sebelum dikembangkan, akan
tetapi aliran banjir akan terjadi dalam waktu lebih lama.
Mengurangi kerusakan akibat banjir dengan cara
menurunkan puncak banjir di hilirnya.
Dapat memperbaiki kualitas limpasan air hujan. Dengan
menurunnya kecepatan air dalam kolam detensi, maka
bahan melayang dan bahan polusi dapat mengendap di
kolam sehingga mengurangi bahan polusi ke bagian
hilirnya.
Agar tercapai reduksi bahan polutan semaksimal mungkin,
diperlukan kajian tentang bentuk, ukuran, kedalaman, jenis
tanaman, dan perencanaan pemeliharaan kolam.

Detensi Air Hujan VS Retensi Air Hujan

Retensi air hujan terkait dengan menangkap seluruh air


hujan dari daerah tangkapan hujan, tanpa melepaskan air
ke hilir. Kolam retensi tidak mempunyai bangunan outlet.
Kolam retensi kadang-kadang digunakan pada areal
pertambangan atau areal lain dimana tidak diperkenankan
melepaskan air ke hilir karena masalah pencemaran.
Kolam retensi juga digunakan untuk mencegah
betambahnya volume limpasan dari suatu areal.
Air keluar dari kolam retensi melalui proses infiltrasi dan
evaporasi.
Sebaliknya kolam detensi mempunyai bangunan outlet.
Detensi air hujan terkait dengan menampung sementara
limpasan air hujan dan mengendalikan pelepasan air ke
hilir sehingga puncak debit outflow < inflow.
Pada kolam detensi juga terjadi infiltrasi dan evaporasi,
akan tetapi dibandingkan laju inflow dan outflow, nilainya
dapat diabaikan.

Tipe Bangunan Detensi Air Hujan


Bangunan detensi air hujan dapat digolongkan menjadi
beberapa tipe sebagai berikut:
Klasifikasi berdasarkan ada atau tidaknya air pada musim
kering :
Kolam basah (Wet pond)
Kolam kering (Dry pond)
Klasifikasi berdasarkan letaknya dari permukaan tanah:
Di permukaan tanah
Di bawah permukaan tanah.
Klasifikasi berdasarkan letaknya terhadap alur saluran:
On-Line
Off-Line
Klasifikasi berdasarkan daerah yang dilayani:
On-Site
Regional
Klasifikasi berdasarkan hubungan antar kolam:
Independen
Interkoneksi

Dry Pond VS Wet Pond

Bangunan outlet dry pond terletak di dasar atau di


bawah dasar kolam, sehingga kolam akan kering di
antara kejadian banjir.
Elevasi bangunan outlet wet pond lebih tinggi dari
dasar kolam, sehingga tetap ada air di kolam di
antara kejadian banjir atau di musim kemarau.
Pemilihan tipe kolam didasarkan pada pertimbangan:
kondisi hidrologi, estetika, dan kualitas air.
Gambar berikut menjelaskan perbedaan antara
kedua jenis kolam tersebut.

You might also like