Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
1. Muhammad Hilmy Aziz
2. Ramania Kartikaningtyas
3. Nahla Dewi Sartika
4. Arum Rachmapramita
5. AR Risqi Herlambang Raharjo
6. Cahya Budi Muhammad
7. I Wayan Hanson Narandika
8. Mohamad Irsyad Hanif
9. Reyhan Pradipta A
10. Siti Hartinah
1101140135
1101130273
1101144414
1101130292
1101154157
1101140412
1101150025
1101154311
1101130007
1101144224
BAB I
1.2 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami konsep seluler
2. Dapat menjelaskan konsep seluler
3. Mengetahui dan memahami GSM
4. Dapat menjelaskan materi tentang GSM
5. Mengetahui dan memahami GPRS
6. Dapat menjelaskan materi tentang GPRS
7. Mengetahui dan memahami UMTS
8. Dapat menjelaskan kembali materi tentang UMTS
9. Mengetahui dan memahami HSDPA
10. Dapat menjelaskan kembali materi tentang HSDPA
11. Mengetahui dan memahami LTE
12. Dapat menjelaskan kembali materi tentang LTE
1.3 Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara menyeluruh, menambah wawasan
tentang teknologi wireless dan dapat berguna sebagai sumbangan pemikiran bagi dunia
pendidikan dan teknologi khususnya pada bidang telekomunikasi.
BAB II
PEMBAHASAN TIAP SILABUS
ITU-T
Beberapa standar ITU-T di antaranya:
a) Tahun 2000, protokol pensinyalan BICC (bearer independent call control)
berhasil dibuat. Protokol BICC merupakan sebuah tonggak sejarah bagi
pengembangan jaringan yang berbasis paket dan multimedia pita lebar, karena
memungkinkan migrasi tanpa batas dari jaringan sirkit switch ke jaringan
paket berbasis multimedia pita lebar yang berkapasitas besar. Protokol ini juga
digunakan untuk mendukung beroperasinya layanan berbasis PSTN/ISDN
melalui jaringan backbone berbasis paket (IP dan pita lebar), tanpa
mengganggu interfaces penyelenggara jaringan dan jasa yang ada.
b) Tahun 2002, persetujuan standar untuk video coding (H.264/AVC) yang
berkemampuan menawarkan layanan video (film) berskala luas dan
berkualitas tinggi, mulai dari layanan HDTV hingga videoconference dan
seluler multimedia berbasis 3G. Standar H.264/AVC memiliki kualitas
gambar yang lebih baik, kemampuan menyalurkan beragam jenis layanan, dan
media penyimpanan data yang lebih besar. Standar ini juga dikenal sebagai
ITU-T G.1010 .
c) Tahun 2006, publikasi VDSL2 (very-high-bit-rate digital subscriber line)
berdasarkan rekomendasi ITU-T. Standar ini memungkinkan para operator
telekomunikasi berkompetisi dengan penyelenggara kabel dan satelit, dengan
cara menawarkan beragam layanan antara lain seperti HDTV, video on
demand, videoconferencing, akses internet berkecepatan tinggi, dan VoIP.
Satndar VDSL2 yang baru mampu mengirim data hingga 100 megabit per
menit baik secara up stream maupun down stream.
standard yang meliputi radio private mobile (biasa yang digunakan oleh pihak
keamanan baik tentara maupun polisi), menara antenna, satelit, premsis cabling
(copper maupun fiber), system komunikasi mobile, moble multimedia multicast,
healthcare dan lainnya. TIA menspesifikasikan Subnetwork Dependent Converge
Protocol (SDNPC) untuk paket-paket servis (GPRS-136).
Contoh standar TIA : TIA 568A-B.
2.1.2
A. Konsep cell
Desain objektif dari sistem radio mobile awal adalah untuk mendapatkan area cakupan
yang luas dengan 1 pemancar yang kuat dengan antena yang diletakkan di atas gedung
yang tinggi. Konsep seluler adalah sebuah ide untuk mengganti pemancar yang kuat (cell
besar) dengan beberapa pemancar yang lebih lemah (cell kecil) yang masing-masing dari
cell kecil itu hanya memiliki cakupan layanan yang kecil.
Secara ideal, daerah cakupan cell yang baik adalah lingkaran. Namun, jika ada banyak
cell yang berbentuk lingkaran yang berdekatan, tidak dapat dihindari akan terdapat
wilayah yang tidak tercakup cell atau wilayah yang saling overlapping. Sehingga ketika
mempertimbangkan bentuk cell secara teori, digagas 3 bentuk geometris; persegi, segitiga
sama sisi, dan heksagonal. Tujuan dari perancangan bentuk cell secara teori adalah agar
dapat dibuat cell yang saling berdekatan tanpa adanya overlapping dan tidak ada wilayah
yang tidak tercakup oleh cell.
Dari ketiga bentuk geometris yang disebut di atas, heksagonal adalah bentuk yang
paling baik sebagai representasi wilayah cell. Ini dikarenakan jika dibuat jarak yang sama
untuk ketiga bentuk di atas dari pusat cell menuju titik keliling terjauh, heksagonal akan
memberikan hasil luas yang paling besar. [R. S. Kshetrimayum, EC635 Advanced Topics
in Communication Systems]
Mengapa menggunakan sistem cell?
Menyelesaikan masalah spectral congestion
Penggunanaan kembali frekuensi pada cell yang berbeda (frequency reuse)
A. Site
Cell site atau cell tower adalah cellular telephone site dimana terletaknya antena dan
perangkat komunikasi elektronik lainnya, biasanya berbentuk tower atau ditelakan
ditempat yang tinggi seperti di atap gedung atau atap rumah. Struktur dari cell site sendiri
terdiri dari antena dan satu set tranmitter/receiver transceivers, digital signal processor,
kontrol elektronik, sebuah GPS receiver untuk timing (untuk CDMA2000/IS-95 atau
sistem GPS), primer dan backup sumber listrik, dan sheltering.
B. Sektor
C. Frequensi Reuse
Frequency Reuse adalah penggunaan ulang sebuah frekuensi pada suatu sel, dimana
frekuensi tersebut sebelumnya sudah digunakan pada satu atau beberapa sel lainnya. Jarak
antara 2 sel yang menggunakan frekuensi yang sama ini harus diatur sedemikain rupa
sehingga tidak akan mengakibatkan interferensi.Latar belakang penerapan frequency
reuse ini adalah karena adanya keterbatasan resource frekuensi yang dapat digunakan,
sedangkan kebutuhan akan ketersedian coverage area yang lebih luas terus meningkat.
Maka agar coverage area baru dapat diwujudkan, dibuatlah sel-sel baru dengan
menggunakan frekuensi yang sudah pernah digunakan sebelumnya oleh sel lain. Gambar
di bawah ini menunjukan pemetaan geographis penggunaan frekuensi pada beberapa sel,
dimana digunakan mekanisme frequency reuse.
Inti dari konsep selular adalah konsep frekuensi reuse. walaupun ada ratusan kanal
yang tersedia, bila setiap frekuensi hanya digunakan oleh satu sel, maka total
kapasitas sistem akan sama dengan total jumlah kanal.
Dalam penggunaan kembali kanal frekuensi diusahakan agar daya pemancar
masing masing BS tidak terlalu besar, hal ini untuk menghindari adanya interferensi
akibat pemakaian kanal yang sama Interferensi Co-Channel). [19]
Frekuensi Reuse
sudut pandang gangguan. Hal ini karena efek pathloss independen dan kondisi saluran
untuk setiap pengguna dan nilai-nilai SINR karenanya berbeda. Pengguna terletak di tepi
sel lebih sensitif terhadap gangguan dibandingkan dengan yang lain di pusat sel. FFR
menggabungkan manfaat dari frekuensi faktor reuse baik rendah dan tinggi dengan
membagi pengguna dalam area sel menjadi dua wilayah.
(i)
(ii)
sedangkan bandwidth untuk sel pengguna tepi dibagi di sel berdasarkan frekuensi
penggunaan kembali faktor , sehingga total FFR ketat 1 sub band yang diperlukan.
Pengguna di-pusat sel tidak berbagi spektrum dengan pengguna sel tepi, sehingga secara
signifikan mengurangi gangguan untuk sel-sel tepi dan pusat-pengguna.
sel lainnya. Seperti tidak ada band yang terpisah diperlukan untuk pengguna pusat sel
sehingga total sub-band diperlukan dalam SFR. Dalam hal efisiensi bandwidth SFR
lebih efisien dibandingkan dengan FFR. Namun, itu menghasilkan lebih gangguan
terhadap pengguna di sel-sel pusat dan tepi-wilayah [16].
FFR-3
Skema FFR-3 juga disebut sektoral-FFR skema. Cakupan area sel dibagi menjadi sel-
sel pusat dan tepi-daerah, di mana daerah sel-tepi dibagi lagi menjadi tiga sektor. Total
spektrum frekuensi dibagi menjadi dua bagian: satu bagian secara eksklusif ditugaskan ke
pengguna di sel-pusat (sub-kelompok A) dan bagian lainnya dibagi menjadi tiga sub-band
(B, C, dan D) dan ditugaskan untuk tiga sektor di wilayah sel-tepi.
Frekuensi reuse:
-
Setiap BS seluler dialokasikan sekelompok saluran radio yang akan digunakan dalam
2.1.3
A. Konsep sektorisasi
10
Salah satu cara untuk meningkatkan kapasitas pelanggan dari jaringan selular adalah
dengan mengganti antena omni-directional pada setiap base station oleh tiga (atau enam)
antena sektor 120 (atau 60) derajat.
Masing-masing sektor dapat dianggap sebagai sel baru, dengan sendiri kanal frekuensi
sendiri.
antara sel co-channel. Hal ini memungkinkan penggunaan kembali frekuensi yang lebih padat.
Sektorisasi lebih murah daripada sel splitting, karena tidak memerlukan akuisisi situs base
station baru.
B. Cell Splitting
Cell splitting adalah proses membagi cakupan radio dari situs sel dalam sistem telepon
nirkabel menjadi dua atau lebih situs sel baru. Sel membelah dapat dilakukan untuk
menyediakan kapasitas tambahan dalam wilayah sel site yang asli.
11
Diagram ini menunjukkan proses pemisahan sel yang digunakan untuk memperluas
kapasitas (jumlah saluran) dari sistem komunikasi mobile. Dalam contoh ini, cakupan area
radio dari sel site besar dibagi dengan menyesuaikan tingkat daya dan / atau menggurangi
ketinggian antena untuk mengcover daerah yang belum tercover tersebut. Mengurangi
cakupan area radio dari sel site dengan mengubah batas-batas RF dari situs sel memiliki efek
yang sama seperti menempatkan sel jauh terpisah, dan memungkinkan sel site baru yang akan
ditambahkan.
C. Interference
Pada Sistem komunikasi, umumnya interferensi diartikan sebagai sinyal lain yang tidak
diinginkan yang mempengaruhi atau mengganggu sinyal informasi yang ditransmisikan
kepada rangkaian penerima (receiver). Gangguan tersebut dapat berupa sinyal lain yang
memancarkan daya atau energy pada pita frekuensi yang sama dengan suatu sinyal informasi
yang sebenarnya. Interferensi merupakan noise yang timbul karena operasional dari sistem
komunikasi yang lain. [3]
Interferensi Co-channel
Interferensi saluran bersama atau dalam bahasa Inggrisnya, co-channel interference,
adalah satu kejadian dalam sistem terestrial dimana terdapat dua kanal atau lebih yangbekerja
dengan frekuensi sama, yang masing-masing saling terganggu dan mengganggu. Akibat
keadaan itu, maka satu receiver akan menangkap beberapa kanal tertentu daridua atau lebih
pemancar yang juga bekerja pada frekuensi tersebut. Tingkat atau level penerimaannya
bergantung dari jarak dua atau lebih pemancar ituberada dari receiver bersangkutan.
12
Akibat dari interferensi tersebut akan sepenuhnya mengganggu komunikasi bila level
sinyal utama yang diterima ( = C ) lebih kecil dari batas tertentu, sehingga ratio C/N atau C/I
tidak lebih kecil dari 18 dB (= C/I 18 dB) , dimana N adalah level noise total pada
penerimaan, dan I adalah level sinyal interferensi total dari beberapa pemancar.
Dua BTS atau lebih yang bekerja dengan frekuensi sama tidak akan berinterferensi
bila jarak satu sama lainnya cukup jauh.
Jarak tersebut harus memenuhi hubungan :
D/R = 3K
dimana :
K = faktor reuse yang bergantung pada sistem
R = radius sel, km
D = jarak antara dua sel dengan frekuensi co-channel, km [35]
dengan sinyal yang asli disebut Adjacent Channel Interference. ACI disebabkan oleh adanya
beberapa operator jaringan komunikasi yang berada pada area geografis yang sama.
Interferensi antara beberapa operator tersebut dapat timbul ketika pita frekuensi operatoroperator tersebut cukup berdekatan satu sama lain. Penyebab utama dari timbulnya ACI
adalah ketidaksempurnaan power amplifier (PA) pada pemancar. Selain itu ACI juga
disebabkan oleh tidak sempurnanya proses filtering pada penerima.
Besarnya ACI yang terjadi ditentukan oleh nilai dari parameter Adjacent Channel
Interference Ratio (ACIR). ACIR merupakan nilai perbandingan antara besarnya daya total
yang ditransmisikan dari suatu sumber (BS atau MS) dengan besarnya daya interferensi yang
diterima oleh receiver dari sistem atau operator lain. [3]
2.1.4
Fading
13
Fading merupakan perubahan fase, polarisasi dan atau level dari suatu sinyal tertentu atau dapat
dikatakan terjadi akibat fluktuasi level daya sinyal yang diterima oleh receiver. Fading sendiri berkaitan dengan
mekanisme propagasi yang melibatkan refraksi,refleksi, difraksi, hamburan dan Redaman dari gelombang
radio
Jenis-jenis Fading
Fenomena fading dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu large scale
fading dan small scale fading.. Large scale fading dapat digunakan untuk mendeskripsikan
levelsinyalpada penerima setelah melalui area yang luas (panjang gelombang mencapai ribuan
).
Small scale fading digunakan untuk medeskripsikan level sinyal pada penerima setelah
memasuki obstacle (beberapa panjang gelombang terdifraksi) dekat penerima.Large scale
fading merupakan hasil pelemahan sinyal berdasarkan propagasinya melalui jarakyang jauh
dan difraksi di sekitar objek-objek besar pada jalur propagasi. Dalam large scal fading
terdapat relative path loss (hilang karena jarak) dan log normal shadowing (terhalangnya
sinyalkarena objek yang besar). Fenomena ini terjadi pada mobile yang bergerak melalui jarak
dariurutan ukuran sel dan biasanya frekuensi yang ada independent.Probability Distribution
Function (PDF) dari distribusi log normal variable acakdirepresentasikan dengan
14
15
dari channel.
Channel Decoder memproses perkiraan deretan bit informasi dari demodulator dan
2.1.6
Modulasi
Modulasi ialah teknik yang digunakan untuk menumpangkan sinyal informasi pada
Sinyal
Pemodulasi(Baseband)
MODULATOR
Sinyal
Sinyal Hasil
Modulasi
16
Jenis-Jenis Modulasi
a. Modulasi Analog
Pada modulasi analog, sinyal pemodulasi yang berupa sinyal analog digunakan untuk
memodifikasi sinyal pembawa. Ada tiga jenis modulasi analog yaitu :
-
17
Pada
modulasi
frekuensi
sinyal
informasi
mengubah-ubah
frekuensi
sebagai berikut:
eFM = Ecsin(ct + mf sin mt)
dimana,
eFM = Nilai sesaat sinyal FM
Ec = amplitude maksimum sinyal pembawa
c = 2fc dengan fc adalah frekuensi sinyal pembawa
m = 2fm dengan fm adalah frekuensi sinyal pemodulasi
Modulasi Fasa (PM)
Pada modulasi ini sinyal informasi mengubah-ubah fasa gelombang pembawa.
Besar perubahan fasa sebanding dengan amplituda sesaat sinyal pemodulasi. Modulasi
fasa, sama seperti modulasi frekuensi, menghasilkan penyimpangan frekuensi pada
sinyal pembawa, sehingga kedua modulasi ini dikelompokkan dalam jenis modulasi
sudut. Perbedaannya terletak pada posisi perubahan frekuensi, jika pada modulasi
frekuensi deviasi tertinggi dicapai pada amplituda puncak dari sinyal pemodulasi, pada
modulasi fasa deviasi maksimum terjadi pada saat sinyal modulasi berubah pada laju
yang paling tinggi (slope terbesar) yakni perubahan dari nilai positif ke negatif dan
sebaliknya. Proses modulasi fasa terlihat pada gambar dibawah ini.
18
b. Modulasi Digital
Pada modulasi digital, sinyal pemodulasi berupa sinyal digital. Pada proses
modulasi biner berupa pertuaran (switching/keying) antara simbol 0 dan 1. Dilihat
dari jenis besaran yang diubah, jenis modulasi digital dapat dibedakan menjadi:
Amplitude Shift Keying (ASK), Frequency Shift Keying (FSK), dan Phase Shift
Keying (PSK).
-
ASK,
simbol
1 direpresentasikan
dengan
Pembangkitan sinyal Binary ASK (BASK) dapat dilakukan dengan melalukan data
biner dalam format unipolar dan sinyal pembawa sinusoidal ke suatu modulator
pengali, seperti tampak pada gambar dibawah ini
Sinyal Biner
Unipolar
M(t
)
MODULATOR
PENGALI
Sinyal Pembawa =
Sinyal ASK
Biner
S(t
)
19
S(t)
Pembangkitan sinyal BFSK dilakukan dengan melalukan data biner dalam format
polar ke modulator frekuensi (Voltage Controlled Oscillator), seperti tampak pada
gambar dibawah. Ketika input modulator berubah dari +V ke V, maka frekuensi
yang ditransmisikan akan berubah juga. [5]
MODULATOR
Sinyal biner
polar
M(t
PENGALI
Sinyal pembawa : Ac
cos(2fct)
20
berbeda 1800.
Quadrature Phase Shift Keying
Kadang-Kadang dikenal sebagai quarternary atau quadriphase PSK atau 4-
A. Multiplexing
21
Multiplexing adalah suatu teknik mengirimkan lebih dari satu atau banyak informasi
melalui satu saluran. Istilah ini adalah istilah dalam dunia telekomunikasi. Tujuan utamanya
adalah untuk menghemat jumlah saluran fisik misalnya kabel, pemancar & penerima
(transceiver), atau kabel optik. Contoh aplikasi dari teknik multiplexing ini adalah pada
jaringan transmisi jarak jauh, baik yang menggunakan kabel maupun yang menggunakan
media udara (wireless atau radio).
Beberapa alasan penggunan multiplex:
22
Kelebihan :
System TDM tidak memerlukan filter-filter yang mahal,dan jumlah filter yang digunakan
lebih sedikit. Karena itu harga peralatan terminal system ini lebih murah.
Kabel yang mempunyai spesifikasi rendah, misalnya kabel yang digunakan untuk
frekuensi pembicara (VF) masih dapat digunakan untuk sistem TDM, karena regeneratife
repeating dapat menghilangkan pengaruh buruk dari noise, kecacatan dan crasstalk.
Perubahan level (level fluctuation) kanal hanya dipengaruhi oleh karakteristik peralatan
terminal itu sendiri dan tidak tergantung sama sekali dari perubahan saluran. Oleh karena
itu net-loss circuit yang diberikan oleh sistem ini rendah
Kekurangan :
Pemborosan bandwidth
User telah memiliki slot waktu yang telah ditentukan sebelumnya.
Multipath distortion
23
Prinsip dari FDM adalah pembagian bandwidth saluran transmisi atas sejumlah kanal
(dengan lebar pita frekuensi yang sama atau berbeda) dimana masing-masing kanal
dialokasikan ke pasangan entitas yang berkomunikasi. Contoh aplikasi FDM ini yang polpuler
pada saat ini adalah Jaringan Komunikasi Seluler, seperti GSM (Global System Mobile) yang
dapat menjangkau jarak 100 m s/d 35 km.
Kelebihan & Kekurangan FDM
Kelebihan :
FDM tidak sensitif terhadap perambatan /perkembangan keterlambatan. Tehnik persamaan
saluran (channel equalization) yang diperlukan untuk sistem FDM tidak sekompleks seperti
yang digunakan pada sistem TDM.
Kekurangan:
Adanya kebutuhan untuk memfilter bandpass, yang harganya relatif mahal dan rumit
untuk dibangun (penggunaan filter tersebut biasanya digunakan dalam transmitter dan
receiver).
Penguat tenaga (power amplifier) di transmitter yang digunakan memiliki karakteristik
nonlinear (penguat linear lebih komplek untuk dibuat), dan amplifikasi nonlinear
mengarah kepada pembuatan komponen spektral out-of-band yang dapat mengganggu
saluran FDM yang lain.
c. Wavelength Division Multiplexing (WDM)
24
Teknik multiplexing ini digunakan pada transmisi data melalui serat optik (optical fiber)
dimana sinyal yang ditransmisikan berupa sinar. Pada WDM prinsip yang diterapkan mirip
seperti pada FDM, hanya dengan cara pembedaan panjang gelombang (wavelength) sinar.
Sejumlah berkas sinar dengan panjang gelombang berbeda ditransmisikan secara simultan
melalui serat optik yang sama (dari jenis Multi mode optical fiber).
Kelebihan :
Kapasitas pengiriman data yang lebih besar
Transmisi data melalui serat optik dapat berjalan dengan kecepatan 2,5 sampai 10 Gbits /
sec lebih cepat dari media transmisi lainnya.
Kekurangan :
Membutuhkan biaya yang mahal untuk pemasangan dan perawatannya.
Referensi : scribd.com Multiplexing February, 5th 2016
2. Multiple Access
Teknik multiple access memungkinkan beberapa pengguna untuk berbagi media transmisi
tanpa menciptakan gangguan yang tidak terkendali satu sama lain. [33]
-
25
output transponder RF
Kesulitan intermodulasi membutuhkan daya back-off karena jumlah operator
meningkat dan hilangnya efisiensi [21]
kanal frekuensi ke dalam beberapa slot waktu, yang mana masing-masing mendukung
percakapan individu.
Contohnya GSM, melibatkan saluran pembawa 200 kHz, dengan channel rate sekitar
200 kbps. Saluran ini dibagi menjadi delapan slot waktu dengan masing-masing 25 kbps,
mudah mendukung suara digital bit rate rendah dari 9,6 kbps, ditambah overhead untuk
framing dan signaling. Setiap delapan set time slot dikelompokkan ke dalam kanal logis dan
frame diulang secara teratur. Setiap percakapan menggunakan dua slot waktu, satu untuk
saluran depan dan satu untuk saluran balik. Dengan asumsi tingkat bandwidth yang sama,
sistem TDMA menawarkan sekitar tiga sampai empat kali kapasitas traffic dari sistem
FDMA. [9]
Kelebihan utama TDMA adalah sebagai berikut :
Tidak ada pembagian kekuasaan dan tidak ada masalah produk IM yang terjadi.
Sistem ini fleksibel sehubungan dengan perbedaan pengguna di tingkat EIRP dan data
uplink
Akses dapat dikonfigurasi ulang untuk beban traffic di sebagian besar real time
26
pada TDMA) atau frekuensi (seperti pada FDMA), namun dengan cara mengkodekan data dengan
sebuah kode khusus yang diasosiasikan dengan tiap kanal yang ada dan menggunakan sifat-sifat
interferensi konstruktif dari kode-kode khusus itu untuk melakukan pemultipleksan. [31]
CDMA memberikan peningkatan kapasitas 15 kali dari FM analog. Hal ini dapat
menangani format digital pada tingkat bit input tertentu seperti faksimil, data, dan paging.
Selain itu, jumlah daya pemancar yang dibutuhkan untuk mengatasi gangguan relatif rendah
bila menggunakan CDMA. Hal ini berarti penghematan pada infrastruktur (cell site) peralatan
dan daya tahan baterai yang lebih lama untuk terminal genggam. CDMA juga menyediakan
soft handoff dari situs sel satu ke situs sel lain. [21]
Pada dasarnya sistem selular Code Division Multiple Access (CDMA) memiliki berbagai sifat
antara lain :
Multi Diversitas
Diversitas adalah usaha untuk mengurangi fading. Ada tiga tipe diversitas yang sering
yang ada.
Soft Handover
Soft Handover memungkinkan kedua sel melayani Mobile Station (MS) secara
bersama-sama.
Kapasitas
Pada sistem Code Division Multiple Access (CDMA) kapasitas yang besar diperoleh
terutama karena frekuensi yang sama dapat dipakai oleh semua sel.
Deteksi Aktivitas Suara
Pada komunikasi full duplex dua arah, aktivitas percakapan (duty cycle) biasanya
hanya sekitar 40 %, sisa waktu lainnya dipakai untuk mendengar. Karena pada system
Code Division Multiple Access (CDMA) semua pengguna memakai kanal yang sama,
maka bila ada pengguna yang tidak sedang berbicara, akan menyebabkan
berkurangnya interferensi sekitar 60 %. Hal ini berakibat berkurangnya daya rata-rata
yang dipancarkan oleh Mobile Station (MS).
27
2.1.8
Konsep Handover
Handover merupakan proses pengalihan kanal trafik secara otomatis pada Mobile Station
(MS) yang sedang digunakan untuk berkomunikasi tanpa terjadinya pemutusan hubungaan.
Tujuan Handover
Tujuan dari Handover antara lain :
Mencegah terjadinya kegagalan panggilan (call termination) ketika user berpindah dari
suatu area yang dilingkupi suatu sel dan memasuki kawasan yang dilingkupi sel lain
Macam-macam Handover
Secara umum mekanisme handover dibagi menjadi dua macam yaitu:
Make Before Break, pada mekanisme ini, sebelum MS terhubung dan dilayani oleh cell
yang baru, maka hubungan dengan cell lama tidak akan diputus. Hubungan dengan cell
lama hanya akan diputus bila kekuatan sinyal dari cell lama semakin melemah sehingga
akhirnya MS tidak mendapat sinyal dari cell lama.
28
Break Before Make, pada mekanisme ini, MS akan memutuskan hubungan dengan cell
lama walupun hubungan dengan cell baru belum tercapai. Akibatnya akan ada suatu
periode waktu yang singkat dimana MS tidak dilayani oleh cell manapun. User akan
merasakan akibat dari hal ini dalam bentuk terputusnya pembicaraanya sesaat.
Hard Handover
Tipe ini menggunakan metode breakbefore-make yang berarti harus terjadi pemutusan
hubungan dengan kanal trafik lama sebelum terjadi hubungan dengan kanal trafik yang baru.
Hard handoff dimaksudkan untuk meminimalkan gangguan panggilan dan dilakukan oleh
jaringan selama panggilan berlangsung. Hard handoff terjadi antara sektor atau sel dengan
frekuensi pembawa yang berbeda. Hard handoff terjadi pada saat frekuensi kanal yang
berbeda atau antara MSC yang berbeda.
Soft Handover
Soft handoff/intercell merupakan handoff yang terjadi antar cell dengan frekuensi
pembawa yang sama, dimana MS memulai komunikasi dan membentuk hubungan dengan
BTS yang baru terlebih dahulu sebelum memutuskan hubungan dengan BTS asal. Hubungan
akan diputuskan jika proses penyambungan dengan BTS yang baru telah mantap untuk
menghindari drop call. Metode ini termasuk jenis make-before-break.
Softer Handover
Softer handoff / intersector yaitu handoff yang terjadi antar sektor dalam satu sel
dengan frekuensi kanal dan BTS yang sama. Ini berarti bahwa user berpindah dari satu sektor
ke sektor lain pada sel yang sama. Rake receiver pada BTS mengkombinasikan versi frame
suara yang terbaik dari antena yang berbeda-beda pada dua sector tersebut dan menjadikan
frame trafik tunggal. Handoff ini juga berbasis pada metode make before break.
Macam-macam handover dalam TDMA
29
Perpindahan kanal radio yang terjadi antara BTS satu dengan BTS yang lain. BTS
Perbadingan Handover
Kegunaan dari hard handoff adalah apabila terjadi suatu keadaan dimana suatu
panggilan hanya menggunakan satu kanal. Hard handoff dilakukan secara singkat dan
seringkali tidak dirasakan oleh pengguna. Keuntungan lain dari hard handoff adalah perangkat
telepon tidak memerlukan kemampuan untuk menerima dua atau lebih kanal secara paralel,
sehingga lebih murah dan sederhana. Namun handoff tipe ini ini juga memiliki kekurangan
yaitu tingkat keberhasilan yang rendah dimana seringkali terjadi panggilan putus atau
terganggu (dropcall). Teknologi yang mendukung hard handoff biasanya memiliki prosedur
untuk menstabilkan koneksi dari cell sumber apabila koneksi ke cell target tidak dapat
dilakukan (gagal). Namun sayangnya proses stabilisasi ulang ini tidak selalu berhasil dan
bahkan memungkinkan pula prosedur tersebut justru mengakibatkan putusnya sambungan.
Sementara itu, keunggulan dari soft handoff adalah sambungan pada cell sumber
hanya akan terputus ketika sudah tersambung dengan cell target sehingga kemungkinan
putusnya panggilan lebih rendah. Namun keunggulan yang lebih besar adalah pemeliharaan
kanal yang secara simultan pada banyak sel dan panggilan hanya bisa gagal apabila kanal
terinterferensi atau mengalami pemudaran (fade) pada waktu yang bersamaan. Fading dan
interferensi pada kanal yang berbeda tidak saling berhubungan, sehingga kemungkinan terjadi
dalam waktu yang bersamaan dalam kanal sangatlah kecil. Sehingga kehandalan koneksi
meningkat apabila panggilan menggunakan soft handoff. Karena pada suatu jaringan seluler,
mayoritas handoff terjadi pada tempat-tempat yang tidak terlingkupi dengan baik, dimana
panggilan (secara frekuentif) menjadi tidak dapat diandalkan ketika kanal mengalami
interferensi atau fading, soft handoff membawa peningkatan yang signifikan untuk
peningkatan kehandalan dari sel dengan tidak menggabungkan interferensi dan fading dalm
satu kanal. Namun keunggulan ini berdampak pada makin kompleksnya perangkat keras
dalam telepon yang harus dapat digunakan untuk memproses beberapa kanal secara paralel.
30
Hal lainnya yaitu beberapa kanal dalam jaringan harus disediakan untuk satu panggilan. Hal
ini mengurangi jumlah kanal yang bebas sehingga mengurangi kapasitas jaringan.
Proses Handover
Mobile Station (MS) bergerak menjauhi suatu cell maka daya yang diterima oleh MS
akan berkurang. Jika MS bergerak semakin menjauhi Base Station (cell) maka daya pancar
akan semakin berkurang. Menjauhnya MS pada cell asal menjadikan MS mendekati cell
lainnya. Cell lainnya dikatakan sebagai cell kandidat yaitu cell yang akan menerima
pelimpahan MS dari cell sebelumnya.
MSC melalui cell kandidat akan memonitor pergerakan MS dan menangkap daya
pancar MS. Diantara cell kandidat yang menerima daya pancar MS terbesar maka pelimpahan
MS akan berada pada cell tersebut. Cell kandidat yang menerima pelimpahan MS akan
melakukan monitoring. Proses monitoring dilakukan oleh MSC dan menginstruksikan pada
cell kandidat tersebut.
MSC melakukan prioritas pendudukan kanal pada MS yang akan mengalami handoff.
Cell kandidat dibuat urutan prioritas.
Secara singkat langkah handover dilakukan melalui 3 langkah yaitu Mobile Station
(MS) secara terus-menerus mengumpulkan informasi level sinyal yang diterima dari Base
Station (BS) yang telah dihubungkan dan semua Base Station (BS) yang lain dapat
mendeteksi. Informasi ini kemudian merata-rata untuk menyaring efek fast fading. Data yang
telah dirata-rata kemudian dihitung pada algoritma keputusan, yang memutuskan jika
meminta handover ke stasiun lain. Ketika memutuskan untuk melakukannya, handover
dieksekusi oleh kedua Base Station (BS) dan Mobile Station (MS).
Faktor Kegalahan Handover
Pada saat handover terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya
kegagalan. Faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan handover antara lain:
31
dengan sinyal yang seharusnya diterima. Dalam sistem komunikasi selular dapat
dimungkinkan terjadi penggunaan frekuensi yang sama pada dua atau lebih kanal.
2.1.9
Line Coding
Line coding adalah metode untuk merubah symbol dari sumber kedalam bentuk lain
yang ditransmisikan, Line coding merubah pesan pesan digital menjadi deretan symbol baru
atau yang biasa disebut encoding, sedangkan merubah kembali deretan yang sudah dikodeka
disebut decoding
1. Unipolar
Bentuknya sangat sederhana dan primitif
Unipolar hanya menggunakan satu voltage level yaitu positif saja
Unipolar line coding / decoding mempunyai nilai sebagai berikut
32
2. Polar
Pembentukan line coding yang umum diginakan yaitu menggunkan 2 voltage positif
dan negatif. Pada dasarnya terdapat banyak variasi dari pembentukan dari polar, tapi kita akan
menggunakan yang paling populer digunakan saat ini yaitu Non return Zero (NRZ), Return
Zero (RZ),Manchester dan Differential Manchester"
a. Non return Zero
Dibagi menjadi 2 yaitu
1. Non Return Zero Level (NRZ-L)
Perubahan pada level adalah tergantung dari bit, dimana
Binary 0 = positif
33
Binary 1 = Negatif
34
c. Manchester
Proses perubahan pada manchester adalah sebagai berikut
1. Binary 1 = negatif ke positif
2. Binary 0 = Positif ke negatif
Differential manchester
Terjadinya perubahan ditandai dengan adanya garis pada setiap permulaan barisperubahan
tergantung pada bit 0, jika ada perubahan baris berarti ada bit 0, jika tiada perubahan
bermakna bit 1
35
3. BIPOLAR
Bipolar menggunakan 3 voltage level yaitu positif, negatis dan nol.
terdapat 2 kategori yang paling umu dalam bipolar yaitu Alternate Mark Inversion (AMI) dan
Multi Transmission, 3 Level (MLT-3)
a. Alternate Mark Inversion (AMI)
1. Binary 0 : mempunyai nilai 0
2. Binary 1 : posotif (binary 1 yang pertama akan menjadi posotif) dan (binary 1 kedua
akan menjadi negatif) dan seterusnya.
36
37
Packet Switching lebih efisien untuk data yang bisa menerima delay dalam
transmisi. Jika suatu sumber mengirim message yang panjang, maka message tersebut akan
dipotong-potong menjadi paket seri. Tiap paket mengandung porsi dari data user plus
kontrol informasi. Dalam kontrol informasi ini termasuk informasi agar jaringan dapat
meletakkan paket melalui jaringan tersebut dan mengirimnya ke tujuan yang sesuai. Pada
tiap node, paket diterima, disimpan dan dilewatkan pada node berikutnya.
Ada dua macam teknik pendekatan Packet Switching yang umum, yaitu :
1. Virtual Circuit Packet Switching
Dalam pendekatan ini, perencanaan dasar rute diwujudkan sebelum paketpaket apapun dikirim. Jadi karakteristik utama dari teknik ini yaitu bahwa rute antara
stasiun-stasiun diset sebelum transfer data.
2. Datagram Switching
Dalam pendekatan ini, tiap paket diperlakukan sendiri-sendiri, dengan tidak ada
referensi pada paket yang telah keluar sebelumnya. Datagram ini digunakan pada network
layer dari Internet.
38
39
2. Loss (Pelemahan)
Adalah sebutan atau istilah yang digunakan untuk menyatakan seberapa besar daya input
disbanding daya output dari suatu system. Perbandingan daya ini dinyatakan dalam satuan
decibel (dB). Jika dalam sistem terjadi pelemahan maka pasti daya output system lebih
kecil dari daya inputnya.
3. Redaman
Dalam sebuah system komunikasi radio ada banyak hal yang memungkinkan terjadinya
redaman pada kekuatan sinyal. Beberapa diantaranya adalah kabel, konektor, anti-petir, udara
(free space), maupun berbagai halangan lain seperti pohon.
40
Semua ini akan menyebabkan turunnya kemampuan jika tidak di install dengan baik. Dalam
system komunikasi low power seperti WiFi yang rata-rata hanya mempunyai daya pancar
30-100mW saja, maka setiap dB yang dapat kita hemat akan sangat penting artinya. Ingat 3
dB Rule.
Untuk setiap 3 dB gain/loss kita akan double daya (gain) atau kehilangan setengah daya
(loss). Contoh :
-3 dB = 1/2 daya (kehilangan setengah daya)
-6 dB = 1/4 daya (kehilangan seperempat daya)
+3 dB = 2x daya (double daya)
+6 dB = 4x daya (naik daya empat kali)
41
42
dengan frekuensi 1710-1785 MHz sebagai frekuensi uplinks dan frekuensi 1805-1880 MHz
sebagai frekuensi downlinks. GSM dengan frekuensinya yang baru ini kemudian dikenal
dengan sebutan GSM 1800, yang menyediakan bandwidth sebesar 75 MHz (1880-1805 =
17851710 = 75 MHz). Dengan lebar kanal yang tetap sama yaitu 200 kHz sama, pada saat
GSM pada frekuensi 900 MHz, maka pada GSM 1800 MHz ini akan tersedia sebanyak 375
kanal.
GSM umumnya menggunakan perencanaan empat cell reuse, daripada perencanaan
tujuh cell-reuse yang digunakan pada AMPS, dan membagi masing-masing sel menjadi 12
sektor. GSM umumnya menggunakan frekuensi hopping dan time slot hopping, yang mana
juga digunakan pada sistem CDMA. GSM menawarkan keamanan tambahan dalam bentuk
Subscriber Identification Module (SIM). SIM berisi profil data penggguna, deskripsi hak
akses dan fitur, serta identifikasi dari operator selular.
Teknik modulasi yang digunakan pada GSM adalah GMSK (Gaussian Minimum Shift
Keying). Teknik ini bekerja dengan melewatkan data yang akan dimodulasikan melalui Filter
Gaussian. Secara umum sistem modulasi terdiri dari sebuah pemancar (transmitter), media
transmisi, dan sebuah penerima (receiver) yang menghasilkan replika sinyal informasi yang
ditransmisikan. Cara yang paling mudah untuk menghasilkan GMSK adalah dengan
melewatkan data NRZ (non return-to-zero) melalui filter Gaussian yang memiliki respon
impuls.
GSM sebagai sistem telekomunikasi selular digital memiliki keunggulan yang jauh lebih
banyak dibanding sistem analog, di antaranya:
a. Kapasitas sistem lebih besar, karena menggunakan teknologi digital dimana
penggunaan sebuah kanal tidak hanya diperuntukkan bagi satu pengguna saja.
Sehingga saat pengguna tidak mengirimkan informasi, kanal dapat digunakan oleh
pengguna lain.
b. Sifatnya yang sebagai standar internasional memungkinkan international roaming.
c. Dengan teknologi digital, tidak hanya mengantarkan suara, tapi memungkinkan servis
lain seperti teks, gambar, dan video.
d. Keamanan sistem yang lebih baik.
e. Kualitas suara lebih jernih dan peka [1] [2]
Standar Selular Digital untuk GSM
Standar
GSM
43
Daerah
Pita Frekuensi, Mhz
Ruang carrier, kHz
Jumlah FDM carrier
Kanal
Metode Akses
Metode duplex
Bit rate kanal
Metode modulasi
Speech coding
Internasional
Tx: 890-915
Rx: 935-960
200
124
8
TDMA
FDD
270.833 kbps
GMSK
RPELPC: 13 kbps
VSELP: 8 kbps
Arsitektur
Seorang user membawa mobile station (MS) yang bisa berkomunikasi melalui udara
dengan base station atau disebut juga Base Transiver Station (BTS) pada GSM. Pada BTS
terdapat peralatan (equipment) transmitter dan receiver, misalnya antena dan amplifier dan
beberapa komponen untuk sinyal dan protocol processing. Beberapa BTS dikontrol oleh
sebuah Base Station Controller (BSC). BTS dan BSC terhubung dengan fixed line atau
point-to-point link radio[J. Eberspcher, GSM Architecture, Protocols and Services, 2009,
John Wiley& Sons Ltd.]. BSC memiliki beberapa fungsi yang berhubungan dengan
manajemen radio resource (RR), mobility management (MM) untuk pelanggan di area
coverage dari sebuah BTS, dan beberapa fungsi operasi dan maintenance untuk semua
jaringan radio. BTS dan BSC disebut juga sebagai Base Station Subsystem (BSS). [18]
44
Satu
atau
lebih
BSC
45
46
mobilitas. Dengan BSS, Abis interface antara BTS dan BSC dan interface
udara Um sudah terdefinisi.
Sebuah MSC dibutuhkan untuk menyimpan data dari sebuah MS yang
terdapat pada area administratifnya, meminta data dari VLR yang bertanggung
jawab terhadap area interface B.Sebaliknya MSC mengirim data mengenai
update lokasi dari MS. D interface digunakan untuk pertukaran data lokasi
pelanggan dan managemen pelanggan. VLR menginformasikan HLR
mengenai posisi pelanggan. HLR mentransfer data pelanggan kepada VLR
yang dibutuhkan untuk memberikan pelayanan kepada pelanggan. HLR juga
bertugas untuk membembatalakan permintaan pelanggan ke VLR lama apabila
belum terhubung dengan VLR yang baru. Apabila selama pembaharuan lokasi
Gambar 2.2 Interface pada GSM
VLR yang baru membutuhkan data dari VLR yang lama, komunikasi antar
VLR terjadi pada G interface. Selanjutnya, identitas pelanggan atau equipment
dapat diverifikasi saat update lokasi; untuk meminta dan mencek identitas
equipment, MSC memiliki interface F ke EIR.
MSC dapat mengirim informasi melalui interface C ke HLR. Oleh
karena itu, MSC harus meminta informasi routing dari HLR saat call setup,
baik panggilan dari jaringan mobile maupun dari fixed network. Apabila fixed
network switch tidak bisa menghubungi HLR secara langsung, dimana melalui
GMSC. Apabila pelanggan berpindah MSC selama percakapan, maka
handover terjadi antar dua MSC dimana hal tersebut melalui interface E. [4]
2.2.3 ARFCN
ARFCN (Absolute Radio Frequency Channel Number) adalah sebuah angka
yang menggambarkan sepasang frekuensi, satu uplink dan satu lagi downlink.
Frekuensi uplink dan downlink masing-masing mempunyai bandwidth 200 KHz
Gambar 1.0 Cakupan Frekuensi Uplink dan Downlink sertaPenomoran ARFCN
47
48
RAND, SRES, dan Kc disebut sebagai GSM Authentication Triplets. Triplet ini akan dikirim
ke HLR dan akan di simpan sementara. Saat sebuah Mobile Station (MS) siap untuk masuk ke
dalam jaringan, MS akan mengirim permintaan untuk mengakses kanal melalui RACH.
Setelah beberapa proses (yang tidak berkaitan dengan authentikasi), HLR mengirim triplets ke
VLR, lalu Sim card MS mendapatkan RAND yang sudah termasuk triplets individual melalui
MSC.
49
50
Multi Frame
Multi frame adalah kumpulan dari time slot tertentupada frame yang berurutan. Dalam
2G, multi frame dibagi menjadi 2 jenis, yaitu control multi frame dan traffic multi
frame.
Struktur Control Multi Frame
51
Disebut control multi frame dikarenakan multi frame iniberisi channel-channel control
sajasepertiFCCH(Frequency correction channel), SCH (Synchronization channel),
BCCH(Broadcast control channel), CCCH (Common control channel),
SDCCH(Shared downlink control channel), dan SACCH (slow associate control
channel). control multi frame inisendiridibagimenjadi 2 jenis:
BCCH/CCCH control multiframe:
Terdiridari 51 frame secaraberturut-turut. Multi frame initerdiridari:
1. FCCH pada frame 0, 10, 20, 30, dan 40
2. SCH pada frame 1, 11, 21, 31, dan 41
3. BCCH pada frame 2,3, 4, dan 5
4. CCCH pada frame sisanya
5. IDLE pada frame 50
berikutiniilustrasinya(klikgambar agar lebihjelas):
52
Dalam kondisi tertentu kedua jenis control multiframe ini dapat digabungkan.
Struktur Traffic Multi Frame
Multi frame inimayoritasberisikanTCH(traffic channel), namunbukan berarti tidak
terdapat control channel sama sekali. Pada multi frame initerdapat 1 control channel
yaitu SACCH(slow associate control channel). Multi frame ini terdiri dari 26 frame
secara berurutan. Berikut ini pola dari traffic multi frame:
1. SACCH pada frame 12
2. IDLE pada frame 25
3. TCH pada frame sisanya
Berikut ini ilustrasinya:
53
Super frame adalah kumpulandari multi frame secara berurutan. total jumlah frame pada super
frame adalah 1326 frame yang mana merupakan 51 x traffic multi frame, 26 x BCCH control
multi frame, atau 13 x DCCH control multiframe. Super frame merupakan satuan dimana
control multi frame dan traffic multi frame mulai secara bersamaan.
Struktur Hyper Frame
Hyper frame merupakan kumpulan dari 2048 super frame. Dengan begitu akan terdapat
sekitar2.7 juta frame. Inilah kenapa penulis menyatakan bahwa sangat sulit untuk
menggambarkan struktur frame 2G secara keseluruhan. Hyper frame ini merupakan struktur
frame yang terbesar. Pada setiap hyper frame terdapat counter dimana setiap time slot dan
frame memiliki identitas nomor yang unik. Hal ini berfungsi untuk menjaga sinkronisasi pada
struktur frame itusendiri. Pada hyperframe juga berfungsi untuk fitur frequency hopping dan
enkripsi. 1 rangkaian frequency hopping dan enkripsi akan diterapkan pad asetiap 1 hyper
frame, lalu rangkaian tersebut akan diulangi pada hyperframe 2, 3, dan seterusnya. [8]
Burst
GSM burst, atau pengirim bisa memenuhi beberapa fungsi.beberapa GSM burst digunakan
untuk membawa data saat yang lain digunakan untuk mengontrol informasi. Burst dibedakan
menjadi:[ http://www.radio-electronics.com/]
a. Normal Burst uplink dan downlink
This GSM burst is used for the standard communications between the basestation
and the mobile, and typically transfers the digitised voice data.
The structure of the normal GSM burst is exactly defined and follows a common
format. It contains data that provides a number of different functions:
1. 3 tail bits: These tail bits at the start of the GSM burst give time for the transmitter to
ramp up its power
2. 57 data bits: This block of data is used to carry information, and most often contains
the digitised voice data although on occasions it may be replaced with signalling
information in the form of the Fast Associated Control CHannel (FACCH). The type
of data is indicated by the flag that follows the data field
3. 1 bit flag: This bit within the GSM burst indicates the type of data in the previous
field.
54
4. 26 bits training sequence: This training sequence is used as a timing reference and
for equalisation. There is a total of eight different bit sequences that may be used, each
26 bits long. The same sequence is used in each GSM slot, but nearby base stations
using the same radio frequency channels will use different ones, and this enables the
mobile to differentiate between the various cells using the same frequency.
5. 1 bit flag Again this flag indicates the type of data in the data field.
6. 57 data bits Again, this block of data within the GSM burst is used for carrying data.
7. 3 tail bits These final bits within the GSM burst are used to enable the transmitter
power to ramp down. They are often called final tail bits, or just tail bits.
8. 8.25 bits guard time At the end of the GSM burst there is a guard period. This is
introduced to prevent transmitted bursts from different mobiles overlapping. As a
result of their differing distances from the base station.
[ http://www.radio-electronics.com/]
b. Syncronization burst downlink
The purpose of this form of GSM burst is to provide synchronisation for the
mobiles on the network.
1. 3 tail bits: Again, these tail bits at the start of the GSM burst give time for the
transmitter to ramp up its power
2. 39 bits of information:
3. 64 bits of a Long Training Sequence:
4. 39 bits Information:
5. 3 tail bits Again these are to enable the transmitter power to ramp down.
6. 8.25 bits guard time: to act as a guard interval.
55
[ http://www.radio-electronics.com/]
[ http://www.radio-electronics.com/]
56
4. 3 tail bits Again these are to enable the transmitter power to ramp down.
5. 69.25 bits guard time: The additional guard time, filling the remaining time of the
GSM burst provides for large timing differences.
[ http://www.radio-electronics.com/]
2.2.7
Speech Coding
Dalam pengiriman informasi suara di jaringan radio , hal pertama yang harus
dilakukan adalah untuk mengubah suara menjadi sinyal digital .GSM menggunakan
metode yang disebut RPE - LTP ( Regular Pulse Excited Long Term Prediction)
dengan Linear Coding Predictive untuk mengubah suara analog kita menjadi sinyal
digital. Salah satu fungsi utama dari sebuah MS adalah untuk mengkonversi informasi
suara analog ke dalam bentuk digital untuk transmisi menggunakan sinyal digital
.Analog ke Digital outputnya dalam bentuk barisan bit, bilangan biner yang mewakili
input suara. Dalam sistem telepon modern,menggunakan pengkodean digital . Variasi
listrik diinduksi ke mikrofon adalah sampel dan masing-masing sampel kemudian
diubah menjadi kode digital . Gelombang suara sampel pada tingkat 8 kHz dan sampel
diubah menjadi bilangan biner 8 bit , yang mewakili 256 nilai yang berbeda . Karena
kita melakukan sampling 8000 kali per detik dan setiap sampel adalah 8 bit biner , kita
memiliki bitrate dari 8kHz X 8 bit = 64kbps . Bitrate sebesar 64 kbps memang tidak
realistik untuk transmisi sepanjang jaringan radio. Maka GSM speech coding bekerja
untuk melakukan kompresi gelombang suara menjadi bitrate yang lebih rendah
menggunakan RP-LTP, sinyal suara terbagi menjadi menjadi blok sebesar 20ms.
Setelah kita memiliki sinyal digital, kita dapat menambahkan perulangan data untuk
backup, bila terjadi error pada proses transmisi.
57
2.2.8
Coding scheme
CS-1
CS-2
CS-3
CS-4
Pre-cod. USF
12
Infobits
without USF
181
268
312
428
40
16
16
16
456
588
676
456
132
220
Code rate
1/2
~2/3
~3/4
Data rate
kbit/s
9.05
13.4
15.6
21.4
72.4 kb/s
107.2 kb/s
124.8 kb/s
171.2 kb/s
Parity bits BC
Tail bits
Output conv
encoder
Punctured bits
Maximum data
speed with 8
time-slots
The choice of coding scheme depends on the condition of the channel provided by
the cellular network (quality of the radio link between cell phone and base station).
If the channel is very noisy, the network may use CS-1 to ensure higher reliability;
in this case the data transfer rate is only 9.05 kbit/s per GSM time slot used. If the
channel is providing a good condition, the network could use CS-3 or CS-4 to obtain
optimum speed, and would then have up to 21.4 kbit/s per GSM time slot.
Download
Upload
Max.
58
slots
1
10
11
12
13
unlimited
14
unlimited
15
unlimited
16
unlimited
17
unlimited
18
unlimited
19
unlimited
20
unlimited
21
unlimited
22
unlimited
23
unlimited
24
unlimited
25
unlimited
26
unlimited
27
unlimited
28
unlimited
29
unlimited
2.3 UMTS
2.3.1
IMT 2000 adalah generasi ketiga sistem komunikasi bergerak (mobile communication
system) yang didesign untuk menyediakan layanan global, kapabilitas layanan yang beragam
dan perbaikan performan secara signifikan. Teknologi ini akan mengintegrasikan pager,
59
telepon seluler, dan sistem komunikasi bergerak dengan satelit (mobile satellite system).
Dengan kata lain IMT 2000 adalah dasar bagi akses komunikasi global yang terintegrasi. [1]
Current Systems / Services
Cellular:
IMT-2000
* Phase1 (2000 - 2002)
Up to 9.6 kb/s
PHS:
kb/s
* Phase2 (2002 -
Up to 32 Kbps
---> Up to 384
) ---> Up to 2 Mb/s
(Indoor/Pedestrian)
Up to 384 kb/s
regions
number
only
sales, subscription)
Global
operation
and
marketing
of
the
same
60
Spesification
Release 99
Operating band
Band 1
Band name
2,1 GHz
Total spectrum
2 x 60 Mhz
Duplexing
FDD and TDD
Tabel 2. Spesifikasi UMTS Release 99
2.3.3 UMTS Service
Berbagai macam layanan terbaru akan dapat diaplikasikan pada jaringan
seluler
dengan
menggunakan
teknologi
UMTS.
Aplikasi
multimedia
2.3.4
ARSITEKTUR RELEASE 99
61
62
2.3.5
ARSITEKTUR RELEASE 4
63
64
65
menghubungkan pesawat
Home Network
Serving network (SN)
66
Ide dasarnya adalah SN memeriksa identitas pelanggan (seperti pada GSM) dengan teknik
challenge-and-response sementara terminal memeriksa SN yang telah diautorisasi oleh home
network. Bagian terakhir adalah fitur baru di UMTS (dibandingkan dengan GSM) dan melalui
itu terminal dapat memeriksa bahwa terhubung ke jaringan yang sah.
Landasan mekanisme autentikasi adalah sebuah master key K yang dibagikan antara
USIM dari pengguna dan database home network. Ini merupakan rahasia permanen dengan
panjang 128 bit. Key K tidak pernah ditransfer dari 2 lokasi. Pengguna tidak mengetahui
master key nya.
Pada saat yang sama dengan saling autentikasi, kunci-kunci untuk enkripsi dan memeriksa
integritas diperoleh. Mereka adalah kunci-kunci sementara dengan panjang yang sama yaitu
128 bit. Kunci-kunci baru didapatkan dari kunci K permanen selama setiap peristiwa. Ini
adalah prinsip dasar dalam kriptografi untuk membatasi penggunaan kunci permanen dan
sebagai gantinya medapatkan kunci-kunci sementara untuk melindungi dari data berukuran
besar.[15] [16]
67
Protocol stack UMTS terdiri dari Access Stratum (AS) dan Non Access Stratum
(NAS). Access Stratum mendukung OSI lapis 1 sampai lapis 3. Access Stratum terdiri dari
PHY (layer1), MAC (layer 2), RLC (layer 2) dan RRC (layer 3). NAS atau bagian inti jaingan
dibagi berdasarkan fungsionalitas circuit switched (CS) atau packet switched (PS).
Fungsi CS terdiri dari lapis CM (Connection Management) dan MM (Mobility
Management). Lapis CM menjaga CC (Call Control), SM (Supplementary Services) dan SMS
(Short Message Service). Ini untuk UMTS CS control plane stack. Untuk UMTS CS bagian
user plane stack NAS tidak termasuk lapis CM dan MM tapi termasuk protokol lapis data
aplikasi end-to-end (antara UE-NodeB-RNC-MSC-Remote User).
Untuk fungsi PS jika terdiri dari lapis SM (Session Management) dan GMM (GPRS
Mobility Management). Hal ini untuk UMTS PS control plane stack. Untuk PS user stack,
bagian AS menggabungkan PDPC (Packet Data Convergence) dan bagian NAS
menggabungkan data paket protokol (IP/PPP/...) dan aplikasi paket data (FTP/HTTP/...).
PDPC melakukan kompresi header IP, hal ini bisa ada atau tidak pada UMTS protocol stack.
[17]
68
Bandwidth dari signal yang ditransmisikan harus lebih besar daripada information
bandwidth.
Sulit dideteksi. Signal Spread Spectrum lebih lebar daripada transmisi narrow band pada
umumnya. Berhubung communication band telah tersebar, signal itu dapat ditransmisikan
pada lower power tanpa gangguan dari background noise. Hal ini disebabkan, karena
waktu proses despreading berjalan, noise pada satu frekuensi ditolak, untuk
meninggalkan signal yang diinginkan. Berhubung signal itu dipancarkan pada kekuatan
yang rendah, signal akan tampak bercampur dengan noise, jadi akan sulit untuk dideteksi.
69
Lebih sulit dijam daripada narrow bands. Dasar dari spreading technique ialah kode yang
digunakan untuk menyebarkan signal. Tanpa mengetahui kodenya, maka tidak mungkin
untuk mendecipher menguraikan transmisi. Juga, karena kodenya sangat panjang, maka
tidak mungkin untuk memecahkan kode yang digunakan, maka interception merupakan
hal yang sulit untuk dilakukan.
Multiple users dapat menggunakan band yang sama. Kegunaan dari binary sequences
yang
berbeda
ialah
membiarkan
beberapa
Spread
Spectrum
systems
untuk
mengoperasikan secara independen masing-masing signal dalam band yang sama. Bentuk
pembagian ini disebut Code Division Multiple Access (CDMA).
Digunakan untuk ranging dan radar. Spread Spectrum dapat digunakan untuk
membangun ranging and radar systems yang lebih tepat. Spread carrier, bermodulasi
dengan pseudo noise sequence, membuat penerima untuk mengukur dengan tepat tim dari
signal yang dikirim. Spread Spectrum dapat digunakan untuk mengetim jarak suatu
objek, contohnya ialah radar. Kedua aplikasi sudah secara umum digunakan pada
aerspace field selam bertahun-tahun
1.
70
Sistem
Kelebihan
Kekurangan
Direct Sequence
Membutuhkan wideband
jamming.
channel.
Sulit terdeteksi.
Membutuhkan waktu
akuisisi yang lama.
Dapat membedakan
multipath.
Frequency-Hopping
besar.
Tidak dapat digunakan
Waktu akuisisi lebih
pendek.
Membutuhkan error
Lebih kebal terhadap
correction.
near/far problem.
[18]
2.3.9 WCDMA Code
Sistem WCDMA menggunakan beberapa kode. Secara teori, satu jenis kode harusnya
cukup, tetapi dalam prakteknya karakteristik fisik jalur radio mengharuskan bahwa sistem
WCDMA menggunakan kode yang berbeda untuk tujuan yang berbeda, dan kode-kode
tersebut mempunyai beberapa fitur seperti ortognalitas dan autokorelasi, membuatnya cocok
untuk penggunaan yang spesifik. Pada dasarnya ada 3 macam kode yang tersedia yaitu
channelization code, scrambling code dan spreading code. Penggunaannya ditunjukkan pada
tabel di bawah.
71
72
Untuk downlink, kode kanalisasi (OVFS code) digunakan untuk memisahkan kanal
fisik yang berbeda dari satu sel. Pada uplink, kode kanalisasi digunakan untuk memisahkan
kanal fisik yang berbeda dari satu UE. Pada layanan suara (AMR), SF downlink adalah 18,
yang berarti ada 128 layanan suara maksimum yang dapat didukung dalam satu kananl
WCDMA. Untuk layanan telepon Video (64k paket data), SF downlink WCDMA adalah 32,
yang berarti
ada 32 layanan suara maksimum yang dapat didukung dalam satu kanal
WCDMA.[20] [21]
2.3.11. WCDMA Transmission Rate
Wideband Code Division Multiple Access merupakan teknologi radio dari UMTS
merupakan bagian dari keluarga ITU IMT-2000 dari standar 3G. WCDMA merupakan joint
standardization proyek dari Eropa, Jepang, Korea, Amerika, dan Cina. WCDMA juga disebut
Universal Terrestrial Radio Access (UTRA).[WCDMA Communication Theory Final Project
by Souhaibe Barkat University of Colorado, Boulder, CO 80309]. WCDMA support
Frequency Division Duplex (FDD) dan Time Divison Duplex (TDD). [22]
WCDMA merupakan sebuah teknik modulasi spread-spectrum; salah satunya
menggunakan kanal dengan bandwidth yang lebih besar dari pada data yang dikirimkan.
Setiap koneksinya dijamin dengan band frekuensi tertentu yang cukup bersar untuk
73
mengahasilkan maksimum data rate, kanal WCDMA membagi band frekuensi yang lebih
lebar. [22]
Teknik modulasi encode setiap kanal dengan cara tertentu agar decoder dapat
mengetahui kode tersebut, bisa juga mengambil sinyal yang di inginkan dari beberapa sinyal
yang menggunakan band frekuensi yang sama, yang menyebabkan munculnya noise. [22]
UMTS menggunakan jaringan yang berasal dari GSM, memastikan compatibility dari
layanan dan memungkinkan handover antara teknologi GSM dan WCDMA. [22]
Spesifikasi WCDMA berasal dari 3GPP Radio Access Network (RAN) grup dari 3GPP
dan sudah di bekukan di Release 99. [22]
a. Uplink
Uplink bisa diartikan sebagai pengirimin sinyal oleh beberapa user ke base station
b. Downlink
Downlink bisa diartikan sebagai base satation mengirim beberapa sinyal berbeda ke
beberapa user
Untuk negara Amerika Serikat
Uplink
1710-1770 MHz
WCDMA
Downlink
2110-2170 MHz
Total
260MHz
UMTS-FDD
UMTS-TDD
[27].
Uplink
1920-1980MHz
1900-1920MHz
Downlink
2110-2170MHz
2110-2025MHz
Total
260MHz
20+15 MHz
256 UL, AMR 7.95kbps) / ~98 (spreading factor 128 UL, AMR 12.2kbps)
Voice coding: AMR codecs (4.75 kHz - 12.2 kHz, GSM EFR=12.2 kHz) and
74
75
Type
Scrambling Codes, UL
Complex-Valued Gold Code
Scrambling Codes, DL
Complex-Valued Gold Code
76
Length
38400 chips /
38400 chips
Duration
Number of Codes
256 chips
10 ms / 66.67 s
16,777,216
10 ms
512 primary / 15 secondary
Spreading
Usage
bandwidth
Separation of Terminals
bandwidth
Separation of Sectors
[23]
Tujua dari WCDMA Scrambling Code antara lain:
Spreading, bagian dari proses di transmitter adalah operasi scrambling. Hal ini
membutuhkan terminal yang berbeda atau base station yang berbeda.
a. Primary Code Mapping
b. Secondary Code Mapping
77
Orthogonal codes are easily generated by starting with a seed of 1, repeating the 1
horizontally and vertically, and then complementing the -1 diagonally. This process is to be
continued with the newly generated block until the desired codes with the proper length are
generated. Sequences created in this way are referred as Walsh code.
Channelization uses OVSF code, for keeping the orthogonality of different subscriber
physical channels. OVSF can be defined as the code tree illustrated in the diagram.
Channelization code is defined as Cch SF, k,, where, SF is the spreading factor of the
code, and k is the sequence of code, 0?k?SF-1. Each level definition length of code tree is
SF channelization code, and the left most value of each spreading code character is
corresponding to the chip which is transmitted earliest.
SF = chip rate / symbol rate
High data rates ? low SF code
Low data rates ? high SF code
The channelization codes are Orthogonal Variable Spreading Factor (OVSF) codes.
They are used to preserve orthogonality between different physical channels. They also
increase the clock rate to 3.84 Mcps. The OVSF codes are defined using a code tree.
In the code tree, the channelization codes are individually described by Cch,SF,k,
where SF is the Spreading Factor of the code and k the code number, 0 ? k ? SF-1. A
channelization sequence modulates one users bit. Because the chip rate is constant, the
different lengths of codes enable to have different user data rates. Low SFs are reserved for
high rate services while high SFs are for low rate services.
The length of an OVSF code is an even number of chips and the number of codes (for
one SF) is equal to the number of chips and to the SF value.
The generated codes within the same layer constitute a set of orthogonal codes.
Furthermore, any two codes of different layers are orthogonal except when one of the two
78
codes is a mother code of the other. For example C4,3 is not orthogonal with C1,0 and
C2,1, but is orthogonal with C2,0.
SF in uplink is from 4 to 256.
SF in downlink is from 4 to 512.
[24]
2.3.14. RRC State
Radio Resouce Control (RRC) adalah sebuah protokol yang dimilikin oleh UMTS
WCDMA, merupakan sebuah protocol stack dan handles control plane signalling dari Layer
3 antara UE dan UMTS Terrestrial Radio Access Netrowk (UTRAN)
Fungsi umum dari protokol RRC termasuk pembentukan koneksi, fungsi release,
broadcast sistem informasi, pembentukan radio bearer, rekonfigurasi dan release, koneksi
prosedur mobilitas RRC, pemberitahuan paging dan release, dan outer loop power control.
[28]. Dengan fungsi signalling dari RRC mengkonfigurasi user dan control plan berdasarkan
status jaringan dan mengizinkan strategi Radio Resource Management untuk di
implentasikan. [29]
Pengoperasian RRC di arahkan oleh state machine yang mendefinisikan state tertentu
dengan spesifik tentang UE yang ingin digunakan. Dengan state yang berbeda, state machine
memiliki jumlah radio resource associated yang berbeda, dan ini merupakan resource yang
UE akan gunakan saat diberikan state yang spesifik. [30] [31] Karena jumlah resource yang
berbeda tersedia pada state yang berbeda, QoS yang akan di dapatkan oleh user, dan konsumsi
energi oleh UE dipengaruhi oleh state machine ini. [32]
Gambar dibawah ini menunjukan state RRC dalam UTRA RRC Connection Mode,
termasuk transisi antara UTRA RRC Connection Mode dan GSM Connection Mode untuk
CS domain services, dan antara UTRA RRC connected mode dan GSM/GPRS packet modes
untuk PS domain services. Gambar ini juga menunjukan transisi antaraIdle Mode and UTRA
RRC Connected Mode dan transisi lebih jauh didalam UTRA RRC connected mode.
79
transport channel.
The position of the UE is known by UTRAN on cell level according to the cell
80
[23]
81
82
[23]
a. Convolutional Code
Convolutional codes are typically used when the timing constraints are tight. The
coded data must contain enough redundant information to make it possible to correct
some of the detected errors without asking for repeats.[www.teletopix.org]
b. Turbo Code
Turbo codes are found to be very efficient because they can perform close to the
theoretical limit set by the Shannons Law. Their efficiency is best with high data rate
services, but poor on low rate services. At higher bit rates, turbo coding is more
efficient than convolutional coding. [24]
2.3.16. Pencarian sel
Selama mencari sel, UE mencari sebuah sel dan menentukan kode downlink dan
kerangka singkronisasi dari sel tersebut. Pencarian sel biasanya dilakukan dalam 3 step:
83
84
Singkronisai kanal (SCH) adalah sinyal downlink digunakan untuk pencarian sel. SCH
terdiri dari 2 sub kanal, SCH primer dan sekunder. Kerangka radio 10 ms dari SCH primer
dan sekunder dibagi kedalam 15 slot, dengan setiap panjangnya 2560 chip.[ 23]
SCH primer terdiri dari kode termodulasi yang panjangnya 256 chip, kode
singkronisasi primer ditransmisikin sekali setiap slot. SCH sekunder terdiri dari pengulangan
transmisi yang panjangnya 15 urutan/sekuensial dari kode termodulasi yang panjangnya 256
chip. Kode singkronisasi sekunder, bertransmisi secara pararel dengan SCH primer.
Synchronisation
acquired
Primary
Chip,
Slot,
SCH
Synchronisation
Note
Symbol 256
chips
Secondary
Frame Synchronisation,
SCH
64
scrambling
code
groups
85
(one of 8)
Super
PCCPCH *)
pilot CH
Frame Fixed
30
Synchronisation,
27
BCCH info
SCCPCH **)
Carries
kbps
kbps
FACH
and
channel
rate
PCH
channels
*)PrimaryCommonControlPhysicalChannel
**) Secondary Common Control Physical Channel
[23]
2.3.17. Power Control
a. Open loop power control
merupakan kemampuan transmisi UE untuk mengumpulkan tenaga output untuk nilai
spesifik. Digunakan untuk mengatur tenaga transmisi uplink dan downlink awal ketika UE
mengakses jaringan. Toleransi open loop power control adalah 9 dB (kondisi normal) dan
12 dB (kondisi ekstrim).[ 23]
86
menurunkan sebuah TPC_cmd . Yang mana dari kedua algoritma ini digunakan, ditentukan
oleh UE - specific higher-layer parameter, "PowerControlAlgorithm".
[23]
2.3.18. Rake receiver
Rake Receiver tidak lain adalah sebuah radio , yang tujuannya adalah untuk
mencoba meminimalkan efek dari fading sinyal karena multipath muncul ketika melakukan
perjalanan . Bahkan , kita dapat memahami satu set Rake Receiver sub - radio , setiap
tertinggal perlahan , untuk memungkinkan masing-masing komponen multipath dapat disetel
dengan benar . Setiap komponen ini diterjemahkan sepenuhnya sendiri , tapi digabungkan di
akhir. Seolah-olah kita mengambil sinyal asli , dan ditambahkan salinan sinyal asli yang
mencapai penerima dengan amplitudo yang berbeda dan waktu datang . Jika penerima
mengetahui amplitudo dan waktu tiba dari masing-masing komponen , memungkin untuk
memperkirakan saluran , yang memungkinkan penambahan komponen. Masing-masing sub radio Rake Receiver disebut jari. Setiap jari bertanggung jawab untuk mengumpulkan energi
dari bit atau simbol , maka analogi dengan sapu yang kita gunakan di taman , di mana masingmasing cabang penyapu mengumpulkan ranting dan daun.
[25]
87
2.
3.
88
Merupakan bentuk soft handover yang terjadi ketika link radio baru yang
ditambahkan adalah dari NodeB yang sama. Hal ini terjadi ketika beberapa sektor dapat
dilayani dari NodeB yang sama, sehingga menyederhanakan penggabunggan karena dapat
dicapai dalam NodeB dan tidak memerlukan menghubungkan kembali ke dalam jaringan.
[26]
D. intersystem handover
Bentuk yang paling umum dari intersystem handover antara UMTS dan GSM . Ada
dua jenis yang berbeda antar - RAT handover atau iRAT serah terima :
-
89
2.4
HSDPA
Downlink
(High-Speed
Packet
Access)
2.4.1
Key
Technology
Adaptive
Modulation
and Coding (AMC)
Adaptive Modulation and Coding (AMC) merupakan teknologi utama yang
menyebabkan HSDPA mencapai data rate jauh lebih besar dari sistem sebelumnya.
Sistem CDMA biasanya menggunakan skema modulasi konstan (misalnya M-PSK)
dan fast power control agar segera dapat menyesuaikan dengan kondisi kanal.
Sebaliknya, AMC menggunakan power konstan sementara skema modulasi dan
90
teknologi
generasi
3,5
(3,5G).
Teknologi
yang
juga
merupakan
pengembangan dari WCDMA, sama halnya dengan CDMA 2000 yang mengembangkan
EV-DO ini didesain untuk meningkatkan kecepatan transfer data 5x lebih tinggi. HSDPA
mempunyai layanan berbasis paket data di WCDMA downlink dengan data rate mencapai
14,4 Mbps dan bandwith 5 MHz pada WCDMA downlink. Untuk jenis layanan
streaming, dimana layanan data ini lebih banyak pada arah downlink daripada uplink,
atau dengan kata lain user lebih banyak men-download daripada meng-upload.
Parameter
Specification
14.4 Mbps
384 Kbps
Multiple Access
WCDMA
Frequency Band
Channel Bandwidth
5 MHz
Chip Rate
3,84 Mcps
Modulation
BPSK (Uplink)
91
Spreading Factor
SF = 16-256
Node-B
o Air interface transmission/reception
o Modulation/demodulation
92
o Contain similar information as the HLR, but only for subscribers currently in its
Location Area
93
94
Logical Channel
o BCCH (Broadcast Control Channel): Carries all the general system information that
UE needs to communicate with the network
o PCCH (paging Control Channel): Carries paging information from the network to
inform user that there is a communication request
o DCCH (Dedicated Control Channel): Point to point channel transmits dedicated
control information between network and UE
o CCCH (Common Control Channel): Carries control information from the network to
user that do not have dedicated channel
o DTCH (Dedicated Traffic Channel): Point to point channel, dedicated to one user for
carries users information
o CTCH (Common Traffic Channel): Carries dedicated users information to group
specified users
Transport Channel
o PCH (Paging Channel): Transport channel carrying the PCCH
o BCH (Broadcast Channel): Transport channel carrying the BCCH
95
o CPCH (Common Packet Channel): Uplink Channel, used during the packet data
transmission
o FACH (Forward Access Channel): Carrying control and traffic channel
(CCCH,CTCH) and (DCCH,DTCH)
o RACH (Random Access Channel): Uplink channel, used by user to carry signalling
o DCH (Dedicated Channel): Carrying dedicated signalling (DCCH) or payload
(DTCH)
o HS-DSCH (High Speed-Downlink Share Channel): Carrying Dedicated Traffic
96
The
HSDPA radio frame (actually a sub-frame in the W-CDMA architecture) is 2 ms in lengthequivalent to three of the currently defined W-CDMA slots. There are five HSDPA sub-frames
in a 10 ms W-CDMA frame, as shown in Figure 2.5.1. The shorter frame size allows user data
transmissions to be assigned to one or more physical channels for a shorter duration, thus
allowing the network to readjust its resource allocation in time as well as in the code domain.
Gambar 2.5.1
HS-PDSCH
Physical Channel Structure
o Membawa
data traffic
o Digunakan pada SF 16
o Pada arah downlink
HS-SCCH Physical Channel Structure
o Membawa sinyal informasi dari HS-DSCH
o First channel membawakode kanal dan skema modulasi
o Kanal kedua dan ketiga membawa blok transportasi dan informasi HARQ
o Diterapkan pada SF 128
o Pada arah downlink
97
HS-
DPCCH
Physical
Channel Structure
o Membawa feedback signaling uplink ke HS-DSCH
o Signaling termasuk HARQ-ACK dan Channel Quality Indication (CQI)
o Diterapkan pada SF 256
o Pada arah Uplink
2.5.6
Modulation Coding
Adaptive
98
Dalam sistem komunikasi seluler, kualitas sinyal yang diterima oleh UE tergantung
pada sejumlah faktor-jarak antara interface yang diinginkan dan mengganggu BTS path loss
exponent, log-normal shadowing, short term Rayleigh fading dan noise. Dalam rangka
meningkatkan kapasitas sistem, puncak data rate dan kehandalan cakupan, sinyal
ditransmisikan ke dan oleh pengguna tertentu dimodifikasi untuk memperhitungkan variasi
kualitas sinyal melalui proses yang biasa disebut sebagai link adaptasi. Secara tradisional,
sistem CDMA menggunakan kontrol daya secepat metode yang disukai untuk link adaptasi.
Baru-baru ini, Adaptasi Modulation dan Coding (AMC) telah menawarkan metode adaptasi
link alternatif yang menjanjikan untuk meningkatkan kapasitas sistem secara keseluruhan.
AMC menyediakan fleksibilitas untuk menyesuaikan skema modulasi-coding dengan kondisi
saluran rata-rata untuk setiap pengguna. Dengan AMC, kekuatan sinyal yang ditransmisikan
tetap konstan selama interval frame, dan modulasi dan format pengkodean berubah untuk
mencocokkan menerima kualitas sinyal atau saluran kondisi saat ini. Dalam sistem AMC,
pengguna dekat dengan Node B biasanya ditugaskan modulasi yang lebih tinggi dengan tarif
kode yang lebih tinggi (misalnya 64 QAM dengan R = 3/4 Kode turbo), tapi modulasi-order
dan / atau tingkat kode akan menurun sebagai jarak dari Node B meningkat.
AMC yang paling efektif bila dikombinasikan dengan teknik fat-pipe scheduling seperti
yang diaktifkan oleh Downlink Shared Channel. Dari manfaat tersebut dikaitkan dengan
lemak-pipa multiplexing, AMC dikombinasikan dengan penjadwalan waktu domain
menawarkan kesempatan untuk mengambil keuntungan dari variasi jangka pendek dalam
amplop sebuah UE memudar sehingga UE selalu dilayani pada memudar konstruktif.
Implementasi
AMC
menawarkan
beberapa
pengukuran dan delay. Dalam rangka untuk memilih modulasi yang tepat, scheduler harus
menyadari kualitas saluran. Kesalahan dalam estimasi saluran akan menyebabkan scheduler
untuk memilih tingkat data yang salah dan baik mengirimkan pada daya terlalu tinggi,
wasting system capacity, or too low a power, raising the block error rate. Keterlambatan
pelaporan pengukuran saluran juga mengurangi keandalan estimasi kualitas saluran karena
99
Time Fairness: pengiriman ukuran data dalam trafik ini memang tidak sama rata, tetapi
user mendapatkan waktu layanan yang sama besar dengan tetap mendapatkan trafik yang
serendah mungkin
Traffic Fairness: semua user mendapat traffic yang sama besar tetapiwaktulayanan yang
layanan dengan
prioritas utama, tetapi mempunyai traffic terbesar dengan ketidak seimbangan traffic
tertinggi.
Proporsional Fairness: mempertimbangkan semua
metode-metode diatas
secara adil,
sehingga metode ini dinilai mempunyai traffic paling baik dan layanan yang paling adil.
2.5.8 HARQ
Atau Hybrid Automatic Repeat Request, adalah kombinasi dari dua buah teknologi
yaitu FEC (Forward Error Correction) dan ARQ(Automatic Repeat Request)[1]. ARQ sendiri
adalah
sebuah
metode
error
control
untuk
transmisi
data
yang
menggunakan
acknowledgement (pengakuan) dan timeout untuk mencapai transmisi yang dapat diandalkan.
Sementara FEC adalah metode untuk memperoleh suatu error pada transmisi data di saat
transmitter mengirims ebuah data yang sebagian besartelah error, sehingga hanya sebagian
kecil yang tidak error[3]. Kedua metode ini mempunyai kekurangan dan kelebihanya itu
sebagai berikut:
100
FEC
Kelebihan: dapat meningkatkan kehandalan transfer data[1]
kekurangan : di saat kanal
berkurang[1]
ARQ
Kelebihan: mempunyai performa yang baik dan mempunyai Bit Error Rate (BER) yang
rendah[1]
Kekurangan: saat BER tinggi, maka terjadi kekurangan performa[1]
Gabungan dari kedua metode ini menghasilkan HARQ yaitu metode dimana
pengiriman paket telah termasuk pendeteksian paket error dan koreksi bit[1].
101
102
diterapkan pada jaringan LTE dengan tujuan untuk meningkatkan QoS. Dapat dilihat dari
tabel dibawah ini spesifikasi yang terdapat pada Release 8 dan Release 10
Spesifikasi
Peak Data Rate
Operating Band
Time Transmission Interval
Channel Bandwidth
Latency
Mobility
Multiple Access
Multiplexing
Modulation
Duplexing
Release 8
UL: 75 Mbps ; DL: 300
Release 10
UL: 1500 Mbps ; DL:
Mbps
3000 Mbps
700, 800, 900, 1800, 2100, 2300, 2600 Mhz
1 ms
1,4 ; 3 ; 5 ; 10 ; 15 ; 20
Max 100 MHz
MHz
User Plane < 5 ms
User Plane < 5 ms
Control Plane < 100 ms
Control Plane < 50 ms
Up to 350 km/h
Up to 500 km/h
Uplink: SC-FDMA ; Downlink: OFDMA
OFDM
QPSK, 16 QAM, 64 QAM
FDD/TDD
Pengguanaan jenis OFDMA sebagai multiple access yang berdasarkan dari skema
LTE FDD (Frequency Division Duplexing) dan TD-LTE (Time Division Duplexing)
Bandwidth frekuensi yang besar hingga 20 Mhz
Mendukung untuk penggunaan teknologi MIMO (Multiple Input Multiple Output)
103
Carrier Aggregation
MIMO Extension
Meningkatkan kualitas performa cell tepi dengan eICIC (enhance Inter-Cell
Interference Coordination)
UE (User Equipment)
Merupakan sebuah perangkat yang digunakan pelanggan untuk mengakses suatu
scheduling dari UE
MME (Mobile Management Entity)
MME bertugas untuk mengatur authentification pengguna, pengaturan antar MME
104
EPC eksternal. PCRF juga berfungsi sebagai pengontrol alur data user ke terminal
HSS ( Home Subscriber Server)
HSS berfungsi untuk menyimpan data untuk setiap user dan juga merupakan pusat
otentifikasi user.
Dalam arsitektur LTE terdapat beberapa antar muka yang digunakan untuk
menghubungkan antara jaringan satu dengan jaringan yang lainnya, diantaranya adalah:
Jenis Antarmuka
LTE-Uu
X2
S1-MME
S1-U
S10
S6a
S11
S5/S8
S7
SGi
Rx+
Fungsi
Struktur antarmuka dari eUTRAN
Antarmuka yang menghubungan antara
eNB satu dengan yang lainnya
Mengontrol antarmuka antara eNB dengan
MME
Antarmuka user antara eNB dan S-GW
Antarmuka yang menghubungakan antara
beberapa MME
Antarmuka antara MME dan HSS
Antarmuka antara MME dan S-GW
Antarmuka antara S-GW dan P-GW
Antarmuka yang menghubungkan P-GW
dan PCRF
Antarmuka yang digunakan oleh P-GW
untuk mengirimkan data dari dan ke
jaringan data eksternal
Antarmuka antara PCRF dan PDN
eksternal
Control Plane
Control Plane merupakan sebuah protokol yang mengontrol pembawa akses
radio dan koneksi antara UE dan jaringan. Control Plane mempunyai tiga layer, yaitu
105
User Plane bertanggung jawab akan transfer data yang dilakukan oleh user,
seperti suara ataupun data melewati access stratum. User plane terdiri dari beberapa
protokol yaitu, Application, CN protocol, dan RAN protocol.
Protocol Stack
Protocol Stack terdiri dari tiga later yang dapat ditunjukkan dari diagram dibawah ini
106
o Layer Fisik
Layer fisik membawa seluruh informasi dari MAC Transport Channel melalu air
interface dan juga bertanggung jawab akan power control, cell search (untuk
handover) dan pengukuran lainnya untuk layer RRC.
o Medium Access Layer (MAC)
MAC bertanggung jawab untuk memetakan antara logical channel dan transport
channel, HARQ untuk koreksi saat terjadi error, scheduling, dan memprioritaskan
logical channel.
o RRC (Radio Resource Control)
Fungsi utama dari RRC sublayer yaitu menyampaikan informasi kepada NAS
(Non-Access Stratum), menyampaikan informasi kepada AS (Access Stratum),
menjaga hubungan antara UE dan E-UTRAN, sebagai fungsi keamanan termasuk
pemeliharaan terhadap point to point Radio Bearers.
o NAS (Non-Access Stratum)
NAS protokol mendukung mobilitas UE dan prosedur dari session management
untuk membangun dan menjaga konektifitas IP antara UE dan P-GW.
2.5.6 OFDM
Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM) merupakan suatu skema
modulasi digital kanal jamak yang menggunakan sistem orthogonal dari teknik FDM.
Dibandingkan dengan mentransmisikan jumlah data yang besar dalam satu sub-carrier,
OFDM mentransmisikan beberapa data yang dibagi secara orthogonal dan ditransmisikan
secara paralel.
2.5.7 OFDMA
107
yang
telah
tersedia.
OFDMA
menggunakan
teknik
OFDM
sebagai
multiplexingnya yang dapat membagi kanal kedalam beberapa bagian dengan cara orthogonal
dengan tujuan menghemat bandwidth tanpa interferensi [4].
OFDMA mempunyai beberapa keuntungan:
PAPR (Peak to average power ratio) yang tinggi sehingga membutuhkan daya yang tinggi
untuk menggunakannya
Co-Channel Interference
108
2.5.8 SC-FDMA
Tingginya Power to Peak Average Power ratio yang tidak diinginkan pada OFDM,
membuat 3GPP memilih modulasi yang berbeda untuk LTE Uplink tetapi tetap menggunakan
OFDM untuk downlink [13]. OFDM digunakan pada WiMAX Uplink ,namun LTE terus
berlanjut menggunakan SC-FDMA yang merupakan skema modulasi hybrid yang
mengkombinasikan low PAR dari single carrier system dengan multipath resistance dan
flexible subcarrier frequency allocation yang ditawarkan oleh OFDM,
SC-FDMA , memiliki komponen DFT atau Discrete Fourier Transform menyebarkan
orthogonal frequency multiplexing, dan frequency domain equalization, DFT mengubah
sinyal dari time domain ke frequency domain. Jadi dapat dikatakan bahwa SC-FDMA dibuat
berdasarkan sistem OFDM, karena pada skema dibawah SC-FDMA adalah OFDM dengan
tambahan DFT Mapper. [14]
109
prefix
Cyclic prefix dibuat dengan cara melakukan copying bagian akhir pada main body dari symbol
[15].
110
Pada sistem TDD dapat menghemat penggunaan frekuensi. Pada saat device
melakukan assymetrical uplink downlink dimana rasio uplink dan downlink tidak sama saat
streaming video, download file dari internet, dan TDD hanya satu frekuensi saja yang
digunakan, sedangkan kanal uplink hanya sedikit memerlukan bandwidth, dan kanal frekuensi
dioptimumkan untuk downlink yang lebih membutuhkan ruang bandwidth. Fleksibilitas rasio
dari uplink dan downlink dan penggunaan hanya satu frekuensi inilah merupakan keunggulan
dari TDD.
111
112
Physical Channel
o PBCH ( Physical Broadcast Channel)
o PDSCH (Physical Downlink Shared Channel)
o PMCH (Physical Multicast Channel)
o PDCCH (Physical downlink Control Channel)
o PHICH (Physical Hybrid ARQ Indicator Channel)
Transport Channel
o
Logical Channel
o Control Channel
113
o Traffic Channel
Physical Channel
o
Transport Channel
o
114
LTE menggunakan Single Carrier Frequency Division Multiple Access pada downlink untuk
mengurangi konsumsi daya. Suatu Resource block terdiri dari 12 subcarrier pada suatu durasi
slot 0,5ms, satu subcarrier mempunyai BW 15 kHz, sehingga menjadi 180kHz per RB [1].
115
2.5.14
LTE Link Adaptation
Prinsip link adaptation menjadi landasan perancangan suatu interface radio yang
efisien untuk trafik data berbasis paket-switched. Link adaptation dalam LTE dilakukan
dengan mengatur laju data informasi yang dikirim (skema modulasi dan channel coding rate)
secara dinamis, sesuai dengan kualitas radio link. Link adaptation mempunyai hubungan yang
sangat erat dengan perancangan skema channel coding yang digunakan untuk FEC[9]. Skema
channel coding untuk FEC yang digunakan dalam LTE :
Convolutional Coding
Turbo Coding
LDPC (Low Density Parity Check) coding
Fitur advanced channel coding yang ditambahkan dalam LTE adalah : HARQ (Hybrid
Automatic Repeat Request). HARQ sendiri adalah penggunaan ARQ konvensional bersama
dengan teknik Error Correction yang disebut 'Soft combining ' , yang tidak lagi membuang
data error yang diterima . Dengan 'Soft Combining ' paket data yang error diterjemahkan tidak
dibuang lagi . sinyal yang diterima disimpan dalam ' buffer ' , dan akan dikombinasikan
dengan transmisi berikutnya [10].
2.5.15 Quality of Service in LTE
Di dalam jaringan LTE, quality of service diimplementasikan antara UE dan PDN
gateaway dan diaplikasikan pada satu set bearers. Bearer pada dasarnya merupakan
konsep virtual dan merupakan satu set konfigurasi jaringan untuk melayani pelayanan spesial
untuk mengatur traffic, contohnya ialah paket VoIP akan lebih diprioritaskan dalam jaringan
116
daripada jaringan web browser. Di dalam LTE, QoS diaplikasikan pada Radio bearer,S1
bearer dan S5/S8 bearer dan dinamakan menjadi EPS bearer seperti gambar di bawah ini
Untuk memahami konsep QoS, kita harus mengerti tipe bearer dan properti yang berasosiasi
dengan masing masing bearer melalui hirarki bagan di bawah ini. Pertama, ada dua jenis
bearer yaitu dedicated bearer dan default bearer. Disini setidaknya ada satu default bearer
didirikan saat UE berkoneksi dengan LTE sementara dedicated bearer selalu dibangun saat
diperlukan untuk melayani QoS pada layanan spesifik
Dedicated bearer bisa dibagi menjadi non-GBR dan GBR. GBR melayani garansi bit rate dan
berasosiasi dengan parameter seperti GBR dan MBR
GBR: garansi minimum bit rate per EPS bearer, diperuntukan untuk uplink dan downlink
117
MBR: garansi maksimum bit rate per EPS bearer,diperuntukan untuk uplink dan
downlink
Pada sisi lain, non GBR bearer tidak melayani garansi bit rate dan mempunyai parameter
seperti A-AMBR dan UE-AMBR
A-AMBR: APN agregat maksimum bit rate adalah besaran maksimum yang mengijinkan
total non GBR throughput ke APN yang spesifik.dikhususkan untuk uplink dan downlink.
UE-AMBR: UE agregat maksimum bit rate adalah total maksimum non GBR throughput
diantara semua APN ke UE yang spesifik.
Seperti yang bisa dilihat, default bearer hanya bisa menjadi tipe non-GBR. Beberapa aturan
penting yang berasosiasi dengan masing masing tipe bearer adalah:
ARP: alokasi dan prioritas penyimpanan pada dasarnya digunakan untuk menentukan
apakah bearer yang baru dimodifikasi atau permintaan pembangunan harus diterima
tertentu.
L-EBI:singkatan dari Linked EPS bearer ID. Seperti yang didiskusikan sebelumnya, kita
tahu bahwa setiap dedicated bearer selalu berkoneksi satu dengan yang ainnya.L-EBI
118
CQI(channel quality indicator) adalah nilai 4 digit yang dikirim ke eNB oleh UE sebagai
feedback untuk downlink channel.CQI menginformasikan eNB tentang kualitas channel
di downlink. Cara ini membantu eNB untuk mengalokasikan MCS(Modulation and
memiliki data dalam buffernya dan memerlukan perijinan untuk mengirim data tersebut.
QoS mendefinisikan bagaimana data user yang khusus harus dilayani pada jaringan. QoS
mengimplementasikan diantara UE dan PDN gateaway dan diaplikasikan pada satu set
bearers.
Traffic volume
Permintaan QoS
Kondisi radio
119
Persiapan handover,pada bgaian ini,UE melayani eNodeB dan target eNodeB membuat
persiapan sebelum UE berkoneksi dengan sel baru.pesan utama dan proses seperti
deskripsi berikut:
o Pengukuran kontrol,pelayanan eNodeB mengatur dan mensinyalkan pengukuran UE
prosedur dan UE mengirimkan pengukuran melaporkan pesan ke serving eNodeB.
o Keputusan handover,serving eNodeB menyediakan keputusan handover yang didasari
oleh penerimaan pengukuran laporan pesan dari UE
o Admission control,target eNodeB melakukan admisi kontrol sesuai informasi QoS dan
persiapan handover
o Handover command,serving eNodeB mengirimkan perintah handover ke UE.
120
121
122
disengaja. Karena sistem MIMO menggunakan susunan antena, interferensi lokal bisa
dimitigasi secara natural.
123
2.5.21 Relay
Relay pada LTE berbeda pada penggunaan repeater yang membroadcast ulang sinyal. Relay
akan menerima secara aktual,demodulasi dan decoding data tersebut.mengaplikasikan error
correction pada sinyal informasi dan mentransmitkan sinyal baru.dengan cara ini,kualitas
sinyal akan ditingkatkan di LTE relay,daripada menderita degradasi dari pengurangan SNR
saat menggunakan repeater.
Ada beberapa skenario dimana LTE bisa menguntungkan:
Meningkatkan kapasitas jaringan,LTE relay nodes bisa di aplikasikan sangat mudah saat
target nya ialah untuk meningkatkan kapasitas jaringan dengan meningkatkan jumlah dari
eNB untuk memastikan tingkat sinyal yang bagus diterima oleh semua user.
Meluasnya coverage jaringan: LTE relay bisa digunakan sebagai metode yang mudah
dalam mengisi lubang lubang dalam coverage.dengan tidak perlu menginstall base station
yang lengkap, relay dengan cepatnya bisa diinstal maka dari itu bisa mengisi kekosongan
blackspot
124
Rapid network roll-out: dengan tidak memerlukan menginstall backhaul atau menginstall
masts yang besar,LTE relay bisa melayani metode yang mudah untuk memperluas
coverage saat roll-out pertama dari jaringan.banyak eNB tradisioanal akan diinstall saat
traffic meningkat
125
sedang libur kerja.hal ini bisa untuk optimasi yang dibutuhkan untuk memanggil kembali
network (SON) untuk melakukan keseimbangan load traffic pada base station (BS) yang
kelebihan beban dengan base station yang berdekatan dan low-loaded. Load balancing
dilakukan
melalui
pengaturan
parameter
(metric)
handover
untuk
mendapatkan
keseimbangan trafik jaringan yang optimal. Pada penelitian ini parameter yang diatur adalah
kapasitas sel. Kapasitas sel sangat dipengaruhi oleh bandwidth, tipe modulasi, dan access rate
yang digunakan user. Semakin besar bandwidth, kapasitas sel akan semakin besar. Semakin
tinggi spesifikasi tipe modulasi yang digunakan, kapasitas sel juga akan semakin besar.
Dilain pihak, semakin besar bit rate yang digunakan user, maka kapasitas sel akan semakin
kecil.
Adanya penyegaran mobilitas digunakan untuk meminimalisir terjadinya pemutusan
hubungan saat panggilan,meminimalisir handover yang tdak perlu karena bisa mengantarkan
ketidakefisiensinya network resources dan meningkatkan kesempatan dropped call dan
meminimalisir adanya kegagalan link radio.
Ada juga coverage and capacity optimisation,dengan cara mengatur parameter
antenna. Generasi sebelumnya hanya membolehkan untuk mengatur secara manual. Sekarang
bisa diatur dengan secara elektrik.ada juga dengan cara mengatur parameter tingkat daya.
Dalam beberapa kondisi, transimtter base station optimisasi daya lebih menantang daripada
mengontrol paramter antenna. Karena adanya problematika karakteristik amplifier dan
feedback dari handset.
Ada juga pengoptimasi random access channel,RACH harus di konfigurasi secara
akurat agar bisa melayani nomer nomer yang mencukupi dari RACH untuk semua handset
atau UE.adanya handset reporting dan pertukaran inter base station.
126
melayani circuit switched calls,saat LTE dipakai untuk menerima atau mentransfer voice call
atau SMS,perangkat tersebut fall back ke 3G atau 2G untuk mengirim SMS atau melakukan
panggilan.
127
[2] https://fikrimamuttaqin.files.wordpress.com/2013/02/konsep-sistem-umts.pdf
[3] https://id.wikipedia.org/wiki/Node-B
[4]
http://id.nec.com/en_ID/products/networking/for-network-service-providers/3g-mobile-
communication/radio-network-control-rnc.html
[5] http://www.mobileindonesia.net/gprs-general-packet-radio-service/
[6] http://www.mobileindonesia.net/gprs-general-packet-radio-service/
[7] http://www.elektroindonesia.com/elektro/no5b.html
[8] https://otakit.wordpress.com/2009/02/04/konsep-utran-network/
[9]https://www.developingsolutions.com/solutions/gateway-mobile-services-switching-centergmsc-emulator/
[10] https://www.academia.edu/8603794/5-sistem-komunikasi-bergerak_SMS-DATA
[11]http://achmad.glcnetworks.com/2011/02/19/apa-itu-bsc-base-station-controller-bts-basestation-controller/
[12] http://www.forumbebas.com/thread-161789.html
[13] http://www.mobileindonesia.net/pstn-public-switched-telephone-network/
[14] http://id.termwiki.com/ID/packet_switched_public_data_network_(PSPDN)
[15] Ralf Kreher UMTS Signaling: UMTS Interfaces, Protocols, Message Flows and
Procedures
[16] Kaaranen Heikki UMTS Networks : Architecture, Mobility and Services 2ns Edition.=
John Wiley & Sons Ltd. 2005
[17] http://www.rfwireless-world.com UMTS Protocol Stack February, 5th 2016
[18] http://www.rfwireless-world.com DSSS versus FHSS February, 5th 2016
[19] Referensi : Kaaranen Heikki UMTS Networks : Architecture, Mobility and Services
2nd Edition. John Wiley & Sons Ltd. 2005
[20] http://www.teletopix.org/ Purpose Of Channelization Code & Scrambling Code In
WCDMA February, 5th 2016
[21] Harry Holma WCDMA for UMTS 3rd Edition. 2004
[22] www.3gpp.org
[23] www.umtsworld.com
[24] www.teletopix.org
128
[25] http://www.telecomhall.com/
[26] http://www.radio-electronics.com/
[27] WCDMA Communication Theory Final Project by Souhaibe Barkat University of
Colorado, Boulder, CO 80309
[28] [ UMTS RRC Protocol specification (version 12.4.0 Release 12) (PDF), European
Telecommunications Standards Institute, February 2015
[29] Perez-Romero, Jordi (2005). Radio Resource Management Strategies in UMTS. John
Wiley & Sons Ltd. p. 103. ISBN 0470022779. Retrieved 10 April 2015
[30] Perez-Romero, Jordi (2005). Radio Resource Management Strategies in UMTS. John
Wiley & Sons Ltd. p. 103. ISBN 0470022779. Retrieved 10 April 2015.
[31] Qian, Feng (November 2010). "Characterizing Radio Resource Allocation for 3G
Networks" (PDF). Proceedings of the 10th ACM SIGCOMM conference on Internet
measurement. Melbourne, Australia: ACM. pp. 137150.
[32] Qian, Feng (November 2010). "Characterizing Radio Resource Allocation for 3G
Networks" (PDF). Proceedings of the 10th ACM SIGCOMM conference on Internet
measurement. Melbourne, Australia: ACM. pp. 137150.
Referensi 2.4 HSDPA:
1. http://www.slideshare.net/tmukuze/zte-hsdpa
2. http://mujahidin.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/37744/Materi+Jaringan+Kom
puter+Lanjut+5.pdf
3. http://searchmobilecomputing.techtarget.com/definition/forward-error-correction
4. http://www.3glteinfo.com/soft-handover-lte/
5. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27510/3/Chapter%20II.pdf
6. https://id.scribd.com/doc/212404473/HSDPA-Edited
7. http://in2eps.com/
8. http://www.slideshare.net/NoppadolLoykhwamsuk/qualcomm-hsdpa
9. ftp://www.3gpp.org/tsg_ran/WG1_RL1/TSGR1_17/Docs/PDFs/R1-00-1395.pdf
10. http://cp.literature.agilent.com/litweb/pdf/5989-2365EN.pdf
11. http://d.turkcell.com.tr/Downloads/hakkimizda/pdf/25308-7a0.pdf
12. http://www.umtsworld.com/
129
ofdm/Content/ofdm_basicprinciplesoverview.htm
http://www.tutorialspoint.com/lte/lte_radio_protocol_architecture.htm
http://www.tutorialspoint.com/lte/lte_protocol_stack_layers.htm
http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/9780470742891.fmatter/pdf
https://www.sandvine.com/downloads/general/whitepapers/quality-of-service-in-lte-
long-form.pdf
10. http://www.3gpp.org/technologies/keywords-acronyms/101-carrier-aggregationexplained
11. http://www.radio-electronics.com/info/cellulartelecomms/lte-long-term-evolution/4glte-advanced-relaying.php
12. https://www.qualcomm.com/invention/technologies/lte/lte-carrier-aggregation
13. Moray Rumney BSc, C. Eng, MIET . 2008. 3GPP Introducing The SC-FDMA.
United States of America. Lead Technologist, Agilent Technologies.
http://cp.literature.agilent.com/litweb/pdf/5989-7898EN.pdf
14. Single Carrier - FDMA in LTE
URL : http://www.ixiacom.com/sites/default/files/resources/whitepaper/sc-fdma-indd.pdf