You are on page 1of 129

1

MOBILE CELLULAR COMMUNICATION

Disusun Oleh :
1. Muhammad Hilmy Aziz
2. Ramania Kartikaningtyas
3. Nahla Dewi Sartika
4. Arum Rachmapramita
5. AR Risqi Herlambang Raharjo
6. Cahya Budi Muhammad
7. I Wayan Hanson Narandika
8. Mohamad Irsyad Hanif
9. Reyhan Pradipta A
10. Siti Hartinah

1101140135
1101130273
1101144414
1101130292
1101154157
1101140412
1101150025
1101154311
1101130007
1101144224

Fakultas Teknik Elektro


Telkom University
Bandung
2016

BAB I

Latar Belakang, Tujuan, Manfaat

1.1 Latar Belakang


Teknologi selalu berkembang dan mengalami kemajuan dengn sangat pesat, sesuai
dengan perkembangan zaman dan perkembangan cara berpikir manusia. Begitu pula teknologi
di bidang komunikasi yang semakin hari semakin berkembang bahkan setiap detik ada
kemajuan. Bangsa Indonesia sebagai salah satu negara berkembang tidak akan bisa maju
sebelum mengikuti kemajuan teknologi komunikasi karena sekarang setiap orang di dunia
menggunakan teknologi komunikasi setiap harinya. Pada makalah ini kami akan membahas
perkembangan yang ada di dalam teknologi komunikasi yaitu konsep, GSM & GPRS, UMTS,
HSDPA dan LTE. Di sini akan dibahas lebih lanjut mengenai materi yang terkait dengan
teknologi tersebut dengan lebih detail.

1.2 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami konsep seluler
2. Dapat menjelaskan konsep seluler
3. Mengetahui dan memahami GSM
4. Dapat menjelaskan materi tentang GSM
5. Mengetahui dan memahami GPRS
6. Dapat menjelaskan materi tentang GPRS
7. Mengetahui dan memahami UMTS
8. Dapat menjelaskan kembali materi tentang UMTS
9. Mengetahui dan memahami HSDPA
10. Dapat menjelaskan kembali materi tentang HSDPA
11. Mengetahui dan memahami LTE
12. Dapat menjelaskan kembali materi tentang LTE

1.3 Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara menyeluruh, menambah wawasan
tentang teknologi wireless dan dapat berguna sebagai sumbangan pemikiran bagi dunia
pendidikan dan teknologi khususnya pada bidang telekomunikasi.

BAB II
PEMBAHASAN TIAP SILABUS

2.1 Konsep Sellular


2.1.1

Badan Komunikasi dan Standarisasi Wireless


IEEE

IEEE adalah organisasi nirlaba internasional, yang merupakan asosiasi profesional


utama untuk peningkatan teknologi. Sebelumnya, IEEE merupakan kepanjangan dari
Institute of Electrical and Electronics Engineers. Namun berkembangnya cakupan
bidang ilmu dan aplikasi yang diperdalam organisasi ini membuat nama-nama
kelektroan dianggap tidak relevan lagi, sehingga IEEE tidak dianggap memiliki
kepanjangan lagi, selain sebuah nama yang dieja sebagai Eye-triple-E.
Di samping society, IEEE memiliki badan standard (Standard Association, IEEESA). IEEE-SA memiliki wibawa cukup besar untuk bisa mempersatukan substandard
industri membentuk standardisasi internasional yang diakui seluruh industri.
Beberapa standar IEEE :
a. IEEE 802.3 Ethernet akses LAN.
b. IEEE 802.11 Wifi, akses wireless LAN.
c. IEEE 802.16 WiMAX, akses wireless MAN.

ITU-T
Beberapa standar ITU-T di antaranya:
a) Tahun 2000, protokol pensinyalan BICC (bearer independent call control)
berhasil dibuat. Protokol BICC merupakan sebuah tonggak sejarah bagi
pengembangan jaringan yang berbasis paket dan multimedia pita lebar, karena
memungkinkan migrasi tanpa batas dari jaringan sirkit switch ke jaringan
paket berbasis multimedia pita lebar yang berkapasitas besar. Protokol ini juga
digunakan untuk mendukung beroperasinya layanan berbasis PSTN/ISDN
melalui jaringan backbone berbasis paket (IP dan pita lebar), tanpa
mengganggu interfaces penyelenggara jaringan dan jasa yang ada.
b) Tahun 2002, persetujuan standar untuk video coding (H.264/AVC) yang
berkemampuan menawarkan layanan video (film) berskala luas dan
berkualitas tinggi, mulai dari layanan HDTV hingga videoconference dan
seluler multimedia berbasis 3G. Standar H.264/AVC memiliki kualitas
gambar yang lebih baik, kemampuan menyalurkan beragam jenis layanan, dan

media penyimpanan data yang lebih besar. Standar ini juga dikenal sebagai
ITU-T G.1010 .
c) Tahun 2006, publikasi VDSL2 (very-high-bit-rate digital subscriber line)
berdasarkan rekomendasi ITU-T. Standar ini memungkinkan para operator
telekomunikasi berkompetisi dengan penyelenggara kabel dan satelit, dengan
cara menawarkan beragam layanan antara lain seperti HDTV, video on
demand, videoconferencing, akses internet berkecepatan tinggi, dan VoIP.
Satndar VDSL2 yang baru mampu mengirim data hingga 100 megabit per
menit baik secara up stream maupun down stream.

Federal Communication Commision (FCC)


FCC adalah organisasi yang bergerak di bidang pertelekomunkasian. Organisasi
dalam hal penggunaan sinyal atau frekuensi radio yang digunakan dalam teknologi
wireless. FCC bertanggung jawab untuk mengatur segala jenis penggunaan perangkat
telekomunikasi, baik yang menggunakan radio, televisi, wire, satellite, dan kabel.
Wireless, sebagai sarana telekomunikasi, tentu saja ikut menjadi wewenang dari
FCC ini. Tujuan FCC mengatur komunikasi wireless, adalah agar tidak terjadi
kesimpang siuran, maupun penyalahgunaan dalam hal penggunaan sinyal atau
frekuensi radio yang digunakan dalam teknologi wireless.
Aturan ini meliputi dalam hal penggunaan:
a. Frequency
b. Bandwidth.
c. Maximum power of the intentional radiator.
d. Maximum equivalent isotropically radiated power (EIRP)
e. Use (indoor dan/atau outdoor).
Dari aturan-aturan inilah, FCC dan organisasi sejenis membuat prosedure dan
standar kerja. Organisasi-organisasi ini dibentuk dan bekerja sama, dengan tujuan
untuk membantu memenuhi kebutuhan akan meningkatnya permintaan yang
menyangkut teknologi wireless, yang sedang berkembang dengan pesat saat ini.

Telecommunication Industry Association (TIA)


TIA adalah suatu organisasi terpisah yang diakui oleh ANSI dan bekerjasama
dengan Electronic Industry Association (EIA). Organisasi standard TIA menciptakan

standard yang meliputi radio private mobile (biasa yang digunakan oleh pihak
keamanan baik tentara maupun polisi), menara antenna, satelit, premsis cabling
(copper maupun fiber), system komunikasi mobile, moble multimedia multicast,
healthcare dan lainnya. TIA menspesifikasikan Subnetwork Dependent Converge
Protocol (SDNPC) untuk paket-paket servis (GPRS-136).
Contoh standar TIA : TIA 568A-B.

2.1.2

A. Konsep cell
Desain objektif dari sistem radio mobile awal adalah untuk mendapatkan area cakupan

yang luas dengan 1 pemancar yang kuat dengan antena yang diletakkan di atas gedung
yang tinggi. Konsep seluler adalah sebuah ide untuk mengganti pemancar yang kuat (cell
besar) dengan beberapa pemancar yang lebih lemah (cell kecil) yang masing-masing dari
cell kecil itu hanya memiliki cakupan layanan yang kecil.
Secara ideal, daerah cakupan cell yang baik adalah lingkaran. Namun, jika ada banyak
cell yang berbentuk lingkaran yang berdekatan, tidak dapat dihindari akan terdapat
wilayah yang tidak tercakup cell atau wilayah yang saling overlapping. Sehingga ketika
mempertimbangkan bentuk cell secara teori, digagas 3 bentuk geometris; persegi, segitiga
sama sisi, dan heksagonal. Tujuan dari perancangan bentuk cell secara teori adalah agar
dapat dibuat cell yang saling berdekatan tanpa adanya overlapping dan tidak ada wilayah
yang tidak tercakup oleh cell.
Dari ketiga bentuk geometris yang disebut di atas, heksagonal adalah bentuk yang
paling baik sebagai representasi wilayah cell. Ini dikarenakan jika dibuat jarak yang sama
untuk ketiga bentuk di atas dari pusat cell menuju titik keliling terjauh, heksagonal akan
memberikan hasil luas yang paling besar. [R. S. Kshetrimayum, EC635 Advanced Topics
in Communication Systems]
Mengapa menggunakan sistem cell?
Menyelesaikan masalah spectral congestion
Penggunanaan kembali frekuensi pada cell yang berbeda (frequency reuse)
A. Site
Cell site atau cell tower adalah cellular telephone site dimana terletaknya antena dan
perangkat komunikasi elektronik lainnya, biasanya berbentuk tower atau ditelakan
ditempat yang tinggi seperti di atap gedung atau atap rumah. Struktur dari cell site sendiri
terdiri dari antena dan satu set tranmitter/receiver transceivers, digital signal processor,

kontrol elektronik, sebuah GPS receiver untuk timing (untuk CDMA2000/IS-95 atau
sistem GPS), primer dan backup sumber listrik, dan sheltering.
B. Sektor

C. Frequensi Reuse
Frequency Reuse adalah penggunaan ulang sebuah frekuensi pada suatu sel, dimana
frekuensi tersebut sebelumnya sudah digunakan pada satu atau beberapa sel lainnya. Jarak
antara 2 sel yang menggunakan frekuensi yang sama ini harus diatur sedemikain rupa
sehingga tidak akan mengakibatkan interferensi.Latar belakang penerapan frequency
reuse ini adalah karena adanya keterbatasan resource frekuensi yang dapat digunakan,
sedangkan kebutuhan akan ketersedian coverage area yang lebih luas terus meningkat.
Maka agar coverage area baru dapat diwujudkan, dibuatlah sel-sel baru dengan
menggunakan frekuensi yang sudah pernah digunakan sebelumnya oleh sel lain. Gambar
di bawah ini menunjukan pemetaan geographis penggunaan frekuensi pada beberapa sel,
dimana digunakan mekanisme frequency reuse.
Inti dari konsep selular adalah konsep frekuensi reuse. walaupun ada ratusan kanal
yang tersedia, bila setiap frekuensi hanya digunakan oleh satu sel, maka total
kapasitas sistem akan sama dengan total jumlah kanal.
Dalam penggunaan kembali kanal frekuensi diusahakan agar daya pemancar
masing masing BS tidak terlalu besar, hal ini untuk menghindari adanya interferensi
akibat pemakaian kanal yang sama Interferensi Co-Channel). [19]

Frekuensi Reuse

Pecahan FREKUENSI REUSE (FFR)


Semua pengguna berada di wilayah cakupan dari sel yang tidak seharusnya sama dari

sudut pandang gangguan. Hal ini karena efek pathloss independen dan kondisi saluran
untuk setiap pengguna dan nilai-nilai SINR karenanya berbeda. Pengguna terletak di tepi
sel lebih sensitif terhadap gangguan dibandingkan dengan yang lain di pusat sel. FFR
menggabungkan manfaat dari frekuensi faktor reuse baik rendah dan tinggi dengan
membagi pengguna dalam area sel menjadi dua wilayah.
(i)
(ii)

Wilayah pusat Sel, di mana pengguna yang dekat dengan BS


Wilayah Sel tepi, di mana pengguna lebih cocok untuk perbatasan sel. Dimulainya
balik FFR pada dasarnya adalah partisi dan alokasi bandwidth sel sedemikian rupa
bahwa gangguan tersebut dihindari dalam sel yang berdekatan untuk pengguna tepi
[19]. Padahal, gangguan yang diterima atau dibuat oleh pengguna pusat sel sangat
berkurang. Selain itu, FFR menawarkan efisiensi spektrum yang lebih tinggi
dibandingkan dengan penggunaan kembali frekuensi konvensional [20] [28] [24].
Sebagai skema penghindaran gangguan, FFR memastikan untuk menghindari
tabrakan dari pita frekuensi yang sama pada sel yang berdekatan dengan
mengalokasikan frekuensi yang berbeda baik dalam cara statis atau dengan
penjadwalan BPR. Mengingat kompleksitas dan sinyal overhead dalam pelaksanaan
scheduler cerdas, metode statis pilihan yang mudah untuk penyebaran jaringan
praktis, dan karenanya secara luas diadopsi. Modus umum penyebaran untuk skema

FFR diilustrasikan dalam subbagian berikut.


Strict FFR
Karena pita frekuensi umum dialokasikan untuk masing-masing daerah interior sel

sedangkan bandwidth untuk sel pengguna tepi dibagi di sel berdasarkan frekuensi
penggunaan kembali faktor , sehingga total FFR ketat 1 sub band yang diperlukan.
Pengguna di-pusat sel tidak berbagi spektrum dengan pengguna sel tepi, sehingga secara
signifikan mengurangi gangguan untuk sel-sel tepi dan pusat-pengguna.

Frekuensi Lembut Reuse (SFR)


SFR dengan strategi partisi bandwidth yang sama seperti yang digunakan
untuk FFR. Satu-satunya perbedaan adalah bahwa, dalam SFR pengguna di pusat sel
diperbolehkan untuk berbagi bandwidth yang dialokasikan dengan pengguna sel tepi di

sel lainnya. Seperti tidak ada band yang terpisah diperlukan untuk pengguna pusat sel
sehingga total sub-band diperlukan dalam SFR. Dalam hal efisiensi bandwidth SFR
lebih efisien dibandingkan dengan FFR. Namun, itu menghasilkan lebih gangguan
terhadap pengguna di sel-sel pusat dan tepi-wilayah [16].

FFR-3
Skema FFR-3 juga disebut sektoral-FFR skema. Cakupan area sel dibagi menjadi sel-

sel pusat dan tepi-daerah, di mana daerah sel-tepi dibagi lagi menjadi tiga sektor. Total
spektrum frekuensi dibagi menjadi dua bagian: satu bagian secara eksklusif ditugaskan ke
pengguna di sel-pusat (sub-kelompok A) dan bagian lainnya dibagi menjadi tiga sub-band
(B, C, dan D) dan ditugaskan untuk tiga sektor di wilayah sel-tepi.

Frekuensi reuse:
-

Setiap BS seluler dialokasikan sekelompok saluran radio yang akan digunakan dalam

wilayah geografis yang disebut sel kecil


BS dalam sel yang berdekatan ditugaskan kelompok saluran yang mengandung
sepenuhnya saluran yang berbeda dari sel tetangga. Dengan membatasi area cakupan
untuk dalam batas-batas sel, kelompok saluran dapat digunakan untuk menutupi selsel yang berbeda yang terpisah dari satu sama lain dengan jarak yang cukup besar

untuk menjaga tingkat gangguan dalam batas toleransi


Proses desain memilih dan mengalokasikan kelompok saluran untuk semua seluler BS
disebut frekuensi reuse atau perencanaan frekuensi.

2.1.3

A. Konsep sektorisasi

10

Salah satu cara untuk meningkatkan kapasitas pelanggan dari jaringan selular adalah
dengan mengganti antena omni-directional pada setiap base station oleh tiga (atau enam)
antena sektor 120 (atau 60) derajat.
Masing-masing sektor dapat dianggap sebagai sel baru, dengan sendiri kanal frekuensi
sendiri.

Base station dapat terletak pada:


-

pusat sel, atau


sudut sel.
Penggunaan antena sektor directional secara substansial mengurangi interferensi

antara sel co-channel. Hal ini memungkinkan penggunaan kembali frekuensi yang lebih padat.
Sektorisasi lebih murah daripada sel splitting, karena tidak memerlukan akuisisi situs base
station baru.
B. Cell Splitting
Cell splitting adalah proses membagi cakupan radio dari situs sel dalam sistem telepon
nirkabel menjadi dua atau lebih situs sel baru. Sel membelah dapat dilakukan untuk
menyediakan kapasitas tambahan dalam wilayah sel site yang asli.

11

Diagram ini menunjukkan proses pemisahan sel yang digunakan untuk memperluas
kapasitas (jumlah saluran) dari sistem komunikasi mobile. Dalam contoh ini, cakupan area
radio dari sel site besar dibagi dengan menyesuaikan tingkat daya dan / atau menggurangi
ketinggian antena untuk mengcover daerah yang belum tercover tersebut. Mengurangi
cakupan area radio dari sel site dengan mengubah batas-batas RF dari situs sel memiliki efek
yang sama seperti menempatkan sel jauh terpisah, dan memungkinkan sel site baru yang akan
ditambahkan.
C. Interference
Pada Sistem komunikasi, umumnya interferensi diartikan sebagai sinyal lain yang tidak
diinginkan yang mempengaruhi atau mengganggu sinyal informasi yang ditransmisikan
kepada rangkaian penerima (receiver). Gangguan tersebut dapat berupa sinyal lain yang
memancarkan daya atau energy pada pita frekuensi yang sama dengan suatu sinyal informasi
yang sebenarnya. Interferensi merupakan noise yang timbul karena operasional dari sistem
komunikasi yang lain. [3]

Interferensi Co-channel
Interferensi saluran bersama atau dalam bahasa Inggrisnya, co-channel interference,

adalah satu kejadian dalam sistem terestrial dimana terdapat dua kanal atau lebih yangbekerja
dengan frekuensi sama, yang masing-masing saling terganggu dan mengganggu. Akibat
keadaan itu, maka satu receiver akan menangkap beberapa kanal tertentu daridua atau lebih
pemancar yang juga bekerja pada frekuensi tersebut. Tingkat atau level penerimaannya
bergantung dari jarak dua atau lebih pemancar ituberada dari receiver bersangkutan.

12

Akibat dari interferensi tersebut akan sepenuhnya mengganggu komunikasi bila level
sinyal utama yang diterima ( = C ) lebih kecil dari batas tertentu, sehingga ratio C/N atau C/I
tidak lebih kecil dari 18 dB (= C/I 18 dB) , dimana N adalah level noise total pada
penerimaan, dan I adalah level sinyal interferensi total dari beberapa pemancar.
Dua BTS atau lebih yang bekerja dengan frekuensi sama tidak akan berinterferensi
bila jarak satu sama lainnya cukup jauh.
Jarak tersebut harus memenuhi hubungan :

D/R = 3K

dimana :
K = faktor reuse yang bergantung pada sistem
R = radius sel, km
D = jarak antara dua sel dengan frekuensi co-channel, km [35]

Adjacent Channel Interference (ACI)


Interferensi yang dihasilkan oleh sinyal yang berada pada frekuensi yang berdekatan

dengan sinyal yang asli disebut Adjacent Channel Interference. ACI disebabkan oleh adanya
beberapa operator jaringan komunikasi yang berada pada area geografis yang sama.
Interferensi antara beberapa operator tersebut dapat timbul ketika pita frekuensi operatoroperator tersebut cukup berdekatan satu sama lain. Penyebab utama dari timbulnya ACI
adalah ketidaksempurnaan power amplifier (PA) pada pemancar. Selain itu ACI juga
disebabkan oleh tidak sempurnanya proses filtering pada penerima.
Besarnya ACI yang terjadi ditentukan oleh nilai dari parameter Adjacent Channel
Interference Ratio (ACIR). ACIR merupakan nilai perbandingan antara besarnya daya total
yang ditransmisikan dari suatu sumber (BS atau MS) dengan besarnya daya interferensi yang
diterima oleh receiver dari sistem atau operator lain. [3]
2.1.4

Fading

13

Fading merupakan perubahan fase, polarisasi dan atau level dari suatu sinyal tertentu atau dapat
dikatakan terjadi akibat fluktuasi level daya sinyal yang diterima oleh receiver. Fading sendiri berkaitan dengan
mekanisme propagasi yang melibatkan refraksi,refleksi, difraksi, hamburan dan Redaman dari gelombang
radio
Jenis-jenis Fading
Fenomena fading dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu large scale
fading dan small scale fading.. Large scale fading dapat digunakan untuk mendeskripsikan
levelsinyalpada penerima setelah melalui area yang luas (panjang gelombang mencapai ribuan
).

Small scale fading digunakan untuk medeskripsikan level sinyal pada penerima setelah
memasuki obstacle (beberapa panjang gelombang terdifraksi) dekat penerima.Large scale
fading merupakan hasil pelemahan sinyal berdasarkan propagasinya melalui jarakyang jauh
dan difraksi di sekitar objek-objek besar pada jalur propagasi. Dalam large scal fading
terdapat relative path loss (hilang karena jarak) dan log normal shadowing (terhalangnya
sinyalkarena objek yang besar). Fenomena ini terjadi pada mobile yang bergerak melalui jarak
dariurutan ukuran sel dan biasanya frekuensi yang ada independent.Probability Distribution
Function (PDF) dari distribusi log normal variable acakdirepresentasikan dengan

14

2.1.5 Blok sistem komunikasi digital


a. Blok Diagram Sistem Komunikasi Analog
Information Source mengirimkan sinyal informasi.
Modulator mengubah sinyal informasi menjadi trasmitted signal
Channel merupakan medium fisik untuk mengirimkan sinyal informasi dari

sumber informasi ke tujuan.


Demodulator mengubah received signal menjadi sinyal informasi lagi.
Sinyal informasi diterima olah Information Consumer (Destination)

Gambar 1. Blok Diagram Sistem Komunikasi Analog

b. Blok Diagram Sistem Komunikasi Digital

15

Gambar 2. Blok Diagram Sistem Komunikasi Digital

Source Encoder mengubah sinyal informasi menjadi deretan bit informasi.


Channel Encoder menambahkan redundansi ke deretan bit informasi, untuk

memfasilitasi error recovery saat terjadinya proses transmisi didalam channel.


Modulator mengubah deretan bit informasi menjadi tramsmitted signal yang

dikirimkan via channel


Channel dapat mengubah dan menambah derau, atau kemungkinan terjadi interference

terhadap transmitted signal.


Demodulator mengubah received signal menjadi perkiraan deretan bit informasi.
Sinkronisasi fasa, frekuensi dan timing, dan kompensasi distorsi yang bisa diterima

dari channel.
Channel Decoder memproses perkiraan deretan bit informasi dari demodulator dan

mengontrol redundansi dari estimas deretan informasi bit.


Source Decoder memproses perkiraan deretan informasi bit menjadi sinyal informasi

2.1.6

Modulasi
Modulasi ialah teknik yang digunakan untuk menumpangkan sinyal informasi pada

suatu gelombang pembawa. Modulasi digunakan untuk mengatasi ketidaksesuaian


karakter sinyal dengan media yang digunakan. Secara umum modulasi dapat digambarkan
dalam blok berikut :

Sinyal
Pemodulasi(Baseband)

MODULATOR

Sinyal

Sinyal Hasil
Modulasi

16

Jenis-Jenis Modulasi
a. Modulasi Analog
Pada modulasi analog, sinyal pemodulasi yang berupa sinyal analog digunakan untuk
memodifikasi sinyal pembawa. Ada tiga jenis modulasi analog yaitu :
-

Modulasi Amplitudo (AM)


Pada Modulasi Amplitudo, sinyal pembawa diubah-ubah secara proporsional terhadap
amplitude sinyal pemodulasi, sedangkan frekuensinya akan tetap sama selama
modulasi berlangsung yang dapat digambarkan seperti gambar di bawah ini.Sinyal

pembawa berupa gelombang sinus dengan persamaan matematis :


ec = Em sin ct
Sinyal pemodulasi, untuk memudahkan analisa, diasumsikan sebagai gelombang
sinusoidal juga, dengan persamaan matematisnya:
em = Emsin mt
dimana,
Ec = amplituda maksimum sinyal pembawa
c = 2 fc dengan fc adalah frekuensi sinyal pembawa
Em = amplituda maksimum sinyal pemodulasi
m = 2 fm dengan fm adalah frekuensi sinyal pemodulasi
Sinyal AM, yakni sinyal hasilproses moduasi amplitude diturunkan dari
es = (Ec+em)sin ct
Menjadi
es = Ec(1+msin mt)sin ct
diuraikan menjadi
1
1
es = Ec sin ct + 2 mEc cos(c-m)t - 2 mEc cos(c+m)t
-

Modulasi Frekuensi (FM)

17

Pada

modulasi

frekuensi

sinyal

informasi

mengubah-ubah

frekuensi

gelombang pembawa, sedangkan amplitudanya konstan selama proses modulasi.


Proses modulasi frekuensi digambarkan sebagai berikut:

Besar perubahan frekuensi (deviasi), , dari sinyal pembawa sebanding dengan


amplituda sesaat sinyal pemodulasi, sedangkan laju perubahan frekuensinya sama
dengan frekuensi sinyal pemodulasi. Persamaan sinyal FM dapat dituliskan

sebagai berikut:
eFM = Ecsin(ct + mf sin mt)
dimana,
eFM = Nilai sesaat sinyal FM
Ec = amplitude maksimum sinyal pembawa
c = 2fc dengan fc adalah frekuensi sinyal pembawa
m = 2fm dengan fm adalah frekuensi sinyal pemodulasi
Modulasi Fasa (PM)
Pada modulasi ini sinyal informasi mengubah-ubah fasa gelombang pembawa.
Besar perubahan fasa sebanding dengan amplituda sesaat sinyal pemodulasi. Modulasi
fasa, sama seperti modulasi frekuensi, menghasilkan penyimpangan frekuensi pada
sinyal pembawa, sehingga kedua modulasi ini dikelompokkan dalam jenis modulasi
sudut. Perbedaannya terletak pada posisi perubahan frekuensi, jika pada modulasi
frekuensi deviasi tertinggi dicapai pada amplituda puncak dari sinyal pemodulasi, pada
modulasi fasa deviasi maksimum terjadi pada saat sinyal modulasi berubah pada laju
yang paling tinggi (slope terbesar) yakni perubahan dari nilai positif ke negatif dan
sebaliknya. Proses modulasi fasa terlihat pada gambar dibawah ini.

18

b. Modulasi Digital
Pada modulasi digital, sinyal pemodulasi berupa sinyal digital. Pada proses
modulasi biner berupa pertuaran (switching/keying) antara simbol 0 dan 1. Dilihat
dari jenis besaran yang diubah, jenis modulasi digital dapat dibedakan menjadi:
Amplitude Shift Keying (ASK), Frequency Shift Keying (FSK), dan Phase Shift
Keying (PSK).
-

Amplitude Shift Keying (ASK)


Pada system modulasi

ASK,

simbol

1 direpresentasikan

dengan

mentransmisikan sinyal pembawa sinusoidal dengan amplitude maksimum Ac dan


frekuensi fc dengan keduanya konstan selama durasi Tb detik. Sedangkan simbol 0
direpresentasikan dengan tanpa mengirimkan sinyal pembawa tersebut selama durasi
bit Tb detik. Secara matematis dapat dituliskan:
A c cos ( 2 f c t ) , untuk simbol' 1 '
S(t)
0 ,untuk simbol ' 0 '

Pembangkitan sinyal Binary ASK (BASK) dapat dilakukan dengan melalukan data
biner dalam format unipolar dan sinyal pembawa sinusoidal ke suatu modulator
pengali, seperti tampak pada gambar dibawah ini

Sinyal Biner
Unipolar
M(t
)

MODULATOR
PENGALI

Sinyal Pembawa =

Sinyal ASK
Biner
S(t
)

19

Frequency Shift Keying (FSK)


Pada system FSK, 2 buah sinyal sinusoidal dengan amplituda maksimum
sama, Ac, tapi frekuensi berbeda, f1 dan f2, digunakan untuk merepresentasikan
simbol 1 dan 0. Secara matematis dapat dituliskan:

S(t)

A c cos ( 2 f 1 t ) ,untuk simbol ' 1'


A c cos ( 2 f 2 t ) ,untuk simbol' 0'

Pembangkitan sinyal BFSK dilakukan dengan melalukan data biner dalam format
polar ke modulator frekuensi (Voltage Controlled Oscillator), seperti tampak pada
gambar dibawah. Ketika input modulator berubah dari +V ke V, maka frekuensi
yang ditransmisikan akan berubah juga. [5]

MODULATOR
Sinyal biner
polar
M(t

PENGALI

Sinyal FSK biner


S(t)

Sinyal pembawa : Ac
cos(2fct)

Phase Shift Keying (PSK)


Di dalam PSK terdapat dua jenis modulasi yang sering digunakan yaitu :

20

Binary Phase Shift Keying (BPSK)


Dalam sistem BPSK, sinyal pembawa sinusoidal dengan amplituda Ac dan
frekuensi fc digunakan untuk merepresentasikan kedua simbol 1 dan 0,
hanya saja fasa sinyal pembawa untuk kedua simbol tersebut dibuat

berbeda 1800.
Quadrature Phase Shift Keying
Kadang-Kadang dikenal sebagai quarternary atau quadriphase PSK atau 4-

PSK, QPSK menggunakan empat titik pada diagram konstilasi, terletak di


sekitar suatu lingkaran. Dengan empat tahap, QPSK dapat mendekode dua
bit per simbol. Hal ini berarti dua kali dari BPSK. Analisa menunjukkan
bahwa ini mungkin digunakan untuk menggandakan data rate jika
dibandingkan dengan sistem BPSK. Walaupun QPSK dapat dipandang
sebagai sebagai suatu modulasi quaternary, lebih mudah untuk melihatnya
sebagai dua quadrature carriers yang termodulasi tersendiri. Dengan
penafsiran ini, maka bit yang digunakan untuk mengatur komponen phase
pada sinyal carrier ketika digunakan untuk mengatur komponen quadraturephase dari sinyal carrier tersebut. BPSK digunakan pada kedua carriernya
dan dapat dimodulasi dengan bebas.
2.1.7

A. Multiplexing

21

Multiplexing adalah suatu teknik mengirimkan lebih dari satu atau banyak informasi
melalui satu saluran. Istilah ini adalah istilah dalam dunia telekomunikasi. Tujuan utamanya
adalah untuk menghemat jumlah saluran fisik misalnya kabel, pemancar & penerima
(transceiver), atau kabel optik. Contoh aplikasi dari teknik multiplexing ini adalah pada
jaringan transmisi jarak jauh, baik yang menggunakan kabel maupun yang menggunakan
media udara (wireless atau radio).
Beberapa alasan penggunan multiplex:

Menghemat biaya penggunaan saluran komunikasi

Memanfaatkan sumber daya seefisien mungkin

Kapasitas terbatas dari saluran telekomunikasi digunakan semaksimum mungkin

Karakteristik permintaan komunikasi pada umumnya memerlukan penyaluran data


dari beberapa terminal ke titik yang sama

Teknik Multiplexing yang umum digunakan adalah :


a. Time Division Multiplexing (TDM)
Secara umum TDM menerapkan prinsip penggiliran waktu pemakaian saluran transmisi
dengan mengalokasikan satu slot waktu (time slot) bagi setiap pemakai saluran (user). TDM
yaitu Terminal atau channel pemakaian bersama-sama kabel yang cepat dengan setiap channel
membutuhkan waktu tertentu secara bergiliran (round-robin time-slicing). Pengiriman data
menggunakan TDM dilakukan dengan mencampur data berdasarkan waktu sinyal data tsb
dikirimkan. TDM digunakan untuk transmisi sinyal digital. Bit data dari terminal secara
bergantian diselipkan diantara bit data dari terminal lain. Pemancar dan penerima harus
sinkron supaya masing masing penerima data yang ditujukan kepadanya.

22

Kelebihan :
System TDM tidak memerlukan filter-filter yang mahal,dan jumlah filter yang digunakan
lebih sedikit. Karena itu harga peralatan terminal system ini lebih murah.
Kabel yang mempunyai spesifikasi rendah, misalnya kabel yang digunakan untuk
frekuensi pembicara (VF) masih dapat digunakan untuk sistem TDM, karena regeneratife
repeating dapat menghilangkan pengaruh buruk dari noise, kecacatan dan crasstalk.
Perubahan level (level fluctuation) kanal hanya dipengaruhi oleh karakteristik peralatan
terminal itu sendiri dan tidak tergantung sama sekali dari perubahan saluran. Oleh karena
itu net-loss circuit yang diberikan oleh sistem ini rendah
Kekurangan :
Pemborosan bandwidth
User telah memiliki slot waktu yang telah ditentukan sebelumnya.

Multipath distortion

b. Frequency Division Multiplexing (FDM)

23

Prinsip dari FDM adalah pembagian bandwidth saluran transmisi atas sejumlah kanal
(dengan lebar pita frekuensi yang sama atau berbeda) dimana masing-masing kanal
dialokasikan ke pasangan entitas yang berkomunikasi. Contoh aplikasi FDM ini yang polpuler
pada saat ini adalah Jaringan Komunikasi Seluler, seperti GSM (Global System Mobile) yang
dapat menjangkau jarak 100 m s/d 35 km.
Kelebihan & Kekurangan FDM
Kelebihan :
FDM tidak sensitif terhadap perambatan /perkembangan keterlambatan. Tehnik persamaan
saluran (channel equalization) yang diperlukan untuk sistem FDM tidak sekompleks seperti
yang digunakan pada sistem TDM.
Kekurangan:
Adanya kebutuhan untuk memfilter bandpass, yang harganya relatif mahal dan rumit
untuk dibangun (penggunaan filter tersebut biasanya digunakan dalam transmitter dan
receiver).
Penguat tenaga (power amplifier) di transmitter yang digunakan memiliki karakteristik
nonlinear (penguat linear lebih komplek untuk dibuat), dan amplifikasi nonlinear
mengarah kepada pembuatan komponen spektral out-of-band yang dapat mengganggu
saluran FDM yang lain.
c. Wavelength Division Multiplexing (WDM)

24

Gambar Wavelength Division Multiplexing

Teknik multiplexing ini digunakan pada transmisi data melalui serat optik (optical fiber)
dimana sinyal yang ditransmisikan berupa sinar. Pada WDM prinsip yang diterapkan mirip
seperti pada FDM, hanya dengan cara pembedaan panjang gelombang (wavelength) sinar.
Sejumlah berkas sinar dengan panjang gelombang berbeda ditransmisikan secara simultan
melalui serat optik yang sama (dari jenis Multi mode optical fiber).
Kelebihan :
Kapasitas pengiriman data yang lebih besar
Transmisi data melalui serat optik dapat berjalan dengan kecepatan 2,5 sampai 10 Gbits /
sec lebih cepat dari media transmisi lainnya.
Kekurangan :
Membutuhkan biaya yang mahal untuk pemasangan dan perawatannya.
Referensi : scribd.com Multiplexing February, 5th 2016
2. Multiple Access
Teknik multiple access memungkinkan beberapa pengguna untuk berbagi media transmisi
tanpa menciptakan gangguan yang tidak terkendali satu sama lain. [33]
-

Frequency Division Multiple Access


Pada tingkat yang paling dasar, pembagian frekuensi adalah titik awal untuk semua
komunikasi nirkabel karena semua komunikasi dalam sel yang diberikan harus dipisahkan
oleh frekuensi untuk menghindari gangguan bersama. Frekuensi Division Multiple Access
(FDMA) membagi rentang frekuensi yang ditetapkan ke dalam beberapa kanal frekuensi
untuk mendukung beberapa percakapan. [9]

Kelebihan utama FDMA adalah sebagai berikut :

25

Tidak memerlukan waktu jaringan


Penetapan saluran sederhana dan mudah

Kekurangan utama FDMA adalah sebagai berikut :


Tingkat daya uplink harus dikoordinasikan agar mendapat efisiensi penggunaan daya

output transponder RF
Kesulitan intermodulasi membutuhkan daya back-off karena jumlah operator
meningkat dan hilangnya efisiensi [21]

Time Division Multiple Access


Time Division Multiple Access (TDMA) adalah teknik digital yang membagi setiap

kanal frekuensi ke dalam beberapa slot waktu, yang mana masing-masing mendukung
percakapan individu.
Contohnya GSM, melibatkan saluran pembawa 200 kHz, dengan channel rate sekitar
200 kbps. Saluran ini dibagi menjadi delapan slot waktu dengan masing-masing 25 kbps,
mudah mendukung suara digital bit rate rendah dari 9,6 kbps, ditambah overhead untuk
framing dan signaling. Setiap delapan set time slot dikelompokkan ke dalam kanal logis dan
frame diulang secara teratur. Setiap percakapan menggunakan dua slot waktu, satu untuk
saluran depan dan satu untuk saluran balik. Dengan asumsi tingkat bandwidth yang sama,
sistem TDMA menawarkan sekitar tiga sampai empat kali kapasitas traffic dari sistem
FDMA. [9]
Kelebihan utama TDMA adalah sebagai berikut :

Tidak ada pembagian kekuasaan dan tidak ada masalah produk IM yang terjadi.
Sistem ini fleksibel sehubungan dengan perbedaan pengguna di tingkat EIRP dan data

uplink
Akses dapat dikonfigurasi ulang untuk beban traffic di sebagian besar real time

Kelemahan utama TDMA


Akurasi timing jaringan diperlukan
Ada beberapa loss throughput karena guard times dan preamble.
Penyimpanan buffer besar mungkin diperlukan jika panjang frame panjang. [21]
- Code Division Multiple Acces
Code Division Multiple Access (CDMA) adalah teknologi yang relatif baru yang
berakar pada radio Spread - Spectrum (SS). [9].
CDMA merupakan sebuah bentuk pemultipleksan (bukan sebuah skema pemodulasian)
dan sebuah metode akses secara bersama yang membagi kanal tidak berdasarkan waktu (seperti

26

pada TDMA) atau frekuensi (seperti pada FDMA), namun dengan cara mengkodekan data dengan
sebuah kode khusus yang diasosiasikan dengan tiap kanal yang ada dan menggunakan sifat-sifat
interferensi konstruktif dari kode-kode khusus itu untuk melakukan pemultipleksan. [31]

CDMA memberikan peningkatan kapasitas 15 kali dari FM analog. Hal ini dapat
menangani format digital pada tingkat bit input tertentu seperti faksimil, data, dan paging.
Selain itu, jumlah daya pemancar yang dibutuhkan untuk mengatasi gangguan relatif rendah
bila menggunakan CDMA. Hal ini berarti penghematan pada infrastruktur (cell site) peralatan
dan daya tahan baterai yang lebih lama untuk terminal genggam. CDMA juga menyediakan
soft handoff dari situs sel satu ke situs sel lain. [21]
Pada dasarnya sistem selular Code Division Multiple Access (CDMA) memiliki berbagai sifat
antara lain :
Multi Diversitas
Diversitas adalah usaha untuk mengurangi fading. Ada tiga tipe diversitas yang sering

digunakan yaitu diversitas waktu, frekuensi, dan ruang.


Daya pancar yang rendah
Disamping peningkatan kapsitas secara langsung, hal lain adalah menurunnya Eb/E0
yang dibutuhkan untuk mengatasi noise dan interferensi. Ini berarti penurunan level

daya pancar yang dibutuhkan.


Keamanan (privacy)
Bentuk pengacakan sinyal pada sistem Code Division Multiple Access (CDMA)
memungkinkan tingkat privacy yang tinggi. Meskipun sistem Code Division Multiple
Access (CDMA) sudah memiliki tingkat privacy yang tinggi, system isi masih tetap
mungkin untuk dikembangkan dengan menggunakan teknik pengacakan (encryption)

yang ada.
Soft Handover
Soft Handover memungkinkan kedua sel melayani Mobile Station (MS) secara

bersama-sama.
Kapasitas
Pada sistem Code Division Multiple Access (CDMA) kapasitas yang besar diperoleh

terutama karena frekuensi yang sama dapat dipakai oleh semua sel.
Deteksi Aktivitas Suara
Pada komunikasi full duplex dua arah, aktivitas percakapan (duty cycle) biasanya
hanya sekitar 40 %, sisa waktu lainnya dipakai untuk mendengar. Karena pada system
Code Division Multiple Access (CDMA) semua pengguna memakai kanal yang sama,
maka bila ada pengguna yang tidak sedang berbicara, akan menyebabkan
berkurangnya interferensi sekitar 60 %. Hal ini berakibat berkurangnya daya rata-rata
yang dipancarkan oleh Mobile Station (MS).

27

Peningkatan Kapasitas dengan Sektorisasi


Pada sistem Code Division Multiple Access (CDMA) sektorisasi digunakan untuk
meningkatkan kapasitas. Dengan membagi sel menjadi tiga sektor maka diperoleh

kapasitas hampir tiga kalinya.


Soft Capacity
Pada sistem Code Division Multiple Access (CDMA),hubungan antara jumlah
pengguna dengan tingkat pelayanan (grade of service) tidak begitu tajam. Sebagai
contoh operator dari sistem dapat mengijinkan meningkatnya bit error rate sampai
batas toleransi tertentu, dengan demikian terjadi peningkatan jumlah pelanggan yang
dapat dilayani selama jam tersibuk. Kemampuan ini sangat berguna khususnya untuk
mencegah terjadinya pemutusan pembicaran pada proses Handover karena
kekurangan kanal..

2.1.8

Konsep Handover

Handover merupakan proses pengalihan kanal trafik secara otomatis pada Mobile Station
(MS) yang sedang digunakan untuk berkomunikasi tanpa terjadinya pemutusan hubungaan.
Tujuan Handover
Tujuan dari Handover antara lain :

Mencegah terjadinya kegagalan panggilan (call termination) ketika user berpindah dari
suatu area yang dilingkupi suatu sel dan memasuki kawasan yang dilingkupi sel lain

sehingga panggilan tersebut dapat dipindahkan ke sel kedua.


Menjaga hubungan antara MS dan BTS dalam proses perpindahan layanan.
Melakukan pergantian kanal jika terjadi gangguan interferensi yang besar.
Memperjelas batas antar daerah pelayanan MS.
Mengurangi interferensi ke suatu sel yang berdekatan yang lebih kecil karena efek near
far meskipun user masih terhubung pada koneksi yang sangat baik.

Macam-macam Handover
Secara umum mekanisme handover dibagi menjadi dua macam yaitu:

Make Before Break, pada mekanisme ini, sebelum MS terhubung dan dilayani oleh cell
yang baru, maka hubungan dengan cell lama tidak akan diputus. Hubungan dengan cell
lama hanya akan diputus bila kekuatan sinyal dari cell lama semakin melemah sehingga
akhirnya MS tidak mendapat sinyal dari cell lama.

28

Break Before Make, pada mekanisme ini, MS akan memutuskan hubungan dengan cell
lama walupun hubungan dengan cell baru belum tercapai. Akibatnya akan ada suatu
periode waktu yang singkat dimana MS tidak dilayani oleh cell manapun. User akan
merasakan akibat dari hal ini dalam bentuk terputusnya pembicaraanya sesaat.

Macam-macam handover dalam CDMA

Hard Handover

Tipe ini menggunakan metode breakbefore-make yang berarti harus terjadi pemutusan
hubungan dengan kanal trafik lama sebelum terjadi hubungan dengan kanal trafik yang baru.
Hard handoff dimaksudkan untuk meminimalkan gangguan panggilan dan dilakukan oleh
jaringan selama panggilan berlangsung. Hard handoff terjadi antara sektor atau sel dengan
frekuensi pembawa yang berbeda. Hard handoff terjadi pada saat frekuensi kanal yang
berbeda atau antara MSC yang berbeda.

Soft Handover

Soft handoff/intercell merupakan handoff yang terjadi antar cell dengan frekuensi
pembawa yang sama, dimana MS memulai komunikasi dan membentuk hubungan dengan
BTS yang baru terlebih dahulu sebelum memutuskan hubungan dengan BTS asal. Hubungan
akan diputuskan jika proses penyambungan dengan BTS yang baru telah mantap untuk
menghindari drop call. Metode ini termasuk jenis make-before-break.

Softer Handover

Softer handoff / intersector yaitu handoff yang terjadi antar sektor dalam satu sel
dengan frekuensi kanal dan BTS yang sama. Ini berarti bahwa user berpindah dari satu sektor
ke sektor lain pada sel yang sama. Rake receiver pada BTS mengkombinasikan versi frame
suara yang terbaik dari antena yang berbeda-beda pada dua sector tersebut dan menjadikan
frame trafik tunggal. Handoff ini juga berbasis pada metode make before break.
Macam-macam handover dalam TDMA

Intra cell Handover


Perpindahan informasi yang dikirim dari satu kanal ke kanal yang lain pada sel yang
sama. Dilakukan karena terjadinya interferensi.
Inter Cell handover

29

Perpindahan kanal radio yang terjadi antara BTS satu dengan BTS yang lain. BTS

BTS tersebut di control oleh BSC yang sama.


Intra MSC handover
Perpindahan kanal control antar satu BTS dengan BTS yang lain, tiap BTS dikontrol

oleh BSc yang berbeda tetapi MSc nya sama.


Inter MSC handover
Perpindahan kanal radio antara BTS satu dengan BTS yang lain dimana BTS tersebut
di kontrol oleh MSC yang berbeda.

Perbadingan Handover
Kegunaan dari hard handoff adalah apabila terjadi suatu keadaan dimana suatu
panggilan hanya menggunakan satu kanal. Hard handoff dilakukan secara singkat dan
seringkali tidak dirasakan oleh pengguna. Keuntungan lain dari hard handoff adalah perangkat
telepon tidak memerlukan kemampuan untuk menerima dua atau lebih kanal secara paralel,
sehingga lebih murah dan sederhana. Namun handoff tipe ini ini juga memiliki kekurangan
yaitu tingkat keberhasilan yang rendah dimana seringkali terjadi panggilan putus atau
terganggu (dropcall). Teknologi yang mendukung hard handoff biasanya memiliki prosedur
untuk menstabilkan koneksi dari cell sumber apabila koneksi ke cell target tidak dapat
dilakukan (gagal). Namun sayangnya proses stabilisasi ulang ini tidak selalu berhasil dan
bahkan memungkinkan pula prosedur tersebut justru mengakibatkan putusnya sambungan.
Sementara itu, keunggulan dari soft handoff adalah sambungan pada cell sumber
hanya akan terputus ketika sudah tersambung dengan cell target sehingga kemungkinan
putusnya panggilan lebih rendah. Namun keunggulan yang lebih besar adalah pemeliharaan
kanal yang secara simultan pada banyak sel dan panggilan hanya bisa gagal apabila kanal
terinterferensi atau mengalami pemudaran (fade) pada waktu yang bersamaan. Fading dan
interferensi pada kanal yang berbeda tidak saling berhubungan, sehingga kemungkinan terjadi
dalam waktu yang bersamaan dalam kanal sangatlah kecil. Sehingga kehandalan koneksi
meningkat apabila panggilan menggunakan soft handoff. Karena pada suatu jaringan seluler,
mayoritas handoff terjadi pada tempat-tempat yang tidak terlingkupi dengan baik, dimana
panggilan (secara frekuentif) menjadi tidak dapat diandalkan ketika kanal mengalami
interferensi atau fading, soft handoff membawa peningkatan yang signifikan untuk
peningkatan kehandalan dari sel dengan tidak menggabungkan interferensi dan fading dalm
satu kanal. Namun keunggulan ini berdampak pada makin kompleksnya perangkat keras
dalam telepon yang harus dapat digunakan untuk memproses beberapa kanal secara paralel.

30

Hal lainnya yaitu beberapa kanal dalam jaringan harus disediakan untuk satu panggilan. Hal
ini mengurangi jumlah kanal yang bebas sehingga mengurangi kapasitas jaringan.
Proses Handover
Mobile Station (MS) bergerak menjauhi suatu cell maka daya yang diterima oleh MS
akan berkurang. Jika MS bergerak semakin menjauhi Base Station (cell) maka daya pancar
akan semakin berkurang. Menjauhnya MS pada cell asal menjadikan MS mendekati cell
lainnya. Cell lainnya dikatakan sebagai cell kandidat yaitu cell yang akan menerima
pelimpahan MS dari cell sebelumnya.
MSC melalui cell kandidat akan memonitor pergerakan MS dan menangkap daya
pancar MS. Diantara cell kandidat yang menerima daya pancar MS terbesar maka pelimpahan
MS akan berada pada cell tersebut. Cell kandidat yang menerima pelimpahan MS akan
melakukan monitoring. Proses monitoring dilakukan oleh MSC dan menginstruksikan pada
cell kandidat tersebut.
MSC melakukan prioritas pendudukan kanal pada MS yang akan mengalami handoff.
Cell kandidat dibuat urutan prioritas.
Secara singkat langkah handover dilakukan melalui 3 langkah yaitu Mobile Station
(MS) secara terus-menerus mengumpulkan informasi level sinyal yang diterima dari Base
Station (BS) yang telah dihubungkan dan semua Base Station (BS) yang lain dapat
mendeteksi. Informasi ini kemudian merata-rata untuk menyaring efek fast fading. Data yang
telah dirata-rata kemudian dihitung pada algoritma keputusan, yang memutuskan jika
meminta handover ke stasiun lain. Ketika memutuskan untuk melakukannya, handover
dieksekusi oleh kedua Base Station (BS) dan Mobile Station (MS).
Faktor Kegalahan Handover
Pada saat handover terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya
kegagalan. Faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan handover antara lain:

Peningkatan jumlah panggilan (call_attemp)


Jumlah panggilan (call_attemp) yang berlangsung dalam sistem komunikasi selular
dapat mempengaruhi tingkat kegagalan yang terjadi pada handover.
interferensi
Gangguan yang disebabkan karena adanya sinyal lain yang tidak dikehendaki yang
frekuensinya sama atau hampir sama dan dayanya cukup besar yang masuk bersama

31

dengan sinyal yang seharusnya diterima. Dalam sistem komunikasi selular dapat
dimungkinkan terjadi penggunaan frekuensi yang sama pada dua atau lebih kanal.

Sehingga dapat mempengaruhi proses handover yang berlangsung.


Propagasi
Propagasi adalah pelemahan yang diperkirakan akan dialami sinyal dari Base Station
(BS) ke mobile station (MS). Hal ini disebabkan adanya pergerakan dari MS yang

menyebabkan kuat sinyal yang diterima MS bervariasi.


Fading
Perubahan kuat sinyal yang terjadi akibat gangguan propagasi, seperti adanya
pemantulan yang disebabkan oleh kontur alam, gedung, rumah dan lain-lain

2.1.9

Line Coding & Channle Coding

Line Coding
Line coding adalah metode untuk merubah symbol dari sumber kedalam bentuk lain
yang ditransmisikan, Line coding merubah pesan pesan digital menjadi deretan symbol baru
atau yang biasa disebut encoding, sedangkan merubah kembali deretan yang sudah dikodeka
disebut decoding

Kategori line coding :


1. Unipolar
2. Polar
3. Bipolar

1. Unipolar
Bentuknya sangat sederhana dan primitif
Unipolar hanya menggunakan satu voltage level yaitu positif saja
Unipolar line coding / decoding mempunyai nilai sebagai berikut

32

1. Binary 0 = nilai 0 (Amplitude level)


2. Binary 1 = Positif (Amplitude level)

2. Polar
Pembentukan line coding yang umum diginakan yaitu menggunkan 2 voltage positif
dan negatif. Pada dasarnya terdapat banyak variasi dari pembentukan dari polar, tapi kita akan
menggunakan yang paling populer digunakan saat ini yaitu Non return Zero (NRZ), Return
Zero (RZ),Manchester dan Differential Manchester"
a. Non return Zero
Dibagi menjadi 2 yaitu
1. Non Return Zero Level (NRZ-L)
Perubahan pada level adalah tergantung dari bit, dimana
Binary 0 = positif

33

Binary 1 = Negatif

2. Non Return Zero Invert (NRZ-I)


*Prubahan baris akan terjadi apabila bertemu dengan binary 1 atau positif

b. Return zero (rz)


*Proses perubahnnya adalah sebagai berikut
1

Binary 1 = dari positif ke nol (0)

Binary 0 = dari negatif ke nol (0)

34

c. Manchester
Proses perubahan pada manchester adalah sebagai berikut
1. Binary 1 = negatif ke positif
2. Binary 0 = Positif ke negatif

Differential manchester
Terjadinya perubahan ditandai dengan adanya garis pada setiap permulaan barisperubahan
tergantung pada bit 0, jika ada perubahan baris berarti ada bit 0, jika tiada perubahan
bermakna bit 1

35

3. BIPOLAR
Bipolar menggunakan 3 voltage level yaitu positif, negatis dan nol.
terdapat 2 kategori yang paling umu dalam bipolar yaitu Alternate Mark Inversion (AMI) dan
Multi Transmission, 3 Level (MLT-3)
a. Alternate Mark Inversion (AMI)
1. Binary 0 : mempunyai nilai 0
2. Binary 1 : posotif (binary 1 yang pertama akan menjadi posotif) dan (binary 1 kedua
akan menjadi negatif) dan seterusnya.

36

b. Multi Transmission, 3 Level (MLT-3)"


1. perubahan transisi terjadi karena adanya binary 0
2. Binary 0 : tidak ada perubahan
3. binary 1 pertama akan jadi positif, setelah bertemu binary 0 maka binary 1
berikutnya akan jadi negatif dan sterusnya

[1] Keenan, Leman. Line Coding


2.1.10 Konsep Circuit Switch dan Packet switch
Perbedaan yang mendasar antara Packet Switching dengan Circuit Switching adalah
bahwa jalur komunikasi tidak ditujukan untuk meneruskan message dari sumber ke tujuan.
Dalam Packet Switching, message-message yang berbeda (ataupun paket-paket yang
berbeda) dapat melewati rute yang berbeda, dan ketika ada dead time antara sumber dan
tujuan, maka jalurnya dapat digunakan oleh rute lain.
Dalam jaringan circuit switched, koneksi menyediakan transmisi pada kecepatan
data yang konstan. Dengan demikian masing-masing dari 2 device yang dikoneksi harus
mentransmit dan menerima pada kecepatan data (data rate) yang sama dengan yang
lainnya. Hal ini membatasi pemakaian dari jaringan dalam interkoneksi dari komputerkomputer host dan terminal-terminal. Namun, Circuit Switching dapat digunakan untuk
mentransmisikan data secara real time, misalnya audio dan video.

37

Packet Switching lebih efisien untuk data yang bisa menerima delay dalam
transmisi. Jika suatu sumber mengirim message yang panjang, maka message tersebut akan
dipotong-potong menjadi paket seri. Tiap paket mengandung porsi dari data user plus
kontrol informasi. Dalam kontrol informasi ini termasuk informasi agar jaringan dapat
meletakkan paket melalui jaringan tersebut dan mengirimnya ke tujuan yang sesuai. Pada
tiap node, paket diterima, disimpan dan dilewatkan pada node berikutnya.
Ada dua macam teknik pendekatan Packet Switching yang umum, yaitu :
1. Virtual Circuit Packet Switching
Dalam pendekatan ini, perencanaan dasar rute diwujudkan sebelum paketpaket apapun dikirim. Jadi karakteristik utama dari teknik ini yaitu bahwa rute antara
stasiun-stasiun diset sebelum transfer data.

2. Datagram Switching
Dalam pendekatan ini, tiap paket diperlakukan sendiri-sendiri, dengan tidak ada
referensi pada paket yang telah keluar sebelumnya. Datagram ini digunakan pada network
layer dari Internet.

38

Referensi : scribd.com Packet Switching 5th, Februari 2016

2.1.11 Konsep Besaran daya & Gain


Ada berbagai macam jenis daya berdasarkan penggunaannya, salah satunya
adalah daya pancar. Daya pancar atau yang sering disebut juga TX Power atau Daya
TX, daya pancar dinyatakan dalam besaran Watt atau milliwatt, Jika kita bekerja pada
frekuensi Microwave seringkali kita menggunakan besaran dBm. Daya pemancar pada
peralatan WiFi dan WiMAX berkisar 30 mW sampai 200 mW atau lebih. Daya pancar
maksimum pada frekuensi 2.4GHz yang legal di Indonesia adalah 100 mW. Daya TX
seringkali tergantung pada kecepatan transmisi [1] .
Besarnya daya pancar akan memengaruhi besarnya sinyal penerimaan di suatu
tempat tertentu pada jarak tertentu dari stasiun pemancar. Semakin tinggi daya pancar
semakin besar level kuat medan penerimaan siaran. Namun besarnya penerimaan
siaran tidak hanya dipengaruhi oleh besarnya daya pancar.
Besarnya daya pancar yang diperlukan untuk menjangkau sasaran pada jarak
tertentu dipengaruhi antara lain oleh besarnya frekuensi, ketinggian antena pemancar
dan antena penerima, profil antara lokasi pemancar dengan lokasi penerima, serta
besarnya level kuat medan yang diharapkan dapat diterima oleh pesawat penerima.
Apabila dinyatakan dalam rumus, dapat kita lihat dengan jelas parameter-parameter
yang berpengaruh pada penerimaan sinyal siaran.

Rumus daya pancar


Keterangan :

39

Pfs(db) : Level Field Strength dalam satuan dB (level kuat medan).


Po(db) : Power Output pemancar dalam satuan dB (besarnya frekuensi).
GantTx(db) : Gain antena pemancar dalam satuan dB (ketinggian antena
pemancar).
Apl(db) : Attenuation Path Loss dalam satuan dB (redaman ruang).
Gant Rx(db) : Gain antena penerima dalam satuan dB (ketinggian antenna
penerima)

Penguatan daya antena


Pada sistem radio / wireless, kita menggunakan antena untuk mengkonversikan
gelombang listrik menjadi gelombang elektromagnetik yang akan merambat di udara.
Penguatan antena adalah besarnya penguatan energy yang dapat dilakukan oleh antena
pada saat memancarkan dan menerima sinyal. Penguatan antena diukur dalam : dBi :
relative terhadap antena isotropic (antena titik). dBd : relative terhadap sebuah antena
dipole. Hubungan antara dBd dan dBi adalah sebagai berikut : 0 dBd = 2.15 dBi dan kita
biasanya menggunakan dBi sebagai perhitungan yang dilakukan [3] .
Dalam pembahasan ilmu telekomunikasi, terdapat istilah-istilah dalam sinyal daya pancar
maupun daya terima yaitu :
1. Gain (Penguatan)
Adalah sebutan atau istilah yang digunakan untuk menyatakan seberapa besar daya
output dibanding daya input dari suatu sistem. Perbandingan daya ini dinyatakan dalam
satuan decibel (dB). Jika dalam sistem terjadi penguatan maka pasti daya output sistem
lebih besar dari daya inputnya.

2. Loss (Pelemahan)
Adalah sebutan atau istilah yang digunakan untuk menyatakan seberapa besar daya input
disbanding daya output dari suatu system. Perbandingan daya ini dinyatakan dalam satuan
decibel (dB). Jika dalam sistem terjadi pelemahan maka pasti daya output system lebih
kecil dari daya inputnya.

3. Redaman
Dalam sebuah system komunikasi radio ada banyak hal yang memungkinkan terjadinya
redaman pada kekuatan sinyal. Beberapa diantaranya adalah kabel, konektor, anti-petir, udara
(free space), maupun berbagai halangan lain seperti pohon.

40

Semua ini akan menyebabkan turunnya kemampuan jika tidak di install dengan baik. Dalam
system komunikasi low power seperti WiFi yang rata-rata hanya mempunyai daya pancar
30-100mW saja, maka setiap dB yang dapat kita hemat akan sangat penting artinya. Ingat 3
dB Rule.
Untuk setiap 3 dB gain/loss kita akan double daya (gain) atau kehilangan setengah daya
(loss). Contoh :
-3 dB = 1/2 daya (kehilangan setengah daya)
-6 dB = 1/4 daya (kehilangan seperempat daya)
+3 dB = 2x daya (double daya)
+6 dB = 4x daya (naik daya empat kali)

4. Radiasi Daya Pancar


Pemerintah maupun consensus komunitas kemungkinan besar akan menentukan batasanbatasan maksimum dari daya yang boleh di pancarkan dari antenna. Daya yang
dipancarkan dari antenna dapat di ukur dengan dua 2 cara yaitu:
Effective Isotropic Radiated Power (EIRP) dalam dBm = daya di input antenna [dBm]

+ penguatan antenna [dBi].


Effective Radiated Power (ERP) dalam dBm = daya di input antenna [dBm] +

penguatan antenna [dBd].


Effective Isotropic Radiated Power (EIRP) biasanya kita gunakan. Kita biasanya
membatasi EIRP sekitar 36dBm. Di Indonesia, kita mengadopsi batasan EIRP yang
berbeda bagi sambungan Point-to-Point (P2P) dan sambungan Point-to-Multi-Point
(P2MP), menjadi 36 dBm dan 30 dBm.

5. Propagasi di Udara (Free Space)


Pada saat sinyal meninggalkan antenna, sinyal akan berpropagasi atau lepas ke udara.
Antenna yang kita gunakan akan menentukan bagaimana propagasi akan terjadi. Pada
frekuensi 2.4 GHz sangat penting sekali untuk menentukan agar jalur antara dua antenna ini
tidak ada penghalang. Kita kemungkinan besar akan melihat adanya degradasi dari sinyal
yang berpropagasi di udara jika ada hambatan di jalur. Pohonan, bangunan, tiang PLN, tower,
gunung semua merupakan contoh dari penghalang.
6. Line of Sight
Memperoleh Line of Sight (LOS) yang baik antara antenna pengirim dan antenna
penerima sangat penting sekali baik untuk instalasi Point to Point dan Point to Multipoint.
Ada dua (2) jenis LOS yang biasanya harus di perhatikan dalam instalasi, yaitu : Optical

41

LOS berhubungan dengan kemampuan masing-maisng untuk melihat. Radio LOS


berhubungan dengan kemampuan penerima radio untuk melihat sinyal dari pemancar
radio.
Teori Fresnel Zone digunakan untuk mengkuantifikasi Radio Line of Sight. Bayangkan
sebuah Fresnel Zone sebagai lorong berbentuk bola rugby dengan antenna pemancar &
penerima di ujung-ujungnya. Beberapa orang menggunakan consensus bahwa jika 60%
dari Fresnel Zone di tambah tiga meter bebas dari halangan maka Radio LOS baik.
Sebagian mengapopsi bahwa harus 80% dari Fresnel Zone tida ada yang menghalangi
untuk memperoleh Radio LOS yang baik. Jika ada halangan di wilayah Fresnel Zone maka
performance sistem akan terganggu. Beberapa efek yang akan terjadi adalah:
1. Reflection (Refleksi). Gelombang yang menabrak merambat menjauhi bidang datar &
mulus yang di tabrak. Multipath fading akan terjadi jika gelombang yang datang
secara langsung menyatu di penerima dengan gelombang pantulan yang juga datang
tapi dengan fasa yang berbeda.
2. Refraction (Refraksi). Gelombang yang menabrak merambat melalui bidang yang
dapat memudarkan (scattering) pada sudut tertentu. Pada frekuensi di bawah 10GHz
kita tidak terlalu banyak terganggu oleh hujan lebat, awan, kabut dsb. Redaman pada
2.4GHz pada hujan 150mm/jam adalah sekitar 0.01dB/km.
3. Diffraction (Difraksi). Gelombang yang menabrak melewati halangan dan masuk ke
daerah bayangan.

2.2GSM & GPRS


2.2.1 Spesifikasi GSM
Pada awalnya GSM didesain untuk beroperasi pada frekuensi 900 MHz. Pada
frekuensi ini, frekuensi uplinks-nya digunakan frekuensi 890915 MHz, sedangkan frekuensi
downlink nya menggunakan frekuensi 935960 MHz. Bandwith yang digunakan adalah 25
MHz (915890 = 960935 = 25 MHz), dan lebar kanal sebesar 200 kHz. Dari keduanya,
maka didapatkan 125 kanal, dimana 124 kanal digunakan untuk suara dan satu kanal untuk
sinyal. Pada perkembangannya, jumlah kanal 124 semakin tidak mencukupi dalam
pemenuhan kebutuhan yang disebabkan pesatnya pertambahan jumlah pengguna. Untuk
memenuhi kebutuhan kanal yang lebih banyak, maka regulator GSM di Eropa mencoba
menggunakan tambahan frekuensi untuk GSM pada band frekuensi di range 1800 MHz

42

dengan frekuensi 1710-1785 MHz sebagai frekuensi uplinks dan frekuensi 1805-1880 MHz
sebagai frekuensi downlinks. GSM dengan frekuensinya yang baru ini kemudian dikenal
dengan sebutan GSM 1800, yang menyediakan bandwidth sebesar 75 MHz (1880-1805 =
17851710 = 75 MHz). Dengan lebar kanal yang tetap sama yaitu 200 kHz sama, pada saat
GSM pada frekuensi 900 MHz, maka pada GSM 1800 MHz ini akan tersedia sebanyak 375
kanal.
GSM umumnya menggunakan perencanaan empat cell reuse, daripada perencanaan
tujuh cell-reuse yang digunakan pada AMPS, dan membagi masing-masing sel menjadi 12
sektor. GSM umumnya menggunakan frekuensi hopping dan time slot hopping, yang mana
juga digunakan pada sistem CDMA. GSM menawarkan keamanan tambahan dalam bentuk
Subscriber Identification Module (SIM). SIM berisi profil data penggguna, deskripsi hak
akses dan fitur, serta identifikasi dari operator selular.
Teknik modulasi yang digunakan pada GSM adalah GMSK (Gaussian Minimum Shift
Keying). Teknik ini bekerja dengan melewatkan data yang akan dimodulasikan melalui Filter
Gaussian. Secara umum sistem modulasi terdiri dari sebuah pemancar (transmitter), media
transmisi, dan sebuah penerima (receiver) yang menghasilkan replika sinyal informasi yang
ditransmisikan. Cara yang paling mudah untuk menghasilkan GMSK adalah dengan
melewatkan data NRZ (non return-to-zero) melalui filter Gaussian yang memiliki respon
impuls.
GSM sebagai sistem telekomunikasi selular digital memiliki keunggulan yang jauh lebih
banyak dibanding sistem analog, di antaranya:
a. Kapasitas sistem lebih besar, karena menggunakan teknologi digital dimana
penggunaan sebuah kanal tidak hanya diperuntukkan bagi satu pengguna saja.
Sehingga saat pengguna tidak mengirimkan informasi, kanal dapat digunakan oleh
pengguna lain.
b. Sifatnya yang sebagai standar internasional memungkinkan international roaming.
c. Dengan teknologi digital, tidak hanya mengantarkan suara, tapi memungkinkan servis
lain seperti teks, gambar, dan video.
d. Keamanan sistem yang lebih baik.
e. Kualitas suara lebih jernih dan peka [1] [2]
Standar Selular Digital untuk GSM
Standar

GSM

43

Daerah
Pita Frekuensi, Mhz
Ruang carrier, kHz
Jumlah FDM carrier
Kanal
Metode Akses
Metode duplex
Bit rate kanal
Metode modulasi
Speech coding

Internasional
Tx: 890-915
Rx: 935-960
200
124
8
TDMA
FDD
270.833 kbps
GMSK
RPELPC: 13 kbps
VSELP: 8 kbps

2.2.2 Arsitektur dan Interface

Arsitektur
Seorang user membawa mobile station (MS) yang bisa berkomunikasi melalui udara

dengan base station atau disebut juga Base Transiver Station (BTS) pada GSM. Pada BTS
terdapat peralatan (equipment) transmitter dan receiver, misalnya antena dan amplifier dan
beberapa komponen untuk sinyal dan protocol processing. Beberapa BTS dikontrol oleh
sebuah Base Station Controller (BSC). BTS dan BSC terhubung dengan fixed line atau
point-to-point link radio[J. Eberspcher, GSM Architecture, Protocols and Services, 2009,
John Wiley& Sons Ltd.]. BSC memiliki beberapa fungsi yang berhubungan dengan
manajemen radio resource (RR), mobility management (MM) untuk pelanggan di area
coverage dari sebuah BTS, dan beberapa fungsi operasi dan maintenance untuk semua
jaringan radio. BTS dan BSC disebut juga sebagai Base Station Subsystem (BSS). [18]

44

Gambar 2.1 Arsitektur sistem GSM

Satu

atau

lebih

BSC

terhubung dengan Mobile Switching Center (MSC). MSC adalah switch


sebuah node yang mengkontrol call setup, call routing, dan lain lain. MSC
memiliki fungsi untuk registrasi lokasi dari user dan handover. Panggilan dari
atau menuju fixed network dikontrol oleh Gateway MSC (GMSC). Koneksi
antar negera atau jaringan internasional menggunakan Internasional Switching
Center (ISC). [4]
Jaringan GSM memiliki beberapa tipe database. Home Location
Register (HLR) dan Visited Location Register (VLR) menyimpan posisi dari
mobile user. VLR menyimpan informasi mengenai berapa lama pelanggan

45

berada di area coverage MSC [J. Eberspcher, GSM Architecture, Protocols


and Services, 2009, John Wiley& Sons Ltd.]. Dalam hal ini HLR bertanggung
jawab pada keadaan statis dan VLR bertanggung jawab pada managen data
pelanggan yang dinamis. Contohnya pada pelanggan yang melalukan roaming.
Pelanggan berpindah lokasi, maka data akan dikirimkan dari VLR yang lama
ke VLR yang baru. HLR tidak bertanggung jawab terhadap managemen
pelanggan yang ada di areanya. Database lain yang memiliki fungsi sebagai
pengaman adalah Authentication Center (AuC)dan Equipment Identity
Register (EIR). AuC menyimpan data yang berhubungan dengan keamanan,
misalnya kunci yang digunakan untuk autentikasi dan enkripsi. EIR berfungsi

untuk meregistrasi data equipment [19].


Interface
Hubungan komunikasi antara komponen jaringan GSM dapat dilihat
pada gambar di bawah ini:

Interface A antara BSS dan MSC digunakan untuk mentransfer data


untuk managemen BSS, yaitu untuk mengkontrol koneksi dan managemen

46

mobilitas. Dengan BSS, Abis interface antara BTS dan BSC dan interface
udara Um sudah terdefinisi.
Sebuah MSC dibutuhkan untuk menyimpan data dari sebuah MS yang
terdapat pada area administratifnya, meminta data dari VLR yang bertanggung
jawab terhadap area interface B.Sebaliknya MSC mengirim data mengenai
update lokasi dari MS. D interface digunakan untuk pertukaran data lokasi
pelanggan dan managemen pelanggan. VLR menginformasikan HLR
mengenai posisi pelanggan. HLR mentransfer data pelanggan kepada VLR
yang dibutuhkan untuk memberikan pelayanan kepada pelanggan. HLR juga
bertugas untuk membembatalakan permintaan pelanggan ke VLR lama apabila
belum terhubung dengan VLR yang baru. Apabila selama pembaharuan lokasi
Gambar 2.2 Interface pada GSM
VLR yang baru membutuhkan data dari VLR yang lama, komunikasi antar
VLR terjadi pada G interface. Selanjutnya, identitas pelanggan atau equipment
dapat diverifikasi saat update lokasi; untuk meminta dan mencek identitas
equipment, MSC memiliki interface F ke EIR.
MSC dapat mengirim informasi melalui interface C ke HLR. Oleh
karena itu, MSC harus meminta informasi routing dari HLR saat call setup,
baik panggilan dari jaringan mobile maupun dari fixed network. Apabila fixed
network switch tidak bisa menghubungi HLR secara langsung, dimana melalui
GMSC. Apabila pelanggan berpindah MSC selama percakapan, maka
handover terjadi antar dua MSC dimana hal tersebut melalui interface E. [4]

2.2.3 ARFCN
ARFCN (Absolute Radio Frequency Channel Number) adalah sebuah angka
yang menggambarkan sepasang frekuensi, satu uplink dan satu lagi downlink.
Frekuensi uplink dan downlink masing-masing mempunyai bandwidth 200 KHz
Gambar 1.0 Cakupan Frekuensi Uplink dan Downlink sertaPenomoran ARFCN

47

MenghitungFrekuensi Uplink dan Downlink


Berikut ini adalah cara untu kmenghitung frekuensi dari suatu ARFCN
GSM 900
Up = 890.0 + (ARFCN * 0.2)
Down = Up + 45.0
EGSM900
Up = 890.0 + (ARFCN * 0.2)
Down = Up + 45.0
DCS1800
Up = 1710.0 + ((ARFCN - 511) * 0.2)
Down = Up + 95.0
PCS1900
Up = 1850.0 + ((ARFCN - 512) * 0.2)
Down = Up + 80.0
[5] [6]
2.2.4 Mekanisme Autentikasi Dalam GSM
Autentikasi dalam gsm berfungsi untuk mengatur keamanan dan control pada jaringan
dengan cara yang relative mudah. Autentikasi ini dilaksanakan oleh AUC (Authentication
Cetre) yang membuat sebuah data khusus yang nantinya akan diperlukan dalam mekanisme
ini. AUC juga menyimpan suatu algoritma khusus (A3 dan A8), IMSI (International Mobile
Subscriber Identity), Identification Private Key (Ki), dan suatu pembuat angka acak yang
digunakan untuk membuat angka RAND. Berikut adalah blok diagramnya:

48

RAND, SRES, dan Kc disebut sebagai GSM Authentication Triplets. Triplet ini akan dikirim
ke HLR dan akan di simpan sementara. Saat sebuah Mobile Station (MS) siap untuk masuk ke
dalam jaringan, MS akan mengirim permintaan untuk mengakses kanal melalui RACH.
Setelah beberapa proses (yang tidak berkaitan dengan authentikasi), HLR mengirim triplets ke
VLR, lalu Sim card MS mendapatkan RAND yang sudah termasuk triplets individual melalui
MSC.

2.2.5 Kanal GSM


Pada jaringan GSM terdiri dari 2 jenis kanal, yaitu kanal fisik dan kanal logika.
1. Kanal Fisik (Physical Channel)
Kanal fisik pada didefinisikan sebagai suatu timeslot. Frame TDMA ini membawa satu
frekuensi pembawa (frequency carrier) yang berisi 8 timeslot dengan bandwidth 200
kHz dan disebut Kanal Frekuensi Radio (Radio Frequency Channel). Frame TDMA
ini terdiri dari 8 timeslot. Timeslot ini yang digunakan untuk membawa data dan suara,
setiap timeslot mempunyai kecepatan 0,577 ms, jadi satu frame mempunyai kecepatan
8 x 0,577 ms = 4,615 ms.
2. Kanal Logika (Logical Channel)
Kanal logika digunakan sebagai informasi (suara, signalling dan data). Kanal logika
terbagi menjadi dua yaitu kanal bersama (Common ChannelCCH) dan kanal kontrol
yang ditentukan (Dedicated ChannelDCH). Kanalkanal tersebut mempunyai fungsi
yang berbedabeda.
Berikut penjelasan istilah dan fungsional pembagian kanal logika (Logical Channel)
antara lain :

49

1. CCH (Common Channel) untuk membawa informasi signalling dan sinkronisasi


data. Kanal ini terbagi menjadi dua yaitu:
a. BCH (Broadcast Channel)
BCH berfungsi untuk mengirimkan dari BSS MS (downlink) mengenai
network yang akan diakses oleh MS. Kanal ini terbagi menjadi tiga, yaitu :
1. FCCH (Frequency Correction Channel), digunakan untuk mensikronisasi
frekuensi yang digunakan MS dan frekuensi yang dipakai oleh BTS tempat
MS berada.
2. SCCH (Sinchronization Control Channel), digunakan untuk sinkronisasi
MS ke timeslot pada saat MS mendapatkan frekuensi pembawa.
3. BCCH (Broadcast Control Channel), digunakan untuk informasi tentang
BTS yang digunakan oleh MS, seperti frekuensi hopping, frekuensi yang
digunakan, informasi neighbour-cell, dan lain-lain.
b. CCCH (Common Control Channel)
CCCH digunakan untuk mengirimkan informasi jaringan dari MS ke BTS dan
sebaliknya (uplink downlink). Kanal ini terbagi menjadi tiga, yaitu :
1. PCH (Paging Channel), digunakan MS sebagai isyarat adanya panggilan.
2. RACH (Random Acces Channel), digunakan MS untuk merespon
panggilan dari PCH dan meminta alokasi kanal.
3. AGCH (Acces Grant Channel), digunakan BSS untuk mengalokasikan
kanal bagi MS.
2. DCH (Dedicated Channel) digunakan MS untuk pembentukan panggilan. Kanal ini
terbagi menjadi dua yaitu:
a. DCCH (Dedicated Control Channel)
DCCH digunakan untuk membawa informasi antara MS ke BTS dan
sebaliknya uplink downlink. Kanal ini terbagi menjadi tiga yaitu :
1. SDCCH (Stand Alone Dedicated Control Channel), digunakan untuk
mengalokasikan TCH seperti pada proses registrasi / autentikasi dan
digunakan dua arah uplink dan downlink.

50

2. SACCH (Slow Associated Control Channel), digunakan untuk regulasi


daya (power control) dari MS, perhitungan jarak MS ke BTS (Timing
Advance) dan digunakan dua arah untuk uplink dan downlink.
3. FACCH (Fast Associated Control Channel), digunakan untuk
mengirimkan sinyal selama proses akan melakukan pembicaraan (call
setup), mengirimkan perintah perintah handover dari BSC, mengakhiri
pembicaraan setelah hubungan terputus dan digunakan dua arah untuk
uplink dan downlink.
b. TCH (Traffic Channel)
TCH digunakan untuk membawa informasi suara dan data. [2]

2.2.6 Frame & Burst


Frame adalahkumpulandari 8 time slot secaraberurutan yang dinomoridari 0 - 7.
Frame 2G memilikidurasiwaktusebesar 4.615 msyaknimerupakandurasi time slot x 8.
Setiap 1 time slot padasatu frame akandialokasikanuntuk 1 user. Setiap user
akanmendapatkanakanmendapatkanalokasi time slot yang samadisetiapframenya,
contohjika user A mendapatkan timeslot 0 pada frame ke 1, makaiaakanmendapatkan
time slot 0 jugapada frame ke 1, 2, danseterusnya.
berikutiniilustrasidaripenjelasandiatas (klikgambar agar lebihjelas):

Multi Frame
Multi frame adalah kumpulan dari time slot tertentupada frame yang berurutan. Dalam
2G, multi frame dibagi menjadi 2 jenis, yaitu control multi frame dan traffic multi
frame.
Struktur Control Multi Frame

51

Disebut control multi frame dikarenakan multi frame iniberisi channel-channel control
sajasepertiFCCH(Frequency correction channel), SCH (Synchronization channel),
BCCH(Broadcast control channel), CCCH (Common control channel),
SDCCH(Shared downlink control channel), dan SACCH (slow associate control
channel). control multi frame inisendiridibagimenjadi 2 jenis:
BCCH/CCCH control multiframe:
Terdiridari 51 frame secaraberturut-turut. Multi frame initerdiridari:
1. FCCH pada frame 0, 10, 20, 30, dan 40
2. SCH pada frame 1, 11, 21, 31, dan 41
3. BCCH pada frame 2,3, 4, dan 5
4. CCCH pada frame sisanya
5. IDLE pada frame 50
berikutiniilustrasinya(klikgambar agar lebihjelas):

DCCH (SDCCH/SACCH) control multiframe:


Terdiridari 102 frame secaraberturut-turut, Multi frame inidibagimenjadi 2 bagian
yang masing-masingmemiliki 51 frame yang memilikistruktur yang sama. Multi frame
initerdiridari:
1. SDCCH pada frame 0-31 dan 51-82
2. SACCH pada frame 32-47 dan 83-98
3. IDLE pada frame 48-50 dan 99-102
Berikut ini ilustrasinya:

52

Dalam kondisi tertentu kedua jenis control multiframe ini dapat digabungkan.
Struktur Traffic Multi Frame
Multi frame inimayoritasberisikanTCH(traffic channel), namunbukan berarti tidak
terdapat control channel sama sekali. Pada multi frame initerdapat 1 control channel
yaitu SACCH(slow associate control channel). Multi frame ini terdiri dari 26 frame
secara berurutan. Berikut ini pola dari traffic multi frame:
1. SACCH pada frame 12
2. IDLE pada frame 25
3. TCH pada frame sisanya
Berikut ini ilustrasinya:

Struktur Super Frame

53

Super frame adalah kumpulandari multi frame secara berurutan. total jumlah frame pada super
frame adalah 1326 frame yang mana merupakan 51 x traffic multi frame, 26 x BCCH control
multi frame, atau 13 x DCCH control multiframe. Super frame merupakan satuan dimana
control multi frame dan traffic multi frame mulai secara bersamaan.
Struktur Hyper Frame
Hyper frame merupakan kumpulan dari 2048 super frame. Dengan begitu akan terdapat
sekitar2.7 juta frame. Inilah kenapa penulis menyatakan bahwa sangat sulit untuk
menggambarkan struktur frame 2G secara keseluruhan. Hyper frame ini merupakan struktur
frame yang terbesar. Pada setiap hyper frame terdapat counter dimana setiap time slot dan
frame memiliki identitas nomor yang unik. Hal ini berfungsi untuk menjaga sinkronisasi pada
struktur frame itusendiri. Pada hyperframe juga berfungsi untuk fitur frequency hopping dan
enkripsi. 1 rangkaian frequency hopping dan enkripsi akan diterapkan pad asetiap 1 hyper
frame, lalu rangkaian tersebut akan diulangi pada hyperframe 2, 3, dan seterusnya. [8]
Burst
GSM burst, atau pengirim bisa memenuhi beberapa fungsi.beberapa GSM burst digunakan
untuk membawa data saat yang lain digunakan untuk mengontrol informasi. Burst dibedakan
menjadi:[ http://www.radio-electronics.com/]
a. Normal Burst uplink dan downlink
This GSM burst is used for the standard communications between the basestation
and the mobile, and typically transfers the digitised voice data.
The structure of the normal GSM burst is exactly defined and follows a common
format. It contains data that provides a number of different functions:
1. 3 tail bits: These tail bits at the start of the GSM burst give time for the transmitter to
ramp up its power
2. 57 data bits: This block of data is used to carry information, and most often contains
the digitised voice data although on occasions it may be replaced with signalling
information in the form of the Fast Associated Control CHannel (FACCH). The type
of data is indicated by the flag that follows the data field
3. 1 bit flag: This bit within the GSM burst indicates the type of data in the previous
field.

54

4. 26 bits training sequence: This training sequence is used as a timing reference and
for equalisation. There is a total of eight different bit sequences that may be used, each
26 bits long. The same sequence is used in each GSM slot, but nearby base stations
using the same radio frequency channels will use different ones, and this enables the
mobile to differentiate between the various cells using the same frequency.
5. 1 bit flag Again this flag indicates the type of data in the data field.
6. 57 data bits Again, this block of data within the GSM burst is used for carrying data.
7. 3 tail bits These final bits within the GSM burst are used to enable the transmitter
power to ramp down. They are often called final tail bits, or just tail bits.
8. 8.25 bits guard time At the end of the GSM burst there is a guard period. This is
introduced to prevent transmitted bursts from different mobiles overlapping. As a
result of their differing distances from the base station.

[ http://www.radio-electronics.com/]
b. Syncronization burst downlink
The purpose of this form of GSM burst is to provide synchronisation for the
mobiles on the network.
1. 3 tail bits: Again, these tail bits at the start of the GSM burst give time for the
transmitter to ramp up its power
2. 39 bits of information:
3. 64 bits of a Long Training Sequence:
4. 39 bits Information:
5. 3 tail bits Again these are to enable the transmitter power to ramp down.
6. 8.25 bits guard time: to act as a guard interval.

55

[ http://www.radio-electronics.com/]

c. Frequency Correction burst downlink


With the information in the burst all set to zeros, the burst essentially consists of a
constant frequency carrier with no phase alteration.
1. 3 tail bits: Again, these tail bits at the start of the GSM burst give time for the
transmitter to ramp up its power.
2. 142 bits all set to zero:
3. 3 tail bits Again these are to enable the transmitter power to ramp down.
4. 8.25 bits guard time: to act as a guard interval.

[ http://www.radio-electronics.com/]

d. Random Access Shortened Burst uplink


This form of GSM burst used when accessing the network and it is shortened in
terms of the data carried, having a much longer guard period. This GSM burst
structure is used to ensure that it fits in the time slot regardless of any severe
timing problems that may exist. Once the mobile has accessed the network and
timing has been aligned, then there is no requirement for the long guard period.
1. 7 tail bits: The increased number of tail bits is included to provide additional margin
when accessing the network.
2. 41 training bits:
3. 36 data bits:

56

4. 3 tail bits Again these are to enable the transmitter power to ramp down.
5. 69.25 bits guard time: The additional guard time, filling the remaining time of the
GSM burst provides for large timing differences.

[ http://www.radio-electronics.com/]
2.2.7

Speech Coding

Dalam pengiriman informasi suara di jaringan radio , hal pertama yang harus
dilakukan adalah untuk mengubah suara menjadi sinyal digital .GSM menggunakan
metode yang disebut RPE - LTP ( Regular Pulse Excited Long Term Prediction)
dengan Linear Coding Predictive untuk mengubah suara analog kita menjadi sinyal
digital. Salah satu fungsi utama dari sebuah MS adalah untuk mengkonversi informasi
suara analog ke dalam bentuk digital untuk transmisi menggunakan sinyal digital
.Analog ke Digital outputnya dalam bentuk barisan bit, bilangan biner yang mewakili
input suara. Dalam sistem telepon modern,menggunakan pengkodean digital . Variasi
listrik diinduksi ke mikrofon adalah sampel dan masing-masing sampel kemudian
diubah menjadi kode digital . Gelombang suara sampel pada tingkat 8 kHz dan sampel
diubah menjadi bilangan biner 8 bit , yang mewakili 256 nilai yang berbeda . Karena
kita melakukan sampling 8000 kali per detik dan setiap sampel adalah 8 bit biner , kita
memiliki bitrate dari 8kHz X 8 bit = 64kbps . Bitrate sebesar 64 kbps memang tidak
realistik untuk transmisi sepanjang jaringan radio. Maka GSM speech coding bekerja
untuk melakukan kompresi gelombang suara menjadi bitrate yang lebih rendah
menggunakan RP-LTP, sinyal suara terbagi menjadi menjadi blok sebesar 20ms.
Setelah kita memiliki sinyal digital, kita dapat menambahkan perulangan data untuk
backup, bila terjadi error pada proses transmisi.

57

[1] Dr Dharma P. Agrawal and Dr. Qing-An Zeng. 2002. GSM


Presentation

2.2.8

Coding scheme

In a GPRS network there are four coding schemes:Channel Coding


Scheme

CS-1

CS-2

CS-3

CS-4

Pre-cod. USF

12

Infobits
without USF

181

268

312

428

40

16

16

16

456

588

676

456

132

220

Code rate

1/2

~2/3

~3/4

Data rate
kbit/s

9.05

13.4

15.6

21.4

72.4 kb/s

107.2 kb/s

124.8 kb/s

171.2 kb/s

Parity bits BC
Tail bits
Output conv
encoder
Punctured bits

Maximum data
speed with 8
time-slots

The choice of coding scheme depends on the condition of the channel provided by
the cellular network (quality of the radio link between cell phone and base station).
If the channel is very noisy, the network may use CS-1 to ensure higher reliability;
in this case the data transfer rate is only 9.05 kbit/s per GSM time slot used. If the
channel is providing a good condition, the network could use CS-3 or CS-4 to obtain
optimum speed, and would then have up to 21.4 kbit/s per GSM time slot.

The multislot classes are as follows:Class

Download

Upload
Max.

58

slots
1

10

11

12

13

unlimited

14

unlimited

15

unlimited

16

unlimited

17

unlimited

18

unlimited

19

unlimited

20

unlimited

21

unlimited

22

unlimited

23

unlimited

24

unlimited

25

unlimited

26

unlimited

27

unlimited

28

unlimited

29

unlimited

2.3 UMTS
2.3.1

IMT 2000 Classification tech

IMT 2000 adalah generasi ketiga sistem komunikasi bergerak (mobile communication
system) yang didesign untuk menyediakan layanan global, kapabilitas layanan yang beragam
dan perbaikan performan secara signifikan. Teknologi ini akan mengintegrasikan pager,

59

telepon seluler, dan sistem komunikasi bergerak dengan satelit (mobile satellite system).
Dengan kata lain IMT 2000 adalah dasar bagi akses komunikasi global yang terintegrasi. [1]
Current Systems / Services
Cellular:

IMT-2000
* Phase1 (2000 - 2002)

Up to 9.6 kb/s
PHS:

kb/s
* Phase2 (2002 -

Up to 32 Kbps

---> Up to 384

) ---> Up to 2 Mb/s

(Indoor/Pedestrian)
Up to 384 kb/s

* Mutually incompatible standards in 3

(Fast moving vehicle)


* Global use and accessibility via the same

regions

number

---> Regional use and accessibility only


* Roaming generally limited to basic service

only

possibilities also under study (Type approval,

"Cellular" phones cannot be used as

sales, subscription)

Global

operation

and

marketing

terminal of a fixed network (Note : PHS


terminal can)
* Virtual Home Environment to enable a user
to receive services of a home network through
a visited network
* Integration of fixed and mobile networks/
services from the user's point of view (e.g.
Use

of

the

same

terminal equipment as that for both fixed and


mobile networks)
Tabel 1. IMT 2000
Contoh teknologi IMT 2000 adalah UMTS (universal mobile telecommunications
system). UMTS merupakan teknologi generasi ketiga yang berbasis packet service dengan
menggunakan standar Direct Sequence Spread Spectrum dan modulasi RF yang digunakan
adalah QPSK saat uplink maupun downlink. Standar bandwitch yang dipakai sebesar 5 Mhz
yang dapat ditingkatkan sampai dengan 10 Mhz, 15 Mhz, dan 20 Mhz. Sedangkan dukungan
mobilitas yang dapat dilayani sampai dengan 120 km/jam.
2.3.2

UMTS release 99 specification

60

Spesification
Release 99
Operating band
Band 1
Band name
2,1 GHz
Total spectrum
2 x 60 Mhz
Duplexing
FDD and TDD
Tabel 2. Spesifikasi UMTS Release 99
2.3.3 UMTS Service
Berbagai macam layanan terbaru akan dapat diaplikasikan pada jaringan
seluler

dengan

menggunakan

teknologi

UMTS.

Aplikasi

multimedia

denganmenggunakan layanan-layanan seperti voice, audio / video, grafik, data akses


internet dan e-mail akan dapat dilakukan. Layanan Internet berkecepatan tinggi (High
Speed Internet) seperti on-line browsing, download file berukuran besar dan lain-lain
yang membutuhkan kecepatan dan kapasitas yang tinggi dapat dilakukan dengan
mudah oleh pelanggan UMTS.
Layanan multimedia real time seperti video telephony, video conferencing,
video on demand, audio on demand dan lain-lain yang membutuhkan kecepatan dan
kapasitas yang tinggi dapat dilakukan oleh pelanggan UMTS, begitu juga dengan
layanan multimedia non-real time, seperti facsimile, dsb. Tentu saja layanan
konvensional seperti voice dan data, seperti SMS masih dapat diakses dengan baik
oleh pelanggan UMTS. [2]

2.3.4

ARSITEKTUR RELEASE 99

61

Gambar 1. Arsitektur Release 99


Teknologi pada release 99:
1. NodeB
Node-B adalah satu istilah dalam teknologi telepon genggam UMTS untuk
menandakan suatu BTS (base transceiver station, stasiun penerima untuk 3G, 3.5 G
ataupun 4G) yang berbeda dengan BTS untuk GSM. Node-B mempergunakan
WCDMA untuk teknologi transportasi udara seperti di semua selular sistem UMTS
dan GSM. Node-B mengandung pemancar frekuensi radio dan penerima yang
dipergunakan untuk hubungan secara langsung dengan telepon genggam, yang
bergerak dengan bebas di sekitarnya. Di dalam tipe ini telepon genggam tidak dapat
berhubungan secara langsung namun berhubungannya harus melalui BTS terlebih
dahulu. [3]
2. UE (User Equipment)
Merupakan user atau pengguna yang ingin berkomunikasi.
3. RNC (Radio Network Controller)
RNC bertanggung jawab mengontrol radio resources pada UTRAN yang membawahi
beberapa Node B, menghubungkan CN (Core Network) dengan user, dan merupakan
tempat berakhirnya protokol RRC (Radio Resource Control) yang mendefinisikan
pesan dan prosedur antara mobile user dengan UTRAN. [4]
4. SGSN (Serving GPRS Support Node)
SGSN (Serving GPRS Support Node) adalah network equipment yang berfungsi sama
seperti MSC pada jaringan GSM. SGSN antara lain melakukan fungsi-fungsi mobility

62

management, routing/traffic management, melakukan authentikasi, chipering, serta


melakukan pemeriksaan IMEI. [5]
5. GGSN (Gateway GPRS Support Node)
GGSN (Gateway GPRS Support Node) adalah network equipment GPRS yang
berfungsi sama seperti Gateway MSC di jaringan GSM. GGSN merupakan interface
antara jaringan GPRS dengan jaringan system lain seperti internet atau pun jaringan IP
lainnya. [6]
6. HLR (Home Location Register)
HLR berfungsi untuk penyimpan semua data dan informas mengenai pelanggan yang
tersimpan secara permanen, dalam arti tidak tergantung pada posisi pelanggan. HLR
bertindak sebagai pusat inforamsi pelanggan yang setiap waktu akan diperlukan oleh
VLR untuk merealisasi terjadinya komunikasi pembicaraan. VLR selalu berhubungan
dengan HLR dan memberikan informasi posisi pelanggan berada. [7]
7. BM-SC (Broadcast Multicast Switching Center)
8. PDN (Public Data Network)
Merupakan kumpulan data jaringan publik.
9. UTRAN (UMTS Terrestial Access Network)
UMTS Terrestrial Radio Access Network adalah salah satu bentuk dari kemajuan
teknologi seluler khusus nya jaringan 3G untuk core RF [8]
10. CN (Core Network)
Jaringan inti yang telah dibangun sebelum adanya UMTS seperti GSM dan GPRS.

2.3.5

ARSITEKTUR RELEASE 4

63

Gambar 2. Arsitektur Release 4


Teknologi pada release 4:
1. UE
Merupakan perangkat yang digunakan user untuk berkomunikasi.
2. Node B
Node-B adalah satu istilah dalam teknologi telepon genggam UMTS untuk
menandakan suatu BTS (base transceiver station, stasiun penerima untuk 3G, 3.5 G
ataupun 4G) yang berbeda dengan BTS untuk GSM. Node-B mempergunakan
WCDMA untuk teknologi transportasi udara seperti di semua selular sistem UMTS
dan GSM. Node-B mengandung pemancar frekuensi radio dan penerima yang
dipergunakan untuk hubungan secara langsung dengan telepon genggam, yang
bergerak dengan bebas di sekitarnya. Di dalam tipe ini telepon genggam tidak dapat
berhubungan secara langsung namun berhubungannya harus melalui BTS terlebih
dahulu. [3]
3. GMSC Server (Gateway Mobile Switching Center)
GMSC (Gateway Mobile Switching Center) adalah sebuah interface antara jaringan
sellular dengan PSTN. GMSC menolong PSTN dalam mengirim sebuah komunikasi
dari perangkat mobile untuk ditujukan ke MSC yang tepat. [9]
4. BTS
Base transceiver Station terdiri dari perlengkapan radio yang diperlukan untuk
mendukung sebuah sel.Tugas dari BTS adalah menjaga dan memonitor hubungan
dengan MS. Lebih khusus lagi, menghubungkan dengan transmisi penerimaan radio,
semua fungsi pemrosesan sinyal spesifik dengan radio interface dan beberapa fungsi
tambahan. BTS juga sering disebut sebagai kepanjangan tangan BSC dan merupakan
bagian dengan perangkat keras tesebut.
Secara umum BTS mempunyai fungsi:

64

(1) mengcover sel yang menjadi areanya;


(2) menyediakan kanal bagi MS;
(3) interface antara MS dengan jaringan;
(4) melakukan location updating dari MS dan melaporkannya ke
MSC via BSC;dan
(5) melakukan pertukaran informasi ke jaringan dengan
MS dan BSC. [10]
5. BSC (Base Station Controller)
Dalam terminology GSM, suatu BSS adalah gabungan sebuah BSC dan semua BTS
yang dikontrolnya. BSC berfungsi untuk memonitor dan mengontrol sejumlah BTS.
Jadi semua pengaturan kanal pada radio interface dan mekanisme handover dilakukan
secara remote oleh BSC. Dengan adanya proses ini maka BSC dapat mengendalikan
kinerja transmisi setiap BTS dan jika perlu dapat memerintahkan handover ke sel
(BTS yang lain yang masih dalam wilayah BSC yang bersangkutan. Jika suatu intra
MSC handover diperlukan, BSC melibatkan MSC (Mobile service Switching Centre)
untuk menjalankan handover. Handover berarti perubahan yang terjadi jika mobile
station meninggalkan suatu wilayah sel dengan kata lain berpindahnya MS dari satu
sel ke sel lainnya tanpa memutuskan hubungan yang sedang berlangsung. Sedangkan
intra MSC handover berarti suatu handover yang terjadi antara dua sel yang dikontrol
oleh MSC yang sama tapi dengan BSC yang berbeda. Suatu BSC dapat menangani
beberapa BTS tergantung dari karakteristik trafik pada lokasi pelayanan. [11]
6. MSC SERVER [12]
Mobile Switching Center, biasa disingkat MSC, merupakan pusat dari GSM system,
pusat informasi, pusat pertukaran data, pusat pengamanan, dan pusat segala-galanya.
Kalo sebuah MSC down, maka seluruh area yg tercover oleh MSC itu tidak akan bisa
melakukan panggilan atau pertukaran data. Coverage MSC sangat luas, bisa satu
pulau. Oleh karena itu MSC terproteksi oleh double system untuk keamanannya.
7. CS-MGW
8. VLR (Visitor Location Register)
VLR berfungsi untuk menyimpan data dan informasi pelanggan, dimulai pada saat
pelanggan memasuki suatu area yang bernaung dalam wilayah MSC VLR tersebut
(melakukan Roaming). Adanya informasi mengenai pelanggan dalam VLR
memungkinkan MSC untuk melakukan hubungan baik Incoming (panggilan masu)
maupun Outgoing (panggilan keluar). [12]
9. HLR (Home Location Register)
HLR berfungsi untuk penyimpan semua data dan informas mengenai pelanggan yang
tersimpan secara permanen, dalam arti tidak tergantung pada posisi pelanggan. HLR
bertindak sebagai pusat inforamsi pelanggan yang setiap waktu akan diperlukan oleh

65

VLR untuk merealisasi terjadinya komunikasi pembicaraan. VLR selalu berhubungan


dengan HLR dan memberikan informasi posisi pelanggan berada. [12]
10. AuC (Authentication Center)
AuC menyimpan semua informasi yang diperlukan untuk memeriksa keabsahan
pelanggan, sehingga usaha untuk mencoba mengadakan hubungan pembicaraan bagi
pelanggan yang tidak sah dapat dihindarkan. Disamping itu AuC berfungsi untuk
menghindarkan adanya pihak ke tiga yang secara tidak sah mencoba untuk menyadap
pembicaraan. [12]
11. SGSN
SGSN (Serving GPRS Support Node) adalah network equipment yang berfungsi sama
seperti MSC pada jaringan GSM. SGSN antara lain melakukan fungsi-fungsi mobility
management, routing/traffic management, melakukan authentikasi, chipering, serta
melakukan pemeriksaan IMEI. [5]
12. GGSN
GGSN (Gateway GPRS Support Node) adalah network equipment GPRS yang
berfungsi sama seperti Gateway MSC di jaringan GSM. GGSN merupakan interface
antara jaringan GPRS dengan jaringan system lain seperti internet atau pun jaringan IP
lainnya. [6]
13. PSTN (Public Switched Telephone Network) [13]
PSTN (Public Switched telephone Network) atau sering juga disebut Wireline
telephone system jaringantelepon yang menggunakan kabel sebagai media trasmisi
yang menghubungkan terminal pelanggan dengan system jaringan telepon. System
telepon wireline berkembang pada sekitar tahun 1870-an. System ini disebut wireline
karena kable digunakan sebagai

media tranmisi yang

menghubungkan pesawat

telepon pelanggan dengan perangkat di jarinagan telepon milik operator. Gambar di


bawah ini menunjukan arsitektur jaringan telepon wireline secara umum.
14. PSPDN (Packet Switched Public Data Network)
Sebuah jaringan data publik yang didirikan dan dioperasikan oleh operator jaringan
umum atau administrasi telekomunikasi untuk menyediakan paket-switched transmisi
data. [14]
2.3.6 Autentikasi UMTS
Autentikasi disediakan untuk memastikan identitas antara pengguna dan jaringan. Ada 3
perangkat yang terlibat dalam mekanisme autentikasi pada UMTS, yaitu :

Home Network
Serving network (SN)

66

Terminal, lebih spesifiknya USIM

Ide dasarnya adalah SN memeriksa identitas pelanggan (seperti pada GSM) dengan teknik
challenge-and-response sementara terminal memeriksa SN yang telah diautorisasi oleh home
network. Bagian terakhir adalah fitur baru di UMTS (dibandingkan dengan GSM) dan melalui
itu terminal dapat memeriksa bahwa terhubung ke jaringan yang sah.
Landasan mekanisme autentikasi adalah sebuah master key K yang dibagikan antara
USIM dari pengguna dan database home network. Ini merupakan rahasia permanen dengan
panjang 128 bit. Key K tidak pernah ditransfer dari 2 lokasi. Pengguna tidak mengetahui
master key nya.
Pada saat yang sama dengan saling autentikasi, kunci-kunci untuk enkripsi dan memeriksa
integritas diperoleh. Mereka adalah kunci-kunci sementara dengan panjang yang sama yaitu
128 bit. Kunci-kunci baru didapatkan dari kunci K permanen selama setiap peristiwa. Ini
adalah prinsip dasar dalam kriptografi untuk membatasi penggunaan kunci permanen dan
sebagai gantinya medapatkan kunci-kunci sementara untuk melindungi dari data berukuran
besar.[15] [16]

2.3.7 UMTS protocol stack

67

Protocol stack UMTS terdiri dari Access Stratum (AS) dan Non Access Stratum
(NAS). Access Stratum mendukung OSI lapis 1 sampai lapis 3. Access Stratum terdiri dari
PHY (layer1), MAC (layer 2), RLC (layer 2) dan RRC (layer 3). NAS atau bagian inti jaingan
dibagi berdasarkan fungsionalitas circuit switched (CS) atau packet switched (PS).
Fungsi CS terdiri dari lapis CM (Connection Management) dan MM (Mobility
Management). Lapis CM menjaga CC (Call Control), SM (Supplementary Services) dan SMS
(Short Message Service). Ini untuk UMTS CS control plane stack. Untuk UMTS CS bagian
user plane stack NAS tidak termasuk lapis CM dan MM tapi termasuk protokol lapis data
aplikasi end-to-end (antara UE-NodeB-RNC-MSC-Remote User).
Untuk fungsi PS jika terdiri dari lapis SM (Session Management) dan GMM (GPRS
Mobility Management). Hal ini untuk UMTS PS control plane stack. Untuk PS user stack,
bagian AS menggabungkan PDPC (Packet Data Convergence) dan bagian NAS
menggabungkan data paket protokol (IP/PPP/...) dan aplikasi paket data (FTP/HTTP/...).
PDPC melakukan kompresi header IP, hal ini bisa ada atau tidak pada UMTS protocol stack.
[17]

2.3.8 Spread Spectrum

68

Spread Spectrum ialah teknik telekomunikasi, dimana signal ditransmisikan pada


bandwidth dapat dianggap melebihi frekuensi dari informasi sebenarnya. Spread Spectrum
menggunakan wide band dan noise like (pseudo-noise) signals. Karena signal Spread
Spectrum bersifat noise like, mereka sulit terdetaksi. Spread Spectrum juga sulit diintercept
atau didemodulate sehingga menjadi lebih aman. Transmisi Spread Spectrum sulit dijam
dibandingkan dengan narrow band signals. Karena itu, teknik telekomunikasi ini digunakan
oleh militer. Signal Spread Spectrum menggunakan fast codes yang menjalankan information
bandwidth atau data rate beberapa kali. Kode spesial ini disebut pseudo random atau pseudo
noise codes, karena kode ini muncul berupa random noise, tapi hal ini tidak ada hubungannya
dengan random. Transmitter Spread Spectrum menggunakan tingkat kekuatan transmisi yang
hampir sama dengan transmitter Narrow band, tapi karena signal Spread Spectrum terlalu
lebar, mereka hanya bisa ditransmisikan pada spectral power density yang lebih rendah jika
dibandingkan dengan transmitter narrow band. Berhubung signal Spread Spectrum
ditransmisikan dengan kekuatan rendah, tapi bandwidth besar, signal Spread Spectrum dan
narrow band bisa berada pada band yang sama dengan gangguan yang kecil, bahkan tidak
ada.
Untuk menentukan signal Spread Spectrum, ada 2 kriteria penting yang harus dipenuhi:

Bandwidth dari signal yang ditransmisikan harus lebih besar daripada information
bandwidth.

Beberapa fungsi selain mentransmisikan information ialah mendeterminasikan the


resultant dari transmitted bandwidth.

Keuntungan dari Spread Spectrum ialah:

Sulit dideteksi. Signal Spread Spectrum lebih lebar daripada transmisi narrow band pada
umumnya. Berhubung communication band telah tersebar, signal itu dapat ditransmisikan
pada lower power tanpa gangguan dari background noise. Hal ini disebabkan, karena
waktu proses despreading berjalan, noise pada satu frekuensi ditolak, untuk
meninggalkan signal yang diinginkan. Berhubung signal itu dipancarkan pada kekuatan
yang rendah, signal akan tampak bercampur dengan noise, jadi akan sulit untuk dideteksi.

69

Lebih sulit dijam daripada narrow bands. Dasar dari spreading technique ialah kode yang
digunakan untuk menyebarkan signal. Tanpa mengetahui kodenya, maka tidak mungkin
untuk mendecipher menguraikan transmisi. Juga, karena kodenya sangat panjang, maka
tidak mungkin untuk memecahkan kode yang digunakan, maka interception merupakan
hal yang sulit untuk dilakukan.

Multiple users dapat menggunakan band yang sama. Kegunaan dari binary sequences
yang

berbeda

ialah

membiarkan

beberapa

Spread

Spectrum

systems

untuk

mengoperasikan secara independen masing-masing signal dalam band yang sama. Bentuk
pembagian ini disebut Code Division Multiple Access (CDMA).

Digunakan untuk ranging dan radar. Spread Spectrum dapat digunakan untuk
membangun ranging and radar systems yang lebih tepat. Spread carrier, bermodulasi
dengan pseudo noise sequence, membuat penerima untuk mengukur dengan tepat tim dari
signal yang dikirim. Spread Spectrum dapat digunakan untuk mengetim jarak suatu
objek, contohnya ialah radar. Kedua aplikasi sudah secara umum digunakan pada
aerspace field selam bertahun-tahun
1.

Direct Sequence Spread Spectrum (DSSS) : bit-bit informasi dimodulasi oleh


PN code. PN code adalah kode Pseudonoise. PN code mempunyai durasi lebih
pendek daripada bit-bit Informasi. Dalam hal ini, informasi yang dikirimkan
melalui udara membutuhkan lebih banyak bandwidth dibandingkan bit-bit
informasi pelanggan. DSSS adalah teknik modulasi yang diadopsi dari IEEE
802.11 berdasarkan produk WLAN. Pada sistem DSSS. Pada sistem DSSS,

sluruh bandwidth tersedia untuk setiap pengguna sepanjang waktu.


2. Frequency Hopping Spread Spectrum, frekuensi pembawa RF diubah menurut
Pseudo-random sequence (PN code). PN squence baik pada transmitter dan
receiver membantu mendemodulasi/ dekoding informasi. Dalam durasi satu
chip, frekuensi RF tidak bervariasi. Berdasarkan fakta ini, ada 2 tipe FHSS,
fast hopped FHSS dan slow hopped FHSS. Pada fast hopped FHSS, hopping
dilakukan pada rate yang lebih cepat daripada bit rate informasi. Pada slow
hopped FHSS, hopping dilakukan pada rate yang lebih rendah daripada bit rate
informasi

70

Sistem

Kelebihan

Kekurangan

Direct Sequence

Kebal terhadap noise dan

Membutuhkan wideband

jamming.

channel.

Sulit terdeteksi.

Membutuhkan waktu
akuisisi yang lama.

Dapat membedakan
multipath.

Rentan terhadap near/far


problem.

Frequency-Hopping

Jumlah penyebaran paling

Frekuensi synthesizer rumit.

besar.
Tidak dapat digunakan
Waktu akuisisi lebih

untuk mengukur range-rate.

pendek.
Membutuhkan error
Lebih kebal terhadap

correction.

near/far problem.
[18]
2.3.9 WCDMA Code
Sistem WCDMA menggunakan beberapa kode. Secara teori, satu jenis kode harusnya
cukup, tetapi dalam prakteknya karakteristik fisik jalur radio mengharuskan bahwa sistem
WCDMA menggunakan kode yang berbeda untuk tujuan yang berbeda, dan kode-kode
tersebut mempunyai beberapa fitur seperti ortognalitas dan autokorelasi, membuatnya cocok
untuk penggunaan yang spesifik. Pada dasarnya ada 3 macam kode yang tersedia yaitu
channelization code, scrambling code dan spreading code. Penggunaannya ditunjukkan pada
tabel di bawah.

71

Scrambling code digunakan pada arah downlinkuntuk pemisahan sel/ sektor,


digunakan juga pada arah uplink. Pada kasus ini, pengguna diisahkan satu sama lain
menggunakan kode ini. Selain itu, karena data stream menempati seluruh frekuensi yang ada,
sinyal yang tepat harus diambil dengan distorsi minimum. Untuk memisahkan transmisi yang
berbeda yang tersebar pada pita frekuensi digunakan Spreading code. Spreading code adalah
kode unik yang diberikan pada awal transaksi dengan jaringan. Atau bisa dianalogikan
sebagai kunci yang digunakan baik oleh mobile dan jaringan. Kedua ujung sambungan
menggunakan kunci ini untuk membuka sinya pita lebar yang ditransmisikan yang seperti
moise. Atau tepatnya, untuk mengekstrak transmisi wideband yang benar dari pita frekuensi,
karena sinyal wideband yang ditransmisikan bisa mengandung banyak koneksi jaringan
seluler. Dari sudut pandang spreading code, kapasitas sel tergantung pada jumlah scrambling
code downlink yang ditempatkan pada sel (minimum 1). Setiap downlink scrambling code
kemudian memiliki satu set kode kanalisasi di bawahnya dan setiap panggilan/ transaksi
membutuhkan satu channelisation code untuk beroperasi. Jika channelisation code tidak
digunakan, spreading code sama dengan scrambling code. Kode spreading tergantung pada
jenis informasi yang akan disampaikan.[19]
2.3.10 Channelisation Code OVFS
OVFS code (Orthogonal Variable Speading Factor) digunakan sebagai kode
kanalisasi. Kode kanalisasi digunakan untuk membedakan kanal fisik dari satu transmitter.

72

Penggunaan kode OVSF memungkinkan Spreading Factor diubah dan ortogonalitas


antara kode spreading yang berbeda dari panjang yang berbeda harus diawasi. Kode-kode
tersebut diambil dari Code Tree, seperti gambar diatas.

Untuk downlink, kode kanalisasi (OVFS code) digunakan untuk memisahkan kanal
fisik yang berbeda dari satu sel. Pada uplink, kode kanalisasi digunakan untuk memisahkan
kanal fisik yang berbeda dari satu UE. Pada layanan suara (AMR), SF downlink adalah 18,
yang berarti ada 128 layanan suara maksimum yang dapat didukung dalam satu kananl
WCDMA. Untuk layanan telepon Video (64k paket data), SF downlink WCDMA adalah 32,
yang berarti

ada 32 layanan suara maksimum yang dapat didukung dalam satu kanal

WCDMA.[20] [21]
2.3.11. WCDMA Transmission Rate
Wideband Code Division Multiple Access merupakan teknologi radio dari UMTS
merupakan bagian dari keluarga ITU IMT-2000 dari standar 3G. WCDMA merupakan joint
standardization proyek dari Eropa, Jepang, Korea, Amerika, dan Cina. WCDMA juga disebut
Universal Terrestrial Radio Access (UTRA).[WCDMA Communication Theory Final Project
by Souhaibe Barkat University of Colorado, Boulder, CO 80309]. WCDMA support
Frequency Division Duplex (FDD) dan Time Divison Duplex (TDD). [22]
WCDMA merupakan sebuah teknik modulasi spread-spectrum; salah satunya
menggunakan kanal dengan bandwidth yang lebih besar dari pada data yang dikirimkan.
Setiap koneksinya dijamin dengan band frekuensi tertentu yang cukup bersar untuk

73

mengahasilkan maksimum data rate, kanal WCDMA membagi band frekuensi yang lebih
lebar. [22]
Teknik modulasi encode setiap kanal dengan cara tertentu agar decoder dapat
mengetahui kode tersebut, bisa juga mengambil sinyal yang di inginkan dari beberapa sinyal
yang menggunakan band frekuensi yang sama, yang menyebabkan munculnya noise. [22]
UMTS menggunakan jaringan yang berasal dari GSM, memastikan compatibility dari
layanan dan memungkinkan handover antara teknologi GSM dan WCDMA. [22]
Spesifikasi WCDMA berasal dari 3GPP Radio Access Network (RAN) grup dari 3GPP
dan sudah di bekukan di Release 99. [22]
a. Uplink
Uplink bisa diartikan sebagai pengirimin sinyal oleh beberapa user ke base station
b. Downlink
Downlink bisa diartikan sebagai base satation mengirim beberapa sinyal berbeda ke
beberapa user
Untuk negara Amerika Serikat
Uplink
1710-1770 MHz

WCDMA

Downlink
2110-2170 MHz

Total
260MHz

Untuk Eropa dan Asia

UMTS-FDD
UMTS-TDD
[27].

Uplink
1920-1980MHz
1900-1920MHz

Downlink
2110-2170MHz
2110-2025MHz

Total
260MHz
20+15 MHz

FDD Technical summary [23]


Frequency band:1920 MHz -1980 MHz and 2110 MHz - 2170 MHz

(Frequency Division Duplex) UL and DL


Minimum frequency band required: ~ 2x5MHz
Frequency re-use: 1
Carrier Spacing: 4.4MHz - 5.2 MHz
Maximum number of (voice) channels on 2x5MHz: ~196 (spreading factor

256 UL, AMR 7.95kbps) / ~98 (spreading factor 128 UL, AMR 12.2kbps)
Voice coding: AMR codecs (4.75 kHz - 12.2 kHz, GSM EFR=12.2 kHz) and

SID (1.8 kHz)


Channel coding: Convolutional coding, Turbo code for high rate data Duplexer
needed (190MHz separation), Asymmetric connection supported

74

Tx/Rx isolation: MS: 55dB, BS: 80dB


Receiver: Rake
Receiver sensitivity: Node B: -121dBm, Mobile -117dBm at BER of 10-3
Data type: Packet and circuit switch
Modulation: QPSK
Pulse shaping: Root raised cosine, roll-off = 0.22
Chip rate: 3.84 Mcps
Channel raster: 200 kHz
Maximum user data rate (Physical channel): ~ 2.3Mbps (spreading factor 4,

parallel codes (3 DL / 6 UL), 1/2 rate coding), but interference limited.


Maximum user data rate (Offered): 384 kbps (year 2002), higher rates ( ~ 2
Mbps) in the near future. HSPDA will offer data speeds up to 8-10 Mbps (and

20 Mbps for MIMO systems)


Channel bit rate: 5.76Mbps
Frame length: 10ms (38400 chips)
Number of slots / frame: 15
Number of chips / slot: 2560 chips
Handovers: Soft, Softer, (interfrequency: Hard)
Power control period: Time slot = 1500 Hz rate
Power control step size: 0.5, 1, 1.5 and 2 dB (Variable)
Power control range: UL 80dB, DL 30dB
Mobile peak power: Power class 1: +33 dBm (+1dB/-3dB) = 2W; class 2 +27

dBm, class 3 +24 dBm, class 4 +21 dBm


Number of unique base station identification codes: 512 / frequency
Physical layer spreading factors: 4 ... 256 UL, 4 ... 512 DL

2.3.12. Scrambling Code (Primary Code Maping, Secondary Code Mapping)


Either short or long scrambling codes should be used on the uplink. The short
scrambling code is typically used in cells where the base station is equipped with a an
advanced receiver, such as a multi-user detector or interference canceller. With the short
scrambling code the cross-correlation properties between different physical channels and
users does not vary in time in the same way as when a long code is used. This means that the
cross-correlation matrices used in the advanced receiver do not have to be updated as often as
for the long scrambling codes case, thereby reducing the complexity of the receiver
implementation. In cells where there is no gain in implementation complexity using the short
scrambling code, the long code is used instead due to its better interference averaging
properties. Both short and long scrambling codes are formed as follows:

75

Cscramb = c1(w0 + jc2w1)


where w0 and w1 are chip rate sequences defined as repetitions of:
w0 = {1 1}
w1 = {1 -1}
and where c1 is a real chip rate code, and c2 is a decimated version of the real chip rate code
c2. The preferred decimation factor is 2, however other decimation factors should be possible
in future evolutions of UMTS if proved desirable.
With a decimation factor N=2, c2 is given as:
c2(2k) = c2(2k+1) = c2(2k), k=0,1,2.
These scrambling codes are designed such that at N-1 out of N consecutive chip times
they produce +/-90 rotations of the IQ multiplexed data and control channels. At the
remaining 1 out of N chip times, they produce 0, +/-90 or 180 rotations. This limits the
transitions of the complex baseband signal which is inputted to the root raised cosine pulse
shaping filter. This in turn reduces the peak to average ratio of the signal at the filter output,
allowing a more efficient power amplifier implementation. To guarantee these desirable
properties, restrictions on the choice of uplink OVSF codes are also required [22]

Type

Scrambling Codes, UL
Complex-Valued Gold Code

Scrambling Codes, DL
Complex-Valued Gold Code

Segments (long) or Complex- Segments


Valued S(2) Codes (short)
Pseudo Noise (PN Codes)

Pseudo Noise (PN) codes

76

Length

38400 chips /

38400 chips

Duration
Number of Codes

256 chips
10 ms / 66.67 s
16,777,216

10 ms
512 primary / 15 secondary

Spreading

No, does not change

for each primary code


No, does not change

Usage

bandwidth
Separation of Terminals

bandwidth
Separation of Sectors

[23]
Tujua dari WCDMA Scrambling Code antara lain:

Scrambling code digunakan untuk membedakan transmitter yang berbeda


Untuk WCDMA downlink, scrambling code digunakan untuk memisahkan

beberapa cell yang berbeda dalam satu sinyal carrier


Untuk WCDMA uplink scrambling codedigunakan untuk memisahkan
beberapa UE dalam satu sinyal carrier.

Spreading, bagian dari proses di transmitter adalah operasi scrambling. Hal ini
membutuhkan terminal yang berbeda atau base station yang berbeda.
a. Primary Code Mapping
b. Secondary Code Mapping

2.3.13. UMTS Channelization

77

Orthogonal codes are easily generated by starting with a seed of 1, repeating the 1
horizontally and vertically, and then complementing the -1 diagonally. This process is to be
continued with the newly generated block until the desired codes with the proper length are
generated. Sequences created in this way are referred as Walsh code.

Channelization uses OVSF code, for keeping the orthogonality of different subscriber
physical channels. OVSF can be defined as the code tree illustrated in the diagram.

Channelization code is defined as Cch SF, k,, where, SF is the spreading factor of the
code, and k is the sequence of code, 0?k?SF-1. Each level definition length of code tree is
SF channelization code, and the left most value of each spreading code character is
corresponding to the chip which is transmitted earliest.
SF = chip rate / symbol rate
High data rates ? low SF code
Low data rates ? high SF code

The channelization codes are Orthogonal Variable Spreading Factor (OVSF) codes.
They are used to preserve orthogonality between different physical channels. They also
increase the clock rate to 3.84 Mcps. The OVSF codes are defined using a code tree.

In the code tree, the channelization codes are individually described by Cch,SF,k,
where SF is the Spreading Factor of the code and k the code number, 0 ? k ? SF-1. A
channelization sequence modulates one users bit. Because the chip rate is constant, the
different lengths of codes enable to have different user data rates. Low SFs are reserved for
high rate services while high SFs are for low rate services.

The length of an OVSF code is an even number of chips and the number of codes (for
one SF) is equal to the number of chips and to the SF value.

The generated codes within the same layer constitute a set of orthogonal codes.
Furthermore, any two codes of different layers are orthogonal except when one of the two

78

codes is a mother code of the other. For example C4,3 is not orthogonal with C1,0 and
C2,1, but is orthogonal with C2,0.
SF in uplink is from 4 to 256.
SF in downlink is from 4 to 512.
[24]
2.3.14. RRC State
Radio Resouce Control (RRC) adalah sebuah protokol yang dimilikin oleh UMTS
WCDMA, merupakan sebuah protocol stack dan handles control plane signalling dari Layer
3 antara UE dan UMTS Terrestrial Radio Access Netrowk (UTRAN)
Fungsi umum dari protokol RRC termasuk pembentukan koneksi, fungsi release,
broadcast sistem informasi, pembentukan radio bearer, rekonfigurasi dan release, koneksi
prosedur mobilitas RRC, pemberitahuan paging dan release, dan outer loop power control.
[28]. Dengan fungsi signalling dari RRC mengkonfigurasi user dan control plan berdasarkan
status jaringan dan mengizinkan strategi Radio Resource Management untuk di
implentasikan. [29]
Pengoperasian RRC di arahkan oleh state machine yang mendefinisikan state tertentu
dengan spesifik tentang UE yang ingin digunakan. Dengan state yang berbeda, state machine
memiliki jumlah radio resource associated yang berbeda, dan ini merupakan resource yang
UE akan gunakan saat diberikan state yang spesifik. [30] [31] Karena jumlah resource yang
berbeda tersedia pada state yang berbeda, QoS yang akan di dapatkan oleh user, dan konsumsi
energi oleh UE dipengaruhi oleh state machine ini. [32]
Gambar dibawah ini menunjukan state RRC dalam UTRA RRC Connection Mode,
termasuk transisi antara UTRA RRC Connection Mode dan GSM Connection Mode untuk
CS domain services, dan antara UTRA RRC connected mode dan GSM/GPRS packet modes
untuk PS domain services. Gambar ini juga menunjukan transisi antaraIdle Mode and UTRA
RRC Connected Mode dan transisi lebih jauh didalam UTRA RRC connected mode.

79

RRC States dan State Transitions including GSM

Karakteristik CELL_DCH state:

Kanal fisik yang dedicated dialokasikan untuk UE di uplink dan downlink.


UE diketahudi berdasarkan level cell dan active set sekarang ini.
Dedicated kanal transport, downlink dan uplink (TDD) berbagi kanal transport

dan kombinasi atas kanal transport yang bisa digunakan oleh UE


Karaktersitik CELL_FACH state:
No dedicated physical channel is allocated to the UE.
The UE continuously monitors a FACH in the downlink.
The UE is assigned a default common or shared transport channel in the uplink
(e.g. RACH) that it can use anytime according to the access procedure for that

transport channel.
The position of the UE is known by UTRAN on cell level according to the cell

where the UE last made a cell update.


In TDD mode, one or several USCH or DSCH transport channels may have
been established.

Karakteristik CELL_PCH state:

80

No dedicated physical channel is allocated to the UE.


The UE selects a PCH with the algorithm, and uses DRX for monitoring the

selected PCH via an associated PICH.


No uplink activity is possible.
The position of the UE is known by UTRAN on cell level according to the cell

where the UE last made a cell update in CELL_FACH state.


Karakteristik URA_PCH State:
No dedicated channel is allocated to the UE.
The UE selects a PCH with the algorithm, and uses DRX for monitoring the

selected PCH via an associated PICH.


No uplink activity is possible.
The location of the UE is known on UTRAN Registration area level according
to the URA assigned to the UE during the last URA update in CELL_FACH
state.

[23]

Call Reselection Procedures:

81

States and procedures in the call reselection process in Connected Mode


When a cell reselection is triggered, the UE evaluates the cell reselection criteria based
on radio measurements, and if a better cell is found that cell is selected, procedure Cell
reselection. If the change of cell implies a change of radio access technology, the RRC
connection is released, and the UE enters idle mode of the other RAT. If no suitable cell is
found in the cell reselection procedure, the UE eventually enters idle mode.
When an Initial cell reselection is triggered, the UE shall use the Initial cell reselection
procedure to find a suitable cell. One example where this procedure is triggered is at radio
link failure, where the UE may trigger an initial cell reselection in order to request reestablishment of the RRC connection. If the UE is unable to find a suitable cell, the UE
eventually enters idle mode.

82

2.3.15. Channel Coding


Channel coding dan multiplexing contohnya untuk DTCH and DCCH:

[23]
a. Convolutional Code
Convolutional codes are typically used when the timing constraints are tight. The
coded data must contain enough redundant information to make it possible to correct
some of the detected errors without asking for repeats.[www.teletopix.org]
b. Turbo Code
Turbo codes are found to be very efficient because they can perform close to the
theoretical limit set by the Shannons Law. Their efficiency is best with high data rate
services, but poor on low rate services. At higher bit rates, turbo coding is more
efficient than convolutional coding. [24]
2.3.16. Pencarian sel
Selama mencari sel, UE mencari sebuah sel dan menentukan kode downlink dan
kerangka singkronisasi dari sel tersebut. Pencarian sel biasanya dilakukan dalam 3 step:

83

Step 1: Singkronisasi slot


Selama tahap pertama prosedur pencarian sel, UE menggunakan singkronisasi kode
primer SCH untuk memperoleh singkronisasi slot ke sebuah sel. Biasanya ini dilakukan
dengan sebuah penyepadan flter tunggal sesuai dengan singkronisasi kode prime yang sama
dengan semua sel. Slot waktu dapat diperoleh dengan mendeteksi puncak dari output filter
penyepadan. [23]
Step 2 :Singkronisasi kerangka dan identifikasi grup-kode
Selama tahap 2 berlangsung, UE menggunakan singkronisasi kode sekunder SCH
untuk menemukan singkronisasi kerangka dan mengidentifikasi kode group sel yang
ditemukan di tahap pertama. Ini dilakukan dengan menghubungkan sinyal penerima dengan
semua kemungkinan urutan singkronisasi kode sekunder, dan mengidentifikasi nilai hubungan
maksimum.[ 23]
Step 3 :identifikasi kode acak
Selama tahap terakhir dari prosedur pencarian sel, UE menentukan kode singkronisasi
tetap primer yang digunakan oleh sel yang telah ditemukan. Kode primer acak biasanya
diidentifikasi melalui hubungan simbol-simbol oleh CPICH dengan semua kode yang berada
dalam kode grup yang teridentifikasi di tahap kedua. Setelah kode acak primer telah
teridentifikasi, CCPCH primer dapat mendeteksi dan informasi sel spesifik BCH dapat dibaca.
[23]

Struktur singkronisasi kanal.

84

Singkronisai kanal (SCH) adalah sinyal downlink digunakan untuk pencarian sel. SCH
terdiri dari 2 sub kanal, SCH primer dan sekunder. Kerangka radio 10 ms dari SCH primer
dan sekunder dibagi kedalam 15 slot, dengan setiap panjangnya 2560 chip.[ 23]
SCH primer terdiri dari kode termodulasi yang panjangnya 256 chip, kode
singkronisasi primer ditransmisikin sekali setiap slot. SCH sekunder terdiri dari pengulangan
transmisi yang panjangnya 15 urutan/sekuensial dari kode termodulasi yang panjangnya 256
chip. Kode singkronisasi sekunder, bertransmisi secara pararel dengan SCH primer.

Summary of the process:


Channel

Synchronisation
acquired

Primary

Chip,

Slot,

SCH

Synchronisation

Note

Symbol 256

chips

The same in all cells


15-code sequence of secondary synchronisation
codes.

Secondary

Frame Synchronisation,

SCH

Code Group (one of 64)

There are 16 secondary synchronisation codes.


There are 64 S-SCH sequences corresponding to
the

64

scrambling

code

groups

256 chips, different for different cells and slot


intervals

85

Common Pilot Scrambling


CH

code To find the primary scrambling code from common

(one of 8)
Super

PCCPCH *)

pilot CH
Frame Fixed

30

Synchronisation,

27

BCCH info

spreading factor 256

SCCPCH **)

Carries

kbps
kbps

FACH

and

channel
rate

PCH

channels

Variable bit rate

*)PrimaryCommonControlPhysicalChannel
**) Secondary Common Control Physical Channel
[23]
2.3.17. Power Control
a. Open loop power control
merupakan kemampuan transmisi UE untuk mengumpulkan tenaga output untuk nilai
spesifik. Digunakan untuk mengatur tenaga transmisi uplink dan downlink awal ketika UE
mengakses jaringan. Toleransi open loop power control adalah 9 dB (kondisi normal) dan
12 dB (kondisi ekstrim).[ 23]

b. Close loop power control


pada uplink adalah kemampuan trasmisi UE dalam menyesuaikan tenaga outputnya
ketika menyesuaikan dengan satu atau lebih transmit power control (TCP) perintah penerima
pada downlink, untuk menjaga uplink penerima signal-to-interfernce ratio (SIR) pada target
SIR yang telah diberikan. Transmitter UE dapat mengganti keluaran tenaga dengan ukuran
tahap 1,2, dan 3 dB, dalam slot secepatnya setelah TCP_cmd dapat diturunkan. Frekuensi
cose lopp power control adalah 1500Hz. Sel-sel yang melayani memperkirakan SIR dari
uplink DPCH yang diterima , menghasilkan perintah TPC ( TPC_cmd ) dan mengirimkan
perintah sekali per slot sesuai dengan aturan, jika SIRest > SIRtarget maka perintah TPC
untuk mengirimkan adalah " 0 " , sementara jika SIRest < SIRtarget maka perintah TPC untuk
mengirimkan adalah " 1 " . Setelah penerimaan dari satu atau lebih perintah TPC dalam slot ,
UE menurunkan perintah TPC tunggal untuk setiap slot , menggabungkan beberapa perintah
TPC jika lebih dari satu diterima dalam slot . Dua algoritma yang didukung oleh UE untuk

86

menurunkan sebuah TPC_cmd . Yang mana dari kedua algoritma ini digunakan, ditentukan
oleh UE - specific higher-layer parameter, "PowerControlAlgorithm".

[23]
2.3.18. Rake receiver
Rake Receiver tidak lain adalah sebuah radio , yang tujuannya adalah untuk
mencoba meminimalkan efek dari fading sinyal karena multipath muncul ketika melakukan
perjalanan . Bahkan , kita dapat memahami satu set Rake Receiver sub - radio , setiap
tertinggal perlahan , untuk memungkinkan masing-masing komponen multipath dapat disetel
dengan benar . Setiap komponen ini diterjemahkan sepenuhnya sendiri , tapi digabungkan di
akhir. Seolah-olah kita mengambil sinyal asli , dan ditambahkan salinan sinyal asli yang
mencapai penerima dengan amplitudo yang berbeda dan waktu datang . Jika penerima
mengetahui amplitudo dan waktu tiba dari masing-masing komponen , memungkin untuk
memperkirakan saluran , yang memungkinkan penambahan komponen. Masing-masing sub radio Rake Receiver disebut jari. Setiap jari bertanggung jawab untuk mengumpulkan energi
dari bit atau simbol , maka analogi dengan sapu yang kita gunakan di taman , di mana masingmasing cabang penyapu mengumpulkan ranting dan daun.
[25]

87

2.3.19. UMTS handover


A. UMTS hard handover
Hard handover mengindikasi bahwa akan ada perpindahan yang susah selama proses
handover. Untuk hard handover hubungan radio akan terputus dan selanjutnya akan
dihubungkan kembali. Terdapat beberapa hal yang mendasar mengenai hard handover:
1.

Jaringan memutuskan handover dibutuhkan tergantung dengan kekuatan sinyal


dari link yang ada, dan juga dari kekuatan kanal siaran.

2.

Link yang ada antara nodeB dan UE terputus.

3.

Sebuah link baru didirikan antara nodeB dan UE.


[26]

Hard handover dapat digunakan dalam sejumlah masalah:


1. Ketika berpindah dari satu sel ke sel yang berdekatan yang mungkin pada
frekuensi yang berbeda .
2. Ketika menerapkan perubahan modus , misalnya dari FDD ke mode TDD.
3. Ketika bergerak dari satu sel ke sel lain di mana tidak ada kapasitas pada saluran
yang ada , dan perubahan ke frekuensi baru diperlukan .
[26]
B. UMTS Soft handover
soft handover terjadi ketika UE berada di area cakupan dua sel yang saling tumpang
tindih. Link ke dua BTS dapat dibentuk secara bersamaan dan dengan cara ini UE dapat
berkomunikasi dengan dua BTS . Dengan memiliki lebih dari satu link aktif selama
proses serah terima, memberikan cara yang lebih handal dan mulus untuk melakukan
handover.
[26]
C. UMTS softer handover

88

Merupakan bentuk soft handover yang terjadi ketika link radio baru yang
ditambahkan adalah dari NodeB yang sama. Hal ini terjadi ketika beberapa sektor dapat
dilayani dari NodeB yang sama, sehingga menyederhanakan penggabunggan karena dapat
dicapai dalam NodeB dan tidak memerlukan menghubungkan kembali ke dalam jaringan.
[26]
D. intersystem handover
Bentuk yang paling umum dari intersystem handover antara UMTS dan GSM . Ada
dua jenis yang berbeda antar - RAT handover atau iRAT serah terima :
-

UMTS to GSM handover:


Compressed mode handover:
UE menggunakan celah dalam transmisi yang terjadi untuk menganalisis
penerimaan BTS GSM lokal. UE menggunakan daftar tetangga yang disediakan
oleh jaringan UMTS untuk memantau dan memilih base station calon yang cocok .
Setelah memilih base station yang cocok, handover berlangsung , tetapi tanpa
sinkronisasi waktu setelah terjadi.
Blind handover:
terjadi ketika base station handover dari UE dengan memberikan rincian sel baru
ke UE tanpa menghubungkan ke sel baru dan mengatur waktu. Dalam mode ini ,
jaringan memilih apa yang bisa dipercayainya menjadi stasiun berbasis GSM .
pertama UE menempatkan saluran siaran dari sel baru , mengambil sinkronisasi
waktu dan kemudian membawa serah terima non - sinkronisasi Intercell handover.

Handover from GSM to UMTS [26]


2.3.20. UMTS call set up

89

2.4

HSDPA

Downlink

(High-Speed
Packet

Access)
2.4.1

Key
Technology

Adaptive
Modulation
and Coding (AMC)
Adaptive Modulation and Coding (AMC) merupakan teknologi utama yang
menyebabkan HSDPA mencapai data rate jauh lebih besar dari sistem sebelumnya.
Sistem CDMA biasanya menggunakan skema modulasi konstan (misalnya M-PSK)
dan fast power control agar segera dapat menyesuaikan dengan kondisi kanal.
Sebaliknya, AMC menggunakan power konstan sementara skema modulasi dan

koding yang berubah sesuai kondisi kanal


HARQ
Hybrid Automatic Repeat Request (ARQ), meskipun level MCS digunakan
untuk menjamin berhasilnya proses transmisi, kegagalan masih saja terjadi pada
sistem nirkabel. Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh interferensi antar pengguna dan
pemancar. Pada keadaan normal rata-rata 10-30% transmisi pertama harus diulangi
agar berhasil. Dengan demikian, pemilihan protokol retransmisi menjadi vital dalam

90

kinerja sistem komunikasi nirkabel. 3GPP menetapkan HARQ untuk retransmisi

karena kemampuannya mengirim kembali dengan cepat.


Fast Scheduling
Fast Scheduling adalah perubahan dasar yang dilakukan adalah penjadwalan
pada Node B. Dengan cara inilah respon terhadap perubahan kondisi kanal segera
dilakukan untuk menjamin layanan untuk UE. Tiga cara penjadwalan dipakai dalam
sistem HSDPA yaitu:
o Round Robin: berdasarkan posisi antrian
o Maximum C/I: berdasarkan kualitas kanal
o Proportion Fair: berdasarkan througput pada waktu tertentu dengan througput
rata-rata

2.4.2 Spesifikasi Release 5


High Speed Downlink Packet Access (HSDPA) adalah suatu teknologi terbaru
dalam sistem telekomunikasi bergerak yang dikeluarkan oleh 3GPP Release 5 dan
merupakan

teknologi

generasi

3,5

(3,5G).

Teknologi

yang

juga

merupakan

pengembangan dari WCDMA, sama halnya dengan CDMA 2000 yang mengembangkan
EV-DO ini didesain untuk meningkatkan kecepatan transfer data 5x lebih tinggi. HSDPA
mempunyai layanan berbasis paket data di WCDMA downlink dengan data rate mencapai
14,4 Mbps dan bandwith 5 MHz pada WCDMA downlink. Untuk jenis layanan
streaming, dimana layanan data ini lebih banyak pada arah downlink daripada uplink,
atau dengan kata lain user lebih banyak men-download daripada meng-upload.

Parameter

Specification

Bit Rate Downlink

14.4 Mbps

Bit Rate Uplink

384 Kbps

Multiple Access

WCDMA

Frequency Band

850, 1900, 2100 Mhz

Channel Bandwidth

5 MHz

Chip Rate

3,84 Mcps

Modulation

BPSK (Uplink)

91

QPSK & 16-QAM (Downlink)


Channelization Code

OVSF Code Tree

Spreading Factor

SF = 16-256

2.4.3 Arsitektur Release 5 sampai Release 7


Arsitektur UTRAN (UMTS Terrestrial Radio Access Network ) dibangun oleh satu
atau beberapa Radio Network System (RNS) yang terhubung pada Core Network (CN). RNS
dapat dibagimenjadi dua entity, yaitu Radio Network Controller (RNC) dan Node B atau
base station.
Network Element Function:

User Equipment (UE)


o Platform for communication applications that network signal for creating, maintaining
and removing the communication link to the end user needs

Node-B
o Air interface transmission/reception
o Modulation/demodulation

Radio Network Controller (RNC)


o Radio Resource Control
o Channel Allocation
o Handover control

Serving GPRS Support Node (SGSN)


o Servers the mobile and performs security and access control function

Gateway GPRS Support Node (GGSN)


o Provides the gateway to external IP network, handling security, and accounting
functions

CS-Media Gateway (CS-MGW)


o Provides the stream manipulating function i.e. transmission resource function

Home Location Register (HLR)


o Maintains subscriber-specific information such as the MSISDN, IMSI, current
location of the UE

Visitor Location Register (VLR)

92

o Contain similar information as the HLR, but only for subscribers currently in its
Location Area

IP Multimedia Subsystem (IMS)


o Provide appropriate support for real-time multimedia service

Home Subscriber Server (HSS)


o Contains a master database of all the subsribers on the networks
o Responsible for generating security information

Authorization, Authentication and Accounting (AAA)


o AAA Proxy: involved in access and service authentication and authorization
procedures of a WLAN UE
o AAA Server: responsible for access and service authentication and authorization of
a WLAN UE

Packet Data Gateway (PDG)


o Provides access to PS based services for a WLAN UE

WLAN Access Gateway (WAG)


o Provides filtering, policing and charging functionality for the traffic between WLAN
UE and 3GPP network

Charging Rules Function (CRF)


o Provides access to PS based services for a WLAN UE

Policy Decision Function (PDF)


o Makes the policy decisions based on the session and media related information
obtained from the AF via the Gq interface

Application Function (AF)


o Transfer dynamic session information

Policy and Charging Rules Function (PCRF)


o Selects and provides the applicable policy and charging control decision

93

Gambar 2.4.3a Arsitektur Release 5

Gambar 2.4.3b Arsitektur Release 6

Gambar 2.4.3c Arsitektur Release 7

94

2.4.4 HSDPA Channelization

Logical Channel
o BCCH (Broadcast Control Channel): Carries all the general system information that
UE needs to communicate with the network
o PCCH (paging Control Channel): Carries paging information from the network to
inform user that there is a communication request
o DCCH (Dedicated Control Channel): Point to point channel transmits dedicated
control information between network and UE
o CCCH (Common Control Channel): Carries control information from the network to
user that do not have dedicated channel
o DTCH (Dedicated Traffic Channel): Point to point channel, dedicated to one user for
carries users information
o CTCH (Common Traffic Channel): Carries dedicated users information to group
specified users

Transport Channel
o PCH (Paging Channel): Transport channel carrying the PCCH
o BCH (Broadcast Channel): Transport channel carrying the BCCH

95

o CPCH (Common Packet Channel): Uplink Channel, used during the packet data
transmission
o FACH (Forward Access Channel): Carrying control and traffic channel
(CCCH,CTCH) and (DCCH,DTCH)
o RACH (Random Access Channel): Uplink channel, used by user to carry signalling
o DCH (Dedicated Channel): Carrying dedicated signalling (DCCH) or payload
(DTCH)
o HS-DSCH (High Speed-Downlink Share Channel): Carrying Dedicated Traffic

Channel (DTCH) and Dedicated control Channel (DCCH)


Physical Channel
o PRACH (Physical Random Access Channel): Physical channel used to carry the
RACH
o DPDCH (Dedicated Physical Data Channel): Physical channel used to carry the DCH
o DPCCH (Dedicated Physical Control Channel): physical channel used to carry
information related to physical layer operation
o CPICH (Common Pilot Channel): Physical channel for cell identification and
channel estimation reference
o SCH (Synchronization Channel): physical channel used for cell search
o P-CCPCH (Primary Common Control Physical Channel): Physical channel used to
carry the BCH
o HS-PDSCH (High Speed Physical Downlink Shared Channel): Physical Channel
used to carries data traffic
o HS-SCCH (High Speed Shared Control Channel): Physical channel used to signal the
scheduling to the user
o HS-DPCCH (High Speed Downlink Physical Control Channel): Physical Channel
used to carries feedback ACK/NACK and CQI

Gambar 2.4.4a HSDPA Channalization Uplink

96

Gambar 2.4.4b HSDPA Channalization Downlink

The
HSDPA radio frame (actually a sub-frame in the W-CDMA architecture) is 2 ms in lengthequivalent to three of the currently defined W-CDMA slots. There are five HSDPA sub-frames
in a 10 ms W-CDMA frame, as shown in Figure 2.5.1. The shorter frame size allows user data
transmissions to be assigned to one or more physical channels for a shorter duration, thus
allowing the network to readjust its resource allocation in time as well as in the code domain.

Gambar 2.5.1

HS-PDSCH
Physical Channel Structure
o Membawa
data traffic
o Digunakan pada SF 16
o Pada arah downlink
HS-SCCH Physical Channel Structure
o Membawa sinyal informasi dari HS-DSCH
o First channel membawakode kanal dan skema modulasi
o Kanal kedua dan ketiga membawa blok transportasi dan informasi HARQ
o Diterapkan pada SF 128
o Pada arah downlink

97

HS-

DPCCH

Physical

Channel Structure
o Membawa feedback signaling uplink ke HS-DSCH
o Signaling termasuk HARQ-ACK dan Channel Quality Indication (CQI)
o Diterapkan pada SF 256
o Pada arah Uplink

2.5.5 HSDPA Protocol Stack


Protokol stack adalah satu set lengkap lapisan protokol jaringan yang bekerja sama
untuk memberikan kemampuan jaringan

2.5.6
Modulation Coding

Adaptive

98

Dalam sistem komunikasi seluler, kualitas sinyal yang diterima oleh UE tergantung
pada sejumlah faktor-jarak antara interface yang diinginkan dan mengganggu BTS path loss
exponent, log-normal shadowing, short term Rayleigh fading dan noise. Dalam rangka
meningkatkan kapasitas sistem, puncak data rate dan kehandalan cakupan, sinyal
ditransmisikan ke dan oleh pengguna tertentu dimodifikasi untuk memperhitungkan variasi
kualitas sinyal melalui proses yang biasa disebut sebagai link adaptasi. Secara tradisional,
sistem CDMA menggunakan kontrol daya secepat metode yang disukai untuk link adaptasi.
Baru-baru ini, Adaptasi Modulation dan Coding (AMC) telah menawarkan metode adaptasi
link alternatif yang menjanjikan untuk meningkatkan kapasitas sistem secara keseluruhan.
AMC menyediakan fleksibilitas untuk menyesuaikan skema modulasi-coding dengan kondisi
saluran rata-rata untuk setiap pengguna. Dengan AMC, kekuatan sinyal yang ditransmisikan
tetap konstan selama interval frame, dan modulasi dan format pengkodean berubah untuk
mencocokkan menerima kualitas sinyal atau saluran kondisi saat ini. Dalam sistem AMC,
pengguna dekat dengan Node B biasanya ditugaskan modulasi yang lebih tinggi dengan tarif
kode yang lebih tinggi (misalnya 64 QAM dengan R = 3/4 Kode turbo), tapi modulasi-order
dan / atau tingkat kode akan menurun sebagai jarak dari Node B meningkat.
AMC yang paling efektif bila dikombinasikan dengan teknik fat-pipe scheduling seperti
yang diaktifkan oleh Downlink Shared Channel. Dari manfaat tersebut dikaitkan dengan
lemak-pipa multiplexing, AMC dikombinasikan dengan penjadwalan waktu domain
menawarkan kesempatan untuk mengambil keuntungan dari variasi jangka pendek dalam
amplop sebuah UE memudar sehingga UE selalu dilayani pada memudar konstruktif.

Implementasi

AMC

tantangan. Pertama, AMC

menawarkan

beberapa

sensitif terhadap kesalahan

pengukuran dan delay. Dalam rangka untuk memilih modulasi yang tepat, scheduler harus
menyadari kualitas saluran. Kesalahan dalam estimasi saluran akan menyebabkan scheduler
untuk memilih tingkat data yang salah dan baik mengirimkan pada daya terlalu tinggi,
wasting system capacity, or too low a power, raising the block error rate. Keterlambatan
pelaporan pengukuran saluran juga mengurangi keandalan estimasi kualitas saluran karena

99

saluran mobile terus bervariasi. Selanjutnya perubahan gangguan menambah kesalahan


pengukuran. Hybrid ARQ (HARQ) memungkinkan pelaksanaan AMC dengan mengurangi
jumlah tingkat MCS diperlukan dan kepekaan terhadap kesalahan pengukuran dan fluktuasi
lalu lintas.

2.5.7 Fast Scheduling


Setiap pengguna teknologi yang terhubung dengan perangkat HSDPA, akan terus mengirim
berbagai kondisi kanalnya, kondisi ini yang nantinya akan menjadi pertimbangan Base Station
mengenai seberapa besar data yang harus di kirim oleh Base Station tersebut. Berikut adalah
beberapa jenisnya:

Time Fairness: pengiriman ukuran data dalam trafik ini memang tidak sama rata, tetapi
user mendapatkan waktu layanan yang sama besar dengan tetap mendapatkan trafik yang

serendah mungkin
Traffic Fairness: semua user mendapat traffic yang sama besar tetapiwaktulayanan yang

saling berlainan, berisiko yang menyebabkan kondisi kanal yang buruk.


Max C/I: hanya user dengan C/I terbesar yang akan mendapatkan

layanan dengan

prioritas utama, tetapi mempunyai traffic terbesar dengan ketidak seimbangan traffic

tertinggi.
Proporsional Fairness: mempertimbangkan semua

metode-metode diatas

secara adil,

sehingga metode ini dinilai mempunyai traffic paling baik dan layanan yang paling adil.

2.5.8 HARQ
Atau Hybrid Automatic Repeat Request, adalah kombinasi dari dua buah teknologi
yaitu FEC (Forward Error Correction) dan ARQ(Automatic Repeat Request)[1]. ARQ sendiri
adalah

sebuah

metode

error

control

untuk

transmisi

data

yang

menggunakan

acknowledgement (pengakuan) dan timeout untuk mencapai transmisi yang dapat diandalkan.
Sementara FEC adalah metode untuk memperoleh suatu error pada transmisi data di saat
transmitter mengirims ebuah data yang sebagian besartelah error, sehingga hanya sebagian
kecil yang tidak error[3]. Kedua metode ini mempunyai kekurangan dan kelebihanya itu
sebagai berikut:

100

FEC
Kelebihan: dapat meningkatkan kehandalan transfer data[1]
kekurangan : di saat kanal

dalamkondisi buruk, pemanfaatan metode ini akan

berkurang[1]

ARQ
Kelebihan: mempunyai performa yang baik dan mempunyai Bit Error Rate (BER) yang
rendah[1]
Kekurangan: saat BER tinggi, maka terjadi kekurangan performa[1]
Gabungan dari kedua metode ini menghasilkan HARQ yaitu metode dimana

pengiriman paket telah termasuk pendeteksian paket error dan koreksi bit[1].

2.5.9 HSDPA Packet Data Call Setup


Dibanding paket data sebelumnya, HSDPA memunyai paket data sampai lima kali lebih
cepatdari sebelumnya. Hal inilah salah satu faktor mengapa perkembangan HSDPA cukup
cepat[1].Untuk call setup pada HDSPA, pertama-tama lakukan paging, lalu masuk ke RRC
Connection Setup, transaction reasoning, auntication and security, transaction setup,
transaction, transaction clearing, dan terakhir RRC connection release [1].

2.5.10 HSDPA Handover


Dalam HDSPA, hanya terdapat hard handover, ini berarti user tidak akan pernah
terhubung oleh 2 BS sekaligus dalam satuwaktu. Saat user keluar dari selnya, maka koneksi
akan terputus dan segera kembali seperti semula.

101

2.5 LTE (Long Term Evolution)


2.5.1 Latar Belakang LTE
Dengan meningkatnya permintaan akan layanan telekomunikasi seluler, yang pada
awalnya hanya menyediakan akses telefon suara sampai pada teknologi terakhir yang
dapat menyediakan akses data untuk gambar kualitas tinggi, video, dan akses mobilitas
yang baik, badan standarisasi international 3GPP mengeluarkan standarisasi baru yaitu
Release 8 (R8) pada Desember 2008 untuk memenuhi akan tingginya permintaan akses
data tersebut.
Secara teori, R8 dapat menyediakan kecepatan akses data hingga 300 Mbps pada
sisi downlink dan 75 Mbps pada sisi uplink. R8 menggunakan teknik OFDMA
(Orthogonal Division Multiple Access) pada multiple accessnya yang dapat menghemat
penggunaan frekuensi, bandwidth yang besar hingga 20 Mhz. Penjadwalan pada UE
(User Equipment) juga merupakan komponen penting dalam menyediakan akses data
yang cepat dan dapat memanfaatkan frekuensi yang tersedia dengan efisien.
LTE dikembangkan dengan motivasi untuk memenuhi kebutuhan pengguna akan
akses data yang cepat dan kualitas layanan yang baik, memastikan kelanjutan layanan 3G
yang kompetitif, kompleksitas yang rendah, dan masalah biaya yang tinggi pada
teknologi sebelumnya [1].

2.5.2 Spesifikasi LTE Release 8 Release 10


Dalam perkembangan LTE Release 3GPP yang dimulai pada Release 8, terdapat
penggunaan teknologi-teknologi baru yang dikembangkan dari Release sebelumnya,
namun saat Release 9 tidak terdapat banyak perubahan dari segi spesifikasi yang
digunakan. Saat Release 10, banyak teknologi baru yang dikembangkan dan mulai

102

diterapkan pada jaringan LTE dengan tujuan untuk meningkatkan QoS. Dapat dilihat dari
tabel dibawah ini spesifikasi yang terdapat pada Release 8 dan Release 10

Spesifikasi
Peak Data Rate
Operating Band
Time Transmission Interval
Channel Bandwidth
Latency
Mobility
Multiple Access
Multiplexing
Modulation
Duplexing

Release 8
UL: 75 Mbps ; DL: 300

Release 10
UL: 1500 Mbps ; DL:

Mbps
3000 Mbps
700, 800, 900, 1800, 2100, 2300, 2600 Mhz
1 ms
1,4 ; 3 ; 5 ; 10 ; 15 ; 20
Max 100 MHz
MHz
User Plane < 5 ms
User Plane < 5 ms
Control Plane < 100 ms
Control Plane < 50 ms
Up to 350 km/h
Up to 500 km/h
Uplink: SC-FDMA ; Downlink: OFDMA
OFDM
QPSK, 16 QAM, 64 QAM
FDD/TDD

Gambar 2.5.2 Tabel Perbandingan Spesifikasi R8 dan R10

2.5.3 Teknologi Penting LTE


Terdapat beberapa teknologi yang penting bagi LTE (Release 8) dalam
perkembangannya dari generasi sebelumnya, diantaranya adalah [2]:

Pengguanaan jenis OFDMA sebagai multiple access yang berdasarkan dari skema

LTE FDD (Frequency Division Duplexing) dan TD-LTE (Time Division Duplexing)
Bandwidth frekuensi yang besar hingga 20 Mhz
Mendukung untuk penggunaan teknologi MIMO (Multiple Input Multiple Output)

pada sisi antenanya


Penggunaan Data dan Control Channels baru dengan tujuan untuk dapat
memisahkan berbagai jenis data dan memungkinkan untuk dikirimkan melalui akses

radio dengan efisien


Penggunaan arsitektur jaringan baru.
Saat dikeluarkannya Release 10, terdapat teknik maupun teknologi penting yang
diterapkan pada LTE sebagai perbaikan dari release sebelumnya, diantaranya adalah:

103

Carrier Aggregation
MIMO Extension
Meningkatkan kualitas performa cell tepi dengan eICIC (enhance Inter-Cell
Interference Coordination)

2.5.4 Arsitektur dan Interface LTE


Arsitektur jaringan yang dimiliki oleh LTE dikembangkan untuk mengoptimalkan
sistem untuk transmisi paket data, sehingga tidak menggunakan paket switch. Arsitektur
LTE terdiri dari EPC (Packet Core Network) dan eUTRAN [5].

Gambar 2.5.4 Architechture and Interface LTE

UE (User Equipment)
Merupakan sebuah perangkat yang digunakan pelanggan untuk mengakses suatu

jaringan atau internet (HP, Komputer)


eNodeB
eNB berfungsi sebagai perangkat yang mengontrol akses radio dan mengatur

scheduling dari UE
MME (Mobile Management Entity)
MME bertugas untuk mengatur authentification pengguna, pengaturan antar MME

ketika handover, dan memilih elemen P-GW dan S-GW


S-GW (Serving Gateway)
S-GW berfungsi sebagai penjaga data ketika UE berpindah antar eNB. S-GW juga
berfungsi sebagai admin yang dapat mengumpulkan informasi mengenai
penggunaan.

104

P-GW (Packet Data Network Gateway)


P-GW menjaga mobilitas antara 3GPP sistem dengan non-3GPP sistem. P-GW

mengalokasikan alamat IP dari UE


PCRF (Policy and Charging Resource Function)
PCRF mempunyai fungsi utama sebagai koordinator QoS (Quality of Service) antara

EPC eksternal. PCRF juga berfungsi sebagai pengontrol alur data user ke terminal
HSS ( Home Subscriber Server)
HSS berfungsi untuk menyimpan data untuk setiap user dan juga merupakan pusat
otentifikasi user.

Dalam arsitektur LTE terdapat beberapa antar muka yang digunakan untuk
menghubungkan antara jaringan satu dengan jaringan yang lainnya, diantaranya adalah:
Jenis Antarmuka
LTE-Uu
X2
S1-MME
S1-U
S10
S6a
S11
S5/S8
S7

SGi

Rx+

Fungsi
Struktur antarmuka dari eUTRAN
Antarmuka yang menghubungan antara
eNB satu dengan yang lainnya
Mengontrol antarmuka antara eNB dengan
MME
Antarmuka user antara eNB dan S-GW
Antarmuka yang menghubungakan antara
beberapa MME
Antarmuka antara MME dan HSS
Antarmuka antara MME dan S-GW
Antarmuka antara S-GW dan P-GW
Antarmuka yang menghubungkan P-GW
dan PCRF
Antarmuka yang digunakan oleh P-GW
untuk mengirimkan data dari dan ke
jaringan data eksternal
Antarmuka antara PCRF dan PDN
eksternal

2.5.5 Control Plane, RRC, User Plane, Protocol Stack

Control Plane
Control Plane merupakan sebuah protokol yang mengontrol pembawa akses
radio dan koneksi antara UE dan jaringan. Control Plane mempunyai tiga layer, yaitu

layer fisik, layer data-link,


dan
layer
network.
Gambar
2.5.4
Tabel
Antarmuka LTE
User Plane

105

User Plane bertanggung jawab akan transfer data yang dilakukan oleh user,
seperti suara ataupun data melewati access stratum. User plane terdiri dari beberapa
protokol yaitu, Application, CN protocol, dan RAN protocol.

Gambar 2.5.5.1 Control dan User Plane

Protocol Stack
Protocol Stack terdiri dari tiga later yang dapat ditunjukkan dari diagram dibawah ini

Gambar 2.5.5.2 Skema Protocol Stack

106

o Layer Fisik
Layer fisik membawa seluruh informasi dari MAC Transport Channel melalu air
interface dan juga bertanggung jawab akan power control, cell search (untuk
handover) dan pengukuran lainnya untuk layer RRC.
o Medium Access Layer (MAC)
MAC bertanggung jawab untuk memetakan antara logical channel dan transport
channel, HARQ untuk koreksi saat terjadi error, scheduling, dan memprioritaskan
logical channel.
o RRC (Radio Resource Control)
Fungsi utama dari RRC sublayer yaitu menyampaikan informasi kepada NAS
(Non-Access Stratum), menyampaikan informasi kepada AS (Access Stratum),
menjaga hubungan antara UE dan E-UTRAN, sebagai fungsi keamanan termasuk
pemeliharaan terhadap point to point Radio Bearers.
o NAS (Non-Access Stratum)
NAS protokol mendukung mobilitas UE dan prosedur dari session management
untuk membangun dan menjaga konektifitas IP antara UE dan P-GW.

2.5.6 OFDM
Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM) merupakan suatu skema
modulasi digital kanal jamak yang menggunakan sistem orthogonal dari teknik FDM.
Dibandingkan dengan mentransmisikan jumlah data yang besar dalam satu sub-carrier,
OFDM mentransmisikan beberapa data yang dibagi secara orthogonal dan ditransmisikan
secara paralel.

2.5.7 OFDMA

Gambar 2.5.6 OFDM Structure

107

Orthogonal Frequency Division Multiple Access (OFDMA) merupakan teknik akses


jamak yang digunakan pada teknologi LTE untuk mengakomodasikan banyak pengguna pada
bandwidht

yang

telah

tersedia.

OFDMA

menggunakan

teknik

OFDM

sebagai

multiplexingnya yang dapat membagi kanal kedalam beberapa bagian dengan cara orthogonal
dengan tujuan menghemat bandwidth tanpa interferensi [4].
OFDMA mempunyai beberapa keuntungan:

Multi User Diversity


OFDMA memungkinkan penggunanya untuk mengirimkan sinyal melalui spektrum yang
berbeda
Menghemat penggunaan spektrum frekuensi

FDMA juga mempunyai kelemahan:

PAPR (Peak to average power ratio) yang tinggi sehingga membutuhkan daya yang tinggi

untuk menggunakannya
Co-Channel Interference

Gambar 2.5.7 OFDMA Structure

108

2.5.8 SC-FDMA
Tingginya Power to Peak Average Power ratio yang tidak diinginkan pada OFDM,
membuat 3GPP memilih modulasi yang berbeda untuk LTE Uplink tetapi tetap menggunakan
OFDM untuk downlink [13]. OFDM digunakan pada WiMAX Uplink ,namun LTE terus
berlanjut menggunakan SC-FDMA yang merupakan skema modulasi hybrid yang
mengkombinasikan low PAR dari single carrier system dengan multipath resistance dan
flexible subcarrier frequency allocation yang ditawarkan oleh OFDM,
SC-FDMA , memiliki komponen DFT atau Discrete Fourier Transform menyebarkan
orthogonal frequency multiplexing, dan frequency domain equalization, DFT mengubah
sinyal dari time domain ke frequency domain. Jadi dapat dikatakan bahwa SC-FDMA dibuat
berdasarkan sistem OFDM, karena pada skema dibawah SC-FDMA adalah OFDM dengan
tambahan DFT Mapper. [14]

SC-FDMA Transmitter to Receiver

OFDM Transmitter to Receiver

2.5.9 Cyclix Prefix


Cyclic Prefix adalah sebuah guard band antara symbols untuk menghindari intra
symbols interference, oleh sebab itu cyclic prefix merupakan elemen penting. [15]
Ada dua jenis jenis cyclic prefix yang digunakan di LTE :

Short(normal) cyclic prefix; biasa digunakan di daerah perkotaan


Long(extended) cyclic prefix; biasa digunakan di daerah pedesaan

109

Gambar 2.5.9 Normal dan extended cyclic

prefix

Cyclic prefix dibuat dengan cara melakukan copying bagian akhir pada main body dari symbol
[15].

2.5.10 TDD (Time Division Multiplexing) Structure


TDD kependekan dari Time Division Duplexing, dengan sistem duplex atau dua arah
yang uplink dan downlinknya menggunakan frekuensi yang sama namun memiliki time slot
yang berbeda antara uplink dan downlinknya [5].

110

Gambar 2.5.12a TDD Time Structure

Pada sistem TDD dapat menghemat penggunaan frekuensi. Pada saat device
melakukan assymetrical uplink downlink dimana rasio uplink dan downlink tidak sama saat
streaming video, download file dari internet, dan TDD hanya satu frekuensi saja yang
digunakan, sedangkan kanal uplink hanya sedikit memerlukan bandwidth, dan kanal frekuensi
dioptimumkan untuk downlink yang lebih membutuhkan ruang bandwidth. Fleksibilitas rasio
dari uplink dan downlink dan penggunaan hanya satu frekuensi inilah merupakan keunggulan
dari TDD.

111

Gambar 2.5.10b TDD Time Structure

2.5.11 FDD (Frequency Division Multiplexing) Structure


FDD kependekan dari Frequency Division Duplexing, adalah penggunaan kanal
frekuensi yang berbeda untuk masing masing uplink dan downlink, keunggulannya adalah
pengalokasian bandwidth dari uplink dan downlink yang sama besar cocok untuk transmisi
data yang symmetrical sehingga penggunaan simultan secara maksimal antara uplink dan
downlink dapat dilakukan [17].

Gambar 2.5.13 FDD Time Structure

2.5.12 LTE Channelization


Logical Channel menentukan informasi ditransmisikan melalui udara , misalnya
saluran traffic, saluran kontrol, siaran sistem, dll. Data dan pesan sinyal dilakukan pada
Logical Channel antara protokol RLC dan MAC .
Transport Channel menetukan bagaimanan informasi menyebar melalui udara,
misalnya pengkodean apa yang, diguunakan opsi yang digunakan untuk mengirimkan data
interleaving . Data dan sinyal pesan dilakukan pada saluran transportasi antara MAC dan
lapisan fisik .

112

Logical Channel menentukan dimana informasi menyebar melalui udara, misalnya


N simbol pertama dalam frame DL. Data dan pesan sinyal dilakukan pada Physical Channel
antara berbagai tingkat Physical Channel [19].
2.5.12.1 Downlink Channelization

Gambar 2.5.12.1 Skema Downlink Channelization

Physical Channel
o PBCH ( Physical Broadcast Channel)
o PDSCH (Physical Downlink Shared Channel)
o PMCH (Physical Multicast Channel)
o PDCCH (Physical downlink Control Channel)
o PHICH (Physical Hybrid ARQ Indicator Channel)

Transport Channel
o

BCH (Broadcast Channel)

DL-SCH (Downlink Shared Channel)

PCH (Paging Channel)

MCH (Multicast Channel)

Logical Channel
o Control Channel

113

BCCH (Broadcast Control Channel)

PCCH (Paging Control Channel)

CCCH (Common Control Channel)

MCCH (Multicast Control Channel)

DCCH (Dedicated Control Channel)

o Traffic Channel

DTCH (Dedicated Traffic Chanel)

MTCH (Multicast Traffic Channel)

2.5.12.2 Uplink Channelization

Gambar 2.5.14.1 Skema Uplink Channelization

Physical Channel
o

PUCCH (Physical Uplink Control Channel)

PUSCH (Physical Uplink Shared Channel)

PRACH (Physical Random Access Channel)

Transport Channel
o

UL-SCH (Uplink Shared Channel)

114

RACH (Random Access Channel)


Logical Channel

CCCH (Common Control Channel)

DCCH (Dedicated Control Channel)

DTCH (Dedicated Traffic Channel)

2.5.13 LTE Resource Block


LTE menggunakan Orthogonal Frequency Division Multiplexing pada uplink, dan
LTE terdiri dari time domain dan frequency domain resources. Satuan minimum dari
penjadwalan adalah RB (Resource Block), yang terdiri dari RE (Resource Element), RE
memiliki struktur 2 dimensi yaitu symbol dari time domain dan subcarrier dari frequency
domain. Satu RB terdiri dari satu slot dan subcarrier secara berturut turut dibawah konfigurasi
Normal Cyclic Prefix [8].

Gambar 2.5.15 Diagram LTE physical resource pada uplink

LTE menggunakan Single Carrier Frequency Division Multiple Access pada downlink untuk
mengurangi konsumsi daya. Suatu Resource block terdiri dari 12 subcarrier pada suatu durasi
slot 0,5ms, satu subcarrier mempunyai BW 15 kHz, sehingga menjadi 180kHz per RB [1].

115

Gambar 2.5.15 Diagram LTE physical resource pada downlink

2.5.14
LTE Link Adaptation
Prinsip link adaptation menjadi landasan perancangan suatu interface radio yang
efisien untuk trafik data berbasis paket-switched. Link adaptation dalam LTE dilakukan
dengan mengatur laju data informasi yang dikirim (skema modulasi dan channel coding rate)
secara dinamis, sesuai dengan kualitas radio link. Link adaptation mempunyai hubungan yang
sangat erat dengan perancangan skema channel coding yang digunakan untuk FEC[9]. Skema
channel coding untuk FEC yang digunakan dalam LTE :

Convolutional Coding
Turbo Coding
LDPC (Low Density Parity Check) coding

Fitur advanced channel coding yang ditambahkan dalam LTE adalah : HARQ (Hybrid
Automatic Repeat Request). HARQ sendiri adalah penggunaan ARQ konvensional bersama
dengan teknik Error Correction yang disebut 'Soft combining ' , yang tidak lagi membuang
data error yang diterima . Dengan 'Soft Combining ' paket data yang error diterjemahkan tidak
dibuang lagi . sinyal yang diterima disimpan dalam ' buffer ' , dan akan dikombinasikan
dengan transmisi berikutnya [10].
2.5.15 Quality of Service in LTE
Di dalam jaringan LTE, quality of service diimplementasikan antara UE dan PDN
gateaway dan diaplikasikan pada satu set bearers. Bearer pada dasarnya merupakan
konsep virtual dan merupakan satu set konfigurasi jaringan untuk melayani pelayanan spesial
untuk mengatur traffic, contohnya ialah paket VoIP akan lebih diprioritaskan dalam jaringan

116

daripada jaringan web browser. Di dalam LTE, QoS diaplikasikan pada Radio bearer,S1
bearer dan S5/S8 bearer dan dinamakan menjadi EPS bearer seperti gambar di bawah ini

Untuk memahami konsep QoS, kita harus mengerti tipe bearer dan properti yang berasosiasi
dengan masing masing bearer melalui hirarki bagan di bawah ini. Pertama, ada dua jenis

bearer yaitu dedicated bearer dan default bearer. Disini setidaknya ada satu default bearer
didirikan saat UE berkoneksi dengan LTE sementara dedicated bearer selalu dibangun saat
diperlukan untuk melayani QoS pada layanan spesifik

Dedicated bearer bisa dibagi menjadi non-GBR dan GBR. GBR melayani garansi bit rate dan
berasosiasi dengan parameter seperti GBR dan MBR

GBR: garansi minimum bit rate per EPS bearer, diperuntukan untuk uplink dan downlink

117

MBR: garansi maksimum bit rate per EPS bearer,diperuntukan untuk uplink dan
downlink

Pada sisi lain, non GBR bearer tidak melayani garansi bit rate dan mempunyai parameter
seperti A-AMBR dan UE-AMBR

A-AMBR: APN agregat maksimum bit rate adalah besaran maksimum yang mengijinkan

total non GBR throughput ke APN yang spesifik.dikhususkan untuk uplink dan downlink.
UE-AMBR: UE agregat maksimum bit rate adalah total maksimum non GBR throughput
diantara semua APN ke UE yang spesifik.

Seperti yang bisa dilihat, default bearer hanya bisa menjadi tipe non-GBR. Beberapa aturan
penting yang berasosiasi dengan masing masing tipe bearer adalah:

ARP: alokasi dan prioritas penyimpanan pada dasarnya digunakan untuk menentukan
apakah bearer yang baru dimodifikasi atau permintaan pembangunan harus diterima

mempertimbangkan sumber daya di situasi saat ini.


TFT: traffic low template selalu berasosiasi dengan dedicated bearer dan saat default
bearer mungkin tidak mempunyai TFT.seperti yang diutarakan sebelumnya,dedicated
bearer melayani QoS ke layanan khusus atau aplikasi dan TFT mendefinsikan aturan
sehingga UE dan jaringan menyadari IP mana yang harus dikirim pada dedicatet bearer

tertentu.
L-EBI:singkatan dari Linked EPS bearer ID. Seperti yang didiskusikan sebelumnya, kita
tahu bahwa setiap dedicated bearer selalu berkoneksi satu dengan yang ainnya.L-EBI

menginformasikan dedicated bearer mana default bearer yang melekat.


IP adress/PDN: setiap default bearer melekat pada beberapa PDN network dan
mempunyai IP adress sendiri sementara dedicated bearer tidak memerlukan semenjak
jaringannya berkoneksi ke default bearer.

118

2.5.16 Scheduling dalam LTE


Scheduling adalah proses melewati dimana eNB menentukan UE mana yang harus
diberi sumber daya untuk mengirimkan atau menerima data.sebelum masuk ke dasar
scheduling,perlu diperhatikan kata kunci berikut:

CQI(channel quality indicator) adalah nilai 4 digit yang dikirim ke eNB oleh UE sebagai
feedback untuk downlink channel.CQI menginformasikan eNB tentang kualitas channel
di downlink. Cara ini membantu eNB untuk mengalokasikan MCS(Modulation and

coding scheme ) yag layak dan RB(resource block)untuk UE.


BSR adalah singkatan dari (Buffer Status Report) yang menginformasikan jalan UE yang

memiliki data dalam buffernya dan memerlukan perijinan untuk mengirim data tersebut.
QoS mendefinisikan bagaimana data user yang khusus harus dilayani pada jaringan. QoS
mengimplementasikan diantara UE dan PDN gateaway dan diaplikasikan pada satu set
bearers.

Cara kerja scheduling:

UE menghitung nilai CQI dari downlink channel dan dikirimkan ke eNB


UE mengirim BSR report ke eNB
Dari BSR,CQI dan UE QoS,eNB menghitung nilai MCS dan PRB informasi pemetaan
dan dikirimkan ke UE di downlink

Faktor yang mempengaruhi scheduling:

Traffic volume
Permintaan QoS
Kondisi radio

2.5.17 Handoverr pada LTE


3GPP LTE untuk 4G mobile system dikhususkan prosedur handover dan mekanisme
yang mensupport bermacam macam mobilitas user. Proses Handover dibagi menjadi 4

119

bagian.UE mengukur kekuatan sinyal downlink,memproses hasil pengukuran, dan


mengirimkan pengukuran ke bagian eNodeB. Bagian eNodeB nantinya membuat penentuan
handover didasari pada penerimaan pengukuran.
Prosedur handover terdiri dari 3 bagian:

Persiapan handover,pada bgaian ini,UE melayani eNodeB dan target eNodeB membuat
persiapan sebelum UE berkoneksi dengan sel baru.pesan utama dan proses seperti
deskripsi berikut:
o Pengukuran kontrol,pelayanan eNodeB mengatur dan mensinyalkan pengukuran UE
prosedur dan UE mengirimkan pengukuran melaporkan pesan ke serving eNodeB.
o Keputusan handover,serving eNodeB menyediakan keputusan handover yang didasari
oleh penerimaan pengukuran laporan pesan dari UE
o Admission control,target eNodeB melakukan admisi kontrol sesuai informasi QoS dan
persiapan handover
o Handover command,serving eNodeB mengirimkan perintah handover ke UE.

Saat terjadinya Handover ialah :


Melepaskan dari sel yang lama dan mensinkronisasi ke sel yang baru,UE melakukan
sinkronisasi ke target sel dan mengakses target sel.
Penyelesaian handover:

Handover mengkonfirmasi dan mengarahkan jalur serving Gateway downlink data ke


target side. Pada saat tahap ini, serving gateway menukarkan pesan dengan

MME(Mobility Management Entity)


Mengeluarkan resource,atas penerimaan dari pesan yang sudah dikeluarkan.serving
eNodeB bisa melepaskan radio dan kontrol pada resource tertentu.akhirnya,target
eNodeB bisa mentransmisikan downlink paket data.

120

2.5.18 Frekuensi Reuse pada LTE


Hard frekuensi reuse membagi sistem bandwidth ke nomer sub-bands yang berbeda
menurut reuse factor dan cell yang bertetangga mentransmisi pada subbands yang berbeda.
FFR membagi bandwidth yang sudah disediakan ke dalam dan keluar bagian. Bagian itu
mengalokasi bagian dalam ke user terdekat dengan pengurangan power yang mengaplikasikan
frekuensi reuse faktor pada satu inner part yang seutuhnya didaur oleh semua base station.
Untuk user yang dekat dengan cell edge, pembagian bagian luar pada bandwidth yang
didedikasikan dengan frekuensi reuse faktor lebih hebat dari yang pertama.dengan soft
frekuensi reuse, keseluruhan bandwidth dibagikan oleh semua base station tetapi untuk
transmisi pada setiap subcarrier, base station terbatasi pada ikatan besaran tertentu.
Hard frekuensi reuse meskipun pada implementasi sederhana memikul dari penguran
efisiensi spektrum cukup besar.pada sisi lain, soft frekuensi reuse memiliki efisiensi spektrum
yang penuh dan merupakan alat yang kuat untuk inter-cell interferensi mitigasi.
Tetapi,teknologi tersebut membutuhkan sentralisasi, koordinasi alokasi resource seperti sistem
yang tidak berguna di pengaturan realita melibatkan nomer yang besar pada base
station,random traffic dan realita jaringanpath loss. Tetapi hasil yang menggembirakan ialah
hanya menggunakan bahkan level koordinasi yang terbatas, perfomansi yang signifikan bisa
diperoleh lebih dari arsitektur selular yang biasanya. FFR dipercaya sebagai jalan tengah
antara hard dan soft frekuensi reuse.

121

2.5.19 MIMO (Multiple Input Multiple Output)


Multiple input multiple output adalah sistem dimana merupakan perkembangan yang
natural dari antenna array komunikasi.sementara keuntungan dari beberapa antena penerima
seperti gain dan perbedaan spatial telah diketahui dan dieksploitasi untuk beberapa
waktu.penggunaan perbedaan transmisi telah ditelaah.keuntungan dari komunikasi MIMO
ialah dengan mengeksploitasi kanal fisik diantara banyak transmisi dan antena penerima.
Sistem MIMO melayani beberapa keuntungan lebih daripada komunikasi single
antenna to single antenna.sensitivitas ke penghilangan telah direduksi oleh perbedaan spasial
yang dilayani oleh beberapa jalur spasial.dalam kondisi lingkungan tertentu, daya yang
dibutuhkan untuk berasosiasi dengan efisiensi spektrum yang tinggi komunikasi bisa
dikurangi secara signifikan dengan menghindari wilayah kompresif dari teori informasi
kapasitas ikatan.
Pada kapasitasnya, kapasitas MIMO bertambah secara linear dengan SNR saat kondisi
SNR rendah, tetapi meningkat secara logaritma dengan SNR saat kondisi SNR tinggi.di dalam
MIMO sistem, diberikan total kekuatan transmisi bisa dibagi diantara beberapa jalur
spasial,meneruskan kapasitas dekat dengan wilayah linear untuk beberapa mode dan
meningkatkan efisiensi agregrasi spectrum. Sistem MIMO memungkinkan efisiensi spektrum
tinggi pada tingkatan energi yang cukup rendah per bit informasi. Salah satu isu lingkungan
yang sistem komunikasi perlu bersaing ialah interferensi, baik disengaja maupun tidak

122

disengaja. Karena sistem MIMO menggunakan susunan antena, interferensi lokal bisa
dimitigasi secara natural.

2.5.20 Carrier Aggregation


Digunakan pada teknologi LTE-Advanced yang bertujuan untuk meningkatkan
bandwidth dan meningkatkan bitrate.semenjak teknolgi ini penting untuk berkompabilitas
dengan R8 dan R9 Ues. Carrier aggregation bisa digunakan pada FDD dan TDD
Masing masing agregasi bisa disebut sebagai komponen carrier. Komponen carrier
bisa memiliki bandwidth 1.4,3,5,10,15 atau 20 Mhz dan maksimumnya ialah 100 Mhz.
Didalam FDD,nomer dari aggregated carrier bisa berbeda pada downlink dan uplink.tetapi
nomer komponen uplink carrier sekalu sama atau dibawah dari nomer downlink komponen
carrier.komponen carrier yang individu bisa juga menjadi bandwidth yang berbeda.untuk
TDD,nomer dari komponen carrier sama juga seperti bandwidth dalam setiap komponen
carrier akan sama untuk downlink dan uplink.
Cara termudah untuk mengatur agregasi ialah dengan menggunakan komponen carrier
yang berdekatan dalam sistem operasi yang sama yang bisa dikenal dengan intra band
contigous.kejadian ini tidak selalu memungkinkan,dikarenakan operator frekeunsi alokasi
skenario.untuk alokasi yang tidak berdekatan,bisa saja berupa intra-band.komponen carrier
termasuk ke operating sistem yang sama frekuensinya,tetapi memiliki gap.

123

2.5.21 Relay
Relay pada LTE berbeda pada penggunaan repeater yang membroadcast ulang sinyal. Relay
akan menerima secara aktual,demodulasi dan decoding data tersebut.mengaplikasikan error
correction pada sinyal informasi dan mentransmitkan sinyal baru.dengan cara ini,kualitas
sinyal akan ditingkatkan di LTE relay,daripada menderita degradasi dari pengurangan SNR
saat menggunakan repeater.
Ada beberapa skenario dimana LTE bisa menguntungkan:

Meningkatkan kapasitas jaringan,LTE relay nodes bisa di aplikasikan sangat mudah saat
target nya ialah untuk meningkatkan kapasitas jaringan dengan meningkatkan jumlah dari
eNB untuk memastikan tingkat sinyal yang bagus diterima oleh semua user.

Meluasnya coverage jaringan: LTE relay bisa digunakan sebagai metode yang mudah
dalam mengisi lubang lubang dalam coverage.dengan tidak perlu menginstall base station
yang lengkap, relay dengan cepatnya bisa diinstal maka dari itu bisa mengisi kekosongan
blackspot

124

Rapid network roll-out: dengan tidak memerlukan menginstall backhaul atau menginstall
masts yang besar,LTE relay bisa melayani metode yang mudah untuk memperluas
coverage saat roll-out pertama dari jaringan.banyak eNB tradisioanal akan diinstall saat
traffic meningkat

2.5.22 Self Optimization Network (SON)


Optimalisasi perlu dilakukan untuk memastikan bahwa satu sel telah diinstall dan
dioperasikan pada kondisi terbaiknya.SON bisa menganalisa perfoma dan mengubah operasi
netwrok sehingga bisa memenuhi kebutuhan operator dan user. Alasan-alasan mengapa
dibutuhkan SON ialah:

Perubahan karakteristik propagasi: SON mengoptimasi jaringan yang bisa membantu

membuang efek dari beberapa perubahan kondisi.


Perubahan pola traffic,seiring waktu berjalan, penggunaan pola traffic akan berubah,hal
ini bisa dihasilkan dari peningkatan konsentrasi pelanggan, dari hari libur atau pengguna

125

sedang libur kerja.hal ini bisa untuk optimasi yang dibutuhkan untuk memanggil kembali

operasional karakteristik dari base station


Perubahan penyebaran,banyak faktor dari perubahan penyebaran di dalam suatu area,base
station yang lain atau eNB bisa dioptimasi dan diubah karakteristik,alternatif base station
akan disebar dan operasinya bisa mempengaruhi yang lainnya.
Load Balancing adalah salah satu mekanisme yang digunakan pada self-organisation

network (SON) untuk melakukan keseimbangan load traffic pada base station (BS) yang
kelebihan beban dengan base station yang berdekatan dan low-loaded. Load balancing
dilakukan

melalui

pengaturan

parameter

(metric)

handover

untuk

mendapatkan

keseimbangan trafik jaringan yang optimal. Pada penelitian ini parameter yang diatur adalah
kapasitas sel. Kapasitas sel sangat dipengaruhi oleh bandwidth, tipe modulasi, dan access rate
yang digunakan user. Semakin besar bandwidth, kapasitas sel akan semakin besar. Semakin
tinggi spesifikasi tipe modulasi yang digunakan, kapasitas sel juga akan semakin besar.
Dilain pihak, semakin besar bit rate yang digunakan user, maka kapasitas sel akan semakin
kecil.
Adanya penyegaran mobilitas digunakan untuk meminimalisir terjadinya pemutusan
hubungan saat panggilan,meminimalisir handover yang tdak perlu karena bisa mengantarkan
ketidakefisiensinya network resources dan meningkatkan kesempatan dropped call dan
meminimalisir adanya kegagalan link radio.
Ada juga coverage and capacity optimisation,dengan cara mengatur parameter
antenna. Generasi sebelumnya hanya membolehkan untuk mengatur secara manual. Sekarang
bisa diatur dengan secara elektrik.ada juga dengan cara mengatur parameter tingkat daya.
Dalam beberapa kondisi, transimtter base station optimisasi daya lebih menantang daripada
mengontrol paramter antenna. Karena adanya problematika karakteristik amplifier dan
feedback dari handset.
Ada juga pengoptimasi random access channel,RACH harus di konfigurasi secara
akurat agar bisa melayani nomer nomer yang mencukupi dari RACH untuk semua handset
atau UE.adanya handset reporting dan pertukaran inter base station.

2.5.23 Circuit Switch Fall Back


Teknologi ini memungkinkan suara dan sms service akan dikirim ke perangkat LTE
melewati GSM atau circuit switched network.CSFB sangat diperlukan karena LTE tidak

126

melayani circuit switched calls,saat LTE dipakai untuk menerima atau mentransfer voice call
atau SMS,perangkat tersebut fall back ke 3G atau 2G untuk mengirim SMS atau melakukan
panggilan.

Referensi 2.3 UMTS:


[1] http://www.elektroindonesia.com/elektro/khusus13.html

127

[2] https://fikrimamuttaqin.files.wordpress.com/2013/02/konsep-sistem-umts.pdf
[3] https://id.wikipedia.org/wiki/Node-B
[4]

http://id.nec.com/en_ID/products/networking/for-network-service-providers/3g-mobile-

communication/radio-network-control-rnc.html
[5] http://www.mobileindonesia.net/gprs-general-packet-radio-service/
[6] http://www.mobileindonesia.net/gprs-general-packet-radio-service/
[7] http://www.elektroindonesia.com/elektro/no5b.html
[8] https://otakit.wordpress.com/2009/02/04/konsep-utran-network/
[9]https://www.developingsolutions.com/solutions/gateway-mobile-services-switching-centergmsc-emulator/
[10] https://www.academia.edu/8603794/5-sistem-komunikasi-bergerak_SMS-DATA
[11]http://achmad.glcnetworks.com/2011/02/19/apa-itu-bsc-base-station-controller-bts-basestation-controller/
[12] http://www.forumbebas.com/thread-161789.html
[13] http://www.mobileindonesia.net/pstn-public-switched-telephone-network/
[14] http://id.termwiki.com/ID/packet_switched_public_data_network_(PSPDN)
[15] Ralf Kreher UMTS Signaling: UMTS Interfaces, Protocols, Message Flows and
Procedures
[16] Kaaranen Heikki UMTS Networks : Architecture, Mobility and Services 2ns Edition.=
John Wiley & Sons Ltd. 2005
[17] http://www.rfwireless-world.com UMTS Protocol Stack February, 5th 2016
[18] http://www.rfwireless-world.com DSSS versus FHSS February, 5th 2016
[19] Referensi : Kaaranen Heikki UMTS Networks : Architecture, Mobility and Services
2nd Edition. John Wiley & Sons Ltd. 2005
[20] http://www.teletopix.org/ Purpose Of Channelization Code & Scrambling Code In
WCDMA February, 5th 2016
[21] Harry Holma WCDMA for UMTS 3rd Edition. 2004
[22] www.3gpp.org
[23] www.umtsworld.com
[24] www.teletopix.org

128

[25] http://www.telecomhall.com/
[26] http://www.radio-electronics.com/
[27] WCDMA Communication Theory Final Project by Souhaibe Barkat University of
Colorado, Boulder, CO 80309
[28] [ UMTS RRC Protocol specification (version 12.4.0 Release 12) (PDF), European
Telecommunications Standards Institute, February 2015
[29] Perez-Romero, Jordi (2005). Radio Resource Management Strategies in UMTS. John
Wiley & Sons Ltd. p. 103. ISBN 0470022779. Retrieved 10 April 2015
[30] Perez-Romero, Jordi (2005). Radio Resource Management Strategies in UMTS. John
Wiley & Sons Ltd. p. 103. ISBN 0470022779. Retrieved 10 April 2015.
[31] Qian, Feng (November 2010). "Characterizing Radio Resource Allocation for 3G
Networks" (PDF). Proceedings of the 10th ACM SIGCOMM conference on Internet
measurement. Melbourne, Australia: ACM. pp. 137150.
[32] Qian, Feng (November 2010). "Characterizing Radio Resource Allocation for 3G
Networks" (PDF). Proceedings of the 10th ACM SIGCOMM conference on Internet
measurement. Melbourne, Australia: ACM. pp. 137150.
Referensi 2.4 HSDPA:
1. http://www.slideshare.net/tmukuze/zte-hsdpa
2. http://mujahidin.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/37744/Materi+Jaringan+Kom
puter+Lanjut+5.pdf
3. http://searchmobilecomputing.techtarget.com/definition/forward-error-correction
4. http://www.3glteinfo.com/soft-handover-lte/
5. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27510/3/Chapter%20II.pdf
6. https://id.scribd.com/doc/212404473/HSDPA-Edited
7. http://in2eps.com/
8. http://www.slideshare.net/NoppadolLoykhwamsuk/qualcomm-hsdpa
9. ftp://www.3gpp.org/tsg_ran/WG1_RL1/TSGR1_17/Docs/PDFs/R1-00-1395.pdf
10. http://cp.literature.agilent.com/litweb/pdf/5989-2365EN.pdf
11. http://d.turkcell.com.tr/Downloads/hakkimizda/pdf/25308-7a0.pdf
12. http://www.umtsworld.com/

Referensi 2.5 LTE:


1. https://www.3GPP.org
2. https://www.rohde-schwarz.com/sg/technologies/cellular/lte/ltetechnology/lte_information_52292.html
3. http://www.slideshare.net/AbdulrahmanFady/lte-architecture-and-interfaces

129

4. Orthogonal Frequency Division Multiple Access, Srikanth S, Kumaran V, Manikandan


C, Murugesapandian, AU-KBC Research Centre
5. http://rfmw.em.keysight.com/wireless/helpfiles/89600b/webhelp/subsystems/wlan6.
7.
8.
9.

ofdm/Content/ofdm_basicprinciplesoverview.htm
http://www.tutorialspoint.com/lte/lte_radio_protocol_architecture.htm
http://www.tutorialspoint.com/lte/lte_protocol_stack_layers.htm
http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/9780470742891.fmatter/pdf
https://www.sandvine.com/downloads/general/whitepapers/quality-of-service-in-lte-

long-form.pdf
10. http://www.3gpp.org/technologies/keywords-acronyms/101-carrier-aggregationexplained
11. http://www.radio-electronics.com/info/cellulartelecomms/lte-long-term-evolution/4glte-advanced-relaying.php
12. https://www.qualcomm.com/invention/technologies/lte/lte-carrier-aggregation
13. Moray Rumney BSc, C. Eng, MIET . 2008. 3GPP Introducing The SC-FDMA.
United States of America. Lead Technologist, Agilent Technologies.
http://cp.literature.agilent.com/litweb/pdf/5989-7898EN.pdf
14. Single Carrier - FDMA in LTE
URL : http://www.ixiacom.com/sites/default/files/resources/whitepaper/sc-fdma-indd.pdf

15. LTE in Bullets Cyclic Prefix


URL: http://www.lte-bullets.com/LTE%20in%20Bullets%20-20Cyclic%20Prefix.pdf
16. Marius Pesavento, Willem Mulder. 2010. LTE Basics
17. Cox, C. An Introduction to LTE 2nd Edition
18. Marius Pesavento, Willem Mulder. 2010. LTE Basics
19. http://www.tutorialspoint.com/lte/lte_communication_channels.htm
20. TELKOM Learning Center.2010.Teknologi LTE. Telkom Indonesia
21. Arief Hamdani Gunawan. Introduction to LTE
22. Brian Classon, Ajit Nimbalker, Stefania Sesia Ph.D. technical leader Working Group
Technical Officer inventor and Issam Toufik Ph.D., Telecommunications Engineering
Research Engineer Research and Development Engineer inventor4 .2009.LTE - The
UMTS Long Term Evolution: From Theory to Practice. Wiley

You might also like