You are on page 1of 60

LAPORAN INDIVIDU

PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN KEBIDANAN KOMUNITAS


PEMBANGUNAN KESEHATAN MASYARAKAT DESA
KELUARGA NY. T RT. 38 RW. 07 KELURAHAN LOKTABAT UTARA
KECAMATAN BANJARBARU UTARA KOTA BANJARBARU

Disusun Oleh :
DESI MAHUNDA WATI
NPM.

AKADEMI KEBIDANAN YAYASAN PENDIDIKAN KESEHATAN BAKTI


INDONESIA (YAPKESBI) BANJARBARU
TAHUN AKADEMIK 2015/2016
LEMBAR PERSETUJUAN

PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN KEBIDANAN KOMUNITAS


PEMBANGUNAN KESEHATAN MASYARAKAT DESA

KELUARGA NY. T RT. 38 RW. 07 KELURAHAN LOKTABAT UTARA


KECAMATAN BANJARBARU UTARA KOTA BANJARBARU

Telah Disetujui Oleh :


Banjarbaru, Februari 2016

Banjarbaru, Februari 2016

Pembimbing Lapangan

Pembimbing Akademik

(Neti Nurgiati, Am. Keb)

(Siti Hardiyanti, S.Si.T)

NIP. 19810628 2006042 023

NIK. 114091.02.025

LEMBAR PENGESAHAN

PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN KEBIDANAN KOMUNITAS


PEMBANGUNAN KESEHATAN MASYARAKAT DESA

KELUARGA NY. T RT. 38 RW. 07 KELURAHAN LOKTABAT UTARA


KECAMATAN BANJARBARU UTARA KOTA BANJARBARU

Telah Disetujui Oleh :


Banjarbaru, Februari 2016

Banjarbaru, Februari 2016

Pembimbing Lapangan

Pembimbing Akademik

(Neti Nurgiati, Am. Keb)

(Siti Hardiyanti, S.Si.T)

NIP. 19810628 2006042 023

NIK. 114091.02.025

Menyetujui
AKBID YAPKESBI Banjarbaru
Direktur,

(Siti Hardiyanti, S.Si.T)


NIK. 114091.02.025

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas Rahmat dan Karunia-Nya,
saya dapat menyelesaikan tugas individu. PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN
PEMBANGUNAN

KESEHATAN

KEBIDANAN

KOMUNITAS

MASYARAKAT DESA KELUARGA NY. T RT 38 RW. 07 KELURAHAN


LOKTABAT

UTARA

KECAMATAN

BANJARBARU

UTARA

KOTA

BANJARBARU.
Kebidanan komunitas pembangunan kesehatan masyarakat desa keluarga
Ny. T RT 38 RW. 07 Kelurahan Loktabat Utara Kecamatan Banjarbaru Utara
Kota Banjarbaru ditulis untuk memenuhi salah satu tugas Praktik Belajar
Lapangan Kebidanan Komunitas di Akademi Kebidanan Yapkesbi Banjarbaru.
Saya menyadari bahwa dalam penulisan Asuhan Kebidanan Keluarga ini
masih jauh dari kesempurnaan. Tetapi berkat usaha dan dukungan dari berbagai
pihak, dengan ini saya mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Ibu Siti Hardiyanti S.Si.T, sebagai Direktur Akademi Kebidanan Yapkesbi
Banjarbaru.
2. Ibu Novita Ayu Indraswati S.ST, sebagai Ketua Pelaksana Praktik Belajar
Lapangan Kebidanan Komunitas Akademi Kebidanan Yapkesbi Banjarbaru.
3. Ibu Siti Hardiyanti S.Si.T, sebagai Dosen Pembimbing Akademik Laporan
Kasus Kebidanan.
4. Ibu Neti Nurgiarti Am.Keb, sebagai Pembimbing Lahan Laporan Kasus
Kebidanan.

5. Kepala Kecamatan dan Kelurahan Loktabat Utara Kecamatan Banjarbaru


Utara beserta jajarannya yang telah memberikan bimbingan dan bantuan
kepada kami.
6. Seluruh Koordinator besert anggota Praktik Kerja Lapangan Akademi
Kebidanan Yapkesbi Banjarbaru yang telah memberikan bimbingan dan
bantuan kepada kami.
7. Ketua RT 38 RW. 07 wilayah Loktabat Utara, Para Tokoh Masyarakat, Para
Tokoh Agama yang telah banyak membantu dan bekerjasama dalam kegiatan
praktik kerja lapangan.
8. Keluarga Ny. T RT 38 RW. 07 Kelurahan Loktabat Utara Kecamatan
Banjarbaru Utara Kota Banjarbaru yang berkenan sebagai KK intensif.
9. Seluruh masyarakat RT. 38 RW. 07 Kelurahan Sungai Tiung yang telah
bekerjasama dan berpartisipasi dalam setiap kegiatan yang kami.
10. Kedua orang tua saya, keluarga saya yang tercinta dan saudara saya yang telah
memberikan saya doa restu yang tak ternilai dan yang telah memberikan
dukungan baik moril maupun materil.
11. Rekan-rekan seperjuangan yang telah

memberikan

semangat

dalam

penyusunan Asuhan Kebidanan Keluarga dan menjalin kerjasama dan


kebersamaan antar sesama anggota kelompok.
Semoga Allah Melimpahkan Rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan asuhan kebidanan keluarga ini hingga selesai tepat
pada waktu yang ditetapkan.
Penulis menyadari Laporan Asuhan Kebidanan pada Keluarga Ny. T RT
38 RW. 07 Kelurahan Loktabat Utara Kecamatan Banjarbaru Utara Kota
Banjarbaru ini jauh dari kesempurnaan dengan segala kerendahan hati, saya selalu
terbuka menerima saran dan kritik untuk kesempurnaan manajemen kebidanan ini.

Akhir kata saya ucapkan semoga laporan kasus kebidanan ini bermanfaat
khususnya bagi saya dan umumnya bagi pembaca, walaupun laporan kasus
kebidanan ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu saya mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dan sebagai bahan perbaikan tulisan selanjutnya.

Banjarbaru, Februari 2016


Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i


HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.

LATAR BELAKANG ...............................................................................


TUJUAN ...................................................................................................
MANFAAT ...............................................................................................
TEMPAT ...................................................................................................
WAKTU ....................................................................................................
RENCANA PROGRAM ..........................................................................

1
3
4
5
5
5

BAB II TINJAUAN TEORI


A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.

BATASAN KELUARGA ......................................................................... 6


STRUKTUR KELUARGA ...................................................................... 7
CIRI KELUARGA ................................................................................... 8
BENTUK KELUARGA ........................................................................... 8
PERANAN KELUARGA ........................................................................ 9
FUNGSI KELUARGA ............................................................................. 10
MANAJEMEN KEBIDANAN PADA KELUARGA .............................. 12
MASALAH KESEHATAN ...................................................................... 22

BAB III ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA


A.
B.
C.
D.
E.
F.

PENGKAJIAN DATA
ANALISIS DATA
PERUMUSAN MASALAH
PRIORITAS MASALAH
PERENCANAAN
PELAKSANAAN

G. EVALUASI
BAB IV PEMBAHASAN KASUS
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1

Skala Prioritas

Tabel 3.1

Daftar Anggota Keluarga

Tabel 3.2

Pengkajian Tahap II

Tabel 3.3

Rumusan Masalah

Tabel 3.4

Perencanaan

Tabel 3.5

Pelaksanaan dan Evaluasi

10

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Genogram

Lampiran 2

Denah Rumah

Lampiran 3

Plan of Action (POA)

Lampiran 4

Lembar Pemantauan

Lampiran 5

Lembar Konsultasi Akademik

Lampiran 6

Lembar Konsultasi Lahan

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Masalah

kesehatan

masyarakat

adalah

multi

kausal,

maka

pemecahannya harus secara multidisiplin. Oleh karena itu, kesehatan


masyarakat sebagai seni atau prakteknya mempunyai bentangan yang luas.
Semua kegiatan baik yang langsung maupun tidak langsung untuk mencegah
penyakit (preventif) atau kuratif maupun pemulihan (rehabilatif). Kesehatan
fisik, mental, social adalah upaya kesehatan masyarakat (Notoatmodjo, 2010).
Tujuan semua usaha kesehatan masyarakat ialah agar setiap warga
masyarakat dapat mencapai derajad kesehatan yang setinggi-tingginya baik
jasmani maupun sosialnya serta diharapkan berumur panjang. Masalah

11

kesehatan keluarga akan menetukan atau mempengaruhi masalah kesehatan


masyarakat karena keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat
(Lentjang, 2009).
Diabetes Mellitus adalah kelainan metabolik yang ditandai dengan
intoleren glukosa. Diabetes mellitus ini dapat mengenai semua organ tubuh
dan menimbulkan berbagai macam keluhan dengan gejala sangat bervariasi.
Gejala-gejala tersebut dapat berlangsung lama tanpa diperhatikan sampai
ketika orang tersebut pergi ke dokter dan diperiksa kadar glukosa darahnya.
Diabetes Mellitus berhubungan dengan meningkatnya kadar glukosa darah
dan bertambahnya risiko komplikasi gawat darurat bila tidak dikelola dengan
baik (Soegondo, 2011). Komplikasi dapat timbul oleh karena ketidak patuhan
pasien dalam menjalankan program terapi sebagai berikut : pengaturan diet,
Olah raga dan penggunaan obat-obatan (Putra, 2010).
Menurut data WHO

(World Health Organization), Indonesia

menempati urutan ke-4 terbesar jumlah penderita kencing manis di dunia pada
tahun 2010 menjadi 21,3 juta orang. Jumlah ini terus meningkat dari tahun ke
tahun. Setiap tahun pertambahannya sekitar 30%.
Di Provinsi Kalimantan Selatan, pasien penderita DM rawat jalan di
seluruh rumah sakit, umur lebih dari 65 tahun di Banjarmasin menduduki
urutan ke-7 dari 20 penyakit terbanyak dengan jumlah penderita 123 orang
(6,45%), sedangkan untuk pasien rawat inap jumlah pasien yang berusia lebih
dari 65 tahun menduduki urutan ke-6 dengan jumlah penderitanya 200 orang
(4,46%) (Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan, 2008).

12

Salah satu upaya pencegahan DM adalah dengan perbaikan pola


makan melalui pemilihan makanan yang tepat. Semakin rendah penyerapan
karbohidrat, semakin rendah kadar glukosa darah. Kandungan serat yang
tinggi dalam makanan akan mempunyai indeks glikemik yang rendah
sehingga

dapat

memperpanjang

pengosongan

Iambung

yang

dapat

menurunkan sekresi insulin dan kolesterol total dalam tubuh. ( Efendi Z,


2012).
Praktek kebidanan komunitas dilaksanakan sejak tanggal 14 Februari
2016. Dimana kegiatan ini merupakan penerapan asuhan kebidanan komunitas
pada keluarga. Sedangkan pembinaan kepada kepala keluarga (KK) intensif
merupakan aplikasi asuhan kebidanan tingkat keluarga. Dalam pendataan yang
dilakukan pada keluarga Ny. T di dapat pioritas masalah yang berhubungan
dengan masalah kesehatan. Pembinaan keluarga dilakukan pada I (satu)
keluarga yang mempunyai masalah kesehatan yaitu Ny. T dengan masalah
diabetes mellitus. Adapun penulis memilih Ny. T sebagai keluarga binaan
karena penulis tertarik mengangkat masalah tersebut diatas untuk membina
Ny. T agar dapat mengidentifikasi masalah yang ada dan bersama-sama
keluarga merencanakan serta memecahkan masalah.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Bersama keluarga mampu mengidentifikasi, sampai dengan
mengevaluasi masalah yang ada dalam keluarga agar keluarga pada
akhimya mampu mandiri dalam mengatasi masalah yang mereka hadapi

13

sesuai dengan kemampuan dan potensi yang mereka miliki sehingga dapat
meningkatkan struktur kesehatan keluarga.
2. Tujuan Khusus
Melaksanakan asuhan kebidanan bersama keluarga dalam :
a. Melakukan pengkajian masalah kesehatan keluarga
1) Mengumpulkan atau mengkaji data kesehatan keluarga
2) Menganalisa data masalah kesehatan keluarga.
3) Menentukan masalah-masalah kesehatan keluarga
4) Memprioritas masalah-masalah kesehatan keluarga
b. Membuat rencana dalam memberikan asuhan kebidanan komunitas
bersama keluarga
1) Menentukan perumusan masalah dalam keluarga dengan prioritas
masalah.
2) Menentukan tujuan kesadaran komunitas pada kelurga.
3) Menentukan dan menyusun tindakan kebidanan

dengan

menggunakan sumber yang ada.


c. Melaksanakan asuhan kebidanan komunitas pada kesehatan bersama
keluarga
1) Memberikan penyuluhan dan bimbingan pada keluarga sesuai
dengan masalah yang diharapkan.
2) Bersama keluarga mencari jalan keluar bagi masalah yang
diteruskan dalam keluarga khususnya masalah kesehatan.
d. Bersama kelurga mengevaluasi pelaksanaan asuhan kebidanan
kesehatan kelurga yang telah dilaksanakan.
C. MANFAAT
1. Bagi keluarga tentang kesehatan kelurga dalam rangka meningkatkan
status kesehatan keluarga.
2. Bagi masyarakat lebih menirigkatkan peran serta dalam mengatasi
masalah terutama masalah kesehatan.
3. Bagi profesi sebagai masukan bagi pera tenaga kesehatan terutama bidan
dalam mengenai masalah kebidanan yang ada dalam masayarakat.

14

4. Bagi pendidikan diharapkan sebagai bahan masukan atau bacaan bagi para
pengunjung perpustakaan.
D. TEMPAT
Di Desa binaan wilayah Jl. Sawit No. 23 Komplek Sayuran Kelurahan
Loktabat Utara Kecamatan Banjarbaru Utara Kota Banjarbaru.

E. WAKTU
1. Hari/Tanggal
2. Jam

: Minggu, 14 Februari 2016


: 10.00 Wita

F. RENCANA PROGRAM
1. Penyuluhan mengenai diabetes mellitus
2. Wawancara baik kepada Tn H maupun anggota keluarganya
3. Pemeriksaan glukosa darah

BAB II
TINJAUAN TEORI
A. BATASAN KELUARGA
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat
dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Friedman 2008).
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung
karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka
hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama Iain dan di dalam

15

peranannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu


kebudayaan. (Salvicion G Bailon dan Aracelis Maglaya 2009).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat, dari kelompok terkecil
tersebut terbentuk dari sendi-sendi dasar kesehatan bangsa dan negara,
keluarga terdiri dari individu-individu, anggota keluarga terdiri dari kepala
keluarga atau suami, ibu rumah tangga atau istri kemudian anak-anak (Irham,
2009).
Keluarga adalah satuan sosial masyarakat terkecil, yang dimiliki
manusia sebagai makhluk sosial kumpulan dari keluarga-keluarga yang
menentukan gambaran-gambaran keadaan masyarakat yang lebih besar
(Sulaiman 2010).
Dari empat batasan keluaarga diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari individuindividu, ada pemimpin/kepala rumah tangga, ada ikatan perkawinan/pertalian
darah yang menentukan gambaran keadaan masyarakat yang lebih besar.

B. STRUKTUR KELUARGA
Menurut Effendi (2008) menyebutkan struktur keluarga adalah sebagai
berikut:
1. Patrineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak keluarga sedarah
dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis
ayah.

16

2. Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak keluarga sedarah
dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis
ibu.
3. Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
istri (Keluarga istri).
4. Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
suami (keluara suami).
5. Keluarga Kawinan
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar pembinaan keluarga
dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian kelaurga karena adanya
hubungan dengan suami atau istri.

C. CIRI-CIRI KELUARGA
Ciri-ciri keluarga menurut Carter (2008)), yaitu :
1. Terorganisasi
Saling berhubungan saling ketergantungan antara anggota keluarga.
2. Ada Ketergantungan
Setiap anggota keluarga memiliki kebebasan tetapi mereka
memiliki keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masingmasing.

17

3. Ada perbedaan dan kekhususan


Setiap keluarga memiliki tugas dan fungsi masing-masing.

D. BENTUK KELUARGA
Keluarga terdiri dari berbagai macam bentuk, yaitu (Goldenberg 2008):
1. Keluarga Inti (Nuclear Family)
Adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.
2. Keluarga Besar (Extended Family)
Adalah keluarga yang ditambah sanak saudara, misalnya nenek,
kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.

3. Keluarga Berantar (Serial Family)


Adalah keluarga yang terdiri atas pria dan wanita yang menikah
lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti
4. Keluarga Duda/Janda (Single Family)
Adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.
5. Keluarga Berkomposisi (Composite Family)
Adalah keluarga yang perkawinanya berpoligami dan hidup secara
bersamaan.
6. Keluarga Kabitus (Caohabitation Family)
Adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk
suatu keluarga.

18

E. PERANAN KELUARGA
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar pribadi,
sifat, kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi
tertentu. Peranan pribadi dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola
perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai
berikut:
Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperan sebagai pencari
nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga,
sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota dari kelompok
sosialnya serta sebagai anggota masyarakat lingkungannya. Sebagai istri dan
ibu dari anak-anaknya , ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah
tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai
salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai masyarakat dari
lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah
tambahan dalam keluarganya. Anak-anak melaksanakan peranan psikososial
sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, social dan spiritual
(Hasbullah 2009).

F. FUNGSI KELUARGA
Fungsi yang dijalankan keluarga adalah:

19

1. Fungsi afektif. Mengkaji gambaran diri anggota keluarga, perasaan


memiliki dan dimiliki keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota
keluarga Iainnya, kehangatan pada keluarga dan keluarga mengembangkan
sikap saling menghargai.
2. Fungsi sosialisasi. Bagaimanaa interaksi atau huubungan dalam keluarga
dan sejauhmana anggota keluarga belajar disiplin, norma atau budaya dan
perilaku.
3. Fungsi perawatan kesehatan. Sejauh mana keluarga menyediakan
makanan, pakaianan dan perlindungan terhadap anggota yang sakit.
Pengetahuan keluarga mengenai sehat-sakit, kesanggupan keluarga
melakukan pemenuhan tugas perawatan keluarga yaitu:
a. Mengenal masalah kesehatan: sejauhmana keluarga mengenal faktafakta dari masalah kesehatan meliputi pengertian, tanda dan gejala,
penyebab dan yang mempengaruhi serta persepsi keluarga terhadap
masalah.
b. Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat
sejauhmana keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah,
apakah masalah dirasakan, menyerah terhadap masalah yang dialami,
takut akan akibat dari tindakan penyakit, mempunyai sikap negative
terhadap masalah kesehatan, dapat menjangkau fasilitas kesehatan
yang ada, kurang percaya terhadap tenaga kesehatan dan mendapat
informasi yang salah terhadap tindakan dalam mengatasi masalah.
c. Merawat anggota keluarga yang sakit: sejauh mana keluarga
mengetahui keadaan penyakitnya, mengetahui tentang sifat dan
perkembangan perawatan yang dibutuhkan, mengetahui sumbersumber yang ada dalamn keluarga (anggota keluarga yang bertanggung

20

jawab, keuangan, fasilitas fisik, psikososial), mengetahui keberadaan


fasilitas yang diperlukan untuk perawatan dan sikap keluarga terhadap
yang sakit.
d. Memelihara lingkungan rumah yang sehat: sejauh mana mengetahui
sumber-sumber

keluarga

yang

dimiliki,

keuntungan/manfaat

pemeliharaan lingkungan, mengetahui pentingnya hygiene sanitasi dan


kekompakan antar anggota keluarga.
e. Menggunakan fasilitas atau pelayanan kesehatan di masyarakat :
apakah

keluarga

mengetahui

keberadaan

fasilitas

kesehatan,

memahami keuntungan yang diperoleh dari fasilitas kesehatan, tingkat


kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan dan fasilitas
kesehatan tersebut terjangkau oleh keluarga
4. Fungsi reproduksi. Mengkaji berapa jumlah anak, merencanakan jumlah
anggota keluarga, metode apa yang digunakan keluarga dalam
mengendalikan jumlah anggota keluarga.
5. Fungsi ekonomi. Mengkaji sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan
sandang, pangan dan papan, dan memanfaatkan sumber yang ada di
masyarakat dalam upaya meningkatkan status kesehatan keluarga.
6. Fungsi Pendidikan. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan
keterampilan dan membentuk perilaku anak sesuai bakat dan minat yang
dimilikinya, Mepersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan
datang dengan memenuhi peranan sebagai orang dewasa, mendidik anak
sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangan (salvicion, 2009).
G. MANAJEMEN KEBIDANAN PADA KELUARGA
Manajemen kebidanan adalah metode yang digunakan oleh bidan
dalam menentukan dan mencari langkah-langkah memecahkan masalah dan

21

melakukan tindakan untuk penyelamatan pasiennya dari gangguan kesehatan


(Syahlan, 2008).
Manajemen juga digunakan bidan dalam menangani kesehatan ibu,
anak dan keluarga berencana di komunitas.
Berikut ini akan dijelaskan tentang penerapan manajemen kebidanan

dikomunitas :
1. Pengkajian
Sekumpulan tindakan yang digunakan untuk mengukur keadaan
klien (keluarga) dengan memakai norma-norma kesehatan keluarga
maupun sosial yang merupakan system yang terintegrasi dan kesanggupan
keluarga untuk mengatasinya. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan
cara :
a. Wawancara
b. Pengamatan/observasi
c. Studi dokumentasi
d. Pemeriksaan fisik
2. Analisi Data
Di dalam menganalisa data ada tiga norma yang perlu diperhatikan
dalam melihat perkembangan kesehatan keluarga, yaitu:
a. Keadaan kesehatan yang normal dari setiap anggota keluarga, meliputi:
1) Keadaan kesehatan fisik, mental dan sosial anggota keluarga
2) Keadaan pertumbuhan dan perkembangan keluarga
3) Keadaan gizi anggota keluarga
4) Status imunisasi anggota keluarga
5) Kehamilan dan keluarga berancana
b. Keadaan Rumah
1) Rumah Vertilisasi, penerapan, kebersihan, kontribusi luas rumah
dibanding dengan anggota keluarga

22

2) Sumber air minum


3) Jamban keluarga
4) Tempat pembuangan limbah
5) Pemanfaatan air limbah
c. Karakteristik keluarga
1) Sifat dalam keluarga
2) Dinamika dalam keluarga
3) Komunitas dalam keluarga
4) Interaksi antar anggota keluarga
5) Kesanggupan keluarga dalam membawa perkembangan anggota
keluarga
6) Kebiasaan dan nilai-nilai yang berlaku dalam keluarga
3. Rumusan Masalah
Setelah data dianalisa, selanjutnya dirumuskan masalah kesehatan
keluarga. Rumusan masalah kesehatan keluarga dapat menggambarkan
kesehatan keluarga, karena merupakan hasil dari pemikiran dan
pertimbangan yang mendalam tentang situasi kesehatan, lingkunagan
norma, nilai yang dianut oleh keluarga tersebut.
Dalam menyusun masalah kesehatan, seorang bidan harus selalu
mengacu kepada tripologi masalah kesehatan. Dalam tripologi masalah
kesehatan keluarga ada tiga kelompok masalah besar, yaitu :

a. Ancaman Kesehatan
Adalah keadaan yang memungkinkan terjadinya penyakit,
kecelakaan dan kegagalan dalam mencapai potensi kesehatan. Yang
termasuk dalam ancaman kesehatan :
1) Penyakit Keturunan seperti : DM, Asma Bronkial dan lain-lain.

23

2) Anggota keluarga yang menderita penyakit menular seperti TBC


dan gonorhoe
3) Jumlah anggota keluarga yang terlalu besar dan tidak sesui dengan
4)
5)
6)
7)
8)

kemampuan dari sumber daya keluarga


Resiko terjadinya kecelakaan dalam keluarga
Kekurangan atau kelebihan gizi dalam keluarga
Keadaan yang dapat menimbulkan stress
Sanitasi lingkungan yang buruk
Kebiasaan yang merugikan kesehatan (Merokok, dan minum-

minuman alkohol).
9) Sifat kepribadian yang melekat misal pemarah
10) Riwayat persalinan sulit
11) Imunisasi tidak lengkap
b. Kurang atau tidak sehat
Adalah kegagalan keluarga dalam menatap kesehatan. Yang
termasuk di dalamnya :
1) Keadaan Sakit
2) Kegagalan pertumbuhan dan perkembangan anak
c. Situasi atau krisis
Adalah saat-saat yang banyak menuntut individu atau keluarga
dalam menyesuaikan diri termasuk juga dalam situasi krisis adalah :
1) Perkawinan
2) Kehamilan
3) Persalinan
4) Masa nifas
5) Menjadi orang tua
6) Abortus
7) anak masuk sekolah
8) Kehilangan pekerjaan
9) Kematian anggota keluarga
10) Pindah rumah
11) Anak remaja
4. Prioritas Masalah
Setelah

menentukan

masalah,

langkah

selanjutnya

adalah

menentuan prioritas masalah kesehatan keluarga. Dalam menyusun

24

prioritas masalah kesehatan keluarga harus didasarkan kepada beberapa


kriteria sebagai berikut :
a. Sifat Masalah
1) Ancaman kesehatan
2) Keadaan sakit atau kurang sehat
3) Situasi krisis
b. Kemungkinan masalah dapat dirubah

adalah

kemungkinan

keberhasilan untuk mengurangi masalah atau mencegah masalah bila


dilakukan intervensi kesehatan.
c. Potensi masalah untuk dicegah adalah sifat dan beratnya masalah yang
akan timbul dan dapat dikurangi atau dicegah melalui tindakan
kesehatan.
d. Masalah yang menonjol adalah cara keluarga melihat dan menilai
masalah dalam hal beratnya dan mendesaknya untuk diatasi melalui
interfensi kesehatan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam prioritas masalah adalah:
a. Tidak mungkin masalah kesehatan dan kebidanan yang ditemukan
dalam keluarga dapat diatasi sekaligus.
b. Perlu mempertimbangkan masalah-masalah yang dapat mengancam
kehidupan keluarga seperti masalah penyakit kebidanan.
c. Perlu mempertimbangkan responden perhatian keluarga terhadap
asuhan kebidanan yang akan diberikan.
d. Keterlibatan keluarga dalam memecahkan masalah.
e. Sumber daya keluarga yang dapat menunjang pemecahan masalah
kesehatan/kebidanan kesehatan.
f. Pengetahuan dan kebudayaan keluarga.
Menurut bailon dan maglaya 2008, Untuk dapat menentukan
prioritas kesehatan keluarga perlu disusun skala prioritas sebagai berikut :

25

Tabel 2.1 Skala Prioritas


No
1.

2.

3.

4.

Kriteria Bobot
Sifat masalah ............................................................................................
1 ...............................................................................................................
Skala : Ancaman kesehatan ....................................................................
Tidak/Kurang sehat .....................................................................
Krisis ...........................................................................................
Kemungkinan masalah dapat dirubah ......................................................
2 ...............................................................................................................
Skala : Dengan mudah ............................................................................
Hanya sebagian ...........................................................................
Tidak dapat ..................................................................................
Potensi masalah untuk dirubah ................................................................
1 ...............................................................................................................
Skala : Tinggi ..........................................................................................
Cukup ..........................................................................................
Kurang .........................................................................................
Menonjolkan masalah ..............................................................................
1 ...............................................................................................................
Skala : Masalah berat harus ditangani ....................................................
Masalah sedang perlu ditangani ..................................................
Masalah ringan tidak dirasakan ..................................................

Nilai

3
2
1

3
2
1

3
2
1

3
2
1

Scoring . :
a.
b.
c.
d.

Tentukan skor untuk setiap kriteria


Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot
Jumlahkan skor untuk semua kriteria
Skor tertinggi adalah 5 dan sama untuk seluruh bobot

5. Perencanaan
Langkah

selanjutnya

setelah

pengkajian

adalah

menyusun

perencanaan kesehatan keluarga. Rencana kesehatan keluarga adalah


sekumpulan tindakan yang ditentukan bidan untuk dilaksanakan dalam
memecahkan masalah kesehatan yang telah diidentifikasi.
Langkah-langkah dalam mengembangkan rencana :

a. Pengkajian

26

Dengan melakukan pengkajian bidan akan dapat menemukan :


1) Masalah kesehatan keluarga
2) Kebutuhan-kebutuhan kesehatan keluarga
b. Penentuan sasaran
Sasaran adalah keadaan atau situasi yang diharapkan setelah
tindakan dilaksanakan, sasaran merupakan tujuan dimana segala usaha
diarahkan.
c. Perumusan tujuan
Tujuan merupakan pertanyaan yang lebih terinci tentang hasil.
Tujuan akan menentukan kriteria dan standar yang dipakai untuk
menilai keberhasilan tindakan. Kriteria ada dua yaitu kriteria verbal
atau kriteria yang diucapkan oleh keluarga dan kriteria nonverbal atau
kriteria yang dapat dicermati atau dilihat.
Standar adalah suatu tingkat pelayanan yang diinginkan sesuai
dengan kriteria yang telah ditentukan. Di dalam rencana pelaksanaan
mencakup :
1) Pemeliharaan kesehatan yang diberikan dan perbaikan gizi yang
dilakukan.
2) Penyuluhan yang disampaikan kepada kelompok ibu khusus untuk
menjaga kesehatan individu dari ibu dan bayi.
3) Penyuluhan yang disampaikan kepada keluarga terkait dengan
perbaikan lingkungan.
4) Dukungan yang diharapkan dari sektor/instansi lain termasuk
pimpinan dan tokoh masyarakat seru organisasi masyarakat.
5) Dukungan dari dukun dan kader kesehatan.
6. Tindakan

27

Kegiatan yang dilakukan bidan dikomunitas mencakup rencana


pelaksanaan yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Didalam
pelaksanaan, bidan harus memonitor perkembangan dan perubahan yang
terjadi terhadap ibu, anak balita dan lingkungan. Tidak selalu upaya yang
dilakukan akan mencapai hasil seperti yang diharapkan, karena
pelaksanaan tindakan tidak jarang ditemukan masalah dalam melakukan
tindakan :
a. Merangsang keluarga mengenal dan menerima masalah dan kebutuhan
kesehatan mereka, melalui :
1) Memperluas pengetahuan keluarga melalui penyuluhan kesehatan.
2) Membantu keluarga melihat situasi dan akibat dari situasi tersebut.
3) Mengkaitkan kebutuhan kesehatan sasaran keluarga.
4) Mengembangkan sikap positif dalam keluarga.
b. Menolong keluarga untuk menentukan tindakan
1) Merundingkan dengan keluarga mengenai akibat-akibat bila
mereka tidak mengambil tindakan.
2) Memperkenalkan kepada keluarga tentang alternative yang dipilih
dan sumber yang diperlukan dalam melakukan tindakan.
3) Merundingkan dengan keluarga akibat dari tindakan atau
kemungkinan efek yang mungkin timbul.
c. Menumbuhkan kepercayaan keluarga terhadap bidan.
1) Memberikan asuhan kepada anggota keluarga.
2) Mencari cara untuk mengurangi ancaman kesehatan

dan

perkembangan kepribadian anggotanya.


3) Membantu memperbaiki fasilitas baik fisik rumah dengan
menolong keluarga memperbaiki yang sudah ada.
4) Mengembangkan pola komunikasi dengan keluarga agar terjadi
saling pengertian yang mendalam.
5) Membantu keluarga mengembangkan kesanggupan mereka dalam
memenuhi kebutuhan psikologis para anggotanya.
6) Mencegah rintangan dalam mengadakan rujukan.

28

7) Daya yang ada dimasyarakat dan bagaimana memanfaatkannya.


7. Evaluasi
Evaluasi adalah untuk mengetahui ketepatan atau kesempurnaan
antara hasil yang dicapai dengan tujuan yang ditetapkan sebelumnya.
Suatu kegiatan dinyatakan berhasil apabila evaluasi menunjukkan data
yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Walaupun tujuan telah
dicapai bukan berarti tidak diperlukan pengkajian lebih lanjut. Bila
kegiatan berhasil mencapai tujuan maka identifikasi dilakukan dalam
mengantisipasi kemungkinan terjadinya masalah lain yang timbul akibat
keberhasilan tersebut.
Metode evaluasi yang digunakan dalam penulisan laporan adalah
metode evaluasi format SOAP sebagai berikut :
S

: Subjektif adalah informasi yang didapat dari klien atau keluarga.

: Objektif adalah informasi yang didapat berdasarkan pengamatan.

: Assesment (pengajian) adalah analisa masalah klien/keluarga.

: Planning of Action adalah rencana tindakan yang akan diambil.

H. MASALAH KESEHATAN
1. Pengertian Diabetes Mellitus
Diabetes militus adalam penyakit metabolik yang kebanyakan
herediter dengan tanda hiperglikemia dan glukosuria, disertai dengan atau
tidak adanya gejala klinik acut maupun cronik, sebagai akibat dari
kurangnya insulin efektif maupun insulin absolut dalam tubuh, dimana
gangguan primer terletakpada metabolisme karbohidrat, yang biasanya

29

disertai juga gangguan metabolisme protein dan lemak. (Doenges,


Marilyn, E, 2011).
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang
ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.
(Brunner dan Suddarth, 2010).
Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada
seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula
(glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif
(Arjatmo, 2009).

2. Klasifikasi
a. Diabetes melitus tipe I
Destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi insulin
absolut

baik

melalui

proses

imunologik

maupun

idiopatik.

Karakteristik Diabetes Melitus tipe I: mudah terjadi ketoasidosis,


pengobatan harus dengan insulin, onset akut, biasanya kurus, biasanya
terjadi pada umur yang masih muda, berhubungan dengan hla-dr3 dan
dr4, didapatkan antibodi sel islet, 10%nya ada riwayat diabetes pada
keluarga.
b. Diabetes melitus tipe II
Bervariasi mulai yang predominan resistensi insulin disertai
defisiensi insulin relatif sampai yang predominan gangguan sekresi
insulin resistensi insulin. Karakteristik DM tipe II : Sukar terjadi

30

ketoasidosis, Pengobatan tidak harus dengan insulin, Onset lambat,


Gemuk atau tidak gemuk, Biasanya pada umur > 45 tahun, Tidak
berhubungan dengan HLA, Tidak ada antibodi sel islet, 30%nya ada
riwayat diabetes pada keluarga, 100% kembar identik terkena.
(Carpenito, Lynda Juall, 2007).

3. Etiologi
DM mempunyai etiologi yang heterogen, dimana berbagai lesi
dapat menyebabkan insufisiensi insulin, tetapi determinan genetik
biasanya memegang peranan penting pada mayoritas DM. Faktor lain yang
dianggap sebagai kemungkinan etiologi DM yaitu :
a. Kelainan sel beta pankreas, berkisar dari hilangnya sel beta sampai
kegagalan sel beta melepas insulin.
b. Faktor faktor lingkungan yang mengubah fungsi sel beta, antara
lain agen yang dapat menimbulkan infeksi, diet dimana pemasukan
karbohidrat dan gula yang diproses secara berlebihan, obesitas dan
kehamilan.
c. Gangguan sistem imunitas. Sistem ini dapat dilakukan oleh
autoimunitas yang disertai pembentukan sel-sel antibodi antipankreatik
dan mengakibatkan kerusakan sel-sel penyekresi insulin, kemudian
peningkatan kepekaan sel beta oleh virus.
d. Kelainan insulin. Pada pasien obesitas, terjadi gangguan kepekaan
jaringan terhadap insulin akibat kurangnya reseptor insulin yang
terdapat pada membran sel yang responsir terhadap insulin.

31

4. Patofisiologi
Sebagian besar gambaran patologik dari DM dapat dihubungkan
dengan salah satu efek utama akibat kurangnya insulin berikut :
a. Berkurangnya

pemakaian

glukosa

oleh

sel-sel

tubuh

yang

mengakibatkan naiknya konsentrasi glukosa darah setinggi 300-1200


mg/dl.
b. Peningkatan mobilisasi lemak dari daerah penyimpanan lemak yang
menyebabkan terjadinya metabolisme lemak yang abnormal disertai
dengan endapan kolestrol pada dinding pembuluh darah.
c. Berkurangnya protein dalam jaringan tubuh.
Pasien-pasien yang mengalami defisiensi insulin tidak dapat
mempertahankan kadar glukosa plasma puasa yang normal atau toleransi
sesudah makan. Pada hiperglikemia yng parah yang melebihi ambang
ginjal normal (konsentrasi glukosa darah sebesar 160-180 mg/ 100 ml),
akan timbul glikosuria karena tubulus-tubulus renalis tidak dapat
menyerap kembali semua glukosa. Glukosuria ini akan mengakibatkan
diuresis osmotik yang menyebabkan poliuri disertai kehilangan sodium,
klorida, potasium, dan pospat. Adanya poliuri menyebabkan dehidrasi dan
timbul polidipsi. Akibat glukosa yang keluar bersama urine maka pasien
akan mengalami keseimbangan protein negatif dan berat badan menurun
serta cenderung terjadi polifagi. Akibat yang lain adalah astenia atau
kekurangan energi sehingga pasien menjadi cepat telah dan mengantuk
yang disebabkan oleh berkurangnya atau hilangnya protein tubuh dan juga
berkurangnya penggunaan karbohidrat untuk energi. Hiperglikemia yang

32

lama akan menyebabkan arterosklerosis, penebalan membran basalis dan


perubahan pada saraf perifer. Ini akan memudahkan terjadinya gangren.
(Arjatmo Tjokronegoro, 2012).

5. Tanda dan Gejala


Gejala yang sering muncul pada DM, yaitu :
a. Poliuria (banyak dan sering kencing)
b. Polipagia (banyak makan)
c. Polidipsi (banyak minum)
Kemudian diringi dengan keluhan-keluhan :
a. Kelemahan tubuh, lesu, tidak bertenaga.
b. Berat badan menurun
c. Rasa kesemutan, karena iritasi (perangsangan) pada serabut-serabut
d.
e.
f.
g.

saraf
Kelainan kulit, gatal-gatal, bisul-bisul
Infeksi saluran kencing
Kelainan ginjal kalogi: keputihan
Infeksi yang sukar sembuh
Pada pemeriksaan laboratorium:

a. Kadar gula darah meningkat


b. Peningkatan plasma proinsulin dan plasma C polipeptida
c. Glukosuria
6. Test Diagnosa
a. Test Glukosa darah
b. Gula dalam urine
c. Glukosa toleran test
d. Plasma proinsulin

7. Pengobatan

33

a. Menurut Prof. Dr. H. Askandar Tjokroprawiro, ahli gizi Universitas


Airlangga, mengatakan bahwa bawang putih, bawang merah, dan
buncis dapat menurunkan kadar lemak dan gula dalam darah sekaligus.
b. Menurut Nurarif, amin huda dkk, 2013 dalam pengelolaan diabetes
mellitus diantaranya :
1) Diet rendah kalori
2) Exercise untuk meningkatkan jumlah dan fungsi reseptor site
3) Insulin diberikan bila dengan oral tidak efektif
4) Khusus untuk ganggren
5) Ringan atau lokasi bukan daerah ekstremitas dilakukan nekrotomi
luas di OK
6) Berat dan lokasinya pada ektremitas pertimbangan amputasi
c. Menurut Waspadji dan sukardji, 2013, cara diet kalori untuk
pengelolaan penderita diabetes mellitus adalah perencanaan makan.
Penderita DM sebaiknya mempertahankan menu diet seimbang,
dengan komposisi idealnya sekitar 68 % karbohidrat, 20 % lemak dan
12 % protein. Karena itu diet yang tepat untuk mengendalikan dan
mencegah agar berat badan tidak menjadi berlebihan dengan cara :
Kurangi kalori, kurangi lemak, konsumsi karbohidrat komplek, hindari
makanan yang manis, perbanyak konsumsi serat.
d. Olahraga selain dapat mengontrol kadar gula darah karena membuat
insulin bekerja lebih efektif (Ernawati, 2013).
e. Menurut dr. Delianis, pakar kelautan dari Universitas Diponegoro
Semarang, khasiat teripang laut untuk penyakit diabetes kering.
Teripang memiliki kandungan Cell Growth Factor atau factor generasi
sel. Karena itu, teripang mampu merangsang regenerasi sel dan
jaringan tubuh manusia yang telah rusak, sakit bahkan membusuk,
sehingga dapat menjadi normal kembali. Misalnya pada kasus diabetes

34

mellitus, selain diminum teripang juga dapat dioleskan pada luka yang
sudah membusuk, bahkan yang nyaris diamputasi. Ini menunjukkan
bahwa kandungan yang ada pada teripang mampu bekerja dengan baik
sehingga luka dapat pulih kembali dengan cepat.
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA (KK) IBU T RT. 38 RW. 07
KELURAHAN LOKTABAT UTARA KECAMATAN BANJARBARU
UTARA KOTA BANJARBARU

RT/RW

: 38/07

Desa

: Jl. Sawit No. 23 Komplek Sayuran

Kelurahan

: Loktabat Utara

Kecamatan

: Banjarbaru Utara

Kota

: Banjarbaru

Nama Surveyor

: Desy Mahunda Wati

Hari/Tanggal

: Minggu, 14 Februari 2016

I. PENGKAJIAN DATA
A. STRUKTUR DAN SIFAT KELUARGA
1. Struktur Keluarga
a. Nama Kepala Keluarga : Tn. E
b. Umur
: 56 Tahun
c. Jenis Kelamin
: Laki-laki
d. Agama
: Islam
e. Pendidikan
: SLTP
f. Pekerjaan
: Pedagang
g. Pendapatan
: Rp. 3.000.000,-/bulan
h. Alamat
: Jl. Sawit No. 23 Komplek Sayuran
i. Suku/Bangsa
: Jawa/WNI

35

j. Daftar Anggota Keluara


No
.

Nama

Hub.
Klg

L/
P

Umu
r
(Thn)

Pend.

Agam
a

Pekerjaa
n

1.

Tn. E

Suam
i

37

SD

Islam

Dagang

2.

Ny. T

Istri

56

SLTP

Islam

Dagang

3.

Nn. D

Anak

14

Pelaja
r

Islam

Dagang

BC
G
tidak
tidak
tidak

DPT
tida
k
tida
k
tida
k

Imunisasi
Poli
Campa
o
k
tidak
tidak
tidak

tidak

tidak

tidak

Status
HB
tida
k
tida
k
tida
k

k. Tipe Keluarga
: Keluarga besar
l. Genogram ( minimal 3 generasi)
: Terlampir
m. Hubungan antar anggota Keluarga
: Baik
1) Hubungan antara suami dan istri harmonis
2) Hubungan antara orang tua dan anak harmonis
3) Hubungan antara saudara dan saudara lain juga harmonis
4) Hubungan antara anggota keluarga dengan masyarakat juga
nampak harmonis, keluarga selalu bertegur sapa dengan semua
warga disana.
2. Sifat Keluarga
a. Anggota keluarga yang berpengaruh dalam mengambil keputusan
yaitu ayah.
b. Kebiasaan hidup sehari-hari
1) Waktu makan tidak teratur sehari 2-3x, porsi sekali makan 1-2
piring rata. Jenis makanan pokok nasi, ikan dan sayuran.
2) Cara pengolahan makanan belum memenuhi syarat kesehatan
menu yang dihidangkan dalam seminggu bernvariasi.
3) Makanan disajikan dalam keadaan hangat, setelah selesai
dimasak.
4) Cara menyimpan makanan di atas meja dengan tutup tudung
saji.
5) Sebelum makan keluarga mencuci tangan mereka dengan air
bersih dan sesudan makan baru menggunakan sabun.
6) Keluarga ini tidak mempunyai makanan pantangan maupun
makanan kesukaan.
7) Keluarga kebiasaan minum air putih.

36

3. Kebiasaan Istirahat dan Tidur Keluarga


Waktu tidur siang hari 1-2 jam (dari jam 13.00 14.00 Wita) dan
waktu tidur malam hari dari jam 21.00 05.00 Wita (9 jam). Kualitas
tidur dan istirahat cukup.
4. Sarana Hiburan Keluarga
Keluarga ini menggunakan TV sebagai sarana hiburan dirumah serta
berkumpul dengan keluarga.
5. Pemanfaatan Waktu Senggang
Waktu senggang dimanfaatkan untuk santai dan beristirahat di rumah,
serta berkumpul dengan keluarga. Suasana waktu senggang sangat
senang dan gembira (dari jam 14.00 17.00 Wita).
6. Kebiasaan Eliminasi Keluarga
No.
1.
2.
3.

Nama Anggota
Keluarga
Tn. E
Ny. T
Nn. D

Tempat
WC keluarga
WC keluarga
WC keluarga

Frekuensi
BAK BAB
6-7
1
5-6
1
5-6
1

Waktu
Tidak tentu
Tidak tentu
Tidak tentu

7. Hygiene Perorangan/Keluarga
Keluarga ini terbiasa mandi 2x sehari dengan menggunakan sabun.
Menggosok gigi 1x sehari dengan menggunakan pasta gigi. Mencuci
rambut setiap hari, tetapi kadang-kadang menggunakan shampo. Alas
kaki digunakan bila keluar rumah.
8. Kebiasaan yang Merugikan
Ada 1 anggota keluarga di rumah yang merokok.
B. FAKTOR EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA
1. Penghasilan
a. Penghasilan utama dalam satu bulan tidak menentu, berkisar
sekitar Rp. 3.000.000,-/bulan.
b. Penghasilan tambahan
Penghasilan tambahan tidak ada.
c. Pengeluaran/pemanfaatan dan keluarga

37

Kebutuhan pokok sehari-hari berkisar Rp.60.000.- perhari.


Keluarga ini tidak mempunyai tabungan.
d. Penggunaan dana
Penggunaan dana digunakan untuk kebutuhan pokok, untuk
berobat serta rokok bapak, dan untuk kebutuhan tak terduga
lainnya.
e. Pengelolaan dan penentu keuangan keluarga, oleh ibu.
2. Kegiatan sosial kemasyarakatan
Hubungan anggota keluarga dengan masyarakat sekitarnya harmonis.
C. FAKTOR RUMAH DAN LINGKUNGAN
1. Rumah
Status rumah milik sendiri, ukuran rumah kurang lebih 4x12 M,
dengan dinding kayu. Lantai rumah menggunakan kayu. Tidak terdapat
langit-langit rumah dan terdapat adanya ventilasi yaitu jendela dan
pintu. Penerangan rumah menggunakan listrik. Pembagian rumah
hanya terdapat ruang tamu, ruang tengah dan ruang dapur. Denah
rumah terlampir. Kebersihan rumah cukup.
2. Perabotan Rumah
Alat masak menggunakan dapur. Peralatan dapur disimpan dirak
piring. Tidak terdapat ventilasi. Ruang dapur cukup bersih dan tidak
tersusun rapi karena fasilitas tempat yang kurang memadai.
3. Sampah
Tempat pembuangan sampah tersedia dibelakang rumah, sampah di
timbun.

38

4. Sumber Air Minum


Sumber air minum menggunakan air sumur dan tanpa direbus.
5. Penampungan Air Minum
Tempat penampungan air minum menggunakan ember plastik yang
tertutup.
6. Jamban Keluarga
Keluarga Ny. T mempunyai jamban sendiri, bapak menggunakan wc
(jamban leher angsa) terletak di dalam rumah, terbuat dari bahan yang
tahan lama, tersedia air yang cukup untuk menyiram dan dilengkapi
sabun batang untuk cuci tangan sehabis BAB dan BAK. Tidak
mempunyai ventilasi dan pencahayaan yang kurang. Ada vektor
berupa lalat dan nyamuk. Kebersihan wc cukup.
7. Pembuangan Air Limbah
Limbah rumah tangga di buang diselokan terbuka.
8. Kandang Ternak
Tidak ada
9. Halaman
Keluarga Ny. T mempunyai halaman dengan luas sekitar 3 m2,
pemanfaatan tidak ada, dan kebersihannya cukup.
10. Kamar Mandi
Terdapat kamar mandi di dalam rumah.
11. Lingkungan Rumah

39

Rumah terletak di desa, jarak dengan tetangga berdekatan kurang lebih


2 m ke kiri dan kanan serta 3 m kebelakang.
12. Fasilitas pendidikan
Fasilitas pendidikan terdekat adalah sekolah Sekolah Dasar yaitu
sekitar 200 meter
13. Fasilitas Perdagangan
Jarak kepasar sekitar 5 km.
14. Fasilitas Kesehatan
Fasilitas kesehatan terdekat adalah puskesmas yaitu sekita 3 km dari
rumah.
15. Fasilitas Peribadatan
Fasilitas peribadatan terdekat dari rumah adalah langgar yaitu sekitar
250 meter dari rumah.
16. Sarana Hiburan
Sarana hiburan ada yaitu TV
17. Fasilitas Trasportasi Keluarga
Fasilitas trasportasi yang dimiliki ada yaitu sepeda motor.
18. Fasilitas Jalan
Dapat dilewati mobil sepanjang musim

D. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


1. Riwayat Kesehatan Anggota Keluarga
Ny. T tidak ada memiliki riwayat penyakit diabetes mellitus.
2. Kebiasaan Memeriksakan Diri

40

Bila sakit bapak pergi berobat ke puskesmas dan pernah kerumah sakit
dengan sepeda motor dan Ny. T juga terbiasa membeli Obat di apotek
terdeket.
3. Riwayat Kesehatan Jiwa - Psikososial Spritual
Keluarga

merasa

aman

dan

senang

serta

tidak

merasa

terasing/dikucilkan, tidak ada anggota keluarga yang pernah dirawat di


RS jiwa dan tidak ada yang menderita gangguan jiwa. Tidak ada
tingkah laku anggota keluarga yang menonjol seperti suka melamun
dan mengkonsumsi Obat-Obat terlarang NAPZA.
4. Riwayat Spiritual Anggota Keluarga
Semua anggota keluarga beragama islam dan taat melakukan ibadah
seperti sholat lima waktu dan kewajiban-kewajiban agama lainnya.
5. Kesadaran Keluarga Tentang Bahaya HIV/AIDS
Keluarga pernah mendengar tentang HIV/AIDS, tetapi hanya sepintas
pernah mendengar dan tidak ada yang menderita HIV/AIDS.
6. Tanggapan Keluarga Terhadap Pelayanan Kesehatan dan Pelayanan
Sosial.
Tanggapan keluarga positif terhadap pelayanan kesehatan dan layanan
sosial yang membantu keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan.
Bentuk pelayanan yang diperlukan keluarga adalah fasilitas kesehatan
yang adekuat, keluarga merasa perlu mendapatkan pengarahan,
penyuluhan informasi kesehatan secara individu dirumahnya. Petugas
kesehatan pernah berkunjung kerumahnyajika dipanggil.

41

7. Masalah masalah penyakit kronis


Ada keluarga yang menderita penyakit kronis seperti diabetes mellitus.
8. Dana Sehat atau JPKM
Ny. T tidak mempunyai dana sehat yaitu Jamkesmas, Jamkesda, BPJS
dan lain-lain.
9. Usaha pemeliharaan kesehatan mandiri
Ny. T tidak menyimpan atau menyediakan Obat di rumah.
Ny. T tidak mempunyai TOGA.
10. Keadaan kesehatan keluarga saat kunjungan
Ny. T mengalami diabetes mellitus, dimana glukosa darah 413 mg/dl.

E. PERSEPSI

DAN

TANGGAPAN

KELUARGA

TERHADAP

MASALAH
Persepsi keluarga terhadap masalah yang dihadapi apabila sakit
berobat ke puskesmas dan setiap masalah yang ada dalam keluarga selalu
di musyawarah dengan anak.

II. ANALISIS DATA


1. Pengkajian Tahap I
Sesuai dengan data yang didapatkan pada saat pengkajian, muncul
masalah-masalah sebagai berikut :
a. Ancaman kesehatan :
1) Ny. T kurang mengetahui manfaat pentingnya pemeriksaan
kesehatan.
2) Ny. T juga

kurang

mengetahui

mempengaruhi glukosa darah.

manfaat

makanan

yang

42

b. Keadaan tidak/kurang sehat : kurang sehat


c. Kritis
: tidak ada

2. Pengkajian Tahap II
No
.
1.

Data

Masalah

DS : - Ny. T mengatakan kurang - Resiko


terjadinya
gangguan
mengerti tentang kesehatan
kesehatan
karena
kurangnya
- Ny. T mengatakan matanya
pengetahuan
dan
pentingnya
sudah tidak bisa melihat dan
pemeriksaan kesehatan.
kadang-kadang
sering - Resiko terjadinya diabetes mellitus.
kencing.
Do : KU
: baik
Kesadaran : Compus mentis
TD
: 120/70 mmHg
R
: 24x/menit
N
: 80x/menit
T
: 36,9C
GDS
: 413 mg/dl
(Normal : 160-180)
Sumber : (Tjokronegoro, 2012)

III.PERUMUSAN MASALAH
1. Resiko terjadinya diabetes mellitus karena kurang pengetahuan dan
pentingnya pemeriksaan.
No
.
1.

Kriteria
Sifat masalah : ancaman

Hitunga
n
2/3 x 1

Sko
r
2/3

2.

Kemungkinan
dapat
diubah
mudah.

masalah
dengan

2/2 x 2

3.

Potensial masalah untuk


diubah : tinggi.

1/2 x 1

4.

Menonjol masalah tidak


dirasakan.

0/2 x 1

Pembenaran
Keluarga kurang mengetahui
dan mengerti pendidikan
kesehatan, terutama tentang
pentingnya
pemeriksaan
untuk mendeteksi penyakit.
Dengan adanya penyuluhan
tentang
pentingnya
melakukan
pemeriksaan
untuk mengetahui penyakit.
Ny. T tidak ingin mengetahui
bagaimana
keadaan
kesehatan dirinya dengan
pemeriksaan.
Ny.
T
merasa
tidak
mempunyai keluhan dalam
keseharian meskipun ada, itu

43

dianggap biasa saja.

2. Resiko terjadinya diabetes mellitus


No
.
1.

Kriteria
Sifat masalah : ancaman

Hitunga
n
2/3 x 1

Sko
r
2/3

2.

Kemungkinan masalah dapat


diubah dengan mudah.

1/2 x 2

3.

Potensial masalah
diubah : tinggi.

untuk

1/2 x 1

4.

Menonjol
dirasakan.

tidak

0/2 x 1

masalah

Pembenaran
Keluarga terutama Ny. T
kurang mengetahui dan
mengerti tentang manfaat
mengkonsumsi
makanan
yang
mempengaruhi
meningkatnya kada glukosa
darah (diabetes mellitus).
Dengan adanya konseling
tentang diabetes mellitus
dan cara mengatasinya.
Ny. T ingin mengetahui
tentang diabetes mellitus
dan cara mengatasinya.
Ny. T merasa tidak
mempunyai keluhan selama
kesehariannya
pun
dianggap hal yang biasa
saja.

IV. PRIORITAS MASALAH


Urutan masalah sesuai dengan perhitungan skor :
1. Resiko terjadinya diabetes mellitus pada Ny. T karena kurang pengetahuan
dan pentingnya pemeriksaan kesehatan.
2. Resiko terjadinya diabetes mellitus karena Ny. T tidak mengetahui jenis
makanan yang mempengaruhi diabetes mellitus.
3. Resiko terjadi komplikasi dikarenakan diabetes mellitus yang tidak
ditangani.

V. PERENCANAAN
No
.
1.

Masalah
Kesehatan
Resiko
terjadinya
diabetes

Sasara
n
Ny. T

Rencana
Kegiatan
Setelah
dilakukan
penyuluhan

Media

Tempat

Buku
Interne
t

Rumah
Ny. T

Tanggal/
Waktu
14
Februari
2016

Ket
.

44

2.

3.

mellitus pada
Ny. T karena
kurangnya
pengetahuan
dan
pentingnya
pemeriksaan
kesehatan
Resiko
terjadinya
diabetes
mellitus
karena Ny. T
tidak
tahu
jenis makanan
yang
mempengaruh
i
diabetes
mellitus

Resiko terjadi
komplikasi
dikarenakan
diabetes
mellitus yang
tidak
ditangani.

Ny. T

Ny. T

Ny. T dapat
mengerti dan
Ny. T mau
memeriksakan
kesehatan ke
petugas
kesehatan/
puskesmas
Ny. T mengerti
pentingnya
pemeriksaan
kesehatan dan
mau merubah
pola
makan
serta
jenis
makanan yang
bisa
menyebabkan
meningkatnya
glukosa darah
(diabetes
mellitus)
Ny. T mengerti
tentang
komplikasi
yang
terjadi
apabila
diabetes
mellitus tidak
segera
ditangani dan
Ny. T sudah
mengetahui
jenis makanan
yang
bisa
menyebabkan
meningkatnya
glukosa darah
(diabetes
mellitus) serta
Ny. T sudah
mau
memeriksakan
kesehatan ke
petugas
kesehatan/
puskesmas

dan
Brosur

Jam
10.00
Wita

Buku
Interne
t
dan
Brosur

Rumah
Ny. T

15
Februari
2016
Jam
16.00
Wita

Buku
Interne
t
dan
Brosur

Rumah
Ny. T

16
Februari
2016
Jam
16.00
Wita

VI. PELAKSANAAN DAN EVALUASI


No

Diagnosa Kebidanan

Tanggal

Implementasi

Evaluasi

45

.
1.

2.

Resiko
terjadinya
diabetes mellitus pada
ibu
kerena
pengetahuan
dan
pentingnya
pemeriksaan kesehatan

14
Februari
2016

Memberi
penyuluhan
tentang manfaat
dari
pemeriksaan
yang
telah
dilakukan

Resiko
terjadinya
diabetes
mellitus
karena ibu tidak tau
jenis makanan yang
mempengaruhi
diabetes mellitus

15
Februari
2016

Memberikan
konseling
tentang
makanan yang
mempengaruhi
daibetes
mellitus

S : Ibu sudah mengetahui


betapa
pentingnya
pemeriksaan kesehatan.
O : Ibu
dapat
memperhatikan dengan
baik, glukosa darah 413
mg/dl
A : Masalah ketidak tahuan
ibu sudah teratasi.
P : - Motivasi terus ibu agar
mau
memeriksakan
kesehatannya
ke
petugas
kesehatan/
puskesmas.
- Menganjurkan
ibu
untuk
melakukan
pemeriksaan
secara
rutin dan berkala.
- Menganjurkan
ibu
untuk konsultasi ke
petugas kesehatan gizi.
- Memotivasi ibu untuk
terus menjaga pola
makan, dan tidak
mengkonsumsi
makanan
yang
mempengaruhi
diabetes mellitus dan
ibu mau melakukan
diet makanan rendah
gula.
S : Ibu mampu menjelaskan
kembali
tentang
makanan
yang
mempengaruhi diabetes
mellitus.
O : Ibu
memperhatikan
dengan baik dan cukup
mampu
menjawab
pertanyaan
yang
diberikan.
A : Masalah
teratasi
sebagian.
P : - Motivasi terus ibu agar
mau
memeriksakan
kesehatannya
ke
petugas
kesehatan/
puskesmas.
- Menganjurkan
ibu
agar selalu melakukan
pemeriksaan rutin dan

46

3.

Resiko
terjadi
komplikasi
dikarenakan diabetes
mellitus yang tidak
ditangani

16
Februari
2016

Menjelaskan
akibat
komplikasi apa
saja
yang
terjadi akibat
diabetes
mellitus yang
tidak ditangani.

BAB IV
PEMBAHASAN KASUS

berkala.
- Menganjurkan
ibu
untuk konsultasi ke
petugas kesehatan gizi.
- Memotivasi ibu untuk
terus menjaga pola
makan, dan tidak
mengkonsumsi
makanan
yang
mempengaruhi
diabetes mellitus dan
ibu mau melakukan
diet makanan rendah
gula.
S : Ibu sudah mengetahui
tentang
apa
saja
komplikasi yang terjadi
akibat diabetes mellitus
yang tidak ditangani.
O : Ibu
dapat
memperhatikan dengan
baik.
A : ketidak tahuan ibu sudah
teratasi.
P : - Motivasi terus ibu agar
mau
memeriksakan
kesehatannya
ke
petugas
kesehatan/
puskesmas.
- Menganjurkan
ibu
agar selalu melakukan
pemeriksaan
secara
rutin dan berkala.
- Menganjurkan
ibu
untuk konsultasi ke
petugas kesehatan gizi.
- Memotivasi ibu agar
segera
menangani
diabetes mellitus yang
dialaminya dan ibu
mau
memeriksakan
kesehatannya
ke
puskesmas
atau
petugas
kesehatan
untuk
memantau
glukosa darah secara
rutin dan berkala.

47

Pada BAB ini penulis akan membahas pelaksanaan asuhan kebidanan pada
Ny. T di RT. 38 RW. 07 Kelurahan Loktabat Utara Kecamatan Banjarbaru Utara
Kota Banjarbaru pada tanggal 14 Februari 2016.

A. PENGKAJIAN
Pengkajian yang dilakukan pada keluarga Ny. T meliputi struktur dan
sifat keluarga, persepsi dan tanggapan keluarga terhadap masalah. Data-data
didapatkan dengan cara wawancara dan pengamatan. Wawancara berkaitan
dengan hal yang diperlukan baik aspek fisik, mental, sosial, budaya, ekonomi,
lingkungan dan pengamatan secara langsung meliputi aspek fisik, lingkungan
dan ekonomi.
Setelah dilakukan pengkajian pada keluarga Ny. T, maka diketahui
bahwa jenis keluarga inti, dimana dalam satu rumah tinggal bersama satu
orang bapak, ibu dan anak.
Dalam rumah terdapat masalah kesehatan diabetes mellitus pada Ny. T
dimana Ny. T sangat jarang untuk memeriksakan kesehatannya. Namun Ny. T
kurang mengetahui tentang makanan yang dapat mempengaruhi teiadinya
diabetes mellitus.

B. ANALISA DATA

48

Seluruh data yang relevan dikumpulkan sebagai beban untuk dianalisi


(Maglaya, 2000). Penulis menemukan beberapa masalah yang berkaitan
dengan kesehatan, dilakukan pengkajian dalam dua tahap :
1. Pengkajian tahap I
Dari pengkajian yang dilakukan ditemukan masalah kesehatan yaitu
diabetes mellitus yang disebabkan oleh faktor ketidak mampuan dalam
ekonomi dan kurangnya pengetahuan bapak tentang makanan yang dapat
mempengaruhi terjadinya diabetes mellitus.
2. Pengkajian tahap II
Pengkajian tahap ke II ini penulis menemukan resiko yang terjadi dalam
keluarga sehubungan dengan masalah yang ada, yaitu :
a. Keluarga mempunyai masalah dalam ekonomi sehingga kurang
memperhatikan makanan yang dikonsumsi.
b. Ny. T kurang mengetahui pengaruh makanan bagi penderita diabetes
mellitus.

C. PERUMUSAN DAN PRIORITAS MASALAH


Setelah penulis menganalisa masalah maka bersama keluarga
merumuskan masalah dan memprioritaskan masalah sesuai dengan hubungan
tertinggi dengan skala scoring.
Skor
Bobot
Angka Tertinggi
Penyusunan prioritas masalah kesehatan didasarkan atas kriteria sifat
masalah dapat diubah, kemungkinan dapat diubah, potensi masalah untuk
dicegah masalah yang menonjol. Penulis menyusun prioritas masalah
berdasarkan seseorang dari nilai yang tertinggi sampai yang terendah

49

didiskusikan bersama keluarga untuk mencapai kesepakatan. Dari hasil diaus


dapat diprioritaskan masalah keluarga kurang mengetahui pengaruh makanan
bagi penderiu diabetes mellitus.

D. PERENCANAAN
Perencanaan kebidanan komunitas dalam keluarga merupakan tindakan
yang ditentukan oleh bidan bersama keluarga dalam menyelesaikan masalah
yang telah teridentifikasi. (Magdalaya, 2010).
Penulis bersama keluarga menetapkan rencana, kriteria yang akan
dicapai sesuai dengan masalah kesehatan yang ada pada diagnosa.
Perencanaan dan tujuan yang ditetapkan dengan melihat kemampuan keluarga
dalam mengenal masalah kesehatan dengan memperhatikan sumber-sumber
keluarga, tenaga, kesediaan waktu yang telah disepakati bersama.
1. Tanggal 14 Februari 2016 memberikan asuhan dengan melakukan
pemeriksaan Ny T dengan glukosa darah.
2. Tanggal 15 Februari 2016 memberikan penyuluhan tentang pentingnya
pemeriksaan kesehatan
3. Tanggal 16 Februari 2016 memberikan penyuluhan tentang diabetes
mellitus dan makanan bagi diabetes mellitus.
E. PELAKSANAAN
Pelaksanaan dilakukan sesuai dengan perencanaan dari rencana
kebidanan yang ditetapkan tindakan kebidanan komunitas sebagian besar
berupa penyuluhan tentang hipertensi, juga diskusi dengan keluarga tentang
cara mengatasi masalah yang ada meskipun hanya sebagian dan memberikan
asuhan dengan melaukan pemeriksaan pada Ny. T.

50

F. EVALUASI
1. Evaluasi Proses (magdalaya, 2009)
Keluarga pada prinsipnya memahami dan menerima nasehat yang telah
diberikan. Keluarga bersahabat dan komunikatif. Masalah bisa diatasi.
2. Evaluasi Hasil
Setelah dilakukan tindakan pada keluarga Ny. T maka keberhasilan
menejemen kebidanan yaitu:
a. Diagnosa I : Resiko terjadinya gangguan kesehatan pada Ny. T dengan
diabetes mellitus karena pengetahuan dan pentingnya pemeriksaan
kesehatan.
Evaluasi hasil :
Tujuan tercapai sebagian ditandai dengan Ny. T mengerti dan
memahami

manfaat

serta

pentingnya

melakukan

pemeriksaan

kesehatan.
b. Diagnosa II : Resiko terjadinya diabetes mellitus karena Ny. T kurang
mengetahuai makanan yang mempengaruhi diabetes mellitus dan
kurang mengetahui pemeriksaan kesehatan.
Evaluasi hasil :
Tujuuan tercapai dengan ditandai Ny. T mampu menjelaskan makanan
yang mempengaruhi diabetes mellitus dan mengerti pentingnya
pemeriksaan kesehatan.

BAB V
PENUTUP

51

A. KESIMPULAN
Hasil Pembahasan keluarga intensif Ny. T di RT. 38 RW. 07 Kelurahan
Loktabat Utara Kecamatan Banjarbaru Utara Kota Banjarbaru. Penulis dapat
mengambil kesimpulan bahwa kesadaran keluarga Ny. T mengenai masalah
kesehatan masih perlu ditingkatkan untuk meningkatkan kemampuan dan
peran serta keluarga dalam menindentifikasi, menganalisis dan menyelesaikan
masalahnya secara mandiri.
Pelaksanaan PBLKK-PKMD dalam rangka pembangunan musyawarah
penulis belum mengubah sepenuhnya prilaku keluarga menjadi prilaku sehat
dan bersih. Hal ini dikarenakan :
1. Kesempatan waktu yang disediakan untuk membina keluarga intensif.
2. Faktor ketidaktahuan keluarga tentang masalah kesehatan.
3. Faktor kebiasaan yang tidak mudah untuk di ubah.
Penulis hanya memberikan pengetahuan tentang kesehatan dan
memberikan kesadaran dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi dan
merubah kebiasaan yang merugikan kesehatan.
Pembinaan keluarga intensif pada keluarga Ny. T selama 5 hari
membawa keluarga ke arah peningkatan derajat kesehatan dan dapat
membantu menyelesaikan masalah kesehatan yang dihadapi oleh keluarga
tersebut, yaitu kuranynya pengetahuan tentang diabetes mellitus.
B. SARAN
1. Kepada keluarga Ny. T agar membiasakan hidup sehat dan rajin
memelihara kesehatannya dan berusaha untuk meninggalkan kebiasaan
yang dapat merugikan kesehatan.

52

2. Kepada warga RT. 38 RW. 07 Kelurahan Loktabat Utara Kecamatan


Banjarbaru Utara agar tidak hanya tahu tetapi juga menerapkan perilaku
hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari.
3. Petugas kesehatan setempat (bidan desa) diharapkan untuk lebih
memperhatikan dan meningkatkan kesehatan masyarakat dalam segala
kegiatan khususnya di bidang kesehatan keluarga.

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L.J. 2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan ed. ke-6. Alih Bahasa
Yasmin Asih. Jakarta. EGC.
Doenges, M.E. 2011. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Ed. ke-3. Alih
Bahasa I Made Kariasa. Jakarta. EGC.
Fallen, R. 2010. Catatan Kuliah Keperawatan Komunitas. Yogyakarta. Nuha
Medika.
Ikram, A. 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Diabetes Mellitus pada Usia
Lanjut. Jilid I Ed. ke-3. Jakarta. FKUI.
Tjokronegoro, A. 2011. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu. Cet. 2.
Jakarta. Balai Penerbit FKUI.
Smeltzer, Suzanne C & Brenda G. Bare. 2008. Buku Ajar Keperawatan Medikat
Bedah Brunner & Suddarth Ed. ke-8 Vol. 2. Alih Bahasa H.Y. Kuncara,
Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin Asih. Jakarta. EGC.

Lampiran 1
GENOGRAM

Keterangan Genogram :
: Garis keturunan
: Garis perkawinan
: laki-laki

: perempuan

Lampiran 2
DENAH RUMAH

Lampiran 3
PLAN OF ACTION (POA)
No.
1.

Masalah
Kegiatan
Diabetes
mellitus

Sasaran
lansia

Rencana
Kegiatan
Pendataan

Sumber

Tempat

Buku,
internet

Rumah
Ny. T

2.

Diabetes
mellitus

lansia

Kunjungan
pada Ny. T

Buku,
internet

Rumah
Ny. T

3.

Diabetes
mellitus

lansia

Penyuluha
n tentang
diabetes
mellitus

Buku,
internet

Rumah
Ny. T

Tanggal/
Waktu
14
Februari
2016
15
Februari
2016
16
Februari
2016

Ket.

Lampiran 4
LEMBAR PEMANTAUAN ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA

Nama

: Desy Mahunda Wati

NIM

Nama KK

: Tn. E

No
.

Hari/Tanggal

Kegiatan Kunjungan

1.

Minggu, 14
Februari 2016

2.

Senin, 15
Februari 2016

3.

Selasa, 16
Februari 2016

Memberikan asuhan
dengan melakukan
pemeriksaan ibu dengan
hasil glukosa 413 mg/dl
Memberikan asuhan
dengan melakukan
pemeriksaan dan
penyuluhan tentang
pentingnya pemeriksaan
kesehatan.
Memberikan penyuluhan
tentang diabetes mellitus
dan pengaruh makanan
bagi diabetes mellitus

Mengetahui
Keluarga
Pembimbin
Binaan
g Lapangan

Lampiran 5
LEMBAR KONSULTASI AKADEMIK
PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN KEBIDANAN KOMUNITAS
PEMBANGUNAN KESEHATAN MASYARAKAT DESA
KELUARGA NY. T RT. 38 RW. 07 KELURAHAN LOKTABAT UTARA
KECAMATAN BANJARBARU UTARA KOTA BANJARBARU
Hari/Tanggal

Saran

Tanda Tangan
Pembimbing
Mahasiswa

Lampiran 6
LEMBAR KONSULTASI LAHAN
PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN KEBIDANAN KOMUNITAS
PEMBANGUNAN KESEHATAN MASYARAKAT DESA
KELUARGA NY. T RT. 38 RW. 07 KELURAHAN LOKTABAT UTARA
KECAMATAN BANJARBARU UTARA KOTA BANJARBARU
Hari/Tanggal

Saran

Tanda Tangan
Pembimbing
Mahasiswa
Lahan

You might also like