Professional Documents
Culture Documents
Puji syukur senantiasa penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat dan karuniaNyasehingga kami dapat menyelesaikan tugas Makalah dan Satuan Acara
Penyuluhan (SAP) mengenai DIABETES MELITUS.
Makalah dan Satuan Acara Penyuluhan (SAP) ini disusun guna memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Sistem Endokrin Jurusan Ilmu Keperawatan STIKES Mandala Waluya
Kendari.
Selama penyusunan makalah dan Satuan Acara Penyuluhan (SAP) ini, kami tidak
lepas dari bantuan dan kerjasama dengan berbagai pihak dan kelompok, dalam mengatasi
hambatan yang ditemukan. Oleh karena itu, sebagai rasa syukur kami mengucapkan
terimakasih yang sebesar- besarnya kepada anggota kelompok dan pihak- pihak yang terlibat
dalam penyusunan makalah dan Satuan Acara Penyuluhan (SAP) ini.
Kami menyadari bahwa makalah dan Satuan Acara Penyuluhan (SAP) ini jauh dari
sempurna, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan
penulisan selanjutnya.
Akhirnya, kami berharap semoga makalah dan Satuan Acara Penyuluhan ini dapat
bermanfaat, khususnya bagi kami selaku penyusun maupun bagi pengembangan ilmu
keperawatan pada umumnya.
Kendari, Desember 2015
Penyusun,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang....................................................................................
B.
Tujuan Penulisan................................................................................
C.
Metode Penulisan................................................................................
D.
Studi Kepustakaan...............................................................................
E.
Partisipasi Aktif...................................................................................
F.
Sistematika Penulisan...........................................................................
II.
PEMBAHASAN
1.
Pengertian............................................................................................
2.
3.
4.
5.
6.
Patofisiologi..........................................................................................
7.
8.
9.
PENUTUP
1.1 Kesimpulan.............................................................................................
1.2 Saran.......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Satuan Acara Penyuluhan (SAP)....................................................................
1.
2.
Sasaran..................................................................................................
3.
Tujuan...................................................................................................
4.
Kegiatan Operasional............................................................................
I.
MateriPenyuluhan........................................................................
II.
Pesan Pokok....................................................................................
VI. Evaluasi...........................................................................................
VII.Kesimpulan......................................................................................
LAMPIRAN I
Materi Penyuluhan Diabetes Melitus...............................................................
LAMPIRAN II
Materi Penyuluhan Diit Diabetes Melitus......................................................
LAMPIRAN III
Leaf leat...........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.
atau penyakit yang hanya timbul karena faktor keturunan. Padahal, setiap orang dapat
mengidap diabetes, baik tua maupun muda, termasuk Anda. Namun, yang perlu anda pahami
adalah anda tidak sendiri. Menurut data WHO, Indonesia menempati urutan ke-4 terbesar
dalam jumlah penderita Diabetes Mellitus di dunia. Pada tahun 2000 yang lalu saja,
terdapat sekitar 5,6 juta penduduk Indonesia yang mengidap diabetes.
Namun, pada tahun 2006 diperkirakan jumlah penderita diabetes di Indonesia
meningkat tajam menjadi 14 juta orang, dimana baru 50 persen yang sadar mengidapnya dan
di antara mereka baru sekitar 30 persen yang datang berobat teratur. Sangat disayangkan
bahwa banyak penderita diabetes yang tidak menyadari dirinya mengidap penyakit yang lebih
sering disebut penyakit gula atau kencing manis. Hal ini mungkin disebabkan minimnya
informasi di masyarakat tentang diabetes terutama gejala-gejalanya. Sebagian besar kasus
diabetes adalah diabetes tipe 2 yang disebabkan faktor keturunan. Tetapi faktor keturunan
saja tidak cukup untuk menyebabkan seseorang terkena diabetes karena risikonya hanya
sebesar 5%. Ternyata diabetes tipe 2 lebih sering terjadi pada orang yang mengalami obesitas
alias kegemukan akibat gaya hidup yang dijalaninya.
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka kami dari kelompok 9 tertarik
untuk melakukan Pendidikan Kesehatan pada klien dengan topic Manajemen Diabetes
Mellitus Dengan Gaya Hidup Sehat.
NNo
Penyakit
Scoring
TB Paru
20 %
Hipertensi
20%
Diare
15 %
Diabetes Melitus
45 %
B.
Tujuan Penulisan
1.
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
a.
C.
Metode Penulisan
2.
Wawancara
3.
Studi Dokumentasi
D.
Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan adalah cara pengumpulan data melalui studi literatur dengan membaca
buku sumber yang berkaitan dengan teori Diabetes Militus (DM) sehingga sangat membantu
perawat dalam memberikan penyuluhan yang benar dan tepat.
E.
Partisipasi Aktif
Sistematika Penulisan
Klasifikasi Diabetes Melitus, Penyebab Diabetes Melitus, Tanda dan Gejala Diabetes Melitus,
Patofisiologi, Komplikasi Diabetes Melitus, Perawatan Diabetes Melitus, Pendidikan Pasien
dan Pertimbangan Perawatan di rumah, dan Pencegahan.
BAB III
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Diabetes Melitus adalah sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan
kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.(Suzanne C. Smeltzer. Brenda G. Bare 2002 :
1220).
Diabetes melitus adalah penyakit kronis metabolisme abnormal yang memerlukan
pengobatan seumur hidup dengan diet, latihan, dan obat-obatan (Carpenito, 1999 : 143).
Diabetes mellitus adalah masalah yang mengancam hidup ( kasus darurat ) yang
disebabkan oleh defisiensi insulin relati atau absolut ( Marilynn E. Doenges dkk, 1993 :
726 ).
Diabetes Melitus adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan
metabolik akibat gangguan hormonal yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik (Arif
mansjoer, Kuspuji Triyanti, Rukhmi Savitri, Wahyu Ika Wardani, Wiwek setiowulan 2000 :
580).
Diabetes Mellitus adalah keadaan hyperglikemia kronis yang disebabkan oleh faktor
lingkungan dan keturunan secara bersama-sama, mempunyai karakteristik hyperglikemia
kronis tidak dapat disembuhkan tetapi dapat dikontrol (WHO).
Dari beberapa pengertian Diabetes Melitus diatas maka menyimpulkan bahwa
Diabetes Melitus adalah penyakit metabolisme abnormal, kelainan heterogen akibat
gangguan hormonal ditandai dengan kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia
yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik yang memerlukan pengobatan seumur hidup
dengan diet, latihan dan obat-obatan.
a. Fungsi eksokrin, dilaksanakan oleh sel sekretori lobula yang membentuk getah
pancreas berisi enzim dan elektrolit. Jenis-jenis enzim dari pancreas adalah :
Amylase ; menguraikan tepung menjadi maltosa atau maltosa dijadikan
polisakarida dan polisakarida dijadikan sakarida kemudian dijadikan
monosakarida.
Tripsin ; menganalisa pepton menjadi polipeptida kemudian menjadi asam
amino.
Lipase ; menguraikan lemak yang sudah diemulsi menjadi asam lemak dan
gliserol gliserin.
b. Fungsi endokrin atau kelenjar tertutup berfungsi membentuk hormon dalam pulau
langerhans yaitu kelompok pulau-pulau kecil yang tersebar antara alveoli-alveoli
pancreas terpisah dan tidak mempunyai saluran.
Oleh karena itu hormon insulin yang dihasilkan pulau langerhans langsung diserap ke dalam
kapiler darah untuk dibawa ke tempat yang membutuhkan hormon tersebut. Dua hormon
penting yang dihasilkan oleh pancreas adalah insulin dan glucagon.
1) Insulin
Insulin adalah protein kecil yang berat molekulnya 5808 untuk manusia. Insulin
terdiri dari dua rantai asam amino, satu sama lain dihubungkan oleh ikatan disulfide. Sekresi
insulin diatur oleh glukosa darah dan asam amino yang memegang peranan penting.
Perangsang sekresi insulin adalah glukosa darah. Kadar glukosa darah adalah 80 90 mg/ml.
Mekanisme untuk mencapai derajat pengontrolan yang tinggi yaitu :
a. Fungsi hati sebagai sistem buffer glukosa darah yaitu meningkatkan konsentrasinya
setelah makan, sekresi insulin juga meningkat sebanyak 2/3 glukosa yang di absorbsi
dari usus dan kemudian disimpan dalam hati dengan bentuk glikogen.
b. Sebagai sistem umpan balik maka mempertahankan glukosa darah normal.
c. Pada hypoglikemia efek langsung glukosa darah yang rendah terhadap hypothalamus
adalah merangsang simpatis. Sebaliknya epinefrin yang disekresikan oleh kelenjar
adrenalin masih menyebabkan pelepasan glukosa yang lebih lanjut dari hati. Juga
membantu melindungi terhadap hypoglikemia berat.
Adapun efek utama insulin terhadap metabolisme karbohidrat, yaitu :
2) Glukagon
Glukagon adalah suatu hormon yang disekresikan oleh sel-sel alfa pulau langerhans
mempunyai beberapa fungsi yang berlawanan dengan insulin. Fungsi yang terpenting adalah :
meningkatkan konsentrasi glukosa dalam darah. Glukagon merupakan protein kecil
mempunyai berat molekul 3842 dan terdiri dari 29 rantai asam amino.
Dua efek glukagon pada metabolisme glukosa darah :
1) Pemecahan glikogen (glikogenolisis)
2) Peningkatan glukosa (glukogenesis)
Pengatur sekresi glukosa darah perubahan konsentrasi glukosa darah mempunyai efek
yang jelas berlawanan pada sekresi glukagon dibandingkan pada sekresi insulin, yaitu
penurunan glukosa darah dapat menghasilkan sekresi glukagon, bila glukagon darah turun 70
mg/100 ml darah pancreas mengekresi glukosa dalam jumlah yang sangat banyak yang cepat
memobilisasi glukosa dari hati. Jadi glukagon membantu melindungi terhadap hypoglikemia.
1) Tipe I,Pada diabetes jenis ini, pankreas tidak bisa memproduksi insulin sama sekali.
Sehingga, untuk bertahan hidup penderita bergantung pada pemberian insulin dari
luar dengan cara disuntik. Karena itu, diabetes ini juga memiliki istilah Insulin
Dependent Diabetes Mellitus (IDDM). Jumlah kejadiannya sangat langka, hanya
sekitar 10% dari total penderita diabetes di dunia dan kurang dari 1% di Indonesia.
Diabetes tipe I biasanya mengenai anak-anak dan remaja. Faktor penyebabnya adalah
infeksi virus atau reaksi auto-imun (rusaknya sistem kekebalan tubuh), yang merusak
sel-sel penghasil insulin. Biasanya, gejala diabetes tipe I muncul mendadak, seperti
tiba-tiba sering cepat merasa haus, sering buang air kecil (pada balita sering
mengompol), badan menjadi kurus, dan lemah. Jika insulin tidak segera diberikan,
penderita bisa tiba-tiba tidak sadarkan diri atau koma diabetik.
2) Tipe II,Inilah jenis diabetes yang diderita 90% para penderita diabetes. Diabetes jenis
ini disebut juga diabetes life style karena selain faktor keturunan, penyebab utamanya
adalah gaya hidup tidak sehat. "Sebanyak 90% diabetesi menderita DM karena
pengaruh faktor keturunan. Tapi, faktor lingkungan dan gaya hidup adalah faktor
pemicu terjadinya DM," (Prof. Sidartawan). Umumnya, diabetes tipe ini mengenai
orang dewasa, tapi akhir-akhir ini juga banyak mengenai orang-orang yang lebih
muda.
Berbeda dari diabetes tipe I yang muncul tiba-tiba, diabetes tipe II berkembang sangat
lambat, bisa sampai bertahun-tahun. Karena itu, gejalanya sering kali tidak jelas
terasa. Penderita diabetes tipe II tidak mutlak memerlukan suntikan insulin karena
pankreasnya masih menghasilkan insulin, tapi kerja insulin menjadi tidak efektif
karena di dalam tubuh tengah terjadi resistensi insulin atau penurunan kemampuan
hormon insulin menurunkan kadar gula darah.
Saat terjadi resistensi insulin, pankreas harus bekerja keras memproduksi insulin
sebanyak-banyaknya untuk dapat menggempur resistensi insulin tersebut dan
memberi kesempatan gula untuk masuk ke dalam sel-sel tubuh. Jika kondisi ini tidak
segera diperbaiki, pankreas akan kelelahan dan kemampuannya untuk menghasilkan
insulin menurun sehingga gula akan menumpuk di dalam darah. Salah satu faktor
pemicu resistensi insulin atau diabetes tipe II adalah kegemukan, khususnya
kegemukan di daerah perut, kurangnya aktivitas fisik, dan terlalu banyak makan
dengan gizi yang tidak seimbang.
Diabetes melitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya sebagai berikut :
Penyakit pankreas
Penyakit hormonal
Kelainan reseptar insulin
Sindrom genetik tertentu
Sirosic hepatic
Diabetes melitus gestasional ( gtestasional diabetes melitus (GDM)) Diabetes tipe in
terjadi pada wanita selama kehamilannya yang sebelumnya tidak menderita diabetes,
terjadi sekitar 2%-5% dari seluruh kehamilan.
1. Pola makan
Makan secara berlebihan dan melebihi jumlah kadar kalori yang dibutuhkan oleh tubuh
dapat memacu timbulnya diabetes mellitus. konsumsi makan yang berlebihan dan tidak
diimbangi dengan sekresi insulin dalam jumlah yang memadai dapat menyebabkan kadar
gula dalam darah meningkat dan pastinya akan menyebabkan diabetes melitus.
2. Obesitas (kegemukan)
Orang gemuk dengan berat badan lebih dari 90 kg cenderung memiliki peluang lebih
besar untuk terkena penyakit diabetes militus. Sembilan dari sepuluh orang gemuk
berpotensi untuk terserang diabetes mellitus.
3. Faktor genetis
Diabetes mellitus dapat diwariskan dari orang tua kepada anak. Gen penyebab diabetes
mellitus akan dibawa oleh anak jika orang tuanya menderita diabetes mellitus. Pewarisan
gen ini dapat sampai ke cucunya bahkan cicit walaupun resikonya sangat kecil.
4. Bahan-bahan kimia dan obat-obatan
Bahan-bahan kimia dapat mengiritasi pankreas yang menyebabkan radang pankreas,
radang pada pankreas akan mengakibatkan fungsi pankreas menurun sehingga tidak ada
sekresi hormon-hormon untuk proses metabolisme tubuh termasuk insulin. Segala jenis
residu obat yang terakumulasi dalam waktu yang lama dapat mengiritasi pankreas.
5. Penyakit dan infeksi pada pancreas
Infeksi mikroorganisme dan virus pada pankreas juga dapat menyebabkan radang
pankreas yang otomatis akan menyebabkan fungsi pankreas turun sehingga tidak ada
sekresi hormon-hormon untuk proses metabolisme tubuh termasuk insulin. Penyakit
seperti kolesterol tinggi dan dislipidemia dapat meningkatkan resiko terkema diabetes
mellitus.
6. Pola hidup
Pola hidup juga sangat mempengaruhi faktor penyebab diabetes mellitus. Jika orang
malas berolah raga memiliki resiko lebih tinggi untuk terkena penyakit diabetes mellitus
karena olah raga berfungsi untuk membakar kalori yang berlebihan di dalam tubuh.
Kalori yang tertimbun di dalam tubuh merupakan faktor utama penyebab diabetes
mellitus selain disfungsi pankreas. Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, kasus
diabetes di negara-negara Asia akan naik hingga 90 persen dalam 20 tahun ke depan.
Dalam 10 tahun belakangan, jumlah penderita diabetes di Hanoi, Vietnam, berlipat
ganda. Sebabnya? Di kota ini, masyarakatnya lebih memilih naik motor dibanding
bersepeda, kata Dr Gauden Galea, Penasihat WHO untuk Penyakit Tidak Menular di
Kawasan Pasifik Barat. Kesimpulannya, mereka yang sedikit aktivitas fisik memiliki
risiko obesitas lebih tinggi dibanding mereka yang rajin bersepeda, jalan kaki, atau
aktivitas lainnya.
7. Teh manis
Penjelasannya sederhana. Tingginya asupan gula menyebabkan kadar gula darah
melonjak tinggi. Belum risiko kelebihan kalori. Segelas teh manis kira-kira mengandung
250-300 kalori (tergantung kepekatan). Kebutuhan kalori wanita dewasa rata-rata adalah
1.900 kalori per hari (tergantung aktivitas). Dari teh manis saja kita sudah dapat 1.0001.200 kalori. Belum ditambah tiga kali makan nasi beserta lauk pauk. Patut diduga kalau
setiap hari kita kelebihan kalori. Ujungnya: obesitas dan diabetes.
8. Gorengan
Karena bentuknya kecil, satu gorengan tidak cukup buat kita. Padahal gorengan adalah
salah satu faktor risiko tinggi pemicu penyakit degeneratif, seperti kardiovaskular,
diabetes melitus, dan stroke. Penyebab utama penyakit kardiovaskular (PKV) adalah
adanya penyumbatan pembuluh darah koroner, dengan salah satu faktor risiko utamanya
adalah dislipidemia. Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai
dengan peningkatan kadar kolesterol total, LDL (kolesterol jahat) dan trigliserida, serta
penurunan kadar HDL (kolesterol baik) dalam darah. Meningkatnya proporsi dislipidemia
di masyarakat disebabkan kebiasaan mengonsumsi berbagai makanan rendah serat dan
tinggi lemak, termasuk gorengan.
9. Suka ngemil
Kita mengira dengan membatasi makan siang atau malam bisa menghindarkan diri dari
obesitas dan diabetes. Karena belum kenyang, perut diisi dengan sepotong atau dua
potong camilan seperti biskuit dan keripik kentang. Padahal, biskuit, keripik kentang, dan
kue-kue manis lainnya mengandung hidrat arang tinggi tanpa kandungan serta pangan
yang memadai. Semua makanan itu digolongkan dalam makanan dengan glikemik indeks
tinggi. Sementara itu, gula dan tepung yang terkandung di dalamnya mempunyai peranan
dalam menaikkan kadar gula dalam darah.
10. Kurang tidur.
Jika kualitas tidur tidak didapat, metabolisme jadi terganggu. Hasil riset para ahli dari
University of Chicago mengungkapkan, kurang tidur selama 3 hari mengakibatkan
kemampuan tubuh memproses glukosa menurun drastis. Artinya, risiko diabetes
meningkat. Kurang tidur juga dapat merangsang sejenis hormon dalam darah yang
memicu nafsu makan. Didorong rasa lapar, penderita gangguan tidur terpicu menyantap
makanan berkalori tinggi yang membuat kadar gula darah naik.
11. Sering stress
Stres sama seperti banjir, harus dialirkan agar tidak terjadi banjir besar. Saat stres datang,
tubuh akan meningkatkan produksi hormon epinephrine dan kortisol supaya gula darah
naik dan ada cadangan energi untuk beraktivitas. Tubuh kita memang dirancang
sedemikian rupa untuk maksud yang baik. Namun, kalau gula darah terus dipicu tinggi
karena stres berkepanjangan tanpa jalan keluar, sama saja dengan bunuh diri pelan-pelan.
12. Kecanduan Rokok
Sebuah penelitian di Amerika yang melibatkan 4.572 relawan pria dan wanita
menemukan bahwa risiko perokok aktif terhadap diabetes naik sebesar 22 persen.
Disebutkan pula bahwa naiknya risiko tidak cuma disebabkan oleh rokok, tetapi
kombinasi berbagai gaya hidup tidak sehat, seperti pola makan dan olahraga.
13. Menggunakan pil kontrasepsi
Kebanyakan pil kontrasepsi terbuat dari kombinasi hormon estrogen dan progestin, atau
progestin saja. Pil kombinasi sering menyebabkan perubahan kadar gula darah. Menurut
dr Dyah Purnamasari S, Sp PD, dari Divisi Metabolik Endokrinologi RSCM, kerja
hormon pil kontrasepsi berlawanan dengan kerja insulin. Karena kerja insulin dilawan,
pankreas dipaksa bekerja lebih keras untuk memproduksi insulin. Jika terlalu lama
dibiarkan, pankreas menjadi letih dan tidak berfungsi dengan baik.
14. Keranjingan soda
Dari penelitian yang dilakukan oleh The Nurses Health Study II terhadap 51.603 wanita
usia 22-44 tahun, ditemukan bahwa peningkatan konsumsi minuman bersoda membuat
berat badan dan risiko diabetes melambung tinggi. Para peneliti mengatakan, kenaikan
risiko itu terjadi karena kandungan pemanis yang ada dalam minuman bersoda. Selain itu,
asupan kalori cair tidak membuat kita kenyang sehingga terdorong untuk minum lebih
banyak.
dalam darah mencapai nilai 160 180 mg/dL dan air seni (urine) penderita kencing manis
yang mengandung gula (glucose), sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti semut.
Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah ini
meskipun tidak semua dialami oleh penderita :
1. Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
2. Sering atau cepat merasa haus/dahaga (Polydipsia)
3. Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
4. Frekwensi urine meningkat/kencing terus (Glycosuria)
5. Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
6. Kesemutan/mati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan & kaki
7. Cepat lelah dan lemah setiap waktu
8. Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
9. Apabila luka/tergores (korengan) lambat penyembuhannya
10. Mudah terkena infeksi terutama pada kulit.
F. PATOFISIOLOGI
Sebagian besar patologi Diabetes Mellitus dapat dikaitkan dengan satu dari tiga efek
utama kekurangan insulin sebagai berikut :
1) Pengurangan penggunaan glukosa oleh sel-sel tubuh, dengan akibat peningkatan
konsentrasi glukosa darah setinggi 300 sampai 1200 mg/hari/100 ml.
2) Peningkatan
mobilisasi
lemak
dari
daerah-daerah
penyimpanan
lemak,
Komplikasi kronik
Makroangiopati, mengenai pembuluh darah besar, pembuluh darah jantung
pembuluh darah tepi, pembuluh darah otak.Mikroangiopati mengenai pembuluh
Tujuan utama terapi Diabetes adalah mencoba menormalkan aktifitas insulin dan
kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi komplikasi Vaskuler neuropatik.
Ada lima komponen dalam penatalaksanaan Diabetes mellitus:
a.
5.
praktis
Menurunkan kadar lemak darah jika kadar ini meningkat.
Hemoglobin glikosilasi
Pemeriksaan keton urine harus dilakukan pada saat penderita Diabetes tipe I
mengalami glukosuria atau kenaikan kadar glukosa darah yang tidak dapat
dijelaskan dan pada keadaan sakit serta hamil.
d. Terapi
1. Insulin
Sebagaimana dinyatakan sebelumnya hormon insulin disekresikan oleh sel-sel
beta pulau Langerhans. Hormon ini bekerja untuk menurunkan kadar glukosa
darah post prandial dengan mempermudah pengambilan serta penggunaan
glukosa oleh sel-sel otot, lemak dan hati selama periode puasa, insulin
menghambat pemecahan simpanan glukosa protein dan lemak.
J. PENCEGAHAN
a. Menghindari kegemukan terutama pada seseorang dengan resiko tinggi terhadap
b.
atau kecemasan ataupun depresi dan perasaan khawatir maka perhatian keluarga bertuju
pada individu yang dakit sehingga kebutuhan psikologis anggota keluarga yang lain tidak
terpenuhi sehingga fungsi afektif keluarga terganggu.
b.
Fungsi sosialisasi
Dengan adanya anggota keluarga yang menderita diabetes terutama orang tua,
maka perhatian terhadap anak akan berkurang sehingga dapat menyebabkan anak dalam
keluarga tersebut kurang memahami peran yang seharusnya diajarkan oleh orang tuanya
sehingga mengakibatkan anak tersebut tidak bisa berfungsi dan tidak bisa menerima
peran-peran dewasa dalam masyarakat yang akan mengakibatkan anak dalam keluarga
tersebut tidak bisa berbaur atau bersosialisasi dengan masyarakat disekitarnya sehingga
fungsi sosialisasi terganggu.
c.
Fungsi reproduksi
Diabetes Melitus yang lebih lanjut dapat mengakibatkan kelainan pada pembuluh
darah dan syaraf sehingga dapat menimbulkan komplikasi salah satu adalah impotensi
yang berpengaruh terhadap kehidupan seksual dalam keluarga tersebut sehingga fungsi
reproduksi akan terganggu.
d.
Fungsi Ekonomi
Ada dua cara Diabetes mempengaruhi fungsi ekonomi dalam keluarga.
Pertama, Diabetes yang terjadi kepada kepala keluarga sebagai pencari nafkah,
Diabetes menyebabkan lemah, badan lesu, kemampuan berfikir menurun, tidur yang
terganggu karena sibuk buang air kecil tengah malam akan mengakibatkan seorang
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diabetes Melitus diatas maka menyimpulkan bahwa Diabetes Melitus adalah penyakit
metabolisme abnormal, kelainan heterogen akibat gangguan hormonal ditandai dengan
kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia yang menimbulkan berbagai
komplikasi kronik yang memerlukan pengobatan seumur hidup dengan diet, latihan dan obatobatan.
Ada beberapa tipe Diabetes Melitus:
1. Tipe I Yaitu Diabetes Melitus tergantung insulin atau insulin dependent Diabetes
Melitus (IDDM)
2. Tipe II yaitu Diabetes Melitus tidak tergantung insulin atau non insulin dependent
Diabetes Melitus (NIDDM)
3. Diabetes melitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya
4. Diabetes melitus gestasional ( gtestasional diabetes melitus (GDM)).
Diabetes Melitus dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:
Faktor Genetik
Faktor Imunologi
Faktor lingkungan
Faktor usia
Faktor nutrisi
Obesitas
Tanda dan gejala Diabetes Melitus Diagnosis DM awalnya dipikirkan dengan adanya gejala
khas berupa polifagia, poliuria, polidipsi, lemas dan berat badan menurun, gejala lain yang
mungkin dikeluhkan pasien adalah kesemutan, gatal, mata kabur dan impotensi pada pria
serta prositus vulva pada wanita.
Komplikasi pada Diabetes Melitus terdiri dari Komplikasi AkutDan komplikasi kronik.
Perawatan pada pasien Diabetes Melitus terdiri dari:
Mengatur pola makan (Diit)
Latihan
Pemantauan glukosa dan keton
Teraphi
Pendidikan pasien dan pertimbangan perawat dirumah
Fungsi afektif
Fungsi sosialisasi
Fungsi reproduksi
Fungsi ekonomi
B. SARAN
Adapun saran bagi pembaca dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1.
Selalu berhati hatilah dalam menjaga pola hidup. Sering berolah raga dan istirahat
2.
yang cukup
Jaga pola makan anda. Jangan terlalu sering mengkonsumsi makanan atau minuman
yang terlalu manis. Karena itu dapat menyebabkan kadar gula melonjak tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner&Suddart, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Vol 3, Edisi 8, Penerbit
RGC, Jakarta.
Carpenito, L.J., 1999, Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, edisi 2, Penerbit
EGC, Jakarta.
Carpenito, L.J., 2000, Diagnosa Keperawatan, Aplikasi pada Praktik Klinis, edisi 6, Penerbit
EGC, Jakarta.
Doenges, M.Et. all 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 2. Jakarta: EGC.
Johnson, M.,etall, 2000, NursingOutcomesClassification (NOC) SecondEdition, IOWA
Intervention Project, Mosby.
McCloskey, C.J., Ietall, 1996, NursingInterventionsClassification (NIC) secondEdition,
IOWA Intervention Project, Mosby.
NANDA, 2002, NursingDiagnoses :Definitions&Classifications.
NANDA, 2002, Diagnosis Keperawatan NANDA : Definisi dan Klasifikasi, PSIK FK UGM,
Yogyakarta.
www.medicastore.com, 2004, Informasi tentang penyakit : Diabetes Melitus.
Lampiran
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)
1.
a.
Identifikas Masalah
Setelah dilakukan survei mawas diri di desa Cipadung kecamatan Panyingkiran di temukan
masalah kesehatan yaitu, TB paru, Hipertensi, Diare dan Diabetes Melitus.
b.
Prioritas Masalah
: 20 %
Hipertensi
: 20 %
Diare
: 15 %
100%
2.
Sasaran
a.
Langsung
Tidak Langsung
3.
Tujuan
a.
Setelah dilakukan penyuluhan di harapkan penderita diabetes melitus dan keluarga mampu
memahami Diit penyakit Diabetes Melitus.
b.
Setelah dilakukan penyuluhan selama 1 jam, diharapkan penderita diabetes melitus dapat:
1. Memahami tentang penyakit diabetes melitus
2. Melaksanakan Diit diabetes mellitus
3. Dapat menerapkan cara mengatur pola makan
4. Dapat mengatur kadar gula darah dalam tubuh
5. Memahami manfaat diit penderita diabetes melitus
4.
Kegiatan Operasional
Pokok Bahasan
Topik
Pemberi Materi
Pelaksanaan Kegiatan
Pukul
: 09.00 - selesai
Waktu
: 1 jam
Hari / tanggal
Tempat
Materi Penyuluhan
1.
2.
3.
4.
Pesan Pokok
KURANGI MAKANAN YANG MANIS
Kegiatan Pembelajaran
a.
b.
Langkah kegiatan :
Penyuluhan
Sasaran
Pembukaan
Memberi salam
Menjawab salam
(10 menit)
Memperkenalkan diri
Mempehatikan dan
mendengarkan dari
penyuluhan
Keluarga bertanya tentang
Memberiakanpretest
Isi
penyampaian mengenai :
materi
(40 menit)
1.
2.
melitus
3.
diabetes melitus
4.
a.
Memperhatikan
oleh klien
b. Mengajukan pertanyaan
c. Mempertahankan dan
mendengarkan penjelasan
penyuluhan
Penutup
(10 menit)
memdengarkan penyuluhan
b.
: - Laptop
- Infocus
- Slide (Power Point)
Memperhatikan dan
Menjawab salam
- Leaflet
Metode
Evaluasi
Prosedur
: Posttest
Jenis test
Butir-butir pertanyaan
1.
2.
3.
4.
VI.
Kesimpulan
Dari hasil penyuluhan dapat disimpulkan bahwa penderita Diabetes Melitus dan
keluarga dapat memahami tentang pengertian diabetes melitus, tanda dan gejala diabetes
melitus, tujuan diit diabetes melitus, serta diit-diit yang penting bagi penderita diabetes
melitus.
Lampiran 1
MATERI PENYULUHAN DIABETES MELITUS
1.
Pengertian
Diabetes melitus adalah suatu kelainan yang ditandai dengan gangguan metabolisme
2.
3.
4.
Diit diabetes melitus disesuaikan dengan kondisi diabetnya tetapi setiap diit diusahakan
untuk dapat memenuhi persyaratan sebagai berikut :
J2 :
J3 :
Untuk kasus-kasus yang kadar glukosanya sulit normal(resisten), latihan gerak badan
3x/hari 1 1,5 jam sesudah makan.
5.
Pedoman jumlah kalori yang diperlukan sehari untuk penderita diabetes melitus yang bekerja
biasa adalah :
-
Kurus
: BB x 40-60 kalori/hari
Normal
: BB x 30 kalori/hari
Gemuk
: BB x 20 kalori/hari
Obesitas
: BB x 10 kalori/hari
Gula pasir
Gula jawa
Sirup, selai, buah-buahan yang diawetkan dengan gula, susu kental, manis, minuman
ringan, es krim.
6.
Macam
Kalori
Diit
Protein
Lemak
(gr)
(gr)
Karbohidrat
1100
50
30
160
II
1300
55
35
195
III
1500
60
40
225
IV
1700
65
45
260
1900
70
50
300
VI
2100
80
55
325
VII
2300
85
60
350
VIII
2500
90
65
390
Diit IV s.d V
Contoh Menu
Pagi
Siang
Sore
Nasi
Kentang ongklok
Kacang tanah
Daging bistik
Telur rebus
Pecel
Tahu tim
Lalab tomat
Ca sawi
Sup buncis+wortel
Nanas
Pepaya
Pukul 10.00
Pukul 21.00
Pepaya
Pisang
: 1500
Protein
: 60 gr
Lemak
: 40 gr
Roti tawar
4 ptg
P Daging
Telur
btr
1 P Tempe
1 sdm
S Sayuran A
Tomat
Sekehendak
1 P Minyak
Margarin
sdm
Pukul 10.00
1 P Buah
Pepaya
1 ptg sedang
Siang
1 P Nasi
Nasi
1 P Daging
Daging
1 P Tempe
Tempe
S Sayuran A
Kol
1 P Sayuran B
Tauge
Bayam
Kacang panjang
Sore
1 P Nasi
Kentang
1 bj sedang
1 P Daging
Daging
1 ptg sedang
1 P Tempe
Tahu
1 bj sedang
S Sayuran A
Ketimun
Sekehendak
1 P Sayuran B
Slada
Sekehendak
Buncis
gelas
Wortel
gelas
Pepaya
1 ptg sedang
Minyak
1 sdk makan
Pisang
1 bh sedang
Pukul 21.00
1 P Buah