Professional Documents
Culture Documents
DENGAN
GANGGUAN RASA NYAMAN : NYERI POST
OPERASI SECTIO CAESAREA HARI KE- 1
INDIKASI CPDDI RUANG MELATI
RSUD GUNUNG JATI
KOTA CIREBON
TAHUN 2015
LEMBAR PERSETUJUAN
JUDUL
PENYUSUN
NIM
: 42010412032
Pembimbing I
Pembimbing II
Menyetujui,
Program Studi D III Keperawatan
Ketua,
ii
LEMBAR PENGESAHAN
JUDUL
: 42010412032
Diterima dan disahkan oleh Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah D III Keperawatan,
pada
:
Hari
:
Tanggal
:
Penguji I
Penguji II
___________________
______________________
Mengetahui,
Program Studi D III Keperawatan
Ketua,
iii
iv
LEMBAR PERSEMBAHAN
Sembah sujud serta syukur Kepada Allah SWT . Taburan cinta daan kasih sayangMu
telah memberikanku kekuatan, membekaliku dengan ilmuserta memperkenalkanku
dengan cinta.Atas ckarunia serta kemudahan yang Engkau berikan ahkirnya Karya Tulis
Ilmiah yang sederhana ini dapat terselsaikan .
Kupersembahkan karya sederhana ini Kepada mimi dan bapak tersayang sebagai tanda
bukti hormat, dan rasa terima kasih sayang yang tak terhingga kupersembahkan karya
kecil ini kepada mimi dan bapak yang telah memberikan kasih sayang, segala
dukungan,dan cinta kasi yang tiada terhingga yang tiada mungkin dapat kubalas hanya
dengan selembar kertas yang bertuliskan kata cinta dan persembahan. Semoga ini
menjadi langkah awal untuk membuat mimi dan bapak bahagia karna aku sadar, selama
ini belum bisa berbuat yang lebih. Untuk mimi dan bapak yang selalu membuatku
termotivasi dan selalu menyirami
kasih sayang, selalu mendoakanku, selalu
menasehatiku menjadi lebih baik .
Untuk kakakku tersayang tiada yang mengharukan saat kumpul bersama kalian,
walaupun sering bertengkar tapi hal itu selalu menjadi warna yang tak akan bisa
tergantikan, terima kasih atas doa dan bantuan kalian selama ini, hanya karya kecil ini
yang dapat aku persembahkan. Maaf belum bisa menjadi panutan seutuhnya, tapi aku
akan selalu menjadi yang terbaik untuk kalian.
Untuk Yanto, Hamzah , Dimas, dan adik aku yang paling kecil Intan tiada yang paling
mengharukan saat kumpul bersama kalian, walaupun sering sering bertengkar tetapi hal
itu menjadi warna yang tak bisa tergantikan, terima kasih atas doa dan bantuankalian
selama ini,hanya karya kecil ini yang dapat aku persembahkan. Maaf belum bisa menjadi
panutan seutuhnya, tapi aku akan selalu menjadi yang terbaik untuk kalian .....
Love u
Untuk kalian para sahabat kalian adalah anugrah terindah yang membuat kampus begitu
menyenangkan.Makasih telah selalu bersedia meminjamkan bahu saat aku sedih dan
selalu mengucap sukur saat aku berbinar bahagia, makasih juga atas smua
doawaktu,airmata dan gelak air mata dan gelak tawa yang kita bagi bersama.
Untuk kamu yang selalu menenangkan dan mencairkan suasana hati dengan penuh
kesabaranmu yang telah memberikanku semangat dan inspirasi dalam menyelesaikan
tugas Ahkir ini .... Love u
vi
KATA PENGANTAR
Puji dann syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa, atas
segala nikmat dan karunia-Nya serta rahmat tiada henti-hentinya dilimpahkan
kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis Imiah (KTI) walau
dalam untaian kata sederhana yang merupakan salah satu persyaratan penting
dalam menyelesaikan pendidikan program D III Keperawatan STIKes Cirebon.
Ucapkan syukur Kehadirat Allah SWT yang telaah jadi petunjuk jalan
terang bagi seluruh umat manusia dan tidak ada manusia yang mampu menjadi
petunjuk selain beliau.
Penyusun karya tulis ini bermaksud untuk menguraikan secara singkat
mengenai ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R GANGGUAN RASA
NYAMAN : NYERI BERHUBUNGAN DENGAN LUKA POST OPERASI
SECTIO CAESEREA HARI KE-1 PADA TANGGAL 10 FEBRUARI
TAHUN 2015.
Walaupun dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak
menemukan kesulitan,namun berkat bantuan dan bimbingan dari bebagai pihak,
maka Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan.
Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis senantiasa mengantarkan
ucapan terimakasih yang tidak terhingga kepada :
1. Hj. Isnur Laely,MM selaku ketua Yayasan RISE Indonesia
vii
2. H. Mokh. Firman Ismana, S.Kom, M.M sebagai ketua STIKes Cirebon yang
telah banyak memberi motivasi dan arahan kepada penulis selama dalam
pendidikan maupun dalam penyelesaian karya tulis ilmiah.
3. R.Nur Abdurakhman, S.Kep, Ns.,MH., selaku Ketua Program Studi D III
Keperawatan yang telah memberi motivasi dan arahan kepada penulis selama
dalam pendidikn maupun dalm penyelesaian karya tulis ilmiah
4. Asiah, S.Kep.,Ns., selaku pembimbing dan penguji institusi yang telah banyak
meluangkan waktunya, betul-betul telaten dengan penuh rasa tanggung jawab
membimbing, memberi saran, masukan begitu banyak keritik yang amat
membantu dalam menyelesaikan studi kasus.
5. Sunarti Puji Rahayu, S.Si.T, pembimbing dan penguji institusi yang telah
meluangkan waktunya, betul-betul telaten dengan penuh rasa tanggung jawab
membimbing,memberi saran,masukan dan begitu banyak kritik yang amat
membantu dalam menyelesaikan studi kasus.
6. Bapak dan ibu dosen beserta Staf Kampus STIkes Cirebon yang telah
memberikan pengetahuan bimbingan serta petunjuk kepada penulis selama
mengikuti pendidikan.
7. Ruang Melati Lahan di RSUD Gunung jati Kota Cirebon yang telah
memberikan bimmbingan serta petunjuk selama penulis mengikuti praktek .
8. Pihak RSUD Gunung Jati Kota cirebon yang telah memberikan izin dan
kesempatan kepada penulis, serta waktu dan tempat untuk memperoleh data
dalam melaksanakan asuhan kepeawatan.
viii
9. Kedua Orang Tua ayahhanda dan ibunda yang tercinta yang dengan penuh
kesabaran dan kasi sayang telah mengasuh ,mendidik, memberikan dorongan
baik moril maupun materil dan semangat serta doa yang tulus agar penulis
dapat menjadi lebih baik sehingga dapat mengikuti pendidikan samapai
penyusun Karya Tulis ini.
10. Buat temanteman seperjuangan yang selalu memberi semangat dan
motivasinya sehingga dapat menyelesaikan karya tulis ini
Tidak dapat dipungkiri bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan.Untuk itu penulis mengharap saran dan kritikan yang bersifat
membagun.
Semoga KTI ini dapat bermanfaat bagi masyarakat dan tenaga perawat,
khususnya dalam pemberian asuhn kepeawatan pada pasien dengan ganggguan
Rasa Nyaman : Nyeri berhubungan dengan luka Post OperasiSectio CaesereaHari
ke-1 Ahkir kata semoga karya tulis ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan
pengetahuan, keterampilan sikap dan motivasi bagi tenaga keperawatan.
Penulis
ix
DAFTAR ISI
ii
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...........................................................................
1.3 Tujuan.........................................................................................
1.3.1
1.3.2
Tujuan Khusus................................................................
1.4.1
Sasaran ...........................................................................
1.4.2
Tempat ............................................................................
1.4.3
Waktu .............................................................................
1.4.4
Manfaat...........................................................................
1.4.5
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teori Medis ................................................................. 10
2.1.1
2.1.2
2.1.3
Nyeri ............................................................................... 44
2.1.4
Post Partum.....................................................................
BAB III
2.2.1
Definisi ........................................................................... 55
2.2.2
2.2.3
2.2.4
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian .................................................................................. 63
3.2 Analisa Data ............................................................................... 71
3.3 Diagnosa Keperawatan ............................................................... 73
3.4 Intervensi .................................................................................... 74
3.5 Implementasi .............................................................................. 76
3.6 Evaluasi Keperawatan ................................................................ 81
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian .................................................................................. 86
4.2 Diagnosa Keperawatan ............................................................... 87
4.3 Perencanaan ................................................................................ 90
xi
xii
PENUTUP
5.1 Kesimpulan................................................................................. 92
5.2 Saran ........................................................................................... 93
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Pernyataan
2. Informed Consent
3. Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
4. Leaflet
5. Lembar Bimbingan
6. Daftar Riwayat Hidup
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Saat ini operasi Sectio Caesaria menjadi trend karena berbagai alasan.
Dalam 20 tahun terakhir angka operasi Sectio Caesaria meningkat pesat.
Operasi ini kadang-kadang terlalu sering dilakukan sehingga para kritikus
menyebutnya sebagai Panacea (obat mujarab) praktek kebidanan. Semakin
modern alat penunjang kesehatan, semakin baik obat-obat terutama
antibiotik dan tingginya tuntutan terhadap dokter, menunjang meningkatnya
angka operasi Sectio Caesaria di seluruh dunia.(1)
Di Indonesia angka persalinan Sectio Caesaria di 12 Rumah Sakit
pendidikan antara 2,1 % 11,8 %. Angka ini masih di atas angka yang
diusul oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 1985 yaitu 10 %
dari seluruh persalinan Sectio Caesaria nasional.(2) Di Propinsi Gorontalo,
khususnya di RS rujukan angka kejadian SC pada tahun 2008 terdapat 35 %
dan meningkat menjadi 38 % pada tahun 2009. (3)
Ada beberapa indikasi dari Sectio Caesaria, salah satunya adalah
Chepalo Pelvik Disproportion (CPD). Panggul sempit didefinisikan sebagai
ukuran lingkar panggul ibu tidak sesuai dengan ukuran lingkar kepala janin
yang dapat menyebabkan ibu tidak dapat melahirkan secara alami. Tulangtulang panggul merupakan susunan beberapa tulang yang membentukrongga
panggul yang merupakan jalan yang harus dilalui oleh janin ketika akan
lahir secara alami.
Data yang diperoleh dari medical record (rekam medis) di RSUD
Gunung Jati kota Cirebon
menyusun
Laporan
Kasus
Keperawatan
Maternitas
dengan
1.2
Rumusan Masalah
Bedasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah :
Bagaimana Asuhan Keperawatan Pada Ny.R Dengan Gangguan Rasa
Nyaman
Nyeri
:Berhubungan
Dengan
Luka
Post
OperasiSectio
1.3
Tujuan
memperoleh
gambaran
umum
tentang
pelaksanaan
asuhan
mampu
melaksanakaan
asuhan
keperawatan
dari
1.4
Ruang Lingkup
1.4.1 Sasaran
Sasaran dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini adalah :Klien R dengan
gangguan rasa nyaman; nyeri berhubungan dengan luka Post OperasiSectio
Caesaria hari ke -1 indikasi CPD di RSUD Gunung Jati Kota Cirebon
Tahun 2015.
1.4.2 Tempat
Di Ruang Melati RSUD Gunung Jati Cirebon Tahun 2015
1.4.3 Waktu
Tanggal : 19-21 Februari 2015
1.4.4 Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan memmberikan informasi baru terhadap :
1. Penulis
Asuhan keperawatan akan memberikan wawasan yang luas mengenai
masalah keperawatan mengenai Post OperasiSectio Caesaria.
2. Instansi
a. Pendidikan Keperawatan
Sebagai bahan masukan pada Ny. R dalam Asuhan Keperawatan
mengenai Klien dengan gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan
dengan luka Post OperasiSectio Caesaria hari ke- 1 indikasi CPD.
b. Rumah Sakit
Asuhan keperawatan sebagai bahan masukan dan evaluasi yang
diperlukan dalam pelaksanaan praktek pelayanaan keperawatan
khususnya pada klien dengan gangguan rasa nyaman: nyeri dengan
luka Post OperasiSectio Caesaria hari ke- 1 indikasi CPD.
c. Bagi Keperawatan
Hasil penulisan ini diharapkan dapat memmberi sumbangan pemikiran
dan informasi di bidang keperawatan maternitas tentang asuhan
keperawatan
berhubungan
hasil
diagnostik
dilakukan
dengan
membaca
dan
b. Observasi
Observasi terdiri dari pengamatan langsung dan tidak langsung pada
klien dengan mengikuti perkembangan selama pelaksanaan asuhan
keperawatan.
c. Observasi secara langsung (pemeriksaan fisik) pemeriksaan fisik yang
dilakukan untuk mendapatkan data obyektif sesuai dengan kebutuhan
pengkajian kasus dengan penggunaan teknik pemeriksaan organ
sisitem terdiri dari 4 teknik diantaranya:
1) Inspeksi
Inspeksi yaitu memperoleh data dengan secara langsung untuk
mendeteksi tanda-tanda fisik yang berhubungan denganstatus fisik.
2) Palpasi
Palpasi dilakukan dengan menggunakan sentuhan atau rabaan
untuk mendeteksi ciri-ciri jaringan.
3) Perkusi
Perkusi adalah metode pemeriksaan untuk menentukan batas-batas
organ atau
4) Auskultasi
Auskultasi merupakan metode pengkajian yang menggunakan
stetoskop untuk memmperjelas pendengaran (bunyi jantung paruparu bunyi usus serta mengukur tekanan darah dan denyut nadi.
1.5
Sistematika Penulisan
Pada bagian ini diuraikan sistemstika penulisan laporan hasil
penelitian menerapkan asuhan keperawatan yang terdiri dari Bab 1 sampai
Bab V. Setiap Bab dilaksanakan dengan singkat dan bentuk pengkajian
yaitu :
BAB I
: PENDAHULUAN
Pendahuluan berisi latar belakang, tujuan penulis, manfaat
penulisan, metode dan teknik penulisan dan serta sistematika
penulisan.
BAB II
: TINJAUAN PUSTAKA
Mencakup Konsep dasar medik yang berisi pengertian atau
definisi, indikasi tipe-tipe Sectio Caeserea, patofisiologi,
perencanaan,tindakan
keperawatan
evaluasi
: PENUTUP
Pada bab ini berisi kesimpulan tentang hasil penelitian terhadap
kasus yang diangkat serta saran-saran yang merupakan alternatif
mencapai tujuan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN - LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
10
ada
halangan
untuk
melakukan
section
caesaria
dahulu
dilakukan untuk
11
c. Etiologi
Indikasi ibu dilakukan Sectio Caesaria adalah ruptur uteri iminen,
perdarahan antepartum, ketuban pecah dini. Sedangkan indikasi dari
janin adalah fetal distres dan janin besar melebihi 4.000 gram. Dari
beberapa faktor Sectio Caesaria diatas dapat diuraikan beberapa
penyebab Sectio Caesaria sebagai berikut:(8)
1. CPD ( Chepalo Pelvik Disproportion)
Chepalo Pelvik Disproportion (CPD) adalah ukuran lingkar
panggul ibu tidak sesuai dengan ukuran lingkar kepala janin
yamenyebabkan ibu tidak dapat melahirkan secara alami. Tulangtulang panggul merupakan susunan beberapa tulang yang membentuk
rongga panggul yang merupakan jalan yang harus dilalui oleh janin
ketika akan lahir secara alami. Bentuk panggul yang menunjukkan
kelainan atau panggul patologis juga dapat menyebabkan kesulitan
dalam proses persalinan alami sehingga harus dilakukan tindakan
operasi. Keadaan patologis tersebut menyebabkan bentuk rongga
panggul menjadi asimetris dan ukuran-ukuran bidang panggul menjadi
abnormal.
Indikasi ibu dilakukan Sectio Caesaria adalah ruptur uteri
iminen, perdarahan antepartum, ketuban pecah dini. Sedangkan
indikasi dari janin adalah fetal distres dan janin besar melebihi 4.000
gram.(8)
12
13
14
2) Presentasi muka
Letak kepala tengadah (defleksi), sehingga bagian kepala yang
terletak paling rendah ialah muka. Hal ini jarang terjadi, kirakira 0,27-0,5 %.
d. Patofisiologi
Sectio Caesaria merupakan tindakan untuk melahirkan bayi dengan
berat di atas 500 gr dengan sayatan pada dinding uterus yang masih utuh.
Indikasi dilakukan tindakan ini yaitu distorsi kepala panggul, disfungsi
uterus, distorsia jaringan lunak, placenta previa dll, untuk ibu. Sedangkan
untuk janin adalah gawat janin. Janin besar dan letak lintang setelah
dilakukan Sectio Caesariaibu akan mengalami adaptasi post partum baik
dari aspek kognitif berupa kurang pengetahuan. Akibat kurang informasi
dan dari aspek fisiologis yaitu produk oxsitosin yang tidak adekuat akan
mengakibatkan ASI yang keluar hanya sedikit, luka dari insisi akan
menjadi post de entris bagi kuman. Oleh karena itu perlu diberikan
antibiotik dan perawatan luka dengan prinsip steril. Nyeri adalah salah
utama karena insisi yang mengakibatkan gangguan rasa nyaman.
Sebelum dilakukan operasi pasien perlu dilakukan anestesi bisa
bersifat regional dan umum. Namun anestesi umum lebih banyak
pengaruhnya terhadap janin maupun ibu anestesi janin sehingga kadangkadang bayi lahir dalam keadaan upnoe yang tidak dapat diatasi dengan
mudah. Akibatnya janin bisa mati, sedangkan pengaruhnya anestesi bagi
ibu sendiri yaitu terhadap tonus uteri berupa atonia uteri sehingga darah
15
banyak yang keluar. Untuk pengaruh terhadap nafas yaitu jalan nafas
yang tidak efektif akibat sekret berlebihan karena kerja otot nafas silia
yang menutup. Anestesi ini juga mempengaruhi saluran pencernaan
dengan menurunkan mobilitas usus.
Seperti yang telah diketahui setelah makanan masuk lambung akan
terjadi proses penghancuran dengan bantuan peristaltik usus. Kemudian
diserap untuk metabolisme sehingga tubuh memperoleh energi. Akibat
dari mortilitas yang menurun maka peristaltik juga menurun. Makanan
yang ada di lambung akan menumpuk dan karena reflek untuk batuk juga
menurun. Maka pasien sangat beresiko terhadap aspirasi sehingga perlu
dipasang pipa endotracheal. Selain itu motilitas yang menurun juga
berakibat pada perubahan pola eliminasi yaitu konstipasi. (7)
e. PathwaySectio Caesaria (SC)
f. Pemeriksaan Penunjang
16
1. Elektroensefalogram ( EEG )
Untuk membantu menetapkan jenis dan fokus dari kejang.
2. Pemindaian CT
Untuk mendeteksi perbedaan kerapatan jaringan.
3. Magneti Resonance Imaging (MRI)
Menghasilkan bayangan dengan menggunakan lapangan magnetik dan
gelombang radio, berguna untuk memperlihatkan daerah-daerah otak
yang itdak jelas terlihat bila menggunakan pemindaian CT.
4. Pemindaian Positron Emission Tomography ( PET )
Untuk mengevaluasi kejang yang membandel dan membantu
menetapkan lokasi lesi, perubahan metabolik atau alirann darah dalam
otak.
5. Uji laboratorium
a. Fungsi lumbal
c. Panel elektrolit
d. Skrining toksik dari serum dan urin
e. AGD
f. Kadar kalsium darah
g. Kadar natrium darah
h. Kadar magnesium darah
17
g. Komplikasi
Yang sering terjadi pada ibu Sectio Caesaria adalah :
1. Infeksi puerperial : kenaikan suhu selama beberapa hari dalam masa
nifas dibagi menjadi:
a) Ringan, dengan suhu meningkat dalam beberapa hari
b) Sedang, suhu meningkat lebih tinggi disertai dengan dehidrasi dan
perut sedikit kembung
c) Berat, peritonealis, sepsis dan usus paralitik
2. Perdarahan : perdarahan banyak bisa terjadi jika pada saat
pembedahan cabang-cabang arteri uterine ikut terbuka atau karena
atonia uteri.
3. Komplikasi-komplikasi lainnya antara lain luka kandung kencing,
embolisme paru yang sangat jarang terjadi.
4. Kurang kuatnya parut pada dinding uterus, sehingga pada kehamilan
berikutnya bisa terjadi ruptur uteri.
5. Yang sering terjadi pada ibu bayi : Kematian perinatal
h. Penatalaksanaan
1. Perawatan awal
a) Letakan pasien dalam posisi pemulihan
b) Periksa kondisi pasien, cek tanda vital tiap 15 menit selama 1 jam
pertama, kemudian tiap 30 menit jam berikutnya. Periksa tingkat
kesadaran tiap 15 menit sampai sadar
c) Yakinkan jalan nafas bersih dan cukup ventilasi
18
kembalikan
ke
kamar
bedah
kemungkinan
terjadi
19
4. Fungsi gastrointestinal
a) Jika tindakan tidak berat beri pasien diit cair
b) Jika ada tanda infeksi, tunggu bising usus timbul
c) Jika pasien bisa flatus mulai berikan makanan padat
d) Pemberian infus diteruskan sampai pasien bisa minum dengan baik
5. Perawatan fungsi kandung kemih
a) Jika urin jernih, kateter dilepas 8 jam setelah pembedahan atau
sesudah semalam
b) Jika urin tidak jernih biarkan kateter terpasang sampai urin jernih
c) Jika terjadi perlukaan pada kandung kemih biarkan kateter
terpasang sampai minimum 7 hari atau urin jernih.
d) Jika sudah tidak memakai antibiotika berikan nirofurantoin 100
mg per oral per hari sampai kateter dilepas
e) Kandung kemih yang penuh menimbulkan rasa nyeri dan tidak
enak
pada
penderita,
menghalangi
involusi
uterus
dan
20
d) Injeksi
21
22
Berikan infus dengan jelas, singkat dan terinci bila dijumpai adanya
penyimpangan.
k) Penatalaksanaan medis, Cairan IV sesuai indikasi. Anestesia;
regional atau general Perjanjian dari orang terdekat untuk tujuan
Sectio Caesaria. Tes laboratorium/diagnostik sesuai indikasi.
Pemberian oksitosin sesuai indikasi. Tanda vital per protokol
ruangan pemulihan, Persiapan kulit pembedahan abdomen,
Persetujuan ditandatangani. Pemasangan kateter
i. Pengkajian
Pada pengkajian klien dengan Sectio Caesarea, data yang dapat
ditemukan meliputi distress janin, kegagalan untuk melanjutkan
persalinan, malposisi janin, prolaps tali pust, abrupsio plasenta dan
plasenta previa.
1) Identitas atau biodata klien
Meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, alamat, suku bangsa,
status perkawinan, pekerjaan, pendidikan, tanggal masuk rumah sakit
nomor register, dan diagnosa keperawatan.
2) Keluhan utama
Keluhan yang dirasakan saat menggangu saat ini . keluhan utama yang
lazim didapatkan adalah nyeri pada luka post Sectio Caesarea
23
3) Riwayat kesehatan
a) Riwayat kesehatan dahulu
Penyakit kronis atau menular dan menurun seperti jantung,
hipertensi, DM, TBC, hepatitis, penyakit kelamin atau abortus.
b) Riwayat kesehatan sekarang
Riwayat pada saat sebelun inpartu didapatkan cairan ketuban yang
keluar pervaginan secara sepontan kemudian tidak diikuti tandatanda persalinan.
c) Riwayat kesehatan keluarga
Adakah penyakit keturunan dalam keluarga seperti jantung, DM,
HT, TBC, penyakit kelamin, abortus, yang mungkin penyakit
tersebut diturunkan kepada klien.
4) Pola-pola fungsi kesehatan
a) Pola persepsi dan tata leksana hidup sehat
Karena kurangnya pengetahuan klien tentang ketuban pecah dini,
dan cara pencegahan, penanganan, dan perawatan serta kurangnya
menjaga kebersihan tubuhnya akan menimbulkan masalah dalam
perawatan dirinya
b) Pola Nutrisi dan Metabolisme
Pada klien nifas biasanaya terjadi peningkatan nafsu makan karena
dari keinginan untuk menyusui bayinya.
24
c) Pola aktifitas
Pada pasien pos partum klien dapat melakukan aktivitas seperti
biasanya, terbatas pada aktifitas ringan, tidak membutuhkan tenaga
banyak, cepat lelah, pada klien nifas didapatkan keterbatasan
aktivitas karena mengalami kelemahan dan nyeri.
d) Pola eleminasi
Pada pasien pos partum sering terjadi adanya perasaan sering
/susah kencing selama masa nifas yang ditimbulkan karena
terjadinya odema dari trigono, yang menimbulkan inveksi dari
uretra sehingga sering terjadi konstipasi karena penderita takut
untuk melakukan BAB.
e) Istirahat dan tidur
Pada klien nifas terjadi perubagan pada pola istirahat dan tidur
karena adanya kehadiran sang bayi dan nyeri epis setelah
persalinan
f) Pola hubungan dan peran
Peran klien dalam keluarga meliputi hubungan klien dengan
keluarga dan orang lain.
g) Pola penagulangan sters
Biasanya klien sering melamun dan merasa cemas
h) Pola sensori dan kognitif
Pola sensori klien merasakan nyeri pada prineum akibat luka
jahitan dan nyeri perut akibat involusi uteri, pada pola kognitif
25
26
d) Telinga
Biasanya
bentuk
telingga
simetris
atau
tidak,
bagaimana
27
k) Tanda-tanda vital
Apabila terjadi perdarahan pada pos partum tekanan darah turun,
nadi cepat, pernafasan meningkat, suhu tubuh turun.
j. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang mungkin muncul:
1. Menyusui tidak efektif berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
ibu tentang cara menyusui yang bernar.
2. Nyeri akut berhubungan dengan injury fisik jalan lahir.
3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan tidak mengenal atau familiar
dengan sumber informasi tentang cara perawatan bayi.
4. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelelahan sehabis bersalin
5. Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi
k. Intervensi
1. Menyusui tidak efektif berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
ibu tentang cara menyusui yang benar
Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
klien menunjukkan respon breast feeding adekuat dengan indikator:
a) Klien mengungkapkan puas dengan kebutuhan untuk menyusui
b) Klien mampu mendemonstrasikan perawatan payudara
Intervensi :
a) Berikan informasi mengenai :
1) Fisiologi menyusui
2) Keuntungan menyusui
28
3) Perawatan payudara
4) Kebutuhan diit khusus
5) Faktor-faktor yang menghambat proses menyusui
b) Demonstrasikan breast care dan pantau kemampuan klien untuk
melakukan secara teratur
1) Ajarkan cara mengeluarkan ASI dengan benar, cara menyimpan,
cara transportasi sehingga bisa diterima oleh bayi
2) Berikan dukungan dan semangat pada ibu untuk melaksanakan
pemberian Asi eksklusif
3) Berikan penjelasan tentang tanda dan gejala bendungan
payudara, infeksi payudara
4) Anjurkan keluarga untuk memfasilitasi dan mendukung klien
dalam pemberian ASI
5) Diskusikan tentang sumber-sumber yang dapat memberikan
informasi/memberikan pelayanan KIA
2. Nyeri akut berhubungan dagann injuri fisik (luka insisi operasi)
Tujuan :
mengontrol
nyeri
(tahu
penyebab
nyeri,
mampu
bahwa
manajemen nyeri
nyeri
berkurang
dengan
menggunakan
29
teknik
komunikasi
terapeutik
untuk
mengetahui
dan
lakukan
penanganan
nyeri
(farmakologi,
non
30
31
teknik
komunikasi
terapeutik
untuk
mengetahui
dan
lakukan
penanganan
nyeri
(farmakologi,
non
32
33
34
Intervensi
a. Monitor kemempuan klien untuk perawatan diri yang mandiri.
b. Monitor kebutuhan klien untuk alat-alat bantu untuk kebersihan
diri, berpakaian, berhias, toileting dan makan.
c. Sediakan bantuan sampai klien mampu secara utuh untuk
melakukan self-care.
d. Dorong klien untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang normal
sesuai kemampuan yang dimiliki.
e. Dorong untuk melakukan secara mandiri, tapi beri bantuan ketika
klien tidak mampu melakukannya.
f. Ajarkan klien/ keluarga untuk mendorong kemandirian, untuk
memberikan bantuan hanya jika pasien tidak mampu untuk
melakukannya.
g. Berikan aktivitas rutin sehari- hari sesuai kemampuan.
h. Pertimbangkan usia klien jika mendorong pelaksanaan aktivitas
sehari-hari.
5. Risiko infeksi berhubungan dengan
lingkungan patogen
Tujuan :Setelah dilakuakan asuhan keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan resiko infeksi terkontrol dengan indicator:
a. Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
b. Mendeskripsikan
proses
penularan
penyakit,
faktor
yang
35
36
37
38
Diagnostik
Penanganan
yang
dianjurkan
Penanganan
Khusus
39
c. Penatalaksanaan
1. Persalinan Percobaan
Setelah dilakukan penilaian ukuran panggul serta hubungan
antara kepala janin dan panggul dapat diperkirakan bahwa persalinan
dapat berlangsung per vaginan dengan selamat dapat dilakukan
persalinan percobaan. Cara ini merupakan tes terhadap kekuatan his,
daya akomodasi, termasuk moulage karena faktor tersebut tidak dapar
diketahui sebelum persalinan.
Persalinan percobaan hanya dilakukan pada letak belakang
kepala, tidak bisa pada letak sungsang, letak dahi, letak muka, atau
kelainan letak lainnya.
Ketentuan lainnya adalah umur keamilan tidak boleh lebih dari
42 mingu karena kepala janin bertambah besar sehingga sukar terjadi
moulage dan ada kemungkinan disfungsi plasenta janin yang akan
menjadi penyulit persalinan percobaan.
Pada janin yang besar kesulitan dalam melahirkan bahu tidak
akan selalu dapat diduga sebelumnya. Apabila dalam proses kelahiran
kepala bayi sudah keluar sedangkan dalam melahirkan bahu sulit,
sebaiknya dilakukan episiotomy medioateral yang cukup luas,
kemudian hidung dan mulut janin dibersihkan, kepala ditarik curam
kebawah dengan hati-hati dan tentunya dengan kekuatan terukur. Bila
hal tersebut tidak berhasil, dapat dilakukan pemutaran badan bayi di
dalam rongga panggul, sehingga menjadi bahu depandimana
40
41
2. Seksio Sesarea
Seksio sesarea elektif dilakukan pada kesempitan panggul berat
dengan kehamilan aterm, atau disproporsi sephalopelvik yang nyata.
Seksio juga dapat dilakukan pada kesempitan panggul ringan apabila
ada komplikasi seperti primigravida tua dan kelainan letak janin yang
tak dapat diperbaiki. Seksio sesarea sekunder (sesudah persalinan
selama beberapa waktu) dilakukan karena peralinan perobaan
dianggap gagal atau ada indikasi untuk menyelesaikan persalinan
selekas mungkin sedangkan syarat persalinan per vaginam belum
dipenuhi.
3. Simfisiotomi
Tindakan ini dilakukan dengan memisahkan panggul kiri dan
kanan pada simfisis. Tindakan ini sudah tidak dilakukan lagi.
4. Kraniotomi dan Kleidotomi
Kraniotomi adalah suatu tindakan yang memperkecil ukuran
kepala
janin
dengan
cara
melubangi
tengkorak
janin
dan
42
klavikula.
Dibawah
perlindungan
spekulum
dan
tangan kiri penolong dalam vagina, klavikula dan jika perlu klavikula
belakang
digunting,
dan
selanjutnya
kelahiran
anak
dengan
43
e. Pengkajian
1. Sirkulasi : Kehilangan darah selama prosedur kira-kira 400 500 cc.
2. Makanan / cairan : Abdomen lunak tidak ada distensi.
3. Neurosensori : Kerusakan gerakan dan sensasi dibawah tingkat
anestesi spinal epidural
4. Nyeri / Ketidaknyamanan: Mungkin mengeluh ketidaknyamanan dari
berbagai sumber misalnya trauma bedah atau insisi, nyeri penyerta,
distensi kandung kemih atau abdomen, efek-efek anestesi, mulut
kering.
5. Pernafasan : Bunyi paru jelas dan vasikuler.
6. Keamanan : Balutan abdomen dapat tampak sedikit noda darah atau
kering.
7. Organ Reproduksi : Fundus uteri berkontraksi kuat dan terletak di
umbilicus.
8. Aliran lokhea sedang dan bebas bekuan berlebihan atau banyak.
2.1.3 Nyeri
a. Definisi
Nyeri adalah pengalaman sensori serta emosi yang tidak
menyenangkan dan meningkatkan akibat adanya kerusakan jaringan yang
aktual atau potensial.
Menurut International Association for Study of Pain( IASP),nyeri
adalah sensori subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang
44
45
menurun
stimulasi
terhadap
reseptor
makanin
sensitive
pada
46
2. Kejang
5. Hipovolemik
6. Hipertermi
Rasa
Nyaman
:Nyeri
47
48
49
Keterangan :
0
: Tidak nyeri
50
j. Intervensi
1. Nyeri akut berhubungan dengan cidera fisik
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam,
masalah teratasi dengan kriteria hasil :
a) Adanya penurunan intensitas nyeri
b) Ketidaknyaman akibat nyeri berkurang
c) Tidak menujukan tanda- tanda fisik dan perilaku dalam
nyeri akut
Intervensi
a) Kaji nyeri
Rasional
:Mengetahui
daerah
nyeri,
Kualitas,
kapannyeri
51
52
53
54
k. Evaluasi
Setelah dilakukan implementasi sesuai dengn batas waktu dan
kondisi pasien maka diharapkan :
1. Pasien menunjukan wajah rileks
2. Pasien dapat tidur atau beristirahat
3. Pasien mengatakan sekala nyeri berkurang
2.1.4 Post Partum
1. Definisi
Masa nifas atau masa Puerperium adalah masa setelah partus selesai dan
berkahir setelah kira-kira 6 minggu.(8)
Puerperium (masa nifas) atau periode pasca persalinan umumnya
berlangsung selama 6 12 minggu. Puerperium adalah periode pemulihan
dari perubahan anatomis dan fisiologis yang terjadi selama kehamilan.
Jadi masa nifas adalah masa setelah melahirkan sampai alat kandungan
kembali seperti semula atau seperti sebelum hamil.
2.
Puerpenium Dini
Kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.
b.
Puerpenium Intermedial
Kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu.
55
c.
Remote Puerpenium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila
selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi . Waktu
untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan atau tahunan.
3.
56
Regenerasi
endometrium
proses,
regenerasi
endometrium
berlangsung cepat, dalam waktu 2-3 hari sisa lapisan desidua telah
bergenerasi (lapisan dinding uterus menjadi jaringan endometrium
baru, lapisan sisi kavum uteri menjadi nekrotik dan keluar sebagai
lochea). Ditempat lain permukaan yang bebas menjadi tertutup oleh
ephitel dalam 1 minggu atau 10 hari dan seluruh endometrium akan
tertutup dalam minggu ke-3, kecuali di tempat pelepasan plasenta,
terjadi thrombus sehingga regenerasi agak lambat sampai sekitar 6
minggu.
b. Lochea
Lochea adalah pengeluaran dari uterus selama masa nifas. Lochea
tidak lain daripada sekret luka yang berasal dari luka dalam uterus,
terutama luka placenta. Macam-macam lochea :
1. Lochea Rubra
Terjadi pada hari 3-4 masa nifas. Tanda-tandanya berwarna merah,
terdiri dari tempat plasenta dan debris yang muncul dari desidua
dan chorion.
2. Lochea Serosa
Terjadi pada hari 5-9, berwarna merah muda. Lochea ini sedikit
darah dan lebih banyak serum. Terdiri dari leukosit dan tempat
plasenta.
57
3. Lochea Alba
Terjadi pada hari 10. Cairan lebih pucat warna putih atau kekuningkuningan. Terdiri dari leukosit dan mukosa serviks.
c. Serviks Dan Segmen Bawah Rahim
Segera setelah plasenta lahir, serviks dan segmen bawah rahim
menjadi struktur yang tipis, kolaps dan kendur. Mulut serviks mengecil
perlahan-lahan. Selama beberapa hari, mulut serviks mudah dimasuki
oleh 2 jari, tetapi pada akhir minggu pertama, telah menjadi demikian
sempitnya sehingga jari sulit untuk masuk. Saat serviks menyempit,
serviks menebal dan salurannya terbentuk kembali, tetapi masih ada
tanda-tanda serviks parut.
d. Vagina Dan Jalan Lahir
Vagina dan jalan lahir pada bagian pertama masa nifas membentuk
lorong berdinding lunak dan keras yang ukurannya secara perlahanlahan mengecil tetapi jarang kembali ke ukuran semula. Rugae terlihat
kembali pada minggu ke-3 dan terdapat carunculae mirtiformis yang
khas pada wanita yang pernah melahirkan.
e. Peritoneum Dan Dinding Abdomen
Setelah persalinan dinding perut longgar karena diregang begitu
lama, tetapi biasanya pulih kembali dalam 6 minggu. Ketika
miometrium berkontraksi dan berretraksi setelah kelahiran dan
beberapa hari sesudahnya, peritoneum yang membungkus sebagian
58
59
h. Payudara
Pada semua wanita setelah melahirkan, laktasi dimulai secara alami
dan normal. Proses menyusui mempunyai 2 mekanisme fisiologis, yang
meliputi : produksi susu dan sekresi susu atau let down.
1. Diperkirakan bahwa konentrasi esterogen dan progesteron yang
tinggi selama kehamilan menghambat produksi prolaktin yang
dibutuhkan untuk laktasi. Hal ini menjelaskan mengapa seorang
wanita tidak memproduksi ASI sepanjang kehamilannya.
2. Pada saat plasenta lahir, terjadi perubahan drastis yang mendadak
pada kadar esterogen dan progesteron. Keadaan ini menyebabkan
kelenjar hipofise anterior memproduksi prolaktin. Produksi ASI
juga dipengaruhi oleh hisapan bayi yang dapat menyebabkan
kenaikan atau kelanjutan dari pelepasan prolaktin dari hipofise
anterior.
3. Waktu menghisap ASI, mulut bayi akan menekan sinus laktiferus
sehingga ASI terdorong ke luar melalui duktus laktiferus ke mulut
bayi. Aliran susu dari sinus laktiferus disebut Let Down refleks dan
hal ini dapat dirasakan oleh ibu.
4. Perubahan Psikologis Pada Masa Nifas
a. Adaptasi Psikologi Masa Nifas
Perubahan psikologis yang cepat berlangsung selama seminggu
pertama menyebabkan banyak wanita yang emosional dan perasaan
labil. Ini terjadi dalam 3-4 hari pertama.
60
Reva
Rubin
menyumbangkan
hasil
penelitiannya
mengenai
sebagai
ayah
dan
berinteraksi
dengan
bayi.
61
2.2
2.2.1 Definisi
Mengetahui akan proses pemberian asuhan keperawatan yang
komprehensif.
Asuhan Keperawatan adalah merupakan suatu tindakan kegiatan atau
proses dalam praktik keperawatan yang diberikan secara langsung kepada
klien (pasien) untuk memenuhi kebutuhan objektif klien, sehingga dapat
mengatasi masalah yang sedang dihadapinya, dan asuhan keperawatan
dilaksanakan berdasarkan kaidah-kaidah ilmu keperawatan
Asuhan keperawatan diberikan dalam upaya memenuhi kebutuhan
klien / pasien.
Lima kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow yaitu :
a. Kebutuhan fisiologis meliputi oksigen, cairan, nutrisi.
b. Kebutuhan rasa aman dan perlindungan.
c. Kebutuhan rasa cinta dan saling memiliki.
d. Kebutuhan akan harga diri.
e. Kebutuhan aktualisasi diri.
Jadi bila menilik hasil dari pengertian di atas maka kita dapat
mengambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan arti makna pengertian
dari asuhan keperawatan adalah merupakan seluruh rangkaian proses
keperawatan yang diberikan kepada pasien yang berkesinambungan dengan
kiat-kiat keperawatan yang di mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi
62
individu
mengembangkan
potensi
untuk
memelihara
kesehatan secara optimal agar tidak tergantung pada orang lain dalam
memelihara kesehatannya.
4. Membantu individu memperoleh derajat kesehatan yang optimal.
63
64
65
2. Resiko
66
memastikan
masalah
keperawatan
kemungkinan.
4. Wellness
5. Syndrom
actual
dan
resiko
tinggi
yang
lainnya.
Sebagai
hasil,
semua
perawat
mempunyai
67
dilaksanakan
untuk
memodifikasi
faktor-faktor
yang
perawat
untuk
mengevaluasi
yang
kegiatan
dan
pelaksanaan
tindakan
dari
68
3. Tahap 3
e. Evaluasi Keperawatan
Perencanaan evaluasi memuat kriteria keberhasilan proses dan
keberhasilan tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat
dengan jalan membandingkan antara proses dengan pedoman / rencana
proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan
membandingkan antara tingkat kemandirian pasien dalam kehidupan
sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan pasien dengan tujuan yang
telah di rumuskan sebelumnya.
Adapun tujuan dari sasaran evaluasi keperawatan adalah sebagai
berikut :
1. Proses asuhan keperawatan, berdasarkan kriteria / rencana yang telah
disusun.
2. Hasil tindakan keperawatan ,berdasarkan kriteria keberhasilan yang
telah di rumuskan dalam rencana evaluasi.
Terdapat 3 kemungkinan hasil evaluasi yaitu :
1. Tujuan tercapai, apabila pasien telah menunjukan perbaikan/
kemajuan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
2. Tujuan tercapai sebagian, apabila tujuan itu tidak tercapai secara
maksimal, sehingga perlu di cari penyebab dan cara mengatasinya.
69
BAB III
TINJAUAN KASUS
Tanggal Masuk
Jam Masuk
: 06:00 WIB
Ruang Kelas
: Melati / II
Kamar No
:5
Pengkajian Tanggal
Jam
: 14 .00 WIB
3.1
Pengkajian
3.1.1 Identitas
a. Identitas Klien
Nama pasien
: Ny R
Umur
: 21 tahun
Suku / bangsa
: Jawa
Agama
: Islam
Pendididkan
: SMA
Pekerjaan
Alamat
: Kanggraksan Selatan
: Tn. L
Umur
: 24 tahun
Suku bangsa
: Jawa
63
64
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Wiraswasta
Alamat
: Kanggraksan selatan
65
: G1 P0 A0
b. Imunisasi
: TT1 = 2 bulan
TT2 = 4 bulan
kehamilan 7 bulan
66
67
68
umum
klien
terlihat
bersih
kesadaran
69
b. Pemeriksaan Fisik
1. Sistem Penglihatan
Pada saat dilakukan pemeriksaan fisik secara inspeksi pada bagian
mata,posisi mata simetris,kelopak mata normal,gerakan mata normal.
2. Sistem Pernafasaan
Pada saat dilakukan inspeksi pada sistem pernafasan pasien tidak
mengalami sesak tidak terdapat cuping hidung pergerakan dada
normal, saat palpasi tidak terdapat nyeri tekan, dan saat auskultasi
bagian paru tidak terdapat wheizing ataupun ronkhi, pernafasan
21x/menit.
3. Sistem Pencernaan
Pada pemeriksaan sistem pencernaan dilakukan inspeksi mukosa bibir
lembab, keadaan mulut dan gigi bersih,dileher tidak terdapat
pembesaran tonsil, saat dilakukan palpasi tidak terdapat pembesaran
kelenjar tiroid dan tidak terdapat nyeri tekan pada epigastrium, saat
dilakukan auskultasi terdengar suara bising usus 8x/menit.
4. Sistem Urogenetal
Pada saat dilakukan pemeriksaan fisik sistem urogenital kandung
kemih tidak penuh, pola rutin BAK pasien 3xsehari terkontrol
jumblah sedang, warna khas porsi minum pasien gelas kecil
800cc/hari.
70
5. Sistem Integumen
Pada saat dilakukan pemeriksaan fisik sistem integumen turgor kulit
elastis warna kulit pucat.
6. Dada dan axila
Pada saat dilakukan pemeriksaan fisik dada dan axila, mamae
membesar Aerolla mamae hitam,papila mamae kanan menonjol kiri
menonjol,colostrum belum keluar.
7. Sistem Reproduksi
Pada saat palpasi TFU 2 jari dibawah pusat terlihat luka bekas operasi
tertutup kasa bersih, kontraksi baik, kandung kemih kosong, vulva dan
vagina tidak ada kelainan, darah tampak keluar 5 cc.
c. Data Penunjang
1. Laboratorium
Tanggal
19/02/2015
20/02/2015
Parameter
WBC
HGB
HCT
PLT
WBC
HGB
HCT
Result
9,32x10^31ul
10,3 9dl
36,5%
258x10^3ul
18,80x10^31ul
10,191dl
32,5%
For range
4.00-10.00
12.00-16.00
37.00-54.00
150-400
4.00-10.00
12.00-16.00
37.00-54.00
Interpretasi
Normal
Normal
Normal
Normal
Meningkat
Kurang
Kurang
2. Terapi Obat
Tanggal
18/02/2015
Nama Obat
Dosis
Metronidazole 2x 500 mg
Cefotaxim
2x1 gram
Ketorola
2x1 mg
71
19/02/2015
3.2
Metronidazole 2x 500 mg
Cefotaxim
2x1 gram
Ketorolak
2x1 mg
Intravena
Intra vena
Intra vena
Analisa Data
No
1.
Data
Ds : Klien mengatakan nyeri
Etiologi
Insisi post op SC
dibagian luka
Gangguan rasa
nyaman : nyeri
Terjadi putusnya
jaringan dinding
abdomen
Caeserea
-Diameter + 10 cm
Masalah
Luka
- Horizontal
Zat Kimia
Dihantar
Nocicepalus
Proyeksi ke
72
seluruh tubuh
Nyaman Nyeri
Insisi post op SC
Kurang
Terjadi putusnya
jaringan dinding
abdomen
pengetahuan
Luka
Kurangnya informasi
cara merawat luka
Kurang Pengetahuan
infeksi
Terjadi putusnya
jaringan dinding
duduk
perut rahin
Resiko tinggi
Port De Entry
73
TD :110/70 mmHg
P :89x/menit
Mikro organisme
R :36x/menit
Akumulasi toksik
S : 38,40C
Hasil lab : lekosit 9320 mm83
Dari mikro
organisme
3.3
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan luka Post Operasi Sectio Caesarea
2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
cara merawat luka
3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan luka Post Operasi Sectio
Caesarea
3.4
Intervensi
No
1.
Diagnosa
Tujuan
keperawatan
Tindakan
Tupen :
Tujuan Pendek :
1. Kaji TTV
Gangguan rasa
nyaman nyeri
sebagian
berhubungan dengan
Tupen :
nyeri)
Setelah dilakukan
Caeserea
tindakan keperawatan
Rasional
1. Mengetahui keadaan
umum pasien
2. Mengetahui skala nyeri
untuk intervensi yang
diberikan
3. Mengurangi rasa nyeri
4. Mempercepat proses
penyembuhan
5. Meningkatkan rasa
nyaman
nyeri
analgetik
slama 3x 24 jam
menemukan saraf-saraf
yang memengaruhi zat
kimia seperti
braditinin,histamin
,serotinin
74
74
75
2.
Kurang pengetahuan
Tujuan Pendek :
1. Mengetahui KU klien
2. Mengetahui pengetahuan
klien untuk tindak lanjut
intervensi
3. Agar ibu dapat
mengetahui cara merawat
luka
berhubungan dengan
Setelah di lakukan
kurangnya informasi
tindakan
tentang cara
keperawatan
merawat luka
mengharapkan
klien dapat
mengetahui cara
merawat luka Post
Sectio Caesarea
3.
Tupen pendek:
Setelah dilakukan
Meminimalisasikan
resiko infeksi
seminimal mungkin
antibiotik Dosis :
Umum Klien
2. Diagnosis dini dari
infeksilokal
dapatmencegah penyebaran
ke jaringan
3. Meningkatkan proses
terjadi
mencegah infeksi
4. Antibiotik dapat
76
menemukan mikro
organisme pada insisi luka
3.5
Implementasi
TANGGAL
19-02-2015
08.30 WIB
10.00 WIB
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Gangguan rasa
nyaman : nyeri
berhubungan dengan
luka Post Operasi
Sectio Caesarea
Kurang pengetahuan
cara merawat luka
berhubungan dengan
tidak ada nya
informasi
IMPLEMENTASI
1. Mengkaji TTV (Tanda Tanda Vital)
RESPON
1. TD : 110/70
N : 80x/menit
2. Mengkaji nyeri klien (karakteristik dan skala nyeri)
R : 22x/menit
3. Mengajarkan teknik nafas dalaam
S : 38,4oC
4. Melibatkan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan
2. Klien mengatakan skala nyeri 8
(0-10)
pasien
3. Klien melakukan tarik nafas
5. Menganjurkan untuk klien cukup istirahat
dalam
6. Berkolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat
4. Keluarga membantu kebutuhan
klien
analgesik ketorolak 2x1mg
5. Klien terlihat tirah baring
dengan keadaan rileks
6. Klien mau diberi obat, klien
mengatakan nyeri berkurang
1. TD : 110/70
1. Kaji Tanda Tanda Vital
N : 80x/menit
2. Kaji pengetahuan klien tentang perawatan luka
R : 22x/menit
3. Memberikan informasi kepada klien dan keluarga
S :38,40C
2. Klien tidak tahu cara merawat
tentang cara merawat luka
luka
3. Klien masih merasa nyeri,
77
PARAF
78
10.30 WIB
berhubungan dengan
Caesarea
20-02-2015
08.00 WIB
Gangguan rasa
nyaman : nyeri
berhubungan
dengan luka Post
Sectio Caesarea
1. TD :110/70
N :80x/menit
R :22x/menit
S :38,4 oC
2. Luka masih tertutup kasa
betadin
3. Belum dilakukan perawatan
luka, jadwal ganti balutan ganti
hari ke-3
4. Klien mau diberikan obat
Antibiotik
1. TD : 110/70
N : 80x/menit
R : 22x/menit
S : 36,50C
2. Klien mengatakan skala nyeri 6
(0-10)
3. Klien melakukan tarik nafas
dalam
79
10.00 WIB
Kurang pengetahuan
berhubungan dengan
informasi
10.30 WIB
berhubungan dengan
Caesarea
80
gantihari ke-3
4. Klien mau diberikan obat
Antibiotik
21-02-2015
08.00 WIB
Gangguan rasa
nyaman : nyeri
berhubungan
dengan luka Post
Sectio Caesarea
10.00 WIB
Kurang pengetahuan
1.
berhubungan dengan
1. TD : 110/70
N : 80x/menit
R : 22x/menit
S : 36,50C
2. Klien mengatakan skala nyeri 3
(0-10)
3. Klien melakukan tarik nafas
dalam
4. Klien memenuhi kebutuhannya
secara mandiri
5. Klien terlihat tirah baring dengan
keadaan rileks
6. Klien mau diberi obat, klien
mengatakan nyeri berkurang
1. TD : 110/70
N : 80x/menit
R :22x/menit
S :36,50C
2. Klien sudah tahu tentang cara
merawat luka , tetapi masih
81
belum paham
3. Klien dan keluarga
mendengarkan informasi yang
diberikan
10.30 WIB
berhubungan dengan
Caesarea
1. TD :110/70
N :80x/menit
R :22x/menit
S :36,50C
2. Luka terlihat bersih, tidak ada
kemerahan, tidak ada push/
nanah.
3. Klien sudah diganti balutan ,
ekspresi klien rileks saat diganti
balutan , luka tidak ada pus
4. Klien mau diberikan obat
Antibiotik
82
3.6
Evaluasi Keperawatan
TANGGAL
NO
/WAKTU
DIAGNOSA
EVALUASI
19-02-2015
14.0 IB
14.05 WIB
luka
2
PARAF
83
14.10 WIB
20-02-2015
14.00 WIB
O : Ekspresi wajah klien sudah lebih rileks , skala nyeri 6 dari 0-10
1
14.05 WIB
14.10 WIB
84
14.00 WIB
14.05 WIB
85
14.10 WIB
85
BAB IV
PEMBAHASAN
dengan rasa
nyaman : nyeri berhubungan dengan luka post op Sectio Caecaria hari ke-1
indikasi CPD (Chepalo Pelvik Disproportion ).
Asuhan keperawatan adalah proses rangkaian kegiatan pada praktek
keperawatan yangn menggunakan
4.1
Pengkajian
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawaatan yang
bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang pasien, agar
dapat mengidentifikasi, mengenali masalah- masalah, kebutuhan kesehatan
dan keperawatan pasien, baik fisik, mental,sosial, dan lingkungan
Pada tinjauan kasus dilakukan pengkajian pada tanggal
19-21
Februari 2015 didapatkan data Ny. R, berumur 22 tahun, suku Jawa, bangsa
86
87
tinjauan
4.2
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan pernyataan yang menggambarkan
respons manusia (keadaan sehat atau perubahan pola interaksi actual /
potensial) dari individu atau kelompok ketika perawat secara legal
mengidentifikasi dan dapat memberikan intervensi secara pasti untuk
menjaga status kesehatan atau mengurangi, menyingkirkan atau mencegah
perubahan.
88
dengan
kurang
pemanjaan/
mengingat,
kesalahan
perawatan
diri
berhubungan
efek
efekanastesia,
89
Dari data diatas, terdapat 6 diagnosa pada teori yang tidak ditemukan
pada kasus yaitu :
a. Resiko Cedera. Faktor resiko dapat meliputi fungsi biokimia atau
regulasi (missal : hipotensi ortostatik,adanya eklamsia),efek-efek
anestesia, tromboemboli, profil darah abnormal (anemia/kehilangan
darah berlebihan, sensitivitas terhadap rubella,inkompatibilitas Rh),
trauma jaringan. Diagnosa ini tidak diangkat karna pada saat pengkajian
tidak ditemukan adanya faktor- faktor yang dapat menimbulkan cidera
b. Resiko cidera.Faktor resiko dapat meliputi fungsi biokimia atau regulasi
misalnya,
hipotensi,ortostatistikatau
tromboemboli,
profil
darah
eklamsia,efekefek
abnormal
anestesia,
(anemia/kehilangan
darah
perawatan
diri
berhubungan
dengan
efek-efek
90
4.3
Perencanaan
Dari Tiga masalah keperawatan yang muncul pada kasus, selanjutnya
dibuat
rencana
keperawatan
sebagai
tindakan
pencegah
masalah
4.4
Implementasi
Dalam melaksanakan intervensi keperawatan penulis tidak mendapat
hambatan yang berarti, semua intervensi (rencana tindakan)dapat terlaksana
dengan melibatkan klien dan keluarganya, klien bersikap lebih terbuka,
koperatifdan mudah diajak kerjasama, mudah menerima penjelasan dan
saran serta klien berpatisipasi aktif dalam tindakan keperawatan.
4.5
Evaluasi
Evaluasi pada klien post partum dilakukan secara sumatif.Evaluasi
secara formatif telah dilaksanakan secara terus menerus
setiap langkah perkembangan kesehatan klien.
untuk menilai
91
Pada evaluasi sumatif dilaksanakan sesuai dengn waktu yang ada pada
perencanaan dengan hasil tidak ditemukan komplikasi yang membahayakan
baik dari ibunya dan tidak terdapat infeksi pada luka Post Operasi Sectio
Caesereaseta orang tua dapat menerima kehadiran bayinya.
SOAP ( Subyektif,Obyektif, Assesment/ Analisa dan Planning )
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama tiga hari, masalah
teratasi, hal ini ditunjang dengan pasien mengatakan nyeri sudah sangat
berkurang , skala nyeri 3 dari 0-10 , klien sudah bisa bergerak, wajah klien
terlihat lebih segar, bedasarkan data tersebut penulis mempertahankan
intervensi, penulis menganjurkan klien untuk meminum obat dan untuk
kontrol ke Dokter.
4.6
semua
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Setelah menguraikan tinjauan teori dan tinjauan kasus serta
perbandingan dari keduanya dalam penerapan asuhan keperawatan pada
klien Ny. R dengan gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan luka
Post Operasi Sectio Caeserea Hari ke -1 maka penulis dapat menarik
kesimpulan :
1. Pengkajian
Pada pengkajian Ny.R umur 22 tahun dengan gangguan rasa nyaman
:nyeri berhubungan dengan gangguan luka Post Operasi Sectio Caesarea
hari ke-1 Untuk mendapatkan data subyektif dan obyektif
2. Diagnosa
Pada diagnosa Post Operasi Sectio Caesarea terdapat tiga
diagnosa yang ditemukan yaitu :
a. Gangguan rasa nyaman :nyeri berhubungan dengan luka Post Operasi
Sectio Caesarea skala dari 8 dari( 0-10)
b. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
tentang cara merawat luka .
c. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan luka Post OperasiSectio
Caesarea.
92
93
melakukan
implementasi
keperawatan,disesuaikan
dengan
terdiri
dari
Subjektif,Objektif,
Assesment,
dan
Planning
(SOAP)selama 3 hari.
5.2
Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis memberikan saran
sebagi berikut
1. Penulis
Asuhan keperawatan akan memberikan wawasan yang luas mengenai
masalah keperawatan mengenai Post OperasiSectio Caesaria.
2. Instansi
a. Pendidikan Keperawatan
Sebagai bahan masukan pada Ny. R dalam Asuhan Keperawatan
mengenai Klien dengan gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan
dengan luka Post Operasi Sectio Caesaria hari ke- 1 indikasi CPD.
94
b. Rumah Sakit
Asuhan keperawatan sebagai bahan masukan dan evaluasi yang
diperlukan dalam pelaksanaan praktek pelayanaan keperawatan
khususnya pada klien dengan gangguan rasa nyaman: nyeri dengan
luka Post OperasiSectio Caesaria hari ke- 1 indikasi CPD.
c. Bagi Keperawatan
Hasil penulisan ini diharapkan dapat memmberi sumbangan pemikiran
dan informasi di bidang keperawatan maternitas tentang asuhan
keperawatan
berhubungan
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Manuaba, Ida Bagus Gede. 2002. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana, Jakarta : EGC
9.
92
92
93
LEMBAR PERSETUJUAN
(INFORMED CONSENT)
: Ny. R
Umur
: 22 Tahun
Pekerjaan
Alamat
Menyatakan
dengan
bahwa
saya
BERSEDIA
menjadi
pasien
dalam
NIM
: 4201.0412.032
Ny. R
94
(SAP KB)
Topik
Sasaran
Tempat
: RS Gunung Jati
Penyuluh
: Mahasiswa
Hari/Tanggal
Waktu
95
C. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
D. Media
1. Power Point
2. Leaflet
E. Materi
1. Pengertian KB
2. Tujuan KB
3. Macam-macam KB
4. Manfaat KB
5. Tempat-tempat pelayanan KB
96
2.
3.
4.
20 menit
15 menit
5 menit
Rencana Kegiatan
Pembukaan :
Membuka
kegiatan
dengan mengucapkan
salam.
Memperkenalkan diri.
Menjelaskan
tujuan
dari penyuluhan.
Menyebutkan materi
yang akan diberikan.
Pelaksanaan :
Menggali pengetahuan
audience tentang KB
Menjelaskan
pengertian KB
Menjelaskan tujuan
KB
Menjelaskan macammacam KB
Menjelaskan manfaat
KB
Menjelaskan tempattempat pelayanan KB
Evaluasi
Memberikan
kesempatan kepada
audience untuk
bertanya.
Menanyakan pada
audience tentang
materi yang telah
diberikan dan
memberikan
reinforcement pada
audience bila mampu
menjawab pertanyaan.
Terminasi :
Mengucapkan terima
kasih atas peran serta
audience.
Mengucapkan salam
penutup.
Kegiatan Responden
Menjawab salam
Mendengarkan
Memperhatikan
Memperhatikan
Mengungkapkan
pengetahuannya
Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan
Bertanya
Menjawab pertanyaan
Mendengarkan
Menjawab salam
97
G. Kriteria Evaluasi
Evaluasi Struktur
1. Audience pasien rawat jalan di RB Kharisma Husada bersedia diberi
penyuluhan 100%
2. Persiapan materi yang disampaikan.
3. Persiapan media yang digunakan.
4. Persiapan tempat yang digunakan.
5. Persiapan audience yang akan diberikan penyuluhan.
6. Kontrak waktu dengan rawat jalan sebelumnya.
7. Evaluasi Struktur
Evaluasi Proses
1. Audience antusias terhadap materi penyuluhan.
2. Audience tidak meninggalkan tempat penyuluhan.
3. Audience mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar.
4. Audience mampu mendemonstrasikan apa yang diajarkan oleh penyuluh.
Evaluasi Hasil
1. Audience mampu menjelaskan pengertian KB
2. Audience mampu menjelaskan tujuan KB
3. Audience mampu menjelaskan macam-macam KB
4. Audience mampu menyebutkan minimal 3 manfaat KB
5. Audience mampu menyebutkan minimal 3 tempat pelayanan KB
98
MATERI
A. Pengertian
Keluarga
berencana
adalah
salah
satu
usaha
untuk
mencapai
B. Tujuan KB
Tujuan KB adalah meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka
mewujudkan NKKBS (Normal Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang
menjadi dasar terwujudnya masyarakat sejahtera dengan mengendalikan
kelahiran
sekaligus
menjamin
terkendalinya
pertumbuhan
penduduk.
99
100
digunakan
jangka
panjang
selama
wanita
itu
ingin
menggunakannya
f) Mudah diberhentikan setiap saat dan kesuburan akan kembali setelah
diberhentikan
g) Untuk kontrasepsi darurat
101
102
ditemukan
gangguan
haid
seperti
spotting,
siklus
jenis
suntikan
yang
terdiri
atas
25
mg
Depo
103
3) Implan
Efektif 5 tahun untuk Norpalan (terdiri dari 6 batang ), 3 tahun untuk
Indoplan/Implano, klien merasa kenyamanan, dapat dipakai oleh
semua ibu usia reproduksi, pemasangan dan pencabutan memerlukan
pelatihan, kesuburan akan kembali setelah dicabut, efek samping
utama berupa perdarahan tidak teratur, bercak dan aminorhea dan
aman dipakai saat menyusui.
Keuntungan implant, yaitu:
a) Daya guna tinggi, perlindungan jangka panjang (5 tahun),
pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan
b) Tidak memerlukan pemeriksaan dalam, bebas dari pengarus
estrogen, tidak mengganggu coitus dan tidak mempengaruhi ASI
c) Klien kontrol ke klinik jika ada keluhan dan dapat dilakukan
pencabutan setiap saat sesuai dengan kebutuhan
Kekurangan implant, yaitu:
a) Perubahan pola haid
b) Nyeri kepala dan nyeri dada
c) Peningkatan/penurunan BB
d) Memerlukan pembedahan minor untuk pemasangan dan pelepasan
104
2. KB non hormonal
a) AKDR (IUD)
Cara kerja:
1) Menghambat kemampuan sperma masuk tuba fallopi.
2) Mencegah implantasi telur dalam uterus.
3) Mencegah sperma dan ovum bertemu.
Keuntungan IUD, yaitu:
1) Tidak mempengaruhi hubungan seksual.
2) Meningkatkan kenyamanan hubungan seksual.
3) Tidak mempengaruhi ASI.
4) Metode jangka panjang
5) Dapat digunakan sampai menopouse.
Efek samping penggunaan IUD:
1) Menstruasi menjadi lebih lama dan banyak
2) Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama)
3) Perdarahan irreguler (spotting) di antara menstruasi
4) Saat haid lebih sakit
b) Kondom
Cara kerja:
1) Menghalangi bertemunya sperma dan sel telur.
2) Mencegah penularan mikroorganisme dari satu pasangan ke pasangan
lain.
105
106
107
108
109
DAFTAR PUSTAKA
110
111
112
113
A. IDENTITAS
1. Nama
:Perempuan
4. Agama
:Islam
5. Suku/ Bangsa
:Jawa/ Indonesia
6. Alamat
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
1. SD
2. SMP
3. SMA
4. DIPLOMA III