Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Hipertiroid adalah suatu ketidakseimbangan metabolic yang merupakan
akibat dari produksi hormone tiroid yang berlebihan. Bentuk yang umum dari
masalah ini adalah penyakit Graves, sedangkan bentuk yang lain adalah toksik
adenoma, tumor kelenjar hipofisis yang menimbulkan sekresi TSH meningkat,
tiroiditis subakut dan berbagai bentuk kanker tiroid. Krisis tiroid terjadi akibat
pelepasan hormone tiroid secara berlebihan ke dalam aliran darah. Hal ini dapat
dipicu oleh stress, pembedahan, atau infeksi, tetapi penyebab utama ialah
pembedahan. Gejala-gejala dapat timbul 6-18 jam pascaoperatif (Martenelli &
Fontana,
1990).
intraoperative.
Kadang-kadang
krisis
tiroid
muncul
selama
periode
hperpireksia, diaphoresis, syok, muntah, dan diare, serta perburukan status mental
yang muncul secara mendadak. Terapi krisis tiroid antara lain ialah pemakaian
steroid, asetaminofen, dan propranolol (Gruendemann, 2005).
Belum ada presentase pasti tentang terjadinya krisis tiroid kemungkinan
kecil pasien dengan hipertiroid mengalami krisis tiroid, tergantung faktor
pencetusnya. Krisis tiroid pada tirotoksikosis biasanya merupakan komplikasi
dari penyakit grave. Penyakit grave dimediasi oleh antibody reseptor tirotropin
yang menstimulasi sintesis hormone tiroid menjadi berlebihan dan tidak
terkendali (T3 dan T4). Kebanyakan kejadian ini dijumpai pada wanita muda,
dengan presentase 2-5% wanita dan 1-2% terjadi wanita usia produktif. Wanita
memiliki resiko 5 kali menderita penyakit tiroid dibanding laki-laki.
(Cunningham, et.al, 2010). Penyebab lain krisis tyroid dapat juga disebabkan oleh
interferon alfa dan interleukin 2, terpapar iodine, dan pemberian amiodaron.
Pemberian interferon alfa dan interleukin 2 dapat mengganggu ikatan tiroksin
dengan globulin sehingga meningkatkan kadar tiroksin bebas.
Angka kematian akibat krisis tiroid diperkirakan berkisar antara 10-20%,
tetapi terdapat laporan penelitian yang menyebutkan hingga 75% tergantung
faktor pencetus atau penyakit yang mendasari terjadinya krisis tiroid.
Tujuan Khusus
Tujuan khusus penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa mengetahui,
mengerti dan mahasiswa dapat melaksanakan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
1.3 Manfaat
1.
Mahasiswa dapat menjelaskan definisi krisis tyroid dan koma miksedemia
2.
Mahasiswa dapat menjelaskan penyebab dari krisis tyroid dan koma
3.
miksedemia
Mahasiswa dapat menjelaskan patofisiologi dari krisis tyroid dan komam
4.
miksedemia
Mahasiswa dapat menjelaskan pathways krisis tyroid dan koma
5.
miksedemia
Mahasiswa dapat menjelaskan manifestasi klinis krisis tyroid dan koma
6.
miksedemia
Mahasiswa dapat menjelaskan penatalaksanaan krisis tyroid dan koma
7.
miksedemia
Mahasiswa dapat menegakkan asuhan keperawatan pada pasien krisis
tyroid dan koma miksedemia
8.
Mahasiswa
dapat
mengetahui,
mengerti
dan
mahasiswa
dapat
Mahasiswa
dapat
mengetahui,
mengerti
dan
mahasiswa
dapat
Mahasiswa
dapat
mengetahui,
mengerti
dan
mahasiswa
dapat
Mahasiswa
dapat
mengetahui,
mengerti
dan
mahasiswa
dapat
Mahasiswa
dapat
mengetahui,
mengerti
dan
mahasiswa
dapat
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA KRISIS TYROID
2.1
Definisi
Krisis tiroid merupakan komplikasi tirotoksikosis yang tidak ditangani
2.2 Etiologi
Krisis Tiroid secara umum disebabkan karena gangguan organic kelenjar
tiroid, gangguan fungsi hipotalamus dan hipofisis yang selanjutnya dapat
menyebabkan produksi TSH meningkat sehingga produksi hormone tiroid
meningkat. Krisis tiroid dapat terjadi pada pasien hipertiroidisme yang
menghentikan pengobatan, dosis penggantian hormone tiroid yang terlalu tinggi,
dan pengobatan dengan yodium radioaktif (Burrow, 1994).
tinggi
(Hiperpyrexia).
Keadaan
hipermetabolisme
menyebabkan
6.
7.
8.
9.
10.
katekolamin;
Penurunan berat, peningkatan rasa lapar;
Haid sedikit dan tidak tetap;
Pembesaran kelenjar tiroid;
Mata melotot (exoptalmus);
Cepat lelah.
Tabel perbandingan tanda klinis krisis tiroid dan koma
miksedema
Tekanan Darah
Denyut jantung
Nafas
Suhu
Kesembangan cairan
Glukosa serum
Indeks jantung
ITVS
Natrium serum
TSH
T4 serum
Hipertensi
Takikardi
Takipnea
>39 C
dehidrasi
Hiperglikemi
Meningkat
Menurun
Hipo/hipernatremi
< 0,1U/ml
>12,5g/dl
Hipotensi
Bradikardi
Bradipnea
< 35 C
kelebihan
Hipoglikemi
Menurun
Meningkat
Hiponatremi
>20U/ml
<5g/dl
T3 serum
>230 ng/100ml
Uptake T3 resin
>35%
Nb : ITVS (Indeks Tahanan Vaskular Sistemik)
TSH (Hormon Perangsag Tyroid)
tidak teraba
Pulmonar : takipnea >22x/menit
Neurologik : agitasi, kebingungan, tremor, kejang, dan koma.
Gastrointestinal : mual,muntah, peningkatan bising usus
Endokrin : tiroid mungkin membesar dan membentuk nodular
Sindroma disfungsi organ yang multiple : asidosis laktat dan disfungsi
yaitu
menghebatnya
tanda
d.
e.
f.
LDH, SGOT > 37 U/I, SGPT > 41 U/I dan bilirubin (0,25 1,0)
meningkat akibat dari gangguan fungsi hati.
telah
dilakukan
pengenalan
dan
pengobatan
dini
2.7
Komplikasi
hormone
tiroksin
bebas
dalam
sirkulasi
darah.
Gejala-gejala
Krisis Tyroid
Kadar tiroxin (T4) dan tirodotironi (T3) meningkat
Di Jantung
Di vaskuler
Meningkatkan
rangsangan otot
kardiomiosit
Meningkatkat
vasodilatasi
pembuluh darah
Meningkatkan
kontraktilitas
jantung
Meningkatkan
vaskularisasi
organ target
TD Tinggi
Menurunkan ITVS
(Indeks Tahanan
Vaskular Sistemik)
Di GI
Peristaltik
usus
meningkat
Meningkatkan
kebutuhan oksigen
Meningkatkan suhu
tubuh
Hiperexia
Diare
Meningkatkan
usaha untuk
inspirasi
MK : Pola Nafas
Tidak Efektif
MK :
Hipertermi
Meningkatkkan
denyut jantung
Takikardi
Meningkatkkan
Cardiac output
Tremor
PK : ARITMIA
Peningkatan
katabolisme
karbohidrat
Peningkatan
katabolisme
lemak
Peningkatan
glukosa darah
Peningkatan
perfusi ginjal
Peningkatan
oksidasi lemak di
jaringan adiposa
PK :Hiperglikemi
Peningkatan
mobilisasi lemak
Hipernatremi
Ekskresi
meningkat
Retensi
natrium
Norepinefrin,
mineralkortik
oid
meningkat
Natrium
ikut keluar
Peningkatan
Kolesterol Darah
Dehidrasi
Peningkatan asam
lemak bebas (FFA)
dlm plasma
Eksoftalmus
Hiponatremi
MK : Kebutuhan Nutrisi
Kurang dari Kebutuhan
Tubuh
Berat
Badan
Menutrun
Peningkatan
degradasi protein
Peningkatan
aktivitas sistem
saraf
Peningkatan
Somatoadrenal
Perubahan status
mental
Kelelahan,
lemas,
gelisah,
cemas
MK :
Ansietas
Insominia
MK : Gangguan Pola
Tidur
Peningkatan
Kortisol
Peningkatan
glukoneogenesis dan
glikogenolisis
2.9
Prognosis
Angka kematian akibat krisis tiroid diperkirakan berkisar antara 10-20%,
Asuhan Keperawatan
Asuhan keperawatan pada klien krisis tiroid berdasarkan Doenges (2000),
meliputi:
2.10.1 Pengkajian
Pada pengkajian dilakukan wawancara dan pemeriksaan fisik untuk
memperoleh informasi dan data yang nantinya akan digunakan sebagai dasar
untuk membuat rencana asuhan keperawatan klien.
a. Biodata /identitas klien meliputi: nama, umur, jenis kelamin, agama, bahasa,
pekerjaan, kebangsaan, alamat, pendidikan, tanggal MRS, dan diagnosa
b.
c.
d.
medis
Keluhan utama
Keluhan utama adalah keluhan yang dirasakan klien pada saat dikaji.
Biasanya klien mengeluh:
1. Cepat lelah
2. Berat badan menurun
3. Tremor
4. Haid sedikit dan tidak tetap, dll.
Riwayat kesehatan sekarang
Mengungkapkan hal-hal yang menyebabkan klien mencari pertolongan,
misalnya gejala awal sakit, keluhan utama.
Riwayat penyakit sebelumnya
Perlu dikaji apakah klien pernah menderita penyakit yang sama, riwayat
ketergantungan terhadap makanan/minuman, zat dan obat-obatan. Apakah
e.
f.
h.
i.
j.
k.
kurang
dari
kebutuhan
tubuh
berhubungan
dengan
BAB 3
TINJAUAN PUSTAKA KOMA MIKSEDEMA
3.1 Definisi
Miksedema adalah keadaan lebih lanjut yang diakibatkan oleh karena kadar
hormon tiroid dalam darah berkurang. Karena kurang aktifnya kelenjar tiroid
dalam menghasilkan hormon tiroid atau hormon tiroid yang dihasilkan terlalu
sedikit (Hipotiroidisme) pada orang dewasa. Miksedema merupakan bentuk
hipotiroid terberat, pasien menjadi letargi dan bisa berlanjut pada keadaan stupor
atau Koma Miksedema (John A. Boswick, 1988).
3.3 Patofisiologi
Penurunan hormone tiroid mempengaruhi penurunan Basal Metabolic
Rate di seluruh tubuh, mengakibatkan penurunan aktivitas GI (penurunan
produksi asam lambung) sehingga menyebabkan penurunan nafsu makan, juga
kelemahan.
Hormone tiroid berperan dalam produksi sel darah merah, sehingga
penurunan hormone tiroid dapat menyebabkan anemia karena pembentukan
eritrosit yang tidak optimal.
adalah
retardasi
mental,
gangguan
pertumbuhan
dan
perkembangan yang ireversibel. Pada orang dewasa tanda dan gejala dini yang
timbul adalah cepat lelah, letargi, merasa lemah sehingga tidak dapat melakukan
aktivitas sehari-hari. Pasien tidak bisa menoleransi dingin dan mengalami
konstipasi, sedangkan pada wanita, menstruasi tidak teratur, ada menoragia dan
infertilitas. Selain tidak nafsu makan, pasien mengalami nyeri pada otot, sendi dan
dada, dan juga mengalami disungsi mental. Hipotiroidisme yang tidak ditangani
dengan tepat akan berakhir pada koma miksedema (Mary Baradero, 2009).
Gejala klinis pada Koma Myxedema yang terlihat meliputi ekspresi loyo,
rambut jarang, edema di muka dan kelopak mata, lidah besar dan tebal, bicara
lambat, kulit pucat, dingin dan kering, suara serak, tidak tahan dingin, kurang
berkeringat (Jan Tambayong, 2000).
3.5 Pemeriksaan Diagnostik
Beberapa pemeriksaan yang dilakukan pada pasien dengan gangguan
kelenjar tiroid utamanya koma miksedema antara lain sebagai berikut :
1. Pemeriksaan fisik (Graber, 2006):
a. TTV : hipotensi <90/70mmHg, bradikardi <60x/menit, bradipnea
<16x/menit, dan hipotermia <35 C
b. Kulit : kasar dan kering, kuku rapuh
c. Neurologis : tumpul, koma, reflek lambat (Tertundanya pengenduran
otot selama pemeriksaan refleks )
d. Gatrointestinal : penurunan bising usus
e. Penderita tampak pucat, kulitnya kuning, pinggiran alis matanya
rontok, rambut tipis dan rapuh, lengan dan tungkai membengkak
Koma Miksedemia
Di Jantung
Menurunkan
rangsangan otot
kardiomiosit
Menurunkan
kontraktilitas
jantung
Di vaskuler
Menurunkan
vasodilatasi
pembuluh darah
Menurunkan
vaskularisasi
organ target
Hipotensi
(TD
rendah)
menurunkan
metabolisme basal
ATP otot
menurun
Meningkatkan
ITVS (Indeks
Tahanan Vaskular
Sistemik)
Peristaltik
usus
menurunkan
Kebutuhan oksigen
berkurang
Tdk
tahan
dingin
Suhu tubuh
menurun
MK :
Konstipasi
Usaha pernafasan
berkurang (Bradipneu)
CO2 terperangkap
MK :
Gangguan
Pertukaran Gas
MK : Intoleransi
Aktivitas
Denyut jantung
melemah
Bradikardi
PK :Syok
Kardiogenik
Hipernatremi
Penurunan
Cardiac output
MK : Gangguan
Perfusi Jaringan
Penurunan
perfusi ginjal
Ekskresi
menurun
Retensi
natrium
Norepinefrin,
mineralkortik
oid menurun
MK : Kebutuhan Nutrisi
Lebih dari Kebutuhan
Tubuh
Penurunan
eritropoesis
Anemia
MK :
Hipotermi
Penurunan
pemecahan
karbohidrat
Penurunan
pemecahan
lemak
Peningkatan
oksidasi lemak di
jaringan adiposa
Penurunan
glukosa darah
PK :Hipoglikemi
Penurunan
Kolesterol
Darah
Penurunan
mobilisasi lemak
Penurunan asam
lemak bebas (FFA)
dlm plasma
Penurunan
aktivitas sistem
saraf
Penurunan
Somatoadrenal
Perubahan status
mental
Agitasi,
letargi,ko
ma
Insominia
MK : Gangguan
Pola Tidur
Penurunan
Kortisol
Berat
Badan
Meningkat
Penurunan
degradasi protein
Penurunan
glukoneogenesis dan
glikogenolisis
3.9 Prognosis
Pada suatu waktu angka mortalitas koma miksedema mencapai kira-kira 80%.
Koma miksedema merupakan salah satu keadaan klinis hipotiroidisme yang
jarang dijumpai dan merupakan keadaan yang kritis dan mengancam jiwa. Terjadi
pada pasien yang lama menderita hipotiroidisme berat tanpa pengobatan sehingga
suatu saat mekanisme adaptasi tidak dapat lagi mempertahankan homeostasis
tuibuh.Perjalanan miksedema yang tidak diobati adalah penurunan keadaan secara
lambat yang akhirnya menjadi koma miksedema dan kematian. Prognosis dapat
membaik jika status respirasi dibantu secara mekanis dan penggunaan levotiroksin
intravena. Pada saat tersebut, hasilnya tergantung pada seberapa baiknya masalah
penyakit dasar dapat dikelola.
3.10 Asuhan Keperawatan
3.10.1 Pengkajian
Pada pengkajian dilakukan wawancara dan pemeriksaan fisik untuk
memperoleh informasi dan data yang nantinya akan digunakan sebagai
dasar untuk membuat rencana asuhan keperawatan klien.
a. Biodata /identitas klien meliputi: nama, umur, jenis kelamin, agama, bahasa,
pekerjaan, kebangsaan, alamat, pendidikan, tanggal MRS, dan diagnosa
medis
b. Keluhan utama
Keluhan utama adalah keluhan yang dirasakan klien pada saat dikaji.
Biasanya klien mengeluh : tampak lelah, loyo, tidak tahan dingin, daya ingat
menurun, sembelit, menstruasi tidak teratur.
c. Riwayat kesehatan sekarang
Mengungkapkan hal-hal yang menyebabkan klien mencari pertolongan,
misalnya gejala awal sakit, keluhan utama. Pada orang dewasa, paling
sering mengenai wanita dan ditandai oleh peningkatan laju metabolik
basal, kelelahan dan letargi, kepekaan terhadap dingin, dan gangguan
menstruasi. Bila tidak diobati, akan berkembang menjadi miksedema
nyata. Pada bayi, hipotiroidisme hebat menimbulkan kretinisme. Pada
remaja hingga dewasa, manifestasinya merupakan peralihan dengan
retardasi perkembangan dan mental yang relatif kurang hebat serta
miksedema disebut demikian karena adanya edematus, penebalan merata
e.
f.
dengan klien.
Kebiasaan hidup sehari-hari, seperti:
1) pola makan (misal: mengkonsumsi makanan yang kadar yodiumnya
rendah, dan nafsu makan menurun)
2) pola tidur (misal: klien menghabiskan banyak waktu untuk tidur, sering
tidur larut malam)
3) pola aktivitas (misal: klien terlalu memforsir pekerjaan sehingga sering
g.
mengeluh kelelahan).
Pengkajian psikososial
Klien sangat sulit membina hubungan sosial dengan lingkungannya,
mengurung diri/bahkan mania. Klien sangat malas beraktivitas, dan ingin
tidur sepanjang hari. mengkaji bagaimana konsep diri klien mencakup
h.
Rasional
perkembangan
1. Memfasilitassi
jalan nafas
kepatenan
2. Mengoptimalkan frekuensi
jantung, preload, afterload,
dan kontraktilitass jantung
3. Memfasilitasi
kepatenan
jalan nafas
4. Mengoptimalkan frekuensi
jantung, preload, afterload,
dan kontraktilitass jantung
5. Tindakan kolaboratif
5. Konsultasikan
dengan
dokter tentang pentingnya
pemeriksaan gass darah
arteri
(GDA)
dan
Rasional
1. Anjurkan
pasien
untuk 1. Selimut atau baju tebal
menggunakan selimut atau
bertujuan untuk mengurangi
baju tebal dan juga kaos
penguapan suhu tubuh.
kaki..
2. Menghindari pendingin agar
2. Anjurkan
pasien
untuk
pasien lebih nyaman dan suhu
menghindari pendingin.
tidak menurun.
3. Agar pasien nyaman dan suhu
3. Berikan suhu ruang yang
ruangan tidak mempengaruhi
hangat.
suhu tubuh pasien.
4. Pemantauan suhu tubuh untuk
meminimalkan suhu pasien
4. Pantau suhu tubuh pasien.
agar tidak turun.
4. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan penurunan ATP otot
Tujuan: pasien meningkatkan aktivitasnya
Kriteria hasil: Setelah 224 jam partisipasi pasien meningkat
untuk memenuhi kebutuhannya.
Intervensi
Rasional
1. Jadwalkan pasien
untuk
istirahat dan mobilisasi
sesuai dengan kondisi.
2. Bantu
pasien
untuk
memenuhi kebutuhan ketika
pasien sedang lemah dan
lelah.
3. Mengukur ttv saat istirahat
dan juga pada saat aktifitas
4. Meningkatkan
secara bertahap
aktivitas
2. meringankan
aktifitas pasien
tingkat
5. Menurunkan
kelelahan
tingkat
Rasional
Rasional
1. Tingkatkan
kesadaran 1. Untuk mengatur diet
individu tentang makanan
yang dikonsumsi
2. Manajemen
gangguan 2. Mencegah dan menangani
pembatasan diet yang sangat
makan
ketat dan aktivitas yang
berlebihan
3. Mengumpulkan dan analisis
data pasien untuk ,mencegah
3. Pantau asupan nutrisi
atau meminimalkan kurang
27 | Asuhan Keperawatan Klien dengan Krisis Tyroid & Koma Miksedemia
gizi
4. Memfasilitassi
penuruna
mberat badan dan lemak
tubuh
Rasional
8. PK Syok Kardiogenik
Diagnosa: PK Syok Kardiogenik
Tujuan: tidak terjadi syok kardiogenik, kondisi jantung normal
Kriteria hasil: TD, Nadi dalam batas normal
Intervensi
1. Pantau TTV
2. Terapi O2
3. Pemeriksaan Lab analisis
gas darah arteri (GDA)
4. Kolaborasi pemberian obat
norepinefrin dan dopamin
Rasional
1. Untuk mengetahui status
neurologis dan perubahan
tingkat kesadaran
2. Mengatasi
terjadinya
penuruna PaO2
3. Untuk mengetahui adanya
penuruna tegangan oksigen
arteri
(PaO2)
dan
karbondioksida
areteri
(PaCO2)
4. Memperbaiki kerja dari
jantung
9. PK Hipoglikemi
Diagnosa: PK Hipoglikemi
Tujuan: pasien tidak mengalami hipoglikemi
Kriteria hasil: kadar GDA dalam batas normal
Intervensi
Rasional
BAB 4
ASUHAN KEPERAWATAN KASUS
4.1 Krisis Tyroid
Studi Kasus :
Ny. A usia 45 tahun masuk Rumah sakit dengan keluhan sesak nafas, keringat
(+), gelisah, diare. Pada pemeriksaan didapatkan TD = 130/80 mmHg, nadi =
100x/menit, RR = 24x/menit, terpasang O2 8 lpm. Lengkapi pengkajian,
tentukan diagnosa dan intervensi keperawatan
4.11 Pengkajian
Pada pengkajian dilakukan wawancara dan pemeriksaan fisik untuk
memperoleh informasi dan data yang nantinya akan digunakan sebagai dasar
untuk membuat rencana asuhan keperawatan klien.
a. Biodata /identitas klien meliputi:
nama = Ny.A
umur = 45 th
jenis kelamin = perempuan
diagnosa medis = krisis tyroid
29 | Asuhan Keperawatan Klien dengan Krisis Tyroid & Koma Miksedemia
b. Keluhan utama
Klien mengatakan Cepat lelah, berat badan menurun, tremor, sesak nafas
c. Riwayat kesehatan sekarang
sesak nafas, keringat (+), gelisah, diare, terpasang O2 8 lpm
d. Riwayat penyakit sebelumnya
Pasien menderita hipertiroid sejak 1 tahun yang lalu
e. Riwayat penyakit keluarga
Tidak ada keluarga yang mengalami kelainan kelenjar tyroid
f. Rambut
Kusam, mudah rontok, adanya alopesia
g. Sirkulasi
Palpitasi, nyeri dada, TD = 130/80 mmHg, nadi = 100x/menit
h. Leher
Pembesaran kelenjar tyroid
i. Pencernaan
Gejalanya hilang nafsu makan, mual atau muntah, diare.
j. Pernapasan
sesak nafas, RR = 24x/menit, terdapat otot bantu nafas.
4.1.2 Analisis Data
No
1.
Data
Analisa Data
DS
Masalah
Keperawatan
pasien Krisis tyroid peningkatan Pola
nafas
tida
oksigen
berlebih
24/menit
:
pasien Krisis tyroid peningkatan Diare
DS
katabolisme
28x.menit
DS
:
mengatakan
nafsu makan
DO
tidak aktivitas
somatoadrenal
Makanan peningkata
glukoneogenesis
percepatan
katabolik
proses
tubuh
bising usus
kekurangan nutrisi
DS
:
pasien Krisis tiroid stimulasi CNS Ansietas
4.
mengatakan
bingung
cemas
harus
bagaimana
terhadap
penyakitnya
DO
tampak
pasien
cemas
setiap
tindakan
medis, takipnea
4.1.3 Diagnosa Keperawatan
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan metabolisme
basal
2. Diare berhubungan dengan peningkatan peristaltik usus
3. Nutrisi
kurang
dari
kebutuhan
tubuh
berhubungan
dengan
Intervensi
Rasional
1. Mengumpulakan
dan
menganalisis data pasien
untuk memastikan kepatenan
jalan nafas dan pertukaran
gas yang adekuat.
2. Auskultasi bunyi nafas dan 2. Bunyi nafas menurun biala
catat
adanya
,bunyi
terdapat obstruksi sekunder
tambahan
terhadap perdarahan, bekuan
atau kolaps jalan nafas kecil.
Robnki dapat meenyertai
obstruksi jalan nafas.
3. Meningkatkan
pola
pernafasan spontan yang
optimal
sehingga
memaksimalkan pertukaran
oksikgen dan karbondioksida
3. Bantuan ventilasi
di dalam paru.
4.
Mengumpulkan
dan
menganalisis
data
kardiovasskular, pernafasn,
dan suhu tubuh untuk
menentukan dan mencegah
komplikasi
5. Meningkatkan
ventilisassi
4. Pantau TTV
dan perfusi jaringan yang
adekuat untuk individu yang
mengalami reaksi alergi berat
5. Manajemen analfilaksis
2. Diare berhubungan dengan peningkatan peristaltik usus
Tujuan: Melaporkan bahwa diare berkurang
Kriteria Hasil:
a. Mengetahui hal-hal apa saja yang menyebabkan diare
b. Mengetahui cara mengatasi bila terjadi diare
c. Menunjukan eleminasi fekal yang efektif
d. Mematuhi ketentuan diet untuk mengurangi diare
Intervensi
Rasional
1. Kaji faktor penyebab atau 1. Menentukan
tatalaksanan
yang mempengaruhi
selanjutnya
2. Anjurkan untuk makan dalam
porsi kecil, tapi sering dan 2. Memnuhi kebutuhan energi
Nutrisi
kurang
dari
kebutuhan
tubuh
berhubungan
dengan
Rasional
1. Bising
usus
hiperaktif
mencerminkan peningkatan
motilitas lambung yang
menurunkan atau mengubah
absorbsi.
2. Menjaga pemasukan kalori
cukup tinggi akibat adanya
hipermetabolik
3. Memantau keberhasilan diet
2. Dorong
untuk
meningkatkan
jumlah
makanan dengan tinggi 4. Peningkatan motilita saluran
kalori dan yang mudah
cerna dapat mengakibatkan
dicerna
diare dan gangguan absorbsi
3. Pantau asupan makanan dan
nutrisi.
timbang berat badan secar
rutin
4. Hindari pemberian makanan
yang dapat meningkatkan
peristaltik usus (seperti: teh,
kopi) dan yang makanan
yang menyebabkan diare
3. Jelaskan
prosedur,
lingkungan sekeliling atau
suara
yang
mungkin
didengaroleh pasien
Rasional
1. Ansietas
ringan
dapat
ditunjukkan dengan peka
rangsang dan insomnia.
Ansietas
berat
yang
berkembang
ke
dalam
keadaan
panic
dapat
menimbulkan
perasaan
terancam,
terror.
Ketidakmampuan
untuk
bicara
dan
bergerak,
berteriak-teriak
2. Menegaskan pada pasien
atau orang terdekat bahwa
walaupun perasaan pasien di
luar control, lingkungannya
tetap aman. Menghindari
respon pribadi pada ucapan
yang tidak tepat atau
tindakan yang mencegah
konflik
atau
reaksi
berlebihan terhadap situasi
yang penih dengan stress.
3. Memberikan
informasi
akurat
yang
dapat
menurunkan
distorsi/kesalahan yang dapat
berperanan
pada
reaksi
ansietas dan ketakutan
4. Rentang perhatian mungkin
menjadi pendek, konsentrasi
berkurang yang membatasi
kemampuan
untuk
mengasamilasi informasi
5. Menciptakan
lingkungan
yang
terapeutik,
menunjukkan
penerimaan
bahwa aktivitas unit/personel
dapat meningkatkan ansietas
pasien
6. Memahami bahwa tingkah
laku
berdasarkan
atas
fisiologis
dapat
memungkinkan
respons/pendekatan
yang
5. Kurangi stimulus dari luar.
berbeda,
penerimaan
Tempatkan pada ruangan
terhadap situasi
yang tenag, kurangi lampu
yang terlalu terang dan
orang yang berhubungan
dengan pasien
6. Diskusikan dengan pasien
atau
orang
terdekat
penyebab emosional yang
labil/reaksi psikotik.
BAB 5
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Krisis tiroid merupakan komplikasi tirotoksikosis yang tidak ditangani
dengan benar. Tandanya timbul secara tiba-tiba, yaitu takikardia, diaphoresis,
panas tinggi, edema paru, dan gagal jantung kongestif. Faktor pencetus krisis
tiroid yang sering ditemukan adalah infeksi pembedahan (tiroid atau nontiroid),
terapi radioaktif, pewarna kontras yang mengandung yodium, penghentian obat
antitiroid, amiodaron, minum hormone tiroid, ketoasidosis diabetic, gagal
jantung kongestif, hipoglikemia, toksemia gravidarum, partis , stress emosi
berat, emboli paru, cerebral vascular accident , infark usus, trauma, ekstraksi
gigi, palpasi kelenjar tiroid yang berlebihan. Penatalaksanaan medis dari krisis
tiroid terdiri dari suatu rangkaian pengobatan yang bertujuan untuk
menghentikan
sintesis
hormon
yang
baru
di
kelenjar
tiroid,
besar dan tebal, bicara lambat, kulit pucat, dingin dan kering, suara serak, tidak
tahan dingin, kurang berkeringat. Tujuan dari penatalaksanaan koma
miksedema adalah untuk menyelamatkan kehidupan klien. langkah-langkah
dukungan bisa dilakukan seperti menjaga jalan napas paten, pemberian
oksigen, dan mengganti cairan intravena. klien dijadikan tetap hangat, dan
tanda vital dimonitor sampai klien mulai pulih.
4.2 Saran
Sebagai seorang perawat sebaiknya kita mengetahui asuhan
keperawatan pada klien dengan krisis tyroid dan koma miksedemia dengan
jelas agar dapat menunjang keahlian perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada klien secara tepat, sehingga pelayanan yang diberikan
sesuai dan dapat mengurangi serta memperbaiki kondisi klien.