Professional Documents
Culture Documents
I
PENDAHULUAN
Waktu
Tempat
II
KAJIAN KEPUSTAKAAN
Single
chusion
Silke
buttercup
pea
strawberry
rose
V-shaped
2.2 Kulit
Menurut Crawford (1990), warna kulit hitam merupakan hasil pewarnaan
oleh pigmen
melanin,
sedangkan
2.3 Bulu
Bulu ayam
dengan permukaan bagian dalam yang lembut dan tampak tebal. Bulu terdiri atas
bagian kasar yaitu calamus, shaft yang panjang, dikenal sebagai rachis, barbs
memanjang dari shaft, barbules yang memanjang dari barbs, dan barbicels
memanjang dari barbules (North dan Bell, 1990).
Setiap bagian dari bulu, bentuk shaft sampai barbicels, bervariasi mulai dari
bentuk dan ukuran. Beberapa tipe struktur bulu dapat berbeda tetapi tidak mutlak
karena kebanyakan merupakan intergrasi dengan lainnya (Lucas dan Stettenheim,
1972). Perbedaan tipe bulu berdasarkan perbedaan keratin (Rogers, 1985).
Lebih
lanjut
dijelaskan
ditentukan secara genetik baik oleh gen dominan maupun resesif (Jull, 1951).
Warna bulu ayam pada dasarnya dapat dibedakan dari warna hitam, biru, merah,
kuning dan putih (Crawford, 1990). Warna bulu ayam merupakan sifat kualitatif
yang diatur oleh satu atau beberapa pasang gen atau rangkaian alel (Warwick dkk
1990).
Macam-macam bulu utama yaitu bulu kontur, bulu dons (plumule), bulu
dons halus (pulviplumule), filoplumule dan bristle. Bulu kontur yang terdiri atas
bulu penutup (rectrices), bulu sayap (remiges) dan bulu kemudi/ekor (retrices).
Bulu sayap dan bulu ekor ditandai oleh ukuran yang besar, kekakuan,
ketidaksamaan antara kiri dan kanan, vane hampir sama pada semua pennaceous,
dan tidak ada aftershaft.
Bulu sayap dan bulu ekor menjadi tabung udara yang diperlukan untuk
terbang, sering kali dikenal sebagai bulu terbang. Bulu ekor itik berbentuk kerucut
6 dan relatif lebih panjang dibandingkan dengan bulu ekor ayam, juga ditemui dua
buah lubang kelenjar minyak yang dipisahkan dengan anterior dari isthmus papilla
(Lucas dan Stettenheim, 1972). Hal ini menyebabkan bulu itik senantiasa
berminyak dan dengan adanya bantuan dari minyak ini dapat dicegah masuknya
air ke permukaan kulit (Srigandono, 1986).
Bulu dons (plumule) yang terletak dibawah bulu kontur. Bulu dons halus
(pulviplumule). Filoplumule, bulu-bulu yang menyerupai rambut. Filoplumule
terdiri dari shaft dengan kelompok barb pendek atau barbule pada ujungnya.
Bristle adalah bulu-bulu kecil pada muka. Karakteristik bristle yaitu halus, rachis
yang runcing dan tanpa barb kecuali pada akhir proximal ditemukan di kepala
(Hudon, 2005).
Proses luruh dan tumbuhnya bulu alamiah adalah proses fisiologis yang
dipengaruhi oleh perubahan kadar hormon tiroksin (Kuenzell, 2003). Molting
alami pada ayam terjadi selama empat bulan. (Walbert, 2004). Force moulting
adalah usaha merontokkan bulu unggas sebelum masa waktunya. Tujuannya
adalah untuk mendapatkan masa peneluran kedua yang serasi. Selama masa
moulting berat bada ayam, terutama layer akan berkurang. Banyak metode yang
dapat dilakukan dalam melakukan moulting pada ayam, umumnya yaitu dengan
metode konvensional dan konvensional.
2.4 Shank
Karakteristik warna shank kuning (Co) atau putih (I) disebabkan oleh
kurangnya kandungan melanin pada jaringan kulit luar (epidermis); kandungan
melanin pada lapisan kulit luar dikontrol oleh gen resesif yang ditandai dengan
warna shank hitam (Hutt, 1949). hijau tua atau abu-abu. Menurut Jull (1951),
warna shank merupakan penampilan dari adanya beberapa pigmen tertentu
pada epidermis dan dermis; warna kuning pada shank dikarenakan adanya lemak
atau pigmen lipocrom pada lapisan epidermis.
pada usia relative muda. Pada umumnya ayam broiler siap dipotong pada usia 3545 hari (Murtidjo, 1993: 3).
Menurut Ensminger (1991), ayam broiler merupakan ayam yang telah
mengalami seleksi genetik (breeding) sebagai penghasil daging dengan
pertumbuhan yang cepat sehingga waktu pemeliharaannya lebih singkat, pakan
lebih efisien dan produksi daging tinggi. Ayam broiler adalah ayam yang
mempunyai ciri khas yaitu tingkat pertumbuhannya yang cepat sehingga dalam
waktu singkat sudah dapat dipasarkan kepada konsumen.
Ayam broiler termasuk ke dalam ordo Galliformes, famili Phasianidae,
genus Gallus dan spesies Gallus domesticu. Ayam broiler adalah ayam hasil
persilangan ayam tipe berat dan tipe sedang yang bertujuan menghasilkan
pertumbuhan yang cepat dengan umur yang relatif muda (6-7 minggu). Dalam
kurun waktu tersebut, ayam broiler akan tumbuh 40-50 kali dari bobot awalnya
(Amrullah, 2004).
sebagai ayam petelur juga dimanfaatkan sebagai ayam pedaging bila sudah
memasuki masa afkir.
Ayam Petelur tipe ringan memilliki ciri-cir yang khas, seperti bermata besar,
berwarna putih, ukuran badan kecil, atau kurus serta jengger berwarna merah.
Kelebihan dari ayamm ini mampu menghasilkan lebih dari 260 butir telur
pertahunnya. Sementara kelemahan ayam ini sangat sensitif pada suasana dan
cuaca.
Ayam petelur medium memiliki ciri-ciri yaitu tubuhnya tidak kurus dan
gemuk, bobot badannya diantara ayam petelur ringan dan ayam broiler, dan warna
bulunya sedikit coklat. Warna bulunya yang coklat menyebabkan ayam ini disebut
ayam petelur coklat (Rasyaf, 2001).
Menurut Sudaryani dan Santosa (1995) ciri-ciri bibit ayam jantan antara lain
: ayam jantan terlihat lebih jelas badannya cukup tinggi, ukuran badannya lebih
besar dibandingkan ayam betina, jenggernya terlihat lebih besar, bulu ekornya
panjang dan lebat, dan warna bulu berbeda dengan ayam betina. Sedangkan ciriciri ayam betina yaitu : kalau diraba perutnya lunak, kloaka bulat telur, lebar,
basah kelihatan pucat, badan agak memanjang, tubuh penuh, punggung halus, dan
bentuk kepala bagus sinar matanya cerah dengan jengger yang merah cerah.
10
adaptasi lingkungan. Ayam kampung memiliki variasi terutama pada pola warna
bulu (Sartika et al., 2008).
Ayam kampung adalah ayam lokal Indonesia yang berasal dari ayam hutan
merah yang telah berhasil dijinakkan. Akibat dari proses evolusi dan domestikasi,
maka terciptalah ayam kampung yang telah beradaptasi dengan lingkungan
sekitarnya, sehingga lebih tahan terhadap penyakit dan cuaca dibandingkan
dengan ayam ras (Sarwono, 1991). Penyebaran ayam kampung hampir merata
diseluruh pelosok tanah air.
Ayam Kampung memiliki warna bulu yang bervariasi. (Moniharapon, 1997)
menjelaskan mengenai warna bulu ayam Kampung jantan yaitu bulu leher dan
sayap berwarna lurik kuning, bulu punggung dan dada berwarna lurik hitam dan
bulu ekor berwarna hitam kehijauan, sedangkan pada betina yaitu bulu leher,
punggung dan sayap berwarna lurik abu-abu, bulu dada berwarna putih dan bulu
ekor berwarna hitam keabuan.
Moniharapon (1997) menambahkan mengenai sifat kualitatif lainnya yaitu
shank pada jantan berwarna putih, sedangkan shank pada betina berwarna kuning,
pial dan jengger berwarna merah dan bentuk jengger tunggal (single). Rasyaf
(1990) memberikan ciri yang lebih jelas dari segi bentuk tubuh dan bulu, yaitu
jantan memiliki bulu ekor sama panjang dengan panjang tubuh, berpenampilan
gagah, sedangkan betina bulu ekor lebih pendek dari panjang tubuh, memiliki
ukuran badan dan kepala yang lebih kecil. Nishida dkk. (1982) menyatakan bahwa
bentuk tubuh ayam Kampung di Indonesia dapat dibedakan dari ukuran panjang
sayap dan tinggi jengger.
11
12
yang terdiri atas balutan fibula dan tibia yang bergabung dengan baris proksimal
dari tulang tarsal ke bentuk tibiotarsus (McLelland, 1990). Sartika (2000)
menyatakan bahwa panjang tibia memiliki korelasi positif dengan bobot badan.
Candrawati (2007) menyatakan bahwa ayam Kampung jantan memiliki
panjang tibia sebesar 15,30 cm dan ayam Kampung betina sebesar 12,31 cm.
Tulang femur adalah tulang yang terdapat diantara tulang pelvis bagian atas dan
tulang tibia di bagian bawah. Bagian ujung distal dari femur miring secara
kranioteral yang membawa banyak anggota badan bagian belakang mendekat ke
pusat gravitasi tubuh.
Tulang-tulang ini mempunyai rongga sumsum dengan tulang yang halus
yang saling terjalin dengan baik. Fungsinya sebagai tempat penimbunan kalsium.
Kalsium ini dapat dimobilisasi saat pakan kekurangan kalsium, terutama saat
produksi telur (Suprijatna, 2008).
Susunan tulang ayam terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut :
1) Vertebrae cervicalis atau tulang leher (13-14 ruas) yang berguna untuk
menggerakan leher.
2) Vertebrae columnalis atau vertebrae dordalis atau tulang punggung (7 ruas).
Tulang ini melakukan fungsi bersama-sama untuk membentuk persendian
tulang
3) Vertebrae pygostyle dan urostylus, yaitu ekor yang membentuk coccygeal
(4ruas)
4) Tulang rusuk sebanyak 7 buah.
5) Pada sayap terdapat tiga jari, tetapi hanya satu yang berkembang.
6) Tulang pubis, yang terdiri atas vertebrae sacral dan vertebrae lumbal masingmasing 7 buah yang menyebabkan tulang ini menjadi elastic saat terjadinya
13
14
III
ALAT, BAHAN DAN PROSEDUR KERJA
3.1
Alat
a. Baki atau nampan
Fungsi: berguna sebagai media penyimpanan preparat hidup dalam hal
ini ayam.
b. Meteran
Fungsi: sebagai alat pengukur bagian tubuh ayam yang digunakan
nantinya sebagai data kuantitaif.
3.2
Bahan
1. Ayam buras jantan dan betina
2. Ayam broiler ( pedaging )
3. Ayam layer ( petelur )
3.3
Prosedur Kerja
Metode Pengamatan Eksterior
Meletakkan ayam jantan
dan betina
Badan
15
Warna bulu
Warna kulit
Penimbangan
Ukuran tubuh (panjang paha, panjang leher, panjang kaki, lebar dada ,
panjang punggung)
16
IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Ayam Lokal
No
Bagian
Seluruh Tubuh
Keterangan :
Kepala
Keterangan :
17
Bulu
Keterangan :
Kaki
Keterangan :
18
Bagian
Seluruh Tubuh
Kepala
Bulu
Ayam Broiler
Keterangan
19
Kaki
Bagian
Seluruh Tubuh
Kepala
Ayam Layer
Keterangan
20
Bulu
Kaki
21
Hasil Pengamatan
Rangka
Keterangan
22
No
Jenis
Ayam
Panjan
g Leher
(cm)
Panjang
Punggung
(cm)
Panjan
g Paha
Bawah
(cm)
Lebar
Dada
(cm)
Panjan
g Kaki
(cm)
Lingkar
Kaki
(cm)
1.
Jantan
Kampung
10
17
15
13
10
2.
Betina
Kampung
11
16
14
12
3.
Broiler
13
10
28
4.
Layer
13
17
14
No
Jenis Ayam
Warna
Warna
Warna
Warna
Bulu
Kulit
kaki
Jengger
putih
kuning
hitam,
1.
Jantan Kampung
putih, abu
dan merah
2.
Betina Kampung
3.
Broiler
4.
Layer
abu dan
hitam
putih
cokelat dan
putih
putih
putih
putih
Merah
cerah
Kuning
Merah
kehitaman
pucat
kuning
Merah
agak pucat
Kuning
Merah
pucat
agak pucat
23
4.2 Pembahasan
4.2.1 Anatomi dan Morphologi Ayam Lokal
Ayam Kampung atau ayam buras (Gallus gallus domesticus) merupakan
hasil domestikasi ayam Hutan Merah (Gallus gallus). Hal ini dapat diketahui
dengan melihat jarak genetik antara ayam Kampung dan ayam Hutan Merah lebih
dekat dibandingkan dengan ayam Hutan Hijau (Gallus varius) (Sulandari dkk,
2007).
Pengamatan untuk ayam lokal dilakukan terhadap ayam lokal jantan dan
ayam lokal betina. Pada pengamatan secara kuantitatif, ayam lokal jantan
memiliki bobot badan sebesar 1,95 kg, panjang leher 10 cm, panjang punggung 17
cm, lebar dada 13 cm, panjang paha 15 cm, panjang kaki 10 cm, dan lingkar kaki
5 cm. Sedangkan untuk ayam lokal betina memiliki bobot badan sebesar 1,15 kg,
panjang leher 11 cm, panjang punggung 16 cm, lebar dada 12 cm, panjang paha
14 cm, panjang kaki 8 cm, dan lingkar kaki 4 cm. Ayam lokal jantan memiliki
variasi warna pada bulunya. Pada pengamatan secara kualitatif, ayam lokal jantan
memiliki kombinasi warna hitam, putih, abu dan merah pada bulunya, warna kulit
putih, warna kaki kuning, serta jengger berwarna merah dengan tipe rose.
Sedangkan ayam lokal betina memiliki kombinasi warna abu-abu dan hitam pada
bulunya, warna kulit putih, warna kaki kuning serta jengger kecil berwarna merah
dengan tipe rose.
Menurut Sartika dan Iskandar (2007) ayam Kampung didefinisikan sebagai
ayam yang tidak mempunyai ciri-ciri khas tertentu, dengan kata lain penampilan
fenotipenya masih sangat beragam. Sifat-sifat kualitatif seperti warna bulu sangat
bervariasi, ada yang berwarna hitam, warna bulu tipe liar, tipe columbian, bulu
putih serta warna lurik masih bercampur baur. Demikian pula warna kulit ada
24
yang putih/kuning, hitam/abu -abu atau kehijauan. Bentuk jengger ada yang
tunggal, ros, walnut atau bentuk kacang polong/pea (Sartika dan Iskandar, 2007).
Ciri ayam kampung menurut Mansjoer (1985) adalah ukuran tubuh kecil dan
laju pertumbuhannya lambat dibandingkan dengan ayam ras. Menurut Mansjoer
(1985) bahwa ayam kampung yang dipelihara di pedesaan secara tradisional
mencapai dewasa kelamin pada umur 6- 7 bulan, dengan bobot hidup dewasa
berkisar 1,4-1,6 kg, produksi telur 10 butir per periode bertelur dan produksi
setahun mencapai 40-45 butir. Bobot telur ayam Kampung rata-rata berkisar
antara 37,5 gram.
Ayam menunjukkan perbedaan morfologi di antara kedua tipe kelamin
(dimorfisme seksual). Ayam jantan (jago, rooster) lebih atraktif, berukuran lebih
besar, memiliki jalu panjang, berjengger lebih besar, dan bulu ekornya panjang
menjuntai. Ayam betina (babon, hen) relatif kecil, berukuran kecil, jalu pendek
atau nyaris tidak kelihatan, berjengger kecil, dan bulu ekor pendek. Perkelaminan
ini diatur oleh sistem hormon. Apabila terjadi gangguan pada fungsi fisiologi
tubuhnya, ayam betina dapat berganti kelamin menjadi jantan karena ayam
dewasa masih memiliki ovotestis yang dorman dan sewaktu-waktu dapat aktif.
Secara umum terdapat empat bagian utama tubuh ayam yaitu kepala, badan
ekor dan kaki. Pada bagian kepala terdapat jengger, mata, kelopak mata, lubang
hidung (nostril), ear, ear lobe, pial dan paruh. Jengger yang di amati pada ayam
lokal merupakan jengger tipe rose berwarna merah. Jengger terdiri dari 3 bagian
yaitu blade, serration dan point.
Bulu ayam dewasa dapat dibagi menjadi 3 tipe, yaitu :
1. Countour feather (bulu secara keseluruhan)
2. Plumules atau bulu halus di dekat kulit seperti rachis pendek
25
26
27
Kulit ayam broiler berwarna putih. Shanknya berwarna kuing hal ini
dipengaruhi oleh pigmen Lipochrom. hal ini sesuai dengan pernyataan Jull (1951),
warna shank merupakan penampilan dari adanya beberapa pigmen tertentu pada
epidermis dan dermis; warna kuning pada shank dikarenakan adanya lemak atau
pigmen lipokrom pada lapisan epidermis.
Kaki ayam broiler lebih pendek begitupun dengan shanknya dibandingkan
dengan ayam petelur, karena untuk menopang tubuhnya yang besar, juga postur
tubuhnya besar karena ayam ini berpotensi sebagai pedaging.
28
yaitu ditandai dengan jarak tulang pubis 3 jari dan jarak antara tulang pubis dan
tulang sternum 4 jari.
Lalu bagian tubuh yang ketiga ada bulu, yang terdapat pada sayap ayam
menurut letaknya terdiri atas remiges, retrices, tectrices, parapterium dan
alaspuria.kegunaan bagian bulu pada sayap ayam untuk menentukan saat molting
atau luruh bulu. Molting ini terjadi dngan alamiah. Pada ayam petelur terjadi 2
kali. Molting terjadi karena produktivitasnya rendah.
Adanya bulu pada sayap itu berguna untuk melindungi tubuh dari cuaca dan
lingkungan . sayap dan bulu ini tersusun atas keratin. Bulu pada unggas
menunjukan bangsa (breed, spesies, varietas) dan jenis kelamin. Pada saat
praktikum bulu yang terdapat pada ayam petelur yaitu berwarna coklat dan warna
kulit berwarna putih.
Dan bagian tubuh yang ke empat yaitu kaki, bagian kaki yang terlihat yaitu
shank, shank pada ayam layer yang diamati berwarna kuning pucat, ini
menandakan produksi terlurnya tinggi. Warna yang pucat ini disebabkan karena
ayam kekurangan kalsium atau B-karoten, sehingga ayam tersebut mengambil
dari shank.
29
Scapula
ii.
Coracoid
iii.
Clavicula
30
Ilium
ii.
Isthium
iii.
Pubis
Humerus
ii.
Radius
iii.
Ulna
iv.
Corporadialis
v.
Corpoulnaris
vi.
Metacarpus
vii.
Femur
ii.
Patella
iii.
Tibia
iv.
Fibula
v.
Metatarsus
vi.
31
2)
3)
4)
Tulang belakang terdiri dari berbagai macam tulang yang berakhir pada
pygostyle.
Sayap digunakan untuk terbang dan membantu membantu pernapasan,
karena terdapat hubungan antara humerus dengan saccus interclafikuralis. Sayap
mempunyai tiga buah digiti tetapi hanya satu yang tumbuh sempurna.
Anggota gerak belakang sesuai untuk berjalan dan bertengger. Tibia / drums
trick merupakan tulang pergerakan yang terbesar. Pada bagian pergerakan ini
terdapat empet buah digiti, tiga ke muka dan satu kebelakang.
Pada ayam jantan jalu atau spur berkembang lebih baik untuk bersabung.
Tulang rusuk atau iga / rib atau costae bertautan dibagian atas dengan
columna spinalis, dan pada bagian bawah dengan tulang dada atau sternum.
Tulang dada atau sternum kuat dan besar membentuk perisai atau bantalan
tubuh untuk melindungi organ bagian dalam. Pada sternum terdapat tojolan pipih
32
yang kuat dan tegak lurus untuk pertautan otot-otot sayap guna kepentingan
terbang. Gelang bahu dibentuk oleh scapula, coracoid dan clavicula.
Pelvis atau cingulum posterior jika pada mamalia tertutup, akan tetapi pada
unggas tertutup tidak rapat, guna mempermudah keluarnya telur pada waktu
oviposisi. Pelvis terdiri dari ilium, isthium, dan pubis. Pelvis cenderung akan
meluas pada saat akan bertelur dan melengkung ke dalam setelah bertelur.
33
V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dalam praktikum ini adalah :
1. Anatomi dan morphologi pada ayam lokal meliputi 4 bagian utama yaitu
kepala, badan, ekor dan kaki. Jenis jenggernya rose, baik jantan maupun
betina. Warna bulunya jantan merah, abu-abu, putih dan hitam. Yang betina
abu-abu dan hitam. Warna kakinya jantan kuning dan betina kuning
kehitam-hitaman.
2. Anatomi dan morphologi pada ayam ras pedaging juga meliputi 4 bagian
utama yaitu kepala, badan, ekor dan kaki. Jenis jenggernya single com.
Warna bulunya putih dan warna kakinya putih.
3. Anatomi dan morphologi pada ayam ras petelur juga meliputi 4 bagian
utama yaitu kepala, badan, ekor dan kaki. Jenis jenggernya single. Warna
bulunya coklat dan warna kakinya kuning-kekuningan pucat.
4. Kerangka pada ayam terbagi atas dua bagian utama yaitu, kerangka axial
dan kerangka anggota badan.
5.2 Saran
Pada saat praktikum anatomi dan morphologi unggas jantan dan betina
asisten dosen sebaiknya menjelaskan pokok-pokok bahasan yang seharusnya
diajarkan, sehingga praktikum bias berjalan dengan kondusif dan efektif.
34
DAFTAR PUSTAKA
Amrullah I. K. 2004. Nutrisi Ayam Broiler. Cet. ke-2. Lembaga Satu Gunung
Budi, Bogor.
Candrawati, V. Y. 2007. Studi Ukuran dan Bentuk Tubuh Ayam Kampung, Ayam
Sentul dan Ayam Wareng Tangerang. Skripsi. Fakultas Peternakan Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
Cahyono, B. Ayam Buras Pedaging. Penebar Swadaya, Jakarta.
Chaplin, S. dan Faaborg, J. 1988. Feathers, Feather Tracts, and Molt of the
Plumage. http://people.eku.edu/ritchisong/feathers.html. [15 Maret 2016].
Crawford, R.D. 1990. Poultry Breeding and Genetics. Elsevier Science
publishing company, Inc. 655, Avenue of the Americas, New York, USA.
Ensminger K. 1991. Animal Science. 11th Edition. Interstate Publisher, USA.
Hutt, F. B. 1949. Genetics of The Fowl. McGraw-Hill Book Company, Inc., New
York.
Hudon, J. 2005. Considerations in the Conservation of Feathers and Hair,
Particularly Their Pigments. cac / accr 31st annual conference, jasper. Pp.
127- 147. Jasper.
Jafendi HPS. 2007. Pemanfaatan dan Kegunaan Ayam Lokal Indonesia. Dalam:
Diwyanto K., dan Prijono SN (Ed.). Keanekaragaman Sumber Daya
Hayati Ayam Lokal Indonesia: Manfaat dan Potensi. Pusat Penelitian
Biologi. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Bogor. LIPI Press. pp 4393.
Jull, M.A. 1951. Poultry Breeding. 2 lst Edition Mc Graw-Hill Book Company.
New York.
Kuenzel, W.J. 2003. Neurobiology of Molt in Avian Species. Poult. Sci. 82: 981991.In: Argono Rio Setioko. Force molting: Upaya Memproduksikan
Kembali Itik Petelur. Wartazoa Vol. 15 no.3 th.2005.
Lucas, A. M. dan P. R. Stettenheim. 1972. Avian Anatomy : Integument. Part I.
United States Departement of Agriculture, Washington D. C. 1972. Avian
Anatomy Integument. Part II. The Superintendent of Documents,
Washington D. C.
35