Professional Documents
Culture Documents
COLLABORATION
HTTP://WWW.ICHRC.ORG/
o
o
o
o
Diare
frekuensi buang air besar (BAB) anak
lamanya diare terjadi (berapa hari)
apakah ada darah dalam tinja
apakah ada muntah
Laporan setempat mengenai Kejadian Luar Biasa (KLB) kolera
Pengobatan antibiotik yang baru diminum anak atau pengobatan lainnya
Gejala invaginasi (tangisan keras dan kepucatan pada bayi).
Pemeriksaan fisik
o
o
o
o
o
Kolera
Disenteri
Diare persisten
Invaginasi
mass)
Tangisan keras dan kepucatan pada
bayi.
Gelisah/ rewel
Letargis atau tidak sadar
Tidak bisa minum atau malas minum
Haus atau minum dengan lahap
Mata cekung
Cubitan kulit perut kembalinya lambat atau sangat lambat (Turgor jelek)
Tatalaksana
o
o
o
o
o
o
Ajari ibu untuk memberi minum anak sedikit demi sedikit dengan menggunakan
cangkir. Jika anak muntah, tunggu 10 menit dan berikan kembali dengan lebih lambat. Ibu
harus terus memberi cairan tambahan sampai diare anak berhenti.
Ajari ibu untuk menyiapkan larutan oralit dan beri 6 bungkus oralit (200 ml) untuk
dibawa pulang.
Beri tablet zinc
Ajari ibu berapa banyak zinc yang harus diberikan kepada anaknya:
Di bawah umur 6 bulan : tablet (10 mg) per hari selama 10 hari
Umur 6 bulan ke atas : 1 tablet (20 mg) per hari selama 10 hari
Ajari ibu cara memberi tablet zinc:
Pada bayi: larutkan tablet zinc pada sendok dengan sedikit air
matang, ASI perah atau larutan oralit.
Pada anak-anak yang lebih besar: tablet dapat dikunyah atau
dilarutkan
Ingatkan ibu untuk memberi tablet zinc kepada anaknya selama 10 hari
penuh.
Lanjutkan pemberian makan lihat konseling gizi pada bab 10 dan bab 12
Nasihati ibu kapan harus kembali untuk kunjungan ulang lihat di bawah
Tindak lanjut
Nasihati ibu untuk membawa anaknya kembali jika anaknya bertambah parah, atau
tidak bisa minum atau menyusu, atau malas minum, atau timbul demam, atau ada darah
dalam tinja. Jika anak tidak menunjukkan salah satu tanda ini namun tetap tidak
menunjukkan perbaikan, nasihati ibu untuk kunjungan ulang pada hari ke-5.
Nasihati juga bahwa pengobatan yang sama harus diberikan kepada anak di waktu
yang akan datang jika anak mengalami diare lagi.
DIARE DENGAN DEHIDRASI SEDANG/RINGAN
Pada umumnya, anak-anak dengan dehidrasi sedang/ringan harus diberi larutan oralit,
dalam waktu 3 jam pertama di klinik saat anak berada dalam pemantauan dan ibunya diajari
cara menyiapkan dan memberi larutan oralit.
Jika anak memiliki dua atau lebih tanda berikut, anak menderita dehidrasi ringan/sedang:
Gelisah/rewel
Haus dan minum dengan lahap
Mata cekung
Cubitan kulit perut kembalinya lambat
Perhatian: Jika anak hanya menderita salah satu dari tanda di atas dan salah satu tanda
dehidrasi berat (misalnya: gelisah/rewel dan malas minum), berarti anak menderita dehidrasi
sedang/ringan.
Tatalaksana
Pada 3 jam pertama, beri anak larutan oralit dengan perkiraan jumlah sesuai dengan
berat badan anak (atau umur anak jika berat badan anak tidak diketahui), seperti yang
ditunjukkan dalam bagan 15 berikut ini. Namun demikian, jika anak ingin minum lebih
banyak, beri minum lebih banyak.
o
o
o
o
o
o
o
o
o
Tunjukkan pada ibu cara memberi larutan oralit pada anak, satu sendok teh setiap 1
2 menit jika anak berumur di bawah 2 tahun; dan pada anak yang lebih besar, berikan
minuman oralit lebih sering dengan menggunakan cangkir.
Lakukan pemeriksaan rutin jika timbul masalah
Jika anak muntah, tunggu selama 10 menit; lalu beri larutan oralit lebih
lambat (misalnya 1 sendok setiap 2 3 menit)
Jika kelopak mata anak bengkak, hentikan pemberian oralit dan beri minum
air matang atau ASI.
Nasihati ibu untuk terus menyusui anak kapan pun anaknya mau.
Jika ibu tidak dapat tinggal di klinik hingga 3 jam, tunjukkan pada ibu cara
menyiapkan larutan oralit dan beri beberapa bungkus oralit secukupnya kepada ibu agar
bisa menyelesaikan rehidrasi di rumah ditambah untuk rehidrasi dua hari berikutnya.
Nilai kembali anak setelah 3 jam untuk memeriksa tanda dehidrasi yang terlihat
sebelumnya (Catatan: periksa kembali anak sebelum 3 jam bila anak tidak bisa minum
larutan oralit atau keadaannya terlihat memburuk.)
Jika tidak terjadi dehidrasi, ajari ibu mengenai empat aturan untuk perawatan
di rumah
beri cairan tambahan.
beri tablet Zinc selama 10 hari
lanjutkan pemberian minum/makan (lihat bagian 10.1)
kunjungan ulang jika terdapat tanda berikut ini:
anak tidak bisa atau malas minum atau menyusu
kondisi anak memburuk
anak demam
terdapat darah dalam tinja anak
Jika anak masih mengalami dehidrasi sedang/ringan, ulangi pengobatan
untuk 3 jam berikutnya dengan larutan oralit, seperti di atas dan mulai beri anak makanan,
susu atau jus dan berikan ASI sesering mungkin
Jika timbul tanda dehidrasi berat, lihat pengobatan di bagian 5.2.1.
Meskipun belum terjadi dehidrasi berat tetapi bila anak sama sekali tidak bisa
minum oralit misalnya karena anak muntah profus, dapat diberikan infus dengan cara: beri
cairan intravena secepatnya. Berikan 70 ml/kg BB cairan Ringer Laktat atau Ringer asetat
(atau jika tak tersedia, gunakan larutan NaCl) yang dibagi sebagai berikut :
UMUR
5 jam
o
o
Beritahu ibu berapa banyak tablet zinc yang diberikan kepada anak:
Di bawah umur 6 bulan: tablet (10 mg) per hari selama 10 hari
6 bulan ke atas: 1 tablet (20 mg) per hari selama 10 hari
Pemberian Makan
Melanjutkan pemberian makan yang bergizi merupakan suatu elemen yang penting dalam
tatalaksana diare.
Sereal atau makanan lain yang mengandung zat tepung dicampur dengan kacangkacangan, sayuran dan daging/ikan, jika mungkin, dengan 1-2 sendok teh minyak sayur
yang ditambahkan ke dalam setiap sajian.
Makanan Pendamping ASI lokal yang direkomendasikan dalam pedoman
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) di daerah tersebut. (lihat bagian 10.1)
Sari buah segar seperti apel, jeruk manis dan pisang dapat diberikan untuk
penambahan kalium.
Bujuk anak untuk makan dengan memberikan makanan setidaknya 6 kali sehari. Beri
makanan yang sama setelah diare berhenti dan beri makanan tambahan per harinya selama
2 minggu.
DIARE DENGAN DEHIDRASI BERAT
Anak yang menderita dehidrasi berat memerlukan rehidrasi intravena secara cepat dengan
pengawasan yang ketat dan dilanjutkan dengan rehidrasi oral segera setelah anak
membaik. Pada daerah yang sedang mengalami KLB kolera, berikan pengobatan antibiotik
Tatalaksana
Anak dengan dehidrasi berat harus diberi rehidrasi intravena secara cepat yang diikuti
dengan terapi rehidasi oral.
Mulai berikan cairan intravena segera. Pada saat infus disiapkan, beri larutan oralit
jika anak bisa minum
Catatan: larutan intravena terbaik adalah larutan Ringer Laktat (disebut pula larutan
Hartman untuk penyuntikan). Tersedia juga larutan Ringer Asetat. Jika larutan Ringer Laktat
tidak tersedia, larutan garam normal (NaCl 0.9%) dapat digunakan. Larutan glukosa 5%
(dextrosa) tunggal tidak efektif dan jangan digunakan.
Beri 100 ml/kg larutan yang dipilih dan dibagi sesuai Tabel 18 berikut ini.
Tabel 18. Pemberian Cairan Intravena bagi anak dengan Dehidrasi Berat
Pertama, berikan
30 ml/kg dalam:
Selanjutnya, berikan
70 ml/kg dalam:
1 jam
5 jam
30 menit
2,5 jam
Untuk informasi lebih lanjut, lihat Rencana Terapi C. Hal ini mencakup pedoman pemberian
larutan oralit menggunakan pipa nasogastrik atau melalui mulut bila pemasangan infus tidak
dapat dilakukan.
Kolera
Curigai kolera pada anak umur di atas 2 tahun yang menderita diare cair akut dan
menunjukkan tanda dehidrasi berat, jika kolera berjangkit di daerah tempat tinggal anak.
Nilai dan tangani dehidrasi seperti penanganan diare akut lainnya. Beri pengobatan
antibiotik oral yang sensitif untuk strain Vibrio cholerae, di daerah tersebut. Pilihan lainnya
adalah: tetrasiklin, doksisiklin, kotrimoksazol, eritromisin dan kloramfenikol (untuk dosis
pemberian, lihatlampiran 2).
Berikan zinc segera setelah anak tidak muntah lagi (lihat bagian 5.2.2).
Pemantauan
Nilai kembali anak setiap 15 30 menit hingga denyut nadi radial anak teraba. Jika hidrasi
tidak mengalami perbaikan, beri tetesan infus lebih cepat. Selanjutnya, nilai kembali anak
dengan memeriksa turgor, tingkat kesadaran dan kemampuan anak untuk minum, sedikitnya
setiap jam, untuk memastikan bahwa telah terjadi perbaikan hidrasi. Mata yang cekung akan
membaik lebih lambat dibanding tanda-tanda lainnya dan tidak begitu bermanfaat dalam
pemantauan.
Jika jumlah cairan intravena seluruhnya telah diberikan, nilai kembali status hidrasi anak,
menggunakan Bab 1 Pediatri Gawat Darurat bagan 7.
Jika tanda dehidrasi masih ada, ulangi pemberian cairan intravena seperti yang telah
diuraikan sebelumnya. Dehidrasi berat yang menetap (persisten) setelah pemberian
rehidrasi intravena jarang terjadi; hal ini biasanya terjadi hanya bila anak terus menerus BAB
cair selama dilakukan rehidrasi.
Jika kondisi anak membaik walaupun masih menunjukkan tanda dehidrasi ringan,
hentikan infus dan berikan cairan oralit selama 3-4 jam (lihat bagian 5.2.2 dan Rencana
Terapi B). Jika anak bisa menyusu dengan baik, semangati ibu untuk lebih sering
memberikan ASI pada anaknya.
Jika tidak terdapat tanda dehidrasi, ikuti pedoman pada bagian 5.2.3 dan Rencana
Terapi A. Jika bisa, anjurkan ibu untuk menyusui anaknya lebih sering. Lakukan observasi
pada anak setidaknya 6 jam sebelum pulang dari rumah sakit, untuk memastikan bahwa ibu
dapat meneruskan penanganan hidrasi anak dengan memberi larutan oralit.
Semua anak harus mulai minum larutan oralit (sekitar 5ml/kgBB/jam) ketika anak bisa
minum tanpa kesulitan (biasanya dalam waktu 34 jam untuk bayi, atau 12 jam pada anak
yang lebih besar). Hal ini memberikan basa dan kalium, yang mungkin tidak cukup
disediakan melalui cairan infus. Ketika dehidrasi berat berhasil diatasi, beri tablet zinc
Tatalaksana
Beri cairan sesuai dengan Rencana Terapi A. Larutan oralit efektif bagi sebagian
besar anak dengan diare persisten. Pada sebagian kecil kasus, penyerapan glukosa
terganggu dan larutan oralit tidak efektif. Ketika diberi larutan oralit, volume BAB meningkat
dengan nyata, rasa haus meningkat, timbul tanda dehidrasi atau dehidrasi memburuk dan
tinja mengandung banyak glukosa yang tidak dapat diserap. Anak ini memerlukan rehidrasi
intravena sampai larutan oralit bisa diberikan tanpa menyebabkan memburuknya diare
Kenali dan obati infeksi khusus
o
o
o
Nasihati ibu untuk mengurangi susu sapi (susu formula) dalam diet anak untuk
sementara
Teruskan pemberian ASI dan beri makanan pendamping ASI yang sesuai:
Jika anak masih menyusu, beri ASI lebih sering, lebih lama, siang dan
malam.
Jika anak minum susu formula, lihatlah kemungkinan untuk mengganti susu
formula dengan susu formula bebas laktosa sehingga lebih mudah dicerna.
Jika pengganti susu formula tidak memungkinkan, batasi pemberian susu
formula hingga 50 ml/kg/hari. Campur susu dengan bubur nasi ditambah tempe, tetapi
jangan diencerkan.
Beri makanan lain yang sesuai dengan umur anak untuk memastikan asupan
kalori yang cukup bagi anak. Pada bayi umur 6 bulan yang makanannya hanya susu
formula harus mulai diberi makanan padat.
Berikan makanan sedikit-sedikit namun sering, setidaknya 6 kali sehari.
Supplemen zat gizi mikro, termasuk zinc
Tindak lanjut
Mintalah ibu untuk membawa anaknya kembali untuk pemeriksaan ulang setelah
lima hari, atau lebih awal jika diare memburuk atau timbul masalah lain.
Lakukan penilaian menyeluruh pada anak yang tidak bertambah berat badannya
atau yang tidak mengalami perbaikan untuk mengenali masalah yang ada, seperti dehidrasi
atau infeksi, yang perlu perhatian segera atau perawatan di rumah sakit.
Anak yang bertambah berat dan BAB kurang dari 3 kali sehari dapat meneruskan diet
normal sesuai dengan umur mereka.
DISENTRI
Disenteri adalah diare yang disertai darah. Sebagian besar episode disebabkan oleh
Shigella dan hampir semuanya memerlukan pengobatan antibiotik.
Diagnosis
Tanda untuk diagnosis disenteri adalah BAB cair, sering dan disertai dengan darah yang
dapat dilihat dengan jelas.
Di rumah sakit diharuskan pemeriksaan feses untuk mengidentifikasi trofozoit amuba dan
Giardia.
Shigellosis menimbulkan tanda radang akut meliputi:
Nyeri perut
Demam
Kejang
Letargis
Prolaps rektum
Di samping itu sebagai diare akut bisa juga menimbulkan dehidrasi, gangguan percernaan
dan kekurangan zat gizi.
Pikirkan juga kemungkinan invaginasi dengan gejala dan tanda: dominan lendir dan darah,
kesakitan dan gelisah, massa intra-abdominal dan muntah.
Tatalaksana
Anak dengan gizi buruk dan disenteri dan bayi muda (umur < 2 bulan) yang menderita
disenteri harus dirawat di rumah sakit. Selain itu, anak yang menderita keracunan, letargis,
mengalami perut kembung dan nyeri tekan atau kejang, mempunyai risiko tinggi terhadap
sepsis dan harus dirawat di rumah sakit. Yang lainnya dapat dirawat di rumah.
Di tingkat pelayanan primer semua diare berdarah selama ini dianjurkan untuk diobati
sebagai shigellosis dan diberi antibiotik kotrimoksazol. Jika dalam 2 hari tidak ada
perbaikan, dianjurkan untuk kunjungan ulang untuk kemungkinan mengganti antibiotiknya
Beri tablet zinc sebagaimana pada anak dengan diare cair tanpa dehidrasi.
Pada bayi muda (umur < 2 bulan), jika ada penyebab lain seperti invaginasi
(lihat bab 9), rujuk anak ke spesialis bedah.
Tindak lanjut
Anak yang datang untuk kunjungan ulang setelah dua hari, perlu dilihat tanda perbaikan
seperti: tidak adanya demam, berkurangnya BAB, nafsu makan meningkat.
o
o
o
o
o
o
o
Pemberian ASI harus terus dilanjutkan selama anak sakit, lebih sering dari biasanya,
jika memungkinkan, karena bayi mungkin
Anak-anak berumur 6 bulan atau lebih harus menerima makanan mereka yang
biasa. Bujuk anak untuk makan dan biarkan anak untuk memilih makanan yang disukainya.
Komplikasi
Kekurangan Kalium, demam tinggi, prolaps rekti, kejang, dan sindroma hemolitik-uremik
dikelola sesuai standard pengelolaan yang berlaku.