You are on page 1of 10

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KASUS DHF / DBD Selasa, Juni 11, 2013

ASUHAN KEPERAWATAN 6 comment


A. Pengertian 1. Demam Berdarah Dengue (Dengue Haemorrhagic Fever)
ialah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue (arbovirus) yang
masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti. (Suriadi,
2001 : 57) 2. Demam Berdarah Dengue ialah suatu penyakit demam berat
yang

sering

mematikan,

disebabkan

oleh

virus,

ditandai

oleh

permeabilitas kapiler, kelainan hemostasis dan pada kasus berat, sindrom


syok kehilangan protein. (Nelson, 2000 : 1134)
B. Etiologi Virus dengue serotipe 1, 2, 3, dan 4 yang ditularkan melalui
vektor nyamuk Aedes Aegypti. Infeksi dengan salah satu serotipe akan
menimbulkan antibodi seumur hidup terhadap serotipe bersangkutan
tetapi tidak ada perlndungan terhadap serotipe lain. - Ciri-ciri nyamuk
Aedes Aegypti Badannya kecil, warnanya hitam dan berbelang-belang,
menggigit pada siang hari, badannya datar saat hinggap, hidup di tempattempat yang gelap (terhindar dari sinar matahari, jarak terbangnya
kurang dari 100 M dan senang menggigit manusia). Aedes Aegypti betina
mempunyai kebiasaan berulang (multi diters) yaitu menggigit beberapa
orang secara bergantian dalam waktu singkat
. C. Patofisiologi Virus dengue akan masuk ke dalam tubuh melalui
gigitan nyamuk aedes aegypti dan kemudian bereaksi dengan antibodi
dan

terbentuklah

komplek

virus

antibodi,

dalam

sirkulasi

akan

mengakt,ivasi sistem komplemen. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan dilepas


C3a dan C5a, dua peptida yang berdaya untuk melepaskan histamin dan
merupakan mediator kuat sebagai faktor meningginya permeabilitas

dinding pembuluh darah dan menghilangkan plasma mealui endotel


dinding itu. Terjadinya trombositopenia, menurunnya fungsi trombosit
dan menurunnya faktor koagalasi (protambin, faktor V, VII, IX, X dan
fibrinogen) merupakan faktor penyebab terjadinya perdarahan hebat,
teutama

perdarahan

saluran

gastrointestinal

pada

DHF.

Yang

menentukan beratnya penyakit adalah meningginya permeabilitas dinding


pembuluh darah, menurunnya volume plasma, terjadinya hipotensi,
trombositopenia dan diatesis hemoragik. Renjatan terjadi secara akut.
Nilai hematokrit meningkat bersamaan dengan hilangnya plasma melalui
endotel dinding pembuluh darah. Dan dengan hilangnya plasma klien
mengalami hypovolemik. Apabila tidak diatasi bisa terjadi anoksia jangan
asidosis dan kematian. Diagram
D. Gambaran Klinis Infeksi virus dengue mengakibatkan manifestasi klinis
yang bervariasi mulai dari asimtomatik, penyakit paling ringan, demam
dengue, demam berdarah dengue sampai syndrome syok dengue.
Timbulnya bervariasi berdasarkan derajat Demam berdarah dengue.
Fase pertama yang relatif ringan dengan demam mulai mendadak,
malaise muntah, nyeri kepala, anoreksia, dan batuk. Pada fase kedua ini
penderita biasanya menderita ekstremitas dingin, lembab, badan panas,
maka merah, keringat banyak, gelisah, iritabel, dan nyeri mid-epigastrik.
Seringkali ada petekie tersebar pada dahi dan tungkai, ekimosis spontan
mungkin tampak, dan mudah memar serta berdarah pada tempat fungsi
vena adalah lazim. Ruam makular atau makulopopular mungkin muncul
dan mungkin ada sianosis sekeliling mulut dan perifer. Nadi lemah cepat
dan kecil dan suara jantung halus. Hati mungkin membesar sampai 4-6

cm dibawah tepi costa dan biasanya keras agak nyeri. Kurang dari 10%
penderita ekimosis atau perdarahan saluran cerna yang nyata, biasanya
pasca masa syok yang tidak terkoreksi. Menurut patokan dari WHO pada
tahun 1975, diagnosa DBD (DHF) harus berdasarkan adanya gejala klinik
sebagai berikut : 1. Demam tinggi mendadak dan terus menerus selama
2-7 hari (tanpa sebab jelas). 2. Manifestasi perdarahan: paling tidak
terdapat uji turnikel positif dari adanya salah satu bentuk perdarahan
yang lain misalnya positif, ekimosis, epistaksis, perdarahan yang lain
misalnya petekel, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, melena, atau
hematomesis. 3. Pembesaran hati (sudah dapat diraba sifat permulaan
sakit). 4. Syok yang ditandai nadi lemah, cepat, disertai tekanan nadi
yang menurun (menjadi 20 mmHg atau kurang), tekanan darah menurun
(tekanan sistolik menurun sampai 80 mmHg atau kurang), disertai kulit
yang teraba dingin dan lembab terutama pada ujung hidung, jari dan kaki,
pasien menjadi gelisah, timbul sianosis disekitar mulut. E. Klasifikasi
Demam Berdarah Dengue menurut WHO (1975) Derajat I : Demam
disertai gejala klinis lain atau perdarahan spontan, uji turnikel positif,
trombositopeni dan hemokonsentrasi. Derajat II : Derajat I disertai
perdarahan spontan dikulit dan atau perdarahan lain. Derajat III :
Kegagalan sirkulasi: nadi cepat dan lemah, hipotensi kulit dingin, lembab,
gelisah. Derajat IV : Renjatan berat, denyut nadi dan tekanan darah tidak
dapat

diukur.

F.

Pemeriksaan

Diagnostik

Darah

lengkap

hemokonsentrasi (hematokrit meningkat 20% atau lebih) trombositopeni


(100.00/mm3 atau kurang). Serotogi : uji HI (Hemaaglutination Inhibition
test). Rongten thorax : effusi pleura. G. Penatalaksanaan Terapeutik

Minum banyak 1,5-2 liter/24 jam dengan air teh, gula atau susu.
Antipiretik jika terdapat demam. Antikonvulsan jika terdapat kejang.
Pemberian cairan melalui infus, dilakukan jika pasien mengalami kesulitan
minum dan nilai hematokrit cenderung meningkat. H. Tanda-Tanda
Perdarahan 1. Karena manipulasi Rumpel leed test a. Teknik - Klien diukur
tekanan darahnya dan dicari sistol dan diastolnya. - Setelah ketemu
kemudian dijumlahkan lalu dibagi dua. - Hasil digunakan untuk patokan
mempertahankan tekanan air raksa tensimeter. - Pompa lagi balon
tensimeter sampai patokan tadi lalu kunci dan pertahankan sampai 5
menit. - Setelah itu buka kuncinya dan mansit dilepaskan. - Kemudian
lihat apakah ada petekie / tidak didaerah vola lengan bawah. b. Kriteria :
bila jumlah petekie > 20 bila jumlah petekie 10 - 20 bila jumlah
petekie 10 2. Perdarahan spontan a. Petekil/ ekimosis b. Perdarahan gusi
c.

Epistakeis

d.

Hematomesis/

melena

ASUHAN

KEPERAWATAN

1.

PENGKAJIAN 1.1 Biodata / Identitas DHF dapat menyerang dewasa atau


anak-anak terutama anak berumur < 15 tahun. Endemik didaerah Asia
tropik. 1.2 Keluhan Utama Panas / demam. 1.3 Riwayat Penyakit Sekarang
Demam mendadak selama 2-7 hari dan kemudian demam turun dengan
tanda-tanda lemah, ujung-ujung jari, telinga dan hidung teraba dingin dan
lembab. Demam disertai lemah, nafsu makan berkurang, muntah, nyeri
pada anggota badan, punggung, sendi, kepala dan perut, nyeri ulu hati,
konstipasi atau diare. 1.4 Riwayat Penyakit Dahulu Ada kemungkinan anak
yang telah terjangkau penyakit DHF bisa berulang DHF lagi, Tetapi
penyakit ini tidak ada hubungannya dengan penyakit yang pernah diderita
dahulu. 1.5 Riwayat Penyakit Keluarga Penyakit DHF bisa dibawa oleh

nyamuk jadi jika dalam satu keluarga ada yang menderita penyakit ini
kemungkinan tertular itu besar. 1.6 Riwayat Kesehatan Keluarga Daerah
atau tempat yang sering dijadikan tempat nyamuk ini adalah lingkungan
yang kurang pencahayaan dan sinar matahari, banyak genangan air, vas
and ban bekas. 1.7 Riwayat Tumbuh Kembang Anak Sesuai dengan
tumbuh kembang klien. 1.8 ADL 1. Nutrisi : Dapat menjadi mual, muntah,
anoreksia. 2. Aktifitas : Lebih banyak berdiam di rumah selama musim
hujan dapat terjadi nyeri otot dan sendi, pegal-pegal pada seluruh tubuh,
menurunnya aktifitas bermain. 3. Istirahat tidur : Dapat terganggu karena
panas, sakit kepala dan nyeri. 4. Eliminasi alvi : Dapat terjadi diare/
konstipasi, melena. 5. Personal hygiene : Pegal-pegal pada seluruh tubuh
saat panas dapat meningkatkan ketergantungan kebutuhan perawatan
diri. 1.9 Pemeriksaan 1. Keadaan umum : Suhu tubuh tinggi (39,4 41,1
0C), menggigit hipotensi,nadi cepat dan lemah. 2. Kulit : tampak bintik
merah (petekil), hematom, ekimosit. 3. Kepala : mukosa mulut kering,
perdarahan gusi, lidah kotor (kadang). 4. Dada : nyeri tekan epigastrik,
nafas cepat dan sering berat. 5. Abdomen : pada palpasi teraba
pembesaran hati dan limfe pada keadaan dehidrasi turgor kulit menurun.
6. Anus dan genetalia : dapat terganggu karena diare/ konstipasi. 7.
Ekstrimitas atas dan bawah : ekstrimitas dingin, sianosis. 1. 10
Pemeriksaan Penunjang Pada pemeriksaan darah pasien DHF akan di
jumpai:

1)

Hb

dan

PCV

meningkat

(20%).

2)

Trombositopenia

(100.000/ml). 3) Leukopenia (mungkin normal atau leukositosis). 4)


Ig.D.dengue positif. 5) Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukan:
hipoprotinemia, hipokloremia, dan hiponatremia. 6) Urium dan PH darah

mungkin meningkat. 7) Asidosis metabolik: pCO <35-40 mmHg HCO


rendah.

8)

SGOT/SGPT

memungkinkan

meningkat.

2.

DIAGNOSA

KEPERAWATAN 1. Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan


dengan proses infeksi virus. 2. Kekurangan volume cairan berhubungan
dengan peningkatan permeabilitas kapiler, perdarahan, muntah dan
demam.

3.

Gangguan

pemenuhan

nutrisi

kurang

dari

kebutuhan

berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia. 4. Perubahan perfusi


jaringan perifer berhubungan dengan perdarahan. 5. Gangguan rasa
nyaman (nyeri) berhubungan dengan keletihan, malaise sekunder akibat
DHF. 6. Kecemasan ringan berhubungan dengan kondisi pasien yang
memburuk dan perdarahan yang dialammi pasien. 3. PERENCANAAN A.
Prioritas Diagnosa Keperawatan Berdasarkan kegawatan masalah. B.
Tujuan, Kriteria hasil : Rencana tindakan dan Rasional Rencana Tindakan
1. Dx I Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan proses
infeksi virus. Tujuan: Anak menunjukkan suhu tubuh dalam batas normal.
Kriteria hasil : a. Suhu tubuh 36-37 0C b. Pasien bebas dari demam.
Rencana tindakan : a. Monitor temperatur tubuh Rasional : Perubahan
temperatur dapat terjadi pada proses infeksi akut. b. Observasi tandatanda vital (suhu, tensi, nadi, pernafasan tiap 3 jam atau lebih sering).
Rasional : Tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan
umum pasien. c. Anjurkan pasien untuk minum banyak 1 -2 liter dalam
24 jam. Rasional : Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan
tubuh meningkat sehingga perlu diimbangi dengan asupan yang banyak.
d. Berikan kompres dingin Rasional : Menurunkan panas lewat konduksi. e.
Berikan antipiretik sesuai program tim medis Rasional : Menurunkan

panas pada pusat hipotalamus. 2. Dx II Kekurangan volume cairan


berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler, perdarahan,
muntah,

dan

demam.

Tujuan

Anak

menunjukkan

tanda-tanda

terpenuhinya kebutuhan cairan. Kriteria hasil : a. TTV (nadi, tensi) dalam


batas normal. b. Turgor kulit kembali dalam 1 detik. c. Ubun-ubun datar. d.
Produksi urine 1 cc/ kg/ BB/ jam. e. Tidak terjadi syok hipovolemik.
Rencana tindakan : a. Kaji keadaan umum pasien Rasional : Menetapkan
data dasar untuk mengetahui dengan cepat penyimpangan dari keadaan
normalnya. b. Observasi tanda-tanda syok (nadi lemah dan cepat, tensi
menurun akral dingin, kesadaran menurun, gelisah) Rasional : Mengetahui
tanda syok sedini mungkin sehingga dapat segera dilakukan tindakan. c.
Monitor tanda-tanda dehidrasi (turgor kulit turun, ubun-ubun cekung
produksi urin turun). Rasional : Mengetahui derajat dehidrasi (turgor kulit
turun, ubun-ubun cekung produksi urin turun). d. Berikan hidrasi peroral
secara adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh. Rasional : Asupan cairan
sangat diperhatikan untuk menambah volume cairan tubuh. e. Kolaborasi
pemberian cairan intravena RL, glukosa 5% dalam half strenght NaCl
0,9%, Dextran L 40. f. Rasional : Pemberian cairan ini sangat penting bagi
pasien yang mengalami defisit volume cairan dengan keadaan umum
yang buruk karena cairan ini langsung masuk ke pembuluh darah. 3. Dx III
Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan mual, muntah dan anoreksia. Tujuan : Kriteria hasil : a. Adanya
minat/

selera

makan.

b.

Porsi

makansesuai

kebutuhan.

c.

BB

dipertahankan sesuai usia. d. BB meningkat sesuai usia. Rencana tindakan


: a. Monitor intake makanan Rasional : Memonitor intake kalori dan

insufisiensi kualitas konsumsi makanan. b. Memberikan perawatan mulut


sebelum dan sesudah makan. Rasional : Mengurangi rasa tidak nyaman
dan meningkatkan selera makan. c. Sajikan makanan yang menarik,
merangsang selera dan dalam suasana yang menyenangkan. Rasional :
Meningkatkan selera makan sehingga meningkatkan intake makanan. d.
Berikan makanan dalam porsi kecil tapi sering. Rasional : Makan dalam
porsi besar/ banyak lebih sulit dikonsumsi saat pasien anoreksia. e.
Timbang BB setiap hari. Rasional : Memonitor kurangnya BB dan
efektifitas intervensi nutrisi yang diberikan. f. Konsul ke ahli gizi. Rasional :
Memberikan

bantuan

untuk

menetapkan

diet

dan

merencanakan

pertemuan secara individual bila diperlukan. 4. Dx IV Perubahan perfusi


jaringan

perifer

berhubungan

dengan

perdarahan.

Tujuan

Anak

menunjukkan tanda-tanda perfusi jaringan perifer yang adekuat. Kriteria


hasil : a. Suhu ekstrimitas hangat, tidak lembab, warna merah muda. b.
Ekstrimitas tidak nyeri, tidak ada pembengkakan. c. CRT kembali dalam 1
detik. Rencana tindakan : a. Kaji dan catat tanda-tanda vital (kualitas dan
frekuensi nadi, tensi, capilary reffil). Rasional : Tanda vital merupakan
acuan untuk mengetahui penurunan perfusi ke jaringan. b. Kaji dan catat
sirkulasi pada ekstrimitas (suhu kelembaban, dan warna). Rasional : Suhu
dingin, warna pucat pada ekstrimitas menunjukkan sirkulasi darah kurang
adekuat. c. Nilai kemungkinan kematian jaringan pada ekstrimitas seperti
dingin, nyeri, pembengkakan, kaki. Rasional : Mengetahui tanda kematian
jaringan ekstrimitas lebih awal dapat berguna untuk mencegah kematian
jaringan. 5. Dx V Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan
keletihan malaise sekunder akibat DHF. Tujuan : Rasa nyaman pasien

terpenuhi dengan kriteria nyeri berkurang atau hilang. Rencana tindakan :


a. Kaji tingkat nyeri yang dialami pasien dengan memberi rentang nyeri
(0-10). Rasional : Mengetahui nyeri yang dialami pasien sehingga perawat
dapat

menentukan

mempengaruhi

cara

reaksi

mengatasinya.

pasien

terhadap

b.

Kaji

nyeri.

faktor-faktor
Rasional

yang

Dengan

mengetahui faktor-faktor tersebut maka perawat dapat melakukan


intervensi yang sesuai dengan masalah klien. c. Berikan posisi yang
nyaman dan ciptakan suasana ruangan yang tenang. Rasional : Posisi
yang nyaman dan situasi yang tenang dapat membuat perasaan yang
nyaman pada pasien. d. Berikan suasana gembira bagi pasien, alihkan
perhatian pasien dari rasa nyeri dengan mainan, membaca buku cerita.
Rasional

Dengan

melakukan

aktifitas

lain

pasien

dapat

sedikit

mengalihkan perhatiannya terhadap nyeri. e. Kolaborasi pemberian obatobatan analgesik. Rasional : Obat analgesik dapat menekankan rasa nyeri.
6. Dx VI Kecemasan ringan berhubungan dengan kondisi pasien yang
memburuk dan perdarahan yang dialami pasien. Tujuan : Kecemasan
berkurang dengan kriteria : a. Klien tampak lebih tenang. b. Klien mau
berkomunikasi dengan perawat. Rencana tindakan : a. Kaji rasa cemas
yang dialam oleh pasien. Rasional : Menetapkan tingkat kecemasan yang
dialami

oleh

pasien.

b.

Beri

kesempatan

pada

pasien

untuk

mengungkapkan rasa cemasnya. Rasional : Membantu menenangkan


perasaan pasien. c. Gunakan komunikasi terapeutik. Rasional : Agar
segala sesuatu yang disampaikan pada pasien memberikan hasil yang
efektif. d. Jaga hubungan saling percaya dari pasien dan keluarga.
Rasional : Menjalin hubungan saling percaya antara perawat dengan

pasien/ keluarga. e. Jawab pertanyaan daripasien/ keluarga dengan jujur


dan benar. Rasional : Jawaban jujur dan benar akan menumbuhkan
kepercayaan pasien pada perawat. 4. PELAKSANAAN Prinsip-prinsip
pelaksanaan

rencana

askep

pada

anak

dengan

DBD/

DHF.

1.

Mempertahankan pemenuhan kebutuhan cairan. 2. Mempertahankan


suhu tubuh dalam batas normal. 3. Mempertahankan kebutuhan nut risi.
4. Mempertahankan perfusi jaringan perifer agar tetap adekuat. 5.
Mempertahankan rasa nyaman pasien. 6. Mengurangi kecemasan klien. 5.
EVALUASI 1. Mengukur pencapaian tujuan. 2. Membandingkan tujuan yang
telah ditetapkan. DAFTAR PUSTAKA Suriadi, Yuliana R, 2001, Asuhan
Keperawatan pada Anak, Edisi I, Penerbit PT. Fajar Interpratama : Jakarta.
Nelson, 2000, Ilmu Kesehatan Anak, Bagian II, Penerbit Buku Kedokteran
EGC: Jakarta. Ngastiyah, 1997, Perawatan Anak Sakit, Penerbit Buku
Kedokteran

EGC:

Jakarta.

http://www.smkmuh5babat.info

Sumber:

http://www.riyawan.com
/

http://www.babat.web.id

http://www.riyawan.com/2013/06/asuhan-keperawatan-pada-

kasus-dhf-dbd.html#.VG57YWfmu50
Konten ini adalah milik dan hak cipta riyawan.com, harap mencantumkan
link sumber jika ingin mengcopy atau menyebarluaskan

You might also like