You are on page 1of 17

MERESENSI BUKU YANG BERJUDUL

Dr. H. BERKHOT
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
NAMA: FHARIDA MUNTHE
M. KUL: SEJARAH GEREJA UMUM
DOSEN: Pdt. DELIMA BANJARNAHOR M,Pdk.

PENDAHULUAN
GEREJA DAN SEJARAHNYA
Pada dasarnya sejarah Gereja berbeda dengan sejarah kebudayaan umum dan sejarah aliranaliran rohani yang lain, karena yang disebut Gereja itu hanya Gereja Kristen . sebab itu
nama Gereja tak boleh dipergunakan untuk agama-agama lain, karena Kristuslah sendirilah
yang membentuk Gereja. Barangsiapa yang menghendak mempelajari sejarah Gereja Kristus
itu, haruslah akal dan sanubarinya diterangi oleh Tuhan sendiri, yang kita kenal hanya dari
Perjanjian Baru saja.
Gereja ada oleh sebab Yesus memanggil orang menjadi pengiringNya . Jikalau dalam
suatu Gereja Kristen persekutuan tidak ada, maka Gereja itu tidak berhak disebut Gereja.
Akan tetapi persekutuan dengan Kristus itu selalu berarti pula persekutuan dengan manusia
lain. Tatkala Tuhan Yesus memanggil murid .

Bab 1
DUNIA HELLENIS PADA AWAL SEJARAH GEREJA
1. Keadaannya secara Lahiriah. Dunia setempat Gereja mulai timbul ialah kekaisaran
Romawi. Luasnya kekaisaran itu dari selat Gibraltar sampai sungai Efrat dan dari
tanah Mesir sampai Inggris. Batasnya di sebelah utara ialah sungai Rin dan Donau,
akan tetapi kuasa tentara Romawi dirasai sampai jauh di luar batas itu.

Dunia barat tidak penuh mengalami persatuan yang besar itu. Hanya satu bahasa pergaulan
di pakai, yaitu bahasa Yunani, yang pada zaman itu disebut bahasa Koine, artinya bahasa
umum.
Perdagangan dan lalu lintas di darat dan di laut mempererat hubungan antara semua bagian
kerajaan. Ketentraman dan ketertiban terdapat di semua daerah. Perjalanan perjalanan
Paulus dan perkembangan Gereja yang pesat itu akan sukar di artikan, jika tidak mengingat
keadaan duniazaman itu,
2. Keadaannya secara batiniah.
Dahulu penduduk hidup dengansenang sentosa menurut adat istiadat dan agamanya masingmasing, tetapi keadaan itu kemudian berubah sama sekali. Dasar- dasar rohani dari kehdupan
manusia terguncang dan rubuh.
3. Pengaruh agama-agama timur.
Tiap-tiap agama membawa manuisa kepada keselamatan itu, meskipun jalannya berbedabeda. Sebab mereka tak mau berbantah-bantah, melainkan harga menghargaib dan bersabar
satu sama lain. Tak mengherankan bahwa dewa-dewa itu disamakan saja, karena dianggap
berbagai nama dari suatu zat ilahi yang sama saja. Mencampurkan adukan agama-agama ini
disebut Sinkretisme.
4. Penyemban kepada kaisar.

Ibadat kepada kaisar adalah salah satu pernyataan yang sangat penting dari hidup keagamaan
pada permulaan tarikh Masehi.
5. Ilmu filsafat
Dengan beraskese dan berekstate (yaitu jiwa membubung dan meninggalkan tubuh
seketika untuk bernapas dan bersukaria dalam suasana ilahi yang terang dan murni,
tetapi sekarang terkurang dalam zatbenda yang gelap dan jahat). Flisafat Plato juga
bersifat moralistis dan dualistis- pantheistis, tak ubanya dengan kepercayaan rendah
dan sederhana dari rakyat yang kurang terpelajar.

Bab 2
Kaum Yahudi
Gereja kristus mulai timbul di tengah bangsa Yahudi, dan perkabarannya pertama-tama
ditujukan kepada orang Yahudi dalam perserakan. Sebab itu biklah kita lebih dahulu
menguraikan keadaan kaum Yahudi pada zaman itu.g1.Di tanah Palestina. Pada masa
kelahiran Gereja, tanah Palestina takluk kepada pemerintahan Romawi. Bagian Selatan
Palestina (Yudea)dikepalai oleh seorang wali negeri Romawi, diantaranya Pilatus,
Festus,Felix,Raja bagian utara (Galilea ) pada masa itu ialah Herodes Antipas.
Di lapangan agama, kaum Yahudi adalah bebas, artinya mereka berhak menyembah Allahnya
menurut hukum-hukum tauratnya. Agamanya dipimpin oleh Majelis Sanhedrin
anggotanya terdiri dari imam-imam dan ahli-ahli taurat, 70 orang banyaknya, dan
diketahuioleh imam besar. Pusat agaMa Yahudi adalah bait Allah di Yerusalem, tetapi
kebanyakan orang Yahudi tak sempat berbakti kesana, sehingga dalam tiap-tiap Jemaat
Yahudi di bangunkan rumah ibadah(Sinanoge), tempat mereka berhimpun pabda hari Sabat di
bawah pimpinan ahli-ahli taurat. Lambat-laun golongan ahli-ahli taurat itu lebih berkuasa dari
pada golongan imam.
6. Harapan akan kedatangan Mesias. Sungguhpun orang Yahudi tak dianiaya, tetapi
secara rohani mereka merasa dirinya tertindas. Hatinya sakit, sebab mereka yang
dipilih Tuhan untuk memerintah dunia, sekarang di kuasai oleh suatu bangsa kafir.
Semangat kebangsaan hidup berkobar dalam hati banyak orang, sehingga kadangkadang ada yang memberontak seperti orang Zelot(Mrk 3:18;Lukas6:15). Biasanya
para pemberontak itu akhirnya harus mengakui kalah,tetapi hatinya senantiasa

mengharapkan tibanya kesudahan alam yang telah dekat, pada waktu mana Tuhan
akan mengakimi semua bangsa kafir dan akan memulihkan kedudukan umatNya.
7. Hal melakukan taurat. Sebab itu orang Farisi membenci Tuhan Yesus, yang acapkali
menegur mereka. Kendatiphun demikian, sifat farisi itu sering pula menggoda
kehidupan rohani Gereja Kristen. Pada umumnya kaum Yahudi berpegang teguh
Kitab Kudusnya, yaitu Perjanjian Lama; dengan itu mereka sangat melawan segala
pengaruh agama kafir, yang menguasai pada zaman itu seperti yang diterangkan
dalam bab pertama.
8. Diaspora. Sesudah pembuangan di Babel, kaum Yahudi hidup berserak-serak atau
dalam
Diaspora(= dalam perserakan). Yang tinggal di Palestina sejuta saja, mereka
berdagang disegala kota besar disekitar bagian Timur Laut Tengah dan di kota Roma.
Kaum Yahudi dlam diaspora berbahasa Yunani (Koine), sebab sudah lupa bahasa
Ibrani. Sebab itu Perjanjian Lama perlu diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani itu,
kira-kira 200 tahun s.M. terjemahan ini yang dikerjakan di diseb ut Septuaginta.
9. Pengaruh Yahudi. Banyak orang Kafir sakit hati karena adat dan agama orang Yahudi
serta sikap mereka yang sombong itu. Tetapi banyak pula yang mulai menghargai
agama itu, karena dilihatnya: Kaum Yahudi sehati sepakat, sebab merasa dirinya
sebagai umat Allah, umat yang terpilih; mereka menyembah satu Allah saja(j"adi
mereka monotheis) ;ibadatnya rohani dan tidak memakai patung-patung; kitab
kudusnya sangat tua dan indah, dan hidup amalnya sangat baik.
Orang kafir yang sungguh-sungguh telah masuk agama Yahudi dan takluk kepada
taurat, disebut proselit(atau penganut agama 2:11;6:5;13:43)."Selain dari pada itu
ada pula orang yang takut akan Allah; mereka ini percaya kepada Allah dan suku
turut beribadah dalam sinanoge, tetapi belum menganut agama Yahudi secara resmi
(Kis 13:16;17:4). Orang Proselit,yang menyambut perkabaran Injil dari rasul-rasul,
menjadi orang-orang perantara bagi Gereja untuk memasuki dunia Yunani Romawi.
10. Philo dari Alexandria, Philo adalah seorang filsuf Yahudi yang berusaha
menyesuaikan ajaran Perjanjian Lama dengan filsafat Yunani dari Plato dan Stoa. Ia
mau membuktikan bahwa segala hikmat Yunani sudah terdapat juga dalam taurat dan
dalam surat-surat nabi-nabi Israel. Sebab itu Philo terpaksa menafsirkan Alkitab
secara alegoris (yaitu suatu cerita atau perkara biasa di tafsirkan secara rohani,
sehingga mendapat arti yang lebih dalam dan indah).

Bab 3
Jemaat Kristen Yang Mula-Mula
1. Keadaan sidang itu. Hari kelahiran Gereja ialah hari keturunan Roh Kudus pada
pesta Pentakosta. Murid-murid dipenuhi dengan Roh Kristus, sehingga mereka
berani bersaksi tentang kelepasan yang dikaruniakan Tuhan kepada dunia. Dimana
orang menyambut Injil dengan percaya kepada Yesus Kristus, disana terbentuklah
jemaat-jemaat kecil. Keadaannya tampaknya seperti mazhad yahudi saja, karena
mula-mula orang Kristen masih mengunjungi Bait Allah dan rumah ibadat serta
taat kepada turat Musa.
2. Sidang pertama bersifat komunis? Ada orang yang mengatakan bahwa jemaat
yang mula-mula itu bersifat komunis berhubung dengan penjualan harta benda
yang hasilnya dibagi-bagikan diantara semua saudara sesuai dengan keperluan
masing-masing (Kis: 2:44 dyb) . tetapi hal itu bukanlah komunisme, karena
pemberian itu tidak diatur dengan resmi, pun tidak diharuskan; tambahan lagi hak
masing-masing anggota untuk memiliki harta benda tidak diperkosa (Kis 5:4).
3. Karunia- karunia. Pada masa itu tak sedikit orang Kristen yang diberi Tuhan ruparupa
karunia roh atau karunia oleh Roh Allah seperti karunia menyembuhkan orang
sakit, mujijat, bernubuat dan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh
(glosolalia), yaitu mengeluarkan bunyi dan bahasa yang tak dapat diartikan oleh
orang banyak, tetapi yang perlu diterangkan maknanya (I Kor 12:10).
4. Gereja menjauhkan diri dari keyahudin. Mula-mula orang kristen di Yerusalem
belum sadar akan panggilannya terhadap dunia, tetapi segala aniaya yang di
derita dari pihak orang Yahudi menjadi alat dalam tangan Tuhan untuk
mencelikkan mata mereka guna melihat tugasnya, yakni menyebarkan injil kepada
semua bangsa.
5. Partikaian. Kemudian tabitlah perselisihan antara jemaat muda di antara jemaat
muda di antara orang kafir dengan jemaat induk di Yerusalem. Paulus mengutus
bahwa hanya iman kepada Yesus Kristus saja yang membawa orang kepada
keselamatan, sehingga orang kafir yang telah bertobat tak usah lagi memenuhi
segala tuntutan taurat, misalnya sunat.
6. Kemunduran jemaat di Yerusalem. Pada waktu kemudian kuasa jemaat di
Yerusalem makin surut. Jumlah anggota sedikit saja, jika dibandingkan dengan
Gereja di luar negeri yang bertambah-tambah besar.

Mereka pindah ke kota Pella di daerah sebelah timur sungai Yordan. Mereka
digelar Ebionit (ebion= miskin,bahasa Ibrani) dan kurang berhubungan dengan
Gereja besar, bahkan mereka di anggap penyesat-penyesat, karena mereka
menolak ajaran Paulus, dan tidak mengakui pula, bahwa Yesus dilahirkan oleh
seorang perawan.

Bab 4
Zaman Sesudah Para Rasul
1. Perkembangan Gereja. Pada masa sesudah rasul-rasul kira-kira 70 sampai 140M
terjadilah perubahan-perubahan besar dalam sejarah Kristen yang muda itu, baik
secara lahiriah, maupun secara batiiah.
Gereja menganggap dirinya sebagai ciptaan tujuan ciptaan Allah, alat Tuhan untuk
menyelamatkan dunia, Israel yang rohani dan benar, yang bertentangan dengan
kaum Yahudi yang durhaka itu dan umat Tuhan yang baru dari zaman terakhir.
Mula-mula kaum Kristen sungguh-sungguh menantikan kedatangan Tuhan Yesus
kembali yang pada sangka mereka akan terjadi dengan segera.
2. Organisasi perjanjian baru mengajarkan kepada tiap-tiap orang yang percaya
bahwa ia adalah seorang imam, sehingga untuk menghadap Allah, tak perlu
seorang pengantara , selain dari pada Yesus Kristus.
3. Kebaktian. Oleh karena Tuhan Yesus bangkit pada hari pertama dari suatu
minggu, maka jemaat Kristen juga berkumpul pada hari Minggu (dari kata
Dominggo, artinya Tuhan, bahasa Portugis).
Jemaat Kristen percaya bahwa Kristus sendiri sungguh-sungguh berada di dalam
roti dan air anggur itu. Dengan itu roti dan anggur dianggap membawa berkat dan
dikaruniakan Allah, bahkan sebagai obat untuk rupa-rupa penyakit, penawar maut
dan jaminan untuk mendapat hidup yang kekal.
4. Ajaran dan kebajikan. Menurut ajaran Perjanjian Baru pada umumnya dan ajaran
Paulus pada khususnya, maka keselamatan manusia bergantung semata-mata pada
rahmat Allah di dalam Yesus Kristus dan bukan pada suatu perbuatan manusia.
Segala kebajikan manuisa hanya buah dan akibat dari iman saja.
5. Injil menjadi suatu Taurat Baru. Benar Yesus masih tetap diakui sebagai Anak
Allah, tetapi pekerjaanNya sebagai Pembebas berkurang artinya. Ia dianggap
terutama sebagai Teladan dan Pengajar yang sempurna. Segenap hidup Kristen
menjadi suatu perjuangan akan menggenapi segala tuntunan agama yang diajarkan
oleh Yesus, supaya amalan dan kebijakan itu kelak diganjari oleh Tuhan.

Bab 5
Pertikaian antara gereja dan dunia
1. Sebab- sebabnya pertikaian itu. Mula-mula negara Romawi menganggap kaum
Kristen sebagai mazhad Yahudi, sehingga mereka pun bebas melakukan agamanya.
Akan tetapi segera kemudian ternyata, bahwa sebetulnya agama Kristen itu bukan
suatu agama kebangsaan yang diizinkan , melainkan agama baru; apalagi yang
membentuknya ialah seorang yang mati tersalib oleh pengadilan Romawi sendiri.
Kelakuan orang Kristen sangat berbeda dengan orang kafir. Mereka itu menjauhkan diri dari
persundalan, sandiwara, arena (gelanggang tempat pertunjukan perkelahian antara binatang
atau pahlawan) dan tidak urung pula menjabat suatu pangkat ketentaraan. Ada yang
menyangka bahwa orang orang Kristen membunuh dan memakan anak-anak kecil dalam
perkumpulannya, karena pernah di dengar bahwa mereka makan daging dan minum darah
Anak Manusia(Yoh 6:53).
Dengan berkembangnya Gereja Kristen, maka persembahan korban di rumah berhala
berkurang. Pendeknya, kaum Kristen di benci karena berlainan dengan masyarakat umum.
2. Penghambatan .penghambatan pertama terjadi di kota Roma pada tahun 64 atas
perintah kaisar Nero, yang mempersalahkan orang Kristen karena kebakaran besar
yang memusnahkan sebagian dari ibu negeri itu, padahal Nero sendirilahyang
menyuruh orangnya melakukan pembakaran itu. Orang Kristen dianiaya dengan
sangat ngerinya, umpamanya di labur dengan gala-gala, lantas di bakar hidup-hidup
dan di jadikan obor pada pesta malam. Meskipun penghambatan oleh Nero itu paling
dikenal oleh kita, batas kepada kota Roma saja. Kemudian, dalam abad 111, barulah
kebencian Roma dan rakyat kafir terhadap kaum Kristen menyatakan diri dengan
sedaaisyat-daisyatnya di seluruh kekisaran.

3. Sikap jemaat dalam kesengsaraan. Pada masa itu muncullah suatu jenis karangan yang
melukiskan kepada kita keberanian dan iman orang percaya pada zaman itusyahid
(saksi)Kristen, yang sangat menghiraukan hati. Dari padanyalah kita ketahui jalannya
cara-cara pengadilan itu. Orang Kristen dituduh orang kafir, lalu di tangkap dan di
bawa ke hadapan hakim. Jikalau mereka mau membawa korban kepada kaisar dengan
jalan menaburkan segemgam kemenyan ke atas mezbah baginda, maka terus di
lepaskan; apabila mereka tidak mau, mereka dinasehati dulu dengan mengingatkan
hukum-hukum keras yang akan di deritanya. Ada yang lemah sampai murtad, tetapi
kebanyakan mereka menunujukan ketetapan hati yang mengherankan pada saat
penggodaan itu.
4. Orang apologet. Di hadapan mahkamah, orang Kristen yang terdakwa itu tidak diberi
kesempatan untuk membela agamanya dengan uraian yang jelas. Sebab itu gereja
harus menempuh jalan yang lain untuk mempertahankan diri terhadap kebencian,
umpat dan penghinaan oleh kaum kaafir itu. Pada bagian prtama abad ke 11 beberapa
orang Kristen yang terpelajarmulai mengarang surat-surat pembelaan atau apologia.
Para penulis itu sendiri di namai apologet.
Akhirnya orang-orang apologet menyerang agama kafir dengan menunjuk kepada
kebodohan politheisme dan percabulan yang bersangkutan dengannya, yang tak lain
dari tipu mustilihat setan-setan saja. Filsuf-silsuf Yunani juga belum bebas dari
kepercayaan takhyul itu, dan segala pikiran mereka yang lebih indah di pungut dari
surat-surat Musa.
Maksud yang berhak di tuju para apologet itu tidak tercapai, oleh karena seteru-seteru
agama Kristen tidak memperhatikannya. Tetapi waupun demikian, apologia itu sanagt
berfaedah juga, karena orang-orang percaya asyik mempelajarinya serta
menggunakan uraiannay dan pembuktiannya selaku senjata dalam menangkis segala
musuhnya, dan untuk membela diri, apabila disalahkan.
5. Celsus. Perbantahan secara tertulis dari pihak kafir terhadap agama Kristen, barulah
kita temui pada tahun 180. Seorang filsuf yang pandai, Celcus namanya,
mengemukakan bermacam-macam tuduhan yang tajam terhadap injil dan pengikutpengikut Kristus. Menurut dia, agama Kristen berasal dari tipu- daya Yesus yang
bersama murid-muridNya.
Bab 6
Godaan Dari Pihak Gnostik
1. wujud gnostik. Salah satu sinkretisme yang dualistis-pantheistis, yang berusaha
menggabungkan filsafat barat dengan agama timur, ialah gnostik, yakni ajaran

tentang gnostis. Kata gnostik ini berarti pengetahuan, di maksudkan suatu


hikmat tinggi yang berahasia dan tersembunyi tentang asal dan tujuan hidup
manusia.
2. Gnostik Kristen. Ajaran gnostik Kristen sebagai berikut:
a. Allah yang tertinggi, yang keadaanNya adalah Roh, tak ada hubunganNya
dengan dunia ini.
b. Dunia di ciptakan oleh suatu ilah rendah( demiurgos namanya, artinya
penciptaan dunia) yang dikenali dari Perjanjian Lma
c. Manusia mengandung sebagian kecil dari Roh Allah dengan tubuh maya
(ajaran dosetisme) untuk membebaskan bagian ilahi yang kecil itu.
d. Oleh pengajaran dan teladan Kristus, roh manusia diajak untuk berusaha
melepaskan dirinya dari zat benda dan supaya kembali kepada Allah yang
tinggi itu (ajaran dualisme.)
3. Sejarahnya. Paulus dan Yohanes telah mengingatkan pembacanya supaya jangan
tertipu oleh pengajar- pengajar sesat, yang membanggakan dirinya karena
marifatnya yang istimewa, atau yang menyangkal bahwa Kristus telah datang
sebagai manusia (1 Tim 6:20, 1 Yoh 4:1-3).
Puncak pengaruh gnostik terdapat kira-kira pada tahun 150. Pusatnya ialah kota
alexandria, tempat kerjaBasilides, yang mengarang sebuah tafsiran Perjanjian
Baru secara gnostik, dan kota Roma tempat Valentinus mengajar gnostiknya.
Dialah ahli gnostik Kristen, yang paling masyhur dan ahli.
4. Sikap Gereja terhadap Gnostik. Gereja tetap berpaut kepada kuasa Perjanjian
Lama. Dengan itu diakuinya bahwa Allah Pencipta dunia tak lain dari pada AllahBapa Yesus Kristus. Ahli-ahli gnostik merupakan penunjuk jalan bagi Gereja,
sebab mereka mulai memakai istilah-istilah theologia, suatu kanon Perjanjian
Baru, tafsiran-tafsiran dan pengakuan iman. Sgala perkara itu mendorong Gereja
menangkis serangan gnostik dengan senjata yang srupa itu jugs.
Bab 7
Kritik Terhadap Gereja Resmi
A. DARI PIHAK MARCION
1. HIDUP Marcion. Marcion ialah seorang kaya di bandar Sinope di pesisir laut
hitam, dan ada perusahan perkapalannya di daerah itu. Tetapi ia meninggalkan
kota itu untuk menyebarkan kemana-mana di dalam Gereja pandanaganpandangannya yang baru tentang Injil. Akan tetapi Gereja menolak ajarannya;
pada tahun 144 ia di kucilkan oleh jemaat Roma. Marcion sangat bersemangat dan
seorang organisator yang cakap.

2. Alasannya. Bahwa Marcion menginsafi dan menunjukan dasar-dasar ajaran


paulus, ialah jasanya yang sangat berharga bagi Gereja. Ia mengerti bahwa
pembenaran manusia oleh iman, seperti yang diajarkan oleh Paulus, adalah intisari
Injil.
3. Ajarannya Menurut Marcion, dunia diciptakan oleh Allah yang menyatakan
dirinya di dalam Perjanjian Lama. Allah itu tidak jahat, tetapi rendah derajatnya.
Maksudnya ialah untuk memerintah dengan adil, tetapi justru karena itu ia
menjadi keras dan bengis, karena taurat yang telah diberikannya kepada manusia
itu terlalu berat, sehingga mustahillah manusia dapat melakukannya.
4. Kanon Marcion. Hal merusakkan itu nyata seterang-terangnya dari sikap Marcion
terhadap Alkitab. Perjanjian Lama ditolaknya mentah-mentah, dan sama seperti
orang gnostik ia membagi surat-suarat tentang Yesus atas kitab-kitab yang sah dan
kitab-kitab yang tidak sah, dengan memakai kanonnya (ukurannya) sendiri.
5. Marcion dan Gereja. Gereja katolik belajar dari Marcion mengenai beberapa hal
yang penting. Menurut Marcion, jiwa harus di bebaskan dari ciptaan yang rendah
dan juga dari pada kuasa khaliknya. Bertentangan dengan kedua ajaran yang sesat
itu, Gereja mempertahankan kesatuan Perjanjian Lama dan Baru, seraya
mengajarkan bahwa dunia ini tak lain dari ciptaan Tuhan sendiri, yang akan
diluputkan dari dosa oleh Tuhan itujuga, baik bagian rohaninya maupun bagian
jasmaninya.

B.DARI PIHAK MONTANISME


1. Timbulnya Montatisme. Serangan yang ketiga, yang dialami Gereja pada abad keII, di samping serangan-serangan gnostik dan Marcion, adalah serangan dari pihak
Montatisme. Gerakan pembangunan Rohani timbul di pedalaman Asia Kecil kirakira tahun 160. Banyak orang Kristen merasa kecewa, oleh karena kuasa Roh
Kudus tidak menyatakan dirinya lagi dengan hebat dan ajaib di dalam Gereja
seperti dahulu.

2. Ajaran dan riwayatnya. Lalu bangunlah Montanus bersama-sama dengan dua


orang nabiah: Priscilla dan Maximilla. Mereka itu berkata-kata dengan bahasa roh
(ntuglosolali) dan kadang-kadang berekstate sampai tak sadar lagi bagaikan orang
mati. Roh Penolong itu menuntut kalakuan yang suci: seorang pada (balu
perempuan ) dilarang menikah untuk kedua kalinya: jemaat di suruh menahan
nafsu tubuh seboleh-bolehnya; puasa harus dilakukan dengan aturan yang keras;
mati syahid (martir) di pandang sebagai suatu keuntungan dan kehormatan:
Darahmu menjadi anak kunci Firdaus!.
3. Gereja dan bidat (sekta). Mula- mula Gereja merasa sukar menetukan
pendiriannya terhadap sekta Montanus.
Montanisme itu hanyalah permulaan dari segala gerakan pembinaan rohani yang banyak itu
di dalam sejarah Gereja. Anjurannya supaya hidup di dalam Roh dan kritiknys terhadap
kesuaman kebanyakan anggota jemaat, Gereja wajib melawan asas-asas sekta. Keberatannya
ialah:
1. Salah benar ajaran Montanus bahwa Roh Tuhan mengaruniakan penyataan baru lagi,
yang lebih tinggi dan sempurna dari pada penyataan Tuhan di dalam Alkitab. Injil
sudah cukup, sehingga tak prlu di tambah lagi.
2. Jikalau jemaat Kristen mengasingkan diri supaya boleh mengarahkan pikirannya
kepada kedatangan Kristus saja, tak dapat tidak jemaat mengabaikan tugasnya di
dalam dan untuk dunia ini. Gereja tak boleh menjadi sekta, yang hanya
mengutamakan kesalehan dan keselamatannya sendiri saja, tetapi ia terpanggil untuk
memasyurkan Injil kepada semua manusia di tengah-tengah masyarakat yang berdosa
ini.
3. Demi melihat moralisme yang memuncak di dalam Montanisme, maka mata Gereja
terbuka dan melihat moralismenya sendiri, sehingga mulai sadar bahwa Gereja
bukanlah perkumpulan orang yang suci atau sempurna, melainkan adalah
perkumpulan orang yang berdosa; jemaat Kristen hidup di bawah rahmat, bukan lagi
di bawah taurat.

Bab 8
SENJATA-SENJATA GEREJA
1.Kemenangan Gereja.

Oleh karena Tuhan tidak meninggalakn Gereja di dalam bahaya yang mengancamnya, maka
segala serangan terhadapnya malah mendatangkan kebaikan baginya. Diantara tahun 150 dan
200 Gereja sanggup menolak segala ajaran yang sesat, dan menginsafi wujud dan tugasnya.
Kemenangan ini barulah tercapai sesudah pergumulan yang hebat. Gereja terpaksa
melengkapi senjatanya untuk melawan sekta senjata itu pula menjadi ciri dan pernyataan
yang tegas dari wujud Gereja sendiri. Ketiga senjata itu ialah :

Kanon dari kitab-kitab Perjanjian Baru, yang diakui sah di samping perjanjian Lama
Pengakuan iman untuk menetapkan ajaran Gereja
Jabatan uskup, selaku pengganti rasul-rasul dan pembela kebenaran . demikianlah
Gereja membedakan ajarannya yang Injildari segala ajaran yang sesat.
2.kanon.

Gereja hanya mempunyai sebuah kitab saja, yang menjadi Kanon u kaidah(yaitu ukuran atau
kaidah) bagi kepercayaan dan kehidupan angotanya, yaitu Perjanjian Lama .
Penetapan kanon itu sangat penting, sebab dengan itu Gereja menyatakan dengan berterus
terang, bahwa masa penyataan Tuhan telah diakhiri dengan Perjanjian Baru.
3.pengakuan
Selain dari senjatanya yang utama, yaitu kanon, Gereja membutuhkan suatu senjata lain bagi
untuk melawan sekta, karenaa tidak cukup bahwa salah satu kitab dibubuhi nama seorang
rasul saja.
Pengakuan pengakuan sangat berfaedah bagi Gereja dalam perlawan terhadap gontik dan
Marcion.umpamanya , pengakuan bahwa Allah adalah Khalik langit danbumi. Dengan
demikian pengakuan Rasuli itu bukan saja menjadi senjata Gereja pada permulaan
sejarahnya, tetapi juga menjadi kesimpulan iman Kristen bagi segala abad kemudian.
4. Pewarisan jabatab Rasuli.
Yang di tuntut dari jemaat bukanlah lagi percaya kepada Kristus, melainkan taat kepada
uskup. Mulai pada waktu itu berlakulah lagi percaya kepada Kristus, melainkan taat kepada
uskup. Muli pada waktu itu berlakulah dua macam kuasa di dalam Gereja: Kuasa Kristus di
dalam FirmanNya dan kuasa Geeja sendiri di dalm uskupnya. Pembaharuan Gereja
(Reformasi) memilih kuasa Firman Tuhan, yang kepadanya segala kuasa lain takluk, padahal

Gereja Roma mengajarkan bahwa segenap kuasa dan kebenaran di dalam Gereja di serahkan
oleh Kristus kepada paus semata-mata.
BAB 9
GEREJA KATOLIK YANG LAMA

1. Kebaktian
Apabila orang kafir mempersembahkan korbannya kepada dewa-dewa atau kaisar, maka
pekerjaan itu dengan pelbagai berkat dan keuntungan.
2. Disiplin Gereja
Dengan jalan demikian timbullah pendapat bahwa Injil menagnjurkan dua macam moral atau
kebajikan: yang berat bagi golongan kecil dan yang lebih ringan bagi orang banyak. Di timiu
Kaum Kristen cendrung untuk mengundurkan diri dari dunia yang ramai dengan jalan bertapa
dan terpekur. Sedang orang barat yang lebih praktis sifatnya mencari jawab atas soal
bagaimana iman dapat dilaksanakan dalam hidup sehari-hari. Masalah disiplin dipecahkan
dibarat. Kesimpulan Mmontanisme ditolak oleh Gereja.

3. Organisasi
Pusat organisasi adalah oknum Uskup, yang mengepalai jemaat, baik mengenai ajaran dan
pengakuan, baik dalam kebaktian, maupun dalam hal disiplin dan pemerintahan harian.
Organisasi Gereja dalam hubungan yang lebih luas diatur perlahan-lahan. Semenjak tahun
250 diadakan sinode-sinode daerah. Oleh sebab biasanya agama Kristen berkembang dari ibu
kota ( metropolis), maka tentulah sinode berhimpun disana dan sidang-sidangnya diketahui
oleh uskup kota itu, yang bergelar metropolit.
4. Uskup Roma.
Di antara jemaat- jemaat yang penting tadi Romalah di temukan, sebab dalam ibukota
kekaisaran itu terdapat jemaat Kristen yang terbesar dan terkaya.

Uskup Roma memang dianggap yang pertama di antara para uskup yang setara dengan
dia; tetapi ia belum diakui sebagai satu-satunya hakim dan pengatur yang perintahnya wajib
di patuhui oleh seluruh Gereja.
5. Cyprianus. Pemimpin Gereja Lama yang terutama, terstimewa di barat, ialah
Cyprianus, uskup Carthago di Afrika Utara. Sebelum ia bertobat masuk Kristen
pada umur dewasa, ia seorang ahli pidato yang kaya. Tidak lama sesudah
dibptiskan , Cypiranus dipilih menjadi uskup pada tahun 248. Sepuluh tahun
kemudian, ia meninggal dunia, tetapi waktu yang singkat itu sudah cukup baginya
untuk menjalankan beberapa keputusan dan peraturan yang penting untuk seluruh
Gereja.
6. Kesimpulan . oknum dan pekerjaan Cypianus mencerminkan semangat berat. Roh
Roma yang mengutamakan segala hal mengenai hidup sehari-hari, seprti
organisasi, kehakiman, pemerintahan, kemiliteraan, juga mempengaruhi Gereja
bagian barat.
Bab 10
Theologi Gereja Lama
1. Golongan Apologet
Kaum Apologet berusaha untuk menyesuaikan Injil dengan semangat zaman. Maksudnya
ialah untuk membuktikan bahwa hanya Injil saja yang menggenapi segala cita-cita filsafat
Yunani.
Theologia apologet tentang kebebasan dunia adalah seperti berikut: Allah menciptakan Logos
di dalam rangkaian waktu, sebagai suatu roh yang berpribadi, dan dengan Logos itu Allah
menciptakan segala sesuatu yang ada. Manusia telah digodai setan-setan, sehingga jatuh ke
dalam jurang kesesatan, percabulan dan politheisme. Sebab itu Logos sendiri turun ke bumi
dengan menjelma dalam tubuh manusia, yaitu Yesus, dengan maksud untuk mulangkan
manusia kepada jalan yang baik.
2. Irenus
Irenus beberapa waktu kemudian timbulnya golongan apologet itu, bangkitlah seorang ahli
theologia yang kembali lagi kepada ajaran Alkitab tentang penebusan manusia oleh Yesus

Kristus. Ahli theologi ialah Irenus. Ia berasal dari Asia kecil, suatu daerah Gereja yang lebih
mengutamakan mistik.
3. Tertullianus
Ia seorang ahli hukum yang bekerja sebagai advokat di Carthago. Tertuallianuslah
yang pertama-tama memakai pelbagai istilah theologia yang menjadi lazim semenjak
masa itu, misalnya: dosa turunan, tebusan dosa, jasa, dan lagi rumusan seperti: Allah
berzat satu tetapi pribadi tiga dan Kristus adalahsatu pribadi dengan dua tabiat dan
sebagainya.
4. Clemens dari Alexandria (200)
Clemens ialah salah seorang ahli theologia. Gereja yang mencoba melaksanakan
penyesuaian itu, supaya agama Kristen juga disambut oleh golongan kafir yang
berpengatuhan yang tinggi
5. Origenes (185-254)
Ia lahir di Alexandria. Bapanya mati syahid pada tahun 202, waktu Origenes berumur
17 tahun. Ketika sudah nyata kepandaiannya yang luar biasa.
Bab 11
PERGAULAN HIDUP DI DALAM GEREJA LAMA
1. Derajat kebajikan.
Segala dosa masyarakat Roma disebut rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat
Roma, pasal 1: 24-23. Kebajikan kaum Kristen yang suci dan murni jujur berada dan
murni jujur berada jauh dengan segala kejahatan. Beebuat zinah terlarang keras;
begitu pun hal menggugurkan buah kandungan .
2. Rumah tangga
Rumah tangga Kristen dipandang sebagai suatu persekutuan agama yang erat
pertaliannya.
3. Milik
Milik itu adalah pinjaman dari Allah. Sebab itu milik seorangngan diakui baik,
asalkan anggota jemaat sadar, bahwa ia bertanggung jawab selaku hamba Tuhan atas
miliknya itu.
4. Perbudakan
Orang Kristen pada masa itu memandang perbudakan sebagai suatu perkara yang
biasa juga. Sebaliknya dituntut dari tuan-tuan Kristen, supaya mereka
memeperlakukan budaknya dengan peri kemanusiaan , sehingga nasib budak orang
Kristen jauh lebih baik dari pada nasib kebanyakan budak orang kafir.
5. Pergaulan umum
Agama dan adat Kristen mulai diperhatikan

You might also like