You are on page 1of 42

Laporan Kasus

ASMA BRONKIAL
Oleh: Susi Safinah
(1407101030216)
Pembimbing: dr. Nurfitriani Usman, Sp.P (K)

BAB I
PENDAHULUAN

Click to add text

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Definisi

Asma adalah penyakit saluran napas kronik.

Asma dapat bersifat ringan dan tidak mengganggu


aktivitas, akan tetapi dapat bersifat menetap dan
mengganggu aktivitas bahkan kegiatan harian.

Epidemiologi

Pada tahun 2012 tercatat penderita asma di dunia


diperkirakan mencapai 300 juta orang. Pada tahun 2025
diperkirakan jumlah penderita asma di dunia akan
mengalami penambahan sebesar 100 juta orang

Faktor Risiko
Faktor Penjamu

Faktor Lingkungan

Predisposisi genetik

Alergen di dalam ruangan

Atopik

Alergen di luar ruangan

Jenis Kelamin

Bahan di lingkungan kerja


Asap rokok
Polusi udara
Infeksi pernafasan

Patofisiologi

Manifestasi

Klinis

Bersifat episodik

Batuk

Sesak napas

Mengi

Rasa berat di dada

Variabiliti yang berkaitan dengan cuaca

Diagnosis

Banding

Asma Bronkhial

Penyakit Paru Obstruksi Kronik

Bronkitis

Diagnosis
Untuk menegakkan diagnosis pada asma, antara lain:

Anamnesis

Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan penunjang
1. Faal paru

Spirometri

Arus Puncak Ekspirasi (APE)

2. Foto Thorak

Penatalaksanaan
Tujuan Penatalaksaan Asma

Menghilangkan dan mengendalikan gejala asma

Mencegah eksaserbasi akut

Meningkatkan dan mempertahankan faal paru seoptimal


mungkin

Mengupakan aktiviti normal termasuk exercise

Menghindari efek samping obat

Mencegah terjadinya keterbatasan aliran udara irreversibel

Mencegah kematian karena asma

Penatalaksaan asma berguna untk mengontrol penyakit.


Asma dikatakan terkontrol bila:

Gejala minimal (sebaiknya tidak ada), termasuk gejala


malam

Tidak ada keterbatasan aktiviti termasuk exercise

Kebutuhan bronkodilator (agonis 2 kerja singkat) minimal


(idealnya tidak ada)

Efek samping obat minimal (tidak ada)

Tidak ada kunjungan ke unit gawat darurat

Program penatalaksanaan asma, yang meliputi 7 komponen:

Edukasi

Menilai dan monitor berat asma secara berkala

Identifikasi dan mengendalikan faktor pencetus

Merencanakan dan memberikan pengobatan jangka panjang

Menetapkan pengobatan pada serangan akut

Kontrol secara teratur

Pola hidup sehat


Terapi
Oksigen

Pada serangan asma segera berikan oksigen untuk mencapai kadar saturasi
oksigen 90% dan dipantau dengan oksimetri.
Bronkodilator

Agonis beta-2 kerja singkat


Dianjurkan pemberian inhalasi dengan nebulizer seperti salbutamol, terbutalin.

Antikolinergik
Dianjurkan pemberian inhalasi dengan nebulizer seperti ipratropium bromida.

Metilsantin
Seperti aminofilin dan teofilin.

Agonis beta-2 kerja lama


Seperti salmeterol dan formoterol.

Kortikosteroid sistemik
Seperti metilprednisolon dan prednison.

Glukokortikosteroid
Glukokortikosteroid sistemik diberikan untuk mempercepat
resolusi pada serangan asma derajat manapun kecuali
serangan ringan, terutama jika:

1.

Pemberian agonis beta-2 kerja singkat inhalasi pada


pengobatan awal tidak memberikan respons.

2.

Serangan terjadi walau penderita sedang dalam pengobatan.

3.

Serangan asma berat.

. Antibiotik

Antibiotik tidak selalu diberikan kecuali ada tanda infeksi.

Rencana pengobatan serangan asma berdasarkan berat


serangan dan tempat pengobatan
SERANGAN
RINGAN
Aktiviti relatif normal
Berbicara satu kalimat
dalam satu napas
Nadi <100
APE > 80%

PENGOBATAN
Terbaik:
Inhalasi agonis beta-2
Alternatif:
Kombinasi oral agonis beta2
dan teofilin

TEMPAT PENGOBATAN

SEDANG
Jalan jarak jauh
timbulkan gejala
Berbicara beberapa
kata dalam satu napas
Nadi 100-120
APE 60-80%

Terbaik
Nebulisasi agonis beta-2 tiap
4 jam
Alternatif:
-Agonis beta-2 subkutan
-Aminofilin IV
-Adrenalin 1/1000 0,3ml

Darurat Gawat/ RS
Klinik
Praktek dokter
Puskesmas

Oksigen bila mungkin


Kortikosteroid sistemik

Di rumah
Di praktek dokter/
klinik/ puskesmas

TEMPAT PENGOBATAN

SERANGAN

PENGOBATAN

BERAT
Sesak saat istirahat
Berbicara kata perkata
dalam satu napas
Nadi >120
APE<60% atau
100 l/dtk

Terbaik
Darurat Gawat/ RS
Nebulisasi agonis beta-2 tiap Klinik
4 jam
Alternatif:
-Agonis beta-2 / IV
-Adrenalin 1/1000 0,3ml
Aminofilin bolus dilanjutkan
drip
Oksigen
Kortikosteroid IV

MENGANCAM JIWA
Kesadaran berubah/
menurun
Gelisah
Sianosis
Gagal napas

Seperti serangan akut berat


Pertimbangkan intubasi dan
ventilasi mekanis

Darurat Gawat/ RS
ICU

Prognosis
Asma pada umumnya bila segera ditangani
dengan tepat dan dikontrol prognosis adalah
baik.

BAB III
LAPORAN
KASUS

Identitas Pasien

Nama

: Ny. NM

Tanggal Lahir

Umur

Jenis Kelamin

: Perempuan

Suku

: Aceh

Agama

: Islam

Alamat

: Banda Aceh

No CM

: 0-97-41-16

Tanggal Berobat

: 19 Agustus 2015

Tanggal Pemeriksaan : 21 Agustus 2015

: 17 Agustus 1990
: 25 Tahun

Anamnesis

Keluhan Utama

: Sesak Napas

Keluhan Tambahan

: Batuk

Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien datang ke IGD dengan keluhan sesak napas, sesak
napas dirasakan pasien sejak 3 hari yang lalu dan memberat
sejak 5 jam sebelum masuk RSUDZA. Pasien mengatakan
sesak jika beraktivitas berat. Sesak juga pernah dirasakan
pasien pada saat tidur dimalam hari. Pasien mengatakan jika
terkena debu dan cuaca dingin bisa terjadi sesak. Sekain itu,
pasien mengatakan ada batuk sejak seminggu yang lalu. Batuk
berdahak (-), batuk berdarah (-), nyeri dada (-).

Anamnesis

Riwayat Penyakit Dahulu:


Pasien pernah dirawat sebulan yang lalu di RSUDZA dengan
Asma.

Riwayat Penyakit Keluarga:


Ada anggota keluarga yang pernah mengalami keluhan yang sama
dengan pasien yaitu ayah dan abang pasien.

Riwayat Penggunaan Obat:


Pasien menggunakn obat semprot, tapi pasien lupa namanya

Riwayat Kebiasaan Sosial :


Pasien seorang ibu rumah tangga dan tempat tinggal pasien dekat
dengan jalan raya.

Pemeriksaan Fisis
Status

Present
Keadaan Umum
Baik

Tekanan Darah
100/60 mmHg

Heart rate
134
x/menit

Kesadaran
compos
mentis
Respiratory rate
45 x/menit

Temperatur
37,4 C

Status Generalis
Kulit
Warna
Turgor
Parut/skar
Sianosis
Ikterus
Pucat

: kuning langsat
: kembali cepat
: tidak dijumpai
: tidak dijumpai
: tidak dijumpai
: tidak dijumpai

Kepala
Bentuk : normocephali.
Rambut : hitam.
Wajah : simetris
Mata
: edema palpebrae (-/-),
konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik
(-/-), refleks cahaya (/), pupil bulat
isokor 3 mm/3 mm.
Telinga : normotia, serumen(-/-).
Hidung : nafas cuping hidung (-/-),
sekret(-/-),

Mulut

Leher

Bibir : bibir kering (-),


Trakhea
: terletak ditengah
: pembesaran KGB (-)
mukosa bibir lembab (), KGB
Kelenjar tiroid: tidak teraba membesar.
sianosis (-)
Kelenjar limfe: tidak teraba membesar.
TVJ
: R-2 cmH2O

Thoraks
1. Paru Anterior
Pemeriksaan Thorax Dekstra
Fisik Paru

Thorax Sinistra

Inspeksi

Statis

: Normochest

Palpasi

Dinamis : Simetris, pernapasan thoraco abdominal, retraksi


interkostal (-/-), jejas (-)
Fremitus taktil/vocal: normal, nyeri tekan (-)

Perkusi

Sonor

Auskultasi

Vesikuler , rhonki (-), wheezing (+)

2. Paru Posterior
Pemeriksaan Thorax Dekstra
Fisik Paru

Thorax Sinistra

Inspeksi

Statis

: Normochest

Palpasi

Dinamis : Simetris, pernapasan thoraco abdominal, retraksi


interkostal (-/-), jejas (-)
Fremitus taktil/vocal: normal, nyeri tekan (-)

Perkusi

Sonor

Auskultasi

Vesikuler , rhonki (-), wheezing (+)

3. Jantung
Inspeksi

: Ictus cordis tidak terlihat

Palpasi
anterior

: Ictus cordis teraba di ICS IV linea aksilaris

Perkusi

: Batas-batas jantung

Atas

: ICS III, linea midclavicularis sinistra.

Kiri

: ICS IV, linea midclavicularis sinistra.

Kanan

: ICS IV, linea parasternal dextra.

Auskultasi

: BJ I > BJ II, reguler (), bising (-).

Abdomen
Inspeksi : simetris, distensi (-)
Palpasi

: soepel (+), Hepar/Lien/Renal tidak teraba

Perkusi

: timpani (+), shifting dullness (-)

Auskultasi

: peristaltik 4x/menit, kesan normal

Ekstremitas
Superior : ikterik (-/-), edema (-/-), pucat (-/-), akral hangat,
CRT <2.
Inferior

: ikterik (-/-), edema (-/-), pucat (-/-), akral hangat,

CRT <2.

Pemeriksaan

Penunjang

Pemeriksaan Darah Rutin tanggal 19 Agustus 2015


Pemeriksaan
Hasil
Nilai Rujukan
Darah Rutin
Hemoglobin

15,7

12,0-15,0

Hematokrit

46

37 47

Eritrosit

5,3

4,2 5,4

Leukosit

19,8

4,5 10,5

Trombosit

250

150 450

Eosinofil

06

Basofil

02

Netrofil segmen

93

50 70

Limfosit

20 40

Hitung Jenis

Pemeriksaan
Kimia Klinik

Hasil

Nilai Rujukan

Elektrolit
Natrium

144

135 145

Kalium

4,3

3,5 4,5

Klorida

102

90 110

88

< 200

Diabetes
Glukosa
Sewaktu

Darah

Pemeriksaan

Foto Thoraks

Hasil pemeriksaan foto thoraks tanggal 19 Agustus 2015


Foto thorax 19
Agustus 2015
Kesimpulan:
- Cor dan Pulmo tak
tampak kelainan

Diagnosis
1.

Banding

Asma Bronkial

2. Penyakit Paru Obstruktif Kronik


3. Bronkhitis Kronik

Diagnosa
Asma Bronkhial

Kerja

Tata

Laksana

Bedrest
Oksigen Nasal Kanul 4 Liter/menit
IVFD NaCl 0,9 % 20 tetes/menit
Combivent Nebul 1 respul/6 jam
Injeksi Methylprednisolon 62,5 mg/8 jam
Injeksi Ceftriaxon 1 vial/ 12 jam
Injeksi Ranitidin 1 ampul/8 jam

Prognosis
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad sanactionam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam

Follow
Tanggal/Hari

Up Harian
Catatan

Rawatan
21 Agustus 2015
S/ Sesak, batuk kering.
O/ TD = 110/60 mmHg
N = 76 x/menit
RR = 32 x/menit
T = 36,7oC
Pf/
Thoraks :
I: simetris
P: Sf ka = Sf kiri
P: Sonor/sonor
A: ves (+/+ ), Rh (-/-), Wh (+/
+)
Cor : BJ I>BJ II, reg, bising (-)
Ass/ Asma Bronkhial

Intruksi
-

Bedrest

Oksigen Nasal Kanul 2 Liter/menit

IVFD Ringer Laktat 20 gtt/i

Injeksi
62,5mg/8 jam

Injeksi Ranitidin

Ceftriaxon Drip/8jam

Pectocyl syr (3x1)

Ventolin Nebul/6 jam

Pulmicort Nebul/12 jam

Methylprednisolon

Tanggal/Hari Rawatan

Catatan

22 Agustus 2015
S/ Batuk dan sesak berkurang
O/ TD = 120/80 mmHg
N = 80 x/menit
RR = 22 x/menit
T = 36,7oC
Pf/
Thoraks :
I: simetris
P: Sf ka = Sf kiri
P: Sonor/sonor
A: ves (+/+ ), Rh (-/-), Wh (+/
+)
Cor : BJ I>BJ II, reg, bising (-)
Ass/ Asma Bronkhial

Intruksi
-

Bedrest

Oksigen Nasal Kanul 2


Liter/menit

IVFD Ringer Laktat 20 gtt/i

Injeksi Methylprednisolon
62,5mg/8 jam

Injeksi Ranitidin

Ceftriaxon Drip/8jam

Pectocyl syr (3x1)

Ventolin Nebul/6 jam

Pulmicort Nebul/12 jam

BAB IV
ANALISA MASALAH

Analisis Penegakan Diagnosis

Keluhan Utama

Sesak Napas

Obstruksi saluran napas menyebabkan banyak perubahan jalan


napas berupa: bronkokonstriksi (spasme otot bronkus), sumbatan
mukus (peradangan selaput lendir), edema, penebalan membran
basal, hipersekresi kelenjar mukus, infiltrasi seluler, kontraksi otot
polos, dekuamasi sel epitel serta sel radang sehingga menyebabkan
sukar bernapas, hal ini mengakibatkan udara distal tempat
terjadinya obstruksi terjebak dan tidak bisa dieksresikan.

Analisis Penegakan Diagnosis

Memiliki Riwayat
Asma

Riwayat Penyakit
Keluarga

Risiko berkembangnya asma merupakan interaksi antara faktor


pejamu dan faktor lingkungan. Faktor pejamu disini termasuk
predisposisi genetik yang mempengaruhi untuk berkembang asma,
yaitu, genetik asma, alergi (atopik), hipereaksi bronkus, jenis
kelamin dan ras. Faktor lingkungan mempengaruhi individu
dengan kecenderungan/ predisposisi asma untuk berkembang
menjadi asma.

Analisis

Penatalaksanaan

Terapi

Analisis

Combivent Nebul

Pemberian inhalasi ipratropium bromida


dengan agonis beta-2 kerja singkat
dapat meningkatkan respon
bronkodilatasi. Kombinasi tersebut
dapat menjadi perbaikan faal paru.

Methylprednisolon

Pemberian methylprednisolon untuk


mengatasi inflamasi dan untuk
mempercepat resolusi pada serangan
asma derajat manapun kecuali serangan
ringan

Ceftriaxon

Pemberian antibiotik diberikan bila ada


tanda infeksi atau curiga infeksi bakteri
gram negatif.

Kesimpulan

Asma adalah penyakit saluran napas kronik.

Risiko berkembangnya asma merupaka interaksi antara


faktor pejamu dan faktor lingkungan. Faktor pejamu
disini
termasuk
predisposisi
genetik
yang
mempengaruhi untuk berkembang asma, yaitu, genetik
asma, alergi (atopik), hipereaksi bronkus, jenis kelamin
dan ras. Faktor lingkungan mempengaruhi individu
dengan kecenderungan/ predisposisi asma untuk
berkembang menjadi asma.

TERIMA KASIH

You might also like