Professional Documents
Culture Documents
NEUROTIK,
SOMATOFORM, dan
Yang terkait dengan
stres
KARAMINA MAGHFIRAH
03010147
gANGGUAN NEUROTIK
I.
II.
III.
IV.
Agoraphobia
Ketakutan yang sangat dan tidak masuk akal pada tempat
terbuka, ditandai dengan ketakutan yang nyata saat berada
sendiri atau di tempat ramai yang sulit dihindari atau tidak bisa
meminta tolong
Keadaan ini dibagi menjadi 2 :
- Disertai dengan serangan panik
- Tanpa gangguan panik
Etiologi :
Faktor genetika
Teori psikoanalitik
separation anxiety : riwayat kecemasan perpisahan,
ditelantarkan
Epidemiologi :
Penatalaksanaan :
Terapi kognitif
Antiansietas
Antidepressan
Prognosis :
Pada kasus agoraphobia karena gangguan
panik, jika gangguan panik diobati
agoraphobia seringkali membaik.
Agoraphobia tanpa riwayat gangguan panik
seringkali menyebabkan ketidakberdayaan
yg kronis.
b. Fobia spesifik
Gangguan cemas yg ditandai dengan rasa takut yg menetap dan
berlebihan atau tidak beralasan pd objek dan situasi yg terbatas
dan jelas,berlawanan dengan rasa takut sendirian atau ditempat2
umum (agoraphobia) atau takut mendapat malu pada situasi sosial
(fobia sosial)
Etiologi:
1.
Pengalaman emosional
Contoh: pengalaman mengemudi kecelakaan
2.
ModelLing : seseorang mengamati reaksi pada orang lain
3.
Pengalihan informasi : seseorang bisa diajarkan/diperingatkan tentang
bahaya objek tertentu
4.
Faktor genetik
Epidemiologi :
Pria : Wanita = 1 : 2
Kriteria Diagnosis :
Semua kriteria yang dibawah ini untuk diagnosis pasti
a) Gejala psikologis atau otonomik harus merupakan manifestasi
primer dari anxietas, dan bukan sekunder dari gejala-gejala
lain seperti waham atau pikiran obsesif.
b) Anxietas harus terbatas pada adanya objek situasi fobik
tertentu.
c) Situasi fobik tersebut sedapat mungkin dihindarinya.
Pada fobia khas ini umumnya tidak ada gejala psikiatrik lain,
tidak seperti halnya agorafobia dan fobia sosial
Penatalaksanaan :
Terapi Pemaparan menggunakan pemaparan stimulus fobik yg
serial dan bertahap
Pendekatan kognitif
Farmakoterapi : antagonis -adrenergik
c. Fobia Sosial
Gangguan cemas yg ditandai dengan perasaan takut
dan menghindar dari situasi sosial atau pertunjukan;
setiap ketakutan tersebut berupa keadaan yg memalukan
dan penghinaan
Pedoman Diagnosis : PPDGJ III
Semua kriteria di bawahini harus dipenuhi untuk suatu
diagnosis pasti:
Penatalaksanaan :
Psikoterapi
Kombinasi metode perilaku dan kognitif
Farmakoterapi
Fenelzin, Alprazolam, Klonazepam
Prognosis :
Kombinasi farmakoterapi dan psikoterapi menghasilkan
hasil yg lebih baik daripada terapi tersebut sendirisendiri.
Etiologi :
Faktor Biologis
disebabkan oleh berbagai kelainan biologis didalam struktur
dan fungsi otak.
Faktor Psikososial
akibat dari pertahanan yg tidak berhasil dalam melawan impuls yg
menyebabkan kecemasan.
Faktor Genetika
peningkatan resiko gangguan panik 4-8x lipat
Gambaran klinis :
Serangan dimulai dengan periode gejala yg meningkat cepat selama
10menit
Gejala mental utama, yaitu ketakutan yg kuat dan peasaan ancaman
kematian
Pasien tidak mampu menyebutkan sumber ketakutannya
Pasien merasa kebingungan dan mengalami kesulitan dalam
memusatkan perhatian
Tanda fisik, yaitu takikardi, palpitasi, sesak nafas, dan berkeringat
Pasien sering mencoba meninggalkan situasi dimana dia berada
untuk mencari bantuan
2.
Ansietas Menyeluruh
Gangguan ini menyeluruh dan menetap (bertahan
lama), tidak terbatas pada keadaan lingkungan tertentu.
3.
Manifestasi klinis :
Gagasan/impuls yg memaksakan dirinya terus
menerus untuk melakukan pekerjaan yg berulangulang
Perasaan ketakutan yg mencemaskan dan melakukan
tindakan kebalikan melawan gagasan impuls
Pasien menyadari melakuan perbuatan yg mustahil
dan tidak masuk akal tetapi merasakan dorongan yg
kuat untuk memahaminya
Diagnosis :
Untuk menegakkan d/pasti, gejala2 obsesif atau
tindakan kompulsi atau keduanya harus ada setiap
hari sedikitnya 2minggu berturut-turut. Hal itu
merupakan sumber penderitaan dan mengganggu
aktivitas pasien.
Diagnosis banding :
Depresi
Gangguan Tourette
Gangguan tik lainnya
Epilepsi lobus temporalis
Kadang2 komplikasi trauma dan pasca ensphalitik
Perjalanan penyakit dan prognosis :
Rata2 pasien memiliki onset gejala yg tiba2
50-70% pasien memiliki onset gejala setelah suatu peristiwa yg
menyebabkan stres seperti kehamilan, masalah seksual, atau
kematian.
Perjalanan penyakit pasien ada yg berfluktuasi dan ada yg konstan
Prognosis yg buruk dinyatakan oleh mengalah bukannya menahan
pada kompulsi, onset pada masa anak2, kompulsi yg aneh, perlu
perawatan diRS, gangguan disertai depresi yg berat, kepercayaan
waham, adanya gagasan yg terlalu dipegang, dan adanya
gangguan kepribadian.
Pronosis yg baik ditandai oleh penyesuaian sosial dan pekerjaan yg
baik, adanya peristiwa pencetus dan suatu sifat gejala yg episodik
Penatalaksanaan :
Farmakoterapi
Klomipramin, SSRI (Fluoksetin), Lithium,
atau MAOI (Fenelzin)
Psikoterapi
Terapi perilaku dengan desensitasi
Terapi keluarga
Gejala-gejala :
Terdapat gejala campuran yg berubahubah; selain gejala permulaan berupa
keadaan terpaku (daze)
Depresif
Ansietas
Kemarahan
Kekecewaan
Hiperaktif
Penarikan diri
Gejala mulai mereda setelah 24-48 jam dan
biasanya menghilang setelah 3 hari.
Onset :
Terjadi setelah trauma, masa laten antara beberapa mgg-bulan (jarang
melampaui 6 bln)
Penatalaksanaan :
BZD
Litium
-blocker
Klonidin
Karbamazepin
DD :
Intoksikasi alkohol
Ansietas
Ggn kepribadian ambang
Ggn waham
Depresi
Korban selamat dari bencana alam
Ggn panik
Tindak kekerasan, perkosaan dan penganiayaan seks
Halusinasi, ilusi dan insomnia
Berpura-pura
Gangguan Penyesuaian
Keadaan stres yg subjektif dan gangguan emosional yg
mengganggu kinerja dan fungsi. Timbul pada periode adaptasi
terhadap perubahan yg bermakna atau akibat dari peristiwa
kehidupan yg penuh stres.
Manifestasi klinik :
Afek depresif
Ansietas
Kecemasan
Perasaan tidak mampu menghadapi dan menyesuaikan, serta
merencanakan masa depan
Dissability dalam kinerja kegiatan rutin sehari-hari
Pada remaja : agresif dan dissosial
Pada anak-anak2 : fenomena regresi
Lamanya gejala tidak melebihi 6bulan kecuali dalam kasus reaksi
depresif berkepanjangan
Amnesia Disosiatif
ketidakmampuan untuk mengingat informasi yg baru
saja
disimpan dalam ingatan pasien, biasanya tentang peristiwa yg
menegangkan / traumatik dalam kehidupannya bukan disebabkan
oleh gangguan mental organik.
Amnesia dari amnesia disosiatif dapat mengambil 1 dari beberapa
bentuk :
Amnesia terlokalisasi, kehilangan daya ingat terhadap
peristiwa dalam periode singkat/hanya dlm beberapa jam-hari
Amnesia umum, kehilangan daya ingat akan pengalaman
selama hidupnya
Amnesia selektif, kegagalan mengingat beberapa peristiwa
selama waktu yg singkat
2.
Fugue Disosiatif
Memiliki semua ciri amnesia disosiatif ditambah gejala melakukan
perjalanan meninggalkan rumah/tempat kerja yg disengaja,
seringkali mengambil identitas dan pekerjaan yg sepenuhnya baru
walaupun identitas baru biasanya kurang lengkap.
3.
4.
5.
Konvulsi Disosiatif
Menyerupai kejang epileptik daam hal gerakannya, tapi
jarang disertai lidah tergigit dan luka karena jatuh saat
serangan dan inkontinensia urine, tidak dijumpai kehilangan
kesadaran tapi diganti dengan keadaan stupor atau trans.
3. Hipokondriasis
Hipokondrium : sering mengalami keluhan
pada abdomen.
Interpretasi pasien yg tidak realistik&tdk
akurat terhadap gejala atau sensasi fisik,
menyebabkan preokupasi&ketakutan
bahwa mereka menderita penyakit yg
serius,padahal tdk ditemukan penyebab
medis.
Percaya bahwa mereka menderita
penyakit yang parah yg belum
terdeteksi&tdk dpt diyakinkan akan
kebalikannya.
5. Gangguan Nyeri
Epidemiologi :
Wanita > Pria
Etiologi :
1. Faktor Psikososial
Menghindari tanggung jawab, tdk bisa menyelesaikan
masalah, ekspresi emosi yang tdk bisa diungkapkan dgn
kata-kata.
2. Faktor Biologis
Genetik, gangguan metabolisme zat di otak.
3. Faktor prilaku
4. Faktor interpersonal
Prognosis :
Baik
Semakin lama gejala semakin buruk prognosisnya.
DD/ :
Sklerosis multiple
Miastenia gravis
SLE
Simptom awal AIDS
Hipertiroid
Hiperparatiroid
Infeksi sistemik kronis
Sindroma Guillen-Barre
Neuritis optik
Terapi :
Farmakoterapi :
Psikotropik bila ada ggg mood atau ggg kecemasan.
Analgesik ( ggg nyeri )
Antidepressan
Anxiolitik
Psikoterapi :
Psikoterapi kelompok
Hipnosis
Terapi perilaku
VII.
A.
B. Sindrom Depersonalisasi-Derealisasi
Keadaan dimana pasien mengeluh bahwa
aktivitas mentalnya, tubuhnya, lingkungannya,
menjadi berubah kualitasnya sehingga menjadi
tidak nyata dan asing.
Kriteria Diagnosis :
1. Gejala depersonalisasi yaitu pasien
merasa pengalamannya seperti terlepas,
jauh,bukan dirinya, hilang, dsb
2. Gejala derealisasi yaitu orang atau
lingkungan sekitarnya tidak nyata, jauh,
semu, tanpa warna, tidak hidup, dsb
3. Memahami bahwa hal tersebut
merupakan spontan dan subjektif dan
bukan disebabkan oleh kekuatan dari
luar atau orang lain
4. Pengindraan tidak terganggu dan tidak
ada keadaan kebingungan atau epilepsi