You are on page 1of 32

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA OTHER URINARY


TRACT DISORDERS
Oleh Kelompok 4
AJ 1/ B 17

STRICTURE URETRA

ANATOMI & FISIOLOGI

Uretra
Uretra merupakan tabung yang menyalurkan urine keluar dari kandung
kemih melalui proses miksi. Secara anatomis uretra dibagi menjadi dua
bagian yaitu uretra posterior dan uretra anterior. Pada pria, organ ini
berfungsi juga dalam menyalurkan air mani.
Uretra diperlengkapi dengan sfingter uretra interna yang terletak pada
perbatasan kandung kemih dan uretra, serta sfingter uretra ekterna yang
terletak pada perbatasan uretra anterior dan posterior.
Panjang uretra wanita kurang lebih 3-5 cm, sedangkan uretra pria
dewasa kurang lebih 23-25 cm. Perbedaan panjang inilah yang menyebabkan
keluhan hambatan pengeluaran urine lebih sering terjadi pada pria.

Pengertian
Striktur uretra adalah penyempitan lumen uretra karena
fibrosis ada dindingnya. Penyempitan lumen ini disebabkan
karena dindingnya mengalami fibrosis dan pada tingkat yang
lebih parah terjadi fibrosis korpus spongiosum. (Purnomo, 2011)
Striktur uretra adalah penyempitan atau pengerutan
(konstriksi) lumen uretra. Striktur uretra kemungkinan
disebabkan oleh kongenital dan didapat.
(Shenoy, 2014)

Etiologi
Striktur uretra dapat disebabkan karena suatu
infeksi, trauma pada uretra, dan kelainan bawaan.
Infeksi yang paling sering menimbulkan striktura
uretra adalah infeksi oleh kuman gonokokus yang
telah menginfeksi uretra beberapa tahun
sebelumnya.

Manifestasi Klinis
Riwayat paparan terhadap gonore sebelumnya, riwayat
instrumentasi atau riwayat trauma pada uretra biasanya
ditemukan:
Sering terjadi pada usia muda (20-40 tahun)
Riwayat mengejan selama kencing
Nyeri dan pembengkakan suprapubik sebaga akibat
distensi buli
Striktura uretra dapat teraba di perineum sebagai lubang
kencing

Patofisiologi
Proses peradangan akibat trauma atau infeksi pada uretra

Terbentuknya jaringan sikatrik pada uretra

Aliran urine menjadi terhambat mengumpul di


rongga periuretra

Hambatan aliran urine hingga retensi urine

Derajat Penyempitan Uretra


Sesuai dengan derajat penyempitan lumennya, striktura
uretra dibagi menjadi 3 tingkatan, yaitu:
Ringan : jika oklusi yang terjadi kurang dari 1/3 diameter
lumen uretra.
Sedang : jika terdapat oklusi 1/3 sampai dengan diameter
lumen uretra.
Berat : jika terdapat oklusi lebih besar dari diameter
lumen uretra.

Pemeriksaan Penunjang
Uroflometri
Foto uretrografi
Foto bipolar sisto-uretrografi
Uretroskopi

Penatalaksanaan
Jika pasien datang karena retensi urine, secepatnya
dilakukan sistotomi suprapubik untuk mengeluarkan
urine
Tindakan khusus yang dilakukan terhadap striktur
uretra adalah :
Businasi (dilatasi) dengan busi logam
Uretrotomi interna
Uretrotomi eksterna

WOC

ASUHAN KEPERAWATAN

HIPOSPADIA

ANATOMI & FISIOLOGI


Testis
Testis merupakan 2 buah organ
glandula
yang
memproduksi
semen, terdapat di dalam
skrotumdan
digantung
oleh
fenikulus spermatikus. pada
janin, testis terdapat dalam
kavum abdominalis di belakang
peritoneum

Vesika Seminalis.
Vesika seminalis merupakan duaruangan diantara fundus vesika
urinaria dan rectum, masing-masing ruangan berbentuk piramid.
Pemeriksaan anteriorberhubungan dengan fundus vesika urinaria
Kelenjar (glandula) Prostat
Sebagian bersifal glandular dan sebagian lagi bersifatotot.
Glandula prostate terdapat dibawah orivisium uretra interna dan
sekeling permukaan uretra, melekat dibawah vesika urenariadalam
rongga pelpis dibawah simfisis pubisposterior

Epididimis
Epididymis adalah saluran halus yang panjangnya kira-kira 6cm,
terletak di sepanjang atas dan belakang testes dan terdiri dari
Kaput epididimis
Kauda epididymis
Ekstremitas superior
Ekstremitas inferior

Penis
Penis terletak menggantung di depan skrotum. Bagian ujung disebut
glands penis, bagian tengah korpus penis, danbagian pangkal radiks
penis. Kulit pembungkus amat tipistidak berhubungan dengan bagian
permukaan dalam dari organdan tidak mempunyai jaringan adipose.
Kulit iniberhubungan dengan pelvis, skrotum dan perineum.
Dibelakang orifisium uretra eksterna kulit inimembentuk perlipatan
kecil yang disebut frenulumprepusium. Kulit yang menutupi glans
penisbersambung dengan membrane mikosauretra pada orifisium
dan tidak mempunyai rambut.

Pengertian
Hipospadia adalah kongenital anomali yang mana uretra
bermuara pada sisi bawah penis atau perineum (Suriadi, 2010)
Hipospadia merupakan suatu kelainan congenital yang dapat
dideteksi ketika atau segera setelah bayi lahir, istilah hipospadia
menjelaskan adanya kelainan pada muara uretra pria. (Speer,
2007)

Etiologi
Penyebab yang jelas belum diketahui. Dapat dihubungkan
dengan beberapa faktor pencetus, antara lain:
1)Gangguan dan ketidakseimbangan hormone
2)Genetika
3)Lingkungan

Klasifikasi
Berdasarkan letak muara uretra setelah dilakukan koreksi
korde, Browne (1936) membagi hipospadia dalam tiga bagian
besar, yaitu :
(1) hipospadi anterior terdiri atas tipe glanural, subkoronal, dan
penis distal
(2) hipospadi medius terdiri atas: midshaft, dan penis proksimal
(3) hipospadi posterior terdiri atas: penoskrotal, skrotal, dan
perineal

Patofisiologi
Kelainan kongenital saluran kemih
Terbentuk korde
Gangguan penutupan urethral fold
Jaringan ikat tidak elastik
Penis membengkok ke arah ventral saat ereksi

Komplikasi
Kelainan lain yang dapat menyertai hipospadia adalah :
Mikropenis (penis berukuran lebih kecil dibanding ukuran
seusianya)
Pada kasus yang berat (tipe perineal) penampilan genitalia
eksterna dapat meragukan sehingga untuk menentukan
fenotipe diperlukan pemeriksaan kromatin seks

HIDRONEFROSIS

ANATOMI & FISIOLOGI


Secara
anatomis
ginjal
terbagi menjadi 2 bagian, yaitu
korteks dan medula ginjal.
Korteks ginjal terletak lebih
superfisial dan di dalamnya
terdapat berjuta-juta nefron.
Nefron
merupakan
unit
fungsional
terkecil
ginjal.
Medula ginjal yang terletak
lebih
profundus
banyak
terdapat duktuli atau saluran
kecil yang mengalirkan hasil
ultrafiltrasi berupa urine

Ginjal adalah sepasang organ saluran kemih yang terletak di


rongga retroperineal bagian atas. Bentuknya menyerupai kacang
dengan sisi cekungnya menghadap ke medial. Cekungan ini
disebut sebagai hilus renalis yang di dalamnya terdapat apeks
pelvis renalis dan struktur lain yang merawat ginjal, yakni
pembuluh darah, sistem limfatik, dan sistem saraf.
Besar dan berat ginjal sangat bervariasi; hal ini tergantung pada
jenis kelamin, umur, serta ada tidaknya ginjal pada sisi yang
lain.

Definisi
Hidronefrosis adalah dilatasi aseptik seluruh atau sebagian
sistem pelvikaliks ginjal sebagai akibat hambatan parsial
atau intermitten aliran urine. (Shenoy, 2014)

Etiologi
1. Hidronefrosis unilateral
a. Intramural (di dalam dinding)
Bawaan
Kelainan sambungan pelviureter (PUJ) (diskinesia PUJ atau akalasia PUJ)
Uroterokel
Didapat
Karsinoma ureter atau karsinoma buli yang menginfiltrasi lubang muara ureter
Striktura ureter sekunder sebagai akibat batu
Tuberkulosis pada ureter dan buli
Ekstramural

Contd
2. Hidronefrosis bilateral
a. Penyebab pada anak-anak
Fimosis
Stenosis meatal
Katup uretra posterior
Refluks vesikoureter bilateral
b. Pada dewasa muda
Striktur uretra
Pembuluh darah abberant bilteral.

c. Penyebab usia pertengahan atau


lanjut
Hipertrofi Prostat Jinak (BPH)
Kontraktur leher buli
Fibrosis retroperineal idiopatik
(Penyakit Ormond)
(Shenoy, 2014)

Patofisiologi
stenosis hubungan pielum dan ureter, kelainan
motilitas hubungan pelvioureter

Faktor di luar ureter dan


pielum

kompresi atau tekanan setelah


hidronefrosis timbul dan
membesar

Komplikasi

You might also like