You are on page 1of 19

Kemagnetan

Kelas X Semester 2

Kegiatan Belajar 6 :

KEMAGNETAN
InformasI
Pada kegiatan belajar ini siswa akan mengembangkan pengetahuan tentang konsep
kemagnetan, karakteristik dan besaran serta analisa rangkaian kemagnetan sesuai dengan
konsep kemagnetan. Pengetahuan siswa tentang konsep kemagnetan akan membantu
siswa untuk memahami bagaimana menjelaskan pengaruh histerisis kemagnitan dan
karakteristik dari perbedaan jenis bahan kemagnitan.
Tujuan
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, diharapkan siswa mampu:

Mendeskripsikan kekuatan tarik-menarik dan tolak-menokak antara kemagnetan.

Menjelaskan bermacam-macam karakteristik dan besaran, serta penggunaannya


untuk menganalisa rangkaian kemagnitan.

Menjelaskan pengaruh histerisis kemagnitan dan karakteristik dari perbedaan jenis


bahan kemagnitan.
Kemampuan awal
Sebelum mempelajari kegiatan belajar ini siswa harus sudah memiliki pengetahuan
tentang :
Matematika.
Konsep Dasar Rangkaian Listrik.
Pengukuran listrik
Persyaratan Lulus
Siswa dinyatakan kompeten pada kegiatan belajar ini apabila siswa telah menyelesaikan
seluruh latihan dan tes akhir dengan benar .
Keselamatan kerja
Hati-hati bila bekerja pada rangkaian listrik.
Periksa bahwa alat-alat ukur yang dipakai bekerja dengan baik.
Saat melakukan pengukuran pada rangkaian listrik, pastikan bahwa rangkaian tidak
bertegangan.
Periksa bahwa tegangan yang dipakai pada rangkaian listrik sudah sesuai dan
benar.

79

Kemagnetan

Kelas X Semester 2

Materi Pembelajaran :
6.1. Bahan Kemagnetan
Semua bahan secara umum di klasifikasikan menjadi dua kelompok. Kemungkinan magnet
atan non-magnet, tergantung pada derajat yang dapat mempengaruhi kemagnetannya.
Sebagian besar bahan yang kemudian di kelompokan, yang selanjutnya di klasifikasikan
menjadi bahan dia-magnetic dan paramagnetic. Karakteristik kemagnetan bahan tersebut
sangat diabaikan, dan secara ekstrem sukar untuk di ketahui. Jadi, untuk tujuan praktis, kita
dapat mengatakan bahwa secara keseluruhan non-magnetic. Bahan kemagnetan (besi,
kobal, dan ferrite) merupakan bahan ferromagnetic, semuanya dapat menunjukan pengaruh
kemagnetan yang sangat kuat. Dengan bahan tersebut bahwa kita dapat mencakup secara
prinsip.
6.2. Medan Magnet
Medan magnet dapat dibangkitkan oleh magnet permanen dan arus listrik yang mengalih
melalui pengahantar atau konduktor. Seperti medan listrik, suatu medan magnet
kemungkinan dianggap keberadaannya sebagai suatu kekuatan yang diransmisikan. Pada
kasus ini, kekuatan antara bahan kemagnetan. Medan magnet juga dapat dinyatakan
dengan garis kemagnetan atau fluksi magnet. Sifat tersebut yang memiliki karaktersitik
tertentu, sebagai berikut :
1) Selalu membentuk lingkaran tertutup. Tidak seperti garis-garis fluksi kelistrikan,
dimana memancarkan dari dan berakhir pada perubahan permukaan, garis-garis
fluksi magnet juga semua berada pada maknet yang dilaluinya.
2) Sifatnya elastis, jika bentuknya berubah kembali ke bentuk dan celah alaminya.
3) Pada celah di sekitar magnet, yang memancarkan garis-garis gaya kemagnetan dari
kutub utara (N) ke kutub selatan (S).
4) Tidak pernah bersilangan.
5) Kutub yang sama tolak-menolak dan kutub yang tidak sama tarik-menarik yang satu
dengan yang lainnya.
Karakteristik (1) dan (3) di ilustrasikan pada gambar 6-1 yang menunjukan pola medan
magnit yang dihasilkan oleh batang magnet.
Karakteristik (2) dan (4) digunakan untuk menjelaskan karakteristik (5), seperti yang di
ilustrasikan pada gambar 6-22 dan 6-3.
Pada kasus susunan gambar 6-.2, sebagai akibat garis-garis yang sifatnya elastis, yang
garisnya menghubungkan kedua magnet tersebut. Kecenderungan ini mengakibatkan kedua
magnet bersatu.

Gambar 6-1.
80

Kemagnetan

Kelas X Semester 2

Gambar 6-22.

Gambar 6-3.
Kekuatan tolak-menolak seperti yang ditunjukanpada gambar 6-3 menghasilkan garis-garis
antara kedua magnet yang tidak alami. Sekali lagi karena bereaksi elastis, garis-garis
tersebut akan berekspansi ke bentuk normal. Ini akan cenderung untuk mendorong magnet
terpisah.
Magnet permanen memiliki keuntungan yang tidak memerlu suplai oleh tenaga listrik untuk
menghasilkan medan magnet. Bagaimanapun juga, memiliki beberapa kerugian. Kekuatan
medannya tidak dapat di variasi. Pada prioda waktu tertentu akan kehilangan sifat
kemagnetannya (secara khusus jika pada fisiknya terjadi goncangan atau getaran). Untuk
kebanyakan aplikasi praktis kerugian tersebut tidak dapat diterima. Oleh karena itu
diperlukan metoda yang mudah untuk menghasilkan medan magnet.

Gambar 6-4.
Penambahan pengaruh panas suatu arus listrik juga menghasilkan medan magnet.
Kekuatan medan ini secara langsung sebanding dengan nilai arus. Jadi medan magnet
81

Kemagnetan

Kelas X Semester 2

yang dihasilkan dengan cara seperti ini sangat sederhana. Medan magnet adalah suatu
besaran vektor, seperti yang di indikasikan oleh tanda panah pada diagram sebelumnya.
Pola medan yang dihasilkan oleh arus listrik yang mengalir melalui konduktor yang di
ilustrasikan pada gambar 6-4(a) dan (b). Biasanya disebut screw rule dan asumsi kaidah
tangan kanan.
Pola fluksi yang dihasilkan oleh konduktor lurus dapat disesuaikan seperti pola medan
sebatang magnet. Ini direalisasikan oleh kumparan konduktor dalam bentuk kumparan.
Susunan ini diketahui sebagai solenoid. Prinsipnya di ilustrasikan pada gambar 2.5(a) dan
(b), yang menunjukan solenoid yang bersilangan. Gambar 6-5(a) menunjukan pola fluksi
yang dihasilkan oleh dua lilitan kumparan yang berdekatan. Bagaimanapun juga, garis-garis
gaya magnetnya tidak akan bersilangan, fluksi yang bentuknya berubah membentuk
kembali disekitas kumparan seperti yang ditunjukan pada gambar 6-.5(b).

Gambar 6-.5.
6.3. Rangkaian Kemagnetan
Rangkaian kemagnetan adalah semua ruangan yang ditempati oleh fluksi magnet. Gambar
6-6 memperlihatkan inti besi solenoid, dihubungkan dengan arus searah dan menghasilkan
fluksi. Dari sini apakah yang dapat diketahui kandungan rangkaian kemagnetan, selama
fluksi ada pada inti besi dan disekitarnya. Selain itu, dapat dilihat bahwa ruas garis di dalam
inti besi merupakan suatu kesatuan, sedangkan ruas udara yang bermacam-macam. Jadi ini
merupakan kesatuan medan magnet pada intinya dan bukan suatu kesatuan medan yang
tersisa pada rangkaian kemagnitan.
Untuk merancang dan menganalisa rangkaian kemagnitan sangat mudah, ini lebih mudah
jika suatu kesatuan medan dapat dihasilkan. Ini kemungkinan dapat direalisasikan dengan
menggunakan rangkaian kemagnitan secara lengkap. Salah satu bentuk rangkaian adalah
besi toroid, yang mengalirkan arus listrik disekeliling kumparan. Toroid adalah bentuk
doughnut yang memiliki lingkaran atau segiempat. Susunannya seperti yang ditunjukan
pada gambar 6-.7, dan dari sini dapat dilihat bahwa hanya bentuk toroid rangkaian
kemagnetan. Asalkan mempunyai bentuk persilangan selanjiutnya kandungan medan akan
terbentuk.

82

Kemagnetan

Kelas X Semester 2

Gambar 2.6

Gambar 6-.7

6.4. Fluksi Magnet dan Kerapatan Fluksi


Fluksi magnet adalah apa yang disebabkan oleh pengaruh magnet dapat dilihat seperti daya
tarik, daya tolak dan sebagainya. Satuan fluksi magnet adalah weber (Wb). Ini adalah nama
ilmuwan Jerman.
Jumlah weber dari fluksi setiap meter persegi didefinisikan sebagai kerapatan fluksi magnet
(B), yang diukur dalam tesla (T). Ini kadang-kadang menjadi suatu keraguan yang pertama,
oleh karena logika satuan tampaknya menjadi weber/meter2. Sesungguhnya, cara seperti ini
yang dapat dihitung : nilai fluksi dibagi dengan luas permukaan.
Simbol besaran untuk fluksi magnet dan kerapatan fluksi masing-masing adalah dan B.
Oleh sebab itu, kerapatan fluksi dapat dinyatakan seperti persamaan berikut :

Contoh Soal 6.1 :


83

Kemagnetan

Kelas X Semester 2

Permukan kutub magnet 3 x 2 cm dan membangkitkan fluksi 30 Wb. Hitung kerapatan


fluksi pada permukaan kutub tersebut.
Penyelesaian :
A = 3 x 2 x 10-4 m2 , = 30 x 10-6 Wb

B = 50 mT
Contoh Soal 6.2 :
Suatu medan magnet dengan kerapatan 0,6 T berada pada luas yang efektif 45 x 10-6 m2.
Tentukan fluksi.
Penyelesaian :
, maka
= 0,6 x 45 x 10-6 = 27 Wb

6.4. Gaya Gerak Kemagnitan (Magneto-motive Force/mmf)


Pada rangkaian listrik, arus listrik yang mengalir karena adanya gaya gerak listrik (electromotive force/emf). Sama halnya pada rangkaian magnet, fluksi magnet dikarenakan adanya
Gaya Gerak Kemagnitan (Magneto-motive Force/mmf). Konsep mmf untuk magnet
permanen adalah sukar. Secara kebetulan ini sederhana jika kita menganggap fluksi yang
dihasilkan oleh arus listrik yang mengalir melalui kumparan. Ini kebanyakan kasus untuk
mempraktekan rangkaian magnet.
Pada bagian 6.2 kita lihat bahwa masing-masing lilit kumparan memiliki kontribusi terhadap
jumlah fluksi yang dihasilkan, sehingga fluksi secara langsung sebanding dengan jumlah
lilitan pada kumparan. Demikan juga fluksi secara langsung sebanding dengan nilai arus
listrik yang dialirkan pada kumparan.
Dengan menempatkan kedua fakta tersebut kita dapat mengatakan bahwa mmf hasil dari
arus listrik dan jumlah lilitan. Simbol besaran untuk mmf (gaya gerak kemagnitan) adalah F
(sama seperti untuk gaya mekanik). Jumlah lilitan adalah hanya jumlah saja tanpa ukuran.
Satuan SI untuk mmf adalah amper. Bagaimanapun juga, ini cederung akan
membinggungkan siswa terhadap bahasan ini. Untuk alasan tersebut melalui kegiatan
belajar ini, satuannya akan dikutip sebagai amper lilit (At).
F = NI amper lilit
Contoh soal 6.3 :
1500 lilit kumparan dililit pada besi toroid 5 cm2, hitung mmf dan kerapatan fluksi yang
dibangkitkan, besarnya fluksi 0,2 mWb jika kumparan tersebut dialiri arus listrik 0,75 A.
Penyelesaian :
N = 1500, A = 5 x 10-4m2, = 0,2 x 10-3Wb, I = 0,75 A.
F = NI amper lilit = 1500 x 0,75 = 1125 At
84

Kemagnetan

Kelas X Semester 2

Contoh soal 6.4 :


Hitung arus eksitasi yang diperlukan pada 600 lilit kumparan untuk membangkitkan mmf
1500 At.
Penyelesaian :
N = 60, F = 1500 At

6.5. Kuat Medan Magnet.


ini sama dengan kemagnetan terhadap kuat medan listrik pada elektrostatis. Ini telah
ditemukan bahwa kuat medan listrik sama dengan potensial gradian dan di ukur dalam
volt/meter. Sekarang, volt adal satuan dari emf dan telah kita lihat bahwa mmf dan emf
adalah besaran yang sebanding, diman mmf dapat dianggap sebagai potensial kelistrikan
pada rangkaian kemagnetan. Oleh sebab itu kuat medan magnet didefinisikan sebagai mmt
per meter pada rangkaian kemagnetan.

Gambar 6.8
Simbol besaran untuk kuat medan magnet adalah H, satuannya diukur dengan amper
lilit/meter.

Dimana l adalah panjang rata-rata rangkaian kemagnetan. Jadi, jika rangkaian terdiri dari
lingkaran toroid, maka panjangnya adalah lingkaran. Ini di ilustrasikan pada gambar 6.8(a)
dan (b).
Contoh soal 6.5 :
Arus listrik 400 mA mengalir melalui 550 lilit kumparan pada toroid dengan diameter 8 cm.
Hitung kuat medan magnet.
Penyelesaian :
85

Kemagnetan

Kelas X Semester 2

I = 0,4 A, N = 550, d = 8 x 10-2 m


l = d meter = 3,14 x 8 x 10-2 = 0,251 m

6.6. Permeability pada Ruang Terbuka (0)


Kita telah mengetahui pada elektrostatis bahwa permeabitas dielektrik adalah pengukuran
dielektrik medan listrik yang berada disekitarnya. Pada rangkaian kemagnetan berdasarkan
kuantitasnya adalah permeabilitas bahan.
Jika medan magnet berada dalam ruangan vakum, selanjutnya perbandingan kerapatan
fluksi terhadap kuat medan magnet yang merupakan suatu konstanta, disebut permeabilitas
pada ruangan bebas.

Bandingkan dengan

Nilai

0 digunakan sebagai acuan permeabilitas pada semua bahan.

6.7. Permeabilitas Relatif (r)


Mengangap solenoid inti udara dengan nilai arus listrik yang mengalir konstan. Mmf akan
dibangkitkan suatun kerapatan fluksi pada inti udara tersebut. Jika inti besi dimasukan, disini
akan didapatkan kenaikan kerapatan fluksi. Untuk menghitung hasilnya yang berbeda pada
bahan yang berbeda, kuantitas yang diketahui sebagai permeabilitas relatif yang digunakan.
Ini didefinisikan sebagai perbandingan kerapatan fluksi yang dibangkitkan pada inti besi,
juga yang dibangkitkan pada udara, untuk mmf yang sama diaplikasikan.

Dimana B2 adalah kerapatan fluksi yang dibangkitkan pada inti besi dan B1 adalah kerapatan
fluksi yang dibangkitkan pada udara.
Bandingkan terhadap persamaan yang digunakan pada elektrostatis,

86

Kemagnetan

Kelas X Semester 2

6.8. Permeabilitas Mutlak ()


Permeabilitas mutlak pada bahan adalah perbandingan kerapatan fluksi terhadap kuat
medan magnet, untuk mendapatkan mmf.

tetapi karena 0 adalah nilai acuan, maka = 0r


bandingkan ini dengan persamaan = 0 r

Contoh soal 6.6 :


Solenoid dengan luas inti 15 cm2 dan permeabilitas relatif 65, membangkitkan fluksi
200Wb. Jika bahan intinya diganti menjadi permeabilitas relatif 800 menjadi berapa fluksi
dan kerapatan fluksi yang baru?
Penyelesaian :
A = 15 x 10-4, r1 = 65, 1 = 2 x 10-4Wb, r1 = 800

Sekarang, inti yang asli 65 kali lebih efektif dari udara. Inti kedua 800 kali lebih efektif dari
udara. Oleh sebab itu, kita dapat mengatakan bahwa inti kedua akan membangkitkan
kerapatan fluksi lebih besar. Perbandingan kedua kerapatan fluksi menjadi 800/65 = 12,31 :
1. Jadi inti kedua akan menghasilkan kerapatan fluksi 12,31 kali lebih besar dari yang
dibangkitkan oleh inti pertama.
Jadi B2 = 12,31 B1 = 12,31 x 0,133
B2 = 1,641 T
Dan 2 = B2A weber = 1,641 x 15 x 10-4 = 2,462 mWb

Contoh soal 6.7 :


Toroida dengan radius 40 mm, luas 3 cm 2, dan permeabilitas relatif 150, diliit menjdi
kumparan 900 lilit yang dapat mengalirkan arus listrik 1,5 A. Hitung (a) mmf, (b) kuat medan
magnet dan (c) fluksi dan kerapatan fluksi.
Penyelesaian :
r = 0,04 m, A = 3 x 10-4 m2, r = 150, N = 900, I = 1,5 A
(a). F = NI amper lilit = 900 x 1,5 = 1350 At
(b). H = F/l amper lilit/meter, dimana l = 2
= 1350/(2 x 0,04) = 5371,5 At/m
(c). B = 0rH Tesla = 4 x 10-7 x 150 x 5371,5 = 1,0125 T
87

Kemagnetan

Kelas X Semester 2

= BA weber = 1,0125 x 3 x 10-4 = 303,75 Wb


Contoh soal 6.8 :
Toroida baja dengan ukuran seperti yang ditunjukan pada gambar 6-9 dililit dengan
kumparan kawat 500 lilit. Berapa nilai arus listrik yang diperlukan pada kumparan untuk
membangkitkan fluksi 250Wb pada toroida, jika kondisi permeabilitas relatif toroida 300.

Gambar 6-9.
Penyelesaian :
r = 3 x 10-2m, A = 4,5 x 10-4m2, N = 500, = 250 x 10-6Wb, r = 300
panjang efektif toroida, l = 2 r meter = 2 x 3 x 10-2m = 0,188 m

Selanjutnya, B = 0rH Tesla

F = Hl = 1474 x 0,188 = 277 At


I = F/N = 277/500 = 0,55 A

Contoh soal 6.9 :


Kumparan kawat diameter 0,5 mm yang dililit satu lapis pada silinder kayu panjang 5 cm
dan luas 7 cm2. Jika pada kumparan tersebut dialirkan arus listrik 0,2 A, hitung (a) mmf yang
dibangkitkan, (b) kerapatan fluksi dan (c) fluksi yang dibangkitkan.
Penyelesaian :
(a). I = 0,2 A, l = 5 x 10-2m, A = 7 x 10-4m2, d = 0,5 x 10-3, r = 1 (kayu)
Sebab F = NI lilit amper, yang pertama diperlukan untuk menghitung jumlah lilit kumparan
kawat. Mengangap gambar 2.10 yang menunujukan kumparan kawat pada silinder kayu.
Dari gambar 2.10 dapat dilihat bahwa jumlah lilitnya didapatkan dengan membagi panjang
silinder kayu dengan diameter kawat.

88

Kemagnetan

Kelas X Semester 2

Jadi F = NI = 100 x 0,2 = 20 At

Gambar 6-.9.
(b).

Karena kita belum mengetahui nilai fluksi, tetapi dapat menghitung nilai H, maka persamaan
kedua diperlukan untuk digunakan.

B = 0r B = 4 x 10-7 x 1 x 400 = 5,026 x 10-4 = 503 T


(c). = BA = 503 x 10-6 x 7 x 10-4 = 0352 Wb
6.9. Kurva Magnetisasi (B/H)
Kurva magnetisasi adalah grafik kerapatan fluksi yang bangkitkan pada rangkaian
kemagnetan seperti kuat medan magnet yang bermacam-macam. Karena H = NI/l, maka
pada rangkaian kemagnetan, kuat medannya bermacam-macam oleh arus yang mengalir
pada kumparan yang bermacam-macam.
Jika rangkaian kemagnetan seluruhnya terdiri dari udara, atau suatu bahan non-magnetik
maka grafik yang dihasilkan merupakan garis lurus. Alasan untuk hal tersebut karena r = 1
untuk semua bahan non-magnetik, maka perbandingan B/H tetap konstan. Sayangnya,
permeabilitas relatif bahan magnet tidak tetap konstan untuk semua nilai kuat medan yang
diaplikasikan, yang menghasil grafik kurva.

(a)

(b)
Gambar 6-10.
89

Kemagnetan

Kelas X Semester 2

Gambar 6-11.

Bagaimanapun juga, seperti arus magnetisasi kumparan yang naik perlahan-lahan, molekul
magnet bergerak. Ini menghasilkan derajat polarisasi bahan, seperti yang ditunjukan pada
gambar 6-10(a). Arus pada kumparan kontinyu naik, maka molekul magnet kontinyu menjadi
lebih sejajar. Akhirnya, arus pada kumparan akan cukup untuk mensejajarkannya. Ini artinya
bahwa fluksi akan mencapai nilai maksimum. Selanjutnya kenaikan arus akan menghasilkan
kenaikan fluksi. Bahan dikatakan mencapai saturasi kemagnetan, seperti yang ilustrasikan
pada gambar 6-10(b)
Jenis kurva magnetisasi untuk udara dan bahan magnet ditunjukan pada gambar 6-11.
dengan catatan bahwa kerapatan fluksi yang dihasilkan untuk nilai H sangat besar pada
bahan magnet. Tanjakan grafik adalah B/H = 0r, dan tanjakan ini bermacam-macam.
Karena 0 konstan, selanjutnya nilai r untuk berbagai bahan magnet seolah-olah tanjakan
grafiknya bermacam-macam.
Beragam r dengan beragam H kemungkinan diperoleh dari kurva B/H, dan menghasilkan
grafik r/H ditunjukan pada gambar 6-12. kurva magnetisasi untuk berbagai bahan magnet
ditunjukan pada gambar 6-13.

90

Kemagnetan

Kelas X Semester 2

Gambar 6-12.
Contoh soal 6.10 :
Toroida besi memiliki jari-jari 0,1m dan luasnya cm2 dililit dengan kumparan 100 lilit.
Kumparan di aliri arus listrik menghasilkan fluksi 0,1775mWb pada toroida tersebut.
Gunakan data-data berikut, tentukan (a) arus listrik pada kumparan dan (b) permeabilitas
relatif toroida pada kondisi tersebut,
H(At/m)
B(T)

80
0,50

85
0,55

90
0,58

95
0,59

100
0.6

Penyelesaian :
Langkah pertama penyelesaian masalah ini adalah membuat skema bagian grafik B/H dari
data yang diberikan.
Catatan : ini harus diskemakan secara akurat pada kertas grafik. Nilai yang digunakan pada
contoh ini diperoleh dari grafik.

Dari skema grafik, jika B = 0,565T, H = 88 At/m

91

Kemagnetan

Kelas X Semester 2

Gambar 6.13.

(a). Panjang toroida, l = 2r = 0,27 m

(b).

Contoh soal 6.11 :


92

Kemagnetan

Kelas X Semester 2

Toroida besi tuang panjang 15 cm dililit dengan kumparan 2500 lilit, arus magnetisasi yang
mengalir 0,3 A. Hitung kerapatan fluksi yang dibangkitkan dan permeabilitas relatif pada
kondisi tersebut.
Penyelesaian :
Karena data B/H diperlukan untuk penyelesaian, tetapi belum dikutip, maka kurva B/H untuk
besi tuang yang ditunjukan pada gambar 6-13 akan digunakan.
l = 0,15m, N = 2500, I = 0,3A

dari grafik untuk besi tuang pada gambar 6-13, kerapatan fluksi adalah B = 0,75T, tetapi

6.10. Reluktansi (S)


Perbandingan antara rangkaian listrik dan rangkaian kemagnetan. Kita bandingkan mmf dan
emf, arus listrik dan fluksi dankenaikan potensial dengan kuat medan magnet. Selanjutnya
perbadingan dilakukan sebagai berikut.
Resiatansi pada rangkaian listrik dapat membatasi arus listrik yang mengalir dengan emf
yang di aplikasikan. Sama halnya pada rankaian kemagnetan fluksi yang dibangkitkan oleh
mmf dapat dibatasi oleh reluktansi rangkaian. Jadi, reluktansi pada rangkaian kemagnetan
adalah berlawanan dengan keberadaan fluksi magnet.
Pada rangkaian listrik,

Pada rangkaian magnet,

Jadi,

Maka reluktansi,

Tetapi,
Maka,

93

Kemagnetan

Kelas X Semester 2

Contoh soal 6.12


Ring besi dengan luas 8 cm2 dan diameter 24 cm, memiliki lebar celah udara 3 mm,
diperlukan untuk membangkitkan 1,2 mWb pada celah udara. Hitung mmf yang diperlukan,
dengan permeabilitas relatif 1200 pada kondisi operasi tersebut.
Penyelesaian :
AFe = Agap = 8 x 10-4 m2, = 1,2 x 10-3, r = 1200, lgap = 3 x 10-3 m, lFe = 0,24 x m
Untuk rangkaian besi :

Untuk celah udara :

Rangkaian reluktansi total ;

6.11. Perbandingan Besaran Listrik, Magnet dan Elektrostatik


Meskipun sejumlah telah dibuat dalam naskah tertulis, perbandingan tersebut akan
bermanfaat untuk dirinci pada satu halaman. Ini untuk membantu pada ketiga sistem dalam
keadaan tertentu, tabel 2.1 tujuan layanan.
94

Kemagnetan

Kelas X Semester 2

Tabel 6.1. Perbandingan Kuantitas.

Rincian dibawah ini beberapa persamaan yang dapat dibandingkan,

Rangkuman :
Kerapatan fluksi magnet :
Gaya gerak magnet (mmf) :
95

Kemagnetan

Kelas X Semester 2

Kuat medan magnet :


Permeabilitas :

Reluktansi :

Soal-soal Latihan :
1.

Permukaan kutub magnet 4cm x 3cm dan menghasilkan fluksi 0,5 mWb. Hitung
kerapatan fluksi.

2.

Kerapatan fluksi 1,8T berada pada celah udara dengan luas efektif 11cm 2. Hitung nilai
fluksi.

3.

Jika fluksi 1,8mWb memiliki kerapatan 1,25T. Tentukan luas medannya.

4.

Kumparan magnet 850 lilit dialiri arus listrik 25mA. Tentukan mmf yang dihasilkan.

5.

Diperlukan untuk membangkitkan mmf 1200 At dari kumparan 1500 lilit. Berapakah arus
listrik yang diperlukan.

6.

Arus listrik 2,5A jika mengalir melalui kumparan yang membangkitkan mmf 675At.
Hitung jumlah lilit kumparan tersebut.

7.

Suatu toroida diaplikasikan pada mmf 845At. Jika panjang torida tersebut 15cm,
tentukan kuat medan magnet yang dihasilkan.

8.

Kuat medan magnet 2500At/m berada pada rangkaian kemagnetan dengan panjang
45cm. Hitung nilai mmf yang diaplikasikan.

9.

Hitung arus listrik yang diperlukan pada kumparan 500 lilit untuk membangkitkan kuat
medan magnet 4000At/m pada suatu rangkaian besi yang memiliki panjang 25cm.

10. Kumparan 400 lilit pada toroida besi panjangnya 18cm dan luas 4,5cm 2, jika arus listrik
2,25A mengalir pada kumparan tersebut menghasilkan fluksi 0,5mWb, tentukan (a)
mmf, (b) kerapatan fluksi, (c) kuat medan magnet.
11. Kumparan dengan inti udara dengan kerapatan fluksi 25mT. Bila inti besi dimasukan
kedalam kumparan tersebut kerapatan fluksinya meningkat menjadi 1,6T. Hitung
permeabilitas relatif besi dalam kondisi tersebut.
12. Rangkaian kemagnetan dengan diameter 12cm diaplikasikan pada mmf 275At. Jika
menghasilkan kerapatan fluksi 0,8T, hitung permeabilitas relatif rangkaian dalam kondisi
tersebut.
13. Toroida dengan jari-jari 35mm, luas efektif 4cm2 dan permeabilitas relatif 200, dengan
kumparan 1000 lilit mengalirkan arus listrik 1,2A. Hitung (a) mmf, (b) kuat medan
magnet, (c) kerapatan fluksi dan (d) fuksi pada toroida.
14. Rangkaian magnet segi-empat 1,5 x 1,5cm dan panjangnya 20cm dililit dengan
kumparan 500 lilit. Diberikan data B/H berikut, tentukan (a) arus listrik yang diperlukan
untuk membangkitkan fluksi 258,8Wb dan (b) permeabilitas relatif rangkaian pada
kondisi tersebut.
96

Kemagnetan

Kelas X Semester 2

B(T)

0,9

1,1

1,2

1,3

H(At/m)

250

450

600

825

15. Toroia besi tuang berdasarkan data B/H. Lengkapi data menurut nilai r dan seterusnya
skema grafik r/H dan (a) dari grafik yang telah anda lengkapi tentukan nilai kuat medan
magnet dimana permeabilitas relatif besi tuang tersebut 520, dan (b) nilai permeabilitas
relatif jika H = 1200 At/m.
B(T)

0,15

0,35

0,74

1,05

1,25

1,39

H(At/m)

250

500

1000

1500

2000

2500

16. Toroida lingkaran dengan diameter 25cm dan luas 4cm2 memiliki celah udara 1,5mm.
Toroida dililit dengan kumparan 1200 lilit dan fluksi 0,48mWb. Jika dengan kondisi
permeabilitas relatif toroida 800, hitung arus listrik yang diperlukan.
17. Rangkaian kemagnetan tertutup terbuat dari baja silikon yang terdiri dari dua bagian,
dihubungkan seri. Salah satu panjang efektifnya 42mm dan luas 85 mm 2, dan yang lain
panjangnya 17mm dan luas 65mm2. Kumparan 500 lilit digulung pada bagaian kedua
dan mengalir arus listrik 0,4A. Tentukan kerapatan fluksi pada bagian panjang 17mm
jika permiablitas relatif silikon baja pada kondisi tersebut adalah 3000.
18. Rangkaian kemagnetan dengan luas 0,45cm2 terdiri dari bagian pertama yang
panjangnya 4cm dan r = 1200, dan bagian kedua yang panjangnya 3cm dan r = 750.
100 lilit kumparan di masukan pada bagian pertama dan mengalirkan arus listrik 1,5A.
Hitung fluksi yang dibangkitkan pada rangkaian tersebut.

97

You might also like