You are on page 1of 6

Askep Kebutaan

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kebutaan adalah berkurangnya penglihatan sehingga seseorang tidak mampu mandiri dalam
pekerjaan, menyebabkan seseorang bergantungan pada orang lain, badan atau alat bantu
agarv dapat bertahan hidup (Johnp, Whitcher, Md, Mpd)
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mendapat gambaran lansung tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan
KEBUTAAN.
2. Tujuan Khusus
Mendapat gambaran lansung tentang proses keperawatan pada pasien dengan
KEBUTAAN.
Mendapat gambaran secara teoritis diagnosa pada pasien dengan KEBUTAAN.

BAB II
KONSEP DASAR KEBUTAAN
A. PENGERTIAN
Buta adalah suatu keadaan dimana seorang tidak dapat menjalankan pekerjaan-pekerjaan
yang memerlukan penglihatannya sebagai hal esensial sebagai mana orang sehat (WHO dan
UNICEF)
B. ETIOLOGI
Cataract adalah penyebab utama dari kebutaan, dengan trakoma, lepra, onkonserkahasis,
dan xeroftalmia (keadaan selaput ikat mata yang kering karena kekurangan vitamin A
kadang-kadang sampai selaput bening rusak).
Lepra = Kusta
Trakoma adalah radang selaput ikat mata yang bersifat menular yang disebabkan oleh
mikroorganisme chylamidia dan juga ditandai dengan butir-butir kecil sehingga selaput ikat
tampak kasar.
Ketuaan (Umur), proses penuaan.
Retinopati diabetes
Gangguan degenerasi retina herediter
Defisiensi Vitamin A

C. KRITERIA KEBUTAAN
WHO menggolongkan buta :
1. Tajam penglihatan kurang dari 3/60

2. Lapang pandangan kurang dari 20


3. Tajam penglihatan dapat lebih baik dari 3/60
4. Masih mengenal warna
5. Masih mengenal warna yang dilihat
6. Terdapatnya cacat penglihatan dilihat dari segi sosial.
D. PATOFISIOLOGI
Gangguan penglihatan terdiri dari kesalahan refraksi dengan lensa sampai dengan kebutaan
total. Dimana seseorang tidak dapat lagi menerima cahaya untuk maksud yang legal kebutaan
di defenisikan secara tepat untuk menentukan macam-macam bantuan yang diperlukan
Pada pasien dengan kebutaan, yang mana dapat diakibatkan karena glaukoma dan diabetes
melitus (DM), Glaukoma dapat diturunkan atau dapat merupakan penyulit
Kalainan utama adalah akibat kelainan makula (bintik kuning), penyakit retina (selaput
jala), yang merupakan bagian dalam mata yang menerima rangsangan sinar untuk dapat
dilihat mengalami degenerasi yang akan mengakibatkan kerusakan penglihatan sentral.

E. PENATALAKSANAAN
Kebutaan adalah suatu hal yang tidak dapat diperbaiki secara medis, namun terdapat 2 tipe
alat bantu yang memperbaiki penglihatan untuk dapat melakukan pekerjaan yaitu optikal dan
nonoptikal.
Alat optik, seperti lensa atau gabungan lensa untuk membuat pembesaran seperti :
Lensa kontak, untuk gangguan penglihatan akibat kornea yang ireguler.
Lensa kontak teleskopik, sistem lensa kontak dapat diubah menjadi sistem teleskopik
(sistem lensa kontak teleskopik).
Lensa kontak dengan lubang kecil (pinhole), berguna pada ieregular, kekeruhan pada
kornea, pupil yang melebar terus (iridiolegia), pupil distrosi, koloboma iris, dan aniridia.
Kacamata pembesar, biasanya kekuatan lensa konveks-konveks atau plano konveks yang
berkekuatan +4 -+20.00
Loupe, loupe memakai lensa sferis
Lensa pembesar binocular
Kacamata berlubang kecil, memperbaiki penglihatan pada mata dengan fungsi mecula
masih baik.
Pembesaran sistem jauh dengan sistem optik
Kacamata teleskopik, bentuk kombinasi lensa konveks dan lensa konkaf yang terpisah
akan terjadi penyebaran sinar, sehingga terjadi memperbesar penglihatan.
Sclip on, lensa yang dijepitkan atau clip on merupakan kacamata teleskopik atau pin hole
yang dijepit pada kacamata biasa.
Pembesaran melihat dekat dengan sistem nonoptik
Mendekatkan mata
Huruf diperbesar
Sistem Proyeksi
Closed-circuid televisi (CCTV), memperbayangan pada layar Televisi
Alat penolong lain
Membaca dan steno dengan huruf Braile.
Teknik nonoptik yang paling sederhana adalah dengan mendekatkan benda yang akan
dilihat. Meletakkan dekat sekali (1 meter) pada layar Televisi, tidak akan merusak mata.
Penerangan yang benar adlah perlu pada penglihatan lemah (low vision). Pada keadaan ini

sinar dengan intensitas tinggi dengan tangan yang dapat diatur den berguna. Lensa obsertif
berguna untuk mengurangi silau.

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KEBUTAAN
PENGKAJIAN
1. Identitas terdiri dari
Nama : Ardi gunawan
Umur : Biasanya sering terjadi pada umur 40 - 60 tahun
Jenis Kalamin : Laki-laki
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Biasanya terjadi pada pekerja-pekerja industri
Status : Kawin
Agama : Islam
Alamat : Lambaro
Suku : Aceh
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Pasien mengatakan tidak dapat melihat
b. Riwayat penyakit sekarang
Penglihatan yang tidak dapat dikoreksi dengan kacamata dan tidak nampak sama sekali
c. Riwayat penyakit lalu
Pasien mengalami DM, degenerasi retina, katarak
d. Riwayat obat-obatan
Alergi atau atopi penggunaan obat, Antibiotik, steroid, Asetazolamit
e. Riwayat keluarga
Hipertensi dan DM
f. Genogram keluarga
3. Pola Kebiasaan
a. Pola nutrisi
Pemenuhan nutrisi pasien tidak terganggu
b. Pola eliminasi
Biasanya pola eliminasi buang air besar dan buang air kecil (bab bak) teratur dan tidak
terganggu
c. Pola istirahat
Pola istirahat tidak terganggu
d. Pola aktifitas
Pola aktifitsnya sangat terganggu
4. Data Psikologis
Pasien mengalami gangguan citra diri

5. Data Sosial
Pasien mengalami keterbatasan/perubahan dalam hubungan sosial

6. Riwayat Spritual
Pada keadaan tertentu mengalami keterbatasan /perubahan dengan masalah spritual
7. Pengkajian Fisik
1. Keadaan umum (k/u) : lemah
Vital sign
Tekanan darah : 120/90 mmHg
Nadi : 93 x / menit
Pernafasan : 23 x / menit
Temperatur : 36,5 celcius
2. Pemeriksaan fisik
Inpeksi
Auskultsi
Palpasi
Perkusi
8. Pemeriksaan penunjang
Diagnosa Medik :
Lapang pandang
Ketajaman penglihatan menurun
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan sensori perseptual penglihatan bhd status organ indra mata/kebutaan
Tujuan : Mengenal gangguan sensori dan berkompensasi terhadap perubahan
Intevensi : Orientasikan pasien terhadap lingkungan, staf, orang lain di areanya
Lakuakan tindakan untu membantu pasien menangani keterbatasan penglihatan
Dororng mengekspresikan perasaan tentang kehilangan/kemungkinan kehilangan penglihatan
Pastikan derajat/tipe kehilangan penglihatan
Rasional : - Memberikan peningkatan kenyamanan dan kekeluargaan
- Menurunkan bahaya keamanan sehubungan dengan perubahan lapang pandang/kehilangan
penglihatan dan akomudasi pupil terhadap sinar lingkungan
- Sementara intervensi dini mencegah kebutaan, pasien menghadapi kemungkinan/mengalami
pengalaman kehilangan penglihatan sebagian/total
- Memepengaruhi harapan masa depan pasien dan pilihan intervensi
2. Risiko cedera bhd kerusakan penglihatan
Tujuan : Melindungi dari cedera
Intervensi : - Pertahankan perlindungan mata sesuai indikasi
- Tempatkan seluruh peralatan makan dan barang-barang pribadi dalam jangkauan yang
mudah diraih
- Perhatikan keamanan lingkungan
- Dorong untuk memanggil perawat sebelum ambulas, bantu dengan jalan berdiri disamping
tempat tidur

Rasional : - Dipergunakan untuk melindungi dari cedera kecelakaan dan menurunkan


gerakan mata
- Memberikan peningkatan kenyamanan dan menurunkan kecemasan
- Untuk mencegah resiko cedera pada pasien
- Menurunkan resiko jatuh bila pasien bingung/tidak kenal ukuran tempat tidur
3. Ansietas bhd ketidak cukupan pengetahuan tentang kondisi, perawatan, pengobatan dan
pembatasan aktifitas
Tujuan : Menurunkan atau menglhilangkan ansietas serta penerimaan pemahaman intruksi
Intervensi : - Dorong percakapan untuk mengetahui perasaan dan tingkat pemahaman
pasien
- Kaji tingkat ansietas, derajat pengalaman nyeri/timbulnya gejala tiba-tiba dan pengetahuan
kondisi saat ini
- Dorong pasien untuk mengakui masalah dan mengekspresikan perasaan
- Identifikasi sumber/orang yang menolong
Rasional : - Informasi dapat menghilangkan ansietas
- Faktor ini mempengaruhi persepsi pasien terhadap ancaman dini, potensial siklus ansietas,
dan dapat mempengaruhi upaya medik untuk mengontrol TIO
- Memberikan kesempatan untuk pasien menerima situasi nyata, mengklasifikasi salah
konsepsi dan pemecahan masalah
- Memberikan keyakinan bahwa pasien untuk sendiri dalam menghadapi masalah

BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Buta adalah suatu keadaan dimana seorang tidak dapat menjalankan pekerjaan-pekerjaan
yang memerlukan penglihatannya sebagai hal esensial sebagai mana orang sehat. Kebutaan
disebabkan oleh cataract adalah penyebab utama dari kebutaan, dengan trakoma, lepra,
onkonserkahasis, dan xeroftalmia dimana keadaan selaput ikat mata yang kering karena
kekurangan vitamin A kadang-kadang sampai selaput bening rusak. Kebutaan adalah suatu
hal yang tidak dapat diperbaiki secara medis, namun terdapat 2 tipe alat bantu yang
memperbaiki penglihatan untuk dapat melakukan pekerjaan yaitu optikal dan nonoptikal
2. Saran
Diharapkan kepada mahasiswa/i agar dapat meningkatkan ilmu pengetahuan dan wawasan
tentang kesehatan mata.
Diharapkan kepada seluruh instansi kesehatan dapat memberikan penyuluhan tentang
kesehatan mata atau kebutaan, kepada seluruh lapisan masyarakat.
Diharapkan kepada seluruh masyarakat umum agar dapat menerapkan pola hidup sehat
sejak dini dimulai dari Individu itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA
1. Dorlana, 2006, Kamus Kedokteran, Penerbit Buku Kedoteran EGC Jakarta.
2. Hidayat, A. Azis Alimun, 2004 Kebutaan Dasar Manusia EGC, Jakarta.
3. Marilyne E, 1999, Doengus. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
4. Vaughan, 2000, General Oftamology, Jakarta.
5. http//www.Emedicine.com/news/2004
Diposkan oleh Khairul Fahmi.com di 03.48
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest

You might also like